BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Selama Selama periode periode pascao pascaopera peratif tif,, proses proses keperaw keperawata atan n diarah diarahkan kan pada pada menstab menstabilk ilkan an kembali kembali equibr equibrium ium fisiol fisiologi ogi pasien pasien,, menghi menghilan langka gkan n nyeri, nyeri, dan pencega pencegahan han kompli komplikas kasi. i. Pengkajian Pengkajian yang cermat dan intervensi intervensi segera membantu membantu pasien dalam kembali pada fungsi fungsi optimalnya dengan cepat, aman, dan senyaman mungkin. paya paya yang yang besar besar dihara diharapka pkan n pada pada mengan mengantis tisipas ipasii dan menceg mencegah ah masalah masalah pada pada periode pascaoperatif.pengkajian yang tepat mencegah komlikasi yang memperlama perawatan dirumah sakit atu membahayakan pasien. Perawatan pasca!operasi pada setiap pasien tidak selalu sama, bergantung pada kondisi fisik pasien, teknik anestesi, dan jenis operasi. operasi. "onitoring lebih ketat dilakukan pada pasien dengan risiko tinggi seperti# kelainan organ, syok yang lama, dehidrasi berat, sepsis, dan gangguan organ penting, seperti otak. otak. $ktivitas keperawatan keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan dan rujukan rujukan yang pentin penting g untuk untuk penyembuh penyembuhan an dan rehabilita rehabilitasi si serta pemulan pemulangan gan %Baradero et al, &''(). *indakan keperawatan yang dilakukan pasca!operasi terdiri dari ( tindakan yang meliputipengelolaan jalan napas, monitor sirkulasi, monitoring cairan dan
elektrolit, elektrolit, monitoring monitoring
suhu
tubuh, tubuh,
menilai
dengan dengan
aldrete
score,pengelo score,pengelolan lan
keamanandan kenyamanan pasien, serah terima dengan petugas ruang operasi dan serah terima dengan petugas ruang perawatan %bangsal) %+othrock, --'). +umusan "asalah . Bagaimana Bagaimana cara perawat perawat menangan menanganii pasien pasca pasca operasi operasi &. Bagaimana Bagaimana asuhan asuhan keperaw keperawatan atan pasca pasca operasi. operasi. C. *ujuan B.
*ujuan penulisan laporan ini adalah # . *ujuan *ujuan mum #
$gar mahasiswa mahasiswa dapat mengungkap mengungkapkan kan pola pikir yang
ilmiah dalam melaksanakan asuhan keperawatan pascaoperatif. &. *ujuan ujuan khusus khusus # $gar mahasis mahasiswa wa mampu mampu mengid mengidenti entifik fikasi asi dan menganali menganalisa sa data, ta,
meneta etapkan
diagnosa
kepera erawatan,
merencanaka akan
tind indaka akan,
meng mengim impl plem emen enta tasik sikan an tind tindak akan an sesu sesuai ai renc rencan anaa dan dan meng mengeva evalu luasi asi asuha asuhan n keperawatan pada pasien pascaoperatif. BAB II 1
TINJAUAN PUSTAKA
$.
/eperawatan Pascaoperasi
*ahap pasca!operasi dimulai dari memindahkan pasien dari ruangan bedah ke unit pasca!operasi dan berakhir saat pasien pulang. Pada tahap ini perawat berusaha untuk memulihkan fungsi pasien seoptimal dan secepat Pasca!operasi
mungkin %Baradero et al, &''().
adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya %0ibowo, &''). Pada perawatan pasca!operasi diperlukan dukungan untuk pasien, menghilangkan rasa sakit, antisipasi dan mengatasi segera komplikasi, memelihara komunikasi yang baik dengan tim, rencana perawatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien %Lestari, &''(). Sebelum pasien dipindahkan ke ruangan%bangsal) setelah dilakukan operasi terutama yang menggunakan general aenesthesia, maka kita perlu melakukan penilaian terlebih dahulu untuk menentukan apakah pasien sudah dapat dipindahkan ke ruangan atau masih perlu di observasi di ruang pemulihan %recovery room). Pemindahan dari ruang operasi ke unit perawatan pasca!anastasia %P$1), yang juga disebut sebagai ruang pasca!anastesia %P$++). "emindahkan pasien pasca! operatif dari ruang operasi ke unit perawatan pasca!anastesia %P$1) adalah tanggung jawab ahli anastesi dengan anggota bedah yang bertugas. P$1 biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi. Pasien yang masih dibawah pengaruh anastesia atau yang pulih dari anastesia ditepatkan di unit ini untuk kemudahan akses ke# . Perawat yang disiapkan dalam merawat pasien pascaoperatif segera &. $hli anastesi dan ahli bedah. 2. $lat pemantau dan peralatan khusus, medikasi, dan penggantian. 3alam lingkungan ini, pasien diberikan perawatan spesialis yang disediakan oleh mereka yang sangat berkualitas untuk memberikannya.
B.
*ahapan /eperawatan Pascaoperasi
"aid etal, %&') membagi perawatan pasca!operasi meliputi diantaranya adalah#
. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan 2
beberapa tahapan,
Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan atau unit perawatan pasca! operasi
%++#
+ecovery
+oom)
memerlukan
pertimbangan!pertimbangan
khusus.
Pertimbangan itu diantaranya adalah letak insisi bedah, perubahan vaskuler dan pemajanan. Letak
insisi bedah harus selalu dipertimbangkan setiap kali pasien pasca
dipidahkan. Selain itu pasien diposisikan sehingga ia tidak
operatif
berbaring pada posisi yang
menyumbat drain dan selang drainase. 4ipotensi arteri yang serius dapat terjadi ketika pasien digerakkan dari satu posisi ke posisi lainnya. Posisi litotomi ke posisi hori5ontal atau dari posisi lateral ke posisi terlentang. Pemindahan
pasien yang telah dianastesi ke brankard dapat menimbulkan
masalah
gangguan vaskuler. Pasien harus dipindahkan secara perlahan dan cermat. Segera setelah pasien dipindahkan ke barankard atau tempat tidur, gaun pasien yang basah %karena darah atau cairan lainnnya) harus segera diganti dengan gaun yang kering untuk menghindari kontaminasi. Selama perjalanan transportasi tersebut pasien diselimuti dan diberikan pengikatan diatas lutut dan siku serta side!rail harus dipasang untuk mencegah terjadi resiko injuri, untuk mempertahankan keamanan dan kenyamanan pasien. Selang dan peralatan drainase harus ditangani dengan cermat agar dapat berfungsi dengan optimal. Proses transportasi ini merupakan tanggung jawab perawat sirkuler dan perawat anastesia dengan koordinasi dari dokter anastesi yang bertanggung jawab. &. Perawatan pasca!operasi di ruang pemulihan Pasien harus dirawat sementara di ruang pulih sadar %recovery room# ++) sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan %bangsal perawatan). Perbandingan perawat!pasien saat pasien dimasukkan ke ++ adalah # %Baradero et al, &''()$lat monitoring yang terdapat di ruang ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap kondisi pasien. 6enis peralatan yang ada diantaranya adalah alat bantu pernafasan# oksigen, laringoskop, set trakheostomi, peralatan bronkhial, kateter nasal, ventilator mekanik dan peralatan suction. Selain itu, di ruang ini juga harus terdapat alat yang digunakan untuk memantau status hemodinamika dan alat!alat untuk mengatasi permasalahan hemodinamika, seperti# apparatus tekanan darah, peralatan parenteral, plasma ekspander, set intravena, set kateter
vena,
torniquet.
Bahan!bahan
balutan
kegawatdaruratan, set kateterisasi dan peralatan drainase.
