Asuhan Keperawatan ASKEP Diare
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan masalah masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara berkembang. Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999) Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya. Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di RS dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah anak dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk. Untuk itu saya tertarik membuat Asuhan Keperawatan Kepada Ny.’’S’’ umur 23 tahun dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan “AS SYIFA” Desa Waru Kulon Kulon Pucuk Lamongan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny.”S” dengan Gastroenteritis atau diare. 1.2.2 Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien Ny.”S”. 2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.
1.3 Metode pembahasan
1.3.1 Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan kasus nyata pada klien dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan “ AS SYIFA “ Desa Warukulon Pucuk Lamongan.
1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien Ny.”S”. 2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.
1.3 Metode pembahasan
1.3.1 Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan kasus nyata pada klien dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan “ AS SYIFA “ Desa Warukulon Pucuk Lamongan. 1.3.2 cara mendapatkan data : 1) Wawancara langsung dengan pasien atau keluarga pasien 2)
Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fiisik
1.3.3 Studi Kepustakaan Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus yang dialami.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Pustaka BAB 3 : Tinjauan Kasus BAB 4 : Penutupsss DAFTAR PUSTAKA
Daftar isi Kata pengantar ................................................................................................................................. i Daftar isi.......................................................................................................................................... ii
Daftar isi Kata pengantar ................................................................................................................................. i Daftar isi.......................................................................................................................................... ii BAB 1 PENDAHULUAN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 PENGKAJIAN 3.2 ANALISA DATA 3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN 3.4 INTERVENSI 3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN 3.6 EVALUASI KEPERAWATAN BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Kritik dan Saran DAFTAR PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wang’s, 1995) 2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu : a) Faktor infeksi Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare meliputi :
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wang’s, 1995) 2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu : a) Faktor infeksi Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare meliputi : 1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas 2) Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll 3)
Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia,
trimonas hominis), Jamur (candida albacus) Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya. b) Faktor Malabsorbsi 1) Malabsorbsi karbohidrat 2) Malabsorbsi Lema c) Faktor Makanan Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
2.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare. 1) Gangguan asmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare. 2) Gangguan sekresi Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.
2.4 Penggolongan Diare
2.4.1 Diare Akut
3) Gangguan motilitas usus Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.
2.4 Penggolongan Diare
2.4.1 Diare Akut Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. a) Penularan 1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi 2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale) b)
Penyebab
1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel mukosa 2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme c) Manifestasi klinis Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi dan menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena kekurangan cairan. 2.4.2 Diare Kronik Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2 minggu bagi bayi dan anak.
2.5 Patofisiologi
Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan proses mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk. 2.6 Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut : a) Dehidrasi b) Renjatan hipofolomi c) Hipokalemi d) Hipoglikemi e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut : a) Dehidrasi b) Renjatan hipofolomi c) Hipokalemi d) Hipoglikemi e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik) 2.7 Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya). 1) Obat anti sekres a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr 2) Obat spasmolitik Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare akut lagi. 3) Antibiotik Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA, faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Medik Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan) dan obatobatan. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan umum. 1) Cairan per oral Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan umum. 1) Cairan per oral Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula. 2) Cairan parental Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung pada berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)
BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 PENGKAJIAN
MRS No Ruangan
: 02 Mei 2013
Jam
: 18.00 WIB
Jam
: 16.00 WIB
:5
Pengkajian tanggal : 03 Mei 2013
A.Identitas Pasien Nama pasien
: Ny.” S “
Jenis kelamin
: Perempuan
MRS No Ruangan
: 02 Mei 2013
Jam
: 18.00 WIB
Jam
: 16.00 WIB
:5
Pengkajian tanggal : 03 Mei 2013
A.Identitas Pasien Nama pasien
: Ny.” S “
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 23 Tahun
Alamat
: Ds.Waru kulon pucuk
Agama
: islam
Pekerjaa
: Swasta
Suku bangsa
: Jawa
Diagnosa medic : Gastroenteritis Yang bertanggung jawab Nama
: Tn. “ F “
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Ds. Waru Kulon Pucuk
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Hub. Dengan pasien : Ayah
B. Riwayat Kesehatan I. Keluhan Utama Saat MRS
: Demam, diare, disertai muntah
Saat pengkajian
: Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam, disertai
muntah. II. Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan. III. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan. IV. Riwayat Penyakit Keluarga Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti yang di alami klien. V. Riwayat Sosial Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan
Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan. IV. Riwayat Penyakit Keluarga Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti yang di alami klien. V. Riwayat Sosial Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.
C. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum
: klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran
: composmentis
TTV
: Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt
Pemeriksaan Head to toe a.
Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih.
b.
Mata
: Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata
cowong. c.
Mulut
:
Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
d.
Hidung
: Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip. e.
Telinga
: Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen.
f.
Leher
: Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk. g. Dada Inspeksi
: dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak
ada retraksi otot bantu pernapasan. Palpasi
: Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi
: paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan. h. Perut Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt Palpasi Perkusi
: Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik : Hipertimpan,perut kembung
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri gerak. Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemerahan Anus
: Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt Palpasi
: Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi
: Hipertimpan,perut kembung
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri gerak. Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemerahan Anus
: Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
Ekstremitas
: Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.
D. Pengkajian Fungsional Gordon 1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. 2. Pola nutrisi dan metabolik Makan
: Ny. “ S “ tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit diare mau
menghabiskan 1 porsi makan. Minum : Ny. “ S “ minumnya tidak terlalu banyak. 3. Pola Eliminasi BAK
:5x/hari
BAB
:5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir
4. Pola aktifitas dan latihan Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan 5. Pola istirahat tidur Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur 6. Pola persepsi sensoris dan kognitif Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya 7. Pola hubungan dengan orang lain Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya 8. Pola reproduksi / seksual Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia 9. Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin sembuh dengan cepat 10. Pola mekanisme koping Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan 11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah SWT.
Pemeriksaa Serologi/ Imunologi
Klien ingin sembuh dengan cepat 10. Pola mekanisme koping Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan 11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah SWT.
Pemeriksaa Serologi/ Imunologi Jenis pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
Nilai Normal
-O
- (Negatif)
Negatif
-H
1/80
Negatif
-PA
- (Negatif)
Negatif
-PB
-(Negatif)
Negatif
Tes widal
Therapy : 1. Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. 2. Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik 3. Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus 4. Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.
3.2 ANALISA DATA Nama pasien Umur
: Ny. “S”
No. Ruangan
:5
: 23 tahun
Data
Masalah keperawatan
Etiologi
DS : klien mengatan berak Gangguan keseimbangan Output yang berlebihan
kuning
kehijauan cairan
bercampur lendir DO : Turgor kulit menurun,
mulut kering, malas makan DS : Pasien mengatakan Gangguan rasa nyaman Hiperperistaltik
Data
Masalah keperawatan
Etiologi
DS : klien mengatan berak Gangguan keseimbangan Output yang berlebihan
kuning
kehijauan cairan
bercampur lendir DO : Turgor kulit menurun,
mulut kering, malas makan DS : Pasien mengatakan Gangguan rasa nyaman Hiperperistaltik
bahwa
mengalami
perut (nyeri)
kembung DO :
setelah
perkusi distensi,
dilakukan
diketahui klien
klien tampak
menahan kesakitan. Peristaltik : 40x/ menit Skala nyeri : P : sebelum dan sesudah
BAB Q : nyeri seperti teremas R : pada regio epigastrium S : skala nyeri 5 T : sering DS
: klien
mengatakan Gangguan pola eliminasi Infeksi bakteri
bahwa klien BAB berkali- BAB kali DO :klien tampak lemas,
mata cowong.
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan
2.
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik
3. Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri
3.4 INTERVENSI
2.
