Asuhan Keperawatan Kolostomi BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor (Harahap, 2006). Kolostomi adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. ou!hui"en, #$$#). Kolostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara %olon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya. (llmu edah, &hiodorer S%hro%k, M', #$). 'ari pendapat diatas dapat disimpulkan bah!a %olostomi merupakan suatu membuatan lubang di dindin din ding g per perut ut deng dengan an tu* tu*uan uan unt untuk uk men mengel geluar uarkan kan fa% fa%es es dap dapat at ber bersif sifat at sem sement entara ara ata ataupun upun permanen. Kolostomi merupakan Suatu tindakan membuat lubang pada kolon tran+ersum kanan maupun kiri tau kolonutaneustomi yang disebut *uga anus prenaturalis yang dibuat sementara atau menetap. Kolostomy pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan ga!at darurat, sedang pada orang de!asa merupakan keadaan yang pathologis. Kolostomy pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara. Kolostomi dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep diri pasien. #. Kolostomi temporer- sementara embuatan kolostomi biasanya untuk tu*uan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi Kolos tomi temporer ini mempunyai dua u*ung lubang yang dikelu dikeluarkan arkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel. /ubang kolostomi yang mun%ul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut S&M. ada minggu pertama post kolostomi biasanya masih ter*adi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar. asien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). /uka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, pera!at harus selalu memonitor kondisi luka dan segera mera!at luka dan mengganti balutan *ika balutan terkontaminasi feses. era!at harus segera mengganti kantong kolostomi *ika kantong kolostomi telah terisi feses atau *ika kontong kolostomi bo%or dan feses %air mengotori abdomen. era!at *uga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari ter*adinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien. Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi "ink salep atau konsultasi pada dokter ahli *ika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. ada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi. teriritasi. 2. Kolostomi ermanen embuatan embuat an kolost kolostomi omi permanen biasa biasanya nya dilaku dilakukan kan apabil apabilaa pasie pasien n sudah tidak memung memungkinkan kinkan untuk defekasi se%ara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau re%tum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu u*ung lubang).
a. erdasarkan lubang kolostomi di bagi men*adi 1 #) Single barreled stoma aitu a itu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau ditutup. 2) 'ouble barreled iasanya meliputi kolon trans+ersum. Kedua u*ung kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma.Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses. ) Kolostomi lop3lop aitu kolon trans+ersum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat ditempat dengan glass rod.K ro d.Kem emudi udian an 43 43#0 #0 har harii us usus us me memb mben entu tuk k ad ades esii pa pada da di dindi nding ng abd abdom omen, en, lu luba bang ng di dibua buatt dipermukaan terpa*an dari usus dengan menggunakan pemotong. B. Etiologi enyebab pasti masih belum diketahui, tetapi beberapa kondisi yang dikenal sebagai sindrom poliposis adenomatosa memiliki predisposisi lebih besar men*adi resiko kanker kolon (drago+i%h, 200$). Sebagian besar kanker kolon mun%ul dari polip adenomatosa yang menutupi dinding sebelah dalam dal am usu ususs bes besar ar.. sei seirin ring g !ak !aktu, tu, per pertum tumbuh buhan an abno abnorma rmall ini mem memperb perbesa esarr dan akhi akhirny rnyaa berkembang men*adi adenokarsinoma. 'alam kondisi ini, banyak adenomatosa mengembangkan polip dikolon, yang pada akhirnya menyebabkan kanker usus besar. kanker biasanya ter*adi sebelum usia 50 tahun. sindrom adenomatosa poliposis %enderung ber*alan dalam keluarga. faktor lain yang beresiko tinggi mengembangkan kanker kolon, meliputi hal3hal berikut 1 #. Kolitis useratif atau penyakit %hron (blik, 2000) 2. kanker payudara, kanker rahim atau o+arium sekarang atau di masa lalu. . obesistas telah diidentifikasi sebagai faktor resiko kanker usus besar 5. merokok telah *elas dikaitkan dengan resiko yang lebih tinggi untuk kanker kanke r usus besar.
C. Patofisiologi #. roses er*alanan enyakit Klien yang mengalami kelainan pada usus seperti1 obstruksi usus, kanker kolon,kolitis ul%eratif, penyakit 'i+ertikuler akan dilakukan pembedahan yang disebut dengan kolostomi yaitu lubang dibuat dari segmen kolon ( ase%enden, tran+ersum dan sigmoid ). /ubang tersebut ada yang bersifat sementara dan permanen.Kolostomi asenden dan trans+ersum bersifat sementara, sedang sed angkan kan kol kolost ostomi omi sig sigmoi moid d ber bersif sifat at perm permanen anen.. Kol Kolost ostomi omi yang ber bersif sifat at sem sement entara ara akan dilakukan penutupan.