3
pembuka jahitan, defibrilator,
bedah,
narkotika
dan
medikasi
Pasien pasca!operasi juga harus ditempatkan pada tempat tidur khusus yang nyaman dan aman serta memudahkan akses bagi pasien, seperti# pemindahan darurat. /elengkapan yang digunakan untuk mempermudah perawatan, seperti tiang infus, side rail, tempat tidur beroda, dan rak penyimpanan catatan medis dan perawatan. /riteria penilaian yang digunakan untuk menentukan kesiapan pasien untuk dikeluarkan dari ++ adalah# fungsi pulmonal yang tidak terganggu, hasil oksimetri nadi menunjukkan saturasi oksigen yangadekuat, tanda!tanda vital stabil, termasuk tekanan darah, orientasi pasien terhadap tempat, waktu dan orang, haluaran urine tidak kurang dari 2' ml7jam, mual dan muntah dalam kontrol, nyeri minimal %majid etal, &'). Pasien tetap berada dalam ++ sampai pulih sepenuhnya dari pengaruh anestesi, yaitu pasien telah mempunyai tekanan darah yang stabil, fungsi pernapasan adekuat, saturasi 8& minimum -9:, dan tingkat kesadaran yang baik. Beberapa petunjuk tentang keadaan yang memungkinkan terjadinya situasi krisis antara lain# *3# tekanan sistolik ; -'<'' mm4g atau = 9' ! >' mm4g, diastolik ; 9' mm4g atau = dari -' mm4g? heart rate %4+) # ; >' @ 7menit atau =
' @7menit? suhu# suhu = 2(,2 o1 atau kurang ; 29 o1? meningkatnya
kegelisahan pasien dan pasien tidak B$/ lebih dari ( jam pasca!operasi %Aruendemann Billie, &''9). 2. *ransportasi pasien ke ruang rawat %bangsal) *ransportasi pasien bertujuan untuk mentransfer pasien menuju ruang rawat dengan mempertahankan kondisi tetap stabil. 6ika anda dapat tugas mentransfer pasien, pastikan score pasca!operasi
C atau ( yang menunjukkan kondisi pasien sudah cukup stabil.
0aspadai adanya henti nafas, vomitus, aspirasi selama transportasi. Daktor!faktor yang harus diperhatikan pada saat transportasi klien# a. Perencanaan Pemindahan klien merupakan prosedur yang dipersiapkan semuanya dari sumber daya manusia sampai dengan peralatannya. b. Sumber daya manusia %ketenagaan) Bukan sembarang orang yang bisa melakukan prosedur ini. 8rang yang boleh melakukan proses transfer pasien adalah orang yang bisa menangani keadaan kegawat! daruratan yang mungkin terjadi selama transportasi. c. Equipment %peralatan)
4
Peralatan yang dipersipkan untuk keadaan darurat, misal# tabung oksigen, sampai selimut tambahan untuk mencegah hipotermi harus dipersiapkan dengan lengkap dan dalam kondisi siap pakai. d. Prosedur ntuk beberapa pasien setelah operasi harus ke bagian sebagainya. Prosedur!prosedur pemindahan
radiologi dulu dan
pasien dan posisi pasien harus benar!benar
diperhatikan demi keamanan dan kenyamanan pasien. e. Passage %jalur lintasan) 4endaknya memilih jalan yang aman, nyaman dan yang
paling singkat. Ekstra
waspada terhadap kejadian lift yang macet dan sebagainya. F.
Perawatan di ruang rawat %bangsal)
/etika pasien sudah mencapai bangsal, maka hal yang harus perawatlakukan, yaitu %"ajid et al, &')# a.
"onitor tanda!tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube7selang,
dan komplikasi. b. "anajemen luka $mati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal. c.
"obilisasi dini
"obilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi +8" %range of motion), nafas dalam dan juga batuk efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lendir. d.
+ehabilitasi
+ehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi +ehabilitasi dapat berupa berbagai macam
latihan
pasien kembali.
spesifik yang diperlukan untuk
memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala. e.
3ischarge planning
"erencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal!hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondisi7penyakitnya pasca!operasi. 1.
/omplikasi yang muncul pada pasien pasca!operasi
5
"enurut +othrock %---), /omplikasi yang akan muncul saat pascaoperasi diantaranya#
.
