BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengalaman kehilangan dan duka cita adalah hal yang esensial dan normal dalam kehidupan manusia membiarkan pergi melepaskan dan terus melangkah terus terjadi ketika individu menjalani tahap pertumbuhan dan perkembangan normal dengan mengucapkan selamat tinggal kepada tempat orang, impian dan benda-benda benda-benda yang disayangi. disayangi. Kehilangan Kehilangan memungkinkan memungkinkan individu berupa dan dan terus berkembang serta memenuhi potensi diri. Kehilangan dapat direncanakan diharapkan atau terjadi tiba-tiba dan proses berduka yang mengikutinya jarang terjadi dengan
nyaman
atau
menyenangkan. menyenangkan. Walaupun tidak nyaman
kehilangan kadang-kadang kadang-kada ng bermanfaat dan
namun kehilangan juga dapat
menghancurkan menghancurkan individu. Oleh karena itu, memenuhi kebutuhan spiritual individu yang berduka merupakan aspek Asuhan Keperawatan yang sangat penting. Respon emosional dan spiritual klien saling terkait ketika klien menghadapi penderitiaan dengan kesadaran
akan
kemampuan
mengkaji
penderitaan
klien,
perawat
dapat
meningkatkan rasa sejahtera. Memberi klien kesempatan untuk menceritakan penderitaanya
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan pembagian dari kehilangan dan duka cita ? 2. Bagaimana proses pembuatan Asuhan keperawatan Jiwa pada pasien dengan kehilangan dan duka cita ?
1.3 Tujuan Penyusunan 1.3.1
Tujuan Umum Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa pada semester
V, dan diharapkan bagi mahasiswa agar mampu memahami tentang gangguan atas kehilangan dan duka cita dan dapat membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan kehilangan dan duka cita.
1
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka 2. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka 3. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka 4.
Mampu melaksanakan tindakan sesuai perencanaan keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka
5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka
2
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar dan Teori
2.1.1. Pengertian Kehilangan (Loss) Menurut Iyus yosep dalam buku keperawatan jiwa 2007, Kehilangan adalah suatu keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. Berdasarkan
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehilangan
merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang biasa terjadi pada orang- orang yang menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan semula (keadaan yang sebelumya ada menjadi tidak ada). 2.1.2. Pengertian Berduka Cita (Grieving) Grieving adalah reaksi emosional dari kehilangan dan terjadi bersamaan dengan kehilangan baik karena perpisahan, p erpisahan, perceraian maupun kematian. Bereavement adalah keadaan berduka yang ditunjukan selama individu melewati rekasi 2.1.3. Bentuk-Bentuk Kehilangan 1. Kehilangan orang yang berarti. 2. Kehilangan kesejahteraan. kesejahteraan. 3. Kehilangan milik pribadi. 2.1.4. Sifat Kehilangan 1. Tiba – tiba (Tidak dapat diramalkan) Kehilangan secara tiba-tiba dan tidak diharapkan dapat mengarah pada pemulihan dukacita yang lambat. Kematian karena tindak kekerasan, bunuh diri, pembunuhan pembunuhan atau pelalaian diri akan sulit diterima.
3
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
2. Berangsur – angsur (Dapat Diramalkan) Penyakit yang sangat menyulitkan, berkepanjangan, dan menyebabkan yang ditinggalkan mengalami keletihan emosional (Rando:1984). 2.1.5. Tipe Kehilangan 1. Actual Loss Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, sama dengan individu yang mengalami kehilangan. Contoh : kehilangan anggota badan, uang, pekerjaan, anggota keluarga. 2. Perceived Loss ( Psikologis ) Kehilangan Sesuatu yang yang dirasakan dirasakan oleh oleh individu
bersangkutan namun
tidak dapat dirasakan / dilihat oleh orang lain. Contoh : Kehilanga masa remaja, lingkungan yang berharga. 3. Anticipatory Loss Perasaan
kehilangan
terjadi
sebelum
kehilangan
terjadi.
Individu
memperlihatkan perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu kehilangan yang akan berlangsung. berlangsung. Sering terjadi pada keluarga dengan klien (anggota) (anggota) menderita sakit terminal. 2.1.6. Lima Kategori Kehilangan 1. Kehilangan objek eksternal. Kehilangan benda eksternal mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi usang berpinda tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang bergantung pada nilai yang dimiliki orng tersebut terhadap nilai yang dimilikinya, dan kegunaan dari benda tersebut. 2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal mencakup mencakup lingkungan lingkungan yang telah dikenal Selama periode periode tertentu atau kepindahan secara permanen. Contohnya pindah ke kota baru atau perawatan diruma sakit. 3. Kehilangan orang terdekat Orang terdekat mencakup orangtua,
pasangan, pasangan, anak-anak, saudara
sekandung, guru, teman, tetangga, dan rekan kerja. Artis atau atlet terkenal
4
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
mumgkin menjadi orang terdekat bagi orang muda. Riset membuktikan bahwa banyak orang menganggap hewan peliharaan sebagai orang terdekat. Kehilangan dapat terjadi akibat perpisahan atau kematian. 4. Kehilangan aspek diri Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis, atau psikologis. Orang tersebut tidak hanya mengalami kedukaan akibat kehilangan tetapi juga dapat mengalami perubahan permanen dalam citra tubuh dan konsep diri. 5. Kehilangan hidup Kehilangan dirasakan oleh orang yang menghadapi detik-detik dimana orang tersebut akan meninggal. 2.1.7. Tahapan Proses Kehilangan Dan Berduka Menurut Kubler Ross ( 1969 ) terdapat 5 tahapan t ahapan proses kehilangan: kehilangan: 1. Denial ( Mengingkari ) 1) Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan
mengatakan ―Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi‖, ‖itu tidak mungkin‖. 2) Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit terminal, akan terus menerus mencari informasi tambahan. 3) Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis gelisah, tidak tahu harus berbuat apa. 2. Anger ( Marah ) 1) Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan. 2) Individu
menunjukkan
perasaan
yang
meningkat
yang
sering
diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungannya, orang tertentu atau ditujukan kepada dirinya sendiri. 3) Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan , dan menuduh dokter dan perawat yang tidak becus.
5
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
4) Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan t angan mengepal. 3. Bergaining ( Tawar Menawar ) 1) Fase ini merupakan fase tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan. 2) Respon ini sering dinyatakan dengan kata- kata
‖kalau saja kejadian itu
bisa ditunda maka saya akan sering sering berdoa‖. 3) Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyataannya
sebagai berikut sering dijumpai ‖kalau yang sakit bukan anak saya‖. 4) Cenderung menyelesaikan urusan yang bersifat pribadi, membuat surat warisan, mengunjungi keluarga dsb. 4. Depression ( Bersedih yang mendalam) 1) Klien dihadapkan pada kenyataan kenyataan bahwa ia akan mati dan hal itu tidak ti dak bias di tolak. 2) Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mudah bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan menurut, atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan, perasaan tidak berharga. 3) Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makanan, ,susah tidur, letih, dorongan libido menurun. 5. Acceptance (menerima) 1) Fase ini berkaitan dengan reorganisasi reorganisasi perasaan kehilangan. 2) Menerima kenyataan kehilangan, berpartisipasi aktif, klien merasa damai dan tenang, serta menyiapkan dirinya menerima kematian. 3) Klien tampak sering berdoa, duduk diam dengan satu focus pandang, kadang klien ingin ditemani keluarga / perawat. 4) Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata- kata
seperti ‖saya
betul-betul menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manis
juga‖, atau ―Sekarang saya telah siap untuk pergi dengan tenang setelah saya tahu semuanya baik‖.
