ASPEK TEORI KONTINJENSI DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN Teori Kontijensi Menurut teori, sistem yang terbuka pada suatuperusahaan sangat berkaitan dengan interaksi untukpenyesuaian dan pengendalian terhadap ligkungan guna kelangsungan hidup usaha. Teori kontinjensi mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suatu organisasi dalam mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan unsur-unsur dari berbagai subsistem yang dirancang guna memenuhi tuntutan lingkungan yang saling berhubungan. Suatu sistem pelaporan keuangan perusahaan adalah salah satu dari subsistem tersebut. Teori kontinjensi merupakan alat pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan berbagai variasi dalam struktur organisasi. Munculnya Perumusan Kontijensi Alasan untuk mempertimbangkan mempertimbangkan adopsi terhadap terhadap teori kontinjensi kontinjensi akuntansi manajemen manajemen adalah untuk digunakan sebagai alat yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan hasil riset empiris. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau dan memahami jenis hipotesis yang telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang berlawanan. Hal ini juga menyatakan bahwa pekerjaan jenis ini tidak dengan sendirinya mencakup perumusan kontinjensi yang semakin cepat, dan bahwa diperlukan pengembangan paralel dalam teori organisasi guna mengembangkan mengembangkan suatu penjelasan penting. Pengertian
Kontijensi lebih dikenal dengan peristiwa atau transaksi yang mengandung syarat merupakan transaksi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan bank sehari-hari. Kontijensi yang memilki leh suatu bank dapat berakibat tagihan atau kewajiaban bagi bak yang bersangkutan. Kontijensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba tau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi
atau
tidak
terjadi
satu
atau
lebih
peristiwa
dimasa
yang
akan
datang.
Kerangka Pengendalian Kontijensi Suatu isu dipecahkan dalam mengembangkan suatu model pengendalian kontinjensi tentang pemahaman bagaimana faktor kontinjensi ditentukan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Faktor kontinjensi tertentu mungkin ditentukan oleh keputusan manajemen, yang lain mungkin ditentukan secara exogenous. Pada beberapa titik waktu, organisasi memilih pasar dimana perusahaan tersebut bersaing dan strategi dalam pasar itu, dan pada dasarnya mampu mengendalikan semua faktor kontinjensi. Bagaimanapun setelah menentukan strategi produk tertentu, banyak faktor kontinjensi tidak lagi di bawah pengendalian langsung organisasi. Oleh karena
itu, determinasi faktor kontinjensi mungkin menjadi proses interaktive, sebagian dari faktor dipilih oleh perusahaan, sedangkan yang lain adalah suatu hasil keputusan yang lalu dan faktor eksternal. Jenis Transaksi Kontijensi
Kontijensi bank terdiri dari kontijensi tagihan dan kontijensi kewajiban (tunggakan). Kontijensi tagihan terdiri dari : 1. Bank garansi yang diterbitkan oleh bank lain adalah semua bentuk garansi yang diterima oleh bank yang mengakibatkan tagihan kepada pihak bank penjaminan bila pihak yang dijamin melakukan ingkar janji atau wanprestasi di kemudian hari. 2. Pembelian opsi valuta asing adalah perjanjian asing yang memberikan hak pilihan kepada pembeli opsi untuk menggunakan atau tidak mengguanakan dalam kontrak jual beli valuta asing. 3. Pendapatan bunga dan penyelesaian dalam akuntansi perbankan khususnya yang menyangkut pendapatan bunga dari aktiva produktif, bank akan menganut prinsip konservtif dalam arti sangat hati-hati. Kontigensi Kewajiban Terdiri Dari :