2. Manifestasi Klinis
#. 2. . 5. 4.
yeri abdomen Muntah bstipasi-diare erut kembung Ke*ang hilang timbul
. Komplikasi a. rolaps, merupakan penon*olan mukosa %olon 6 %m atau lebih dari permukaan kulit rolaps dapat dibagi tingkatan1 #) enon*olan seluruh dinding %olon termasuk peritonium kadang3kadang sampat loop ilium. 2) danya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penon*olan. ) rolaps dapat ter*adi oleh adanya faktor3faktor peristaltik usus meningkat, fi7asi usus tidak sempurna, meso%olon yang pan*ang, tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum yang pendek dan tipis. b. 8ritasi Kulit Hal ini terutama pada %olostomy sebelah kanan karena fe%es yang keluar mengandung en"im pen%ernaan yang bersifat iritatif. 9uga ter*adi karena %ara membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan plaster. %. 'iare Makin ke proksimal %olostominya makin en%er fe%es yang keluar. ada sigmoid biasanya normal.
d. Stenosis Stoma Kontraktur lumen ter*adi penyempitan dari %elahnya yang akan mengganggu pasase normal feses. e.
:+iserasi 'inding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar melalui %elah. f. bstruksi- penyumbatan enyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. ;ntuk menghindari ter*adinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi se%ara teratur. ada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu dia*arkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi. g. 8nfeksi Kontaminasi feses merupakan fa%tor yang paling sering men*adi penyebab ter*adinya infeksi pada luka sekitar stoma. leh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk men%egah infeksi. h. 8 dapat dibuang atau di*ahit tertutup (disebut Kantong Hartman) dan dibiarkan didalam rongga abdomen, end %olostomy merupakan hasil terapi bedah pada kanker kolorektal. ) 'ouble3arrel =olostomy
&erdiri dari dua stoma yang berbeda yaitu stoma proksimal yang berfungsi dan stoma distal yang tidak berfungsi. b. 9enis Kolostomi berdasarkan sifat kolostomi #. Kolostomi sementara dibuat misalnya pada penderita ga!at perut dengan peritoritis yang telah dilakukan reseksi sebagian kolon. 2. Kolostomi tetap dibuat pada reseksi rektoanal abdominoperineal menurut ?uenu3milles berupa anus preternaturalis
D. #. 2. . 5. 4.
Penatalaksanaan 'ukungan adaptasi dan kemandirian. Meningkatkan kenyamanan. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal. Men%egah komplikasi. Memberikan informasi tentang proses- kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
E. #. a. #) 2) ) 5) b. #) 2) ) 5)
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENAN KO!OSTO"I engka*ian Keadaan stoma 1 @arna stoma (normal !arna kemerahan). &anda3tanda perdarahan (perdarahan luka operasi). &anda3tanda peradangan (tumor, rubor, %olor, dolor, fungsi laese). osisi stoma. pakah ada perubahan eliminasi tin*a 1 Konsistensi, bau, !arna fe%es. pakah ada konstipasi - diare A pakah fe%es tertampung dengan baik A pakah pasien- keluarga dapat mengurus fe%es sendiri A
%. pakah ada gangguan rasa nyeri 1 #) Keluhan nyeri ada- tidak. 2) Hal3hal yang menyebabkan nyeri. ) Kualitas nyeri. 5) Kapan nyeri timbul (terus menerus - berulang). 4) pakah pasien gelisah atau tidak. d. pakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi #) &idur nyenyak- tidak. 2) pakah stoma mengganggu tidur-tidak. ) dakah faktor lingkungan mempersulit tidur. 5) dakah faktor psikologis mempersulit tidur A e. agaimana konsep diri pasien A #) agaimana persepsi pasien terhadap1 identitas diri, harga diri, ideal diri, gambaran diri, B peran.
f. pakah ada gangguan nutrisi 1 #) agaimana nafsu makan klien. 2) normal atau tidak. ) agaimana kebiasaan makan pasien. 5) Makanan yang menyebabkan diare. 4) Makanan yang menyebabkan konstipasi. g. pakah pasien seorang yang terbuka A #) Maukah pasien mengungkapkan masalahnya. 2) 'apatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan setelah tahu bagian tubuhnya diangkat. #. #) 2) ) 5) 4) 6)
Diagnosa Ke$era%atan >angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma *aringan Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan pemasangan kolostomi >angguan konsep diri-%itra diri berhubungan dengan perubahan anatomis >angguan istirahat tidur berhubungna dengan luka insisi akibat tindakan %olostomy 8ntoleransi akti+itas berhubungan dengan adanya luka pas%a bedah di abdomen utrisi kuarang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat
. Inter&ensi ke$era%atan '8>S &;9;-KH 8&:angguan &;9;1 #. Ka*i keluhan dan skala #.;ntuk mengetahui sifat rasa 'iharapkan nyeri dan tingkat nyeri
nyaman nye rasa nyeri 2. Moti+asi untuk melaku ri berkurang-hilan kan tekhnik pengaturan berhubunga g nafas dan mengalihkan KH1 n perhatian 3 Skala nyeri 03#0 dengan trau . Hindari sentuhan semin ma *aringan 3 @a*ah tampak imal mungkin untuk rilek mengurangi rangsangan nyeri 5. ertahankan puasa 4. erikan analgetik sesuai dengan program medis
Kerusakan intregitas kulit berhubunga n dengan pemasangan kolostomi
&u*uan 1 dapat mempertahanka n integritas kulit Kriteria hasil 1 3 8ritasi berkurang 3 /uka kering .