6
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
Menurut Lambert and Lambert ( 1985 ) 3 fase : 1. Repudiation ( Penolakan ) 2. Recognition ( Pengenalan ) 3. Reconciliation (Pemulihan /reorganisasi ) Menurut Stuart and Sunden ( 1991 ) 3 fase : 1. Closed Awareness Klien dan keluarga tidak menyadari akan kemunkinan dan tidak mengerti mengapa klien sakit dan mereka merasa seolah-olah klien bias sembuh. 2. Mutual Pretence Klien dan keluarga mengetahui bahwa prognosa penyakit klien adalah penyakit terminal, namun berupaya untuk tidak menyinggung atau membicarakan hal tersebut secara terbuka. 3. Open Awarenes Klien dan keluarga menyadari dan mengetahui akan adanya kematian dan merasa perlu untuk mendiskusikannya. mendiskusikannya. 2.1.8.
Prespektif Agama Terhadap Kehilangan Dilihat dari perpektif agama hal-hal yang harus diperhatikan oleh individu
untuk mengatasi kehilangan yang dialaminya adalah sabar, berserah diri, menerima dan mengembalikannya pada Allah SWT. 2.1.9. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Contoh Stressor dan Bentuk Kehilangan di Indonesia Jenis Stressor Jenis Kehilangan Gempa dan Tsunami Rumah, orang yang berarti, pekerjaan, bagian di Aceh tubuh. Lumpur Lapindo Rumah, tetangga yang baik Gempa di Yogjakarta Rumah, makna rumah yang lama, orang yang berarti, bagian tubuh, pekerjaan. Jatuhnya pesawat Orang yang berarti, bagian tubuh Adam Air Tenggelamnya Tenggelamn ya Kapal Orang yang berarti Levina Sampah longsor Orang yang berarti Banjir banding Harta benda, orang tercinta, lingkungan yang baik, kesehatan. PHK di IPTN Pekerjaan, status, harga diri Banjir Jakarta Harta benda, orang tercinta, lingkungan yang baik, kesehatan.
7
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
2.2 Teori Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka
2.2.1 Pengkajian Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi duka cita klien: apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku. Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian gar mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah : 1. Persepsi yang adekuat tentang kehilangan 2. Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan 3. Perilaku koping yang adekuat selama proses 1) Faktor predisposisi Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah: a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan. b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi kehilangan. d. Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu : Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kana-kanak akan mempengaruhi individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa (StuartSundeen, 1991). e. Struktur Kepribadian Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.
8
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
2)
Faktor presipitasi Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan.
Kehilangan kasih sayang secara nyata ataupun imajinasi individu seperti: kehilangan sifat bio-psiko-sosial antara lain meliputi; a. Kehilangan kesehatan b. Kehilangan fungsi seksualitas c. Kehilangan peran dalam keluarga d. Kehilangan posisi di masyarakat masyarakat e. Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai f. Kehilangan kewarganegaraan kewarganegaraan 3) Mekanisme koping Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara lain: Denial,
Represi,
Intelektualisasi,
Regresi,
Disosiasi,
Supresi dan
Proyeksi yang digunakan untuk menghindari intensitas stress yang dirasakan
sangat menyakitkan. Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada pasien depresi yang dalam. Dalam keadaan patologis mekanisme koping tersebut sering dipakai secara berlebihan dan tidak tepat. 4) Respon Spiritual a. Kecewa dan marah terhadap Tuhan b. Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan c. Tidak memilki harapan; kehilangan makna 5) Respon Fisiologis a. Sakit kepala, insomnia b. Gangguan nafsu makan c. Berat badan turun d. Tidak bertenaga e. Palpitasi, gangguan pencernaan f.
Perubahan sistem imune dan endokrin
6) Respon Emosional a. Merasa sedih, cemas b. Kebencian c. Merasa bersalah
9
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
d. Perasaan mati rasa e. Emosi yang berubah-ubah f.
Penderitaan dan kesepian yang berat
g. Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau benda yang hilang h. Depresi, apati, putus asa selama fase disorganisasi dan keputusasaan i.
Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri
7) Respon Kognitif a. Gangguan asumsi dan keyakinan b. Mempertanyakan Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan c. Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal d. Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang meninggal adalah pembimbing. 8) Perilaku Individu dalam proses berduka sering menunjukkan perilaku seperti : a. Menangis tidak terkontrol b. Sangat gelisah; perilaku mencari c. Iritabilitas dan sikap bermusuhan d. Mencari dan menghindari tempat dan aktivitas yang dilakukan bersama orang yang telah meninggal. e. Menyimpan benda berharga orang yang telah meninggal padahal ingin membuangnya f.
Kemungkinan menyalahgunakan menyalahgunakan obat atau alkohol
g. Kemungkinan melakukan melakukan gestur, upaya bunuh diri atau pembunuhan h. Mencari aktivitas dan refleksi personal selama fase reorganisasi 2.2.2. Analisa Data 1. Data subjektif: 1) Merasa sedih 2) Merasa putus asa dan kesepian 3) Kesulitan mengekspresikan perasaan 4) Konsentrasi menurun
10
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
2. Data objektif: 1) Menangis 2) Mengingkari kehilangan 3) Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain 4) Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan 5) Adanya perubahan dalam kebiasaan kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas 2.2.3. Diagnosa keperawatan t o Clinicsl Lynda Carpenito (1995), dalam Nursing Diagnostic Application to Pratice, menjelaskan tiga diagnosis keperawatan untuk proses berduka yang
berdasarkan berdasarkan pada pada tipe kehilangan. 2.2.4. Intervensi Intervensi untuk klien yang berduka 1. Kaji persepsi klien dan makna kehilangannya. Izinkan penyangkalan yang adaptif. 2. Dorong atau bantu klien untuk mendapatkan dan menerima dukungan. 3. Dorong klien untuk mengkaji pola koping pada situasi kehilangan masa lalu saat ini. 4. Dorong klien untuk meninjau kekuatan dan kemampuan personal. 5. Dorong klien untuk merawat dirinya sendiri. 6. Tawarkan makanan kepada klien tanpa memaksanya untuk makan. 7. Gunakan komunikasi yang efektif. 1) Tawarkan kehadiran dan berikan pertanyaan terbuka 2) Dorong penjelasan 3) Ungkapkan Ungkapkan hasil observasi 4) Gunakan refleksi 5) Cari validasi persepsi 6) Berikan informasi 7) Nyatakan keraguan 8) Gunakan teknik menfokuskan 9) Berupaya menerjemahkan dalam bentuk perasaan atau menyatakan hal yang tersirat
11
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
8.