1. Garansi yang diberikan 2. Surat kredit berdokumen dalam negri (SKBDN) yang dapat dibatalkan dalam rangka perdagangan dalam negri. 3. Penjualan opsi valuta asing. Klasifikasi Pengendalian Kontinjensi Fisher (1995) mengklasifikasikan menjadi empat kategori yang tergantung pada kontinjensi, pengendalian, dan variabel hasil. Analisa tingkat 1 Satu faktor kontinjensi dihubungkan dengan satu mekanisme pengendalian. Hipotesa yang khas meramalkan bahwa keberadaan suatu faktor kontinjensi akan mengakibatkan suatu peningkatan kemungkinan bahwa perusahaan suatu mekanisme pengendalian tertentu. Tidak ada usaha yang dibuat untuk mengakses apakah korelasi antara faktor kontinjensi dan mekanisme pengendalian mempunyai efek pada hasil perusahaan (walaupun kebanyakan dokumen berasumsi bahwa korelasi tersebut mendorong kearah kinerja lebih tinggi) atau jika mekanisme pengendalian dihubungkan dengan mekanisme pengendalain yang lain. Analisa tingkat 2 Menguji efek hubungan suatu mekanisme pengendalian dan faktor kontinjensi dalam variabel hasil. Dalam suatu studi yang khas, keberadaan faktor kontinjensi dan mekanisme pengendalian dihipotesakan untuk menghasilkan suatu peningkatan suatu efektifitas (atau ketidakefektifan ). Simon (1987) menyatakan perbedaan sistem pengendalian yang diuji antara unit
bisnis yang memanfaatkan strategi penyelidik atau pendukung tersebut. Beberapa hipotesa atas studi ini menguji korelasi antara strategi unit bisnis (SBU) dan mekanisme pengendalian. Analisa tingkat 3 Efek hubungan dari faktor kontinjensi dan berbagai mekanisme pengendalian atas suatu variabel hasil ditujukan (Drazin Dan Van tidak Ven, 1985). Analisa jenis ini berasumsi bahwa mungkin ada komplementer atau hubungan penggantian antara variabel pengendalian yang mungkin termasuk dalam berbagai mekanisme pengendalian dalam analisa tersebut. Timbulnya Formula Kontinjensi Pendekatan kontinjensi untuk akuntansi manajemen didasari oleh anggapan bahwa tidak ada sistem akuntansi yang tepat secara universal yang dapat digunakan oleh semua organisasi dalam berbagai keadaan. Sistem akuntansi yang tepat tergantung pada keadaan khusus dimana organisasi tersebut berada. Oleh karenanya teori kontinjensi harus mengidentifikasikan aspek khusus dari sistem akuntansi perusahaan dimana keadaan dapat didefinisikan dengan pasti dan sistem dapat dicobakan dengan tepat.
Pengaruh Hasil Empiris Apabila diperoleh hasil yang tidak memuaskan maka masalah tersebut harus dipecahkan dalam kerangka universal yang telah menjadi sumber stimulus bagi pengembangan perumusan kontinjensi. Konsep, seperti teknologi, struktur organisasi, dan lingkungan telah dilibatkan untuk menjelaskan mengapa sistem akuntansi membedakan antara satu situasi dengan situasi yang lain.
Efek Teknologi Variabel kontinjensi terpanjang dan yang paling sederhana digunakan dalam akuntansi manajemen adalah teknologi produksi. Jenis teknik dan proses produksi yang berbeda telah memengaruhi desain sistem akuntansi internal walaupun harus dicatat hal tersebut muncul sebagai alat untuk menjelaskan perbedaan dengan apa yang dianggap sebagai konfirmasi empiris dari teori organisasi klasik. Sifat alami dari proses produksilah yang menentukan jumlah alokasi biaya dan biaya tidak didistribusikan langsung secara merata. Teknologi produksi memiliki pengaruh yang penting terhadap jenis informasi akuntansi yang disajikan. Hal ini memunculkan aspek selain teknologi yang berpengaruh atas informasi yang harus disediakan untuk mencapai efektivitas. Sebagai contoh, kompleksitas dari tugas yang dihadapi oleh suatu organisasi berkaitan dengan struktur pengendalian biaya yang sesuai.