Pernapasan
/omplikasi pernapasan yang mungkin timbul termasuk hipoksemia yang tidak terdeteksi, atelektasis, bronkhitis, bronkhopneumonia, pneumonia lobaris, kongesti pulmonal hipostatik, plurisi, dan superinfeksi %Smelt5er Bare, &''). Aagal pernapasan merupakan fenomena pasca!operasi, biasanya karena kombinasi kejadian.
/elemahan otot setelah
pemulihan dari relaksan yang tidak adekuat, depresi sentral dengan opioid dan 5at anestesi, hambatan batuk dan ventilasi alveolus yang tak adekuat sekunder terhadap nyeri luka bergabung untuk menimbulkan gagal pernapasan restriktif dengan retensi 18&sertakemudian narkosis 18&, terutama jika P8& dipertahankan dengan pemberian oksigen. &.
/ardiovaskuler
/omplikasi kardiovaskuler yang dapat terjadi antara lain hipotensi, hipertensi, aritmia jantung, dan payah jantung %Baradero et al, &''(). 4ipotensi didefinisikan sebagai tekanan darah systole kurang dari C'
mm4g atau turun lebih dari &9: dari nilai sebelumnya.
4ipotensi dapat disebabkan oleh hipovolemia yang diakibatkan oleh perdarahan, overdosis obat
anestetika, penyakit kardiovaskuler seperti infark miokard, aritmia, hipertensi, dan
reaksi hipersensivitas obat induksi, dapat meningkat
obat pelumpuh otot, dan reaksi transfusi.4ipertensi
pada periode induksi dan pemulihan anestesia. /omplikasi hipertensi
disebabkan oleh analgesik dan hipnosis yang tidak adekuat, batuk, penyakit hipertensi yang tidak diterapi, dan ventilasi yang tidak adekuat %Baradero et al, &''(). 2.
Perdarahan
Penatalaksanaan perdarahan seperti halnya pada pasien syok. Pasien diberikan posisi terlentang dengan posisi tungkai kaki membentuk sudut &' derajat dari tempat
tidur
sementara lutut harus di jaga tetap lurus. Penyebab perdarahan harus dikaji dan diatasi. Luka bedah harus selalu diinspeksi terhadap perdarahan. 6ika perdarahan terjadi, kassa st eril dan balutan yang kuat dipasangkan dan tempat perdarahan ditinggikan pada posisi ketinggian jantung. Pergantian cairan koloid disesuaikan dengan kondisi pasien %"ajid et al, &')."anifestasi klinis meliputi gelisah, gundah, terus bergerak, merasa haus, kulit dingin! basah!pucat, nadi meningkat, suhu turun, pernafasan cepat dan dalam, bibir dan konjungtiva pucat dan pasien melemah. Penatalaksanaan pasien dibaringkan seperti pada posisi pasien 6
syok, sedatif atau analgetik diberikan sesuai indikasi, inspeksi luka bedah, balut kuat jika terjadi perdarahan pada luka operasi dan transfusi darah atau produk darah lainnya.
F.
4ipertermia maligna
4ipertermi malignan sering
kali
terjadi pada pasien
yang
dioperasi. $ngka
mortalitasnya sangat tinggi lebih dari 9':, sehingga diperlukan penatalaksanaan yang adekuat. 4ipertermi malignan terjadi akibat gangguan otot yang disebabkan oleh agen anastetik. Selama anastesi, agen anastesi inhalasi %halotan, enfluran) dan relaksan otot %suksinilkolin) dapat memicu terjadinya hipertermi malignan. 9.
4ipotermia
4ipotermia adalah keadaan suhu tubuh dibawah 2>,> o1 %normotermi # 2>,> o1!2C,9o1). 4ipotermi yang tidak diinginkan mungkin saja dialami pasien sebagai akibat suhu rendah di kamar operasi %&9o1!&>,>o1), infus dengan cairan yang dingin, inhalasi gas!gas dingin, aktivitas otot yang menurun, usia lanjut atau obat!obatan yang
digunakan %vasodilator,
anastetik umum, dan lain!lain).Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari hipotermi yang tidak diinginkan adalah atur suhu ruangan kamar operasi pada suhu ideal %&9 o1 ! &>,> o1), janganlebih rendah dari suhu tersebut, caiaran intravena dan irigasi dibuat pada suhu 2C o1, gaun operasi pasien dan selimut yang basah harus segera diganti dengan gaun dan selimut yang kering.
