Asuhan Keperawatan
Pemeriksaan Diagnostik
Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
Prognosis
Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari.
Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis kronis tipe A.
Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan saluran cerna dan gejala klinis yang berulang.
Komplikasi Gastritis Kronis
Gangguan penyerapan vitamin B12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
Ulkus peptic
Pendarahan pada lambung.
Meningkatkan resiko kanker lambung
Komplikasi Gastritis Akut
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis (muntah darah) dan melena (berak hitam) dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik.
Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
Penatalaksanaan Gastritis Kronis
Antibiotik
H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik, Garam Bismuth (pepto bismol).
Kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas.
Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan.
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan/NOC
NIC
15
KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI: KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
Definisi: keadaan dimana individu
mengalami intake nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Faktor yang berhubungan:
· Ketidakmampuan menelan
· Penyakit kronik
· Intoleransi makanan
· Kesulitan mengunyah
· Mual
· Muntah
· Hilang nafsu makan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
.......x24 jam status nutrisi pasien normal
dengan indikator :
· Intake nutrien normal
· Intake makanan dan cairan normal
· Berat badan normal
· Massa tubuh normal
· Pengukuran biokimia normal
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
.......x24 jam status nutrisi: intake nutrient pasien adekuat dengan indikator :
· intake kalori
· intake protein
· intake lemak
· intake karbohidrat
· intake vitamn
· intake mineral
· intake zat besi
· intake kalsium
MONITOR NUTRISI
· Berat badan pasien dalam batas normal
· Monitor adanya penurunan berat badan
· Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakuakn
· Monitor interaksi anak dan orang tua selama makan
· Monitor lingkungan selama makan
· Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
· Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
· Monitor turgor kulit
· Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht
· Monitor makanan kesukaan
· Monitor pertumbuhan dan perkembangan
· Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
· Monitor kalori dan intake nutrisi
· Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval
· Catat jika lidah berwarna megenta, scarlet
MANAJEMEN NUTRISI
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
· Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
· Berikan subtansi gula
· Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
· Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
· Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
· Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
· Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
C:\Users\User\Downloads\Video\Endoscopy of Severe Acute Gastritis - YouTube_2.MKV
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan/NOC
NIC
1
NYERI AKUT
Definisi : sensori yang tidak
menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial, kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan.. Batasan karakteristik :
Laporan secara verbal atau non
verbal
Fakta dan observasi
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
Tingkah laku distraksi (jalan-jalan,
menemui orang lain, aktivitas berulang-ulang)
Respon autonom (diaphoresis, perubahan tekanan darah,
perubahan pola nafas, nadi dan dilatasi pupil)
Tingkah laku ekspresif (gelisah, marah, menangis, merintih,
waspada, napas panjang, iritabel)
Berfokus pada diri sendiri
Muka topeng
Fokus menyempit (penurunan
persepsi pada waktu, kerusakan proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
...... x24 jam pasien dapat mengontrol nyeri
dengan indikator:
Mengenali faktor penyebab
Mengenali onset (lamanya sakit)
Menggunakan metode pencegahan
Menggunakan metode nonanalgetik untuk mengurangi nyeri
Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
Mencari bantuan tenaga kesehatan
Melaporkan gejala pada tenaga
kesehatan
Menggunakan sumber-sumber yang
tersedia
Mengenali gejala-gejala nyeri
Mencatat pengalaman nyeri sebelumnya
Melaporkan nyeri sudah terkontrol
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
...... x24 jam pasien dapat mengetahui tingkatan
nyeri dengan indikator:
Melaporkan adanya nyeri
Luas bagian tubuh yang terpengaruh
Frekuensi nyeri
Panjangnya episode nyeri
Pernyataan nyeri
Ekspresi nyeri pada wajah
Posisi tubuh protektif
Kurangnya istirahat
MANAJEMEN NYERI
Definisi : mengurangi nyeri dan menurunkan tingkat
nyeri yang dirasakan pasien. Intervensi :
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, Kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi non verbal dari
Ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
Mengetahui pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
Tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
Kebisingan
kurangi faktor presipitasi
pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
Intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
tingkatkan istirahat
Penilaian - Perawatan
Apakah pasien mengeluh sakit maag, tidak bisa makan, mual dan muntah?
Ketika terjadinya gejala, baik sebelum makan, setelah makan, setelah menelan makanan pedas, obat-obatan tertentu atau alkohol?
Apa saja gejala yang terkait dengan kecemasan, stres, alergi, makan dan minum terlalu banyak atau makan terlalu cepat?
Apa saja gejala berkurang atau hilang?
Apakah ada riwayat penyakit lambung sebelumnya?
Apakah pasien mengalami muntah darah?
Apakah ada nyeri perut?
Dehidrasi atau perubahan turgor kulit atau selaput lendir kering?
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Anamnesa meliputi:
1. Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis kelamin: tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan
Alamat
Suku/bangsa
Agama
Tingkat pendidikan
Asuhan Keperawatan
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.
Asuhan Keperawatan
Diagnosa keperawatan
Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis.(NANDA 2012-2014 page 604).
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien.(NANDA 2012-2014 page 251).
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Asuhan Keperawatan
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
Asuhan Keperawatan
Pemeriksaan fisik: Review of System
B1 (breath) : takhipnea
B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
B4 (bladder) : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.
B5 (bowel) : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.
B6 (bone) : kelelahan, kelemahan
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Riwayat sakit dan kesehatan:
Keluhan utama
Riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit dahulu
Penatalaksanaan Gastritis Kronis
Modifikasi diet
Meningkatkan istirahat
Mengurangi stress.
ASAM LAMBUNG NORMAL
MUCUS BARRIER
STRESS : MENINGKATKAN ASAM LAMBUNG
MUCUS BARRIER BERKOMPROMI
DINDING LAMBUNG
SAVE
DINDING LAMBUNG
RUSAK
Penatalaksanaan Gastritis Kronis
4. Farmakoterapi
Cytoprotective agents : sucraflate dan misoprostol.
yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
Penghambat pompa proton
Omeprazole
Lansoprazole
Rabeprazole
Esomeprazole
Gastritis
Manifestasi Klinik
5.2 Gastritis Kronis
Gastritis tipe A: pada dasarnya asimptomatik kecuali untuk gejala-gejala defisiensi vitamin B12.
Gastritis tipe B: pasien mengeluh anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa asam dalam mulut atau mual dan muntah.
Etiologi Gastritis
Gastritis erosif akut
Iritasi yang dapat sembuh sendiri yang disebabkan oleh iritan (misalnya NSAID, alkohol), stres fisiologik yang berat (misalnya operasi mayor, luka bakar, ventilator), atau trauma lokal (misal pipa NGT).
Gastritis kronis tipe A :
Peradangan lambung bagian proksimal sebagai akibat anemia pernisiosa, gastritis atrofik, aklorhidria, kelainan autoimun, atau radiasi.
Gastritis kronis tipe B :
Peradangan lambung bagian distal atau antrum sebagai akibat infeksi Helicobacter pylori.
Gastritis refluks
Peradangan sebagai akibat adanya getah empedu dan pankreas dalam lambung sekunder sebagai akibat tidak ada pilorus atau pilorus yang nonfungsional (misalnya setelah gastrektomi parsial).
Gastritis hemoragik
gastritis dengan peradangan yang bermakna sebagai reaksi stres yang berat (mosalnya pasien ICU, hipoksia, iskemia, uremia).
Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang berkepanjangan disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas dan Bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.
Patofisiologi
Gastritis kronis diklasifikasikan
Tipe A berkaitan dengan penyakit autoimun mis., anemia pernisiosa. Diakibatkan dari perubahan sel parietal, sehingga menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Tipe A ini terjadi pada fundus atau korpus lambung.
Tipe B (H. pylori) mengenai antrum dan pylorus. Berkaitan dengan H.pylori. Faktor diit seperti minum panas, bumbu penyedap, penggunaan obat, alcohol, merokok, atau refluksisi usus ke dalam lambung.
Gastritis Akut
Proses inflamasi berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali disebabkan oleh diet yang tidak bijaksana.
Patofisiologi
Membran mukosa lambung menjadi edema dan hiperemik
Mengalami ulserasi superfisial, hal ini dapat membuat hemoragi
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa lambung dan submukosa lambung (Harrison, 2000;Aru W et All, 2010; Brunner & Suddarth, 2002).
Asuhan Keperawatan
Gangguan Lambung
BLOK SISTEM DIGESTIF
Penatalaksanaan Gastritis Akut
Kurangi minum alkohol dan makan teratur dan sehat sampai gejala-gejala menghilang; ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.
Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.
<<<<<<<<
PATHWAY GASTRITIS
Gastritis
Manifestasi Klinik
5.1 Gastritis Akut
Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi.
Rasa tak nyaman pada abdomen
sakit kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia.
Mungkin terjadi muntah dan cegukan.
Beberapa pasien menujukkan asimptomatik.
Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan tetapi malah mencapai usus.
Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan mungkin akan hilang selama 2 sampai 3 hari.
Gastritis
Manifestasi Klinik
Nyeri terbakar di epigastrium atau rasa tidak enak yang bertambah berat dengan makan
Dispepsia
Anoreksia
Nausea / muntah
Dapat terjadi pedarahan yang mengakibatkan hematemesis, melena.
INTOLERANSI AKTIVITAS
Definisi: ketidakcukupan energi secara
fisiologis maupun untuk meneruskan
atau menyelesaikan aktivitas yang diminta atau aktivitas sehari-hari (adanya respon jantung dan paru) Faktor yang berhubungan:
· Imobilisasi
· Kelemahan fisik
· Ketidakseimbangan suplay oksigen dengan kebutuhan
SETELAH DILAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN SELAMA.......x24 jam daya tahan pasien akan meningkat
dengan indikator:
· Menunjukan kebiasaan rutin
· Aktivitas
· Konsentrasi
· Tertarik dengan lingkungan
· Pola makan
· Tidak ada letargi
· Hb normal
· Ht normal
· Gula darah normal
· Elektrolit serum normal
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
.......x24 jam toleransi aktivitas pasien akan meningkat dengan indikator :
· Saturasi oksigen dalam rentang yang diharapkan dalam respon aktivitas
· Heart rate dalam rentang yang diharapkan dalam respon aktivitas
· RR dalam rentang yang diharapkan dalam respon aktivitas
· Tekanan darah dalam rentang yang diharapkan dalam respon aktivitas
TERAPI AKTIVITAS
Definisi: petunjuk rentang dan bantuan dalam aktivitas
fisik, kognitif, sosial dan spiritual yang spesifik untuk
menentukan rentang frekuensi dan durasi aktivitas individu atau kelompok.
Intervensi :
· Kaji tanda dan gejala yang menunjukan ketidaktoleransi terhadap aktivitas dan memerlukan pelaporan terhadap perawat dan dokter
· Tingkatkan pelaksanaan ROM pasif sesuai indikasi
· Buat jadwal latihan aktivitas secara bertahap untuk pasien dan berikan periode istirahat
· Berikan suport dan libatkan keluarga dalam program terapi
· Berikan berikan reinforcemen untuk pencapaian aktivitas sesuai program latihan
· Kolaborasi ahli fisioterapi
PENGELOLAAN ENERGI/ MANAJEMEN ENERGI
Definisi: pengaturan penggunaan energi untuk merawat dan mencegah kelelahan dan mengoptimalkan fungsi.
Intervensi:
· Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan- pilihan aktivitas
· Rencanakan aktivitas untuk periode dimana pasien mempunyai energi paling banyak
· Bantu dengan aktivitas fisik teratur
· Tentukan persepsi lain pasien tentang penyebab fatigue
· Dorong verbalisasi perasaan keterbatasan
Tentukan penyebab fatigue
· Monitor pola tidur pasien dan jumah jam tidur
· Monitor lokasi nyeri selama aktivitas
· Batasi stimulus lingkungan
· Batasi pengunjung
· Dorong bedrest
· Gunakan ROM asif atau aktif untuk mengurangi ketegangan otot
Diagnosa Keperawatan
Tujuan/NOC
NIC
KURANG PENGETAHUAN: PROSES; PENGOBATAN
Definisi: tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif tentang hal yang
spesifik.
Batasan karakteristik:
§ Mengungkapkan masalah
§ Tidak tepat mengikuti perintah
§ Tingkah laku yang berlebihan (histeris, apatis, sikap bermusuhan, agitasi)
Faktor yang berhubungan :
§ Kurang paparan
§ Mudah lupa
§ Misintepretasi informasi
§ Keterbatasan kognitif
§ Kurang keinginan untuk mencari informasi
§ Tidak mengenal sumber informasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
.....x24 jam psien mengetahui tentang proses
penyakit dengan indikator pasien dapat :
§ Familiar dengan nama penyakit
§ Mendeskripsikan proses penyakit
§ Mendeskripsikan faktor penyebab
§ Mendeskripsikan faktor resiko
§ Mendeskripsikan efek penyakit
§ Mendeskripsikan tanda dan gejala
§ Mendeskripsikan perjalanan penyakit
§ Mendeskripsikan tindakan untuk menurunkan progresifitas penyakit
§ Mendeskripsikan komplikasi
§ Mendeskripsikan tanda dan gejala dari
komplikasi
§ Mendeskripsikan tindakan pencegahan
untuk komplikasi
TEACHING: PENGETAHUAN PROSES PENYAKIT
Definisi : membantu pasien memahami informasi yang berhubungan dengan penyakit yang spesifik
Intervensi
§ Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
pasien tentang proses penyakit yang spesifik
§ Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
bagaiman hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi
§ Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit
§ Gambarkan proses penyakit
§ Identifikasi kemungkinan penyebab dengan
cara yang tepat
§ Sediakan informasi tentang kondisi pasien
§ Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien
§ Sediakan pengukuran diagnostik yang tersedia
§ Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
§ Diskusikan pilihan terapi
§ Gambarkan rasional rekomendasi manajemen terapi
§ Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion
§ Eksplorasi kemungkinan sumber dukungan
§ Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
6/8/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
6/8/2015
#
2
3
4
5
8
13
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
6/8/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
6/8/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
6/8/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
6/8/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
6/8/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
6/8/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
6/8/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
6/8/2015
#
Click to edit Master title style
6/8/2015
#
6/8/2015
#
14
12
22
15
30
24
Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x.
Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil.
Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut.
Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit.
Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
25
23
6/8/2015
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#