Efek dari Struktur Organisasi Ada bukti menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi cara dengan mana informasi penganggaran digunakan paling baik. Hopwood membedakan antara batasan anggaran ( budgeticondtrained), yaitu situasi dimana penggunaan informasi akuntansi dalam anggaran menjadi satu-
satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan terhadap para bawahan, dan kesadaran laba ( profit-conscius), yaitu gaya yang juga mempertimbangkan efektivitas dan jangka waktu yang lebih panjang. Studi Hopwood menunjukan bahwa gaya batasan anggaran bersifat kaku. Studi Hopwood didasarkan pada pusat tanggung jawab (biaya) di pabrik baja terintegritas, sehingga mempunyai saling ketergantungan yang luas antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Studi Otley melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada industri penambangan batu bara, yang karena alasan yang praktis, tidak saling tergantung satu sama lain. Studi awal menunjukan bahwa penggunaan yang kaku dari ukuran pencapaian tidaklah sesuai jika terdapat saling ketergantungan yang luas. Penggunaan gaya anggaran yang sesuai bergantung pada derajat tingkat saling ketergantungan yang ada diantara pusat tanggung jawab yang terlibat.
Efek Lingkungan Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk menjelaskan perbedaan dalam penggunaan informasi akuntansi. Pengaruh persaingan yang dihadapi oleh perusahaan yang memakai manajemen pengendalian menyimpulkan bahwa kesempurnaan akuntansi dan sistem pengendalian dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi. Lebih lanjut lagi, jenis persaingan yang berbeda mempunyai dampak sangat berbeda terhadap penggunaan pengendalian akuntansi dalam perusahaan manufaktur. Dengan membedakan antara operasi (lingkungan dimana adalah sulit bagi seseorang manajer unit untuk menunjukanlaba akuntansi) dan operasi liberal (lingkungan yang relatof lebih mudah untuk memelihara operasi yang menguuntungkan) dapat ditunjukan bahwa para manajer senior menggunakan informasi anggaran untuk mengevaluasi pencapaian manajerial yang sangat berbeda dalam kedua situasi tersebut.jika ketelitian anggaran dianggap sebagai suatu corak yang diinginkan dari sistem akuntansi, maka gaya penggunaan anggaran yang berbeda diperlukan untuk mencapai anggaran akurat terhadap lingkungan.
Pengaruh Teori Organisasi Ketiga contoh terdahulu telah mengindikasikan sebagian dari variabel yang mengakibatkan perbedaan dalam penggunaan dan desain dari sistem akuntansi. Ketiga variabel kontinjensi adalah teknologi umum, struktur organisasi, dan lingkungan telah digunakan sebagai contoh ilustratiif karena ketiganya telah mengembangkan teori kontinjensi akuntansi manajemen teoretis. Gerakan ini merupakan pendekatan universalistis terhadap pendekatan akuntansi manajemen yang menjadi mode pada tahun 1970an. Kelebihan dari pendekatan ini tidak dapat dijelaskan hanya oleh tekanan penemuan empiris yang berusaha untuk menemukan teori yang bersifat menjelaskan. Faktor utama lain yang memengaruhi teori kontinjensi akuntansi manajemen yang terjadi lebih dahulu.
Variabel – variabel Dasar Kontijensi dan Hubungannya Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset komparatif tentang akuntansi internasional berada dalam perspektif kontinjensi. Pada umumnya, studi ini lebih banyak menggunakan bentuk pengujian atas perbedaan perbedaan dalam praktik pelaporan keuangan tertentu diantara berbagai negara atau atas sistem akuntansi nasional. Dalam kedua kasus tersebut, hasil yang umumnya diperoleh dalam suatu kesimpulan yang menghubungkan perbedaan atau persamaan, baik dalam hal sosial, politik maupun ekonomi. Teori dalam praktik pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-variabel sosial tertentu. Variabel-variabel sosial terdiri dari beberapa faktor yang terutama terdapat di semua perusahaan dalam suatu negara yang merupakan hal pokok yang bervariasi pada setiap negara.
