INDIVIDU 1 PELAPORAN KASUS “PERDARAHAN DILUAR HAID (ULKUS PORTIO) ”
Oleh : LINA HERLINA 173112540120370
UNIVERSITAS NASIONAL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN JAKARTA 2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya rahmat -Nya dapat menyelesaikan makalah yang berisi tentang “Sistem “Sistem Informasi Kesehatan KB dalam kasus Ulkus Portio”. Portio”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan serta menambah wawasan tentang Sistem Informasi Kesehatan KB dalam kasus Ulkus Portio,dimulai dari pengenalan definisi, gejala, penyebab, patofisiologis, contoh asuhan kebidanan dan penatalaksanaannya serta penerapan Sistem Informasi Kesehatan KB. Penulisan Penulisan makalah ini di dasarkan pada data sekunder dari beberapa informasi baik dari buku maupun maupun internet yang yang membahas tentang Sistem Informasi Kesehatan dan Kegawatdaruratan pada penggunaan alat kontrasepsi. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dan dapat manambah wawasan kita mengenai lebih dalam tentang Sistem Informasi Kesehatan KB dalam kasus kasus Ulkus Portio. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, Maret 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….1 Belakang……………………………………………………………….1 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………4 1.3 Tujuan………………………………………………………………………..5 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Ulkus Portio…………………………………………………………………..6 2.1.1 Pengertias ……………………… ..... ……………………… .....……………………..…………. ……………………..…………..7 .7 2.1.2 Etiologi …………………………………………………..…………...7 2.1.3 Patofisiologis………………………….……………………………….8 Patofisiologis………………………….……………………………….8 2.1.4 Tanda dan Gejala……………………………..……………………….8 2.1.5 Komplikasi……………………………………………………..….…...8 Komplika si……………………………………………………..….…...8 2.1.6 Penanganan………………...……………………………………...........9 2.1.7 Efek Samping………………………......…………………………...... Samping………………………......…………………………......11 11 2.2 Sistem Informasi Kesehatan………………………………………………….12 2.1.1 Pengertias …………………………..……………………..…………...7 2.1.2 Tujuan.... …………………………....……………………..………......1 …………………………....……………………..………......13 3 2.1.3 Manfaat ………………………..........……………………..……….... ………………………..........……………………..………......14 ..14 2.1.1 Sistem Informasi Kesehatan K esehatan Puskesmas…………..........................…...15 Puskesmas…………..........................…...15 BAB III PEMBAHASAN 3.1Asuhan Kebidanan dengan Ulkus Portio…………………………………….. Portio ……………………………………...19 .19 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatas nya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 2014). Gerakan Keluarga Berencana (KB) Nasional adalah gerakan yang mengajak
dan
menghimpun
segenap
potensi
masyarakat
untuk
berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga
Kecil
Bahagia
Sejahtera
(NKKBS)
dalam
rangka
meningkatkanmutu sumber daya manusia. Tujuan gerakan Keluarga Berencana (KB) Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui
pengendalian
kelahiran
dan
mempertumbuhkan
penduduk
Indonesia (Wiknjosastro, 2012). Rencana pembangunan jangka menengah dan KB 2004 – 2009 tidak merinci dan menjelaskan indikator untuk pemakaian alat kontrasepsi efektif
1
