BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan Nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri sendiri serta sikap dan prilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian Pendidikan Nasional akan mampu mewujudkan manusiamanusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta sama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Salah satu usaha untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional di atas yang perlu dilakukan adalah pemantapan pelaksanaan laboratorium. Pembelajaran di laboratorium merupakan proses pembelajaran termahal di antara proses pembelajaran yang lain. Selain itu sebagian besar pembelajaran di laboratorium berhubungan dengan peralatan yang mahal, zat kimia yang berbahaya, listrik tegangan tinggi, peralatan berputar, peralatan dengan suhu atau tekanan tinggi, dan risiko-risiko lainnya. Oleh karena itu pembelajaran laboratorium yang efektif, efisien, dan aman perlu dirumuskan, diketahui, dan difahami oleh seluruh sivitas akademika. Program Penyelenggaraan laboratorium yang disusun harus memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan pembangunan nasional dan perkembangan perkembangan ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi.
1
Selain itu salah satu fungsi pengajaran Sains adalah melatih siswa untuk menggunakan menggunakan metode ilmiah i lmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Melalui kegiatan laboratorium juga ketrampilan proses sebagai salah satu pendekatan pendekatan mengajar dapat dioperasikan secara maksimal. Agar pelaksanaan kegiatan laboratorium tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, diperlukan suatu petunjuk pelaksanaan dan bentuk Program
Kerja
Laboratorium
yang
memuat
penjelasan
mengenai
pengorganisasian pengorganisasian dan cara kerja kegiatan laboratorium di tingkat perguruan tinggi. Laboratorium menggunakan banyak peralatan-peralatan dan bahan-bahan yang kadang berbahaya bagi kesehatan maupun keselamatan jiwa. Untuk it u perlu dibuat aturan dalam penggunaannya. penggunaannya. Keselamatan kerja di laboratorium IPA menyangkut keselamatan terhadap pengguna dan juga keselamatan terhadap alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan. Dalam hal keselamatan pengguna maka perlu dibuatkan aturan atau tata tertib di laboratorium serta peringatan-peringatan terhadap bahan-bahan yang berbahaya, sedang keselamatan terhadap alat-alat perlu diperkenalkan bentukbentuk dan nama-nama alat serta bagaimana cara menggunakan dan cara menyimpannya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “ Cara Kerja Di Laboratorium”
2
1.2 Rumusan Masalah.
a. Pengertian Laboratorium? b. Bagaimanakah cara kerja di laboratorium? c. Bagaimanakah simbol-simbol di laboratorium? d. Bagaimanakah keselamatan kerja di laboratorium? e. Bagaimanakah pertolongan pertama pada kecelakaan di laboratorium? f. Bagaimanakah aturan penangganan limbah laboratorium? 1.3 Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui pegertian laboratorium! b. Untuk mengetahui cara kerja laboatorium! c. Untuk mengetahui simbol-simbol di laboratorium! d. Untuk mengetahui teknik kerja di laboratorium! e. Untuk megetahui pertolongan pertama pada kecelakaan! f. Untuk mengetahui aturan penangganan limbah labortorium!
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Laboratorium
Laboratorium adalah suatu sarana atau gedung yang dirancang khusus untuk melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian untuk keperluan penelitian ilmiah dan praktik pembelajaran. Kata laboratorium merupakan bentuk serapan dari bahasa Belanda dengan bentuk asalnya laboratorium. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, laboratorium diartikan sebagai tempat mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya). Menurut Soejitno (1983) laboratorium dapat diartikan dalam bermacammacam segi,yaitu: 1. Laboratorium dapat di artikan merupakan wadah, yaitu tempat, gedung, ruang dengan segalamacam peralatan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah. Dalam hal ini laboratoriumdilihat sebagai perangkat keras (hard ware). 2. Laboratorium dapat diartikan merupakan sarana media dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunaknya (software). 3. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran ilmiah dan penerapannya. 4. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah laboratorium diadakanlah kegiatan ilmiah, eksperimentasi sehingga terdapat penemuan-penemuan baru, cara-cara kerja, dan sebagainya.
4
2.2 . Cara Kerja Di Laboratorium
a. Mengenal Bahan. Bahan kimia yang digunakan dalam di dalam praktikum dapat dikenali dengan berbagai cara, diantarnya melalui sifatnya dan fasanya ataupun melalui penginderaan seperti baunya.