Lingkungan Lingkungan perusahaan merupakan konsep dalam hubungannya dengan ketidakpastian. Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya dua dimensi yang terdiri atas: a) dimensi stabil-dinamis, dan b) dimensi homogen dan heterogen. Hal ini sesuai dengan struktur organisasi dan aplikasinya adalam akuntansi manajemen. Dimensi stabil dan dinamis ditandai dengan tingkat keputusan faktor perubahan lingkungan internaldan eksternal yang pada dasarnya sama dari waktu ke waktu dalam proses yang berkesinambungan. Adapun dimensi homogen-heterogen daoat digambarkan dalam hubungannya dengan tingkat keputusan di mana faktor lingkungan sebagai alternatif dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan perusahaan dapat dibedakan dalam suatu rangkaian ketidakpastian dari yang dapat diramalkan sampai yang tidak dapat diramalkan. Hal yang diperlukan dalam suatu riset adalah pertimbangan yang menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tertentu memengaruhi struktur organisasi dan desain sistem akuntansi manajemen.
Atribut Organisasi Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam literatur teori kontinjensi terutama mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini dapat menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan atau menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan ini tidak bertujuan untuk memberikan suatu penyelesaian suatu masalah. Atribut organisasi tetap merupakan konsep yang berkaitan dengan penyediaan dan pengorganisasian sumberdaya perusahaan meliputi ukuran organisasi, teknologi dan lain sebagainya. Besaran suatu organisasi merupakan konsep dari ukuran yang ada didalamnya, seperti jumlah karyawan, tingkat perputaran penjualan, nilai aset bersih atau modal yang digunakan, dan lain sebagainya yang pada umumnya saling berhubungan. Teknologi telah menjadi konsep penting.
Terdapat tiga skala penggunaan teknologi dalam meningkatkan kompleks teknis yaitu unit dan kelompok kecil, kelompok besar dan massa, dan proses produksi.
Karakteristik Pengguna Para pengguna dapart digambarkan sebagai individu yang menggunakan data yang terdapat dalam laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam pengambilan keputusan keuangan. Suatu bukti riset yang harus dipertimbangkan oleh para pengguna adalah alternatif yang berbeda untuk informasi dan kemampuan proses yang ditimbulkan oleh perbedaan dalam model keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan sifat yang diturunkannya. Pada kenyataannya, dalam literatur mengenai pengolahan informasi manusia dalam rangka pengambilan keputusan menyatakan bahwa setiap individu mempunyai model keputusan yang berbeda. Konsep gaya pengambilan keputusan mempunyai enam dimensi berikut: a) analisis keputusan berbeda dengan pengambilan keputusan intuitif, perbedaan dalam horizon waktu, c) bentuk pengulangan yang mengacu banyak faktor dalam pertimbangan pengambilan keputusan, d) kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang berubah-ubah, e) proaktif vs reaktif, dan f) kemampuan strategis dalam hubungannya dengan pertimbangan di antara keputusan yang sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.
Atribut Sistem Pelaporan Keuangan Perusahaan yang Dipengaruhi Variabel Kontinjensi Karakteristik sistem pelaporan keuangan perusahaan terdiri atas suatu contoh yang dirancang untuk masing-masing unsur utama pelaporan perusahaan. Unsur-unsur tersebut adalah : a. Pengungkapan, penggolongan, presentasi, penilaian, dan kebutuhan pengukuran dari nergaranegara yang berbeda. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh metode kepemilikan rata-rata produksi, tingkat dan konsentrasi kepemilikan pribadi, pola pendanaan perusahaan, penggunaan informasi akuntansi dalam perencanaan dan pengendalian ekonomi dan lain sebagainya. b. Frekuensi pelaporan dalam jumlah variasi pengungkapan dari informasi laporanyang bersifat sementara, metode pengukuran peristiwa (ukuran keuangan dan non keuangan), metode alokasi biaya (yaitu biaya dan kapitalisasi, periode mortisasi, dan lain-lain), unsur waktu dari infoemasi (peramalan), tingkat agegasi dan desentraliasi (akun gabungan dan pelaporan yang terdiri dari beberapa bagian), dan pengungkapan tentang tujuan dari pelaporan khusus (seperti laporan nilai tambah, laporan ketenagakerjaan, dan format laporan lain dari akuntansi sosial). c.
