BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu sektor utama dalam pembangunan yang tiada hentinya terus dikembangkan oleh pemerintah. pariwisata mempunyai peran yang sangat
penting
dalam
pembangunan
Indonesia.
Hal
ini
disebabkan
karena
perkembangan sektor pariwisata ini di satu sisi memberikan keuntungan ekonomis yang cukup tinggi yang secara tidak langsung menambah devisa negara,
memberikan
lapangan pekerjaan dan mengurangi jumlah pengangguran. Sebagai industri perdagangan jasa, kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran pemerintah
baik
Pemerintah
Pusat
maupun
Pemerintah
Daerah.
Pemerintah
bertanggung jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan ( planning ) daerah atau kawasan pariwisata, pembangunan ( development ) fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan( policy ) pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan ( regulation). Kepariwisataan juga membantu memberikan dorongan langsung terhadap pembangunan infrastruktur seperti perbaikan jalan dan lainnya untuk mendukung akses menuju tempat pariwisata. Meskipun tidak sedikit tempat pariwisata yang belum diperhatikan dan dikelola secara baik oleh Pemerintah. Selain karena letaknya yang sulit dijangkau, masalah kepemilikan lahan juga mempengaruhi pengelolaan dan pengembangan tempat pariwisata. Salah satu tempat pariwisata yang cukup ramai dan terkenal di Kota Kupang adalah Bukit Cinta. Dinamakan Bukit Cinta karena banyaknya pasangan muda mudi yang sering datang berkunjung ke bukit tersebut. Bukit Cinta sendiri adalah kawasan bukit dengan luas belasan hektar yang berada di daerah Penfui, Kupang Timur. Bukit Cinta juga mempunyai daya tarik tersendiri. Selain karena panorama sunset yang indah, ada pula gua bekas peninggalan penjajahan Jepang yang memberikan sensasi petualangan tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung, juga hamparan hutan gamal di
1
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
sisi barat bukit
menjadi tempat favorit bagi pasangan yang yang ingin melakukan
pemotretan . Bukit Cinta menjadi salah satu tempat wisata yang masih murni dan belum dikelola secara baik. Faktor kepemilikan lahan menjadi penyebab utama yang membuat Bukit Cinta belum dikelola secara baik oleh pemerintah. Pasalnya, tanah belasan hektar tersebut adalah milik Angkatan Udara. Dari faktor kepemilikan tersebut, muncul masalah lainnya yaitu tidak tersedianya sarana prasarana yang membuat wisatawan seringkali kesulitan mencari tempat istirahat atau tempat bersantai. Nama Bukit cinta sendiri juga diberikan kepada salah satu kawasan wisata yang ada di Lembata, NTT. Dibandingkan dengan Bukit Cinta yang ada di Kota Kupang, Kawasan wisata Bukit Cinta Lembata lebih dikelola secara baik oleh masyarakat dan Pemerintah Daerah Lembata. Hal itu terlihat dari akses menuju tempat wisata yang sudah cukup baik dan hotmix, tersedianya tempat peristirahatan dan gazebo-gazebo bagi para wisatawan yang ingin menikmati pemandangan indah bukit-bukit hijau meskipun tempat wisata tersebut cukup jauh dari pusat Kota. Hal ini berbanding terbalik dengan kawasan wisata Bukit Cinta yang ada di Kota kupang. Pemerintah sebagai pengelola mesti menyadari akan potensi wisata kawasan Bukit Cinta dan mengambil tindakan lebih lanjut demi pengelolaan dan pengembangan kwasan Bukit Cinta.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Bukit Cinta sebagai salah satu tempat pariwisata di Kota Kupang memiliki sejumlah permasalahan yang perlu diidentifikasi : a) Masalah Kepemilikan Tanah Kawasan Bukit Cinta adalah kawasan milik Angkatan Udara. Hal itu membuat Bukit Cinta belum dikelola secara baik oleh pemerintah.
b) Akses Bukit Cinta terletak di sisi Jalan Prof. Herman Johanes yang merupakan jalan umum. Namun, kontur tanah yang berbukit dan berbatu menyebabkan akses
2
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
menuju Bukit Cinta cukup sulit dilalu baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Tak jarang para wisatawan akan meninggalkan kendaraan mereka di sisi jalan raya dan menuju bukit dengan cara berjalan kaki.
c) SAMPAH Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar Bukit Cinta akan Kebersihan menyebabkan Bukit Cinta Menjadi tempat pembuangan sampah. Baik sampah organik maupun non-organik dibuang dan dibiarkan berserakan di beberapa sisi bukit membuat Bukit Cinta terlihat Kotor.
d) RAWAN TINDAKAN KRIMINAL Meskipun memiliki keindahan alam yang memukau, Bukit Cinta juga merupakan salah satu tempat yang cukup rawan dengan tindak kriminal. Tercatat telah terjadi beberapa kasus pembunuhan dan pelecehan seksual di tempat tersebut. Kurangnya penerangan pada area sekitar Bukit Cinta menyebabkan daerah tersebut rawan tindakan kriminal.
e) KETERBATASAN SARANA PRASARANA Keterbatasan Prasarana seperti tempat peristirahatan misalnya lopo, toilet dan juga tempat parkir dan lampu penerangan menjadi masalah tersendiri yang mesti dipikirkan sebab ketiga tempat tersebut sangat mendukung aktifitas para wisatawan di Bukit Cinta.
f) Keindahan alam Bukit Cinta Hamparan bukit luas yang membentang di sisi jalan Prof. Herman Johanes ini menyajikkan keindahan alamnya yang serba hijau. Rerumputan yang hijau membentang sepanjang bukit membuat bukit cinta sering menjadi lokasi pemotretan anak-anak muda dari berbagai kalangan bahkan pemotretan prewed bagi pasangan kekasih. Selain tempat pemotretan, Bukit Cinta juga sering menjadi tempat jogging pada sore hari serta tempat peristirahatan. Pepohonan hijau yang ada di lokasi tersebut sering dijadikan tempat berteduh.
3
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
g) Wisata gua jepang Selain keindahan alamnya yang serba hijau, bukit cinta juga menyuguhkan wisata Gua bekas penjajahan Jepang yang bisa dijelajahi oleh wisatawan. Adanya gua bekas penjajahan Jepang ini juga menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan. h) Hamparan hutan gamal Selain rerumputan hijau dan gua bekas penjajahan Jepang, ada pula hutan gamal yang yang membentang sepanjang sisi jalan Prof. herman Johanes yang menambah hijau dan asrinya alam Bukit Cinta. i) Pengelolaan dan Pengembangan objek wisata Bukit cinta sebagai salah satu destinasi wisata memiliki sejumlah potensi yang baik untuk dikembangkan. Pemerintah sebagai pihak pengelola mesti menyadari hal tersebut dan mengambil langkah lebih lanjut untuk mengelola kawasan wisata bukit cinta. Sebab melihat semua potensi yang dimiliki, Bukit cinta akan menjadi tempat wisata yang menjanjikan di masa depan. Namun, hal itu akan bisa terwujud jika adanya penanganan yang lebih lanjut pada permasalahan yang dihadapi di lokasi wisata tersebut.
1.3. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah didapat rumusan masalah sebagai berikut : a. Apa saja potensi wisata yang ada di Bukit Cinta ? b. Apa
saja
masalah-masalah
yang
menghambat
pengelolaan
dan
pengmbangan kawasan Bukit Cinta ? 1.4 TUJUAN Melakukan identifikasi masalah dan potensi serta merumuskan strategi pengembangan kawasan Bukit Cinta.
1.5 SASARAN
4
Teridentifikasinya masalah-masalah yang ada di Bukit Cinta Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
Teridentifikasinya potensi-potensi wisata yang ada di Bukit Cinta
1.6 MANFAAT
Manfaat teoritis Makalah ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak tertentu untuk pengembangan sektor kepariwisataan kota Kupang. Kami juga berharap makalah ini dapat berguna sebagai referensi untuk bahan penelitian tentang sektor kepariwisataan pada masa yang akan datang.
Manfaat praktis Makalah ini diharapkan bisa menambah pengetahuan pembaca tentang potensi, masalah dan pengembangan kawasan wisata Bukit Cinta, juga agar lebih menghargai keindahan alam di Kupang dan mulai memanfaatkan tempat-tempat strategis untuk mengembangkan potensi dan mengelola lahan tersebut dengan baik.
1.7 RUANG LINGKUP
Spasial Ruang lingkup spasial dari makalah ini adalah pemilihan kawasan Bukit Cinta sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik dan menjanjikan di masa depan.Bukit cinta terletak di Jl. Prof. Dr. Herman Johanes, Kupang.
Substansial Ruang lingkup substansial meliputi : Potensi-potensi dan masalah-masalah yang ada di kawasan Bukit Cinta serta strategi pengembangan dan pengelolaan kawasan Bukit Cinta.
1.8 METODOLOGI PENELITIAN
5
Metode pengumpulan data
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung Kawasan Wisata Bukit Cinta untuk mendapatkan data baik data primer maupun data sekunder.
Data primer, yaitu data yang didapat secara langsung dan diolah secara langsung. Data primer didapatkan dengan cara mendatangi lokasi secara langsung dan mengambil beberapa data lapangan seperti foto-foto dan mengukur lokasi lapangan secara langsung
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui sumber-sumber tertulis. Data sekunder dilakukan dengan cara mencari data dari internet atau dari buku.
Metode analisis Setelah obsrvasi dan menemukan data-data yang valid seputaran Bukit Cinta yang harus dilakukan berikutnya adalah menganalisis data-data tersebut. Cara menganalisis data adalah melalu cara analisis deskriptif atau komparatif.
Analisis
Desktiptif,
yaitu
analisis
yang
dilakukan
dengan
cara
menggambarkan objek yang diteliti. Dalam hal ini, kami mendeskripsikan lokasi, tapak, dan keadaan sekitar Bukit Cinta setelah mendapatkan datadata yang akurat
Analisis
Komparatif,
yaitu
analisis
yang
dilakukan
dengan
cara
membandingkan objek yang diteliti dengan objek lain yang serupa. Kami membandingkan objek studi kami (Bukit Cinta, Kupang) dengan Bukit Cinta yang ada di Lembata
1.9 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I. PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian yang dilakukan, serta sistematika penulisan untuk menjelaskan pokok-pokok pembahasan.
6
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
BAB 2. LANDASAN TEORI/ TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menggambarkan teori yang menjadi dasar pembuatan makalah ini
BAB 3. TINJAUAN OBYEK STUDI Bab ini berisi gambaran umum tentang Bukit Cinta.
BAB 4. ANALISA Bab
ini
berisi
analisa
sosial
budaya,
sarana
prasarana
dan
peluang
pengembangan kawasan
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang bisa kami berikan dari isi makalah ini dan juga saran yang bisa kami berikan setelah membuat makalah ini.
7
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
BAB II TINJAUAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI
2.1. PENGERTIAN ARSITEKTUR Sebelum membicarakan lebih lanjut tentang topik pairwisata dan lingkungan perkotaan, kita akan meninjau lebih dahulu tentang arsitektur. Secara umum, Arsitektur adalah merupakan ilmu dan seni dalam mendesain dan merancang bangunan dan struktur. Pada intinya, arsitektur bertujuan untuk menciptakan sebuah ruang untuk kebutuhan manusia. 2.2. PENGERTIAN KOTA Para ahli memberi pengertian tentang kota sesuai dengan sudut pandang keilmuannya masing-masing. Pengertian kota menurut beberapa ahli sebagai berikut. a. Bintarto Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli daerah tersebut dan pendatang. Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama, adat, dan kebudayaan. b. Max Weber Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai benteng serta mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat kosmopolitan. c. Louis Wirth Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
8
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
d. Arnold Toynbee Kota selain merupakan permukiman juga merupakan suatu kekompleksan yang khusus dan tiap kota menunjukkan pribadinya masing-masing. e. Grunfeld Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan. f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, pasal 1 Disebutkan kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan. Teori Perkotaan dibagi menjadi 1.
Teori perkembangan kota
2.
Teori pertumbuhan kota
2.3. MASYARAKAT KOTA DAN LINGKUNGAN KOTA Dari materi di atas, kita bisa langsung membahas tentang pandangan kita terhadap lingkungan kota. Sebelum mengenal tentang lingkungannya, kita harus lebih dulu mengenali masyarakatnya. Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community , adalah masyarakat yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Pengertian kota sendiri adalah suatu himpunan penduduk masalah yang tidak agraris, yang bertempat tinggal di dalam dan di sekitar suatu kegiatan ekonomi, pemerintah, kesenian, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Kota merupakan suatu daerah yang memiliki ciri-ciri khusus yang dapat membedakannya dengan daerah desa , seperti pemusatan jumlah penduduk , pusat pemerintahan dan sarana dan prasarana penunjang aktivitas manusia yang relatif lebih lengkap di bandingkan dengan daerah desa. Secara umum kota adalah tempat bermukimnya warga kota, tempat bekerja, tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintah dan lain-lain. Definisi mengenai kota menurut para ahli didasari beberapa aspek menurut perhatiannya masing-masing Hoekveld dalam Daljoeni (1998:41) mengungkapkan bahwa kota ditentukan berdasarkan beberapa aspek , yaitu morfologi, jumlah penduduk, hukum, ekonomi, dan sosial.
9
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
a) Morfologi , yaitu perbandingan bentuk fisik kota dengan fisik pedesaan. Di kota dapat dilihat gedung-gedung tinggi besar serba berdekatan sementara didesa rumah tersebar dalam lingkungan alam wajar fisis –biotis. b) Jumlah penduduk kota diukur berdasarkan jumlah penduduknya, kota kecil , berpenduduk 20.000 hingga 50.000 jiwa. Kota sedang berpenduduk 50.000 hingga 100.000 jiwa, kota besar 100.000 hingga 1.000.000 jiwa, kota metropolitan 1.000.000 hingga 10.000.000 jiwa, dan kota megalopolis ≥ 10.000.000 jiwa. c) Hukum, maksudnya yaitu adanya hak-hak hukum tersendiri bagi penghuni kota. d) Ekonomi , ciri kota berdasarkan ekonominya yaitu hidup yang non agraris, kota fungsi khas nya lebih kultural, industri dan perdagangan. Diantara semua hal tersebut , yang paing menonjol yaitu ekonomi perniagaan. e) Sosial , hubungan antar penduduk disebut impersonal, orang yang bergaul serba lugas , hanya sepintas. Hidup terkotak-kotak oleh kepentingan yang berbedabeda dan manusia bebas memilih dengan siapa yang di inginkannya.
2.4. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KOTA Pertumbuhan kota adalah perubahan fisik kota sebagai akibat dari perkembangan masyarakat kota. Pertumbuhan kota berasal dari berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas dan kualitas hidup tenaga kerja (Glaeseret al, 1995). Secara teoritik Charles C. olby (dalam Daldjoeni, 1992) menjelaskan adanya dua daya yang menyebabkan kota berekspansi atau memusat, yaitu daya sentripetal dan daya sentrifugal. Daya sentripetal adalah daya yang mendorong gerak ke dalam dari penduduk dan berbagai kegiatan usahanya, sedangkan daya sentrifugal adalah daya yang mendorong gerak keluar dari penduduk dan berbagai usahanya dan menciptakan disperse kegiatan manusia dan relokasi sektor-sektor dan zona-zona kota. Terdapat faktor-faktor yang mendorong gerak sentripetal adalah: a. Adanya berbagai pusat pelayanan, seperti pendidikan, pusat perbelanjaan, pusat hiburan dan sebagainya; b. Mudahnya akses layanan transportasi seperti pelabuhan, stasiun kereta, terminal bus, serta jaringan jalan yang bagus; c. Tersedianya beragam lapangan pekerjaan dengan tingkat upah yang lebih tinggi. Sedangkan faktor-faktor yang mendorong gerak sentrifugal adalah: a. Adanya gangguan yang berulang seperti macetnya lalulintas, polusi, dan gangguan bunyi-bunyian yang menimbulkan rasa tidak nyaman;
10
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
b. Harga tanah, pajak maupun sewa di luar pusat kota yang lebih murah jika dibandingkan dengan pusat kota; c. Keinginan untuk bertempat tinggal di luar pusat kota yang terasa lebih alami (Daldjoeni, 1992). Perkembangan kota dapat diartikan sebagai suatu perubahan menyeluruh, yaitu yang menyangkut segala perubahan didalam masyarakat kota secara menyeluruh, baik perubahan sosial ekonomi maupun perubahan fisik. Menurut Yunus (1978) perkembangan adalah suatu proses perubahan keadaan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Sorotan perubahan keadaan tersebut biasanya didasarkan pada waktu yang berbeda dan untuk analisa ruang yang sama dari waktu ke waktu yang lain. Menurut Catanese (1989) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kota ini dapat berupa faktor fisik dan non fisik. Faktor-faktor fisik akan mempengaruhi perkembangan suatu kota diantaranya: a. Faktor Lokasi Faktor dimana kota itu berada akan sangat mempengaruhi perkembangan kota tersebut, hal ini berkaitan dengan kemampuan kota tersebut untuk melakukan aktifitas dan interaksi yang dilakukan penduduknya. b. Faktor Geografis Kondisi geografis suatu kota akan mempengaruhi perkembangan kota. Kota yang mempunyai kondisi geografis relatif datar akan sangat cepat untuk berkembang dibandingkan dengan kota di daerah yang bergunung-gunung yang akan menyulitkan dalam melakukan pergerakan baik itu orang maupun barang. Selain itu kota di daerah yang bergunung –gunung akan sulit merencana dan mendesainnya dibandingkan dengan daerah dengan daerah datar. Sebagai gambaran kota yang berada di dataran rendah (rata) lebih cepat berkembang dibandingkan dengan Kota yang berada di daerah yang bergununggunung. Sedang faktor-faktor non fisik yang berpengaruh terhadap perkembangan suatu kota dapat berupa: a.
Faktor Perkembangan Penduduk Perkembangan penduduk data disebabkan oleh dua hal , yaitu secara alami (internal) dan migrasi (eksternal), perkembangan secara alami adalah yang berkaitan dengan kelahiran dan kematian yang terjadi di kota tersebut, sedangkan migrasi berhubungan dengan pergerakan penduduk dari luar kota masuk kedalam kota.
11
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
Menurut Daljoeni (1987) pembahasan tentang laju perkembangan penduduk meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan dan penyebaran. Penyebaran kepadatan penduduk dipengaruhi oleh empat unsur geografis yaitu lokasi, iklim, tanah dan air Kartasapoetra (dalam Novianti 2002 ) b.
Faktor Aktivitas Kota Kegiatan yang ada didalam kota tersebut, terutama kegiatan perekonomian. Perkembangan perekonomian ditentukan oleh faktor faktor yang berasal dari dalam kota itu sendiri (faktor internal) yang meliputi faktor-faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, modal serta faktor-faktor yang berasal dari luar daerah (faktor eksternal) yaitu tingkat permintaan dari daerah-daerah lain terhadap komoditi yang dihasilkan oleh daerah yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut pada gilirannya akan membentuk suatu aglomerasi kegiatan perekonomian yang makin lama akan semakin besar dan menyebabkan kota tersebut.
Ada teori dalam perkembangan kota yaitu Teori Konsentris dan Teori Sektor 1. Teori Konsentris Teori ini dikemukakan oleh E.W. Burgess (Yunus, 1999), atas dasar tudy kasusnya mengenai morfologi kota Chicago, menurutnya sesuat kota yang besar mempunyai kecenderungan berkembang ke arah luar di semua bagian-bagiannya. Masing-masing zona tumbuh sedikit demi sedikit ke arah luar. Oleh karena semua bagian-bagiannya berkembang ke segala arah, maka pola keruangan yang dihasilkan akan berbentuk seperti lingkaran yang berlapis-lapis, dengan daerah pusat kegiatan sebagai intinya. Secara berurutan, tata ruang kota yang ada pada suatu kota yang mengikuti suatu pola konsentris ini adalah sebagai berikut: a. Daerah Pusat atau Kawasan Pusat Bisnis (KPB) Daerah pusat kegiatan ini sering disebut sebagai pusat kota. Dalam daerah ini terdapat bangunan-bangunan utama untuk melakukan kegiatan baik sosial, ekonomi, poitik dan budaya. b. Daerah Peralihan Daerah ini kebanyakan di huni oleh golongan penduduk kurang mampu dalam kehidupan sosial-ekonominya. Penduduk ini sebagian besar terdiri dari pendatang-pendatang yang tidak stabil (musiman), terutama ditinjau dari tempat tinggalnya. Di beberapa tempat pada daerah ini terdapat kegiatan industri ringan, sebagai perluasan dari KPB.
12
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
c. Daerah Pabrik dan Perumahan Pekerja Daerah ini di huni oleh pekerja-pekerja pabrik yang ada di daerah ini. Kondisi perumahannya sedikit lebih buruk daripada daerah peralihan, hal ini disebabkan karena kebanyakan pekerja-pekerja yang tinggal di sini adalah dari golongan pekerja kelas rendah. d. Daerah Perumahan yang Lebih Baik Kondisinya Daerah ini dihuni oleh penduduk yang lebih stabil keadaannya dibanding dengan penduduk yang menghuni daerah yang disebut sebelumnya, baik ditinjau dari pemukimannya maupun dari perekonomiannya. e. Daerah Penglaju Daerah ini mempunyai tipe kehidupan yang dipengaruhi oleh pola hidup daerah pedesaan disekitarnya. Sebagian menunjukkan ciri-ciri kehidupan perkotaan dan sebagian yang lain menunjukkan ciri-ciri kehidupan pedesaan, Kebanyakan penduduknya mempunyai lapangan pekerjaan nonagraris dan merupakan pekerja-pekerja penglaju yang bekerja di dalam kota, sebagian penduduk yang lain adalah penduduk yang bekerja di bidang pertanian.
2. Teori Sektor Teori sektor ini dikemukakan oleh Homer Hoyt (Yunus, 1991 & 1999), dinyatakan bahwa perkembangan-perkembangan baru yang terjadi di dalam suatu kota, berangsur-angsur menghasilkan kembali karakter yang dipunyai oleh sector-sektor yang sama terlebih dahulu. Alasan ini terutama didasarkan pada adanya kenyataan bahwa di dalam kota-kota yang besar terdapat variasi sewa tanah atau sewa rumah yang besar. Belum tentu sesuatu tempat yang mempunyai jarak yang sama terhadap KPB akan mempunyai nilai sewa tanah atau rumah yang sama, atau belum tentu semakin jauh letak atau tempat terhadap KPB akan mempunyai nilai sewa yang semakin rendah. Kadang-kadang daerah tertentu dan bahkan sering terjadi bahwa daerah-daerah tertentu yang letaknya lebih dekat dengan KPB mempunyai nilai sewa tanah atau rumah yang lebih rendah daripada daerah yang lebih jauh dari KPB. Keadaan ini sangat banyak dipengaruhi oleh factor transportasi, komunikasi dan segala aspekaspek yang lainnya.
13
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
a. Pertumbuhan Vertikat, yaitu daerah ini dihuni oleh struktur keluarga tunggal dan semakin lama akan didiami oleh struktur keluarga ganda. Hal ini karena ada factor pembatas, yaitu : fisik, social, ekonomi dan politik. b. Pertumbuhan Memampat, yaitu apabila wilayah suatu kota masih cukup tersedia ruang-ruang kosong untuk bangunan tempat tinggal dan bangunan lainnya. c. ertumbuhan Mendatar ke Arah Luar ( Centrifugal ), yaitu biasanya terjadi karena adanya kekurangan ruang bagi tempat tinggal dan kegiatan lainnya. Pertumbuhannya bersifat datar centrifugal, karena perembetan pertumbuhannya akan kelihatan nyata pada sepanjang rute transportasi. Pertumbuhan datar centrifugal ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : Pertumbuhan Datas Aksial, pertumbuhan kota yang memanjang ini terutama dipengaruhi oleh adanya jalur transportasi yang menghubungkan KPB dengan daerahdaerah yang berada diluarnya. Pertumbuhan Datar Tematis, pertumbuhan lateral suatu kota tipe ini tidak mengikuti arah jalur transportasi yang ada, tetapi lebih banyak dilatarbelakangi oleh keadaan khusus, sebagai contoh yaitu dengan didirikannya beberapa pusat pendidikan, sehingga akan menarik penduduk untuk bertempat tinggal di daerah sekitarnya. Di lingkungan pusat kegiatan yang baru ini akan timbul suatu suasana perkotaan yang secara administratif mungkin terpisah dari kota yang ada. Oleh karena jarak antara pusat kegiatan yang baru dengan daerah perkotaan yang lama biasanya tidak terlalu jauh, maka pertumbuhan selanjutnya adalah pada pusat yang lama dengan pusat yang baru akan bergabung menjadi satu. Pertumbuhan Datar Kolesen, perkembangan lateral ketiga ini terjadi karena adanya gabungan dari perkembangan tipe satu dan dua. Sehubungan dengan adanya perkembangan yang terus-menerus dan bersifat datar pada kota (pusat kegiatan), maka mengakibatkan terjadinya penggabungan pusat-pusat tersebut satu kesatuan kegiatan. (Yunus, 1991 & 1999).
14
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
2.5 SEKTOR INFORMAL Istilah sektor informal pertama kali dilontarkan oleh Keith Hart (1971) dengan menggambarkan sektor informal sebagai bagian angkatan kerja kota yang berada diluar pasar tenaga terorganisasi (Mulyana, 2011). Menurut Alma, (2001: 63) memberikan pengertian bahwa, istilah sektor informal biasanya digunakan untuk menunjukkan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil. Tetapi akan menyesatkan bila disebutkan perusahaan berskala kecil, karena sektor informal dianggap sebagai suatu manifestasi situasi pertumbuhan kesempatan kerja di negara sedang berkembang, karena itu mereka yang memasuki kegiatan berskala kecil ini di kota, terutama bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan daripada memperoleh keuntungan. Karena mereka yang terlibat dalam sektor ini pada umumnya miskin, berpendidikan sangat rendah, tidak terampil dan kebanyakan para migran, jelaslah bahwa mreka bukanlah kapitalis yang mencari investasi yang menguntungkan dan juga bukan pengusaha seperti yang dikenal pada umumnya. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa sektor informal seperti pedagang asongan dan tukang semir sepatu merupakan pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan, keterampilan khusus dan modal material yang besar. Jadi intinya, Sektor informal merupakan suatu fenomena umum yang tak dapat terhindarkan di wilayah perkotaan. Pengertian sektor informal menurut Kamus Tata Ruang (1997: 97) adalah usaha pelayanan tidak resmi yang dilakukan perorangan dengan tujuan untuk memperoleh imbalan terhadap jasa atau bantuan pelayanan yang diberikannya. Keberadaan sektor ini disebabkan oleh ketidakmampuan sektor formal dalam menyerap tenaga kerja yang semakin hari semakin bertambah atau sebagai akibat dari arus urbanisasi. Salah satu sektor informal dalam bidang perdagangan dan jasa yang sering dijumpai di kota adalah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang senantiasa tumbuh subur memilih lokasi untuk berdagang dengan memanfaatkan lahan kota yang potensial. Dalam beraktivitas PKL tersebut memanfaatkan trotoar, badan jalan serta depan pertokoan tanpa memperhatikan ruang aktivitas yang terjadi di sekitarnya, sehingga mengakibatkan berbagai macam permasalahan. Berikut ini dapat dilihat dampak positif dan negatif dari adanya PKL : Dampak Positif : PKL menjadi katup pengaman bagi masyarakat perekonomian lemah baik sebagai profesi maupun bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama akibat krisis ekonomi. PKL menyediakan kebutuhan barang dan jasa yang relatif murah bagi masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah.
15
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
Jumlah yang besar, ragam bentuk usaha dan keunikan merupakan potensi yang besar untuk menghias wajah kota, apabila ditata dan diatur dengan baik. PKL dapat memberikan rasa aman yang menjadi barrier untuk keamanan aktivitas pedagang formal karena kontiunitas kegiatannya hampir 24 jam. PKL tidak dapat dipisahkan dari unsur budaya dan eksistensinya tidak dapat dihapuskan. PKL menyimpan potensi pariwisata yang cukup besar.
Dampak Negatif : Media dagang yang tidak estetis dan tidak tertata dengan baik menimbulkan kesan semrawut dan kumuh, akibatnya menurunnya kualitas visual kota. Lokasi berdagang sebagian PKL yang memakai badan jalan yang tidak semestinya menimbulkan kemacetan lalu lintas. Lokasi berdagang yang menggunakan pedestrian, trotoar dan taman menyita hak para pejalan kaki. Menggeser fungsi ruang publik. Keberadaan PKL yang tidak terkendali mengakibatkan pejalan kaki berdesak-desakan, sehingga dapat timbul tindak kriminal (pencopetan). Mengganggu kegiatan ekonomi pedagang formal karena lokasinya yang cenderung memotong jalur pengunjung seperti pinggir jalan dan depan toko.
2.6 PARIWISATA Pariwisata dikenal dunia dengan istilah tourism, yang apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “kepariwisataan”. Menurut Mc. Inthos (1990), pariwisata adalah gabungan gejala atau hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintahan, serta penunjang lainnya. Pariwisata juga diartikan sebagai perjalana yang dilakukan berkali0kali atau berputar-putar, dari satu tempat ke tempat lain (Yoeti, 1983). Perjalanan pariwisata yang dilakukan tersebut bukan merupakan pergerakan bersifat ulangalik, sebagaimana definisi yang dikatakan oleh Gunn (1988), pariwisata adalah seluruh perjalanan wisata yag meliputi daerah yang luas, namun bukanlah yang
16
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
termasuk dalam pergerakan ulang alik. Pariwisata dapat dilihat sebagai suatu kegiatan melakukan perjalanan dari rumah dengan maksud tidak melakukan usaha, atau bersantai. Pariwisata dapat juga dilihat sebagai suatu bisnis yang berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa bagi wisatawan dan menyangkut setuap pengeluaran oleh atau untuk wisatawan dalam perjalanannya (Kusmayadi da Ender, 2000) Berdasarkan definisi yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pariwisata adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan gerakan manusia yang melakukan perjalanan atau persinggahan dari tempat tinggalnya ke suatu tempat atau beberapa tempat tujuan di luar lingkungan tempat tinggalnya yang didorong oleh beberapa keperluan dan motif tanpa maksud mencari nafkah (P2 Pariwisata, 1993). Sedangkan berdasarkan UU RI No. 9 tahun 1990, pariwisata diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisara, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik serta usaha-usaha terkait bidang tersebut. Hal ini mengandung arti bahwa pariwisata dikatakan sebagai suatu industri baru atau yang komplek yang mampu memberikan perekonomian yang cepat dalam penyelesaian lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta multiplayer effect yang bagi sektor-sektor produktifitas lainnya,misalnya industri kerajinan tangan, kulit anyaman, pakaian dan lain sebagainya. Dalam kehidupan masyarakat modern, rekreasi merupakan kebutuhan hidup manusia yang tidak dapat dihilangkan lagi. Hal ini berkaitan erat dengan kesibukan hidup sehari-hari yang pada akhirnya membutuhkan penyeimbang berupa kesantaian dan refresing. Kebutuhan akan kesantaian dan refresing ini perlu mendapat jawaban berupa bisnis rekreasi dan hiburan. Dalam hal ini sektor pariwisatalah yang berkepentingan. Dari sisi lain, pengembangan sektor pariwisata mampu mendorong pengembangan sektor-sektor lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.Pengembangan kawasan pantai misalnya,akan mendorong pengembangan bidang transportasi baik berupa perbaikan jalan maupun route angkutan kendaraan umum. Perbaikan sarana jalan dan angkutan kendaraan umum mengakibatkan daerah di sekitarnya terbebas dari isolasi, yang pada akhirnya membawa pengaruh pada dinamika kehidupan penduduknya. Di samping itu, pengembangan sektor pariwisata membuka peluang bagi penduduk sekitarnya untuk meningkatkan taraf perekonomian melalui bisnis rumah makan maupun penginapan. Dalam skala yang lebih besar, kesejahteraan dunia membawa pengaruh pada orang-orang dari berbagai penjuru dunia untuk mengenal kebudayaan dari negara lain. Salahsatu caranya adalah dengan mengadakan perjalanan wisata. Keingintahuan ini menghasilkan keuntungan ekonomis berupa masuknya devisa pada keungan negara. Pada akhirnya, bisnis pariwisata memberikan keuntungan yang cukup besar dari berlapis bagi bangsa dan masyarakat.
17
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
Melihat sejumlah indikator di atas, pengembangan sektor pariwisata tampaknya menjadi sesuatu yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Karena jika sektor ini tidak mendapat perhatian khusus, mata rantai pencarian nafkat mulai dari para tukang becak, pemandu wisata, pengelola perjalanan wisata, sampai keuangan negara akan terpengaruh. Sebaliknya jika sektor ini pendapat perhatian khusus dan pada akhirnya sektor ini menjadi maju, banyak pihak yang diuntungkan.
18
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
BAB III TINJAUAN KAWASAN STUDI
3.1 LOKASI STUDI Wilayah studi yang di teliti dalam makalah ini adalah kawasan wisata Bukit Cinta yang terletak di kecamatan Kupang Tengah, Penfui Timur. Berikut adalah batasbatas administrasi dari kawasan Bukit Cinta : Utara
: Jalan Prof. Herman Johanes dan perumahan warga
Selatan
: Jalan Bandara Eltari dan Bandara Eltari
Timur
: Jalan lingkungan dan Perumahan Warga
Barat
: Jalan Adi Sucipto
Pada gambar diatas menunjukkan luasan kawasan Bukit Cinta yang menjadi lokasi penelitian. Lokasi ini berada di perbatasan antara Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Lokasi Bukit Cinta sendiri sangat luas dan merupakan kawasan milik Angkatan Udara. Kawasan Bukit Cinta belum dikembangkan sebagai kawasan wisata karena masalah kepemilikan tanah. Fasilitas yang terdapat di Bukit cinta sendiri hampir tidak ada mengingat masalah kepemilikan tanah tersebut.
19
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
3.2 FISIK DASAR LOKASI Secara umum keadaan fisik dasar lokasi wisata Bukit Cinta meliputi : Topografi Topografi di kawasan Bukit Cinta berbatu dan landai.
Iklim Iklim tropis membuat lokasi Bukit Cinta turut merasakan imbasnya. Pada musim kemarau, bukit cinta menjadi sangat kering dan panas. Sedangkan pada musim hujan keadaan Bukit Cinta menjadi sangat hijau dan sejuk.
Keadaan Bukit Cinta pada musim hujan
Aksesibilitas
Lokasi Bukit Cinta terletak di sisi selatan Jalan Prof. Herman Johanes sehingga lebih mudah di akses dari jalan utama.
20
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
3.3 SOSIAL BUDAYA Setiap tempat wisata memiliki dampak terhadap lingkungan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya. dari data dan fakta yang terhimpun, kegiatan pariwisata di kawasan Bukit Cinta memberikan dampak yang cukup signifikan baik dampak posotif maupun dampak negatif. Untuk dampak positif, berkaitan dengan perkembangan IPTEK, masyarakat sekitar bukit cinta maupun dari luar beramai-ramai mengunjungi Bukit cinta untuk berfoto-foto. Sedangkan untuk dampak negatif sendiri, Bukit Cinta menjadi salah satu tempat yang rawan criminal khususnya pada malam hari. Hal ini dikarenakan faktor sarana prasaran pendukung seperti penerangan yang tidak tersedia menyebabkan kawasan ini menadi gelap pada malam hari dan menjadi rawan terhadap tindakan kriminal.
3.4 POTENSI WISATA Bukit Cinta sebagai destinasi wisata yang cukup diminati di Kota Kupang memiliki beberapa potensi wisata diantaranya :
21
Keindahan alam Bukit Cinta Hamparan bukit luas yang membentang di sisi jalan Prof. Herman Johanes ini menyajikkan keindahan alamnya yang serba hijau. Rerumputan yang hijau membentang sepanjang bukit membuat bukit cinta sering menjadi lokasi pemotretan anak-anak muda dari berbagai kalangan bahkan pemotretan bagi pasangan kekasih. Selain tempat pemotretan, Bukit Cinta juga sering menjadi tempat jogging pada sore hari serta tempat peristirahatan. Pepohonan hijau yang ada di lokasi tersebut sering dijadikan tempat berteduh.
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
22
Hamparan hutan gamal Selain rerumputan hijau dan gua bekas penjajahan Jepang, ada pula hutan gamal yang yang membentang sepanjang sisi jalan Prof. herman Johanes yang menambah hijau dan asrinya alam Bukit Cinta.
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
BAB IV ANALISA
4.1 SOSIAL BUDAYA Menurut hasil pengamatan yang telah kami lakukan di Bukit Cinta kota Kupang, yang terletak di Jl. Prof. Dr. Herman Johanes, pengunjung yang mengunjungi Bukit Cinta biasanya datang dengan tujuan mengamati keindahan Bukit Cinta itu sendiri. Namun ada beberapa perilaku pengunjung yang menyebabkan lingkungan di Bukit Cinta tidak bisa lagi dikatakan indah. Banyak pengunjung yang sering membuang sampah sembarangan. Ini menunjukkan kurangnya kepedulian pengunjung pada lingkungan sekitar, padahal keindahan merupakan salah satu faktor utama Bukit Cinta. Pengelolaan Bukit Cinta juga kurang memadai dikarenakan tempat itu tidak diolah oleh mereka yang punya wewenang. Walaupun Bukit Cinta terlihat seperti tempat rekreasi, namun tidak ada sarana atau prasarana sama sekali dan tempat tersebut juga tidak dikembangkan lebih jauh agar terlihat seperti tempat pariwisata yang sebenarnya.
4.2 SARANA DAN PRASARANA Untuk sebuah tempat pariwisata, sarana dan prasarana di Bukit Cinta belum memadai. Akses masuk ke Bukit Cinta terlalu sulit dilewati bagi pengunjung, baik yang berjalan kaki maupun yang menggunakan kendaraan bermotor. Hal ini dikarenakan kontur tanahnya berbukit dan berbatu, selain itu tidak adanya tempat parkir membuat para pengunjung kesulitan untuk memarkir kendaraan mereka. Akan lebih baik bila kedua masalah ini diatasi dengan cara memperbaiki akses jalan masuk ke bukit cinta yang berbatu itu dengan cara di aspal atau paving block dan juga menyediakan tempat parkir
23
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
Masalah lain pada bukit cinta adalah banyaknya sampah yang menumpuk. Selain karena perilaku masyarakat yang kurang memperdulikan ilngkungan, hal ini juga disebabkan tidak adanya tempat sampah di sekitar Bukit Cinta sehingga pengunjung lebih memilih untuk membuang sampah begitu saja daripada harus berjalan jauh mencari tempat sampah. Untuk itu sebaiknya disediakan tempat tempat sampah di beberapa titik tempat di Bukit Cinta untuk memudahkan para pengunjung jika ingin membuang sampah. Setelah menyelesaikan masalah tempat parkir dan masalah sampah, masalah lain yang perlu dipikirkan adalah tidak tersedianya tempat peristirahatan bagi pengunjung yang menyebabkan pengunjung harus mencari tempat peristirahatan di bawah pepohonan yang ada di Bukit Cinta. Untuk itu perlu disediakan tempat peristirahatan seperti gazebo di beberapa titik untuk memudahkan pengunjung saat beristirahat.
4.3 PELUANG PENGEMBANGAN KAWASAN Telah
diketahui
bahwa
bukit
cinta
memiliki
beberapa
potensi
untuk
dikembangkan menjadi tempat wisata. Pengembangan kawasan Bukit Cinta sebagai tempat wisata sendiri akan membantu menambah pendapatan daerah dan menguntungkan banyak pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Adapun peluang yang dapat dikembangkan dari potensi-potensi wisata kawasan Bukit Cinta diantaranya dengan menjadikan Kawasan Bukit Cinta sebagai Kawasan Wisata alam mengingat semua potensi wisata yang dimiliki oleh Bukit Cinta, maka dari potensi-potensi tersebut kawasan Bukit Cinta bisa dijadikan kawasan wisata alam. Sebagai kawasan wisata, kawasan Bukit Cinta perlu dibenahi dibeberapa bagian. Hal-hal yang perlu dibenahi antara lain :
Memperbaiki akses jalan menuju bukit cinta untuk memudahkan pengendara kendaraan dan membuat pedestrian di sisi jalan untuk memudahkan pejalan kaki.
24
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
Membuat tempat parkir agar memudahkan para pengunjung memarkir kendaraan.
Membuat tempat peristirahatan berupa gazebo di beberapa titik agar memudahkan pengunjung untuk beristirahat.
Membangun toilet khusus untuk pria dan wanita.
Membangun taman bermain untuk anak-anak.
Menaruh kotak sampah di beberapa titik lokasi Bukit Cinta untuk memudahkan pengunjung membuang sampah serta membantu menjaga kebersihan.
25
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN 1. Kawasan Bukit Cinta memiliki banyak potensi wisata yang jika dikelola secara baik oleh pihak pemerintah dapat menjadi tempat wisata yang menarik dan menguntungkan baik di masa sekarang maupun yang akan datang. 2. Permasalahan utama terhambatnya pengelolaan kawasan Bukit Cinta adalah masalah kepemilikan tanah Bukit Cinta. Hal itu berimbas pada munculnya masalah lain seperti tak ada bangunan yang layak berdiri di kawasan tersebut, dan juga masalah akses dan masalah tindakan kriminal yang kerap terjadi di kawasan Bukit Cinta.
5.2 SARAN Kawasan Bukit Cinta belum layak dikategorikan sebagai tempat wisata yang layak sehingga butuh pemecahan masalah terkait kepemilikan tanah agar tidak menghambat pengelolaan kawasan Bukit cinta seperti untuk melengkapi sarana & prasarana agar menjadi kawasan Bukit Cinta menjadi tempat wisata yang layak & nyaman.
26
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I
DAFTAR PUSTAKA
http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5410017_bab2.pdf
27
Penulisan Karya Ilmiah Kelompok I