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik
3. Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri
3.4 INTERVENSI No. Dx 1
Tujuan dan KH Setelah
Intervensi
Dilakukan
Rasional
pantau tanda kekurangan
Tindakan Keperawatan cairan 2x24
Jam
dengan
Menentukan
intervensi
selanjutnya
observasi/catat hasil intake
Mengetahui
keseimbangan
Tujuan : volume cairan output cairan
cairan
dan
Mengurangi kehilangan cairan
elektrolit
tubuh
dalam
anjurkan klien untuk banyak
seimbang minum
(kurangnya cairan dan
Meningkatkan partisipasi dalam
jelaskan pada ibu tanda perawatan
elektrolit terpenuhi)
kekurangan cairan
Dengan KH :
berikan terapi sesuai advis :
Turgor
kulit
cepat
mengganti cairan yang keluar dan mengatasi diare
Infus RL 15 tpm
kembali. Mata kembali normal Membran
mukosa
basah Intake output seimbang 2
Setelah
dilakukan
tindakan 2x24
Teliti keluhan nyeri, cacat
Identifikasi karakteristik nyeri &
keperawatan intensitasnya (dengan skala0- factor jam
dengan 10).
Tujuan : rasa nyaman terpenuhi,
abdomen dengan KH : tidak
menyeringai kesakitan. Klien mengungkapkan verbal (-) Wajah rileks Skala nyeri 0-3
berhubungan
merupakan suatu hal yang amat klien
untuk penting
klien menghindari allergen
terbebas dari distensi
Klien
Anjurkan
yang
untuk
memilih
intervensi yang cocok & untuk
Lakukan kompres hangat mengevaluasi ke efektifan dari
pada daerah perut Kolaborasi Berikan obat sesuai indikasi Steroid oral, IV, & inhalasi
terapi yang diberikan. Mengurangi bertambah beratnya penyakit. Dengan
Analgesik : injeksi novalgin distensi 3x1 amp (500mg/ml)
kompres
hangat,
abdomen
akan
mengalami relaksasi, pada kasus
Antasida dan ulkus : injeksi peradangan akut/peritonitis akan
abdomen dengan KH : Klien
tidak
pada daerah perut
terapi yang diberikan.
Kolaborasi
menyeringai kesakitan.
Mengurangi bertambah beratnya
Berikan obat sesuai indikasi
Klien mengungkapkan
penyakit.
Steroid oral, IV, & inhalasi
verbal (-)
Dengan
Analgesik : injeksi novalgin distensi
Wajah rileks
3x1 amp (500mg/ml)
Skala nyeri 0-3
kompres
hangat,
abdomen
akan
mengalami relaksasi, pada kasus
Antasida dan ulkus : injeksi peradangan akut/peritonitis akan ulsikur 3x1 amp (200mg/ menyebabkan 2ml)
penyebaran
infeksi. Kortikosteroid untuk mencegah reaksi alergi. Analgesik untuk mengurangi nyeri.
3
Setelah
Dilakukan
Mengobservasi TTV
Tindakan Keperawatan 2x24
Jam
Tujuan
:
kehilangan cairan yang aktif
Jelaskan pada pasien tentang secar
dengan penyebab dari diarenya
Konsistensi
Klien
Berguna
Kolaborasi
Tanda
vital
akan
dapat
mengetahui
Kaji pola eliminasi klien penyebab dari diarenya.
1 kali perhari dengan setiap hari KH :
menerus
mempengaruhi TTV
Pantau leukosit setiap hari
BAB lembek, frekwensi
terus
dalam
Konsul
mengetahui
penyembuhan infeksi ahli
batas normal (N: 120- memberikan
gizi diet
untuk
Untuk mengetahui konsistensi
sesuai dan frekuensi BAB
60 x/mnt, S; 36-37,50 c, kebutuhan klien. RR : < 40 x/mnt )
untuk
Metode makan dan kebutuhan
Antibiotik: cefotaxime 3x1 kalori
Leukosit : 4000 – amp (500mg/ml)
didasarkan
pada
kebutuhan.