Metode pelaporan (misalnya laporan, tabel, dan diagram) kompleksitas teori, dan pelaporan dengan tujuan khusus tertentu, seperti tanggung jawab yang sederhana. Atribut ini dihubungkan dengan karakteristik pengguna dan sumber informasi yang lain.
Isi Teori Kontijensi Studi Empiris Terdapat studi empiris dalam area akuntansi yang dengan tegas mengadopsi pendekatan kontinjensi sebelum mengumpulkan data. Lebih lanjut lagi, dua di antara dari studi utama menggunakan faktor metodologi analisis yang memandang permasalahan dalam penafsiran dan perbandingan. Penafsiram sulit dilakukan karena faktor dari variabel asli yang mendasari konsep teoretis dalam lompatan intuitif yang dibuat oleh peneliti tersebut. Tentu saja, perbedaan yang sangat kecil dalam kesalahan acak pada pengukuran mengakibatkan diperolehnya faktor yang sangat berbeda, sehingga membuat perbandingan antar studi yang berbeda hampir mustahil. Walaupun analisis faktor adalah metode yang bermanfaat sebagai dasar dimensi bahwa penggunaan kritik akan terbatas pada akumulasi pengetahuan lebih lanjut. Bruns dan Watrehouse membantah bahwa perilaku manajer berkaitan dengan anggaran merupakan kontinjensi atas berbagai aspek struktur organisasi, seperti pemusatan, otonomi, dan derajat tingkay aktivitas yang tersusun. tulisan ini menyimpulkan bahwa pengendalian strategi yang berbeda bergantung pada jenis organisasinya.
Perumusan Teoretis Sebagai tambahan terhadap pekerjaan yang berdasarkan spekulasi teoretis menyangkut sifat alami dari teori kontinjensi sistem informasi akuntansi, Gordon dan Milner berusaha untuk menyediakan kerangka menyeluruh bagi perencanaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang mempertimbangkan kebutuhan spesifikasi organisasi yang luas dalam teori organisasi. Kebijakan manajemen dan akuntansi untuk mengidentifikasi variabel adalah penting bagi pencapaian organisasi. Lingkungan, gaya pengambilan keputusan dan karakteristik organisasi diusulkan sebagai variabel kontinjensi yang terpenting. Masing-masing variabel kontinjenti tersebut dihubungkan dengan kondisi-kondisi yang sesuai dengan variabel SIA. Walaupun pertanyaan SIA didesain untuk menghadapi lingkungan, organisasi dan kondisi-kondisi gaya pengambilan keputusan, perlu dicatat bahwa terdapat tiga pola dasar perusahaan dan pengelompokan variabel kontinjensi yang khas. Bagaimanapun dua contoh tersebut mempunyai usulan mengenai karakteristik yang tidak diinginkan yang dapat diperbaiki dengan pemanfaatan sesuai SIA. Tidak terdapat pertimbangan eksplisit dari efektivitas dan sasaran tujuan organisasi dan keunggulan yang nampak sepertinya didasarkan pada akal sehat dan bukannya kerangka teoretis eksplisit. Suatu pendekatan lebih lanjut sedikit berbeda secara alami karena ditulis oleh mahasiswa yang belum lulus sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. Tidak ada formula yang diberikan, melainkan hanya pendekatan kearah desai sistem yang direkomendasikan dan berbagai kontinjensi yang dikenali.
Argumentasinya bahwa desain apapun dari sistem perencanaan dan pengendalian khususnya bergantung pada : a. Sasaran khusus yang dicapai dalam konteks sasaran tujuan organisasi. b. Format tingkat dan perbedaan desentralisasi tertentu yang dipilih (yaitu struktur organisasi). c.
Proses tunggal dan gabungan yang dikendalikan oleh sub unit-sub unit dan derajatnya, apakah tidak tersusun atau tersusun (yaitu jenis teknologi)
d.