Setiap sifat yang paling umum adalah bersifat
asam, basa dan bentuk garam. setiap kelompok ini juga dapat dibagi lagi menjadi asam kuat, asam lemah, basa kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah dan garam netral, garam bersifat asam. Fase bahan kimia dapat berbentuk padatan, cairan dan gas. bahan kimia berbentuk padatan dapat dibagi menjadi bentuk serbuk dan kristal. bentuk cairan misalnya: semua pelarut organik dan bentuk gas misalnya NH3, C02, H2S. Berikut Ini adalah tabel contoh bahan kimia dengan fase yang berbeda. Padat
Cairan
Gas
Ammonium Asetat
Alkohol
Ammoniak
Ammonium Hiroksida
Asam Astetat
Fluor
Ammonium Karbonat
Aseton
Formaldehid
Barium Klorida
Asam Fosfat
Hidrogen
Kalium Karbonat
Asam Klorida
Hidrogen Disulfida
Kalium Klorida
Asam Nitrat
Karbon Dioksida
Kupri Astetat
Asam Sulfat
Khlor
Natrium Hiroksida
Benzen
Nitrogen Dioksida
Natrium Klorida
Karbon Disulfid
Nitrogen Oksigen
Karbon Tetraklorida
Oksigen
Selain dengan cara diatas bahan juga dapat dikenali dengan menggunakan indera, dengan cara melihat bentuknya atau mencium baunya, tebatas hanya sebagaian kecil bahan dan hanya bagi orang yang sudah terbiasa. sebelum mengenal siftanya dengan melihat simbol bahaya yang biasanya tercantum dalam label.
5
b. Menuangkan Bahan. Setiap
akan
mengambil
bahan
kimia,
terlebih
dahulu
membacalabel dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan. Peganglah boto l de ng an baik, yaitu dengan label yang melekat pada bawah botol. Dengan cara initidak akan ada bahan yang menetes atau menempel pada label seh in ggalabel tetap utuh. Mengambil dan Menuangkan Bahan padat Teknik mengambil bahan padat adalah sebagai berikut : 1. Peganglah botol bahan dengan label dibawah telapak tangan. 2. Miringkan botol sehingga sedikit bahan masuk ke dalam tutup botol, kemudian keluarkan tutup botol dengan hati-hati. 3. Ketuk-ketuk tutup botol dengan telunjuk atau batang pengaduk, sehingga bahan pada penutup jatuh pada tempat yang dinginkan. Adapun dengan cara lain yaitu: 1. Ambil bahan dengan spatula atau sendok yang sesuai. 2. Ketuk pelan-pelan spatula atau sendok dengan telunjuk atau gunakan batang pengaduk untuk memindahkan bahan, sehingga bahan jatuhke tempat yang diinginkan.
3. Buka tutup botol, miringkan botol dan guncang pelan-pelan sehingga bahan jatuh ke tempat yang dinginkan. Mengambil
dan
Menuangkan
Bahan
Cair
Untu k
men gamb il
dan
menuangkan zat cair di lakukan dengan cara berikut: 1. Baca label bahan pada botol dengan teliti agar kita yakin akan bahan yang ambil. 2.
Peganglah botol sedemikian rupa sehingga label botol terletak pada telapak tangan. hal ini mencegah terjadi penetesan bahan cair kepada label.
3. Basahi tutup botol dengan bahan di dalam botol dengan cara botol di miringkan. hal ini di lakukan untuk mempermudah melepas tutup botol. 4. Jika akan menuangkan, buka botol dan jepitlah tutup botol di antara jari. 5. Tuangkan lah bahan cair dengan bantuan batang pengaduk. bila menuangkan ke dalam gelas ukur, botol bahan di miringkan secara
6
langsung dengan tutup botol di jepit di antara jari atau dengan cara di tampung terlebih dahulu di dalam gelas kimia kemudian di tuangkan kedalam gelas ukur sesuai dengan volume yang di inginkan. c. Menimbang. Menimbang dengan cara sebagi berikut : 1. Bersihkan neraca terutama piring neraca harus bersih dari sisa bahan. 2. Seimbangkan neraca sehingga jarum menunjukkan sekala nol dengan cara emnggeserkan skrup pengatur. 3. Timbang tempat bahan , botol, kaca arloji atau alas lainnya dengan cara meletakkan pada prim timbangan dan catat berat beban tersebut. 4. Masukkan bahan yang hendak di timbang ke dalam tempat atau wadah yang sesuai di timbang tadi.pasang beban timbangan seberat tempatatau wadah bahan di tambahkan berat beban yang di perlukan. timbanglah sampai benar setimbang. 5. Jika selesai menimbang kembalikan semuanya pada posisi awal, yaitu sekala beban pada sekala nol dan penahan piring neraca di naikan agar piring neraca tidak bergoyang. neraca memiliki beberapa tipe dan secara garis besar dapat di bagi menjadi neraca halus ( kapsitas kecil ) dan neraca kasar ( neraca besar ) d. Mengukur Volume Bahan Cair. Mengukur volume dapat dilakukan dengan menggunakan gelas ukur atau pipet ukur (pipet gondok). mengukur volume bahan cair dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Gunakan gelas ukur yang ukurannya sesuai dengan volume bahan yang di ukur. 2. Bacalah skala pada gelas ukur dan tentukan harga setiap skala, misalnya setiap skala 0,1; 3. Isilah gelas ukur dengan bahan yang diukur volumenya. 4. Bacalah skalanya sesuai dengan yang diinginkan. pembaca skala harus lurus dengan mata. perhatikan permukaan zat cair yang di ukur. bila permukaannya cekung di baca pada bagian terbawah
7
permukaan
dan
bila
permukaannya
cembung
bacalah
pada
permukaan paling atas. 5. Jika volume yang sudah di inginkan sudah tepat, tuangkan kedalam wadah yang lain dan jangan lupa bersihkan kembali gelas ukur bekas. Bila mengukur volume dengan menggunakan pipet ukur lakukan dengan cara sebagai berikut: a. pilih pipet ukur yang sesuai volumenya. b. Bilas dengan air suling kemudian dengan zat cair yang akan di ukur volumenya. c. Isaplah zat cair yang akan di ukur sampai di atas garis batas (ingat!
Janganlah
mengukur
bahan
berbahaya
dengan
menggunakan cara ini tetapi gunakan pipet dengan pengisap karet/ball). d. Tutup
ujung
keringkan
ppet
ujung
degan
pipet
telunjuk
dengan
tangan,
kertas
kemudian
saring
dan
angkt
turunkan
permukaan zat cair dengan cara membuka ujung telunjuk secara hati-hati sampai tanda volume. e. Masukan
zat
cair
ketempat
yang
disediakan.
Jangan
lupa
mencuci kembali alat ukur yang digunakan. e. Menyaring (Me m f i l t er ) Untuk menyaring di lakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Gunakan kertas saring yang sesuai dengan yang diinginkan, misalnya kertas saring Whatman no.1. 2. Bentuklah kertas sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran corong. Penyobean bagian bawah kertas saring dilipat adalah untuk memberikan udara sehingga proses penyaringan berjalan lancar. 3. Tempatkan kertas saring pada corongdan basahilah kertas saring dengan air suling sehingga benar-bnar melekat. 4. Pasanglah corong pada statif dan masukan dalam tempat penumpang filtrat.
8
5. Tuangkan campuran yang akan disaring keatas corong, hati-hati jangan sampai melebihi kertas. f. Memanaskan Bahan. Proses pemanasan dan penguapan bahan memerlukan keterampilan khusus untuk keselamatan bekerja. Pegetahuan bahan kimia sangat diperlukan, misalnya jangan sekali-sekali memanaskan atau menguapkan bahan yang mudah terbakar diatas api langsung, tetapi gunakanlah penangas api atau penangas uap. Untuk memanaskan bahan cair didalam tabung reaksi lakukanlah langkah-langkah sebagi berikut: 1. Menyalakan bunsen atau pemanas lain dengan baik. 2. Jepitlah tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi. 3. Panaskan tabung reaksi diatas nyala api, hadapkan arah tabung berlawanan dengan arah muka kita. 2.3 Simbol-Simbol Di Laboratorium
Beberapa jenis zat kimia dan peralatan digunakan di laboratorium IPA. Dengan demikian kita harus mengetahui sifat-sifat dari semua bahan-bahan kimia. Adapun sifat-sifat bahan-bahan kimia antara lain: bersifat racun, korosif atau mudah terbakar. Oleh karena itu, bahan-bahan ini disimpan dan dikemas dalam botol/wadah yang diberi label dan simbol tertentu. Beberapa simbol dan cara penanganannya dapat dilihat dalam bentuk tabel berikut:
9
a. Simbol bahan radioaktif dan beracun.
b. Simbol bahan mudah terbakar.
10
2.4 Keselamatan Kerja Di Laboratorium
Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan merupakan suatu kejadian di luar kemamapuan manusia, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan kerusakan baik jasmani maupun jiwa. Kegiatan yang membahayakan sering terjadi di laboratorium, tetapi hal ini tidak harus membuat kita takut untuk melakukan kegiatan di laboratorium. a. Sumber Terjadinya Kecelakaan Terjadinya kecelakaan dapat disebakan oleh banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab terjadinya kecelakaan di laboratrorium : 1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta kperlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium. 2. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium. 3. Kurangnya bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium. 4. Kuranganya
atau
tidak
tersedianya
perlengkapan
keamanan
dan
perlengkapan pelindung kegiatan laboratorim. 5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati. 6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai. 7. Tidak
bersikap
hati-hati
di
dalam
melakukan
kegiatan.
Terjadinya kecelakaan di laboratorium dapat dikurangi sampai tingkat paling minimal jika setiap orang yang menggunakan laboratorium mengetahui tanggung jawabnya.
11
b. Kecelakaan yang Sering Terjadi di Laboratorium: 1. Luka bakar 2. Luka karena benda tajam dan benda tumpul. 3. Cedera pada mata, seperti :
kelilipan (benda kecil masuk mata).
luka di mata.
luka kelopak mata.
tersiram bahan kimia.
4. Keracunan. c. Perlengkapan Keselamatan Kerja.
Perlengkapan keselamatan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :
1. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa. 2. Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi
bahan-bahan
yang
diketahui
berbahaya.
Dalam bekerja juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan.
Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah :
1. Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian. 2. Pelindung lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas, bahan kimia, dan bahaya lain. 3. Pelindung mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia. 4. Respirator dan lemari uap. 5. Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh benda-benda berat. 6. Layar pelindung digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan kimia dan alat-alat hampa udara. Percobaan yang dilakukan di laboratorium umumnya menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas, dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan
12
terjadinya kecelakaan dan bahaya terhadap kesehatan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Di bawah ini akan di tunjukkan alat-alat yang biasa digunakan untuk laboratorium antara lain: Nama alat dan Fungsi: 2.
Erlenmeyer Untuk mereaksikan zat-zat kimia
3.
Gelas beker Untuk mereaksikan dan menyimpan zat kimia
4.
Labu alas bulat Untuk menyimpan zat-zat kimia.
5.
Pembakar Bunsen Untuk mereaksikan zat kimia dengan pemanasan.
6.
Tabung reaksi Untuk mereaksikan zat-zat kimia.
7.
Gelas ukur Untuk mengukur Volume larutan.
8.
Mortar & Alu Untuk menghaluskan zat kimia padat.
9.
Rak tabung reaksi Untuk menyimpan tabung reaksi.
10. Penjepit Untuk menjepit tabung reaksi. 11. pipet Untuk memindahkan/mengambil zat kimia yang cair Selain
menggunakan
mikroskop,
didalam
laboratorium
juga
akan
berhubungan dengan bahan-bahan kimia. Beberapa diantaranya merupakan bahan kimia yang berbahaya sehingga kalian harus berhati-hati. Pada beberapa kemasan bahan kimia, tertera lambang-lambang yang menunjukkan tingkat bahaya. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap sifat-sifat zat kimia, proses kimia yang terjadi, dan alat-alat yang digunakan menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Berikut ini beberapa Tips untuk keselamatan kerja di laboratorium: 1. Bahan kimia cair yang akan digunakan harus diukur volumenya terlebih dulu. Jangan mengambil terlalu banyak, melainkan ambil sedikit-sedikit agar tidak ada yang terbuang percuma. 2. Gunakan pipet ukur agar volume larutan dapat diukur pada saat kita mengambilnya. 3. Bahan
kimia
yang
berbentuk
menggunakan spatula.
13
padat
atau
bubuk
dapat
diambil
4. Jika bahan kimia tidak akan segera kamu pakai, letakkan ditempat yang aman agar tidak mudah jatuh. 5. Beberapa bahan kimia disimpan dalam wadah gelas yang gelap, karena sangat mudah bereaksi jika terkena cahaya. Jauhkan bahan-bahan seperti ini dari cahaya secara langsung. 6. Kontak langsung dengan bahan kimia harus dihindari. Gunakan sarung tangan, pakailah masker ketika bekerja dengan bahan yang bereaksi menjadi gas, atau jika mungkin, bekerjalah dilemari asam yang dapat menyedot gas tersebut. 7. Jauhkanlah pembakar spirtus atau korek api dari bahan kimia yang mudah terbakar. Jika kamu terkena bahan kimia, segeralah bilas dengan air dan segera pergi ke dokter jika perlu. 8. Setelah melakukan praktikum menggunakan bahan kimia, disarankan untuk meminum susu, karena susu dapat menetralkan racun yang masuk kedalam tubuh. Beberapa zat kimia ada yang menunjukkan sifat tertentu apabila bereaksi dengan air atau udara. Zat yang mempunyai sifat dapat menarik air apabila terlalu lama kontak dengan udara disebut Higroskopis, contoh natrium hidroksida, asam sulfat, magnesium klorida dan kaporit. Adapun beberapa bahan kimia yang mudah bereaksi dengan udara adalah natrium, fosfor, dan air kapur. 1. Natrium yang mudah bereaksi dengan udara dan air harus disimpan dengan botol berisi minyak tanah. 2. Fosfor yng mudah terbakar di udara harus disimpan dalam botol berisi air. 3. Air kapur yang mudah bereaksi dengan CO2 dari udara sehingga tidak dapat disimpan lama. Beberapa contoh kecelakan yang dapat terjadi akibat alat dan bahan yang digunakan tidak hati-hati dalam kegiatan laboratorium adalah sebagai berikut:
14
1. Percikan Zat Percikan zat dalam jumlah banyak atau sedikit yang mengenai badan atau pakaian perlu mendapat perhatian karena beberapa jenis zat kimia dapat merusak kulit atau pakaian. 2. Luka Luka yang sering terjadi umumnya disebabkan oleh benda tajam, luka bakar, atau tersinggung benda panas. 3. Keracunan Keracunan adalah masuknya benda-benda beracun kedalam tubuh. Biasanya yang sering terjadi adalah terisapnya uap beracun atau terserapnya cairan melalui kulit. 4. Ledakan atau kebakaran Ledakan atau kebakaran yang terjadi di laboratorium umumnya disebabkan oleh bahan-bahan kimia atau alat-alat yang digunakan pada waktu melakukan percobaan 5. Bahaya Listrik Bahaya listrik dapat diakibatkan oleh aliran listrik bertegangan tinggi yang berasal dari PLN atau alat-alat yang dapat menghasilkan tegangan listrik, misalnya Generator. 6. Bahaya
yang
ditimbulkan
oleh
Hewan.
Semua hewan harus diperlakukan secara hati-hati karena memungkinkan terjadinya infeksi. Beberapa jenis mamalia dapat menularkan penyakit pada manusia 7. Bahaya
yang
ditimbulkan
oleh
mikroorganisme
Berbagai jenis mikroorganisme terutama bakteri patogen (penyebab penyakit) harus di perlakukan secara hati-hati. Sikap hati-hati itu diperlukan karena mikroorganisme patogen dapat menimbulkan penyakit 8. Bahaya yang ditimbulkan oleh Tumbuhan 9. Beberapa bagian tumbuhan dapat menyebabkan keracunan. Biji tumbuhan jarak sangat beracun. Daun tumbuhan kentang juga beracun walaupun umbinya enak di makan.
15
Lambang
atau
Simbol-simbol
Zat
kimia
Berbahaya
Bahaya yang ditimbulkan oleh zat digambarkan dengan lambang-lambang. Dibawah ini diuraikan arti lambang-lambang tersebut.
Eksplosif atau mudah meledak. Contoh : Nitroselulosa, asam pikrat dan amonium dikromat. Jauhkan penyimpanan zat berlambang itu dari panas api. Hindarkan zat itu dari gesekan atau goncangan. Sebaiknya simpanlah zat itu dalam keadaan basah.
Toksin atau racun Contoh : Kalium sianida, timbal nitrat, fenol , dll. Zat itu dianggap beracun kalau tertelan, terhirup uapnya atau mnegenai badan, kita harus waspada terutama
yang
dapat
timbulkan
penyakit
kanker
Berbahaya
Contoh : Kloroform, butanol, natriumoksalat dan hidrogen peroksida.Zat itu kalau mengenai badan dapat menyebabkan iritasi atau rasa pedih dan kalau tertelan dapat menyebabkan keracunan.
Oksidatif Contoh : Amonium nitrat, natrium peroksida , natrium klorit dan kalium permanganat. Jauhkan penyimpanan zat ini dari apaui karena sifatnya yang mempermudah atau memercepat kebakaran. Kehadiran zat itu dapat menghalangi pemadaman api.
Korosif Contoh : Asam pekat, soda kaustik dan bro cair. Kalau bekerja dengan zat ini jangan sampai kena badan kita, pakaian, logam dan kayu terkena zat itu. Jangan pula menghirup uapnya.
Radioaktif Contoh : Senyawa-senyawa uranium dan torium. Senyawa uranium digunakan di laboratoium ialah uranil seng asetat, sebagai pereaksi terhadap ion natrium. Zat radioaktif biasanya disimpan dalam botol berdinding tebal dan timbal.
Mudah terbakar Contoh : Eter, aseton,alkohol dan benzena.
16
d. Aturan Kerja Di Laboratorium 1. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang mengawasi. 2. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia. 3. Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja, jenis percobaan, jenis bahan, jenis perlatan, dan cara membuang limbah sisa percobaan. 4. Dilarang makan, minum, merokok, dan bersendaugurau di laboratorium. 5. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah segera keringkan. 6. Jangan membuat keteledoran antar sesama teman. 7. Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya. Jawablah pertanyaan pada penuntun praktikum untuk menilai kesiapan dalam memahami percobaan. 8. Berdiskusi adalah hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut percobaan yang dilakukan. e. Teknik Kerja Di Laboratorium
Hal pertama yang perlu dilakukan:
1. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian, dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki. 2. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia. 3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi. 4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
Bekerja aman dengan bahan kimia
1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia. 2. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia. 3. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus. 4. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).
17
Memindahkan bahan kimia
1. Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan. 2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan. 3.
Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan.
4.
Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk Mencegah kontaminasi.
Memindahkan bahan Kimia cair
1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak tangan memegang botol tersebut. 2. Tutup botol jangan ditaruh di atas meja karena isi botol dapat terkotori. 3. Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak memercik.
Memindahkan bahan Kimia padat
1. Gunakan tutup botol untuk mengatur pengeluaran bahan kimia. 2. Jangan mengeluarkan bahan Kimia secara berlebihan. 3. Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat mengotori bahan tersebut.
Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
1. Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya. 2. Api pemanas hendaknya terletak pada bagian atas larutan. 3.
Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
4.
Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai orang lain maupun diri sendiri.
Cara memanaskan larutan menggunakan gelas Kimia
1. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas kimia tersebut. 2. Letakkan Batang gelas atau batu didih dalam gelas kimia untuk mencegah pemanasan mendadak. 3. Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air, maksimum seperempatnya.
18
f. Keamanan Kerja Di Laboratorium 1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum. 2. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki. 3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi. 4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat. 5. Dilarang makan, minum, merokok, dan bersendaugurau di laboratorium. 6. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan dengan lap basah. 7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia. 8. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia. 9. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar. 10. Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen. 11. Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan sesudah praktikum selesai. g. Penanggulangan Keadaan Darurat
Terkena bahan kimia
1. Jangan panik. 2. Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda. 3. Lihat data MSDS. 4. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang
mengalami
kontak
langsung
tersebut
dengan
air
pabila
memungkinkan). 5. Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar. 6. Bawa ketempat yang cukup oksigen. 7. paramedik secepatnya (dokter atau rumah sakit).
Kebakaran
1. Jangan panik. 2. Ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan. 3. Beritahu teman anda.
19
4. Hindari mengunakan lift. 5. Hindari mengirup asap secara langsung. 6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan dikunci). 7. Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat. 8. Hubungi pemadam kebakaran.
Gempa bumi
1. Jangan panik. 2. Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja, kolong kasur, lemari. 3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia, kaca. 4.
Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas, tersengat listrik.
5. Jangan gunakan lift. 6. Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll. 2.5 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Kecelakaan bisa saja terjadi di laboratorium IPA. Beberapa jenis kecelakaan yang sering terjadi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti :
20
Jika tangan kita terkena tumpahan HCl maka langkah yang harus ditempuh adalah: 1. Jangan gunakan lap untuk menghilangkan HCl dari permukaan kulit. 2. Alirkan air pada tempat yang terkena HCl dalam waktu yang agak lama, hal ini dilakukan untuk mengurangi konsentrasi HCl.
2.6 Penanganan Limbah Laboratorium.
Penanganan Limbah Laboratorium Untuk membuang limbah laboratorium, yang mungkin berbeda pada tempat yang berbeda pula, cara yang sesuai bergantung pada tipe percobaan yang dilakukan dan bahan kimia yang digunakan. Tetapi beberapa tipe limbah berbahaya yang dihasilkan tidak dapat dibuang dalam bentuk aslinya dan harus diolah terlebih dahulu. Dengan bantuan proses yang sesuai, limbah tersebut dapat dihilangkan sifat racunnya di tempat bahan tersebut dihasilkan. Keuntungan
dari
penghilangan
sifat
racun
juga
mengurangi
resiko kontaminasi pada pekerja yang tidak berpengalaman dalam menanganinya bila terjadi kecelakaan dengan limbah ini, oleh karena itu hal ini juga untuk menghindari
resiko
terhadap
kontaminasi
lingkungan.
Aturan umum untuk penanganan limbah berbahaya adalah menghindari resiko
21
yang
membahayakan
penyimpanan,
terhadap
pengangkutan
manusia dan
dan
lingkungan
pembuangan
22
baik
bahan-bahan
selama tersebut.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Dalam bekerja dilaboratorium, hal yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah ketelitian dan kewaspadaan karna kecerobohan dan keteledoran tentu saja dapat mengundang segala resiko yang mungkin bisa saja terjadi. Laboratorium merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian, pelayanan, uji mutu atau qualiti control. Kecelakaan dapat disebahkan oleh
Sikap dan tingkah laku para pekerja.
Keadaan yang tidak aman.
kurang pengawasan dari pihak pengawas (supervisor).
Banyak sekali jenis – jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium kima adalah sebagai berikut:
Keracunan.
Iritasi.
Kebakaran.
Luka bakar.
Luka kulit, dll
Keadaan yang aman dalam laboratorium, dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pekerja atau kelompok pekerja untuk menjaga dan melindungi diri. Selain itu, perlu pula dipahami tentang alat pelindung diri serta cara penaggulangannya bila terjadi kecelakaan. 3.2 Saran
Demi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja didalam laboratorium, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan hal – hal apa saja yang perlu dilakukan kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena apa – apa saja yang tertulis pada tata tertib praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik, hal ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan – kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa saja terjadi, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati ".
23
Dan dengan kehati - hatian serta pengetahuan akan teknik kerja yang benar, laboratorium bukanlah tempat yang berbahaya.
24
Daftar pustaka
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2082779-keselamtan-kerja-dilaboratorium /#ixzz1pLLz4XcM (Online) di akses pada tanggal 17 maret 2012 http://imef.forumscorp.com/t6-keselamatan-kerja-di-laboratorium. Tresnaningsih moh, phd,spok, dr. Erna. Kesehatan dan keselamatan kerja Laboratorium kesehatan. Dalam www.depkes.go.id diakses pada 17 maret 2012. Triani, Nurul. Kesehatan dan keselamatan kerja dalam laboratorium. Dalam http://repository.ui.ac.id diakses pada 17 maret 2012. Jahya, Ranawidjaja. 1998. Panduan Pengelolaan Laboratorium IPA. Bhratara: Jakarta. Suraya. 1988. Pedoman Penggunaan Laboratorium IPA SMP-SMA. Bhratara: Jakarta. Wirjosoemarto,Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
25