ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DAN KESEHATAN
Aspek Sosial Budaya Yang Berkaian Dengan Pra Perka!inan Pada masyarakat indonesia banyak sekali budaya yang ada, dan masih banyak sekali para masyarakat masih meninggikan budaya mereka dan percaya dengan mitos. Pada perkawinan terjadi beberapa tahap terlebih dahulu sebelum menginjak ke jenjang pernikaha, di sini tahap-tahapnya adalah perkenalan satu sama lain dan keluarga masing-masing atau tahap pacaran, kemudian terjadi pinangan atau lamaran, bila sudah terlaksana itu pasti akan meningkat kejenjang pernikah, setelah itu masih banyak tahap yang perlu di lalui, lebih mengarah ke perkenalan lebih lebih lanjut lanjut,, saling saling meneri menerima ma dan mengti mengti atas atas kekuran kekurangan gan masing masing-ma -masin sing, g, saling saling melengk melengkapi api kenyata kenyataan an kekurangan kekurangan dan peredaan peredaan yang nyata terlihat terlihat setelah memasuki jenjang pernikahan, pernikahan, bila mereka dapat melalu melalu semua kenyataan tersebut maka mereka akan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Pelaya Pelayanan nan kebida kebidanan nan diawal diawalii dengan dengan pemeli pemelihar haraan aan keseha kesehatan tan para para calon calon ibu. ibu. Remaja Remaja wanita wanita yang yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan. Promosi Promosi kesehatan kesehatan pranikah pranikah merupakan merupakan suatu proses untuk meningkatkan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat reproduktip pranikah. Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan kebebasan dapat menimbulkan menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja. Pemeriksaan kesehatan bagi remaja yang akan menikah dianjurkan. Tujuan dari pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang kondisi kesehatan para remaja. ila ditemukan penyakit atau kelainan di dalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera dilakukan. ila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi maka diupayakan agar remaja tersebut berupaya untuk menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya. !isalnya remaja yang menderita penyakit jantung, bila hamil secara teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Remaja yang menderita A"#$ harus menjaga pasanganya agar tidak terkena %irus &"'. (paya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan para remaja seperti karang taruna, pramuka, organisaai wanita remaja dan sebagainya. $elain itu bidan juga berperan dalam mencegah perkawinan dini pada pasangan pra nikah dimana masih menjadi menjadi masalah masalah penting penting dalam kesehatan reproduksi reproduksi perempuan perempuan di "ndonesia. "ndonesia. Pernikahan Pernikahan dini menunjukkan menunjukkan posisi perempuan yang lebih lemah secara ekonomi maupun budaya. $ecara budaya, perempuan disosialisasikan segera menikah sebagai tujuan hidupnya. Akibatnya, perempuan memiliki pilihan lebih terbatas untuk mengembangkan diri sebagai indi%idu utuh. $edangkan bagi perempuan, menikah artinya harus siap hamil pada usia sangat muda. Aspek Sosial Budaya Yang Berkaian Dengan Perka!inan Pembinaan yang dilakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan agar peran serta ibu dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga meningkat. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan bayi, anak balita dan anak prasekolah sehat. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini memerlukan pengetahuan aspek sosial budaya dalam penerapannya kemudian melakukan pendekatan-pendekatan untuk melakukan perubahan perubahan terhadap kebiasaan-kebiasaan yang tidak mendukung peningka tan kesehatan ibu dan anak. )akta-fakta kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi - konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubunga hubungan n sebab sebab - akibat akibat antara antara makanan makanan kondis kondisii sehat sehat - sakit, sakit, kebiasaan kebiasaan dan ketida ketidakta ktahuan huan sering sering kali kali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan misalnya pada dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. !isalnya di *awa Tengah Tengah adanya anggapan bahwa ibu hamil pantang pantang makan telur karena akan mempersulit mempersulit persalina persalinan n dan pantang makan daging karena akan menyebabkan menyebabk an perdarahan yang banyak. ban yak. *awa arat ibu yang kehamilannya memasuki +- bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah
dilahirkan, !asyarakat etawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan A$" menjadi asin. $ikap seperti ini akan berakibat buruk bagi ibu hamil karena akan membuat ibu dan anak kurang gii. Aspek Sosial Budaya Yang Berkaian Dengan Ke"a#ilan Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. !emahami perilaku perawatan kehamilan ante natal care/ adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri. )akta di berbagai kalangan masyarakat di "ndonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. kodrati. !ereka merasa tidak perlu memeriksakan memeriksakan dirinya dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. !asih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari men yadari pentingnya pemeriksaan kehamilan ke bidan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. 0ontohnya di kalangan masyarakat pada suku bangsa nuaulu !aluku/ terdapat suatu tradisi upacara kehamilan yang yang diangga dianggap p sebagai sebagai suatu suatu perist peristiwa iwa biasa, biasa, khusus khususnya nya masa masa kehami kehamilan lan seoran seorang g peremp perempuan uan pada bulan bulan pertama hingga bulan kedelapan. 1amun pada usia saat kandungan telah mencapai $embilan bulan, barulah mereka akan mengadakan suatu upacara. !asyarakat nuaulu mempunyai anggapan bahwa pada saat usia kandungan seorang perempuan telah mencapai $embilan bulan, maka pada diri perempuan yang bersangkutan banyak diliputi oleh pengaruh roh-roh jahat yang dapat menimbulkan berbagai bahaya gaib. #an tidak hanya dirinya sendiri juga anak yang dikandungannya, melainkan orang lain disekitarnya, khususnya kaum laki-laki. (ntu (ntuk k meng menghin hinda dari ri penga pengaru ruh h rohroh-ro roh h jaha jahatt ters terseb ebut ut,, si perem perempua puan n hamil hamil perl perlu u dias diasin ingka gkan n deng dengan an menemp menempatk atkanny annyaa di posuno. posuno. !asyar !asyarakat akat nuaulu nuaulu juga juga berang beranggapa gapan n bahwa bahwa pada pada kehidupa kehidupan n seoran seorang g anak anak manusia manusia itu baru tercipta tercipta atau baru dimulai sejak dalam kandungan kandungan yang telah berusia bulan. *adi dalam hal ini masa kehamilan 2-+ bulan / oleh mereka bukan dianggap merupakan suatu proses dimulainya bentuk kehidupan. Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gii. &al ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. $ementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenamya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gii pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan. eberapa kepercayaan yang ada misalnya di *awa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. $ementara di salah satu daerah di *awa arat, ibu yang kehamilannya memasuki +- bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. #i masyarakat etawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan A$" menjadi asin. &al ini membuat ibunya kurang gii, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Aspek Sosial Budaya Yang Berkaian Dengan Persalinan$ Ni%as$ Dan Bayi Baru La"ir &BBL' !ema !emasu suki ki masa masa pers persal alin inan an meru merupak pakan an suat suatu u peri period odee yang yang krit kritis is bagi bagi para para ibu ibu hamil hamil kare karena na sega segala la kemu kemungk ngkin inan an dapa dapatt terj terjadi adi sebe sebelu lum m bera berakhi khirr deng dengan an sela selama matt atau atau denga dengan n kemat kematia ian. n. $eju $ejuml mlah ah fakt faktor or memandi memandirik rikan an perana peranan n dalam dalam proses proses ini, ini, mulai mulai dari dari ada tidakny tidaknyaa faktor faktor resiko resiko kesehat kesehatan an ibu, ibu, pemili pemilihan han penolong persalinan, keterjangkauan dan ketersediaan pelayanan kesehatan, kemampuan penolong persalinan sampai sikap keluarga dalam menghadapi keadaan gawat. Tingginya angka kematian ibu dan anak di "ndonesia berkaitan erat dengan faktor sosial budaya masyarakat, seperti tingkat pendidikan penduduk, khususnya wanita dewasa yang masih rendah, keadaan sosial ekonomi yang belum memadai, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang masih rendah dan jauhnya lokasi tempat pelayanan kesehatan dari rumah-rumah penduduk kebiasaankebiasaan dan adat istiadat dan perilaku masyarakat yang kurang menunjang dan lain sebagainya. Tingkat Tingkat kepercayaan masyarakat masyarakat kepada petugas kesehatan, dibeberapa wilayah masih rendah. rendah. !ereka !ereka masih percaya kepada dukun karena kharismatik dukun tersebut yang sedemikian tinggi, sehingga ia lebih senang
berobat dan meminta tolong kepada k epada ibu dukun. #i daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. eberapa penelitian yang pernah dila dilakuk kukan an meng mengung ungka kapka pkan n bahw bahwaa masi masih h terd terdapa apatt prak prakte tekk-pr prakt aktek ek pers persal alin inan an oleh oleh dukun dukun yang yang dapat dapat membaha membahayak yakan an si ibu, ibu, sepert sepertii 3ngole 3ngolesi3 si3 memba membasah sahii %agina %agina dengan dengan minyak minyak kelapa kelapa untuk untuk memper memperlan lancar car persalinan/, 3kodok3 memasukkan tangan ke dalam %agina dan uterus untuk rnengeluarkan placenta/ atau 3nyanda3 setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandardan kaki diluruskan ke depan selama berjam jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengk akan/. $elain $elain pada masa masa hamil, hamil, pantang pantangan-p an-pant antang angan an atau atau anjura anjuran n masih masih diberl diberlakuk akukan an juga juga pada pada masa masa pasca pasca persalinan. Pantangan ataupun anjuran ini biasanya berkaitan berka itan dengan proses pemulihan pe mulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk memperbanyak produksi A$", ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. $ecara tradisional, ada praktek praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu, !isalnya mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semula, memasukkan ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam %agina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses persalinan atau memberi jamu tertentu untuk memperkuat tubuh. $ebenarnya, kelancaran persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik si ibu. )aktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi. $edangkan faktor mental berhubungan berhubungan dengan psikologis ibu, terutama kesiapannya dalam melahirkan. ila ia takut dan cemas, ce mas, bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioperasi. "bu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama selama persal persalina inan. n. #isini #isini peran peran bidan bidan sangat sangat diperl diperlukan ukan dalam dalam member memberika ikan n inform informasi asi yang tepat tepat untuk untuk mempersiapkan mental dan fisik ibu hamil dalam menghadap i pesalinan dan pasca persalinan. $ecara $ecara medis medis penyebab penyebab klasik klasik kemati kematian an ibu akibat akibat melahi melahirka rkan n adalah adalah perdar perdarahan ahan,, infeks infeksii dan eklams eklamsia ia keracu keracunan nan kehami kehamilan lan/. /. Kondisi Kondisi-ko -kondi ndisi si terseb tersebut ut bila bila tidak tidak ditanga ditangani ni secara secara tepat tepat dan profes profesion ional al dapat dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Kuranga Kuranganya nya penget pengetahua ahuan n dan ilmu ilmu menyebab menyebabkan kan salah salah kaprah kaprah dalam dalam menyikap menyikapii kesehat kesehatan an ibu dan bayi, bayi, meraka tidak mementingkan kebutuhan nutrisi dan %itamin serta gii meraka meraka bahkan tidak tahu tentang suatu ancaman bahaya yang mengintai mereka sehingga menyebabkan kematian pada ibu dan bayi, kasus lain sering di temukan pada bayu baru lahir. !ereka memperlakukan bayi baru lahir dengan setidak mana mestinya, karena mereka masih berpegang teguh dengan mitos dan kurangannya pengetahuan. (ono" ) (ono" Aspek Soisal Budaya Yang Berkaian Dengan Praperka!inan$ Perka!inan$ Ke"a#ilan$ Persalinan$ Ni%as Dan Bayi Baru La"ir &BBL' 2. Adanya tahap ta4aruf sebelum menikah, 5. !elakukan pacaran setelah pernikahan, 6. $ebelum hari pernikahan mempelai mempelai wanita di culik terlebih terlebih dahulu oleh calon prianya, 7. $ebelum pernikahan para calon pengantin tidak boleh pergi kemana-mana, 8. !as kawin kawin atau srah-srahan srah-srahan dalam dalam pernikahan pernikahan seorang seorang laki-laki laki-laki harus banyak, banyak, karena untuk untuk menunjukan menunjukan bahwa dia mampu menghidupi sang istri, 9. Pada saat hamil ketika ketika keluar malam harus membawa gunting atau pisau kecil, kecil, agar tidak di ganggu oleh makhluk halus, :. Ada kepercayaan kalau pada saat hamil perutnya bulat, berati bayi perempuan, +. !inum jamu pada saat saat hamil, akan membuwat ibu ibu dan bayinya sehat, sehat, . Pada saat hamil hamil tidak boleh menyakui telor, telor, di percaya pada saat persalinan akan sulit sulit atau di kenal istilah istilah ;bebelen<, 2=. >a >anita nita hamil tidak boleh makan buah nanas dan duren, karen bisa menyebabkan menyebabkan keguguran, 22. $aat hamil hamil tidak tidak boleh membicarak membicarakan an orang lain lain tentang kejeleka kejelekannya nnya karna dapat dapat berbalik berbalik pada anak anak yang di kandungnya, 25. $aat $aat hamil juga di larang larang untuk untuk membangu membangun n rumah,k rumah,kare arena na bisa membuat membuat janin janin yang yang di kandung kandung keguguran, 26. Ketika hamil tidak boleh menyakui sesuatu yang kemudian di diamkan di kantong secara lama dan tidak di ambil dan mengusap minyak sembarangan d bagian tubuh ,karena menyebabkan adanya toh tanda lahir/ yang banyak di seluruh tubuh,
27. Pada saat saat hamil tidak boleh mengkonsumsi mengkonsumsi santan,karena manyebabkan manyebabkan bayinya kotor, 28. Pada saat upacara jutuh jutuh bulan bulan seorang seorang ibu membuat membuat rujak rujak buah, katanya katanya kalau rasa rasa rujaknya rujaknya itu itu enak anaknya cewek, kalau tidak enak berarti anaknya cowok, 29. Kemudi Kemudian an ada ritual ritual suami suami pecah kelapa, kelapa, jika pecahany pecahanyaa lurus lurus dan pas anaknya anaknya cowok, cowok, tapi kalau kalau melenceng anaknya cewek, 2:. Pada saat pitonan pitonan di adakan adakan pengajian pengajian yang di beri nama nama < berjanjen< berjanjen< $ejenis $ejenis pembacaan pembacaan solawatsolawatsolawat, dan membaca ayat-ayat suci/, 2+. Pada saat kakiny kakinyaa sakit sakit atau pegal-pe pegal-pegal gal di suruh memberi memberi air ludah ludah pertam pertamaa setela setelah h bangun bangun tidur, tidur, sebelum turun dari tempat tidur, 2. $ebelum persalinan persalinan ibunya tidak boleh tidur dan harus berjalan-jalan sampai pembukaan pembukaan lengkap, 5=. $etelah persalinan ibu di larang tidur, 52. Ketika masa nifas nifas harus minum ramuan-ramuan agar darahnya tidak bau amis, amis, 55. $ebelum persalinan meminum minyak kelapa agar mudah untuk persalinan, 56. Pada masa nifas ibu ibu pantangan memakan memakan makanan yang pedas, karena menyebabkan A$" nya juga pedas, 57. ayi baru lahir di bedakin tepung kanji agar rambut kecil di tubuh atau lanugo hilang, 58. ayi baru lahir tidak boleh di bawa jauh keluar rumah sebelum 7= hari,karan di takutkan terkena penyakit orang lain dan di ganggu mahluk halus, 59. !enggunting bulu mata bayi agar bisa lentik, 5:. ayi di pakaikan gurita agar perutnya kecil dan tidak kembung, 5+. Ketika memasuki aan magrib, bayi harus di gendong atau di pangku, agar bayi bayi tidak menangis di ganggu roh jahat, 5. *ika anak demam,pasti di bawa ke dukun untuk dalam istilahnya ; di suwok<, 6=. Ketika anak demam di kompres menggunakan parutan ketimun, 62. *ika masuk angin di kerokin menggunakan bawang merah, 65. Pada saat anak anak mengalami mengalami gangguan nafas nafas seperti seperti nafasnya nafasnya susah atau mengalami mengalami gangguan gangguan seperti seperti ada suara wheeing dan ronkhi di obati menggunakan darah haid ibunya dengan cara dalam istilahnya ;di cekokin<, 66. *ika anak terkena flu, kepalanya di beri bawang merah yang di haluskan, 67. Kalau anak terkena step kejang/ di beri setetes kopi. Pandangan Aga#a Yang Ber"u*ungan Dengan Prakik Ke*idanan +, Keluarga Beren-ana Pandangan agama islam terhadap pelayanan keluarga berencana. Ada dua pendapat mengenai hal tersebut yaitu memp memper erbo bole lehka hkan n dan mela melara rang ng pengg penggun unaan aan alat alat kontr kontras asep epsi si.. Kare Karena na ada ada bebe bebera rapa pa yang yang meng mengat ataka akan n penggunaan alat kontrasepsi itu adalah berlawanan dengan takdir?kehendak Allah.
Pandangan agama yang memperbolehkan pemakaian alat kontrasepsi "(#@ Pemakaian "(# bertujuan menjarangkan kehamilan. #engan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik. Pemakaian "(# bertujuan menghentikan kehamilan. *ika didalam suatu keluarga memiliki memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat merepotkan merepotkan dan membebani membebani perekonomian keluarga. $elain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu. Karena persalinan dengan factor resiko?resiko tinggi dapat mengancam keselamatan k eselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak dan keluarga. Pandangan agama yang melarang pemakaian kontrasepsi "(# @ Pemakaian "(# bersifat aborsi, bukan kontrasepsi. !ekanisme !ekanisme "(# "(# belum jelas, jelas, karena karena "(# "(# dalam rahim tidak tidak menghalang menghalangii pembuahan pembuahan sel telur telur bahkan bahkan adanya "(# sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur masih ada kegagalan/. Pemakaian Pemakaian "(# dan dan sejenisny sejenisnyaa tidak dibenark dibenarkan an selama selama masih ada ada obat-obatan obat-obatan dan dan alat lainnya. lainnya. $elain itu itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan "(# harus dilakukan dengan melihat aurat wanita.
., K"ian Pada Pere#puan Khitan secara bahasa diambil dari kata ; khotana ; yang berarti memotong. Khitan bagi laki-laki adalah memotong kulit yang menutupi ujung akar, sehingga menjadi terbuka. $edangkan khitan bagi perempuan adalah memotong sedikit kulit selaput/ yang menutupi ujung klitoris preputium clitoris/ atau membuang sedikit dari bagian klitoris kelentit/ atau gumpalan jaringan kecil yang terdapat pada ujung lubang %ul%a bagian atas kemaluan perempuan. Khitan bagi laki-laki dinamakan juga "4ar dan bagi perempuan disebut khafd. $edangkan istilah secara internasional sunat perempuan adalah )emale enital !utilation )!/ atau )emale enital 0utting )0/. Tindakan ini tidak dikenal sama sekali dalam dunia medis. Pemotongan atau pengirisan kulit sekitar klitoris apalagi klitorisnya sangat merugikan. Tidak ada indikasi medis untuk mendasarinya. $eorang bidan di *awa arat pernah mengulas tentang hal ini karena menemukan bekas-bekasnya pada pasiennya. Kenyataannya memang ada kelompok yang meyakini bahwa anak perempuan pun diwajibkan bahkan di pusat-pusat pelayanan kesehatan. $edangkan dalam pembahasannya mengenai khitan untuk perempuan para ulama berbeda pendapat dalam menghukuminya seperti halnya "mam $yafi4i, dan "mam Ahmad berpendapat Khitan juga wajib bagi anak perempuan, adapun sebagian besar ulama seperti mahab &anafi, Al-!aliky, Al-!aliky, &ambali berpendapat Khitan disyar disyariat iatkan kan dan disunn disunnahka ahkan n bagi peremp perempuan. uan. $erta $erta sebaga sebagaima imana na yang telah telah disabd disabdakan akan 1abiyuA 1abiyuAlla llah h !uhammad $A>, $A>, dalam sebuah &adist riwayat al-Buhri@ a l-Buhri@ ; arang siapa yang masuk "slam, maka wajib baginya berkhitan walaupun ia sudah dewasa.< Alasan Pelaksanaan Suna Pere#puan/ 0HO membedakan alasan pelaksanaan )0 menjadi 8 kelompok, yaitu@ 2. Psikoseksual #ihara #iharapkan pkan pemoto pemotongan ngan klitor klitoris is akan akan mengur mengurang angii libid libido o pada pada perempu perempuan, an, mengur mengurang angi?m i?mengh enghent entika ikan n masturbasi, menjaga kesucian dan keperawanan sebelum menikah, kesetiaan sebagai istri, dan meningkatkan kepuasan seksual bagi laki-laki. Terdapat juga pendapat sebaliknya yang yakin bahwa sunat perempuan akan meningkatkan libido sehingga akan lebih menyenangkan suami. 5. $osiologi !elanjutkan !elanjutkan tradisi, tradisi, menghilangkan menghilangkan hambatan atau kesialan kesialan bawaan, masa peralihan peralihan pubertas atau wanita dewasa, perekat sosial, lebih terhormat. 6. &ygiene dan estetik Crgan genitalia eksternal dianggap kotor dan tidak bagus bentuknya, jadi sunat dilakukan untuk meningkatkan kebersihan dan keindahan. 7. !itos !eningkatkan kesuburan dan daya tahan anak. 8. Agama #ianggap sebagai perintah agama, agar ibadah lebih diterima. Peran Peugas Kese"aan &Bidan'1 Pe#erina" idan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya. $eorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. $eorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya. #alam sebuah praktek kebidanan tidak sedikit hambatan dalam melaksanakanya terutama pada masyarakat plosok desa dan yang masih menjunjung tinggi budaya dan d an mitos mereka. Kita sebagai tenaga kesehatan bidan, harus bisa melakukan pendekatan kepada masyaratnya agar tidak salah kaprah tentang mitos-mitos yang di percayai oleh mereka. anyak akses untuk melakukan pendekatan sosial budaya dalam praktek kebidanan terhadap orang awam, sehingga yang di inginkan orang-orang awam lebih tahu tentang masalah lingkup
kehatan, terutama keshatan untuk dirinya sendri, yang di harapkan bisa mencegah atau mengobati penyakit pada dirinya sendri untuk penyakit tipe ringan, seperti demam. !enurut #epartemen Kesehatan R", fungsi bidan di wilayah kerjanya adalah sebagai berikut@ 2. !emberikan !emberikan pelayanan kesehatan kesehatan kepada masyarakat masyarakat di rumah-ruma rumah-rumah, h, mengenai persalinan, persalinan, pelayanan keluarga berencana, dan pengayoman medis kontrasepsi. 5. !engger !enggerakka akkan n dan membin membinaa peran peran serta serta masyar masyarakat akat dalam bidang bidang kesehat kesehatan, an, dengan dengan melakuk melakukan an penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat. 6. !embina dan memberikan memberikan bimbingan bimbingan teknis teknis kepada kader serta dukun bayi. 7. !embina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan. 8. !embina kerja sama lintas lintas program, lintas lintas sektoral, sektoral, dan lembaga swadaya masyarakat. 9. !elakukan rujukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke fasilitas fasilitas kesehatan lainnya. :. !endeteksi !endeteksi dini adanya adanya efek samping samping dan komplikasi komplikasi pemakaian pemakaian kontraseps kontrasepsii serta adanya adanya penyakitpenyakit penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai dengan kemampuannya. !eliha !elihatt dari luasny luasnyaa fungsi fungsi bidan bidan terseb tersebut, ut, aspek aspek sosial sosial-bu -budaya daya perlu perlu diperh diperhati atikan kan oleh oleh bidan. bidan. $esuai $esuai kewenangan tugas bidan yang berkaitan dengan aspek sosial-budaya, telah diuraikan dalam Permenkes, serta sistem pemerintahan desa dengan cara@ 2. !engh !enghub ubung ungii pamong pamong desa untu untuk k mend mendap apat atkan kan peta desa desa yang yang tela telah h ada ada pemb pembag agia ian n wila wilaya yah h pendukuhan?RK dan pembagian wilayah RT serta mencari keterangan tentang penduduk dari masing-masing RT. RT. 5. !engena !engenali li struktur struktur kemasyar kemasyarakat akatan an sepert sepertii DK!#, DK!#, PKK, PKK, D$!, D$!, karang karang taruna, taruna, tokoh tokoh masyar masyarakat akat,, kelompok pengajian, kelompok arisan, dan lain-lain. 6. !empelajari data penduduk yang meliputi@ - *enis kelamin - (mur - !ata pencaharian - Pendidikan - Agama 7. !empelajari peta desa 8. !encatat jumlah jumlah KK, P($, dan penduduk menurut jenis kelamin dan golongan. golongan. Agar seluruh tugas dan fungsi bidan dapat dilaksanakan secara efektif, bidan harus mengupayakan hubungan yang efektif dengan masyarakat. $alah satu kunci keberhasilan hubungan yang efektif adalah komunikasi. Kegiatan bidan yang pertama kali harus dilakukan bila datang ke suatu wilayah adalah mempelajari bahasa yang digunakan oleh masyarakat setempat. Kemudi Kemudian an seoran seorang g bidan bidan perlu perlu mempela mempelajar jarii sosial sosial-bu -buday dayaa masyar masyarakat akat terseb tersebut, ut, yang yang melipu meliputi ti tingkat tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut. #engan #engan kegiata kegiatan-k n-kegi egiata atan n kebuday kebudayaan aan tradis tradision ional al setemp setempat at bidan bidan dapat dapat berper berperan an aktif aktif untuk untuk melaku melakukan kan promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan melakukan penyuluhan kesehatan di sela-sela acara kesenian atau atau kebuday kebudayaan aan tradis tradision ional al terseb tersebut. ut. !isalny !isalnya@ a@ #engan #engan Keseni Kesenian an wayang wayang kulit kulit melalu melaluii pertun pertunjuk jukan an ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal pertunjukan dan pada akhir pertunjukan. (ono")(ono" Lain Pendekaan Sosial Budaya Dala# Prakek Ke*idanan/ E Pendekatan melalui melalui masing-masing keluarga, jadi setiap keluarga di lakukan pendekatan E Pendekatan melalui langsung pada setiap indi%idunya indi%idunya sendiri, mungkin cara ini lebih efektif efektif E $ering $ering melakuk melakukan an penyuluh penyuluhan an di setiap setiap PKK atau RT tent tentang ang masala masalah h dan menanggul menanggulangi angi masala masalah h kesehatan E !engikuti arus sosial budaya yang ada dalam masyarakat tersebut, tersebut, kemudian kalau sudah memahami, kita mulai melakukan pendekatan secara perlahan-lahan
E !elawan arus dalam kehidupan sosial budaya mereka, sehinnga kita menciptakan asumsi yang baru kepada mereka, tapi cara ini banyak tidak mendapatkan respon positi%e (ono" yang "arus di lakukan pe#erina" se*agai penun2ang/ E !embangun sarana kesehatan di setiap desa, seperti seperti puskesmas, puskesmas, polindes, polindes, atau poliklinik E !enyediakan tenaga kesehatan yang berkompeten dan memadai E )asilitas yang ada dalam sarana sarana kesehatan harus memadai dan lengkap E Debih sering di adakan penyuluhan tentang tentang kesehatan kepada masyarakat E !enyediakan pelayanan kesehatan untuk orang yang yang tidak mampu seperti seperti jamkes jamkes mas, mas, jampersal, jampersal, dll. dll.
adirranyunn.blogspot.com
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Di era globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari aktor!aktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada. Disadari atau tidak" aktor!aktor keper#ayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi! konsepsi mengenai berbagai pantangan" hubungan sebab! akibat antara makanan dan kondisi sehat!sakit" kebiasaan kebiasaan dan ketidaktahuan" ketidaktahuan" seringkali memba$a dampak baik positi maupun negati terhadap kesehatan ibu dan anak. %en&adi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus siap 'sik maupun mental" karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan yang siap mengabdi di ka$asan pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah pola kehidupan kehidupan masyarakat yang mempunyai dampak negati tehadap kesehatan kesehatan masyarakat. (idak mudah mengubah pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat. Apa lagi masalah proses persalinan yang umum masih banyak menggunakan dukun beranak. Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan adalah kemiskinan" pendidikan rendah" dan budaya. )arena itu" kemampuan mengenali masalah dan men#ari solusi bersama masyarakat men&adi kemampuan dasar yang harus dimiliki bidan. Untuk itu seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan terhadap masyarakat perlu mempela&ari sosial!budaya masyarakat tersebut" yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk" struktur pemerintahan" adat istiadat dan kebiasaan sehari!hari" pandangan norma dan nilai" agama" bahasa" kesenian" dan hal!hal lain yang berkaitan dengan $ilayah tersebut.
B.
*umusan %asalah
+.
-.
Bagaimana pengaruh aspek sosial budaya pada pelayanan kebidanan, kebidanan,
(u&uan
+.
Untuk mengetahui pengaruh aspek sosial budaya pada pelayanan kebidanan. kebidanan.
BAB II PE%BAHASAN
A.
Aspek Sosial Budaya Perka$inan
Perka$inan merupakan $u&ud menyatukan dua si&oli ke dalam satu tu&uan yang sama. Salah satu tu&uan perka$inan adalah men#apai kebahagiaan yang langgeng bersama pasangan hidup. Namun" &alan menu&u kebahagiaan tak selamanya mulus. Banyak hambatan" tantangan" dan persoalan yang terkadang menggagalkan &alannya rumah tangga. Perbedaan latar sosial" budaya" ataupun aktor lainnya merupakan penyebab mun#ulnya hambatan dan konik dalam proses komunikasi dalam membina hubungan perka$inan" sebab karakter tiap indi/idu berbeda! beda antara satu dengan yang lainnya sehingga hal itu dapat berpengaruh pada #ara pandangnya. Dalam aspek sosial budaya perka$inan" ada aktor pendukung dan penghambat. 0aktor pendukung keberhasilan penyesuaian perka$inan mayoritas sub&ek terletak dalam hal saling memberi dan menerima #inta" ekspresi aeksi" saling menghormati dan menghargai" saling terbuka antara suami dan istri. Hal tersebut ter#ermin pada bagaimana pasangan suami!istri men&aga kualitas hubungan antar pribadi dan pola!pola perilaku yang dimainkan oleh suami maupun istri" serta kemampuan kemampuan menghadapi dan menyikapi perbedaan yang mun#ul" sehingga kebahagiaan dalam hidup berumah tangga akan ter#apai. 0aktor penghambat yang mempersulit penyesuaian perka$inan mayoritas sub&ek terletak dalam hal baik suami maupun istri tidak dapat menerima perubahan siat dan kebiasaan di a$al perka$inan" perka$inan" suami maupun istri tidak berinisiati berinisiati menyelesaikan masalah" perbedaan budaya dan agama di antara suami dan istri" suami maupun istri tidak tau peran dan tugasnya dalam rumah tangga. Hal tersebut ter#ermin pada bagaimana pasangan suami istri menyikapi perubahan" perbedaan" perbedaan" pola penyesuaian yang dimainkan dan mun#ulnya hal!hal baru dalam perka$inan" yang kesemuanya itu dirasa kurang memba$a kebahagiaan hidup berumah tangga" sehingga masing!masing pasangan gagal dalam menyesuaikan diri satu sama lain.
B.
Aspek Sosial Budaya )ehamilan
Selain menimbulkan kebahagiaan bagi $anita dan pasangannya" kehamilan &uga dapat menimbulkan kekha$atiran pada $anita pada trimester +" 1 dan 2. Dengan menerapkan mana&emen asuhan kebidanan diharapkan bidan memperhatikan kebutuhan dasar manusia dalam aspek bio!psiko!sosial!buda bio!psiko! sosial!budaya ya dan spiritual. (ingkat kebutuhan tiap indi/idu berbeda! beda. %asa kehamilan dan persalinan pada manusia dideskripsikan oleh Bronisla$ %alina$ski 3+4156 sebagai okus perhatian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ibu hamil dan yang akan bersalin dilindungi se#ara adat" religi dan moral atau kesusilaan berdasarkan tu&uan untuk men#iptakan keseimbangan keseimbangan 'sik antara ibu dan bayi" serta terutama untuk men#apai kese&ahteraan dan kebahagiaan. )ondisi tersebut dihadapkan pada kenyataan adanya trauma persalinan dalam masyarakat" yang mengakibatkan ansietas pada ibu hamil 3%alino$ski" +4156 Pada dasarnya" masyarakat mengkha$atirkan masa kehamilan dan persalinan karena menganggap masa tersebut kritis karena dapat membahayakan bagi &anin dan atau ibunya. (ingkat (ingkat kekritisan kekritisan ini dapat dapat dipandang berbeda oleh setiap indi/idu" indi/idu" dan direspon direspon oleh masyarakat dengan berbagai strategi atau sikap" seperti upa#ara kehamilan" an&uran dan larangan se#ara tradisional. Di samping itu" masyarakat se#ara umum berperilaku mementingkan memelihara kesehatan kehamilan" sesuai pengetahuan kesehatan modern dan tradisional. Strategi!strategi tersebut dilakukan $arga masyarakat agar dapat di#apai kondisi kehamilan dan persalinan ideal tanpa gangguan 3Danand&a&a"+4789 S$asono" +4476
(erlepas (erlepas dari dari sudut pandang pandang masyarakat masyarakat tentang masa kehamilan kehamilan dan persalinan persalinan yang kritis" kritis" terdapat berbagai pandangan budaya 3tuntutan budaya6" serta aktor!aktor sosial lainnya dalam kepentingan reproduksi. Hal tersebut meliputi: +.
)einginan ideal perorangan untuk memiliki anak dengan &enis kelamin tertentu.
1.
%engatur $aktu kelahiran.
2.
Sikap menerima tidaknya kehamilan.
;.
)ondisi hubungan suami istri.
<.
)ondisi ketersediaan sumber so#ial.
=.
Pengalama perorangan mengatasi dan menghadapi komplikasi persalinan dan lain!lain. lain!lain .
Berbagai pandangan budaya dan aktor!aktor sosial tersebut dapat men&adi stressor yang mendukung pandangan bah$a masa hamil dan bersalin dianggap kritis dan mengakibatkan kekha$atiran bagi $arga masyarakat. Pada masa kehamilan dan saat men&elang kelahiran" aspek 'nan#ial &uga dapat men&adi masalah &ika ibu hamil dan pasangannya belum beker&a" berhenti beker&a" atau dengan penghasilan yang kurang. Ibu hamil mungkin tinggal di rumah kontrakan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan dalam lingkungan kumuh sehingga membuat ibu rentan terhadap kekurangan gi>i pada masa kehamilan. Dalam setiap masyarakat ada mitos atau keper#ayaan tertentu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu" seperti mitos ?mitoni@ : +. 1.
(idak boleh makan makanan yang berbau amis. (idak boleh mempersiapkan keperluan untuk bayi sebelum lahir.
2. Ayah yang beker&a sebagai pen#ari nakah berhak mendapat ¨ah makanan yang lebih banyak dan bagian yang lebih baik dari pada anggota keluarganya yang lain. ;.
Anak laki!laki diberi makan lebih dulu dari pada anak perempuan dan lain sebagainya.
ang ang menentukan kuantitas" kuantitas" kualitas" kualitas" dan &enis!&enis &enis!&enis makanan makanan yang seharusnya seharusnya dan tidak tidak seharusnya dikonsumsi oleh anggota!anggota suatu rumah tangga" sesuai dengan kedudukan" usia &enis kelamin" dan situasi!situasi tertentu. alaupun pola makan ini sudah men&adi tradisi atau kebiasaan" yang paling berperan mengatur menu setiap hari dan mendistribusikan makanan kepada keluarga adalah ibu. Dengan kata lain" ibu mempunyai peran sebagai gate! keeper keluarga.
-.
Aspek Sosial Budaya Persalinan
Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi 3&anin dan plasenta6 yang telah #ukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui &alan lahir se#ara spontan dengan
presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi. PersalinanCpartus dibagi men&adi ; kala" yaitu kala I" II" III" dan I. +.
)ala I
Periode persalinan ini dimulai dari pembukaan + #m sampai +8 #m 3lengkap6. Dalam kala ini ada beberapa ase" yaitu : a. 0ase laten : pembukaan ser/ik kurang dari 2 #m" ser/ik membuka perlahan selama ase ini dan biasanya berlangsung tidak lebih dari 7 &am b. 0ase akti : kontraksi di atas 2 kali dalam +8 menit" lama kontraksi ;8 detik atau lebih dan mulas" pembukaan dari ; #m sampai +8 #m 3lengkap6 dan terdapat penurunan bagian terba$ah &anin. 1.
)ala II
Periode ini dimulai dari ketika pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh tubuh &anin. (anda dan ge&ala persalinan kala II meliputi : a.
Ibu ingin menge&an.
b.
Perineum menon&ol.
#.
ul/a dan anus membuka.
d.
%eningkatnya %eningkatny a pengeluaran darah dan lender.
e.
)epala telah turun didasar panggul.
Diagnosis pasti persalinan kala II adalah bila saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan ser/iks lengkap dan kepala bayi terlihat pada introitus /agina. 2.
)ala III
Periode ini dimulai se&ak bayi lahir sampai plasenta lahir. Normalnya pelepasan plasenta berkisar +
Bentuk uterus globuler.
b.
(ali pusat bertambah pan&ang 3tanda aeld6.
#.
Semburan darah tiba!tiba.
-ara pelepasan plasenta ada dua" yaitu: a.
-ara S#hult>e
Pelepasan dimulai pada bagian tengah plasenta dan ter&adi hematoma retroplasentae yang selan&utnya mengangkat plasenta dari dasarnya. Plasenta dengan hematoma di atasnya sekarang &atuh ke ba$ah dan menarik lepas selaput &anin. Bagian plasenta yang tampak pada /ul/a adalah permukaan etal" sedangkan hematoma sekarang berada dalam kantong yang berputar balik. Pada pelepasan se#ara S#hult>e tidak ada pendarahan sebelum plasenta lahir atau sekurang!kurangnya terlepas seluruhnya. Baru seluruh plasenta lahir darah banyak mengalir. b.
-ara Du#an
Pelepasan dimulai dari tepi plasenta. Darah mengalir antara selaput &anin dan dinding rahim" &adi pendarahan sudah ada se&ak sebagian dari plasenta lepas dan terus berlangsung sampai plasenta lepas se#ara keseluruhan. Pelepasan se#ara Du#an sering ter&adi pada plasenta letak rendah. ;.
)ala I
Periode ini dimulai setelah lahinya plasenta sampai + &am setelah itu. Pemantauan pada kala I meliputi: a.
)elengkapan plasenta dan selaput ketuban"
b.
Perkiraan pengeluaran darah"
#.
Laserasi atau luka episiotomy pada perineum dengan pendarahan akti" dan
d.
)eadaan )eadaan umum serta tanda!tanda /ital ibu
%emasuki masa persalinan merupakan suatu periode yang kritis bagi para ibu hamil karena segala kemungkinan dapat ter&adi sebelum berakhir dengan selamat atau dengan kematian. Di daerah pedesaan" kebanyakan ibu hamil masih memper#ayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. Data sur/ey kesehatan rumah tangga tahun +441 menun&ukkan bah$a =< persalinan ditolong oleh dukun beranak. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bah$a masih terdapat praktek persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan ibu. Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan oleh beberapa alasan antara lain: +.
Dikenal se#ara dekat.
1.
Biaya murah.
2. %engerti dan dapat membantu dalam upa#ara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak. ;. Dapat mera$at ibu dan bayi sampai ;8 hari di samping akibat keterbatsan &angkauan pelayanan kesehatan yang ada. Interaksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup. Se#ara medis" penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah pendarahan" ineksi dan ekslamsia 3kera#unan kehamilan6. )ondisi!kondisi tersebut bila tidak ditangani se#ara tepat dan proesional dapat
berakibat atal bagi ibu dan proses persalinan. Namun" keatalan ini sering ter&adi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tetapi" &uga karena ada aktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga. Umumnya" di daerah pedesaan" keputusan pera$atan medis yang akan dipilih harus dengan persetu&uan kerabat yang lebih tua atau keputusan ada di tangan suami yang sering kali men&adi pani# melihat keadaan kritis yang ter&adi. )epanikan dan ketidak tahuan akan ge&ala!ge&ala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan se#ara #epat. (idak &arang pula nasihat yang diberikan oleh teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil. Selain itu" sering kali kondisi tersebut diperberat oleh aktor geogra's" karena &arak rumah ibu dengan tempat pelayanan kesehatan #ukup &auh" tidak tersedianya transportasi" atau kendala ekonomi dan adanya tanggapan bah$a memba$a ibu ke rumah sakit akan membutuhkan biaya yang mahal. Selain aktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan" aktor geogra's dan aktor ekonomi" keterlambatan men#ari pertolongan disebabkan &uga sikap pasrah dari masyarakat bah$a segala sesuatu yang ter&adi merupakan takdir yang tidak dapat dihindari. Selain pada masa hamil" pantangan atau an&uran masih diberlakukan diberlakukan &uga pada masa pas#a persalinan. Pantangan Pantangan atau an&uran yang berkaitan dengan proses pemulihan kondisi 'sik misalnya: +.
Ada makanan tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk memperbanyak memperba nyak produksi ASI
1. bayi.
Ada makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan
Se#ara tradisional ada praktik!praktik yang dilakukan dukun beranak untuk mengembalikan kondisi 'sik dan kesehatan ibu. %isalnya9 +.
%engurut perut yang bertu&uan untuk mengembalikan mengembali kan rahim ke posisi semula.
1. %emasukkan ramuan!ramuan seperti daun!daunan ke dalam /agina dengan maksud untuk membersihkan darah dan #airan yang keluar karena proses persalinan. 2.
D.
%ember &amu tertentu untuk memperkuat tubuh 3Iskandar et al" +44=6.
Aspek Sosial Budaya %asa Nias
%asa nias adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat!alat kandungan kembali seperti sebelum hamil" lama masa nias yaitu =!7 minggu 3*ustam %o#htar" +447" hal. ++<6. (u&uan pera$atan masa nias yaitu: +.
%emulihkan kesehatan umum penderita"
1.
%endapatkan kesehatan emosi yang stabil"
2.
%en#egah ter&adinya ineksi dan komplikasi"
;.
%emperlan#ar pembentukan pembentukan ASI" dan
<. Agar penderita dapat melaksanaan pera$atan sampai masa nias selesai dan memelihara bayi dengan baik.
)eadaan psikologis pada masa nias meliputi insting keibuan" yang merupakan perasaan dan dorongan yang diba$a se&ak manusia dilahirkan" yang ada dalam seorang $anita untuk men&adi seorang ibu yang selalu memberi kasih sayang kepada anaknya. Sikap ini berada dengan sikap pria de$asa. alaupun mereka menyukai anak bayi" tetapi pendekatannya berbeda dengan $anita. *eaksi ibu setelah melahirkan ditentukan oleh tempramennya. Bila ibu bertempramen gembira" ibu biasanya men&adi ibu yang lebih sukses" sedangkan ibu yang selalu murung kemungkinan mengalami kesulitan dalam tugasnya sebagai seorang ibu. Selain itu" kemungkinan pula timbul reaksi ke#emasan reaksi keke#e$aan karena kedatangan bayinya belum diharapkan. Untuk mengadakan penyesuaian tersebut kemungkinan ibu dapat mengatasinya sendiri atau memerlukan bantuan. Fleh karena itu" tugas bidan untuk memberi bantuan yang merupakan bimbingan agar ibu dapat mengatasi masalahnya. )ebutuhan ibu masa nias meliputi: +.
)ebutuhan 'sik"
Selama hamil umumnya menurun $alaupun tidak sakit. Untuk memenuhi kebutuhan 'sik seperti istirahat" makanan yang bergi>i" lingkungan bersih dilakukan penga$asan dan pera$atan yang sempurna serta pengertian dari lingkungan setelah ibu pulang nanti. 1.
)ebutuhan psikologis.
)ebutuhan bagi tiap!tiap indi/idu bah$a manusia butuh diakui" dihargai" diperhatikan oleh manusia lain. Fleh karena itu" untuk memenuhi kebutuhan psikologis" bidan dan keluarga harus bersikap dan bertindak bi&aksana dan menun&ukan rasa simpati dan menghormati. menghormati. 2.
)ebutuhan sosial"
Ibu dipenuhi dengan memasilitasi pasangan atau keluarga mendampingi ibu bila murung" menun&ukkan rasa saying pada bayi" memberi bantuan dan pela&aran yang dibutuhkan untuk mengembalikan kesehatannya.
E.
Aspek Sosial Budaya (erkait Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm 325!;1 minggu6. Bayi baru lahir yang dilahirkan dalam kondisi normal mempunyai #irri!#iri sebagai berikut: +.
Berat badan 1<88!;888gram.
1.
Pan&ang badan ;7!<1 #m.
2.
Lingkar badan 28!27 #m.
;.
Lingkar kepala 22!2< #m.
<. Bunyi &antung dalam menit pertama kira!kira +78 denyutCmenit kemudian menurun sampai +18!+=8 denyutCmenit. =. Pernaasan Pernaasan pada menit pertama kira!kira 78 kaliCmenit kemudian kemudian menurun sampai ;8 kaliCmenit. 5. )ulit kemerah!merahan kemerah!merah an dan li#in karena åan subkutan terbentuk dan diliputi /erniks kaseosa.
7.
*ambut lanugo tidak terlihat" rambut tampak sempurna.
4.
)uku agak pan&ang dan lemas.
+8. Pada bayi laki!laki laki!lak i (estis sudah turun" pada bayi perempuan genetalia labia mayora telah menutupi labia minora. ++.
*eek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
+1. *eek moro sudah baik" bayi dikagetkan akan memperlihatkan memperli hatkan gerakan tangan seperli memeluk. +2. *eek Gra sudah baik" bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam. +;.
Eliminasi" urine dan mekonium akan keluar dalam 1; &am pertama 3Saiuddin" 188=6
Beberapa aspek sosial budaya yang dilakukan dikalangan masyarakat Indonesia terkait dengan bayi baru lahir" antara lain: +.
Bayi harus memakai gurita supaya perutnya tidak membun#it.
1.
Bayi dibedong supaya tidak mudah terke&ut" &uga dapat menghangatkan badannya.
2.
Bayi saat dimandikan dimandikan ditarik!tarik hidungnya agar men&adi lebih man#ung.
;.
Ari!arinya harus di#u#i bersih sebelum di kubur supaya bau badan tidak bau nantinya.
<. Ibu tidak boleh membiasakan membiasakan duduk dalam posisi tidur $aktu menggendong bayi agar dahi bayi tidak ma&u 3&enong atau nonong6. =.
Bayi baru lahir diberi minum grape $ater agar perutnya tidak kembung. kembung.
5.
Bayi baru lahir diberikan minum kopi setets agar tidak terkena penyakit stroke.
7. Bayi baru lahir rambutnya dipotong atau di botakin dan diberi minyak kemiri atau lidah buaya agar rambutnya tumbuh #epat dan hitam. 4.
Bayi #egukan diberi tisu basah atau kertas dibasahi di kening agar #egukannya hilang.
+8.
Sapu lidi atau bangle bumbu dapur ditaruh di sebelah bantal untuk untuk mengusir hantu &ahat.
++.
Bulu mata di gunting agar lentik.
+1.
Dagu lan#ip akibat sering ditarik.
+2. Di ba$ah bantal bayi ditaruh gunting lipat dan di tempat tidurnya dipukul!pukul menggunakan sapu lidi agar bayi tidur nyenyak. +;.
Bayi yang baru lahir tidak boleh dioto agar tidak men&adi narsis ketika de$asa.
+<.
Bayi tidak boleh dia&ak keluar rumah sebelum berusia ;8hari.
+=. (erkait makanan pada bayi baru lahir" ibu dilarang makan pedas" nanti eses bayi ada #abe ra$it utuh" padahal maksudnya adalah men#egah bayi mengalami sakit perut &ika ibu
menggonsumsi makanan pedas" makan semangka menyebabkan perut bayi besar dan keras sebab ?sa$an@ semangka dan sebagainya. Diantara berbagai aspek sosial budaya yang dilakukan oleh masyarakat tersebut" yang terbukti kebenarannya dan benar!benar tidak masuk akal kadang membuat masyarakat men&adi bingung. %emang ada benarnya bebrapa aspek sosial budaya yang ada" yang terkadang &ika kita ikuti akan bermanaat. %isalnya" Bayi tidak boleh keluar sebelum ;8 hari" sebab 'sik bayi belum sekuat 'sik orang de$asa &ika kontak dengan udara luar akan menyebabkan sakit" dan supaya bayi tidak tertular /irus dari orang sakit yang kadang kita tidak sadari pada tempat yang ramai. Sedangkan kerugiannya &ika kita sangat memper#ayai hal tersebut antara lain bayi pada usia sebelum ;8 hari mempunyai beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dan harus keluar rumah. %isalnya untuk imunisasi" berubat ke pelayanan kesehatan ketika bayi mengalami demam atau pilek" Bayi memakai gurita agar perutnya tidak bun#it" padahal &ika dikaitkan dengan kesehatan" bayi memakai gurita terlalu ken#ang dapat mengurangi daya pernaasan pada bayi yang pada akhirnya bayi tersebut sesak naas" karena bayi lebih banyak menggunakan pola pernaasan perut" berbeda dengan orang de$asa yang menggunakan dada.
BAB III PENU(UP A.
)esimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat" mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat" khususnya kesehatan ibu dan anak di $ilayah ker&anya. Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya" berkaitan dengan kesehatan ibu hamil" ibu bersalin" buas" bayi baru lahir" anak rema&a dan usia lan&ut. Seorang bidan &uga harus memiliki kompetensi yang #ukup berkaitan dengan tugas" peran serta tanggung &a$abnya. Seorang bidan perlu mempela&ari sosial!budaya masyarakat tersebut" yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk" struktur pemerintahan" adat istiadat dan kebiasaan sehari!hari" pandangan norma dan nilai" agama" bahasa" kesenian" dan hal!hal lain yang berkaitan dengan $ilayah tersebut. %elalui kegiatan!kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat berperan akti untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan melakukan penyuluhan kesehatan di sela!sela a#ara kesenian atau kebudayaan tradisional tersebut.
B.
Saran
Penulis menyadari bah$a %akalah ini masih &auh dari kesempurnaan yang diharapkan" karena masih terbatasnya pengetahuan penulis. Flehnya itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang siatnya membangun. %akalah ini perlu dika&i ulang agar dapat sempurna dan makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.