7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
$.
Pengkajian /eperawatan pasca!operasi
Pengkajian adalah usaha untukmengumpulkan data!data sesuai dengan respon klien baik
dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang,wawacara, observasi dan
dokumentasi secara bio!psiko!sosio!spiritual %3oenges, &''). Pada saat melakukan pengkajian di
ruang pulih, agar
lebih sistematis
dan lebih mudah dapat dilakukan
monitoring B> yaitu # . Breath %nafas)# sistem respirasi Pasien yang belum sadar dilakukan evaluasi seperti pola nafas, tanda!tanda obstruksi, pernafasan cuping hidung, frekuensi nafas, pergerakan rongga dada#apakah simetris atau tidak, suara nafas tambahan# apakah tidak ada obstruksi total, udara nafas yang keluar dari hidung, sianosis pada ekstremitas, auskultasi#
adanya whee5ing atau ronki, saat
pasien
sadar# tanyakan adakah keluhan pernafasan, jika tidak ada keluhan# cukup diberikan 8&, jika terdapat tanda!tandaobstruksi# diberikan terapi sesuai kondisi %aminofilin,kortikosteroid, tindakan triple manuver airway). &. Blood %darah)# sistem kardiovaskuler Pada sistem kardiovaskuler dinilai tekanan darah, nadi, perfusi perifer, status hidrasi %hipotermi G syok) dan kadar 4b. 2. Brain %otak)# sistem SSP Pada sistem saraf pusat dinilai kesadaran pasien dengan A1S %Alasgow 1oma Scale) dan perhatikan gejala kenaikan *H/ F. F. Bladder %kandung kemih)# sistem urogenitalis Pada sistem urogenitalis diperiksa kualitas, kuantitas, warna, kepekatan urine, untuk menilai# apakah pasien masih dehidrasi, apakah ada kerusakan ginjal saat operasi, gagal ginjal akut %AA$). 9. Bowel %usus)# sistem gastrointestinalis Pada sistem gastrointestinal diperiksa# adanya dilatasi lambung, tanda!tanda cairan bebas, distensi
abdomen,
perdarahan lambung
pasca!operasi,
obstruksi atau
hipoperistaltik, gangguan organ lain, misalnya# hepar, lien, pancreas, dilatasi usus halus.
8
Pada pasien operasi mayor sering mengalami kembung yang mengganggu pernafasan, karena pasien bernafas dengan diafragma. >. Bone %tulang)# sistem musculo skeletal Pada sistemmusculoskletal dinilai adanya tanda!tanda
sianosis, warna kuku,
perdarahan post!operasi, gangguan neurologis# gerakan ekstremitas. 3ata pengkajian pasien pasca!operasi menurut $merican Society
of
Post $nesthesia Iurses
%$SP$I) dalam
Baradero et al, %&''()# jalan nafas, pernafasan, sirkulasi, kardiovaskular %kecepatan dan irama E/A, tekanan darah, suhu, dan keadaan kulit) pernafasan %kecepatan, irama, bunyi nafas %auskultasi paru), oksimetri nadi, jalan nafas, dan
sistem pemberian oksigen),
neurologis %respon terhadap stimulus, bisa mengikuti perintah dan gerakan ekstermitas), ginjal %asupan dan haluaran, jalur intravena dan infuse, irigasi dan drain dan kateter).
B. 3iagnosa /eperawatan Pasca!operasi 3iagnosa keperawatan yang muncul pada pasien post operasi meliputi %Baradero, &''(? 1arpenitto, &''>? Ianda, &'' dalam "ajid et al &')# .
Aangguan pertukaran gas, berhubungan dengan efek sisa anesthesia,
imobilisasi, nyeri. &. /erusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pemebedahan, drain dan drainage. 2. Iyeri berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi selama pembedahan. F. +isiko injury berhubungan dengan effect anesthesia, sedasi, analgesi. 9. /ekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan intra dan post operasi.
