KATA PENGANTAR
A s s alamuala alamualaik ik um wr. wb,
Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nyalah Sehingga saya dapat membuat laporan tentang “Analisis Fragmentasi Hasil Peledakan” Peledakan” Tidak
lupa
juga
saya
ucapkan
terima
kasih
kepada
Instruktur
Laboratorium Tambang Unisba karena berkat saran dan bimbingan merekalah laporan ini dapat terselesaikan. Saya berharap Laporan Awal ini dapat dipahami, diterima dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang dasar peledakan dalam industri pertambangan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik dan saran untuk perbaikan laporan selanjutnya.
Was s ala alamuala mualaik ik um wr. wb.
Bandung, 23 November 2017 Penyusun,
Hafizh Nurul Fauzi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang............................................................................ 1 1.2 Maksud dan Tujuan..................................................................... 1 1.2.1 Maksud............................................................................. 1 1.2.2 Tujuan .............................................................................. 1
BAB II
LANDASAN TEORI ........................................................................ 2 2.1 Definisi Fragmentasi Batuan ....................................................... 2 2.1.1 Kekuatan Batuan .............................................................. 2 2.1.2 Struktur Batuan ................................................................ 3 2.1.3 Air Tanah.......................................................................... 3 2.1.4 Pola Pemboran................................................................. 3 2.2 Oversize Batuan ......................................................................... 4 2.3 Mekanisme Fragmentasi Batuan................................................. 5 2.4 Perkiraan Ukuran Fragmentasi ................................................... 5
BAB III
KESIMPULAN ................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 8
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pertambangan merupakan kegiatan yang pada dasarnya mencari bahan
galian yang berharga dan memiliki nilai jual yang tinggi. Kegiatan penambangan terdiri dari beberapa tahap yaitu pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan. Salah
satu
kegiatan
penambangan
adalah
membongkar
batuan
untuk
mendapatkan bahan galian berharganya. Cara pembongkaran batuan dapat dilakukan secara langsung oleh alat mekanis untuk batuan yang lunak dan dilakukan secara pengeboran dan peledakan untuk jenis batuan yang kompak. Salah satu metode untuk mendapatkan hasil yang efektif untuk membongkar batuan yaitu dengan cara peledakan. Peledakan
yaitu
kegiatan
pemberaian/pembongkaran
batuan
yang
bersifat kompak. Kegiatan peledakan dikatakan berhasil jika dalam peledakan tersebut aman, sesuai dengan target, penggunaan bahan peledak yang efisien dan dampak yang minimum terhadap lingkungan. Keberhasilan peledakan salah satunya adalah fragmentasi hasil ledakan sesuai dengan target. Untuk mencapai target maka diperlukan geometri dan bahan peledak yang diperhitungkan. Hasil fragmentasi tidak akan sesuai jika tidak mengenali faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya dan menganalisis fragmentasi hasil peledakannya.
1.2
Maksud dan Tujuan
1.2.1
Maksud Untuk memahami tentang cara dalam memprediksikan fragmentasi yang
akan dihasilkan dari kegiatan peledakan dan menganalisisnya. 1.2.2
Tujuan
1.
Untuk memahami tentang dasar dari fragmentasi batuan
2.
Untuk memahami perhitungan fragmentasi
3.
Untuk memahami pengambilan serta pengolahan daa fragmentasi yang didapat.
1
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Fragmentasi Batuan Fragmentasi merupakan ukuran setiap batuan dari hasil peledakan.
Fragmentasi yang dihasilkan tersebut tergantung dari beberapa faktor, misalkan dari pola pemboran (jarak spacing, burden dan lainnya), volume jumlah bahan peledak dan sifat fisik dari batuannya. Fragmentasi yang diinginkan biasanya ukuran fragmentasi yang ukurannya kecil karena untuk proses selanjutnya mudah untuk diolah. Terdapat prinsip untuk mengontrol fragmentasi peledakan diantaranya yaitu jumlah energi yang dihasilkan dari bahan peledak dan pelepasan energi yang tepat terhadap batuan. Akan tetapi pelepasan energi ini harus diimbangi dengan pola geometri yang dapat berdampak pada batuan sekitarnya sehingga kemungkinan fragmentasi berukuran kecil akan lebih besar.
