ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN PPHN (PERSISTENT PULMONARY HIPERTENSION OF THE NEWBORN)
I. PENGERTIAN
Suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tahanan pembuluh darah paru sehingga mengakibatkan terjadinya pirau kanan ke kiri melalui duktus arteriosus dan atau foramen ovale.
Tahanan dan tekanan arteri fetus yang tinggi saat dalam kandungan pada saat kelahiran, dengan ekspansi dan oksigenasi normal akan segera menurun. Bila tekanan paru tetap tinggi terjadilah keadaan yang disebut PPHN.
II. PATOFISIOLOGI Pada sirkulasi fetal, darah yang mengandung banyak oksigen mengalir dari plasenta melalui vena umbilikus, duktus venosus dan vena cava inferior ke atrium kanan. Darah yang tekanan oksigennya rendah menyebabkan fase konstruksi pembuluh darah paru yang kemudian menyebabkan tekanan vaskuler paru meningkat. Penyebab dihubungkan dengan hipoksemia, asidosis. Hipoksia menyebabkan tahanan vaskuler paru meningkat dan tekanan di atrium kanan juga meningkat. Bila tekanan di atrium kanan meningkat melebihi tekanan di atrium kiri maka foramen ovale akan membuka kembali, terjadi shunt dari kanan ke kiri (RL shunt). Pada darah yang belum di oksigenasi langsung sebagian masuk ke sirkulasi sistemik tanpa melewati paru bercampur dengan darah yang telah dioksigenasi
III. ETIOLOGI 1. Hipoksia dan asidosis 2. Asfiksia intrauterin 3. Infeksi
4. Hipoplasia pulmonal 5. Pneumothorak 6. MAS 7. RDS
IV. MANIFESTASI KLINIK
Gangguan napas dalam 12 jam pertama : takipnea, retraksi, dan sianosis
Hasil AGD: tekanan oksigen rendah
Tekanan darah normal atau rendah
Kelainan metabolik: hipoglikemia, hiopokalsemia, asidosis metabolik, penurunan jumlah produksi urin, terjadi gangguan pembekuan darah
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium AGD: terdapat perbedaan hasil AGD preductal dan post ductal 2. Foto thorak Bisa normal, kardiomegali ringan atau sedang, penonjolan segmen arteri pulmonalis 3. EKG
Bisa normal, iskemik, atau infark
Dilatasi ventrikel kanan, hipertrofi ventrikel dan pada kasus berat terdapat depresi segmen ST
4. ECHO
VI. TATA LAKSANA MEDIS
Ventilasi mekanik, bertujuan agar tercapai keadaan hiperventilasi sehingga resistensi paru dapat menurun
Koreksi hipoksi dan asidosis
Suportif: memonitor TTV, pertahankan suhu dalam batas normal, asupan cairan dan kalori, monitor elektrolit, GD, kultur darah, AGD dan darah lengkap, pemberian antibiotik
Minimal handling
Pengobatan pelemas otot/muscles relaxan untuk relaksasi otot, vasopressor agar tekanan darah sistemik lebih tinggi daripada tekanan pembuluh darah untuk mengurangi shunt R-L: memberi vasodilator
VII. ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Riwayat maternal
Usia ibu
ANC
Penyakit ibu
2. Riwayat kelahiran
Usia gestasi
Apgar score
Lama persalinan: riwayat hipoksia, asfiksia, aspirasi air ketuban, lama resusitas, respon terhadap resusitasi
Lilitan tali pusat
3. Pemerikasaan fisik 1. Sistem neurologi
Tingkat kesadaran
Aktivitas
Respon terhadap nyeri
Tangisan
2. Sistem respirasi
Takipnea
Retraksi
Suara nafas
Ekspansi dada
Perubahan frekwensi nafas
Sianosis
3. Sistem kardiovaskular
Tekanan darah
Irama jantung
Bunyi jantung
Capillary refill
4. Sistem gastrointestinal
Refleksi isap melemah
Karakteristik abdomen
BAB, konsistensi warna dan frekwensinya
Muntah
Residu
5. Integumen
Suhu
Warna kulit
Turgor
Integritas
Petechiae/septic spot
6. Genitourinaria
BAK, frekwensi, warna dan jumlahnya
7. Psikososial
Pengetahuan orang tua
Tingkat kecemasan orang tua
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan usaha
napas untuk mencukupi kebutuhan oksigen Tujuan : bayi dapat mempertahankan pola nafas efektif Kriteria hasil :
RR 40-60 x/ menit reguler
Tidak ada retraksi, nafas faring, grunting, tidak ada sianosis
Kebutuhan O2 minimal
Intervensi
Auskultasi bunyi napas tiap jam untuk mendeteksi discres pernapasan
Rawat bayi dalam semi fowler
Monitor TTV dan TD tiap jam
Kolaborasi dengan dokter bila terjadi hipotensi
Pertahankan neutral thermal enviroment untuk menurunkan kebutuhan O2
Minimal handling
Kolaborasi dengan dokter pemberian O2 yang dihumidifikasi
Monitor dan pertahankan konsentrasi O2 sesuai kebutuhan
Catat cara pemberian O2
Siapkan selalu alat-alat resusitasi dan ventilator siap pakai dedekat pasien
b. Gangguan pertukaran gas/ asam basa b.d peningkatan tahanan
vaskuler pulmonal Tujuan : pasien dapat mempertahankan kondisi keseimbangan
asam basa yang adekuat Kreteria hasil :
AGD preductal dan post ductal dalam batas normal
Set ventilator dapat diturunkan secara bertahap
Proses weaning dapat dilakukan secara bertahap
Intervensi :
Kaji tanda respirasi distres
Monitor tanda-tanda vital, TD dan catat
Monitor SaO2 pre dan post ductal
Lakukan pengisapan lendir bila perlu
Kolaborasi pemberian sedatif/ analgesik
Kolaborasi pemerikasaan AGD, lapor hasil dan koreksi bila perlu
Catat hasil setting ventilator/ jam
Pastikan tubing ventilator terpasang dengan baik
Bila nafas bayi melawan napas ventilator kolaborasi untuk pemberian muscle relaxan
Awasi dan catat pemberiannya
Monitor adanya penurunan CO : nilai perfusi perifer, nilai capillary, nilai TD dan HR
c. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
masukan yang tidak adekuat, kegagalan mekanisme, pengaturan dan iatrogenik inbalance Tujuan: pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit Kriteria evaluasi:
Kenaikan berat badan sesuai
TD dalam batas normal
Intake dan output seimbang
Elektrolit dalam batas normal
Hb, Ht dalam batas normal
Nialai protein , albumin dalam batas normal
BJ urin 1,010-1, 015
Volume urin 1-2 cc/kgbb/jam
Tidak ada edema
Intervensi:
Catat intake dan output perjam
Evaluasi balance cairan per 8 jam
Pertahankan tetesan infus per pemberian cairan dan elektrolit sesuai program
Observasi tanda-tanda dehidrasi/over hidrasi dan edem perifer
Timbang berat badan per hari
Monitor perubahan TD
Awasi suara nafas craches
Awasi TTV/ jam dan TD/ 3 jam
Raba denyut nadi selama/menit
Catat jumlah setiap kali pengembalian darah untuk sampel
Kolaborasi pemerikasaan, Hb, Ht dan elektrolit
Hindari pemberian cairan hipertonik