dan efisien dan menurut para ahli semua alat kontrasepsi efektif bila dipakai dan patuh sesuai dengan petunjuk pemakaian dan pemasangannya tidak mahal bila dipakai dan patuh sesuai dengan petunjuk pemakaian dan pema dan berdampak lama dalam mencegah kehamilan. Program keluarga berencana (KB) yang digalakkan oleh pemerintah menjadi sangat penting sebagai pengendalian peledakan penduduk. Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2013 mendapatkan 8.500.247 PUS (Pasangan Usia Subur) yang merupakan peserta KB baru, dengan rincian pengguna kontrasepsi suntik 4.128.115 peserta (48,56%), pil 2.261.480 peserta (26,60%), implan 784.215 peserta (9,23 %), kondom 517.638 peserta(6,09% ), alat kontrasepsi dalam rahim 658.632 peserta (7,75%), MOW (metode operasi wanita) 128.793 2peserta (1,52%), MOP (metode operasi pria) 21.374 peserta (0,25%). (Kemenkes RI, 2015) Salah satu kontrasepsi yang digunakan di Indonesia adalah IUD yang menempati urutan ketiga setelah alat kontrasepsi Suntik dan Pil, IUD merupakan suatu alternatif pilihan bagi klien yang ingin menunda kehamilan dengan jarak lebih dari 2 tahun, keunggulan dari IUD adalah dapat diterima masyarakat dengan baik. Pemasangan tidak memerlukan alat medis yang sulit, kontrol medis ringan, penyulit tidak terlalu berat,pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik ( Manuaba, 2008). Di samping keunggulan tersebut IUD juga mempunyai resiko untuk terjadinya komplikasi dan efek samping yang dapat terjadi diantaranya adalah rasa nyeri, perforasi, perdarahan, ekspulsi, translokasi, infeksi dan
2
yang sering terjadi adalah ulkus portio. Pada ulkus porsio bisa menjadi penyebab perdarahan, karena tejadi luka atau robekan pada porsio. (Manuaba, 2008). Kejadian ulkus portio menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim. Penggunaan IUD yang terlalu lama menimbulkan infeksi, dapat menyebabkan epitel portio menipis sehingga mudah menggalami ulkus portio. Perdarahan pada ulkus porsio dapat terjadi kegawatdaruratan karena dapat menyebabkan infeksi. Luka atau robekan pada ulkus porsio sering disebabkan oleh pemasangan IUD dalam jangka waktu lama. Meskipun rendahnya angka kejadian ulkus portio namun ini harus menjadi perhatian khusus bagi tenaga kesehatan, dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berupa sistem informasi kesehatan. Dengan adanya Sistem nformasi kesehatan di puskesmas diharapkan puskesmas memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan kegiatan
dengan mencatat dan mengumpulkan data, mengolah data,
membuat
laporan
berkala, memelihara
bank
data,
mengupayakan
penggunaan data dan informasi serta memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya terkait alat program KIA termasuk KB (Hatta, 2012) Adapun peranan dan fungsi sistem informasi dalam sebuah pelayanan kesehatan puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar yang mana berkewajiban
3
mengupayakan, menyediakan, dan menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas dalam rangka mecapai tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat (Satrianegara, 2014) Pelayanan KIA termasuk KB didukung oleh banyak faktor diantaranya aspek prasarana, biaya, dan
metode
komputerisasi
Penggunaan
juga semakin
teknologi
informasi
berkembang terutama
membantu para klinisi mengambil keputusan klinis. Sistem pendukung pengambilan keputusan klinis mulai dikembangkan terutama untuk aplikasi proses anamnesis, diagnosis, terapi dan prognosis. Kegawatdaruratan
kesehatan
ibu
dan
anak
perlu
adanya
pendukung sistem yang tepat untuk menolong kesehatan ibu dan anak. Selain permasalahan yang bersentuhan langsung dengan dunia klinis, teknologi informasi yang berperan di bidang kesehatan juga dapat ber bentuk lain, seperti surveillance. Sistem informasi kesehatan memegang peran yang sangat besar dalam pemenuhan keperluan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Melihat latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dalam bidang KB dengan kasus Ulkus Portio?
4
1.3 Tujuan 1.3.1
Tujuan Umum
Tujuan makalah ini ada untuk mengetahui Sistem Informasi Kesehatan dalam bidang KB dengan kasus Ulkus Portio. 1.3.1
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Kasus kegawatdaruratan KB dengan kasus Ulkus Portio. 2. Untuk mengetahui Sistem Informasi Kesehatan dalam bidang KB.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui kasus kegawatdaruratan Kb denga kasus Ulkus Portio 2. Dapat mengetahui bagimana Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dalam bidang KB.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ulkus Portio 2.1.1
Pengertian
Portio merupakan salah satu bagian dari servik. Dimana pada porsio bisa terjadi berbagai penyakit, salah satunya seperti Ulkus Porsio. Ulkus pada portio uteri merupakan perdarahan yang terjadi diluar haid dengan penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ genitalia. Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada sotium uteri eksternum. Ulkus Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah. Ulkus porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh benda yang dapat mengakibatkan menjadi radang dan lama – lama menjadi infeksi. (Manuaba,2008) Definisi dari Ulkus portio adalah suatu perdarahan dan luka yang terjadi pada portio,
biasanya berwana
merah dengan
batas yang tidak jelas pada ostium uteri eksternum ( OUE ). Gambar 2.1
6
2.1.2
Etiologi
a. Penggunaan IUD (mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya kuman) penyebab terjadi infeksi. b. Pemakaian pil c. Perilaku seksual yang tidak sehat d. Trauma Ada beberapa penyebab yang menyebabkan terjadinya ulkus portio, antara lain : 1.
Manipulasi penis juga dapat menyebabkan ulkus portio,karena pada saat coitus gerakan penis yang kurang sesuai dengan vagina wanita, dapat menyebabkan gesekan dan benturan yang terlalu kuat sehingga portio menjadi terluka.
2.
Pada saat pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan infeksi.
3.
Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual).
4. Pada masa reproduktif batas berpindah karena adanya infeksi (cervicitis, kolpitis). (Wiknjosastro , 2014)
7
2.1.3
Patofisiologi
Proses terjadinya ulkus portio dapat disebabkan karena adanya rangsangan dari luar, misalnya pemasangan IUD. Karena pada IUD mengandung polyethilen yang sudah berkarat dan membentuk ion Ca, kemudian
bereaksi
dengan
ion
sel
sehat
PO4
sehingga
terjadi
denaturasi atau koalugasi membran sel. Sehingga terjadi erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal, sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi ulkus. (Manuaba, 2008) Dari posisi IUD yang tidak tepat, menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio. Dari semua kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim. Selain dan personal hygiene yang kurang, IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan media subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapat masuknya kuman dan menyebabkan infeksi. Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekret juga bercampur dengan nanah. (Winkjosastro, 2014).
8
2.1.4
Tanda dan Gejala
a.
Adanya fluxus
b.
Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas
c.
Adanya kontak berdarah
d.
Portio teraba tidak rata
e.
Pada perlukaan portio bisa tertutup cairan atau lendir.
f.
Berwujud gumpalan- gumpalan seperti bunga kol.
g.
Dapat dengan mudah berdarah atau tidak.
h.
Sekret bercampur darah setelah bersenggama.
i.
Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan yang sulit dipisahkan secara jelas dan Epitel Portio.
2.1.5
Komplikasi
Terjadi keganasan pada leher rahim, yang jika tidak dilakukan penanganan dengan tepat dan segera, bisa berujung pada kanker
2.1.6
Penanganan
a.
Membatasi hubungan suami istri
b.
Adanya ulkus porsio membuat portio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
c.
Menjaga kebersihan vagina.
d.
Bila kebersihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi portio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
e.
Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.
9
Pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak,dalam hal ini penderita harus istirahat baring dan diberi transfuse darah. Setelah pemeriksaan ginekologik menunjukan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus incomplete, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid. Dapat diberikan : 1)
Estrogen dalam dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan berhenti. Dapat diberikan secara intramuskulus dipriopionas estradiol 2,5 mg, atau benzoas estradiol1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. Keberatan terapi ini adalah bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul lagi.
2)
Progesteron pertimbangan disini adalah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar, sehingga pemberian progesterone mengimbangan pengaruh estrogen terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas hidrokksi progesteron 125 mg, secara intramuscular, atau dapat diberikan per os sehari norethondrone 15 mg atau asetas medroksi-progesteron (Provera) 10 mg, yang dapat diulangi. Terapi ini berguna pada wanita dalam masa pubertas. Dalam menghadapi masalah ulkus portio, Bidan sebaiknya berkonsultasi ke puskesmas, Dokter ahli, atau Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih
10
sempurna. Kepada wanita diberikan KIE untuk siap melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2.1.7
Efek samping
1. Infeksi a. Gejala : Keluarnya cairan putih yang baru, Nyeri perut bagian bawah, Suhu ≥ 37ºC b. Penyebab : 1) Akibat dari pemasangan tidak sesuai dengan standar baku dan tidak steril. 2) Partner seksual yang banyak dan lama pemakaian IUD. 3. Keputihan a.
Gejala : Keluarnya cairan jernih, tidak berbau dan tidak ada gatal dari vagina
b.
Penyebab : Karena adanya reaksi endometrium.
4. Ekspulsi a. Gejala
: Nyeri pada keluhan, Terabanya bagian IUD di dalam
vagina. b. Penyebab : Karena ukuran IUD yang tidak sesuai dan Karena letak IUD yang tidak sempurna. 5. Translokasi IUD a. Gejala : Klien merasakan rasa nyeri yang hebat pada waktu pemasangan dan Klien tampak menyeringai. b. Penyebab :
11
1)
Pemasangan yang sulit sehingga dilakukan pemaksaan
2)
Pemasukan inserter dengan arah yang salah
3)
Teknik pemasangan IUD dengan push ini.
6. Rasa mules / nyeri / kram perut bawah a. Gejala : Nyeri/mules/sakit pinggang terutama pada hari pertama sesudah pemasangan,
Wajah klien menyeringai dan Nyeri tekan
pada atas sympisis pada adneksa. b. Penyebab psikis : Letak iud yang tidak tepat dan Iud merangsang pembentukan prostaglandin pada waktu haid.
2.2 Sistem Informasi Kesehatan (SIK) 2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. (Satrianegara , 2014) Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat
12
pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut WHO, Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block ” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Keenam komponen (building block ) sistem kesehatan tersebut adalah : 1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan) 2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan) 3. Health worksforce (tenaga medis) 4. Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan) 5. Health information system (sistem informasi kesehatan) 6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
2.2.2 Tujuan Sistem Informasi Kesehatan
Tujuan dari dikembangkannya sistim informasi kesehatan adalah: 1. Sistim informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistim Kesehatan Nasional (SKN) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas 2. Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk Sistem Informasi Kesehatan (SIK), dengan tujuan dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut adalah agar dapat mentransformasi data
13
yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi sebuah informasi.
2.2.3 Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
World Health Organisation (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain:
1. Membantu
pengambil
keputusan
untuk
mendeteksi
dan
mengendalikan masalah ke 2. sehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya 3. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami, serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya: 1.
Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan
2.
Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang berobat
3.
Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik (bekerja secara terstruktur).
14
2.2.4 Sistem Informasi Kesehatan di Puskesmas
Sebagaimana diketahui bahwa puskesmas merupakan ujung tombak, pemerintah dalam memberikan upaya pelayanan kesehatan dimasyarakat. Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat bahwa puskesmas didefinisikan sebagai unit pelaksana teknis di kabupaten/kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas melaksanakan kegiatan proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap rencana kegiatan yang telah ditetapkan baik rencana upaya wajib maupun pembangunan dalam mengatasi kesehatan yang ada diwilayahnya. Salah satu bentuk pemantauan yang dilakukan adalah melalui sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS). (Barsasella, 2012) Penyelengaraan layanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas merupakan kegiatan yang membutuhkan proses pencatatan dan pengolahan data yang cukup kompleks. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menangani berbagai macem kegiatan operasional puskesmas mulai dari pengolahan registrasi pasien, data rekam medis pasien, farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan bulanan, tribulan dan tahunan, berbagai laporan eksekutif yang dihasilkan oleh puskesmas dengan bantuan sistem informasi sangat dibutuhkan dalam penentuan kebijakan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat. (Satrianegara , 2014)
15
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah sebuah sistem Informasi yang terintegrasi dan didesain multi user yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen puskesmas. Dalam implementasinya, Digital Sense telah merilis dua versi sekaligus yaitu berbasis desktop (OS Windows) dan berbasis web (OS Open Source). SIMPUS ini terdiri atas berbagai modul yaitu: Admin Sistem (manajemen user), Loket, Poli BP/umum, Poli Gigi, Lab/Radiologi, Apotek, Poli KIA, UGD, Rawat Inap, Kegiatan Luar Gedung/UKM, Pojok Gizi, Pelayanan KB, Manajemen Aset, dan Kepegawaian. Memungkinkan
koneksi
online
Dinas
Kesehatan
ke
Puskesmas/Pustu secara real time. Ditunjang dengan berbagai macam fitur yang memudahkan penggunan (user), antara lain: 1.
Tata tampilan tab view menarik
2.
Mudah digunakan (User friendly)
3.
Laporan lengkap (administrasi ke dinas)
4.
Output bisa convert excel dan pdf
5.
Fasilitas pencarian data pasien
6.
Fasilitas auto backup data
Secara umum SIMPUS terdiri dari beberapa sub-sistem sebagai berikut: 1.
Fasilitas pencarian pasien, cetak Buku Pasien, Paper pasien dan Kartu Pasien, cetak Surat Keterangan (sakit,sehat dan Kematian), cetak Surat Rujukan RS (Umum, ASKES, ASKESKIN).
16
2.
Registrasi Pasien Registrasi merupakan sub-sistem yang menangani data registrasi kunjungan pasien, baik kunjungan pemeriksaan umum, gigi, gizi, KIA, imunisasi dan kb. Kegiatannya meliputi:
Pengolahan data pasien, Pengolahan data
registrasi kunjungan pasien terdapat beberapa macam klasifikasi registrasi, yaitu: pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan KIA, kegiatan KB, pemeriksaan laboratorium 3.
Pemeriksaan/pemberian tindakan medis Hal ini merupakan sub-sistem yang menangani data yang terkkait dengan kegiatan pemeriksaan/pemberian tindakan terhadap pasien oleh tenaga kesehatan. sistem
ini
Berdasarkan jenis pemeriksaannya, sub-
diklasifikasikan
menjadi
pemeriksaan
umum,
pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan KIA, kegiatan KB, pemeriksaan laboratorium. Kegiatannya meliputi: a.
Pengolahan data kondisi pasien
b.
Pengolahan data anamnesis
c.
Pengolahan data diagnosis
d.
Pengolahan data terapi
e.
Pengolahan data pemeriksaan/tindakan medis/penggunaan lab
f.
Pengolahan data obat (resep)
g.
Pengolahan data rujukan
17
4.
Farmasi Farmasi merupakan sub-sistem yang menangani data yang terkait dengan obat. Fungsionalitasnya meliputi : Pengolahan data-data master obat, Pengolahan data stok obat baru, persediaan obat,
Pengolahan data
Pengolahan data pelayanan/pemberian resep
pasien, Pemantauan Data Register 5.
Pemantauan data register merupakan pemantauan data yang terjadi dipuskesmas secara harian/bulanan ataupun periode tertentu. Kegiatannya meliputi: Register pemeriksaan umum,
Register
pemeriksaan gigi, Register pemeriksaan gizi, Register pemeriksaan imunisasi, Register pemeriksaan KIA, Register pemeriksaan KB, 6.
Laporan, Laporan merupakan sub-sistem untuk membuat laporan atau rekapitulasi.
Laporan ini meliputi
: LB:
LB1 – Kasus
penyakit LB2 – LPLPO, Laporan Manajemen, Laporan kunjungan pasien, Laporan 10 penyakit terbanyak, Laporan penggunaan obat, Laporan tindakan medis terbanyak, Laporan metode pembayaran oleh pasien, Laporan billing. 7.
Pemetaan Pemetaan wilayah meliputi kunjungan pasien, penyakit terbanyak, penggunaan obat, riwayat KLB, dan lain sebagainya. Akan tetapi mapping data kesehatan sangat jarang dilakukan.
18
BAB III PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”D” DENGAN PERDARAHAN DILUAR HAID (ULKUS PORTIO) Di PUSKESMAS PADALARANG
Tanggal : 14 Maret 2018
jam : 09.00 WIB
BIODATA
Identitas Pasien Istri
Suami
Nama
: Ny “D”
Nama
: Tn “M”
Umur
: 32 tahun
Umur
: 38 tahun
Agama
: islam
Agama
: islam
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan : swasta
Alamat
: Ds. Prambon 5/1 Kec. Soko, Kab. Tuban
I. SUBJEKTIF A. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengalami keputihan disertai darah sejak 3 hari yang lalu, nyeri pada perut dan alat kelamin terasa perih. B. Riwayat Haid
Menarche
: 12 tahun
Siklus
: tidak teratur
Lama
: 7 hari
Konsistensi
: cair, bau anyir khas darah
19
Flour albus
: setiap hari, warna kuning agak kehijauan
Dismenorea
: iya.
C. Riwayat Perkawinan
Nikah
: 1 kali
Usia menikah
: 16 tahun
Lama menikah
: 16 tahun
Jumlah anak
:2
D. Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi IUD sejak 3 tahun yang lalu. Pola kebiasaan sehari – hari Nutrisi
: Makan 3x sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur dan lauk pauk. Minum air putih ± 6 gelas/hari.
Eliminasi
: BAK ± 5x/hari, BAB 1x/hari
Istirahat
: tidur siang ± 2 jam, tidur malam ± 7 jam
Kebersihan
: mandi 2x sehari, ganti baju dan celana dalam.
E. Keadaan Psikologis
Ibu mengatakan cemas dengan keadaan yang dialami. F.
Pengetahuan
Ibu mengatakan awal terjadinya keputihan adalah setelah memakai alat kontrasepsi IUD.
20
II. OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum Keadaan umum
: Baik
BB/TB
: 48 kg / 152 cm
LiLA
: 24 cm
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
Suhu
:36, 4 0C
Respirasi
: 22 x/menit
Pemeriksaan Fisik Inspeksi : Muka
: terlihat pucat
Mata
: sklera putih, konjungtiva tampak anemis
Mulut
: terlihat kering
Ekstremitas
: kuku terlihat pucat
Pemeriksaan Inspekulo Pemeriksaan pada porsio terdapat perlukaan yang tertutup cairan.
III. ASSESMENT
Diagnosa
: Ny. D dengan perdarahan di luar haid (ulkus portio)
Masalah
: cemas, keputihan, bercak-bercak darah yang belum diketahui sebabnya, nyeri abdomen, dan perih pada vagina.
Kebutuhan
: istirahat, personal hygiene, nutrisi, dukungan psikologis, informasi tentang penyakit yang diderita.
Potensial
: terjadi Ca cerviks.
21
IV. PLANNING
1.
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu. Evaluasi : ibu tahu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan.
2.
Memberikan pengobatan yodium pada saat pemeriksaan inspekulo. Evaluasi : setelah diberikan yodium rasa nyeri berkurang
3.
Memberikan KIE sehubungan dengan keadaan yang dialami dan kemungkinan tindakan yang akan dilakukan. Evaluasi : ibu dapat mengerti dan mempersiapkan diri dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pengobatan.
4.
Memberikan dukungan moral/ support mental kepada ibu dan libatkan keluarga. Evaluasi : ibu lebih percaya diri dan keluarga siap mendampingi.
5.
Menganjurkan dan memotivasi ibu untuk menjaga personal hygiene terutama pada daerah genetalia. Evaluasi : terjadinya Infeksi dan jamur dapat diminimalisir .
6.
Konsultasi dengan Ahli Evaluasi : di berikan Amoxilin 3x1 (20 Tabelet)
7.
Menganjurkan konsultasi dengan dokter Sp.OG. Evaluasi : mendapatkan jalan keluar atau solusi untuk memecahkan masalah.
8.
Melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih memadai.
22
DAFTAR PUSTAKA
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2010, https://www.bkkbn.go.id/, Diakses 16 Maret 2018. Barsasella, D. (2012). Sistem Informasi Kesehatan, Mitra Wacana, Jakarta. Hatta , Gemala R., (2014) Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana. Pelayanan Kesehatan, UI Press, Jakarta, Kemenkes RI. 2013. Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana Tahun 2014-2015, Jakarta Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB , EGC, Jakarta EGC. Perdarahan Diluar Haid, 2015, Ulkus Portio, https://karyatulisilmiah.com, diakeses 16 Maret 2018. Satrianegara , M. Fais , 2014, Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Teori dan Aplikasi dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit., Salemba Medika, Jakarta . Sistem
Informasi
Kesehatan,
2012,
Sistem
Informasi
Kesehatan,
Http://www.Sistem-Informasi-Kesehatan.html, Di akses tanggal 16 Maret 2018. Wiknjosastro H , 2014, Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2, Yayaan Bina Pustaka, Jakarta.
23
LAMPIRAN SISTEM INFORMASI MANAJEMAN PUSKESMAS (SIMPUS) PUSKESMAS DALAM BIDANG KB DENGAN KASUS ULKUS PORTIO
SUMBER : SISTEM INFORMASI MANAJEMAN PUSKESMAS (SIMPUS) PUSKESMAS MERDEKA Jln. Merdeka No 66 Palembang Kec. Bukit Kecil Telp 0274
1.
Petunjuk Penggunaan
Pengoperasian simpus dimulai dengan : a. Membuka aplikasi simpus dengan login terlebih dahulu, berikut tampilan login SIMPUS:
24
b.
Kemudian akan tertampil dashboard halaman awal aplikasi SISFOMAS
Pada dashboard terdapat informasi jumlah kunjungan pasien yang disajikan secara harian,mingguan,bulanan,tahunan serta terdapat grafik jumlah kunjungan pasien 2.
Pendaftaran Pasien Rawat
25
Selanjutnya, pasien didaftarkan ke klinik sesuai dengan keluhan pasien, kemudian klik icon simpan, karena dalam kasus ini terkait dengan zkb maka tampilan Sik adalah sebagai berikut :
Jika sudah terisi semua kemudian klik simpan,
3. Setelah melakukan pendaftaran pasien pada rawat jalan, pilihlah inik (KB)
26
4. Menu : Pemeriksaan → Rawat jalan
Pemeriksaan Pasien KIA digunakan untuk menginputkan data pemeriksaan pasien yang berkunjung ke klinik KIA (KB). Tampilan awal modul ini adalah sebagai berikut :
Untuk menginputkan hasil pemeriksaan yaitu dengan cara double-click pada baris pasien pada klinik KIA yang akan diinputkan . 5. Fasilitas Kunjungan KB
Untuk input data pasien KIA (KB) pilih pasien yang mendaftar pada klinik KIA (KB). Kemudian untuk kunjungan baru klik ikon “Pemeriksaan Kb” dan Untuk kunjungan Pasien KIA KB ulang klik icon “Pemeriksaan Kb Ulang” maka tampak form input seperti di bawah ini.
27