1. HI*E+JEISH Diagnosa Keperawatan
Tuuan !an Kriteria Hasi" 9
Inter#ensi
. Aangguan
pertukaran N$C %
gas,
berhubungan
dengan
efek
NIC% $irway "anagement
+espiratory Status #
9. Hdentifikasi pasien perlunya
sisa a. Aas e@change pemasangan alat jalan nafas b. Jital Sign Status anesthesia, imobilisasi, buatan >. /eluarkan sekret dengan batuk Kriteria Hasi" % nyeri . /lien mampu atau suction C. $uskultasi suara nafas, catat mendemonstrasikan batuk adanya suara tambahan efektif dan suara nafas (. $tur intake untuk cairan yang bersih, tidak ada mengoptimalkan keseimbangan. sianosis dan dyspneu -. /aji tanda!tanda vital pasien. %mampu
mengeluarkan
sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) &. "emelihara
kebersihan
paru paru dan bebas dari tanda
tanda
distress
pernafasan 2. *anda tanda vital dalam rentang normal NIC % Pressure "anagement
N$C %
. $njurkan pasien untuk integritas a. *issue Hntegrity menggunakan pakaian yang b. Skin and "ucous kulit berhubungan longgar, hindari kerutan pada "embranes dengan luka tempat tidur. Kriteria Hasi" % pemebedahan, drain &. 6aga kebersihan kulit agar tetap . *idak ada luka7lesi pada dan drainage. bersih dan kering. kulit 2. "obilisasi pasien %ubah posisi &. Perfusi jaringan baik pasien) setiap dua jam sekali 2. "enunjukkan F. "onitor kulit akan adanya pemahaman dalam kemerahan 8leskan lotion atau proses perbaikan kulit minyak7baby oil pada derah yang dan mencegah terjadinya tertekan. secara berulang 9. "emandikan pasien dengan F. /lien mampu sabun dan air hangat. melindungi kulit dan
&. /erusakan
10
mempertahankan kelembaban
kulit
dan
perawatan alami NIC % Pain "anagement
. Lakukan pengkajian nyeri secara
N$C %
a. Pain Level b. Pain control c. 1omfort level 2. Iyeri
berhubungan
dengan
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi &. 8bservasi reaksi nonverbal dari
Kriteria Hasi" %
incisi
pembedahan posisi
dan selama
pembedahan.
. /lien
mampu
ketidaknyamanan mengontrol nyeri %tahu 2. Aunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
nyeri,
pengalaman nyeri pasien F. /aji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
mencari bantuan). &. "ampu mengenali nyeri %skala,
intensitas,
frekuensi
dan
tanda
nyeri). 2. "enyatakan nyaman
rasa nyeri NIC % Environment "anagement %"anajemen lingkungan)
setelah
berkurang.
. Sediakan lingkungan yang aman N$C % +isk /ontrol
untuk pasien. &. Hdentifikasi kebutuhan keamanan
Kriteria Hasi" %
pasien, sesuai dengan kondisi . /lien
F. +isiko
injury
berhubungan dengan effect
anesthesia,
sedasi, analgesi.
terbebas
cedera. &. /lien
dari mampu
menjelaskan cara7metode untukmencegah injury7cedera. 2. /lien menjelaskan
fisik dan fungsi kognitif pasien. 2. "enyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih "enempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien F. "emberikan penerangan yang
mampu
cukup. factor 9. "enganjurkan keluarga untuk
resiko
dari 11
menemani pasien.
lingkungan7perilaku
>. Berikan penjelasan pada pasien
personal. F. "ampumemodifikasi gaya
hidup
untuk
dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.
mencegah injury. 9. "ampu mengenali status NIC % $ Dluid management
perubahan
. *imbang popok7pembalut jika
kesehatan.