Bina hubungan dan pertahankan keterampilan interpersonal seperti : 1) Kehadiran yang penuh perhatian 2) Menghormati proses berduka klien yang unik 3) Menghormati keyakinan personal klien 4) Menunjukan sikap dapat dipercaya, jujur, dapat diandalkan, di andalkan, konsisten 5) Inventori diri secara periodik akan sikap dan masalah yang berhubungan dengan kehilangan
a. Prinsip Intervensi Intervensi Keperawatan pada Pasien Pasien dengan dengan Respon Respon Kehilangan 1) Bina dan jalin hubungan saling percaya 2) Diskusikan dengan klien dalam mempersepsikan suatu kejadian yang menyakitkan dengan pemberian makna positif dan mengambil hikmahnya 3) Identifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses berduka 4) Kurangi atau hilangkan faktor penghambat penghambat proses berduka 5) Beri dukungan terhadap repon kehilangan pasien 6) Tingkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga 7) Ajarkan teknik logotherapy dan psychoreligious ps ychoreligious therapy 8) Tentukan kondisi pasien sesuai dengan fase berikut : a) Fase Pengingkaran
Beri
kesempatan
kepada
pasien
untuk
mengungkapkan
perasaannya.
Dorong pasien untuk berbagi rasa, menunjukkan sikap menerima, ikhlas dan memberikan jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan dan kematian.
b) Fase marah
Beri dukungan pada pasien untuk mengungkapkan rasa marahnya secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan.
c) Fase tawar menawar menawar
Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya.
d) Fase depresi
Identifikasi tingkat depresi dan resiko merusak diri pasien.
Bantu pasien mengurangi rasa bersalah.
12
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
e) Fase penerimaan
Bantu pasien untuk menerima kehilangan yang tidak bisa dihindari.
b. Prinsip Intervensi Keperawatan pada Anak dengan Respon Kehilangan 1) Beri dorongan kepada keluarga untuk menerima kenyataan serta menjaga anak selama masa berduka. 2) Gali konsep anak tentang kematian, serta membetulkan konsepnya yang salah. 3) Bantu anak melalui proses berkabung dengan memperhatikan perilaku yang diperhatikan oleh orang lain. 4) Ikutsertakan anak dalam upacara pemakaman atau pergi ke rumah duka. c. Prinsip Intervensi Keperawatan pada Orangtua dengan Respon Kehilangan (Kematian Anak) 1) Bantu untuk diakan sarana ibadah, termasuk pemuka agama. 2) Menganjurkan pasien untuk memegang/ melihat jenasah anaknya. 3) Menyiapkan perangkat kenangan. 4) Menganjurkan pasien untuk mengikuti program lanjutan bila diperlukan. 5) Menjelaskan kepada pasien/ keluarga ciri-ciri respon yang patologis serta tempat mereka minta bantuan bila diperlukan. 2.2.5. Evaluasi 1. Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara spontan 2. Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan terhadap kehilangan 3. Klien dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain 4. Klien mempunyai koping yang efektif dalam menghadapi masalah akibat kehilangan 5. Klien mampu minum obat dengan cara yang benar
13
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Askep Kasus Kasus :
Ny. M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu perusahaan sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu suami Ny. M meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ny. M sering melamun dan selalu mengatakan jika suaminya belum meninggal. Selain itu, Ny. M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah sehingga susah tidur. 1.
Pengkajian
I. Identitas Klien Nama
: Ny. M
Tanggal Pengkajian : 20 – 11 – 2011
Umur
: 33 Tahun
RM No.
: 09.02.01.0570 09.02.01.0570
II. Alasan Masuk Keluarga pasien mengatakan bahwa Ny. M mengalami stress setelah seminggu yang lalu suami Ny. M meninggal. III. Keluhan Utama Pasien mengalami merasa putus asa dan kesepian, tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain, mengingkari kehilangan, tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain. IV. Faktor Predisposisi 1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak 2. Pengobatan sebelumnya sebelumnya : tidak berhasil 3. Trauma Jenis trauma Kehilangan Aniaya fisik Penolakan Kekerasan dalam keluarga Tindakan criminal Lain – lain
Usia 30 tahun
Pelaku Anak Ny. M
Korban NY. M
Saksi
14
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya
Pasien belum pernah dibawa ke RSJ atau pengobatan lainnya
Pasien perana kehilangan anaknya saat berumur 30 tahun,
Masalah keperawatan : Berduka disfungsional
4. Adakah anggota keluarga yang gangguan gangguan jiwa : Tidak ada 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ? Pasien pernah mengalami kehilangan suami dan anaknya.
Masalah keperawatan : Berduka disfungsional
V. Pemeriksaan Fisik 1. TD : 110/80 mmHg o
S:
36 C
2. Ukuran : BB : 46 Kg
N : 90 x/mnt RR : 24 x/mnt TB : 168 Cm
3. Keluhan fisik : Ada Jelaskan : Pasien mengeluhkan mengeluhkan nyeri kepala, sakit sakit pada perut.
Masalah keperawawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
VI. Psikososial 1. Genogram :
Ny. M
2. Konsep diri : a. Citra tubuh : bagian tubuh yang disukai adalah perut karena bagian perutnya perna ada bayi buah hatinya. b. Identitas diri : pasien adalah seorang ibu rumah tangga
15
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
c. Peran : pasien merupakan ibu rumah tangga yang hanya mengharapkan penghasilan suaminya. d. Ideal diri : Pasien ingin tetap bersama dengan anak dan suaminya dan klien mengingkari tasa kehilangan suaminya. e. Harga diri : pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak ada lagi anak dan suaminya.
Masalah keperawatan : Penginkaran kehilangan
3. Hubungan social : a. Orang yang berarti : orang yang terdekat dengan pasien adalah Ibunya tetapi ibunya kini sakit sakitan karena sudah tua. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : Klien sering mengikuti kegiatan masyarakat, meskipun klien seorang ibu rumah tangga. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Setelah osuami Ny. M meninggal, Ny. M tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi sosial
4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam b. Kegiatan ibadah : pasien menjalankan ibadahnya dengan tekun
Masalah keperawatan keperawatan : tidak ada
VII. Status Mental 1. Penampilan Pasien memakai baju seragam pasien dengan benar (Rapi), tetapi klien tidak ada perubahan dalam pola makan (klien tidak nafsu makan).