>angguan konsep diri-%itra diri berhubunga n dengan perubahan anatomis
&u*uan 1 Menyatakan penerimaan diri sesuai situasi Kriteria hasil 1 3 Menerim a perubahan kedalam konsep diri tanpa harga diri yang negati+e 3 Menun*u
sehingga memudahkan dalam memberikan tindakan 2.
kkan penerimaan dengan melihat menyentuh stoma dan berpartisipasi dalam pera!atan diri 3 Menyatak an perasaan tentang stoma penyakit Mulai menerima situasi se%ara konstruktif
gunakan kesempatan untuk memberikan tanda positif tentang penyembuhan penampilan normal dsb. &ingkatkan pasien bah!a penerimaan memerlukan !aktu, baik se%ara fisik dan emosi . erikan kesempatan pasien menerima kolostomi melalui partisipasi pera!atan diri 5. 9ad!alkan akti+itas pera!atan dengan pasien >angguan &u*uan 1 #. 9elaskan perlunya istirahat Kebutuhan penga!asan fungsi tidur istirahat dan usus dalam operasi berhubungn tidur terpenuhi. a!al a dengan Kriteria 2. erikan system luka insisi :+aluasi 1 kantong adekuat, akibat 3 K8ien kosongkan kantong tindakan dapat tidur sebelum tidur, bila %olostomy tenang (63 *am perlu pada *ad!al yang sehari). teratur 3 &idak . iarka pasien ada faktor mengetahui bah!a lingkungan dan stoma tidak akan psikologis yang %edera bila tidur mempersulit 5. 'ukung tidur. kelan*utan kebiasaan 3 Klien ritual sebelum tidur kelihatan segar 4. Kolaborasi (tidak berikan analgesi%, mengantuk). sedati+e saat tidur
pada pera!atan diri membantu untuk memperbaiki keper%ayan diri dan penerimaan situasi 5. Meningkatkan rasa %ontrol dan memberikan pesan pada pasien bah!a ia dapat menangani masalah tersebut, meningkatkan harga diri
#. asien lebih dapat mentoleransi gangguan dari staf bila ia memahami alas an-pentingnya pera!atan 2. Dlatus-feses berlebihan ter*adi meski diinter+ensi, pengosongan pada *ad!al teratur meminimalkan kebo%oran . asien akan mampu beristirahat lebih baik bila merasa aman tentang kolostomi stomanya 5. yeri mempengaruhi kemampuan pasien untuk *atuh-tetap tidur. bat yang tepat !aktu dapat meningkatkan istirahat-tidur selama periode a!al pas%a
8ntoleransi akti+itas berhubunga n dengan adanya luka pas%a bedah di abdomen
&u*uan 1 'iharapkan pasien dapat melaukan akti+itas sesuai kondisinya KH1 3 7 mampu mika3 miki tanpa bantuan 3 7 dapat duduk sendiri
#. 9elaskan pentingnya gerakan-akti+itas bagi pasien 2. antu dan latih pasien untuk melakukan akti+itas-gerakan . ;bah posisi se%ara periodi% sesuai kondisi pasien 5. Moti+asi pasien untuk tetap melakukan latihan utrisi &u*uan 1 #. 9elaskan kurang dari 'iharapkan pentingnya nutrisi pada kebutuhan nafsu makan pasien berhubunga pasien 2. 9elaskan n dengan meningkat makanan yang asupan KH1 dian*urka dan yang nutrisi tidak 3 ebas dipantangkan adekuat tanda malnutrisi . Monitor makanan 3 ola dalam porsi sedikit tapi makan kali sering sehari 5. Monitor makanan3makanan yang dikonsumsi 4. Kolaborasi dengan ahli gi"i
operasi. =atat *aras nyeri pada otak ada dipusat tidur dan dapat memmpengaruhi pasien men*adi terbangun #. >erakan mengurangi spasme otot akibat bedrest 2. Meningkatkan rasa keper%ayaan dan meminimal resiko dekubitus . erubahan posisi menurunkan insiden komplikasi kulit 5. Meningkatkan rasa per%aya diri dan untuk semangat sembuh #. utrisi dapat memper%epat penyembuhan luka 2. Men%egah kondisi yang buruk pada pasien . Menurunkan resiko mual, muntah 5. Men%egah timbulnya kera%unan makanan atau kondisi pasien yang buruk 4. Membantu mengka*i kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan pen%ernaan dan funngsi usus
H. E&al'asi hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan kepera!atan adalah sebagai berikut 1 #. 8nformasi kesehatan terpenuhi 2. &idak mengalami in*uri pas%aprosedur bedah reseksi kolon
. 5. 4. 6. E. .
yeri berkurang atau teradaptasi 8ntake nutrisi optimal sesuai tingkat toleransi indi+idu 8nfeksi luka operasi tidak ter*adi Ke%emasan berkurang eningkatan konsep diri atai gambaran diri eningkatan akti+itas
'D&< ;S&K runner and Suddarth.200#. Keperawatan Medikal Bedah. :disi +ol 2. 9akarta1 :>= :ffendi, asrul. #$$. Dasar Keperawatan :disi 2. 9akarta1 :>= Hariana, 'rs H. rif. 2004. Resep Mengobati Penyakit Swadaya
ASUHAN KEPERAWATAN
•
Pengkajian
Pengkajian pada anak-anak dengan orang dewasa memiliki beberapa perbedaan. •
Identitas
1.
Nama pasien
2.
Nama Ortu
3.
Pendidikan (pasien atau orang tua)
4.
!
".
#mur $ ba%i-anak-anak
&.
'enis elamin $ laki-laki perempuan
*.
+lamat
,.
+gama
.
anggal asuk /0
1. iagnosa edis $ +tresia +ni •
/iwa%at keseatan
11. /iwa%at pen%akit sekarang eluan %ang biasa munul pada pasien dengan atresia ani $ perut kembung5 munta-munta5 dan tidak bisa 6+6 1.
/iwa%at pen%akit terdaulu
+ntenatal $ nutrisi ibu %ang kurang5 ibu mengkonsumsi obat-obatan saat trimester 1 keamilan5 ibu jarang tidak melaukan atau jarang melakukan ontrol (ring +N7)5 dan trauma 8isik ibu. Intenatal $ ba%i lair dengan premature dengan kondisi kaki5 badan lalu kepala %ang keluar. Post natal $ pemberian makanan %ang kasar dan kurang serat bisa memperpara kondisi pasien %ang mengalami atrsia ani. arena kondisi anus dengan lubang %ang keil atau bakan tidak ada lubang akan men%ebabkan meonium keras. 1.
/iwa%at pen%akit keluarga
+paka ada keluarga %ang dulun%a perna mengalami pen%akit %ang dapat meningkatkan terjadin%a atresia ani. ejadian atresia ani akan meningkat pada pasien %ang memiliki saudara %ang sebelumn%a mengalami atresia ani. 1.
/iwa%at Imunisasi $ riwa%at imunisasi pada kejadian atresia ani kemungkinan besar tidak berpengaru karena atresia ani biasan%a berubungan geneti %ang terjadi pada anak sejak dia dalam kandungan.
2.
/iwa%at tumbu kembang $ untuk anak %ang mengalami atresia ani akan mengalami gangguan pada taap tumbu kembang toileting.
3.
/iwa%at umbang $ anak %ang mengalami atresia ani akan mengalami gangguan pada 8ase anal %ang berlangsung pada umur 13 taun. Pengeluaran 8eses %ang ditandai dengan berkembangan kepuasan (katesis dan ketidakpuasan (antikateksis) di sekitar 8ungsi eliminasi. engan buang air besar akan timbul perasaan lega5 n%aman5 dan puas. epuasan tersebut bersi8at egosentrik5 artin%a anak mampu mengendalikan sendiri 8ungsi tubu. Namun5 pada penderita atresia ani tidak akan merasakan lega5 n%aman5 dan puas. (0unar%o5 24$ 3)
4.
9enogram $ tidak ada anggota keluarga %ang menderita atresia ani sebelumn%a
9enerasi I$ meninggal tidak diketaui pen%ebabn%a ole klien. 9enerasi II$ meninggal tanpa sakit. alam keluarga tidak ada pen%akit keturunan. •
Pola 8ungsi keseata
Pola 9O/ON 1.
Pola persepsi teradap keseatan
Pasien belum bisa menguapkan seara :erbal apa %ang dirasakan saat ini5 namun saat ba%i merasa sakit atau n%eri biasa akan menangis. 1.
Pola akti8itas keseatan;latian
6a%i akan terliat lema dan emas karena atresia ani.
1.
Pola istiraat;tidur
arena pasien bisa mengalami konstipasi dan perut kembung pola istiraatn%a akan terganggu. erutama pos operasi %ang bisa menimbulkan rasa n%eri pada anak ataupasien. In8ormasi bisa diperole dari keterangan keluarga jika pasienn%a ba%i
1.
Pola nutrisi metabolik
Pasien mengkonsumsi +0I eksklusi8 atau susu pendamping +0I atau makanan %ang dikonsumsi anak. 1.
Pola eliminasi
lien tidak dapat buang air besar dan atau dalam urin ada mekonium. 1.
Pola kogniti8 perseptual
Pasien belum mampu berkomunikasi5 berespon5 dan berorientasi dengan baik pada orang lain karena usian%a %ang masi ba%i. 'ika pasienn%a anak-anak %ang suda mampu berkomunikasi5 bagaimana ara dia mengungkapkan rasa tidak n%amann%a atau n%eri %ang dirasakan. 1.
Pola konsep diri
Pola ini terdiri dari identitas diri5 ideal diri5 gambaran diri5 peran diri dan arga diri. 1.
Pola seksual /eproduksi
pasien masi ba%i dan belum menika 1.
Pola nilai dan kepera%aan
6a%i tidak bisa dikaji pola nilai dan kepera%aann%a karena masi anaanak. 1.
Pola peran ubungan
Pasien ba%i akan memiliki ubungan %ang dekat dengan ibun%a. 0eingga saat berada didekat ibun%a pasien akan merasa lebi tenang. mandiri 1.
Pola koping
Pasien anak-anak akan menangis untuk menunjukan apa %ang dirasakan supa%a mendapat bantuan atau pertologan dari sekitarn%a.
anda-tanda :ital
•
Nadi
•
/espirasi
•
0uu a=ila
2.
epala
epala simetris5 tidak ada lesi5 kulit kepala bersi5 5 tidak ada aput suedanium5 dan tidak ada epal ematom. 3.
ata
0imetris5 tidak konjungti8istis5 tidak ada perdaraan pada subkonjungti:a5 tidak ikterus5 tidak nistagamus; tidak episnatus5 pada pasien atresia ani biasan%a onjungti:a agak puat. 4.
0imetris5 bersi5 tidak ada luka atau seret5 tidak ada perna8asan uping idung5 tidak ada pus dan lendir. ".
ulut
6ibir simetris5 tidak marognatia5 mirognatia5 tidak maroglosus5 tidak 7eiloisis. &.
elinga
elinga simetris dan matur tulang kartilago berbentuk sempurna. *.
!eer
idak ada webbed nek. ,.
orak
6entuk dada simetris5 silindris5 tidak pigeon est5 tidak 8unnel sest5 perna8asan normal. .
'antung
idak terdengarmur-mur atau suara abnormal lainn%a saat auskultasi dan 8rekuensi jantung teratur . 1. +bdomen 0imetris5 tidak ada massa atau tumor 5 tidak terdapat perdaraan pada umbilius5 terdengar suara iperperistaltik. Pada pemeriksaan palpasi pada daera usus akan terdengar pekak (konstipasi). 11. 9enitalia erdapat lubang uretra5 tidak ada epispandia pada penis5 tidak ada ipospandia pada penis5 tidak ada ernia sorotalis. Pada penderita atresia ani bisa terjadi meonium keluar bersamaan dengan urin. 12. +nus idak terdapat anus5 anus nampak mera5 usus melebar5 kadang-kadang tampak ileus obstruksi. ermometer %ang dimasukan kedalam anus tertaan ole jaringan. 13. >ktrimitas atas dan bawa 0imetris5 tidak 8raktur5 jumla jari lengkap5 telapak tangan maupun kaki dan kukun%a tampak agak puat. 14. Punggung idak ada penonjolan spina gi8id. 1". Pemeriksaan /e8lek •
0uing ?
•
/ooting ?
•
oro ?
•
9rip ?
•
Plantar ?
•
Diagnosa •
9angguan eleminasi urine b.d d%suria
•
Inkontenensia de8ekasi b.d abnormalitas s8ingter retal
•
N%eri akut berubungan dengan trauma jaringan
•
•
•
•
•
•
/esiko in8eksi b.d perawatan tidak ade@uat5 trauma jaringan post operasi 9angguan rasa n%aman b.d gejala terkait pen%akit5 d%suria5 trauma jaringan post operasi erusakan integritas kulit b.d kolostomi etidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuan tubu berubungan dengan mual munta. +nsietas b.d pembedaan dan kurangn%a pengetauan dari keluarga tentang pen%akit. /esiko kekurangan :olume. airan b.d. intake %ang tidak adekuat5 munta.
•
ontipasi b.d. pen%akit atresia ani.
•
iskontinuitas pemberian +0I b.d. atresia ani
•
Perencanaan
No.
Diagnosa
Kriteria Hasil
1.
9angguan eleminasi urine b.d d%suria
ujuan $ setela dilakukan 1. Penilaian perawatan 2A24 jam 8ungsi urine %ang ber8okus eleminasi urine berjalan baik pada inkonteninsia ( output urine5 pola berkemi) riteria asil $ 1. andung kemi kosong sempurna 2. idak ada residu urine 1-2
Intervensi
2. emantau penggunaan obat dengan si8at antikolinergik atau properti alpa agonis
3. Intek airan dalam rentang normal
3. emonitor e8ek dari obat4. idak ada spasme bladder obatan %ang diresepkan ". 6alane airan seimbang. 4. emasang kateter ". 7atat input dan output urin &. Instruksikan ara-ara mengindari konstipasi *. Pantau asupan dan keluaran ,. Pantau tingkat distensi kandung kemi
Rasional
. enerapkan katerisasi intermitten 2.