diperlukan. &. Pertahankan catatan intake dan N$C%
a. Dluid balance 4ydration b. Iutritional Status # Dood and Dluid Hntake
. "empertahankan cairan
volume
berhubungan
output
sesuai
% kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
Kriteria Hasi" %
9. /ekurangan
output yang akurat. 2. "onitor status hidrasi
urine dengan
ortostatik ), jika diperlukan. F. "onitor masukan makanan 7 cairan dan hitung intake kalori
harian. 9. "onitor status nutrisi. dengan kehilangan normal, 4* normal. >. 3orong masukan oral. cairan intra dan post &. *ekanan darah, nadi, C. Berikan penggantian nesogatrik operasi.
usia dan BB, B6 urine
suhu tubuh dalam batas normal. 2. *idak ada tanda tanda dehidrasi, turgor
sesuai output. (. 3orong keluarga untuk membantu pasien makan.
Elastisitas kulit
membran
baik, mukosa
lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
D.
Evaluasi pasca!operasi
ntuk mengevaluasi berhasilnya intervensi keperawatan, perlu dibandingkan antara perilaku pasien dan hasil yangdiharapkan
%Baradero et al,&''(). Hntervensi keperawatan
dikatakan berhasil apabila pasien dapat# . "empertahankan jalan nafas yang paten, dan auskultasi paru yang tidak menunjukkan rales? &. Bisa batuk secara efektif? 12
2. "empertahankan frekuensi nadi dan tekanan darah pada tahap pra!operasi? F. 8rientasi yang baik terhadap waktu, orang, tempat dan bisa menggerakkan semua ekstermitas? 9. "emiliki haluaran urin lebih dari 2' ml7jam dan tidak ada edema? >. "engungkapkan bahwa nyeri dapat ditoleransi, ekspansi wajah relaks, dan tidak ada nyeri? C. Suhu tubuh dalam batas normal? (. "emiliki kulit utuh, tanpa lecet, kemerahan? -. *idak ada mual!muntah, dapat minum sedikit!sedikit tanpa muntah '."enunjukkan tanda penyembuhan luka tanpa infeksi.
13
BAB I& PENUTUP
$.
/esimpulan
*ujuan perawatan pasca operasi adalah pemulihan kesehatan fisiologi dan psikologi kembali normal. Periode postoperatif meliputi waktu dari akhir prosedur pada ruang operasi sampai pasien melanjutkanrutinitas normaldan daya hidupnya. Pedoman perawat pasca operatif harus sesuai dengan elemen!elemen seperti tanda!tanda vital perawatan luka, penanganan nyeri, posisi tempat tidur, pengantian cairan, diet B.
Saran
Pada pasien post operasi sebaiknya pemberian nutrisi segera setelah operasi lebih diutamakan karena telah dibuktikan memiliki banyak keuntungan untuk mempercepat proses penyembuhan.
14
DA'TAR PUSTAKA
1arpenito, Linda 6uall!"oyet. %&''>). Buku Saku 3iagnosis /eperawatan
Edisi
'.
6akarta# EA1 3oenges, "arilynn E. %---). +encana $suhan /eperawatan. Pedoman Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. 6akarta#
untuk
EA1
3oenges, et al. %&'''). +encana $suhan /eperawatan %ter jemahan). P* EA1. 6akarta. Engram, Barbara. %--(). +encana $suhan /eperawatan "edikal Bedah. Jolume
H
%terjemahan). P* EA1. 6akarta. Auyton, $rthur 1, Disiologi manusia dan mekanisme penyakit, EA1 Penerbit
buku
kedokteran, 6akarta, -(C. 6ohnson., "ass. --C. Iursing 8utcomes 1lassification, $vailabel on# www."inurse.com, ( "ei &'C Long, Barbara 1. %-->). Perawatan "edikal Bedah. Jolume H. %terjemahan).Kayasan Hkatan $lumni Pendidikan /eperawatan Pajajaran.
Bandung.
"c1loskey, 6oanne 1,. Bulecheck, Alor ia ". -->. Iursing Hntervention 1lasssification %IH1). "osby, St. Louise. I$I3$, &''&. Iursing 3iagnosis # 3efinition and 1lassification %&''!&''&), Philadelphia. I$I3$. %&''). Panduan 3iagnosa /eperawatan 3efinisi dan /lasifikasi. Prima "edika
15
6akarta#