ASUHAN KEPERAWATAN Kumpulan Materi Referensi Keperawatan Anak, Jiwa, Medikal Bedah, Maternitas, Komuniitas
TAG: PATHWAY HIPERTIROID JAN012014 2014NO NOCOMMENTS
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROI HIPERTIROI D
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID A. Definisi Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan dikarenakan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat. 1. Apakah itu tiroid ? Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin. 2. Hormon Tiroid Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut
immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT. Penyebab penyaldt Grave tidak diketahui namun tampaknya terdapat predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, Yang paling sering terkena adalah wanita berusia antara 20an sampai 30an. Gondok nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pada pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT dikarenakan oleh pengaktivan hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga disertai oleh peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid biasanya kembali ke normal. Kadang-kadang terjadi perubahan yang ireversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat, walaupun tidak selalu, tetap memproduksi HT dalm jumlah berlebihan. Apabila individu yang bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut gondok nodular toksik. Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus, walaupun jarang. B. Klasifikasi Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori: 1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme 2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme Klasifikasi lain: 1. Goiter Toksik Difusa (Graves’ Disease) Kondisi yang dikarenakan, oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid terus menerus. disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, gejalanya Graves’ disease lebih dapat timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 – – 40 tahun. Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu dimana zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri. 2. Nodular Thyroid Disease Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan tidak disertai dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum diketahui. Tetapi umumnya timbul seiring dengan bertambahnya usia. 3. Subacute Thyroiditis Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi, dan mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah.
Umumnya gejala menghilang setelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi pada beberapa orang. 4. Postpartum Thyroiditis Timbul pada 5 – 10% wanita pada 3 – 6 bulan pertama setelah melahirkan dan terjadi selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal secara perlahan-lahan C. Penyebab Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. 1. Penyebab Utama a. Penyakit Grave b. Toxic multinodular goitre c. ’’Solitary toxic adenoma’’ 2. Penyebab Lain a. Tiroiditis b. Penyakit troboblastis c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan d. Penggunaan yodium yang berlebihan e. Kanker pituitari f. Obat-obatan seperti Amiodarone D. Anatomi dan Fisiologi A. Anatomi Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular . Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis dan terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh isthmus. Beratnya kira2 25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita terutama saat menstruasi dan hamil. Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi cartilago trachea 4-5. Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan bagian bawah kedua lobus, walaupun terkadang pada beberapa orang tidak ada. Panjang dan lebarnya kira2 1,25 cm dan biasanya anterior dari cartilgo trachea
walaupun terkadang lebih tinggi atau rendah karena kedudukan dan ukurannya berubah. Kelenjar ini tersusun dari bentukan bentukan bulat dengan ukuran yang bervariasi yang disebut thyroid follicle. Setiap thyroid follicle terdiri dari selsel selapis kubis pada tepinya yang disebut SEL FOLIKEL dan mengelilingi koloid di dalamnya. Folikel ini dikelilingi jaringan ikat tipis yang kaya dengan pembuluh darah. Sel folikel yang mengelilingi thyroid folikel ini dapat berubah sesuai dengan aktivitas kelenjar thyroid tersebut. Ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel menjadi kubis rendah, bahkan dapat menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi silindris, dengan warna koloid yang dapat berbeda pada setiap thyroid folikel dan sering kali terdapat Vacuola Resorbsi pada koloid
tersebut. B. Fisiologi Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia minus kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.
Pros es pembentukan hormon tir oid adalah: 1.
2. 3. 4.
5.
Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah; Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang nantinya akan mensekresi hormon tiroid; Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim peroksidase dan hidrogen peroksidase. Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat. Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi diiodotirosin)
6.
Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika monoiodotirosin bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah wajib dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah. (Guyton. 1997) E. Patofisiologi Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan selsel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih berkembang/berubah naik beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal. Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI berkembang/berubah naik. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang dikarenakan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, hasilnya bola mata terdesak keluar. Pathway
Pathway Hipertiroid
F. Gejala-gejala 1. Peningkatan frekuensi denyut jantung 2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin 3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan 4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik) 5. Peningkatan frekuensi buang air besar 6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid 7. Gangguan reproduksi 8. Tidak tahan panas 9. Cepat letih 10. Tanda bruit 11. Haid sedikit dan tidak tetap 12. Pembesaran kelenjar tiroid 13. Mata melotot (exoptalmus)
G. Diagnosa Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid. 1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone) 2. Bebas T4 (tiroksin) 3. Bebas T3 (triiodotironin) 4. Diagnosa juga boleh dibuat memanfaatkan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid 5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid 6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum 7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat
menyebabkan
hiperglikemia H. Komplikasi Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Hasilnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas
HIPERTIROID
I. Penatalaksanaan 1. Konservatif Tata laksana penyakit Graves a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut : 1) Thioamide 2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari 3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
4) Potassium Iodide 5) Sodium Ipodate 6) Anion Inhibitor b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol Indikasi : 1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis 2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif 3) Persiapan tiroidektomi 4) Pasien hamil, usia lanjut 5) Krisis tiroid Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 36 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps. 2. Surgical a. Radioaktif iodine. Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif b. Tiroidektomi. Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Identitas pasien Identitas pada klien yang wajib diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa,= alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya. 2. Riwayat Sakit dan Kesehatan a. Keluhan utama Pasien merasa perutnya tidak enak dan sering buang air besar dengan konsistensi cair. b. Riwayat penyakit saat ini
c. Riwayat penyakit dahulu d. Riwayat penyakit keluarga Dalam keluarga klien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit hipertiroid. 3. Pengkajian pola fungsional (Gordon) 4. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System ) a. Pernafasan B1 (breath) sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis), frekuensi pernafasan meningkan,dipneu,dipsneu,dan edema paru. b. Kardiovaskular B2 (blood) hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung, limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar c. Persyarafan B3 (brain) Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak – sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD). d. Perkemihan B4 (bladder) oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti e. Pencernaan B5 (bowel) Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan berkembang/berubah naik, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah. f. Muskuloskeletal/integument B6 (bone) rasa lemah, kelelahan 5. Data Laboratorium a. Tes ambilan RAI : Berkembang/berubah naik pd penyakit graves & toksik goiter noduler,menurun pada tiroiditis b. T4 dan T3 serum : berkembang/berubah naik (normal : T3 = 26-39 mg, T4 = 80-100 mg) c. d. e. f.
T4 dan T3 bebas serum : berkembang/berubah naik TSH : tertekan dan tidak bereson pd TRH Tiroglobulin : berkembang/berubah naik Stimulasi TRH : dikatakan tiroid jika TRH tidak ada sampai berkembang/berubah naik setelah pemberian TRH g. ikatan protei iodiun : berkembang/berubah naik h. gula darah : berkembang/berubah naik (sehubungan dengan kerusakan andrenal) i. kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal) j. pemeriksaan fungsi heper : abnormal
k. elektrolit : hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek dilusi dalam tera cairan pengganti. Hipoklemia terjadi dengan sendiranya pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis l. katekolamin serum : menurun m. kreatinin urine : berkembang/berubah naik n. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali B. Diagnosa 1.
Resiko tinggi teradap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung. 2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy. 3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi minus dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolism (eningkatan nafsu makan atau pemasukan dengan penurunan berat badan ). 4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik. 5. Minus pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhanpengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
No 1.