Inkontenensia de8ekasi b.d abnormalitas s8ingter retal (post operasi)
ujuan $ setela dilakukan perawatan 3A24 jam pasien tidak kesulitan 6+6. riteria asil $ 1.
6+6 teratur
2.
e8ekasi lunak
6owel inkontinen are 1. Perkirakan pen%ebab 8isik atau psikologi dari inkontinensia 8ekal
2. 'elaskan pen%ebab masla 3. Penurunan dan rasional dari inkontenensia tindakan kepada pasien atau 4. 0tatus nutrisi dan keluarga minuman ade@uat 3. 'elaskan ". Integritas tujuan managemen jaringan kulit membran bowel pada pasien mukosa baik atau keluarga. 4. iskusikan dan kriteria asil %ang diarapkan bersama pasien atau keluarga ". olaborasi pemberian supositoria jika memungkinkan &. onitor e8ek samping obat %ang diberikan *. >:aluasi status 6+6 seara
rutin. 3.
N%eri akut berubungan dengan trauma jaringan
ujuan $ setela dilakukan perawatan 2A24 jam n%eri bisa berkurang riteria asil $6a%i tidak rewel
Pain management 1. !akukan pengkajian n%eri seara kompreensi8 dengan PB/0 2. Obser:asi reaksi non :erbal dari n%eri 3. 6antuan pasien dan keluarga untuk menemukan dukungan dalam mengurangi n%eri 4. ontrol lingkungan %ang dapat mempengarui n%eri ". !akukan kontor n%eri &. >:aluasi kee8ekti8an kontrol n%eri +nalgesi administration 1. 7ek obat dengan & benar 2. 7ek apa pun%a alergi
dengan obat 3. entukan pilian obat analgesi sesuai tingkat n%eri 4. onitar C sebelum dan sesuda pemberian obat ". >:aluasi kee8ekti8an pemberian obat In8etion ontrol
4.
/esiko in8eksi b.d perawatan tidak ade@uat5 trauma jaringan post operasi
ujuan $ setela dilakukan perawatan 1= 24 jam dapat menunjukan penurunan resiko in8eksi pada pasien. riteria asil $ 6ebas dari tanda dan gejala in8eksi
1. Instruksikan pengunjung untuk menui tangan sebelum dan sesuda berkunjung 2. Pertaan lingkungan aseptik 3. onitor tanda dan gejala in8eksi 4. 6atasi pengunjung ". orong nutrisi %ang ukup
".
9angguan rasa n%aman b.d gejala
ujuan $ setela dilakukan perawatan 3A24 jam pasien bisa tidur n%en%ak dan tidak
+n=iet% redution 1.
9unn
rewel
2. 0tatus lingkungan n%aman
2. 'elaskan semua prosedur dan apa %ang akan terjadi setela tindakan pada pasien atau keluarga
3. ualitas tidur dan istiraat ade@uat
3. Identi8ikasi tingkat keemasan
riteria asil $ terkait pen%akit5 d%suria5 trauma jaringan post operasi
pendekatan %ang menenangkan
1. Pasien tidak terliat emas
4. 7iptakan suasana %ang n%aman dan tenang &.
erusakan ujuan $ setela dilakukan integritas kulit perawatan *A24 jam b.d kolostomi integritas kulit pasien membaik. riteria asil $
Pressure management 1. +njurkan pasien menggukan pakain longgar
1. Integritas kulit 2.
2. onitor proses kesembuan area insisi 3. 6ersikan area bekas jaitan 4. 9anti balutan sesuai inter:al waktu *.
etidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuan tubu berubungan dengan mual munta.
ujuan $ setela dilaukan perawatan 1A24 jam pasien menunjukan nutrisi terpenui. riteria asil $ 1.
66 normal
2. idak ada tandatanda malnutrisi 3. idak terjadi penurunan 66 %ang berarti
Nutition management 1. aji kemampuan pasien untuk menelan dan mengu%a makanan 2. olaborasi dengan ali giDi untuk menentukan jumla kalori dan nutrisi%ang dibutukan pasien 3. 6erikan in8ormasi tentang kebutuan nutrisi pasien kepada pasien atau keluarga Nutrition monitoring 1. onitor adan%a penurunan 66 2.
onitor
interaksi anak dan orang tua selama makan atau men%usu 3. onitor turgor kulit 4. onitor mual munta ". onitor intake nutrisi dan kalori ,.
+nsietas b.d pembedaan dan kurangn%a pengetauan dari keluarga tentang pen%akit.
ujuan$ setela dilakukan +n=iet% /edution perawatan selama 1A24 jam (penurunan pasien menunjukkan ansietas keemasan) $ ilang. 1. 9unakan reteria asil$ pendekatan %ang menenangkan. 1. lien mampu mengidenti8ikasi dan 2. N%atakan mengungkapkan gejala dengan jelas emas. arapan prilaku pasien 2. engidenti8ikasi5 menunjukkan dan 3. 'elaskan mengungkapkan teknik semua prosedur untuk mengontrol emas. dan apa %ang dirasakan selama 3. anda-tanda :ital prosedur. dalam batas normal. 4. Paami 4. Postur tubu5 prespekti8 pasien ekspresi waja5 baasa tubu teradap situasi dan tingkat akti:itas stress. menunjukkan berkurangn%a keemasan. ". emani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut. &. orong keluarga untuk menemani anak. *. !akukan bak;nek rub. ,. engarkan dengan penu peratian. . Identi8ikasi tingkat keemasan. 1. 6antu pasien mengenal situasi %ang menimbulkan keemasan. 11. orong pasien untuk mengungkapkan perasaan5 ketakutan5 persepsi. 12. Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi. 13. 6erikan obat untuk mengurangi keemasan. .
/esiko kekurangan :olume airan b.d. intake
ujuan$ setela dilakukan perawatan selama 1A24 jam menunjukkan keseimbangan airan5 intake5 dan status
Eluid anagement 1. imbang popok jika
diperlukan. nutrisi %ang baik. riteria asil$
%ang tidak adekuat5 munta.
2. Pertaankan atatan intake dan output %ang akurat.
1. empertaankan 3. onitor urine output sesuai dengan status idrasi usia dan 66. (kelembaban membrane mukosa5 2. ekanan nadi5 nadi adekuat)5 dara5 suu tubu dalam batas normal. 4. onitor tanda-tanda :ital. 3. idak ada tandatanda deidrasi. ". onitor status nutrisi. 4. >lastisitas turgor kulit baik5 mukosa lembab5 &. orong dan tidak ada rasa aus %ang masukan oral berlebi. *. onitor berat badan.
1.
ontipasi b.d. pen%akit atresia ani.
ujuan$ setela 1A24 jam pasien mampu memperliatkan bowel elimination %ang baik.
1. onitor tanda dan gejala kontipasi.
2. onitor riteria asil$ 8eses$ 8rekuensi5 konsistensi dan 1. empertaankan :olume. bentuk 8eses lunak setiap 1-3 ari. 3. 'elaskan etiologi dan 2. 6ebas dari rasionalisasi ketidakn%amanan kontipasi. tindakan teradap pasien 3. Eeses lunak dan berbentuk. 4. ukung intake airan 4. olaborasi
pemberian laksati8
". Pantau tanda-tanda dan gejala kontipasi. &. imbang pasien seara teratur
ujuan$ setela dilakukan perawatan 1=24jam pasin menunjukan men%usu dengan baik.
11.
iskontinuitas pemberian +0I b.d. atresia ani
1. Pantau berat badan ba%i jika diperlukan
2. 6eri dorongan untuk 1. Pertumbuan dan tetap melanjutkan perkembangan ba%i dalam men%usui sepulang batas normal kerja. riteria asi$
2. 6erat badan ba%iFmasa tubu
3. onitor atau e:aluasi re8leks menelan sebelum 3. anda-tanda :ital memberikan susu. ba%i dalam batas normal
A. Pengertian Atresia Ani tresia ni adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi
anus, re%tum atau keduanya (et". :d tahun 2002). tresia ini atau anus imperforate adalah tidak ter*adinya perforasi membran yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna.nus tampak rata atau sedikit %ekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan re%tum. (sumber ur!anto. 200#
Menurut /add dan >ross (#$66) anus imperforata dalam 5 golongan, yaitu1 #. Stenosis rektum yang lebih rendah atau pada anus 2. Membran anus yang menetap . nus imperforata dan u*ung rektum yang buntu terletak pada berma%am3ma%am *arak dari peritoneum 5. /ubang anus yang terpisah dengan u*ung B. Etiologi
tresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain1 #. utusnya saluran pen%ernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur 2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia #2 minggu- bulan . danya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang ter*adi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan. C. Patofisiologi
tresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan ka rena 1 #) Kelainan ini ter*adi karena kegagalan pembentukan septum urorektal se%ara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari ton*olan embrionik 2) utusnya saluran pen%ernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur ) >angguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia #2 minggu atau tiga bulan 5) erkaitan dengan sindrom do!n 4) tresia ani adalah suatu kelainan ba!aan D. "anifestasi Klinis
#) Mekonium tidak keluar dalam 25 *am pertama setelah kelahiran. 2) &idak dapat dilakukan pengukuran suhu re%tal pada bayi. ) Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya. 5) 'istensi bertahap dan adanya tanda3tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula). 4) ayi muntah3muntah pada umur 2535 *am. 6) ada pemeriksaan re%tal tou%hF terdapat adanya membran anal. E) erut kembung. (et". :d E. 2002) E. Ko($likasi Komplikasi yang dapat ter*adi pada penderita atresia ani antara lain 1
a. sidosis hiperkioremia. b. 8nfeksi saluran kemih yang bisa berkepan*angan. %. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah). d. Komplikasi *angka pan*ang. 3 :+ersi mukosa anal 3 Stenosis (akibat kontriksi *aringan perut dianastomosis) e. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training. f. 8nkontinensia (akibat stenosis a!al atau impaksi) g. rolaps mukosa anorektal. h. Distula kambuan (karena ketegangan diare pembedahan dan infeksi) (gustiyah, #$$E 1 25) #. Klasifikasi #. nal stenosis adalah ter*adinya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak dapa t keluar.
2. Membranosus atresia adalah terdapat membran pada anus. . nal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantara re%tum dengan anus. 5.
a. embedahan &erapi pembedahan pada bayi baru lahir ber+ariasi sesuai dengan keparahan kelainan.Semakin tinggi gangguan, semakin rumit prosedur pengobatannya.;ntuk kelainan dilakukan kolostomi, kemudian anoplasti perineal yaitu dibuat anus permanen (prosedur penarikan perineum abnormal) dilakukan pada bayi berusia #2 bulan. embedahan ini dilakukan pada usia #2 bulan dimaksudkan untuk memberi !aktu pada pel+is untuk membesar dan pada otot3otot untuk berkembang. &indakan ini *uga memungkinkan bayi untuk menambah berat badan dan bertambah baik status nutrisnya. b. engobatan #) ksisi membran anal (membuat anus buatan) 2) Diktusi yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah bulan dilakukan korksi sekaligus (pembuat anus permanen) (Staf enga*ar DK;8. 204)
H. Pe(eriksaan Pen'n*ang
#. emeriksaan re%tal digital dan +isual adalah pemeriksaan diagnostik yang umum dilakukan pada gangguan ini.
2. 9ika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adan ya sel3sel epitel mekonium. . emeriksaan sinyal G lateral infeksi (teknik !angensteen3ri%e) dapat menun*ukkan adanya kumpulan udara dalam u*ung re%tum yang buntu pada mekonium yang men%egah udara sampai keu*ung kantong re%tal. 5. ;ltrasound dapat digunakan untuk menentukan letak re%tal kantong. 4. spirasi *arum untuk mendeteksi kantong re%tal dengan menusukan *arum tersebut sampai melakukan aspirasi, *ika mekonium tidak keluar pada saat *arum sudah masuk #,4 %m 'erek tersebut dianggap defek tingkat tinggi. 6. emeriksaan radiologis dapat ditemukan a. ;dara dalam usus berhenti tiba3tiba yang menandakan obstruksi di daerah tersebut. b. &idak ada bayangan udara dalam rongga pel+is pada bagian baru lahir dan gambaran ini harus dipikirkan kemungkinan atresia reftil-anus impoefartus, pada bayi dengan anus impoefartus. ;dara berhenti tiba3tiba di daerah sigmoid, kolon-re%tum. %. 'ibuat foto anterpisterior () dan lateral. ayi diangkat dengan kepala diba!ah dan kaki diatas pada anus benda bang radio3opak, sehingga pada foto daerah antara benda radio3opak dengan dengan bayangan udara tertinggi dapat diukur.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENAN ATRESIA ANI A. Pengka*ian #) iodata klien
2)
No Diagnosa
#
2
Konstipasi berhubungan dengan aganglion
Kriteria Hasil
distensi abdomen. Meningkatnya
Rasional
#. /akukan enema atau irigasi re%tal sesuai order
:+aluasi bo!el meningkatkan kenyaman pada anak.
2. Ka*i bising usus dan abdomen setiap 5 *am
Meyakinkan berfungsinya usus
. ;kur lingkar abdomen
engukuran lingkar abdomen membantu mendeteksi ter*adinya distensi
kenyamanan.
utput urin #32 ml-kg-*am =apillary refill 34
#. Monitor intake output %airan
'apat mengidentifikasi status %airan klien
detik &urgor kulit baik Membrane
2. /akukan pemasangan infus dan berikan %airan 8C
Men%egah dehidrasi
. antau &&C
Mengetahui kehilangan %airan melalui suhu tubuh yang tinggi
=emas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur pera!atan
Klien tidak lemas
#. 9elaskan dengan istilah yang dimengerti oleh orang tua tentang anatomi dan fisiologi saluran pen%ernaan normal. >unakan alay, media dan gambar
gar orang tua mengerti kondisi klien
2. eri *ad!al studi diagnosa pada orang tua
engetahuan tersebut diharapkan dapat membantu menurunkan ke%emasan
. eri informasi pada orang tua tentang operasi kolostomi
Membantu mengurangi ke%emasan klien
enurunan
Inter&ensi
mukosa lembab