Masalah keperawatan : Anoreksia
2. Pembicaraan Lambat, pasien berkomunikasi dengan baik dengan perawat namun harus sedikit dipaksa terlebih dahulu.
Masalah keperawatan : tidak ada
3. Aktivasi motorik Lesu, pasien hanya berdiam diri di kamar atau di taman dan jarang beraktifitas.
Masalah keperawatan : devisit aktivitas 16
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
4. Afek dan emosi a. Afek Datar, wajah pasien tanpa ekspresi b. Alam perasaan (emosi) Menangis
Masalah keperawatan : Resiko menganiaya diri
5. Interaksi selama wawancara : Kontak mata kurang
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi
6. Persepsi – sensorik Apakah ada gangguan : ada Halusinasi : tidak ada Ilusi : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada
a. Proses pikir (arus dan bentuk pikir) : normal b. Isi pikir : normal 7. Tingkat kesadaran Bingung, klien menginkari kehilangan suaminya. Terdapat gangguan orientasi orang
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
8. Memori Masih ingat dengan semua kejadian termasuk saat pemakaman suaminya namun tidak menerima kenyataan tersebut.
Masalah keperawatan : tidak ada
9. Tingkat konsentrasi dan berhitung Tidak mampu berkonsentrasi berkonsentrasi
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
10. Kemampuan penilaian Klien takut atau cemas, bagaimana dia hidup tanpa suaminya
Masalah keperawatan : Ansietas berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang setelah kehilangan suaminya
17
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
11. Daya tilik diri Mengingkari penyakit yang di deritanya, menanggap dirinya tidak mengalami sakit dan hanya sedih saja
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
VIII. Kebutuhan Perencanaan Pulang 1. Kemampuan klien memnuhi kebutuhan : Kemampuan memenuhi kebutuhan Makanan Keamanan Perawatan kesehatan Pakaian Transportasi Tempat tinggal Keuangan
Ya
Tidak
√ √ √ √ √ √ √
2. Kegiatan hidup sehari – hari a. Perawatan diri Kegiatan hidup sehari – hari Bantuan total Bantua minimal — — Mandi Kebersihan — √ — √ Makan BAK — — — — BAB Ganti pakaian — — Masalah keperawatan : tidak ada b. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda ? puas
Apakah anda makan memisahkan diri ? Tidak
Frekuensi makan sehari : 3 Kali, dan frekuensi kudapan sehari : 2 kali
Nafsu makan : Menurun
Berat badan : menurun BB saat ini : 46 Kg BB terendah : 46 Kg BB tertinggi : 55 Kg
Masalah keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
18
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
c. Tidur
Apakah ada masalah tidur, Ya, susah untuk memulai t idur
Apakah merasa segar setelah bangun tidur, Tidak
Apakah ada kebiasaan tidur siang, Tidak ada
Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ? tidak ada
Tidur malam jam : 11.00 WIB bangun jam : 04.00 Rata – rata tidur malam : 5 jam
Apakah ada gangguan gangguan tidur : sulit untuk tidur Maslah keperawatan : gangguan pola tidur
3. Kemampuan klien dalam hal – hal berikut ini :
Mengantisipasti kebutuhan sendiri sendiri : Ya
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Tidak
Mengatur penggunaan penggunaan obat : Tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan kesehatan : Tidak
Masalah keperawatan : konflik pengambilan keputusan
4. Klien memiliki system pendukung
Keluarga : Ada
Terapis : Ada
Teman sejawat : Tidak ada
Kelompok social : Tidak ada
Jelaskan : keluarga dan perawat mendukung kesembuhan pasien dengan memotivasi bahwa dia bisa sehat kembali dan bisa gembira lagi 5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ? Tidak Menikmati, pasien lebih senang berdiam diri
IX.
Masalah keperawatan : Defisit aktifitas
Mekanisme Koping ADAPTIF Bicara dengan orang lain Mampu menyelesaikan maasalah Teknik relaksasi Aktivitas konstriktif Olah raga Lain – lain 19
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
MALADAPTIF Minum alcohol √ Reaksi lambat / berlebihan Bekerja berlebihan Menghindar Menciderai diri Lain – lain Pasien belum mampu melakukan koping yang efektif terhadap dirinya
Masalah keperawatan keperawatan : koping k oping individu tak efektif
X. Masalah Psikososial Dan Lingkungan Lingkungan 1. Masalah dengan dukungan kelompok : Tidak ada 2. Masalah berhubungan dengan lingkungan 3. Spesifiknya : lebih suka menyendiri 4. Maslah dengan pendidikan : Tidak ada 5. Masalah dengan pekerjaan : Tidak ada 6. Masalah dengan perumahan : Tidak ada 7. Masalah dengan ekonomi : ada 8. Masalah dengan pelayanan kesehatan : Tidak ada
Masalah keperawatan keperawatan : Tidak ada
XI. Pengetahuan Kurang Tentang Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang suatu hal ? Koping, pasien belum mampu melaksanakan koping terhadap dirinya
Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan
XII. Aspek Medis Diagnose medic : Depresi Terapi medic : Diazepam
XIII.
Masalah keperawatan : Tidak ada
Daftar Masalah Keperawatan
1.
Sindroma trauma perkosaan
2.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
20
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
XIV.
Daftar Diagnosa Keperawatan
1.
Berduka disfungsional
2.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3.
Pengingkaran Pengingkaran kehilangan
4.
Kerusakan komunikasi social
5.
Anoreksia
6.
Devisit aktivitas
7.
Resiko menganiaya diri
8.
kerusakan komunikasi
9.
perubahan proses piker
10. perubahan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 11. gangguan pola tidur 12. konflik pengambilan keputusan 13. Defisit aktifitas 14. koping individu tak efektif 15. Kurang pengetahuan 2. Analisa data
TGL
DATA
MASALAH
20-11
DS : Pasien mengatakan mengatakan kenapa kenapa orang orang yang
Kehilangan
-2011
disayanginya disayanginya selalu pergi meninggalkannya meninggalkannya
Disfungsional
TTD
DO : Pasien tanpak t anpak menangis 20-11
DS :
Pasien mengatakan nafsu makannya
Perubahan
-2011
menurun, makannya juga sedikit
nutrisi kurang
DO : BB Pasien 46 Kg (Kurus), sisa makanan
dari kebutuhan
pasien masih banyak, kondisi lemas
Tubuh
20- 11 DS : Pasien mengatakan tidak semangat
Pengingkaran
-2011
kehilangan
bahwa suaminya sekarang sedang bekerja DO : Pasien tanpak menunggu suaminya pulang
20
– DS : Pasien mengatakan susah untuk memulai Gangguan pola
11-
tidur
2011
DO : Pasien gelisah dan tidur larut malam
tidur
21
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
3. Pohon masalah
MK 2 : Isolasi sosial
Defisit Aktifitas
MK 1: Kehilangan Disfungsional & Pengingkaran kehilangan
Koping Individu tak efektif MK 3 : Ansietas
Kehilangan dan duka cita
22
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
4. Rencana Keperawatan Jiwa
No. Tgl 1.
No.
Perencanaan
Dx
Tujuan
1
Setelah dialakukan 1. Ny.
KH
Rasional
Tindakan keperawatan M
dapat 1. Membina
hubungan
tindakan
mengerti arti sakit
percaya
keperawatan
dan kematian
keluarga, dengan sikap jujur,
selama 1 x 24 jam, 2. Ny. Ny.