Jenis gaya manajerial yang digunakan oleh para manajer se nior.
Kerangka Evaluasi Teori Kontijensi SIA hanya meliputi salah satu bagian dari struktur pengendalian organisasi. Suatu strategi pengendalian organisais akan melibatkan pertimbangan desain organisasim, sistem informasi manajemen, dan sistem perencanaan dan pengendalian. Tentu saja, hal ini mungkin terlihat sama dengan subtitusi parsial yang ditandai oleh pernyataan perasaan para manajer industri tertentu bahwa SIA yang digunakan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dalam desain organisasi. Dengan adanya kekurangan tersebut, dibentuklah teori kontinjensi SIA diluar konteks dari keseluruhan paket pengendalian organisasi yang nyata. Pertana, apa yang mendasari SIA, sehingga berpengaruh baik terhadap apa yang dilakukan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya dan proses pengendalian lain yang kkomplementer terhadap SIA. Kedua, terdapat jangkauan menyeluruh dari faktor yang akan memengaruhi pencapaian organisasi, dan bahwa hal itu akan mengendalikan strategi dan struktur, serta menyatakan mengenai produk pasar dan pengaturan antarorganisasi. Pengaruh SIA terhadap riset kelihatannya relatif kecil. Akhirnya, pertu ditentukan faktor apa yang mendasari pencapaian organisasi yang efektif dengan menggunakan perbandingan antara sasaran hasil organisasi dengan standar. Terdapat berbagai kesulitan substansial dalam pengukuran efektivitas organisasi yang penting begi ukuran tersebut untuk mengembangkan teori kontinjensi secara benar. Implikasi Untuk Riset Akuntansi sebagai Bagian dari Sistem Pengendalian Studi efektivitas sistem informasi akuntansi manajemen berhubungan dengan studi dari berbagai mekanisme pengendalian yang digunakan oleh organisasi untuk memengaruhi perilaku anggota mereka dan hubungan mereka dengan lingkungan eksternal. Sulit untuk memisahkan efek dari SIA dari pengendalian lainnya. Semuanya bertindak sebagai suatu paket dan harus ditaksir bersama-sama. Fakta ini memperluas lingkup tentang penyelidikan dan pengindikasian cakupan aktivitas kendali dalam daftar penyusunan pengendalian. Sistem imbalan adalah suatu penghilang terkemuka. Selain itu jenis pengendalian berbeda dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang berbeda. Mekanisme pengendalian untuk berbagai tujuan akan menjadi sulit, jika tidak mungkin, untuk mengisolasi efekdari
alat pengendalian spesifik. Mungkin, riset awal dari strategi untuk mengidentifikasi kombinasi pengendalian terutama sekali ditujukan untuk keadaan tertentu. Jadi, variabel kontinjensi yang terkait dengan desain organisasi dalam akuntansi manajemen adalah penting. Klarifikasi konseptual lebih berada pada pemanfaatan kerangkasistem kontrol. Walaupun model mekanik kendali sederhana tidak dapat secara langsung deberlakukan bagi organisasi,terdapat empat karakteristik proses yang penting bagi pengendalian organisasi efektif yaitu : 1.
Spesifikasi suatu sasaran.
2.
Pengukuran tingkat pencapaian sasaran.
3.
Model yang bersifat prediktif terhadap kemungkinan tindakan hasil pengendalian.
4.
Kemampuan dan motivasi untuk bertindak.
Efektivitas Organisatoris Penggunaan kerangka pengendalian menguatkan peran efektivitas organisasi dan perhatian pada sasaran hasil organisasi. Sasaran hasil adalah suatu bagian penting dari kerangka kontinjensi disamping satu variabel kontinjensi yang mungkin memenuhi sifat alami sistem akuntansi yang membentuk ukuran perbandingan dengan efek dalam bentuk pengendalian berbeda yang harus dievaluasi. Dalam rangka mengasosiasikan sistem akuntansi dan kontinjensi tertentu harus dibuat pedoman mengenai dampak sistem akuntansi dalam membantu pencapaian organisasi.
Metodologi Riset Pendekatan kontinjensi berhadapan dengan struktur alat pengendalian yang sangat berhubungan, dimana SIA merupakan satu kesatuan,membenuk satu pengendalian organisasi yang teratur.banyak dari dibuat hipotesis variabel yang memengaruhi desain SIA untuk menjelaskan perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah realistis untuk metode analisis statistik yang tidak menguraikan pola teladan interaksi secara kompleks. Peneliti harus mempunyai keterlibatan semakin dekat dalam pengembangan hipotesis seperti hubungan organisasi. Selain itu hubungan sebab akibat menjadi jauh lebih penting dibandingkan dengan asosiasi,dimana interaksi variabel diamati dari waktu ke waktu, sehingga menjadi lebih dihargai dibandingkan studi lintas bagian. Studi longitudinal juga mampu menjelaskan proses dengan mana sistem akuntansi dikembangkan dan diubah sebagai jawaban atas tekanan organisasi. Campbell mengambil pelajaran dari riset mengenai efektivitas organisasi dan menyimpulkan bahwa: 1) adalah kontra-produktif untuk mengikuti pendekatan multivariasi dalam pengembangan ukuran efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas organisasi adalah suatu tugas yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam memusatkan perhatian pada riset terhadap sumber daya yang langka guna
mengembangkan ukuran berorientasi hasil yang berfungsi dalam organisasi, seoerti rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya. KASUS KOMPAS.com — Perusahaan teknologi asal Jepang, Sony Corp, menyatakan akan memangkas 10.000 karyawan atau sekitar 6 persen dari angkatan kerja global. Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini merupakan imbas dari kerugian besar yang dialami dari bisnis televisi Sony. Hal ini disampaikan CEO Sony Corp, Kazuo Hirai, dalam sebuah konferensi pers yang diadakan pada Kamis (12/4/2012). Menurut Hirai, kerugian Sony sudah terjadi selama empat tahun berturut-turut dengan total 520 miliar dollar AS. "Sebagai CEO, saya mengambil keputusan ini dengan serius. Pada saat yang sama, keputusan ini memperkuat tekad saya untuk mengubah Sony. Karyawan juga ingin Sony kembali pada kejayaan," ungkap Hirai dalam jumpa pers. Sony, yang menjalankan bisnis kamera digital dan komputer pribadi serta konsol game Play Station, telah terpukul dari kompetitor sekelas Apple dan Samsung Electronics. Selama empat tahun terakhir, Sony mengalami gangguan produksi, ditambah bencana banjir yang melanda Thailand. Bencana ini sangat berpengaruh terhadap pasokan manufaktur Sony. "Sony akan berubah. Saya telah sepenuhnya mengabdikan diri untuk mengubah Sony," ungkap lelaki berusia 51 tahun ini. Hirai menambahkan, setelah PHK ini, Sony akan fokus kepada industri kamera digital, game, dan smartphone. Sony juga berencana untuk memperluas bisnis peralatan medis, seperti produk endoskopi dan akan memasuki bisnis diagnosis medis. Sony juga akan menargetkan pertumbuhan baru di pasar negara berkembang, seperti India dan Meksiko, serta menargetkan pendapatan 2,6 triliun yen hingga Maret 2015. Secara global, Sony menargetkan pendapatan 8,5 triliun yen hingga Maret 2015. Hingga Februari 2012, Sony masih mengalami kerugian bersih sebesar 220 miliar yen. Sony memprediksi, mereka akan kembali ke laba operasional sekitar 180 miliar yen hingga Maret 2013. Setelah pengumuman PHK ini, Sony akan merilis pendapatan dan perkiraan pendapatan pada Mei 2012.
Tugas KELOMPOK
Mata Kuliah : Seminar Akuntansi Keprilakuan
ASPEK TEORI KONTINJENSI DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN
MUHAMMAD RACHMAT PUTRA UTAMA P3400215001 MUHAMMAD ARFAN P3400215002
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016