11.000 Hitung jenis leukosit : 1-3/2-6/50-70/20-80/28
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Nama pasien
: Ny. “ S “
Umur
: 23 tahun
TGL/
NO.
JAM
Dx
Jumat,
1,2,3
IMPLEMENTASI
Mengkaji keluhan pasien
No.ruangan
:5
RESPON PS DS : Klien mengatakan bahwa
TTD
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Nama pasien
: Ny. “ S “
Umur
: 23 tahun
TGL/
NO.
JAM
Dx
Jumat,
1,2,3
03/5/13
No.ruangan
IMPLEMENTASI
RESPON PS
Mengkaji keluhan pasien
jam
TTD
DS : Klien mengatakan bahwa
Mengobservasi TTV setiap 8 BAB
16.00
:5
berkali-kali, muntah,
dan perut kembung. DO : Turgor kulit menurun,
mulut kering, mata cowong, dan menahan kesakitan TD = 80/50 mmHg, S = 390 C, N= 112,
tampak lemah
,RR
22x/mnt
16.15
1
Menentukan
tanda-tanda
kekurangan cairan
DS : klien mengatakan akan
Memasang infus RL 15 tpm
minum yang banyak :Turgor kulit berkurang,
DO
mukosa
mulut
kering,disertai
muntah. 16.25
1,2
Memberikan obat: Injeksi Novalgin 1 amp
DS : expesi wajah klien sedikit
Injeksi Ulsikur 1 amp
rileks
Injeksi Cefotaxime 1 amp
DO
: keluarga kooperatif,dan
Menganjurkan untuk klien akan memberikan banyak minum agar klien tidak dehidrasi
banyak minum
21.00
1,2
Menganjurkan klien untuk
istirahat
dan
melakukan
DS : -
kompres hangat pada daerah DO perut
: Ny. “ S “ keluarga
kooperatif
Sabtu,04/5/13 1,3
Mengobservasi TTV
06.30
Mengganti infus RL 15 tpm
DS : -
Mengkaji pola eliminasi klien
DO : TD = 100/70, S = 380, N =
100x/mnt, RR = 20x/mnt
istirahat
dan
melakukan
DS : -
kompres hangat pada daerah DO perut
: Ny. “ S “ keluarga
kooperatif
Sabtu,04/5/13 1,3
Mengobservasi TTV
06.30
Mengganti infus RL 15 tpm
DS : -
Mengkaji pola eliminasi klien
DO : TD = 100/70, S = 380, N =
100x/mnt, RR = 20x/mnt Memberikan obat: Injeksi Novalgin 1 amp 07.30
2,3
Injeksi Ulsikur 1 amp Injeksi Cefotaxime 1 amp
DS : DO : Keluarga kooperatif
Observasi/catat
hasil
intake
output cairan 08.50
1,3
Menganjurkan makan dalam : Klien mengatakan akan
DS
porsi sedikit tapi sering.
makan dalam porsi kecil tapi Menyuruh
pasien
banyak sering.
minum agar tidak dehidrasi 11.30
1,2
DO : Keluarga kooperatif
Jelaskan pada keluarga tandatanda kekurangan cairan
DS
: pasien mengatakan akan
minum sesering mungkin
14.00
3,2
:
Memberikan obat:
DO
Injeksi Dexa 1 amp
kooperatif
Ny.
“S”
keluarga
Injeksi Ulsikur 1 amp Injeksi Cefotaxime 1 amp
DS : DO
: Ny. “ S “ keluarga
kooperatif Mengopservasi TTV Mengganti cairan infus + drip Minggu,
1,2,3
05/5/13
Neurobio
DS : DO : TD = 100/70, S = 370, N =
06.00
Menganjurkan makan dalam 100x/mnt, RR = 22x/mnt 06.30
3
porsi dikit tapi sering DS : klien mengatakan akan
makan dalam porsi kecil tapi sering.