M
dapat
dapat
mengungkapkan
menyelaesaikan masa
M
perasaaanya
berkabung 3. Ny.
dengan tuntas.
M
bersalah
Ny.
M,
memudahkan dalam tindakan seterusnya.
menerima, ikhlas, dan empati 2. Menunjukan perhatian pada 2. Sebagai wujud perhatian kita Ny. M baik melalui kata-kata
dapat
mengurangi
antara
saling 1. Hubungan saling percaya, dapat
maupun dengan sikap.
rasa 3. Menanyakan
melalui
proses berkabung.
kepada
M pengalamannya
Ny. 3. Untuk mengetahui pengalaman tentang
kematian.
kehilangan dan berduka klien sebelumnya
4. Menjelaskan
pada
Ny.
M 4. Untuk meyakinkan Ny.M bahwa
bahwa suaminya meninggal
suaminya telah meninggal
bukan tidur. 5. Meminta
kepada
orang yang
keluarga/ 5. Agar
berarti
Ny.M
agar
sendirian
menemani Ny.M selama masa
suaminya
tidak
setelah
merasa kepergian
23
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
berduka bila perlu mengijinkan untuk tinggal bersama mereka. 6. Mendorong
Ny.M
mengungkapkan
untuk 6. Untuk
perasaannya
mengetahui
ungkapan
perasaan dari klien
dengan menanyakan apa yang dipikirkan selama suaminya masih hidup sampai sekarang. 7. Menjelaskan
pada
Ny.M 7. Agar
Ny.
bahwa suaminya meninggal
bersalah
bukan karena akibat dia.
suaminya
8. Menejlaskan kepada Ny. M 8. bahwa
orang
yang
sudah
Agar
M
tidak
atas
Ny.
M
merasa kematian
tidak
terus
menangis dan bersedih
meninggal tidak perlu ditangisi 2.
1
Setelah dialakukan
1. Pasien
dapat 1. Mendorong
pasien
tindakan
mengungkapkan
mengungkapkan
keperawatan
penginkaran
pengingkarannya
selama 1 x 24 jam
2. Pasien
Pasien
dapat
menerima
melalui
fase
kenyataan
dapat
memaksa
untuk
untuk 1. Membantu
klien
mengungkapkan tanpa
untuk perasaan
pengikaran terhadap kehilangan
menerima
kenyataan.
24
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
berduka bila perlu mengijinkan untuk tinggal bersama mereka. 6. Mendorong
Ny.M
mengungkapkan
untuk 6. Untuk
perasaannya
mengetahui
ungkapan
perasaan dari klien
dengan menanyakan apa yang dipikirkan selama suaminya masih hidup sampai sekarang. 7. Menjelaskan
pada
Ny.M 7. Agar
Ny.
bahwa suaminya meninggal
bersalah
bukan karena akibat dia.
suaminya
8. Menejlaskan kepada Ny. M 8. bahwa
orang
yang
sudah
Agar
M
tidak
atas
Ny.
M
merasa kematian
tidak
terus
menangis dan bersedih
meninggal tidak perlu ditangisi 2.
1
Setelah dialakukan
1. Pasien
dapat 1. Mendorong
pasien
tindakan
mengungkapkan
mengungkapkan
keperawatan
penginkaran
pengingkarannya
selama 1 x 24 jam
2. Pasien
Pasien
dapat
menerima
melalui
fase
kenyataan
dapat
memaksa
untuk 1. Membantu
klien
mengungkapkan tanpa
untuk
untuk perasaan
pengikaran terhadap kehilangan
menerima
kenyataan.
24
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
pengingkarannya
2. Mendengarkan dengan penuh 2. Sebagai bentuk / sikap untuk
dengan wajar tanpa
minat dan perhatian apa yang
kesulitan
dikatakan oleh pasien. 3. Menjelaskan kepada pasien, bahwa perasaan tersebut wajar terjadi
pada
orang
meyakinkan klien
3. Untuk meyakinkan klien akan kematian itu pasti
yang
mengalami kehilangan. 4. Membantu
pasien
untuk 4. Untuk
memakai mekanisme koping
menghindari
tindakan
yang beresiko lainnya.
yang lain seperti menangis / berbicara. 5. Mengikutsertakan orang yang 5. Untuk berarti
bagi
pasien
untuk
menjelaskan apa yang telah
meyakinkan
klien
mengenai hal yang sebenarnya terjadi
terjadi. 6. Meningkatkan
kesadaran
pasien secara bertahap tentang kenyataan
kehilangan
6. Meningkatkan kesadaran klien akan kehilangan
yang
harus dihadapi.
25
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
pengingkarannya
2. Mendengarkan dengan penuh 2. Sebagai bentuk / sikap untuk
dengan wajar tanpa
minat dan perhatian apa yang
kesulitan
dikatakan oleh pasien. 3. Menjelaskan kepada pasien, bahwa perasaan tersebut wajar terjadi
pada
orang
meyakinkan klien
3. Untuk meyakinkan klien akan kematian itu pasti
yang
mengalami kehilangan. 4. Membantu
pasien
untuk 4. Untuk
memakai mekanisme koping
menghindari
tindakan
yang beresiko lainnya.
yang lain seperti menangis / berbicara. 5. Mengikutsertakan orang yang 5. Untuk berarti
bagi
pasien
untuk
menjelaskan apa yang telah
meyakinkan
klien
mengenai hal yang sebenarnya terjadi
terjadi. 6. Meningkatkan
kesadaran
pasien secara bertahap tentang kenyataan
kehilangan
6. Meningkatkan kesadaran klien akan kehilangan
yang
harus dihadapi.
25
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
7. Memberi dukungan atas usaha 7. Sebagai motivasi dan dukungan pasien
untuk
menerima
klien untuk menerima kenyataan
kenyataan. 8. Membantu
klien
untuk 8. Sebagai
mencoba mengungkapkan rasa
bentuk
ungkapan
perasaan klien
marahnya. 9. Menjawab semua pertanyaan pasien dengan singkat dan
9. Sebagai bentuk umpan balik yang positif bagi klien
jelas. 10.Memberi 10. Memberi
dukungan
secara
nonverbal. 2
Setelah
dilakukan 1. Pasien
tindakan
merasa 1. Bantu
lebih percaya diri
keperawatan
2. Pasien
dapat
selama 3 x 24 jam,
berkomunikasi
pasien
dengan
merasa dan
lebih dihargai mampu
lingkungannya
klien
10.Sikap 10.Sikap
yang
dapat
membangkitkan semangat untuk
dapat
1. Dapat
memudahkan
beradptasi dengan lingkungan
beraktivitas
barunya.