C. Rencana Keperawatan Diagnosa Tujuan dan Kriteria keperawatan Hasil Resiko tinggi teradap NOC : penurunan curah Cardiac Pump jantung berhubungan · effectiveness dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan · Circulation hipermetabolisme, Status peningkatan beban kerja jantung · Vital Sign Status
Intervensi NIC : Cardiac Care v Evaluasi adanya nyeri intensitas,lokasi, durasi)
dada
v Catat adanya disritmia jantung v Catat adanya tanda dan gejala penur cardiac putput v Monitor status kardiovaskuler
v Monitor status pernafasan menandakan gagal jantung v Monitor abdomen penurunan perfusi
sebagai
indi
v Monitor balance cairan v Monitor adanya perubahan tekanan dar v Monitor respon pasien pengobatan antiaritmia
terhadap
v Atur periode latihan dan istirahat u menghindari kelelahan v Monitor toleransi aktivitas pasien v Monitor adanya dyspneu, fatigue, teki dan ortopneu v Anjurkan untuk menurunkan stress Fluid Management ·
Timbang diperlukan
·
Pertahankan catatan intake dan o yang akurat
·
Pasang urin kateter jika diperlukan
·
Monitor status hidrasi ( kelemb membran mukosa, nadi adekuat, tek darah ortostatik ), jika diperlukan
·
Monitor hasil lAb yang sesuai de retensi cairan (BUN , Hmt , osmola urin )
·
Monitor status hemodinamik term CVP, MAP, PAP, dan PCWP
·
Monitor penyakit
·
Monitor indikasi retensi / keleb cairan (cracles, CVP , edema, dist vena leher, asites)
·
popok/pembalut
vital
sign
sesuai
indi
Monitor berat pasien sebelum
setelah dialisis ·
Kaji lokasi dan luas edema
·
Monitor masukan makanan / c dan hitung intake kalori harian
·
Kolaborasi dengan dokter u pemberian terapi cairan sesuai progra
·
Monitor status nutrisi
·
Berikan cairan
·
Kolaborasi pemberian diuretik se program
·
Berikan cairan IV pada suhu ruang
·
Dorong masukan oral
·
Berikan penggantian nesogatrik se output
·
Dorong keluarga pasien makan
·
Tawarkan snack ( jus buah, segar )
·
Batasi masukan cairan pada kea hiponatrermi dilusi dengan serum N 130 mEq/l
·
Monitor respon pasien terhadap t elektrolit
·
Kolaborasi dokter jika tanda c berlebih muncul meburuk
untuk
·
Atur kemungkinan tranfusi
·
Persiapan untuk tranfusi
memb
Fluid Monitoring ·
Tentukan riwayat jumlah intake cairan dan eliminaSi
dan
·
Tentukan kemungkinan faktor re dari ketidak seimbangan c (Hipertermia, terapi diuretik, kela renal, gagal jantung, diaporesis, disfu
hati, dll ) ·
Monitor berat badan
·
Monitor serum dan elektrolit urine
·
Monitor serum dan osmilalitas urine
·
Monitor BP
·
Monitor tekanan darah orthostatik perubahan irama jantung
·
Monitor parameter hemodinamik in
·
Catat secara akutar intake dan out
·
Monitor membran mukosa dan tu kulit, serta rasa haus
·
Catat monitor warna, jumlah dan
·
Monitor adanya distensi leher, ri eodem perifer dan penambahan BB
·
Monitor tanda dan gejala dari odem
·
Beri cairan sesuai keperluan
·
Kolaborasi pemberian obat yang d meningkatkan output urin
·
Lakukan hemodialisis bila perlu catat respons pasien
Vital Sign Monitoring § Monitor TD, nadi, suhu, dan RR § Catat adanya fluktuasi tekanan darah § Monitor VS saat pasien berbaring, du atau berdiri § Auskultasi TD pada kedua lengan bandingkan § Monitor TD, nadi, RR, sebelum, sel dan setelah aktivitas § Monitor kualitas dari nadi § Monitor adanya pulsus paradoksus
§ Monitor adanya pulsus alterans § Monitor jumlah dan irama jantung § Monitor bunyi jantung § Monitor frekuensi dan irama pernapasa § Monitor suara paru § Monitor pola pernapasan abnormal § Monitor suhu, warna, dan kelembaban § Monitor sianosis perifer § Monitor adanya cushing triad (tekanan yang melebar, bradikardi, peningk sistolik) § Identifikasi penyebab dari perubahan sign 2
Kelelahan NOC : berhubungan dengan hipermetabolik dengan v Endurance peningkatan kebutuhan v Concentration energy
NIC : Energy Management v Observasi adanya pembatasan klien d melakukan aktivitas
v Energy conservation v Nutritional energy
status
Kriteria Hasil :
:
v Dorong anal untuk mengungka perasaan terhadap keterbatasan v Kaji adanya factor yang menyeba kelelahan
v Memverbalisasikan v Monitor nutrisi dan sumber e peningkatan energi tangadekuat dan merasa lebih baik v Monitor pasien akan adanya kelelahan dan emosi secara berlebihan v Menjelaskan penggunaan energi v Monitor respon kardivaskuler terh untuk mengatasi aktivitas kelelahan v Monitor pola tidur dan lam tidur/istirahat pasien 3
Risiko tinggi terhadap NOC : NIC : perubahan nutrisi minus dari kebutuhan v Nutritional Status : Nutrition Management food and Fluid Intake berhubungan dengan § Kaji adanya alergi makanan peningkatan
metabolism Kriteria Hasil : § Kolaborasi dengan ahli gizi u (eningkatan nafsu menentukan jumlah kalori dan nutrisi v Adanya peningkatan makan atau dibutuhkan pasien. berat badan sesuai pemasukan dengan dengan tujuan § Anjurkan pasien untuk meningka penurunan berat badan intake Fe ). v Berat badan ideal sesuai dengan § Anjurkan pasien untuk meningka tinggi badan protein dan vitamin C v Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
§ Berikan substansi gula § Yakinkan diet yang dimakan mengan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
v Tidak ada tanda § Berikan makanan yang terpilih ( s tanda malnutrisi dikonsultasikan dengan ahli gizi) v Tidak terjadi penurunan berat § Ajarkan pasien bagaimana mem catatan makanan harian. badan yang berarti § Monitor jumlah nutrisi dan kandu kalori § Berikan informasi tentang kebutuhan n § Kaji kemampuan pasien u mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Nutrition Monitoring § BB pasien dalam batas normal § Monitor adanya penurunan berat bada § Monitor tipe dan jumlah aktivitas biasa dilakukan § Monitor interaksi selama makan
anak
atau
oran
§ Monitor lingkungan selama makan § Jadwalkan pengobatan dan tindakan t selama jam makan § Monitor kulit pigmentasi
kering
dan
perub
§ Monitor turgor kulit § Monitor kekeringan, rambut kusam, mudah patah
§ Monitor mual dan muntah § Monitor kadar albumin, total protein, dan kadar Ht § Monitor makanan kesukaan § Monitor pertumbuhan dan perkembang § Monitor pucat, kemerahan, dan kekeri jaringan konjungtiva § Monitor kalori dan intake nuntrisi § Catat adanya edema, hiperemik, hipert papila lidah dan cavitas oral. § Catat jika lidah berwarna magenta, sca 4
Ansietas berhubungan NOC : dengan faktor fisiologis; status v Anxiety control hipermetabolik. v Coping Kriteria Hasil :
NIC : Anxiety kecemasan) ·
v Klien mampu · mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas · v Mengidentifikasi, mengungkapkan · dan menunjukkan tehnik untuk · mengontol cemas v Vital sign dalam · batas normal v Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
Reduction
Gunakan menenangkan
(penuru
pendekatan
Nyatakan dengan terhadap pelaku pasien
jelas
har
Jelaskan semua prosedur dan yang dirasakan selama prosedur Temani pasien untuk member keamanan dan mengurangi takut Berikan informasi faktual meng diagnosis, tindakan prognosis Dorong keluarga untuk menemani
·
Lakukan back / neck rub
·
Dengarkan dengan penuh perhatia
·
Identifikasi tingkat kecemasan
·
Bantu pasien mengenal situasi menimbulkan kecemasan
·
Dorong pasien untuk mengungka perasaan, ketakutan, persepsi
·
Instruksikan
pasien
memanfaa
teknik relaksasi · 5
Barikan kecemasan
obat
untuk
mengur
Minus pengetahuan NOC : NIC : mengenai kondisi, prognosis dan v Kowlwdge : disease Teaching : disease Process process kebutuhanpengobatan 1. Berikan penilaian tentang berhubungan dengan pengetahuan pasien tentang tidak mengenal sumber v Kowledge : health Behavior penyakit yang spesifik informasi. Kriteria Hasil :
2.
tin pr
Jelaskan patofisiologi dari penyakit bagaimana hal ini berhubungan de anatomi dan fisiologi, dengan cara tepat.
v Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, 3. Gambarkan tanda dan gejala yang b kondisi, prognosis muncul pada penyakit, dengan cara dan program tepat pengobatan 4. Gambarkan proses penyakit, de v Pasien dan keluarga cara yang tepat mampu 5. Identifikasi kemungkinan penye melaksanakan dengna cara yang tepat prosedur yang dijelaskan secara 6. Sediakan informasi pada pasien ten benar kondisi, dengan cara yang tepat v Pasien dan keluarga 7. Hindari harapan yang kosong mampu menjelaskan 8. Sediakan bagi keluarga informasi ten kembali apa yang kemajuan pasien dengan cara yang te dijelaskan perawat/tim 9. Diskusikan perubahan gaya hidup kesehatan lainnya mungkin diperlukan untuk menc komplikasi di masa yang akan datang atau proses pengontrolan penyakit 10. Diskusikan penanganan
pilihan
terapi
11. Dukung pasien untuk mengekspl atau mendapatkan second opinion de cara yang tepat atau diindikasikan 12. Eksplorasi kemungkinan sumber dukungan, dengan cara yang tepat 13. Rujuk pasien pada grup atau agen
komunitas lokal, dengan cara yang tep 14. Instruksikan pasien mengenai tanda gejala untuk melaporkan pada pe perawatan kesehatan, dengan cara tepat DAFTAR PUSTAKA Dwi Tri Martiana Rahayu, dkk. Hipertiroid . http://tiaraaskep.blogspot.com/2008/11/hipertiroid.html. Diakses tanggal 21 Januari 2014. Doenges, M.E dan Moorhouse, M.F. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan , ed 3. Jakarta: EGC. Greenspan, Francis S. dan Baxter, John D. 2000. Endokrinologi Dasar & Hermawan, Andreas. Solusi Alami Hipertiroid Tanpa Operasi . http://healindonesia.wordpress.com. Diakses tanggal 7 April 2010. Irhamsyah, Muhammad. Hipertiroid . http://andardunker.blogspot.com. Diakses tanggal 21 Januari 2014. Ismail. Askep Klien Hipertiroidisme. Kumar, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi, vol 2. Jakarta: EGC. Price, S.A dan Wilson, LM. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit , vol 2. Jakarta: EGC. Semiardji, Gatut. 2003. Penyakit Kelenjar Tiroid . Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Thamrin, Zulkifli Ukki .Hipertiroidisme. http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/hipertiroidisme.htm l. Diakses tanggal 21 Januari 2014. Guyton, Arthur C. & John E. Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Editor: Irawati Setiawan, EGC, Jakarta.
Daftar pencarian: lp hipertiroid, laporan pendahuluan hipertiroid, woc hipertiroid, pathway hipertiroid, woc hipertiroid pdf, pathway tiroiditis, askep hipertiroid pdf, lp impetigo beserta pathway, laporan pendahuluan hipe tyroid, contoh laporan pendahuluan hipertiroid, asam LP teacher select proses, pendahuluan hipertiroid, makalah askep hipertiroid pdf, pathway kanker tiroid, Lp kelenjar tiroid, laporan pendahuluan hipertermi pdf, pathway hipertiroid b1 - b6, 11 fungsional gordon pada myeloma multiple, NCP nic noc laporan pendahuluan hipertiroid, sap hormon pertumbuhan pdf, pengertian postpartum tiroiditis, Pathway hipotiroid, Laporan pendahuluan kdm tentang penyakit kelenjar tiroid, lp dan askep teori hipertiroid, patway tiroiditis, laporan pendahuluan hipertiroid pdf, laporan pendahuluan tiroid, laporan pendahuluan hiperteroid, pengkajian hipertiroid ncp, woc tiroiditis, woc penyakit jantung bawaan, pathway hipotiroid pdf, asuhan keperawatan hipertiroid pdf, askep hypertiroid nanda nic noc, pathway lemas pada hipertiroid, kasus ncp hipertiroid, pathway impetigo pada anak, pathway kelenjar hipotiroid, pathway kanker tiroid pdf, pathway askep hipertiroid, pathway kelbihan hormon, pathway penyimpangan fungsi tiroid, pathway penyakit hipertiroid, pathway hemoroid b1 sampai b6, woc kdm tiroid, pathway peningkatan laju metabolisme, pathway hemoroid nanda nicnoc, pathway impetigo, pathway hipertiroid dan penjelasannya, pathway tiroid, pathway/tiroiditis, SAP kesehatan latihan pasien graves disease, SAP kesehatan tentang latihan pasien hipertiroid pdf, sap pada penyakit hipertiroid, sap penyakit hipertiroid, SAP tentang latihan pasien hipertiroid, teori askep hipertiroid, woc goiter, woc hypertiroid b6, woc kelenjar tiroid, woc penyakit tof, patofisiologi dan pathway hipotiroid, sap hipertiroid pdf, patofisiologi pada penyakit grave dan pathway, patway
hipertiroid, patway hipotiroid berdasarkan B1-B6, patway hipotiroidisme, patway struma atau gondok, pengkajian 11 pola gordon pada pasien GBS, patway terioditis, pdf LP penyakit gondok, penyebab subacute thyroiditis, penyimpangan KDM hipertiroid, woc tyroid, 11 pola Gordon Hiperthiroid, jurnal askep hipertiroid, jurnal laporan pendahuluan hypertiroid, jurnal lp tyroid, kdm hipertiroid, kelenjar pada tiroid, klasifikasi graves disease, kumpulan jurnal terbaru keperawatan bedah struma, laporan fisiologi hormon tiroid, laporan hipertiroid, laporan kasus hipertiroid, laporan pendahuluan graves, hipotiroid patway, hipertiroid pdf menurut ahli, hipertiroid pdf, askep 11 pola Gordon multiple mieloma, askep hypeetiroid pdf, askep hypertyroid pdf, Askep Lengkap hipopoteroid pdf, askep pasien dengan hipertiroid nanda nic noc, asuhan keperawatan grave disease adalah, asuhan keperawatan nic noc pembesaran kelenjar tiroid, catatan perkembangan pasien hypertiroid, contoh soal kasus hipertiroid, gambar lucu tentang kriris tiroid, gambar pathway gondok
AR TIKEL TERAKH IR:
Laporan Pendahuluan Gadar Dispepsia Laporan Pendahuluan Pada Askep Dispepsia Pathway Diare Cair Akut Laporan Pendahuluan Dispepsia Beserta Pathway Lp Dispepsia Beserta Pathway Pathway Pada Gga Contoh Lp Sindrom Dispepsia Laporan Pendahuluan Dispepsia Lengkap Laporan Pendahuluan Askep Dispepsia Laporan Pendahuluan Dispepsia Pada Anak Lp Febris Dispepsia Pengertian Laporan Pendahuluan Dispepsia Laporan Pendahuluan Tentang Penyakit Dispepsia Pathway Askep Diare Laporan Pendahuluan Dengan Diagnosa Dispepsia Laporan Pendahuluan Dispepsia Sindrom Lp Dispepsia Lengkap Dengan Pathway Laporan Pendahuluan Dan Askep Dispepsia Pathway Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang Pathway Diare Cair Akut Pada Anak Clinical Pathway Diare Clinical Pathway Diare Akut Laporan Pendahuluan Dispepsia Download Pathway Diare Pada Anak Makalah Laporan Pendahuluan Dispepsia
AR CHIVES Archives
KUNJUNGAN: PENCARIAN TERAKHIR:
gambar kdm diabetes tipe 2, resume operatif pada kanker telinga, askep gerontik dengan osteoartritis, wallpaper kata kata perawat yang lucu, Contoh sp pemasangan oksigen, laporan pendahuluan penyakit OMSKpdf, rentang sehat sakit, patofisiologi dan pathway cva infark, leaflet anemia pada ibu hamil, woc morbili pada anak, lp peritonitis lengkap, jurnal hidrokel pdf, skema interaksi dan aksi antara perawat dan pasien menurut teori imogene m king, pathway kepala pusing disertai mual muntah, Ask krawatan miokar WordPress Theme | Viral by Hash Themes