Sumber : geologistudy.blogspot.com
Foto 2. 1 Fragmentasi Hasil Peledakan
Adapun faktor yang mempengaruhi dari fragmentasi diantaranya adalah : 2.1.1
Kekuatan Batuan Batuan yang memiliki densitas yang rendah akan lebih mudah untuk
hancur dengan energi suatu ledakan yang lebih rendah, sedangkan untuk batuan yang memiliki densitas yang tinggi akan lebih memerlukan energi yang tinggi untuk menghancurkan batuan dan mendapatkan hasil fragmentasi yang sesuai. 2
3
Jika densitas batuan tinggi maka terdapat beberapa cara untuk memastikan energi peledakan mampu menghancurkan batuan, yaitu : 1.
Menambahkan diameter dari lubang ledak, tujuannya agar tekanan pada lubang ledak dapat meningkat dan dengan penambahan jumlah ANFO.
2.
Merubah geometri dari peledakan (jarak spacing, burden, stemming dan lainya)
3.
Memiih material stemming yang sesuai tujuannya agar energi yang dihasilkan dapat berdampak pada batuan dengan sempurna
2.1.2
Struktur Batuan Kekar adalah rekahan batuan yang tidak sampai bergeser dan didalam
massa batuannya tersebut memiliki ketidakmenerusan atau discontinuities yaitu sebagai bidang lemahnya. Jika pada lokasi peledakan terdapat banyak kekar maka peledakannya akan membentuk blok yang mengikuti arah kekarnya sehingga fragmentasi batuan tidak akan seragam. Solusinya adalah arah peledakan harus sesuai dengan arah dan kemiringan dari kekar. Free face atau bidang bebas terbentuk mengikuti arah kekar, maka dari itu arah dari bidang bebas perlu disesuaikan. 2.1.3
Air Tanah Adanya air yang terkandung didapat lubang ledak dapat mengakibatkan
peledakan tidak maksimal atau bahan peledak ANFO tidak akan berfungsi atau rusak dan terjadi misfire. Solusinya adalah bahan peledak harus dibungkus dengan bahan yang tahan air. Selain itu, dapat juga mengganti bahan peledak ANFO dengan HANFO (Heavy ANFO) campuran ANFO dengan emulsi. 2.1.4
Pola Pemboran Pola pemboran dapat dibagi menjadi dua yaitu dengan pola sejajar dan
pola zig-zag. pola pemboran dengan menggunakan pola sejajar lebih mudah untuk diterapkan dilapangan akan tetapi hasil fragmentasi yang dihasilkan kurang seragam, sedangkan jika menggunakan pola pemboran zig-zag maka pengaturan dilapangannya sulit karena jaraknya tidak sejajar tetapi hasil fragmentasi yang dihasilkan lebih seragam dan arah yang tidak terkena ledakanpun hanya sedikit, hal tersebut dikarenakan energi peledakan bekerja secara optimal dalam memberikan efek pada batuan.
4
Sumber : scribd.com
Gambar 2. 1 Pola Pemboran
2.2
Oversize Batuan Oversize batuan merupakan batuan yang ukurannya besar atau batuan
bongkah.
Batuan
yang
tidak
diharapkan
pada
peledakan
karena
akan
memerlukan seconday blasting atau rock breaker untuk memperkecil ukuran batuannya.
Jika
ukuran
batuannya
kecil
sampai
dengan
halus
akan
menyebabkan choke pada secondary sircuit yang nantinya akan tidak ekonomis dalam kegiatan processing . Ukuran fragmentasi dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu : 1.
Oversize merupakan batuan yang memiliki ukuran yang relatif besar dan diperlukan pemecahan selanjutnya.
2.
Fine merupakan batuan yang memiliki ukuran partikel yang sulit untuk diproses secara mekanis akan tetapi dapat diproses melalui proses kimia. Contohnya adalah Dolomit atau batubara.
3.
Medium merupakan ukuran fragmentasi yang signifikan tapi tidak terlalu dibutuhkan pada saat pengolahan karena kurang ekonomis. Fragmentasi batuan dari peledakan dapat berasal dari :
1.
Pecahan batuan peledakan dapat diakibatkan oleh proses detonatior bahan peledak.
2.
Rekahan batuan yang tertekan oleh energi peledakan.
5
2.3
Mekanisme Fragmentasi Batuan Adapun hal yang harus diperhatikan dari mekanisme fragmentasi batuan
yaitu : 1.
Pengaruh tekanan gas yang berperan dalam peledakan
2.
Terbentuknya rekahan pada dinding lubang ledak yang merupakan pengkondisian dari gelombang tekan.
3.
Adanya pengembangan gas dari detonator yang menekan rekahan
Sumber : darmawansaputra.com
Foto 2. 2 Peledakan Tambang Terbuka
2.4
Perkiraan Ukuran Fragmentasi Fragmentasi yang sesuai dengan target didapat dari percobaan dengan
menganalisis perubahan terhadap variabel-variabel peledakan. Variabel tersebut yaitu sifat-sifat batuan, pola peledakan dan jumlah bahan peledak yang terisi. Seorang ahli Kuz-Ram memperkirakan ukuran fragmentasi
dengan
melakukan penelitian, adapun penelitiannya tersebut dengan menggunakan TNT, dengan hasil yang didapat adalah sebuah persamaan atau rumus Kuznetsov yaitu :
0,8 )
A = A ( Keterangan
:
X
= Rata-rata dari ukuran fragmentasi (cm)
A
= Faktor Batuan
6
Vo
= Volume Batuan (m3)
Q
= Jumlah Bahan Peledak (kg)
Selain Kuznetsov, terdapat pula Cunningham 1987 yang merombak persamaan Kuznetsov dengan menggunakan bahan peledak ANFO yaitu :
Xm = A (PF)-0,8.Qe1/6 (
Keterangan
115 E
)19/30
:
Xm
= Rata-rata ukuran fragmentasi (cm)
A
= Faktor batuan
Qe
= Massa bahan peledak perlubang ledak (kg)
PF
= Powder Factor (kg/m3)
E
= Relative Weight Strength (RWS) bahan peledak.
ANFO : 100 TNT
: 115
BAB III KESIMPULAN
Fragmentasi merupakan suatu ukuran batuan dari setiap hasil peledakan. Fragmentasi tergantung dari kebutuhannya misalkan batuan yang berukuran besar digunakan sebagai penghalang, fondasi dan lainnya. Biasanya dalam peledakan dibutuhkan batuan yang berukuran kecil karena mudah untuk penanganan selanjutnya dan tidak diperlukan secondary blasting yang tidak ekonomis. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi fragmentasi diantaranya yaitu karakteristik batuan, struktur batuan, air tanah, pola pemboran, geometri peledakan, penggunaan bahan peledak, dan bidang bebas. Oversize merupakan batuan yang memiliki ukuran besar atau dapat disebut sebagai boulder dan oversize perlu dilakukan pemecahan kedua untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil. Oversize dapat memepengaruhi tingat kefektifitasan alat gali, muat dan pada proses selanjutnya. Jika batuan yang dihasilkan berukuran terlalu kecil maka akan mudah dalam pengaliran material tanpa melawati crushing sehingga akan tidak ekonomis dan mempengaruhi efisiensi dari processing . Terdapat mekanisme fragmentasi dari batuan yaitu gelombang tekan sangat
berpengaruh
terhadapt
fragmentasi
yang
akan
dihasilkan,
pengembangan gas dari detonator akan menekan rekahan-rekahan, dan rekahan radial merupakan kondisi awal dari gelombang tekan.
7
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rafi. 2013. “Identifikasi Tingkat Keseragaman Fragmentasi Batuan”. Scribd.com. Diakses pada tanggal 20 November 2017 pukul 11.10 WIB.
2.
Saputra, Darmawan. 2016. “Foto Peledakan Tambang Terbuka”. darmawansaputra.com. Diakses pada tanggal 20 November 2017 pukul 10.10 WIB.
3.
Shoope,
4.
Shoope, Kaisan. 2011. “Gambar Pola Pemboran”. scribd.com. Diakses pada tanggal 20 November 2017 pukul 11.06 WIB.
5.
Susanto,
Hery. 2012. “Foto Fragmentasi Hasil Peledakan”. geologistudy.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 20 November 2107 pukul 10.30 WIB.
6.
Suwandy
Edy. 2015. “Fragmentasi Hasil redgenmining.blogspot.co.id. Diakses pada November 2017 pukul 10.20 WIB
Kaisan. 2011. “Analisis Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan”. scribd.com. Diakses pada tanggal 20 November 2017 pukul 11.06 WIB.
Peledakan”. tanggal 20