05/5/13
Neurobio
DS : DO : TD = 100/70, S = 370, N =
06.00
Menganjurkan makan dalam 100x/mnt, RR = 22x/mnt 06.30
3
porsi dikit tapi sering DS : klien mengatakan akan
makan dalam porsi kecil tapi sering. Mengopservasi 08.00
1,3
tanda
tanda DO : keluarga kooperatif
dehidrasi DS : : Turgor kulis sedikit
DO
membaik , mukusa mulut lembab, muntah Memberikan obat 08.30
2,3
berkurang,diare
berkurang.
Injeksi Ulsikur 1 amp Injeksi Cefotaxime 1 amp
DS
: pasien mengatakan nyeri
saat disuntik DO
: Obat masuk tidak ada
tanda alergi Observasi leukosit 10.00
3 DS : DO : Leukosit : 8600/mm3
Hitung jenis leukosit : 1-3/26/50-70/20-80/2-8
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
No. Dx 1.
Hari/tgl
Catatan Perkembangan
Jumat,03/5/2013
S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas O:-
Klien masih tampak lemas
Aktifitas klien masih dibantu keluarganya A : Masalah belum teratasi P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
TTD
No. Dx 1.
Hari/tgl
Catatan Perkembangan
Jumat,03/5/2013
S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas O:-
Klien masih tampak lemas
Aktifitas klien masih dibantu keluarganya A : Masalah belum teratasi P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit
2.
O:-
Kien tampak menyeringai kesaklitan
Klien terus memegangi perutnya Skala nyeri 3 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan
S : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah
3.
mulai berkurang 2x/hari, masih merasa mual tapi tidak sampai muntah. O : - klien BAB 2x/hari
- Turgor kulit kembali < 1 detik - Mata tidak cowong - Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi makannya - Klien tidak muntah A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan
Kaji intak output cairan setiap 8 jam Pantau tanda-tanda dehidrasi 1.
Sabtu,04/5/2013
S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih sehat O:-
Klien tampak lebih sehat
Klien lebih mandiri dalam melakukan aktifitasnya
Turgor kulit < 1 detik kembali Mata tidak cowong Mukosa mulut tidak kering A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
2.
S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya sedikit
TTD
Turgor kulit < 1 detik kembali Mata tidak cowong Mukosa mulut tidak kering A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya sedikit
2.
berkurang O : Klien menyeringai menahan sakit, skala nyeri 2 A : Masalah tertasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan 3.
S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah lembek 1-2/hari
mual sudah berkurang, tidak muntah lagi. O:-
Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit lunak
Klien menghabiskan makanannya Klien tidak muntah Turgor kulit kembali < 1 detik Mata tidak cowong Mukosa mulut tidak kering Klien minum 1000cc/hari A : Masalah teratasi sebagaian P : Intervensi 1-4 dilanjutkan 1.
Minggu,
S: Klien mengatakan bahwa perutnya sudah tidak sakit
05/5/2013
O:-
Skala nyeri 0
Klien tidak menyeringai kesakitan A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak merasa mual dan
muntah, konsistensi BAB lunak. O:-
Klien BAB dengan konsistensi lunak
Klien tidak merasa mual dan muntah Klien menghabiskan porsi makannya dan minum kurang 2.
lebih 1500cc/hari Jumlah leukosit normal A : Masalah teratasi
muntah, konsistensi BAB lunak. O:-
Klien BAB dengan konsistensi lunak
Klien tidak merasa mual dan muntah Klien menghabiskan porsi makannya dan minum kurang lebih 1500cc/hari
2.
Jumlah leukosit normal A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Gastroenteritis didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan pengkajian pada Ny. “S “ didapatkan diagnosa bahwa Ny. “S “ degan Gastroenteritis dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit. Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Gastroenteritis didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan pengkajian pada Ny. “S “ didapatkan diagnosa bahwa Ny. “S “ degan Gastroenteritis dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit. Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. “S “ menunjukkan suatu kemajuan yaitu frekwensi BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan integritas kulit yang lebih parah tidak terjadi.
4.2 Kritik dan Saran Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan askep yang akan datang. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta