ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA BRONKIALE A. Pengertian Asma bronkiale adalah penyakit pernafasan akut, yang disebabkan oleh alergen, perubahan mencolok pada lingkungan atau oleh ketegangan emosi. Penyakit Asma pada wanita yang hamil kadang-kadang bertambah berat atau malah berkurang. Dalam batas wajar asma yang berat dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim melalui gangguan perukaran gas oksigen dan karbondiokida. Pengawasan hamil dan pertolongan persalinan dapat dilakukan dengan operasi. Asma bronkiale merupakan salah satu penyakit pernafasan yang sering dijumpai pada kehamilan,mempengaruhi 1-4% wanita hamil. Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya asma tidak selalu sama pada setiap penderita, bahkan pada seorang penderita asma serangannya tidak selalu sama pada kehamilan pertama dan berikutnya. Kurang dari sepertiga penderita asma akan membaik dalam kehamilan, lebih dari sepertiga akan menetap, kurang sepertiga lagi akan bertambah buruk pada serangan bertambah berat. Biasanya serangan akan timbul pada usia 24-36 minggu dan pada akhir kehamilan jarang terjadi. B. Etiologi Penyebabnya asma pada kehamilan antara lain: 1. Zat-zat alergi contohnya tepung, debu, bulu 2. Infeksi saluran pernafasan 3. Pengaruh udara misalnya terlalu dingin, terlalu panas 4. Faktor psikis misalnya kelelahan, stress C. Patofisiologi Pemeriksaan yang dilakukan oleh tim ahli asma California tahun 1983 pada 120 kasus asma pada ibu hamil yang terkontrol baik, terdapat dari 90% penderita yang tidak pernah mendapat serangan dalam persalinan, 2,2% menderita serangan ringan, dan hanya 0,2% yang menderita asma berat yang dapat diatasi dengan obat-obatan intra vena. Pengaruh asma pada ibu hamil dan janin sangat tergantung dari sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen dan akan hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada janin dan sering terjadi keguguran, persalinan prematur dan berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan atau gangguan pertumbuhan janin. D. Manifestasi klinis 1. Tanda dan gejala utama asma adalah bunyi wheezing, dispnea, batuk 2. Penggunaan otot bantu nafas saat serangan 3. Seputum dengan sedikit mukus 4. Takikardi 5. Berkeringat dingin 6. Serangan berlangsung sekitar 70 menit sampai beberapa jam dan dapat hilang secara spontan 7. Ronchi basah E. Pemeriksaan
1. Sinar X dada Hiperinflasi paru, mendatarnya diafragma, peningkatan area udararetsosternal, hasil normal selama periode renisi. 2. Tes fungsi paru 3. TIc 4. Kapasitas Inspirasi 5. Gda (Gas darah arteri) Pao2 turun, pa co2 meningkat 6. Sputum 7. EKG, tes stress F. Penatalaksanaan 1. Mencegah adanya stress 2. Menghindari faktor pencetus yang sudah diketahui secara intensif 3. Mencegah penggunaan aspirin karena dapat menimbulkan serangan 4. Pada serangan ringan dapat menggunakan obat inhalan 5. Pada keadaan yang lebih berat penderita harus dirawat dan serangan dapat dihilangkan seperti efinefrin/sc, oksigen, isoproterenol/inhalasi, aminopilin/infus, glukosa, hidrokortison/infus dektrose 10% G. Komplikasi 1. Hiposia janin dan ibu 2. Abortus 3. Persalinan prematur 4. BBLR
ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian. A. Identitas klien Nama, umur, agama, suku, pendidikan, alamat, nama suami, pekerjaan, jenis kelamin: wanita yang sedang hamil. B. Riwayat Kesehatan:
-
Kehamilan saat ini
-
Kehamilan dahulu Kehamilan keberapa, riwayat partus (abortus, aterm, immature, premature)
C. Riwayat Ginekologi Riwayat mentruasinya usia menarce, banyaknya, HPHT, siklus,lamanya, keluhan D. Riwayat Pengobatan Sekarang E. Riwayat Medis
Penyakit terdahulu yang pernah diderita, mungkin sudah pernah mengalami asma sebelumnya.
F. Riwayat Medis Keluarga Pada klien serangan status ashtmatikus perlu dikaji tentang riwayat penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya karena hipersensitifitas pada penyakit asma ini lebih ditentukan oleh faktr genetic lingkungan Menunjukan silsilah keluarga, mungkin ada anggota keluarganya yang mengalami penyakit yang sama G. Riwayat Pekerjaan Pekerjaan: mempengaruhi reaksi alergi klien (polusi udara, debu, kelelahan fisik)
2. Informasi Personal A. Penentuan Taksiran Partus (Lampirkan Rumus Penghitungan HPHT) B. Pengkajian Psikososial Gangguan emosional sering dipandang sebagai salah satu pencetus bagia serangan gangguan itu berasal dari rumah tangga, lingkungan sekitar sampai lingkungan kerja. Seseorang yang punya beban hidup yang berat berpotensial terjadi serangan asma. Yatim piatu, ketidakharmonisan hubungan dengan orang lain sampai ketakutan tidak bisa menjalankan peranan seperti semula. C. Pengkajian Nutrisi D. Pemeriksaan Fisikn
3. Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia A. Aktivitas Keletihan, kelemahan, malaise, ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari, ketidakmampuan untuk tidur, perlu posisi kepala lebih tinggi waktu tidur, dispnea pada saat istirahat, gelisah, insomnia. B. Sirkulasi Pembengkakan pada ektremitas bawah, peningkatan tekanan darah, distensi vena leher, pucat dapat menunjukan anemia, warna kulit normal atau sianosis. C. Integritas ego Peningkatan faktor resiko, perubahan pola hidup, ansietas, keakutan peka rangsang D. Makanan dan Cairan
Mual muntah, anoreksia, ketidakmampuan untuk makan, penurunan berat badan menunjukkan udema, turgor kulit jelek, edema dependent, berkeringat E. Hygiene Penurunan kemampuan perawatan diri, kebersihan buruk, bau badan F. Pernafasan Pernafasan pendek khususnya saat aktvitas, sulit nafas, dada tertekan, penggunaan oksigen, riwayat pneumoni keluarga, mengunakan otot tambahan waktu bernafas Dada Saat inspeksi dapat dilihat hiperinflasi dengan peninggian diameter ap, gerakan diafragma minimal, bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi, ronchi. Saat perkusi ditemukan hipersonor pada area paru, bunyi pekak pada area paru, kesulitan pada bicara kalimat G. Kemanan Riwayat reaksi alergi Berkeringat atau kemerahan H. Seksualitas Penurunan libido I. Interaksi Sosial Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, kegagalan dukungan, penyakit lama, keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian hubungan dengan orang lain. J. Penyuluhan dan pembelajaran Penggunaan dan penyalahgunaan obat pernafasan, kesulitan menghentikan rokok, penggunaan alkohol secara teratur. 4. Diagnosa Keperawatan A. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, pola nafas tidak efektif berhubungan dengan bronco spasme, peningkatan sekresi pulmoner B. Ansietas berhubungan dengan ancaman jiwa sekunder terhadap sesak nafas dan takut C. Inteloransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, kelelahan sekunder D. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi proses penyakit dan tindakan 5. Intervensi Keperawatan