lingkungan
klien dengan
dan
keadaan
barunya 2. Mengidenfikasi
kemampuan
2. Mengetahui kemampuan dan
dan aspek positif yang dimiliki
aspek positif yang dimiliki
pasien
pasien
berinteraksi dengan
26
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
7. Memberi dukungan atas usaha 7. Sebagai motivasi dan dukungan pasien
untuk
menerima
klien untuk menerima kenyataan
kenyataan. 8. Membantu
klien
untuk 8. Sebagai
mencoba mengungkapkan rasa
bentuk
ungkapan
perasaan klien
marahnya. 9. Menjawab semua pertanyaan pasien dengan singkat dan
9. Sebagai bentuk umpan balik yang positif bagi klien
jelas. 10.Memberi 10. Memberi
dukungan
secara
nonverbal. 2
Setelah
dilakukan 1. Pasien
tindakan
merasa 1. Bantu
lebih percaya diri
keperawatan
2. Pasien
dapat
selama 3 x 24 jam,
berkomunikasi
pasien
dengan
merasa dan
lebih dihargai
lingkungannya
mampu
10.Sikap 10.Sikap
yang
dapat
membangkitkan semangat
klien
untuk
dapat
1. Dapat
memudahkan
beradptasi dengan lingkungan
beraktivitas
barunya.
lingkungan
klien dengan
dan
keadaan
barunya 2. Mengidenfikasi
kemampuan
2. Mengetahui kemampuan dan
dan aspek positif yang dimiliki
aspek positif yang dimiliki
pasien
pasien
berinteraksi dengan
26
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
lingkungannya
3. Membantu
pasien
menilai
kemampuan pasien yang masih
3. Agar
pasien
merasa
lebih
berguna
dapat digunakan 4. Membantu
pasien
memilih . Mengidentifikasi
kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan
kemampuan
yang dimiliki pasien
kemampuan
pasien 5. Melatih
pasien
sesuai . Agar pasien bisa meningkatkan
kemampuan yang dipilih
kemampuannya
6. Memberikan pujian yang wajar . Dengan terhadap keberhasilan pasien 7. Menganjurkan memasukkan
diberi
pujian
pasien
merasa dihargai
pasien . Mengisi waktu luang pasien dalam
jadwal
kegiatan harian 3
Setelah
dilakukan 1. Klien dapat rileks
tindakan
2. Kecemasan
keperawatan
berkurang
1. Tunjukkan respon menerima klien 2. Berikan respon empati dengan
selama 3 x 24 jam,
berfokus pada perasaan bukan
pasien
pada kenyataan yang terjadi.
dapat
1. Untuk menyakinkan klien
2. Sebagai umpan yang positif bagi klien
27
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
lingkungannya
3. Membantu
pasien
menilai
3. Agar
kemampuan pasien yang masih
pasien
merasa
lebih
berguna
dapat digunakan 4. Membantu
pasien
memilih . Mengidentifikasi
kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan
kemampuan
yang dimiliki pasien
kemampuan
pasien 5. Melatih
pasien
sesuai . Agar pasien bisa meningkatkan
kemampuan yang dipilih
kemampuannya
6. Memberikan pujian yang wajar . Dengan terhadap keberhasilan pasien 7. Menganjurkan memasukkan
diberi
pujian
pasien
merasa dihargai
pasien . Mengisi waktu luang pasien dalam
jadwal
kegiatan harian 3
Setelah
dilakukan 1. Klien dapat rileks
tindakan
2. Kecemasan
keperawatan
berkurang
1. Tunjukkan respon menerima klien 2. Berikan respon empati dengan
selama 3 x 24 jam,
berfokus pada perasaan bukan
pasien
pada kenyataan yang terjadi.
dapat
1. Untuk menyakinkan klien
2. Sebagai umpan yang positif bagi klien
27
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
mengurangi ansietas
3. Bantu
klien
untuk 3. Agar klien bisa merasa lega
akan
mengekspresikan perasaannya.
kehilangan di masa
4. Bantu klien untuk menurunkan
depan
4.
tingkat kecemasannya : a. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif. b. Beri waktu untuk klien berespon. c. Beri perawatan individu sebagai manusia layaknya. d. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkannya. e. Identifikasi pemikiran yang negatif dan Bantu untuk menurunkannya melalui interupsi atau substitusi. f. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif. g. Evaluasi ketepatan persepsi klien, logika dan kesimpulan yang dibuat klien.
28
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
mengurangi ansietas
3. Bantu
klien
untuk 3. Agar klien bisa merasa lega
akan
mengekspresikan perasaannya.
kehilangan di masa
4. Bantu klien untuk menurunkan
depan
4.
tingkat kecemasannya : a. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif. b. Beri waktu untuk klien berespon. c. Beri perawatan individu sebagai manusia layaknya. d. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkannya. e. Identifikasi pemikiran yang negatif dan Bantu untuk menurunkannya melalui interupsi atau substitusi. f. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif. g. Evaluasi ketepatan persepsi klien, logika dan kesimpulan yang dibuat klien.
28
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
5. Evaluasi Keperawatan
NO.
1.
No. DX
Tgl
20-11
1
- 2011
Evaluasi
S : Pasien mengatakan mengatakan bahwa kematian sudah kehendak tuhan O:
Pasien tampak lebih tenang
Pasien tanpak tidak menangis
A : masalah teratasi P : Intervensi dihentikan 2.
2
S : Pasien mengatakan mengatakan sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga dan masyarakat O:
Pasien terlihat berbicara dengan anggota keluarga
A : masalah teratsi
TTD
5. Evaluasi Keperawatan
NO.
1.
No. DX
Tgl
20-11
1
- 2011
Evaluasi
TTD
S : Pasien mengatakan mengatakan bahwa kematian sudah kehendak tuhan O:
Pasien tampak lebih tenang
Pasien tanpak tidak menangis
A : masalah teratasi P : Intervensi dihentikan 2.
2
S : Pasien mengatakan mengatakan sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga dan masyarakat O:
Pasien terlihat berbicara dengan anggota keluarga
A : masalah teratsi P : Intervensi dihentikan 3.
3
S : Pasien sudah tidak cemas lagi O:
Pasien Nampak terlihat berbicara dengan pasien atau perawat lain
A : maslah Teratasi P : Intervensi dihentikan
29
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA (SP 1) I. Proses keperawatan 1. Kondisi klien
Ibu M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu perusahaan sebagaitulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu, suami Ibu M meninggal karena kecelakaan. kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ibu M sering melamun dan selalu mengatakan jika suaminya belum meninggal. Selain itu, Ibu M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah sehingga susah tidur. 2. Diagnosa keperawatan
Kehilangan Disfungsional & Pengingkaran kehilangan berhubungan dengan koping individu tidak efektif terhadap respon kehilangan pasangan 3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien dapat merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat
Klien mampu mengungkapkan mengungkapkan pikiran dan perasaannya
Klien merasa lebih tenang
4. Tindakan keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan klien
Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak ti dak bersifat menghakimi
Ajarkan klien teknik relaksasi
II. Strategi pelaksanaan A. Tahap orientasi 1. Salam terapeutik:
-
―Assalamu’alaikum, selamat pagi Ibu M. Saya Rensita, Ibu bias memanggil saya suster Rensi. Saya perawat yang dinas pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat Ibu. Nama Ibu
siapa? Ibu senangnya dipanggil apa?‖ 30
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
2. Evaluasi / validasi:
―Baiklah, bagaimana keadaan Ibu M hari ini?‖ 3. Kontrak: a. Topik
:
―Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang -bincang sebentar tentang keadaan ibu? b. Waktu
:
Saya rasa 30 menit cukup Bu. Ibu bersedia?‖ c. Tempat
:
―Ibu mau kita berbincang - bincang bincang dimana? Di sini saja? saja? Baiklah.‖ B. Tahap kerja 1.
―Baiklah Ibu M, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan Ibu M saat ini?‖
2.
―Saya mengerti Ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi sebenarnya memang suami Ibu telah meninggal. Sabar ya, Bu ‖
3.
―Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung Ibu. Tapi coba Ibu pikir, jika Ibu pulang ke rumah nanti, Ibu tidak akan bertemu dengan suami Ibu karena beliau memang sudah meninggal. Itu sudah menjadi kehendak Tuhan, Bu. Ibu
4.
harus berusaha menerima kenyataan ini.‖ ―Ibu, hidup matinya seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan. Meninggalnya suami Ibu juga merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup. Tidak
ada satu orang pun yang dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun Ibu sendiri.‖ 5.
―Ibu sudah bisa memahaminya?‖
6.
―Ibu tidak perlu cemas. Umur Ibu masih muda, Ibu bisa mencoba mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga Ibu. Saya percaya Ibu mempunyai keahlian yang bias digunakan. Ibu juga tidak akan hidup sendiri. Ibu masih punya saudara-saudara, anak-anak dan orang lain yang sayang dan
peduli sama Ibu.‖ 7.
―Untuk mengurangi rasa cemas Ibu, sekarang Ibu ikuti teknik relaksasi yang saya lakukan. Coba sekarang Ibu tarik napas yang dalam, tahan sebentar,
kemudian hembuskan perlahanlahan.‖ 8.
―Ya, bagus sekali Bu, seperti itu.‖
31
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
C. Tahap terminasi 1. Evaluasi:
(subjektif):
―Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa Ibu sudah mulai
memahami kondisi yang sebenarnya terjadi?‖
(objektif) :
―Kalau begitu, coba Ibu jelaskan lagi, hal -hal yang Ibu
dapatkan dari perbincangan kita tadi dan coba Ibu ulangi teknik relaksasi yang telah kita lakukan.‖ 2. Tindak Lanjut :
―Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali Ibu merasa cemas, Ibu dapat melakukan teknik tersebut. Dan setiap kali Ibu merasa Ibu tidak terima dengan kenyataan ini, Ibu dapat mengingat kembali perbincangan kita hari i ni. 3. Kontrak yang akan datang:
‖Sudah 30 menit ya, Bu. Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup. Besok sekitar jam 09.00 saya akan datang kembali untuk membicarakan tentang hobi Ibu. Mungkin besok kita bisa berbincang-bincang di taman depan
ya Bu.‖ ―Apa ada yang yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya Bu. Bu. Assalamu’alaikum.‖
32
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA (SP 2)
I. Proses keperawatan 1. Pengkajian
Pada pertemuan kedua, Ibu M sudah mulai menunjukkan rasa penerimaan terhadap kehilangan. Namun, ia masih menarik diri dari lingkungan dan orangorang sekitarnya. Ia juga masih melamun dan merasa gelisah sehingga tidurnya tidak nyenyak. 2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial berhubungan dengan koping individu tidak efektif terhadap respon kehilangan pasangan 3. Tujuan khusus
Klien tidak menarik diri lagi daan dapat membina hubungan baik kembali dengan lingkungannya maupun dengan orang-orang di sekitarnya 4. Tindakan keperawatan
- Libatkan klien dalam setiap aktivitas kelompok, terutama aktivitas yang ia sukai - Berikan klien pujian setiap kali klien melakukan kegiatan dengan dengan benar II. Strategi pelaksanaan A. Tahap orientasi 1. Salam terapeutik:
―Assalamu’alaikum, selamat pagi Ibu M. Masih ingat
dengan saya Bu? Ya, betul sekali. Saya suster rensi, Bu. Seperti kemarin, pagi
ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat Ibu.‖ 2. Evaluasi validasi:
―Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa sudah lebih baik
dari kemarin? Bagus kalau begitu‖ 3. Kontrak:
―Sesuai janji yang kita sepakati kemarin ya, Bu. Hari ini kita
bertemu untuk membicarakan hobi Ibu di taman depan. Saya rasa 30 menit
seperti kemarin cukup ya, Bu.‖
33
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
B. Tahap kerja
1.
―Nah, Bu. Apakah Ibu sudah memikirkan hobi yang Ibu senangi?‖
2.
―Ternyata Ibu hobi bermain voli ya? Tidak semua orang bisa bermain voli lho, Bu.‖
3.
―Selain bermain voli, apa Ibu mempunyai hobi yang lain lagi?‖ la gi?‖
4.
―Wah, ternyata Ibu juga hobi menyanyi, pasti suara Ibu bagus. Bisa Ibu menunjukkan sedikit bakat menyanyi Ibu p ada saya?‖
5.
―Wah ternyata Ibu memang berbakat menyanyi, suara Ibu juga cukup bagus.‖
6.
―Ngomong -ngomong tentang hobi Ibu bermain voli, berapa sering Ibu biasanya bermain voli dalam seminggu?‖ seminggu?‖ ―Cukup sering juga ya Bu. Pasti kemampuan Ibu dalam bermain voli su dah
7.
terlatih.‖ ―Apa Ibu pernah mengikuti lomba voli? Wah, ternyata Ibu hebat juga ya
8.
dalam bermain voli. Buktinya, Ibu pernah memenangi lomba voli antarwarga
di daerah rumah Ibu.‖ ―Nah, bagaimana kalau sekarang Ibu saya ajak bergabung dengan yang lain
9.
untuk bermain voli? Tampaknya di sana banyak orang yang juga ingin bermain voli. Ibu bias melakukan hobi Ibu ini bersama-sama dengan yang
lain.‖ 10. ―Ibu-ibu, kenalkan, ini Ibu M. Ibu M juga akan bermain voli bersama-sama.
Ibu M ini jago bermain voli, lho.‖ 11.
―Nah, sekarang bisa Ibu tunjukkan teknik-teknik yang baik dalam bermain
bola voli?‖ 12. ―Wah, bagus sekali Bu. Ibu hebat.‖ 13.
―Ibu M, saat Ibu sedang merasa emosi tapi tidak mampu meluapkannya, Ibu bias melakukan kegiatan ini bersama-sama yang lain. Selain itu, kegiatan ini
juga dapat membuat Ibu berhubungan lebih baik dengan yang lainnya dan Ibu
tidak merasa kesepian lagi.‖
34
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
C. Tahap terminasi 1. Evaluasi:
(subjektif): ―Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa sudah lebih baik dibandingkan kemarin?‖ (objektif):
―Sekarang coba Ibu ulangi lagi apa saja manfaat yang dapat Ibu dapatkan dengan melakukan kegiatan yang Ibu senangi.‖
2. Tindak Lanjut :
―Baiklah Bu, kalau begitu Ibu dapat bermain voli saat Ibu
sedang merasa emosi. Atau Ibu dapat melakukan kegiatan ini paling tidak dua
kali dalam seminggu.‖ 3. Kontrak yang akan datang:
―Nah, waktu kita sudah hampir habis ya Bu.
Besok jam 08.00 setelah makan pagi, saya akan kembali lagi untuk mengajarkan Ibu cara meminum obat dengan benar. Kita ketemu di ruangan Ibu saja, ya? ya? Apa ada yang ingin Ibu tanyakan? Baiklah, kalau tidak, saya
permisi dulu ya, Bu. Bu. Assalamu’alaikum.‖
35
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA (SP 3)
I. Proses Keperawatan 1. Pengkajian
Pada pertemuan ketiga, Ibu M sudah mulai tidak banyak melamun dan mulai membuka dirinya kepada orang-orang sekitarnya. Ibu M juga mau membalas sapaan ataupun senyuman jika ada perawat ataupun orang lain yang menyapanya ataupun tersenyum padanya. Namun, Ibu M mengaku ia masih terbayang akan suaminya saat ia akan tidur. Hal tersebut membuat Ibu M merasa gelisah, tidur tidak nyenyak, bahkan sulit tidur. 2. Diagnosa keperawatan
Ansietas berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang setelah kehilangan pasangan 3. Tujuan khusus
-
Klien dapat mengetahui aturan yang benar dalam meminum obat
-
Ansietas klien berkurang sehingga klien dapat tidur dengan nyenyak n yenyak
4. Tindakan keperawatan
-
Ajarkan klien cara meminum obat dengan benar
-
Awasi klien saat minum obat
II. Strategi Pelaksanaan A. Tahap orientasi 1. Salam terapeutik: ―Assalamu’alaykum, selamat pagi Ibu M.‖ 2. Evaluasi validasi:
―Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa semalam Ibu bisa
tidur dengan nyenyak?‖ 3. Kontrak:
―Ibu tidak bisa tidur dengan nyenyak ya? Baiklah, sesuai dengan
janji kita yang kemarin, saya akan memberitahu Ibu obat yang harus Ibu minum untuk mengurangi kecemasan Ibu dan agar Ibu dapat tidur dengan
nyenyak. Saya rasa 15 menit saja cukup ya Bu, di kamar ini saja.‖
36
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
B. Tahap kerja
1.
―Nah, kita langsung mulai saja ya Bu. Ini ada beberapa macam o bat-obatan yang harus Ibu minum.‖
2.
―Ini obatnya ada dua macam ya Bu. Yang warna putih ini namanya BDZ. Fungsi dari obat ini agar pikiran Ibu bisa lebih menjadi tenang. Kalau pikiran
Ibu tenang, Ibu bias tidur dengan nyenyak.‖ 3.
―Kemudian, yang warna kuning ini adalah HLP. Ini juga harus Ibu minum agar perasaan Ibu bisa rileks dan Ibu tidak lagi merasakan cemas yang
berlebihan.‖ 4.
―Nah Bu, semua obat ini diminum tiga kali sehari ya Bu, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Masing-masing obat satu butir saja. Obat-obatan ini
juga harus diminum setelah setelah Ibu makan.‖ 5.
―Apa Ibu mempunyai keluhan dalam meminum obat?‖
6.
―Ooh, jadi Ibu tidak tahan dengan rasa pahitnya ya? Kalau begitu, setelah Ibu minum obat Ibu bisa memakan permen agar rasa pahitnya dapat berkurang.‖
7.
―Jika setelah minum obat ini mulut Ibu menjadi terasa kering sekali, Ibu bisa minum banyak air untuk mengatasinya agar mulut Ibu tidak kering.‖ k ering.‖
8.
―Tapi jika ada efek samping yang berlebihan seperti gatal -gatal, pusing, atau mual, Ibu bisa panggil saya atau p erawat lain
9.
yang sedang bertugas.‖
―Nah, sebelum ibu meminum obatnya, pastikan dulu ya Bu, obatnya sesuai atau tidak. Ibu juga jangan lupa perhatikan waktunya agar obat tersebut dapat
diminum tepat waktu.‖ C. Tahap terminasi 1. Evaluasi:
(subjektif): ―Apa Ibu sudah mengerti apa saja obat yang harus Ibu minum dan bagaimana prosedur sebelum sebelum meminumnya?‖ (objektif): ―Bagus. Kalau Ibu sudah mengerti, coba ulangi lagi apa saja obat yang harus Ibu minum dan apa saja prosedur meminum obatnya.‖ 2. Tindak Lanjut : “ Seperti yang sudah saya katakan tadi ya Bu, jika setelah
minum obat mulut Ibu terasa kering, Ibu dapat meminum air yang banyak. Dan kalau Ibu merasa gatal-gatal, ousing, atau bahkan muntah, Ibu dapat
menghubungi menghubungi saya atau ata u perawat lain yang sedang bertugas.‖
37
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
3. Kontrak yang akan datang:
―Baiklah Bu, nanti jam 14.00 setelah makan
siang, saya akan datanhg kembali untuk memantau perkembangan Ibu. Kita
bertemu di ruangan ini saja ya Bu.‖ ―Sebelum saya pergi apa ada yang ingin Ibu
tanyakan?
Baiklah
Bu,
kalau
tidak
ada,
saya
permisi
dulu.
Assalamu’alaikum.‖
38
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Berdasarkan data-data yang diperoleh, akhirnya dapat disimpulkan bahwa kehilangan merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang bisa terjadi pada orangorang yang menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan semula (keadaan yang sebelumnya ada menjadi tidak ada). Kehilangan bisa meliputi kehilangan objek eksternal, lingkungan lingkungan yang dikenal, orang terdekat, aspek diri, dan kehilangan hidup. Di dalam menangani pasien dengan respon kehilangan, diperlukan prinsipprinsip keperawatan yang sesuai, misalnya pada anak atau pada orang tua dengan respon kehilangan (kematian anak). Pengkajian
yang
dapatdilakukan
yaitu
dengan
mengidentifikasi
faktor
predisposisi dan fektor presipitasi. Dimana factor predisposisi meliputi : 1. Genetic 2. Kesehatan Jasmani 3. Kesehatan Mental 4. Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu 5. Struktur Kepribadian 4.2 Saran
Setelah kami membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan respon kehilangan dan berduka (Loss and Grief), maka kami menganggap perlu adanya sumbang saran untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan sebagai berikut: 1. Dalam perencanaan tindakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan klien pada saat itu. 2. Dalam perumusan diagnosa keperawatan, harus diprioritaskan sesuai dengan kebutuhan maslow ataupun kegawatan dari masalah. 3. Selalu mendokumentasikan mendokumentasikan semua tindakan keperawatan baik yang kritis maupun yang tidak.
39
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Anna Keliat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC Iyus, Yosep. 2007. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama : Bandung
40
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka