ARTIKEL PERMASALAHAN LINGKUNGAN
Kerusakan Lingkungan di Jawa Barat makin masif.
Amat mengganggu
Kepala Badan Pengendali Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar Setiawan Wangsaatmaa membenarkan! pr"blem bir"krasi dan "t"n"mi daerah amat mengganggu kelestarian lingkungan. #"nt"hn$a! Pempr"% Jabar tidak bisa memaksakan target &' persen daerah kawasan hiau dalam pr"gram pr"%insi hiau ika
kabupatenk"ta tidak memiliki k"mitmen atas target pempr"% itu. Peri*inan dan pengaturan lahan sepenuhn$a kewenangan daerah k"takabupaten. Di sinilah letak kesulitann$a! uarn$a. Salah satu +"nt"h kerusakan itu berlangsung di Daerah ,liran Sungai #iliwung dan kawasan lindung B"g"r-Dep"k-Bekasi-Pun+ak-#ianur (B"debekpunur) $ang men$ebabkan banir besar di Bandung dan Jakarta pekan lalu. Kritisn$a hutan dan daerah resapan air di B"debekpunur sebenarn$a sudah diketahui seak lama! $akni akibat menamurn$a lahan permukiman serta bangunan %ila dan h"tel di kawasan B"g"r! Pun+ak! dan #ianur. Pr"ses alih fungsi lahan $ang terus-menerus ini praktis tak bisa dikendalikan karena difasilitasi "leh penataan ruang daerah! termasuk en+ana /ata uang Wila$ah (/W) Jabar. Walhi Jabar mengkai! di satu sisi /W Jabar memberikan legitimasi pen$elamatan kawasan lindung dan aminan adan$a pengendalian pembangunan di kawasan B"g"r! Pun+ak! dan #ianur. 0amun! di sisi lain! /W melegitimasi pengembangan kawasan budida$a di Kabupaten B"g"r dengan sekt"r unggulan $ang mengan+am keberlangsungan lingkungan! termasuk di dalamn$a kawasan Pun+ak. Sekt"r unggulan itu meliputi pariwisata! industri manufaktur! perikanan! perdagangan! asa! pertambanga pertambangan! n! agribisnis! agribisnis! dan agr"wis agr"wisata. ata. Jika dirumuska dirumuskan n dengan benar benar!! /W /W Jawa Barat 1223-1213 pasti menga+u pada Peraturan Presiden 0"m"r '& /ahun 1224 tentang Penataan uang B"debekpunur. 0amun! dalam penataan ruang itu ada ketidaksinkr"nan substansi B"punur sebagai kawasan strategis pr"%insi $ang berfungsi sebagai pelindung dengan p"la ruang tidak memastikan adan$a kawasan hiau (lindung)! uar Dadan amdan! Direktur Walhi Jabar. 5alah! Badan Peren+anaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten B"g"r pun berniat men$esuaikan Perda 0" 631224 tentang /W Kabupaten B"g"r 122'-1262. Salah satun$a adalah mengubah status hutan lindung menadi hutan pr"duksi dan permukiman. Hal ini men$esuaikan dengan Perda Pr"%insi Jabar 0" 111262 tentang /W Jabar 1223-1213.
kabupatenk"ta tidak memiliki k"mitmen atas target pempr"% itu. Peri*inan dan pengaturan lahan sepenuhn$a kewenangan daerah k"takabupaten. Di sinilah letak kesulitann$a! uarn$a. Salah satu +"nt"h kerusakan itu berlangsung di Daerah ,liran Sungai #iliwung dan kawasan lindung B"g"r-Dep"k-Bekasi-Pun+ak-#ianur (B"debekpunur) $ang men$ebabkan banir besar di Bandung dan Jakarta pekan lalu. Kritisn$a hutan dan daerah resapan air di B"debekpunur sebenarn$a sudah diketahui seak lama! $akni akibat menamurn$a lahan permukiman serta bangunan %ila dan h"tel di kawasan B"g"r! Pun+ak! dan #ianur. Pr"ses alih fungsi lahan $ang terus-menerus ini praktis tak bisa dikendalikan karena difasilitasi "leh penataan ruang daerah! termasuk en+ana /ata uang Wila$ah (/W) Jabar. Walhi Jabar mengkai! di satu sisi /W Jabar memberikan legitimasi pen$elamatan kawasan lindung dan aminan adan$a pengendalian pembangunan di kawasan B"g"r! Pun+ak! dan #ianur. 0amun! di sisi lain! /W melegitimasi pengembangan kawasan budida$a di Kabupaten B"g"r dengan sekt"r unggulan $ang mengan+am keberlangsungan lingkungan! termasuk di dalamn$a kawasan Pun+ak. Sekt"r unggulan itu meliputi pariwisata! industri manufaktur! perikanan! perdagangan! asa! pertambanga pertambangan! n! agribisnis! agribisnis! dan agr"wis agr"wisata. ata. Jika dirumuska dirumuskan n dengan benar benar!! /W /W Jawa Barat 1223-1213 pasti menga+u pada Peraturan Presiden 0"m"r '& /ahun 1224 tentang Penataan uang B"debekpunur. 0amun! dalam penataan ruang itu ada ketidaksinkr"nan substansi B"punur sebagai kawasan strategis pr"%insi $ang berfungsi sebagai pelindung dengan p"la ruang tidak memastikan adan$a kawasan hiau (lindung)! uar Dadan amdan! Direktur Walhi Jabar. 5alah! Badan Peren+anaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten B"g"r pun berniat men$esuaikan Perda 0" 631224 tentang /W Kabupaten B"g"r 122'-1262. Salah satun$a adalah mengubah status hutan lindung menadi hutan pr"duksi dan permukiman. Hal ini men$esuaikan dengan Perda Pr"%insi Jabar 0" 111262 tentang /W Jabar 1223-1213.
Krisis air
Di kawasan Bandung 7tara! lahan k"nser%asi seluas 84.'&4 hektar sebagian besar uga sudah sudah rusak. rusak. Kawasan Kawasan dengan dengan ketinggian ketinggian 9'2 9'2 meter di di atas permukaan permukaan laut itu telah dikuasai 8'2 i*in pembangunan perumahan! h"tel! rest"ran! dan lain-lain. Padahal! kawasan ini sudah ditetapkan sebagai lahan k"nser%asi melalui Keppres 0" 816332! Kepmen Lingkungan Hidup 0" 8'6334! dan SK :ubernur Jabar 0" 636.66341! dan dikuatkan Perda Pr"%insi Jabar 0" 11228 tentang /W. :uru Besar ;lmu Lingkungan ;nstitut /ekn"l"gi Bandung 5ubiar Purwasasmita men$ebutkan! kawasan ini adalah k"rid"r alam lintasan angin dari arah #ekungan Bandung ke dataran tinggi Lembang. K"rid"r ini berfungsi mendinginkan suhu permukaan bumi K"ta Bandung. 0amun! kini! hal itu tak teradi lagi! karena 92 persen kawasan hutan $ang berfungsi sebagai daerah tangkapan air K"ta Bandung itu telah rusak. BPLHD Jabar dan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan /atar Sunda (DPKL/S) men+atat! selama 82 tahun terakhir wila$ah hutan $ang rusak dan beralih fungsi menadi lahan pertanian (sa$uran) dan lainn$a men+apai 32 persen. Kekeliruan penggunaan lahan uga telah men$isakan 1'2.222 hektar lahan kritis di pegunungan! terutama di Daerah ,liran Sungai #itarum. /idak berfungsi sebagai penangkap air! indeks ketersediaan air baku di Jabar per kapita tahun 1261 rata-rata 44' meter kubik per tahun. ,rtin$a! Jabar sudah sudah terg"l"ng terg"l"ng langka langka air! air! sebab sebab kebutuhan kebutuhan air air $ang ideal ideal paling paling tidak 1.222 meter kubik per kapita. Lingkungan pegunungan dengan &2 daerah aliran sungai di Jawa Barat han$a mampu men$ediakan air bagi 62 uta iwa. Padahal! Jabar uga men$ediakan air bagi sekitar 42 persen warga DK; Jakarta. Kini! penduduk Jabar sekitar &&! 1 uta iwa dan menempati 8!9 uta hektar lahan. Karena itu! Jabar saat ini seperti akuarium berisi ikan $ang melampaui kapasitasn$a! uar praktisi lingkungan dari DPKL/S! Supardi"n" S"birin. Dari luasan hutan Jabar! terdapat 681.642 hektar hutan k"nser%asi! 136.82< hektar hutan lindung! dan 838.669 hektar hutan pr"duksi. 0amun! 62 tahun terakhir! k"ndisi hutan ini makin kritis. Pempr"% Jabar perlu menekan pemerintah k"takabupaten agar mere%isi /W dengan &' persen kawasan lindung.
Pendekatan dalam perbaikan lingkungan perlu diubah dengan pendekatan partisipatif! uar S"birin. Kabut ,sap sudah Darurat J,K,/,! K=5P,S > Kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan $ang men$elimuti seumlah wila$ah di Sumatera dan Kalimantan sudah masuk kateg"ri darurat karena mengganggu kehidupan mas$arakat. K"ndisi ini mendesak untuk ditanggulangi lembaga lintas sekt"ral. ,0/,,=0? 57H,5,0 5ahasiswa 7ni%ersitas 5uhammadi$ah iau membentangkan p"ster di depan patung Selamat Datang $ang dipasangi masker pelindung pernapasan saat menggelar aksi peduli ben+ana kabut asap di Pekanbaru! iau! Jumat (&3). Kabut asap
$ang men$elimuti Sumatera telah mengganggu akti%itas mas$arakat!
bisnis! dan penerbangan. Sampai Jumat (&3)! Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan men+atat ada 6'< titik panas sumber kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. Dari 6'< titik tersebut! 3' titik di Sumatera dan <6 titik di Kalimantan.Kabut asap pekat terutama men$elimuti wila$ah Sumatera Selatan! Jambi! iau! Kalimantan Barat! Kalimantan /engah! dan Kalimantan Selatan. Kabut asap uga men$ebar ke seumlah daerah di sekitar enam pr"%insi tersebut. Di Sumatera! kabut asap men$elimuti 42 persen wila$ahn$a. Paling tidak seban$ak 1'!< uta iwa terpapar asap! $aitu 11!< uta iwa di Sumatera dan 8 uta iwa di Kalimantan. Dalam rapat terbatas tentang kabut asap di Kant"r Presiden! Jakarta! Jumat! Presiden J"k" Wid"d" memerintahkan semua pihak terkait menanggulangi kabut asap tersebut. Penanganan kabut asap se+ara nasi"nal di bawah
k""rdinasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. apat terbatas $ang dipimpin Presiden J"k" Wid"d" itu dihadiri Panglima /0; Jenderal :at"t 0urmant$"! Kepala P"lri Jenderal (P"l) Badr"din Haiti! 5enteri Dalam 0egeri /ah" Kum"l"! Kepala Badan 0asi"nal Penanggulangan Ben+ana (B0PB) S$amsul 5aarif! 5enteri @nergi dan Sumber Da$a 5ineral Sudirman Said! serta Sekretaris Jenderal Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendr"$"n".APresiden meminta kepala daerah agar tidak ragu-ragu men$atakan darurat asap. Ben+ana ini bukan ben+ana kebakaran hutan! tetapi ben+ana darurat asap!A kata Kepala B0PB S$amsul 5aarif di Kant"r Presiden. 5eski k"ndisi kabut asap sudah masuk kateg"ri darurat! pemerintah daerahlah $ang berhak menetapkan wila$ahn$a masuk k"ndisi darurat asap. 0amun! seumlah pr"%insi masih menetapkan wila$ahn$a siaga ben+ana asap! belum tanggap darurat asap seperti di iau dan Kalimantan Barat. S$amsul mengatakan! penanganan kabut asap akan dilakukan se+ara intensif! salah satun$a dengan membuka p"sk" penanganan kabut asap di enam pr"%insi di Sumatera dan Kalimantan tersebut. Keberadaan p"sk" itu untuk menguatkan penanganan kabut asap di lapangan $ang selama ini sudah beralan. Presiden menugaskan Panglima /0; membantu mengerahkan upa$a tambahan pesawat /0; dan pers"neln$a. 7ntuk kementerian dan lembaga terkait! Presiden meminta untuk berk"nsentrasi dan mengerahkan pr"gram kera pemerintah ke pr"%insi terdampak. Dalam angka pendek! pemerintah memanfaatkan huan buatan! pemadaman dari udara dan dari darat. Seumlah pesawat dikerahkan untuk memadamkan kebakaran lahan di iau! Sumsel! Kalbar! Kalteng! Kalsel! serta di Jambi. 0amun! pemadaman dari udara tidak bisa dilakukan selama penerbangan uga terganggu akibat kabut asap. Huan buatan uga belum bisa dilakukan karena belum ada awan $ang berp"tensi huan.
Sumberdaya Lahan
P"k"k permasalahan teradin$a degradasi sumberda$a lahan adalah karena ink"nsistensi atau ketidak sesuaian antara penggunaan lahan dan ruang $ang ada dengan arahan $ang diperintahkan pada en+ana /ata uang Wila$ah (/W). Sekitar 88 lahan tidak digunakan sesuai dengan arahan tata guna tanah dalam en+ana /ata uang bahkan selama lima tahun terakhir telah teradi pen$impangan terhadap pemanfaatan kawasan lindung sekitar 61!3 . K"ndisi terbesar dari pen$impangan tersebut terutama disebabkan adan$a alih fungsi pada kawasan hutan dan kawasan resapan air. Dari tahun 633& sampai 1222! hutan lindung berkurang sekitar 62<.4'6 ha (1&)! sementara hutan pr"duksi berkurang sekitar 682.'43 ha (86 ). Pesawahan dalam peri"de ini telah diubah menadi lahan bukan pesawahan seluas kurang lebih 6<'.328 ha (69). :eala ini bisa menurunkan da$a dukung lingkungan wila$ah Jawa Barat (Perda 0". 11222C P"la Dasar Pembangunan Jawa Barat 1226-1229). Dalam peri"de 633& hingga 1226 telah teradi perubahan tata guna tanah $ang +ukup besar! $aitu berkurangn$a hutan primer seban$ak 1&! hutan sekunder dan semak belukar 69. Pemukiman! kawasan industri! perkebunan dan kebun +ampuran meluas masing-masing seban$ak 88! 16! 11 dan 13 hingga tingkat er"si di wila$ah Jawa Barat telah men+apai 81.386.2<6 t"n per tahun. Wila$ah hutan $ang sebelumn$a 936.'96 ha (11 daratan Jawa Barat) tern$ata penutupan %egetasi hutann$a han$alah 3 atau sekitar 818.421 ha pada tahun 1222. Kerusakan keseluruhan wila$ah hutan Jawa Barat diperkirakan akan teradi dalam waktu dekat apabila tidak dilakukan tindakan-tindakan $ang memadai (BPLHD Jawa Barat! 1221). K"n%ersi lahan dari hutan alarm menadi area $ang rendah penutupan %egetasin$a telah teradi beberapa dekade di kawasan B"pun+ur dan Dep"k. Pembangunan %illa dan perumahan di kawasan Pun+ak $ang selama ini teradi sudah melebihi aturan $ang
ditentukan $aitu 63.'22 Ha untuk lahan permukiman perk"taan dan untuk hutan lindung 63.&9' Ha (Keppres 0".66& /ahun 6333). Pada ken$ataann$a kawasan k"ta dan pemukiman menadi 12.'22 Ha. Selain itu teradi perubahan penggunaan lahan di D,S #iliwung $ang mengalami peningkatan luasan lahan budida$a dari 8.9<6 Ha (tahun 6332) menadi 68.9<2 Ha (tahun 1222). Sementara itu %"lume banir peri"dik 1' tahunan pun mengalami peningkatan dari 882 m8detik pada tahun 6398 menadi 9&2 m8detik pada tahun 1222. Balai LK/ Wila$ah ; melap"rkan bahwa luas lahan kritis di Jawa Barat +enderung meningkat! terutama $ang berada di luar kawasan hutan. Sampai tahun 6333 ada tiga kabupaten $ang memiliki luas lahan kritis terbesar! $aitu C Kabupaten Bandung seluas 8<.<34 ha! #ianur seluas &&.24& ha! dan :arut seluas 88.3&' ha. Dinas Kehutanan Pr"pinsi Jawa Barat (122&) melap"rkan bahwa luas lahan kritis di D,S #itarum Hulu sudah men+apai 6'2.222 ha! #imanuk Hulu seluas 1&.222 ha! #itandu$ sekitar <&.222 ha dan lebih dari 3222 ha lahan kritis di D,S #iliwung Hulu. ,dan$a lahan-lahan kritis umumn$a disebabkan "leh adan$a kegiatan $ang se+ara langsung men$ebabkan rusakn$a da$a dukung tanahlahan antara lain pemanfaatan lereng bukit $ang tidak sesuai dengan kemampuan peruntukann$a! untuk lahan pertanian $ang tidak menerapkan tekn"l"gi k"nser%asi! bahkan tidak sedikit $ang berubah fungsi menadi areal permukiman. Pembangunan infrastruktur di Jawa Barat belum bisa mengikuti se+ara penuh ped"man $ang diberikan dalam en+ana /ata uang dan Wila$ah termasuk transp"rtasi! irigasi! dan k"nser%asi lingkungan. /W tidak mampu mengendalikan peren+anaan regi"nal $ang men+iptakan kesenangan antara satu wila$ah dengan wila$ah lainn$a (en+ana Strategis Jawa Barat 1226-122&). Permasalahan tersebut dapat ditelaah lebih lanut dengan melihat masalah-masalah $ang berkaitan dengan sekt"r dan k"mp"nen lingkungan atau sumberda$a lainn$a. 5isaln$a! dampak dari adan$a lahan kritis $aitu mun+uln$a masalah banir dan tanah l"ngs"r. Di Jawa Barat daerah $ang rawan banir! $aitu Bandung (6.9'2 ha)! 5aalengka
( '82 ha )! ;ndrama$u (6<.<22 ha)! daerah pantai utara Subang ( 61.222 ha)! #ireb"n (&'2 ha)! #iamis (6<.222 ha). Selain dampak adan$a lahan kritis terhadap banir! permasalahan lain $ang sering mun+ul di Jawa Barat $aitu semakin sering teradi ben+ana alam l"ngs"r. Baha$a l"ngs"r di Jawa Barat dapat dikateg"rikan ke dalam dua areal! $aitu di daerah alanprasarana transp"rtasi dan di daerah permukiman penduduk. 2.2..2 Sumberdaya Air
Wila$ah Pr"pinsi Jawa Barat ban$ak diberkahi dengan sumber-sumber air tapi dengan +epatn$a kenaikan permintaan akan air telah mengakibatkan sistem pen$ediaan $ang dibangun tidak lagi seimbang. #urah huan $ang besar (terutama di wila$ah bagian tengah) memberikan aliran air permukaan berlimpah! tapi keragaman aliran menurut musim dan keterbatasan fasilitas pen$impanann$a sumber-sumber air permukaan tidak lagi memadai untuk satu tahun penuh. ,ir tanah uga merupakan sumber penting tapi pengembangann$a dibatasi "leh umlah pengisian kembali sumber air tersebut.
Permintaan air sekarang untuk kebutuhan d"mestik! k"nsumsi industri! dan irigasi pertanian diperkirakan 69!' mil$ar m8 pertahun! dan diperkirakan akan terus naik sekitar satu persen per tahun. Permintaan air irigasi sekitar 42 dari t"tal permintaan air! meskipun angka ini diperkirakan berkurang dalam angka panang! mengingat kebutuhan d"mestik! perk"taan dan industri tumbuh lebih +epat. Kebutuhan ini dipenuhi dari sumber-sumber sepertiC air permukaan dari sungai di wila$ah Pr"pinsi Jawa Barat dan air tanah. Pr"pinsi Jawa Barat memiliki lima satuan wila$ah sungai (SWS) utama. /iga SWS berperan penting dalam hubungann$a dengan perkembangan s"sial-ek"n"miC SWS #isadane-#iliwung $ang dibagi dengan pr"pinsi =K; Jakarta dan Banten! SWS #itarum! dan SWS #imanuk-#isanggarung. Dua SWS lainn$a $aitu SWS #isadea-#imandiri! dan SWS #itandu$-#iwulan.
Keseluruhan wila$ah Jawa Barat memiliki &2 daerah aliran sungai (D,S) ukuran besar dan ke+ilC 11 sungai mengalir ke utara dan 64 ke selatan. Ketersediaan air sepanang musim huan men+apai kira-kira 46!& mil$ar m8 tahun dan turun menadi 4!6 mil$ar m8 pada musim kering! sedangkan permintaan air untuk kebutuhan d"mestik! pertanian! dan industri tetap sama pada 69 mil$ar m8 tahun. Sebagai k"nsekuensin$a! adan$a pas"kan air $ang tinggi pada musim basah dan kurang pada musim kering. Disamping itu! kualitas air pada musim kering umumn$a kurang baik karena terk"ntaminasi berat "leh baik sumber-sumber d"mestik maupun industri. Semua sungai di Jawa Barat dan wila$ah-wila$ah perk"taan B"g"r! Dep"k! Bekasi! Bandung dan #ireb"n tidak +"+"k untuk pemakaian langsung. Sungai-sungain$a sangat k"t"r terutama di bagian hilir sehingga tidak bisa digunakan untuk berbagai kehidupan. Di wila$ah-wila$ah pedesaan Jawa Barat ban$ak aliran dan sungai $ang tidak +"+"k untuk pemakaian langsung "leh manusia dan air dari sumber-sumber lainn$a perlu dimasak dulu sebelum digunakan. Keban$akan k"ntaminasi sungai tersebut berasal dari limbah d"mestik $ang langsung masuk ke sungai. ,liran air dari sungai #itarum $ang masuk ke waduk Saguling dengan tingkat pen+emaran berat men$ebabkan ben+ana kematian ikan besar-besaran di danau tersebut. Keban$akan airtanah dangkal telah ter+emar sehingga melewati standar air minum dan perlu dimasak terlebih dahulu. ,irtanah dalam uga telah diekspl"itasi se+ara berlebihan! dan telah mengalami deplesi sehingga muka air tanah (water table) dari tahun ke tahun terus menurun. P"tensi airtanah se+ara kuantitatif untuk seluruh Jawa Barat belum terinf"rmasikan se+ara elas! namun dari segi pemanfaatan $ang ada saat ini menunukkan sekitar <2 industri mengandalkan sumber airtanah sebagai satusatun$a sumber air alternatif! terutama pada daerah +ekungan Bandung (3')! B"g"r dan #ireb"n. Dari beberapa hasil penelitian $ang dilaksanakan "leh Direkt"rat :e"l"gi /ata Lingkungan! tern$ata untuk #ekungan Bandung dan B"tabek sudah tidak dimungkinkan lagi adan$a pemanfaatan airtanah untuk industri! ke+uali untuk rumah tangga. Pemanfaatan airtanah untuk keperluan irigasi di Jawa Barat diarahkan han$a pada daerah $ang tidak mempun$ai p"tensi sumberda$a air permukaan dan p"tensial untuk dikembangkan usaha pertanian terutama pertanian $ang tidak ban$ak
memerlukan air.
;ntrusi air laut telah +ukup auh ke arah daratan! terutama di wila$ah pesisir Pantai 7tara Jawa Barat. ;ntrusi air laut men+apai lebih dari 6222 m ke daratan ada di Kabupaten ;ndrama$u! Subang! Karawang! Bekasi dan #ireb"n. 2.2..! Sumberdaya Hutan
5enurut Dinas Kehutanan Pr"pinsi Jawa Barat! luas kawasan hutan di Jawa Barat adalah sekitar 936.'63 ha atau 11 dari t"tal areal Jawa Barat. Seperti dilap"rkan "leh kant"r ini! areal hutan merupakan kawasan hutan! sedangkan areal hutan $ang n$ata (+adangan hutan $ang ada) kurang dari 3 t"tal wila$ah Jawa Barat. ,real hutan pr"duksi sekitar &91.828 ha! hutan lindung 128.62< ha! dan hutan k"nser%asi adalah sekitar 66<.662 ha. 5enurut Perum Perhutani! areal hutan pr"duksi sekitar &89.<<' ha! hutan lindung 196.391 ha! dan hutan k"nser%asi sekitar 124.1<9 ha dengan t"tal areal hutan sekitar 369.32& ha (Perum Perhutani! 6333). 5enurut Bagian Kehutanan (1226)! areal hutan pr"duksi adalah sekitar &<'.329! hutan lindung 162.684 ha! dan hutan k"nser%asi 624.29& ha. Sedangkan menurut Badan K"nser%asi Sumber Da$a ,lam (BKSD,) Pr"pinsi Jawa Barat (1226)! t"tal areal hutan negara adalah 936.9&4 ha $ang auh lebih ke+il dari t"tal areal hutan menurut BPLHD Jawa Barat (1222)! 6.21&.234 ha. Data $ang tersedia tentang areal hutan Jawa Barat berma+am-ma+am bergantung dari mana data itu didapat. Salah satu masalah lingkungan paling serius di Jawa Barat adalah penurunan luas hutan. Penurunan hutan $ang sebagian besar terletak di bagian hulu D,S! memiliki k"nsekuensi lingkungan $ang luas dan sangat besar. Banir dalam peri"de musim huan dan kekurangan air pada musim kemarau +enderung meningkat pada lima tahun terakhir. 5asalah-masalah lingkungan terkait lainn$a $aitu tinggin$a sedimentasi sungai dan waduk telah mengakibatkan berkurangn$a pr"duktifitas pertanian dan gangguan terhadap infrastruktur lainn$a se+ara signifikan bagi pembangunan daerah dan nasi"nal. ,ngka sedimentasi $ang tinggi ini ditambah dengan er"si tanah $ang hebat di
daerah-daerah tangkapan air! $ang dalam beberapa kasus disebabkan "leh penurunan luas hutan. ,ngka penurunan hutan $ang tinggi di Jawa Barat sangat serius. Pen$ebab penurunan hutan berma+am-ma+am mulai dari perambahan hutan $ang berkaitan dengan krisis ek"n"mi! tinggin$a kebutuhan akan lahan pertanian! masalah-masalah kelembagaan dalam pengel"laan sumber da$a hutan! hingga ink"nsistensi antara ren+ana tata ruang dan implementasin$a di tingkat lapangan. 5asalah terakhir ini sebagian besar disebabkan karena lemahn$a penegakan hukum. Dalam beberapa tahun terakhir! skala penurunan hutan di Jawa Barat meningkat. Sebagai +"nt"h! pada skala l"kal di KPH Bandung Selatan! perambahan hutan dilap"rkan hingga 6'.'22 ha. ;ni berarti 14 dari keseluruhan areal hutan $ang melibatkan sekitar &6.'22 keluarga (,n"n$m"us! 6333). Hasil-hasil pertanian perkebunan pada lahan hutan disatu sisi memberikan keuntungan ek"n"mi buat petani dalam angka pendek. /api pada sisi lain! hal ini akan mengurangi pr"duksi hutan dan merusak la$anan-la$anan lingkungan lainn$a termasuk stabilisasi tanah dan air! iklim mikr"! dan mer"s"tn$a karb"n. K"nflik antara kepentingankepentingan ek"n"mi dan ek"l"gi ini perlu ditangani se+ara tepat sehingga keberadaan sumberda$a hutan $ang tersisa dapat tetap terpelihara. Disamping masalah perambahan hutan! penurunan luas hutan uga dapat diamati dari fakta bahwa dari sekitar 11 areal hutan milik negara! tutupan hutan aktual kurang dari 3. ;ni merupakan indikasi $ang elas dari suatu k"mbinasi tekanan umlah penduduk! ink"nsistensi dalam ren+ana tata ruang dan rendahn$a penegakan hukum. Dari perspektif $ang lebih luas! status buruk k"ndisi lingkungan Jawa Barat ini dit"pang "leh meningkatn$a umlah D,S kritis di Jawa Barat. Dari sekitar &2 sub-D,S $ang dikenal! 6' sub-D,S (84) ditemukan dalam k"ndisi super kritis! dan karenan$a perlu diberikan pri"ritas tinggi untuk perbaikann$a. Penurunan hutan $ang disebabkan "leh kebakaran hutan! perambahan hutan! penambangan liar! dan permukiman liar di areal hutan diper+a$a sebagai pen$ebab utama menurunn$a areal hutan (+adangan tetap) dari sekitar 11 dari keseluruhan Jawa Barat) menadi kurang dari 3. Pen$ebab lain $ang ditengarai pada penurunan
hutan di Jawa Barat adalah penebangan ilegal $ang dipi+u "leh pertumbuhan industri ka$u l"kal $ang tidak terkendali. Statistik menunukkan bahwa industri-industri ka$u di Jawa Barat memerlukan sekitar 1!' uta m8 per tahun untuk bahan bakun$a. ,kan tetapi! pr"duksi ka$u legal dari Perum Perhutani han$a antara 822.222 - '22.222 m8 per tahun. Ketidak-seimbangan antara permintaan dan pemenuhan ka$u membuat penebangan-penebangan liar menadi lebih kentara. =leh karena itu! sekitar lebih dari satu uta m8 ka$u per tahun di+urigai berasal dari penebangan liar baik di dalam dan di luar Jawa Barat. ;ni merupakan tantangan besar bagi pengel"laan hutan berkelanutan di Jawa Barat. 2.2.." Masa#ah $ertanian
Selama lima tahun terakhir telah teradi pengurangan atau alih fungsi lahan sawah di Jawa Barat sebesar <1.48& Ha! $aitu dari luas sawah 39<.4<3 Ha pada tahun 6339 berkurang menadi 446.<89 Ha pada tahun 1221. Perubahan terbesar teradi di Kabupaten Bandung sebesar 84.6'3 Ha! $aitu dari luas sawah <&.6&9 Ha pada tahun 6339 berkurang menadi 1'.344 Ha pada tahun 1221. Sebalikn$a pertanian lahan kering selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir telah teradi penambahan luasan lahan kering atau alih fungsi ke lahan kering di Jawa Barat sebesar 42&.&23 Ha! dari luas lahan kering 6.946.323 Ha pada tahun 6331 bertambah menadi 1.'4<.864 Ha pada tahun 1221. Perubahan terbesar teradi di Kabupaten :arut sebesar 32.8&9 Ha! dari luas lahan kering 6'&.'6& Ha pada tahun 6331 bertambah menadi 1&&.4<6 Ha pada tahun 1221. Pembangunan pertanian pada saat ini khususn$a tanaman pangan dan h"rtikultura diarahkan pada pen$ediaan bahan pangan beras. Sumbangan sekt"r pertanian terhadap perek"n"mian Jawa Barat tahun 6333 sebesar 6!'3 (0KLD! 1222). Pr"duksi padi men+apai 62.8&2.<4< t"n :K:! atau men+apai 33!96 dari sasaran sebesar 62.892.&8< t"n! dan meningkat '.'9 dari tahun 6334 $ang men+apai 3.93'.<84 t"n :K: (0KLD! 1222).
Selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir telah teradi penurunan luasan panen padi
di pr"pinsi Jawa Barat sebesar 1.632.&94 Ha dengan t"tal penurunan pr"duksi sebesar 3.661.&19 /"n padi dari luas panen padi sebesar &.621.<&2 Ha dengan t"tal pr"duksi sebesar 64.'9&.932 /"n padi pada tahun 6331 berkurang menadi luas panen padi sebesar 6.361.6<1 Ha dengan t"tal pr"duksi sebesar 3.&<1.8<8 /"n padi pada tahun 1221. Pengurangan luasan panen padi tertinggi teradi di Kabupaten #ireb"n sebesar &43.628 Ha dari luas panen padi sebesar '96.12& Ha pada tahun 6331 berkurang menadi 41.626 Ha pada tahun 1221. Penurunan luas panen padi terke+il teradi di Kabupaten Purwakarta sebesar 69.93' Ha dari luas panen padi sebesar <2.&9< Ha pada tahun 6331 menadi &1.<46 Ha pada tahun 1221. Penurunan t"tal pr"duksi padi terbesar teradi di kabupaten ;ndrama$u sebesar 6.289.&<3 /"n padi dari t"tal pr"duksi padi sebesar 1.66&.64& /"n :K: pada tahun 6331 berkurang menadi 6.29<.96' /"n :K: pada tahun 1221. Sedangkan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir uga teradi penurunan rata-rata pr"dukti%itas lahan sawah di Pr"pinsi Jawa Barat sebesar 2!9'' /"nHa! dari pr"dukti%itas sebesar &!68' /"nHa pada tahun 6331 menurun menadi 8!842 /"nHa pada tahun 1221. Penurunan pr"dukti%itas terbesar teradi di Kabupaten Karawang sebesar 6!61 /"nHa dari pr"dukti%itas &!<84 /"nHa pada tahun 6331 turun menadi 8!'64 /"nHa pada tahun 1221. Penurunan pr"dukti%itas lahan terke+il teradi di Kabupaten #ireb"n sebesar 2!&'' /"nHa. Penurunan luas areal panen padi! t"tal pr"duksi maupun pr"dukti%itas tersebut disebabkan karena adan$a kekeringan pada lahan sawah sehingga ban$ak areal $ang pus". 5akin meningkatn$a kesadaran mas$arakat terhadap gi*i berimplikasi terhadap meningkatn$a permintaan akan pr"duk h"rtikultura baik segar maupun "lahan sehingga meningkatkan keinginan petani untuk meningkatkan usaha dalam bidang h"rtikurtura. Pr"duksi sa$ur-sa$uran men+apai 8.349.4&< t"n. atau men+apai 614.88 dari sasaran 1.&2<.61< t"n! dan meningkat 14!62 dari pr"duksi 6334 sebesar 1.&62.'<4 t"n.
Pr"duksi buah-buahan men+apai 1.82&.61< t"n dan meningkat &2.99 dari pr"duksi tahun 6334 sebesar 6.<8<.991 t"n (0KLD! 1222). Selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir telah teradi penurunan luasan panen sa$ur-sa$uran di Pr"pinsi Jawa Barat sebesar 62.2<3 Ha! dari luas panen sa$ursa$uran sebesar 698.1'9 Ha pada tahun 6331 berkurang menadi 6<8.644 Ha pada tahun 1221. Pengurangan luasan panen sa$ur-sa$uran tertinggi teradi di Kabupaten #ianur sebesar <.&98 Ha dari luas panen sa$ur-sa$uran sebesar 16.1'6 Ha pada tahun 6331 berkurang menadi 6&.994 Ha pada tahun 1221. /etapi di kabupaten lainn$a ustru teradi kenaikan luas panen sa$uran tertinggi teradi di Kabupaten Bandung sebesar 9.48' Ha dari luas panen sa$uran sebesar 8'.<13 Ha pada tahun 6331 menadi &8.&<& Ha pada tahun 1221.
Seperti pada kasus sumberda$a hutan! k"ndisi pertanian lahan basah (sawah) di Jawa Barat uga menunukkan indikasi penurunan. 7mumn$a! masalah-masalah $ang berkaitan dengan pertanian tersebut men$angkut penurunan se+ara signifikan kapasitas air irigasi $ang disebabkan meningkatn$a sedimentasi pada saluran-saluran irigasi dan kerusakan $ang tinggi pada infrastruktur irigasi ('& dari keseluruhan infrastruktur irigasi). /inggin$a er"si tanah pada D,S dan tinggin$a pengangkutan sedimen mengakibatkan pendangkalan pada saluran dan waduk. Disamping itu uga teradin$a inefisiensi penggunaan sumber air karena keb"+"ran dan salah-pilih tanaman pertanian (kebutuhan tinggi terhadap air). /erbatasn$a sumber air permukaan maupun sumber air tanah untuk memenuhi kebutuhan pertanian uga mengakibatkan penurunan pr"dukti%itas lahan pertanian tersebut. ;ni sebagian besar disebabkan "leh perubahan iklim gl"bal dan regi"nal serta permintaan $ang tinggi terhadap air untuk kebutuhan n"n-pertanian. 2.2..% Masa#ah &egiatan $ertambangan
Penambangan bahan galian E#E men+akup pengerukan! penggalian atau penambangan material $ang tidak termasuk material strategis. Bahan galian E#E termasuk pasir! kerikil! tanah liat! tanah! batu kapur dan batu $ang digunakan sebagai bahan mentah untuk
kebutuhan industri dan k"nstruksi. @ndapan tanah liat! pasir dan kerikil ditemukan di dataran-dataran rendah dan sungaiF batu keras (basal! andesit! dasit) untuk agregat ditemukan di wila$ah-wila$ah berbukit dan pegunungan. Pengadaan bahan galian E#E sangat penting untuk mendukung pembangunan fisik wila$ah di Jawa Barat dan Jakarta. /ingkat ke+epatan ekspl"itasi dan penggunaan material ini telah mengakibatkan beberapa permasalahan lingkungan dimana belum ada ketaatan akan praktek-praktek pengel"laan $ang biak dan kurangn$a rehabilitasi pas+a penambangan. Kerusakan lingkungan karena penambangan! pengedukan dan pengerukan bahan galian E#E sebagian besar diakibatkan dari kurang mempertimbangkan masalah-masalah lingkungan dalam peren+anaan! peng"perasian dan perbaikan pas+a penambangan. Kerusakan lingkungan dapat diakibatkan "leh "perasi ke+il! besar dan mekanisasi atau "leh dampak kumulatif dari "perasi-"perasi ke+il. Dampak-dampak lingkungann$a meliputiC (i) destabilisasi lereng dengan penggalian dinding-dinding tinggi! $ang sering meluas sampai batas wila$ah perumahan! (ii) meningkatn$a baha$a tanah l"ngs"r atau runtuhn$a batuan akibat terp"t"ngn$a lereng +uram $ang terdiri dari batuan lepas dan batuan lapuk! karena +ua+a dan tidak terk"ns"lidasi! (iii) meningkatn$a er"si tanah karena hilangn$a %egetasi penutup! (i%) meningkatn$a kekeruhan dan pendangkalan sel"kan dan sungai karena penggalian tanpa pen$ediaan penampung sedimen! (%) kerusakan daerah resapan air tanah! (%i) semakin menurunn$a permukaan air bawah tanah atau hilangn$a air tanah karena terp"t"ngn$a akuifer! (%ii) p"lusi debu dan suara dari alan-alan pengangkutan serta kerusakan %egetasi dan tanaman. /anpa perbaikan $ang tepat pada pas+a penambangan! tataguna tanah menadi tidak serasi lagi dengan areal sekitarn$a. Pada dataran rendah di B"g"r dan Bekasi sebagai +"nt"h! ban$ak lubang-lubang dalam $ang ditinggalkan perusahaan-perusahaan. penggalian! perusakan bentang lahan! timbuln$a daerah-daerah genangan $ang dengan limpahan air $ang mandek dan meninggalkan lereng +uram $ang berbaha$a. Di daerah perbukitan dan pegunungan t"p"grafi bisa lebih rendah dan lereng $ang landai
menadi lebih +uram! $ang mengan+am stabilitas sisi-sisi bukit! $ang pada gilirann$a mengan+am pemukiman manusia dan pertanian. :angguan kelebihan beban dan tanah atas dapat mengakibatkan hilangn$a struktur tanah! stabilitas dan resistensi er"si $ang membuat areal $ang EdiperbaikiE menadi lebih tidak pr"duktif dari set
K=5P,S;5, /,5B70,0 Merugi&an
Kebakaran lahan dan kabut asap telah mengganggu kehidupan mas$arakat. Kerugian akibat kebakaran lahan serta kabut asap diperkirakan miliaran rupiah.
Sebagai gambaran! Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menaksir kerugian akibat kerusakan lingkungan pada kebakaran hutan dan lahan 126& di salah satu lahan perusahaan hutan tanaman industri seluas 12.222 hektar di =gan K"mering ;lir sekitar p 9!3 triliun. Jambi! misaln$a! tahun ini mengalami kerugian lebih dari p 912 miliar. Kerugian tersebut mulai dari sisi kerusakan lingkungan! terhambatn$a kegiatan ek"n"mi! hingga terganggun$a kesehatan warga. ,kibat kebakaran! ribuan hektar hutan dan lahan rusak. Satwa $ang menghuni kawasan $ang terbakar uga teran+am mati. Di bidang ek"n"mi! kabut asap terutama mengganggu adwal penerbangan. Pengusaha ternak sapi dan kerbau di Palembang! Sumsel! ,de :ita Pramadianta! mengatakan! satu pertemuan terkait usahan$a tertunda beberapa hari akibat pesawat $ang membawa k"legan$a batal terbang karena kabut asap. A;ni pertemuan usaha untuk membahas kegiatan senilai sekitar p 6 miliar!A katan$a di Palembang! Jumat. 5as$arakat ;nd"nesia mesti menghadapi kabut asap $ang sudah hampir satu bulan men$elimuti seumlah k"ta. 5usim kemarau panang membuat kabut asap semakin parah. ,kibatn$a seumlah sek"lah pun terpaksa diliburkan demi menaga kesehatan para siswa. /idak han$a itu.. asap tebal uga mulai men$erang saluran pernapasan ba$i dan anak anak. apat K""rdinasi Pemimpin Daerah di Pulau 0ias dengan Pelaksana /ugas :ubernur Sumut di 5edan! Jumat! uga batal karena pesawat :aruda 5edan:unungsit"li-5edan batal terbang akibat kabut asap. Para pengusaha bahkan membatalkan penerbangann$a ke luar daerah demi keselamatan penerbangan. Pengamat ek"n"mi 7ni%ersitas Batanghari! Jambi! Pantun Bukit! mengatakan! p"tensi ek"n"mi $ang hilang auh lebih besar dibandingkan nilai kerugian. Dia men+"nt"hkan tingkat hunian h"tel dan penginapan menurun drastis selama dua pekan terakhir seak Jambi diselimuti kabut asap. ata-rata tingkat hunian h"tel <2 persen per bulan! tetapi seak terganggun$a akti%itas penerbangan akibat asap! tingkat hunian uga anl"k. AKini menadi 82 persen saa tingkat "kupansin$a!A kata Pantun. P"tensi lain $ang hilang antara lain transaksi belana wisatawan! asa kendaraan sewa! dan ekspedisi barang
antardaerah $ang nilain$a diperkirakan p ' miliar per hari. Sekt"r perdagangan lebih terdampak. Pantun men+"nt"hkan! transaksi <22 kil"gram udang ketak per hari dari nela$an /anung Jabung Barat untuk memas"k kebutuhan rest"ran di Jakarta bernilai p 422 uta per hari saat ini hilang. Biasan$a udang dikirim menggunakan pesawat! tetapi pengiriman dihentikan sementara akibat kabut asap. A;tu baru dihitung dari bisnis udang! belum lagi perdagangan lainn$a!A uarn$a. Kabut asap uga men$ebabkan kesehatan mas$arakat terganggu karena kualitas udara menurun. Jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut di beberapa daerah $ang diselimuti kabut asap meningkat. (/;5 K=5P,S) K=5P,SP;?=5B=D= Penumpang tuuan Pekanbaru mengembalikan tiket karena tidak ada kepastian adwal penerbangan di gerai salah satu maskapai penerbangan di Bandar 7dara ;nternasi"nal S"ekarn"-Hatta! Jakarta! Jumat (&3). Kabut asap $ang membuat arak pandang terbatas telah melumpuhkan penerbangan dari dan menuu Bandar 7dara Sultan S$arif Kasim ;;! Pekanbaru! iau.
Permasa#ahan Pen'emaran air (a)a *arat
Khusus untuk K"ta Bandung saat ini telah tersedia instalasi peng"lahan tina se+ara terpusat dengan sistem perpipaan! namun sampai dengan tahun 1221 berdasarkan data dari Di%isi ,ir K"t"r PD,5 K"ta Bandung men$ebutkan bahwa k"nsumen $ang mendapat pela$anan sistem perpipaan baru men+apai 12 dari penduduk k"ta! sedangkan sisan$a melalui pen$ed"tan septi+ tanks "leh Dinas Kebersihan K"ta. Hampir seluruh k"takabupaten telah memiliki fasilitas ;nstalasi Peng"lahan Lumpur /ina (;PL/) namun tidak ber"perasi se+ara "ptimum dan tina $ang di"lah rata-rata baru men+apai ' dari lau timbulan tina $ang ada. Bahkan! meskipun lumpur tina dari tangki septik telah dikumpulkandised"t! sebagian besar lumpur tina tersebut dibuang langsung ke sungai dan kanal-kanal tanpa mengindahkan pr"sedur pembuangan limbah $ang semestin$a. Perlu dikemukakan! bahwa sangat sedikit tangki septik $ang diran+ang dan dibangun menurut pers$aratan $ang ditentukan "leh dinas kesehatan! atau keban$akan tidak dipelihara dengan baik. Sebagai akibatn$a! telah ban$ak $ang menimbulkan k"ntaminasi terhadap airtanah. Pada keban$akan rumah tangga $ang kebutuhan airn$a tergantung dari sumur-sumur dangkal! baha$a k"ntaminasi tersebut +ukup besar dan menadi sumber timbuln$a berbagai pen$akit dengan perantara air. Di daerah perk"taan $ang berkembang dengan semakin meluasn$a kawasan kumuh! limbah +air dari rumahtangga khususn$a $ang tinggal di daerah bantaran sungai dibuang langsung ke sungai atau sel"kan-sel"kan! ke dalam bal"ng-bal"ng atau langsung dibuang begitu saa ke lahan-lahan k"s"ng. K"ntaminasi Pas"kan ,ir Sistem pemas"kan air dengan pipa tidak lagi memadai karena tingkat kerusakan perpipaann$a $ang kurang terpelihara. /ekanan air $ang rendah berisik" terk"ntaminasi "leh rembesan airtanah! akibatn$a baik pas"kan air dari perusahaan air bersih maupun dari pen$adapan airtanah dangkal belumlah aman terhadap kesehatan manusia! selagi air tersebut tidak dimasak dengan sempurna. K"ndisi $ang demikian telah mend"r"ng
mas$arakat untuk lebih ban$ak memakai air b"t"l-gal"nan! dan mungkin inilah sebagai alasan menurut +atatan medis di Jawa Barat $ang men$atakan bahwa umlah
penduduk $ang terkena diare semakin menurun. 5eskipun pas"kan air baru pada tingkat air bersih dan bukan air minum! pemas"kann$a pun hingga tahun 1221 baru dapat men+apai &8 k"nsumen di perk"taan dan sekitar 11 k"nsumen di pedesaan Jawa Barat. Limbah $adat dan $ersam$ahan
/imbulan sampah di Jawa Barat dari tahun ke tahun terus meningkat! dengan paradigma pengel"laan kumpul-angkut-buang! men$ebabkan pengalihan permasalahan dari sumber aktifitas perk"taan menadi permasalahan di l"kasi penimbunan akhir. Sampai saat ini hampir seluruh l"kasi penimbunan sampah akhir di Jawa Barat berada pada k"ndisi tidak memadai. Bahkan sistem pengel"laan $ang dialankan "leh lembaga f"rmal pengel"la k"ta! belum menunukkan efektifitas $ang tinggi. Kebersihan k"ta umumn$a di Jawa Barat masih sangat buruk. L"kasi kritis dimana ban$ak ditemukan timbunan sampah $ang dibuang se+ara ilegal "leh mas$arakat adalah salah satun$a di bantaran sungai! akibatn$a teradi pen$umbatan alur sungai dan berisik" teradin$a banir. Dari data statistik tahun 1221! rata-rata han$a sekitar '& seluruh limbah d"mestik $ang terkumpul dan terangkut ke tempat pembuangan akhir. Sisan$a! sekitar 18 dikubur atau dibakar ditempat $ang berp"tensi men+emari udara dan air! 8 dibuang langsung ke sungai dan 16 dibuang ke lahan-lahan k"s"ng! atau dibuang ke sel"kan! kanal-kanal dan sungaisungai ke+il lainn$a. K"mp"sisi limbah padat sebagian besar berasal dari rumah tangga. Data dari K"ta Bandung menunukkan <& rata-rata t"tal limbah padat berasal dari rumah tangga! sementara 19 dari industri. Sembilan persen berasal dari pasar! daerah k"mersial! dan dari sumber-sumber $ang lain! sehingga setiap hari keseluruhann$a men+apai 9.'22m8hari. Sementara itu $ang tertimbun di /P, baru men+apai <2. Ke+enderungan p"la timbulan sampah di Jawa Barat adalah sealan dengan tingkat aktifitas k"ta tersebut. 7mumn$a k"ta-k"ta pusat kegiatan dalam suatu wila$ah andalan! menunukkan angka timbulan tertinggi. Di Wila$ah Bandung a$a timbulan terbesar berasal dari K"ta dan Kabupaten Bandung! $aitu lebih dari '.222 m8hari. Di
Wila$ah B"debek! K"ta B"g"r dan Kab. Bekasi sebagai penimbul sampah terbesar! $aitu lebih dari 1.222 m8hari. Di Wila$ah #ia$umaakuning! timbulan terbesar berasal dari Kab. #ireb"n dan 5aalengka! $aitu lebih dari 6.222 m8hari. Gakt"r penduduk pada dasarn$a sebagai penentu besarn$a timbulan disamping fakt"r aktifitas di dalam k"ta itu sendiri. Sebagai +"nt"h K"ta Bandung dan K"ta B"g"r menimbulkan sampah lebih besar dibandingkan Kabupaten Bandung dan B"g"r $ang berpenduduk lebih tinggi. Hal ini dapat dipastikan bahwa k"ntribusi sampah dari aktifitas k"ta sangat menentukan besar ke+iln$a timbulan sampah. ,dapun k"ta-k"ta $ang memiliki timbulan terke+il $aitu kurang dari 822 m8hari! adalah Kabupaten Subang! Purwakarta dan ;ndrama$u.
Di seluruh Jawa barat hampir 32 lebih /P, di Jawa Barat menerapkan met"da penimbunan "pen dumping. Walaupun sudah diketahui bahwa met"da ini telah menimbulkan pen+emaran lindi terhadap air tanah! namun nampakn$a met"de ini masih menadi pilihan para pengel"la k"ta. ,lasan utama diselenggarakann$a met"de "pen dumping adalah rendahn$a bia$a "perasi $ang harus dikeluarkan! mengingat met"de ini tidak memerlukan perlakuan khusus $ang berdampak pada penambahan bia$a "perasi. 0amun demikian! satu hal $ang luput adalah pen+emaran $ang teradi tidak pernah diperhitungkan sebagai bia$a $ang seharusn$a ditanggung "leh pemerintah. Disebutn$a "perasi +"ntr"lled landfill dan sanitar$ landfill sebagai met"de $ang diterapkan pada sebuah /P,! sesungguhn$a perlu di+ermati. Ban$ak k"ta $ang telah meren+anakan pelaksanaan met"da tersebut! namun dalam pelaksanaann$a ban$ak ditemui /P, $ang han$a di"perasikan "leh se"rang s"pir buld"*er! atau han$a mengandalkan s"pir truk sampah untuk menuang sampahn$a. Jarang ditemukan adan$a peren+anaan penimbunan $ang sistematis agar /P, dapat berfungsi dengan baik dan tidak mengganggu lingkungan. K"ntr"l terhadap "perasi penimbunan sampah di /P, seluruh Jawa Barat masih sangat lemah. /idak arang diumpai bahwa suatu /P, sampah k"ta uga menerima buangan industri atau bahkan terg"l"ng limbah B8 misaln$a limbah infe+tiu"us dari aktifitas
rumah sakit. Hal ini tentun$a akan mendatangkan dampak $ang tidak diinginkan. 7mumn$a teradi di Jawa Barat bahwa /P, $ang telah dipersiapkan untuk di"perasikan dengan met"de sanitar$ landfill akhirn$a berubah menadi "pen dumping. Gakt"r pen$ebab utama adalah kurangn$a k"nsistensi pihak pengel"la mengetrapkan aturan-aturan $ang telah ditetapkan dalam peren+anaan. /P, tersebut akhirn$a akan menadi semrawut! bau! berasap dan lindin$a men$ebar ke segala arah. Pen+emaran air tanah dan air pemukaan sekitar /P, "leh lindi! merupakan masalah $ang paling serius! disamping masalah lain $ang ditimbulkan dari pelaksanaan "pen dumping di /P,! seperti masalah bau! masalah gas bi" $aitu gas methana $ang disebabkan karena tidak adan$a upa$a penangkapan gas tersebut! masalah pen+emaran udara karena kebakaran dan asap $ang teradi se+ara alarm di dalam timbunan sampah $ang tidak ditutup! serta masalah sanitasi lingkungan $ang menurun akibat kehadiran %ekt"r pen$akit berupa lalat di atas timbunan sampah terbuka. Permasalahan kualitas udara Data pemantauan kualitas udara dari pengamatan se+ara berkala $ang dapat digunakan untuk melihat ke+enderungan peningkatan atau penurunann$a di k"ta-k"ta di Jawa Barat masih sangat terbatas. Data-data dari stasiun pemantau "t"matis digunakan untuk menghitung ;ndeks Standar Pen+emar 7dara (;SP7). Berdasarkan nilai ;SP7 $ang diper"leh! parameter P5i2 dan 28 sering ditemukan menadi parameter kritis. Parameter kritis adalah parameter $ang men$ebabkan dampak buruk terbesar terhadap kualitas udara.
Pada tahun 1228! data ;SP7 menunukan di K"ta Bandung han$a terdapat '' hari $ang terg"l"ng sehat (Pikiran ak$at! 61 5aret 122&). Berdasarkan data seak akhir tahun 1222! umlah hari tidak sehat mempun$ai ke+enderungan meningkat dari tahun-ke tahun. Dengan adan$a peralatan m"bile m"nit"ring pemantauan kampan$e mulai dilakukan di k"ta-k"ta lain di Jawa Barat! seperti B"g"r! #ianur! Dep"k! Karawang dan #ireb"n. Hasil pemantauan se+ara kampan$e tersebut uga menunukan ke+enderungan $ang
sama dengan $ang diper"leh di K"ta Bandung! $aitu p"la fluktuasi pen+emar $ang dipengaruhi "leh intensitas kendaraan berm"t"r. Di samping pengukuran udara ambien! seak tahun 1226 di K"ta Bandung uga dilakukan ui emisi kendaraan berm"t"r dan kualitas udara ambien di alan-alan ra$a. Hasil pemantauan emisi kendaraan berm"t"r terkini $ang dilakukan "leh BPLH K"d$a Bandung (122&) menunukan terdapat lebih dari &2 kendaraan berm"t"r dengan bahan bakar bensin dan diesel $ang tidak memenuhi pers$aratan Baku 5utu @misi Sumber Bergerak (Kepmen LH 68633'). Walaupun emisi kendaraan berm"t"r umumn$a merupakan k"ntribut"r $ang d"minan terhadap pen+emaran udara! di k"tak"ta tertentu terdapat sumber-sumber pen+emar lain $ang uga patut mendapat perhatian. Di /P, Bantargebang pen+emar bau seluruhn$a menunukan nilai H1S berkisar antara 6.' sampai 1 kali lipat dari nilai ambang batas Baku 5utu udara ambien. /inggin$a k"nsentrasi H1S ini dengan elas mengindikasikan pen+emaran bau $ang berasal dari pr"ses pembusukan sampah. Di wila$ah lain seperti Kabupaten Bekasi dengan PDB lebih dari 41 did"minasi "leh sekt"r industri! di Kabupaten #ireb"n dan Kabupaten Bandung! sekt"r industri diperkirakan uga mempun$ai k"ntribusi $ang +ukup berarti dalam pen+emaran udara. Pen+emaran udara di daerah perk"taan dan kawasan industri dapat men$ebabkan dampak negatif di daerah $ang auh dari sumbern$a. Gen"mena huan asam terg"l"ng ke dalam pen+emaran $ang disebabkan "leh transp"rt pen+emar arak auh. Pengamatan terhadap fen"mena huan asam masih sangat terbatas! salah satu pengamatan terhadap pH air huan sean tahun 6342-an dilakukan "leh L,P,0 di K"ta Bandung.Data pH rata-rata tahunan air huan menunukkan trend menurun! mengindikasikan adan$a pr"ses perubahan kualitas air huan $ang kemungkinan disebabkan "leh aktifitas manusia $ang semakin meningkat di daerah perk"taan. Selain huan asam! terdapat pula indikasi teradin$a pen+emaran dari sm"g f"t"kimia! berasal dari k"n%ersi 0=! H# dan #= menadi "*"n dan sen$awa f"t"kimia lainn$a. ;ndikasi tersebut ditunukan "leh k"nsentrasi "*"n $ang sering menadi parameter kritis! k"nsentrasin$a $ang tinggi di daerah pedesaan! dan menurunn$a %isibilitas di daerah
perk"taan! terutama dapat diamati di daerah #ekungan Bandung pada siang hari.
d. Permasalahan s"sial ek"n"mi dan kependudukan Jumlah penduduk pr"pinsi Jawa Barat tahun 1222 adalah 8'!91 uta iwa $ang terdiri dari 64!24 uta laki-laki dan 69!<& uta perempuan dengan rata-rata pertumbuhan 1!28 per tahun dan kepadatan penduduk 6.288 km1. Dengan asumsi tingkat pertumbuhan penduduk 6!9 umlah penduduk pr"pinsi ini akan men+apai &8!4 uta "rang di tahun 1262.Sekitar &' kel"mp"k penduduk berada di tiga wila$ah k"taC Bandung! B"g"rBekasi dan #ireb"n. Kepadatan penduduk Bandung adalah 61.966 per km1! sedangkan kepadatan penduduk Jawa Barat adalah 6.288 per km1. /ahun 1222 sekitar &4!4< penduduk tinggal di perk"taan sedangkan di tahun 6332 han$a 8'!28! $ang mengindikasikan tinggin$a angka migrasi ke k"ta (urbanisasi). Berdasarkan usia! penduduk Jawa Barat terdiri dari 82!96 usia muda (kurang dari 6& tahun)! <&!98 berumur antara 6'-<& tahun! dan &!'< berumur lebih dari <' tahun. 5eskipun Pr"pinsi Jawa Barat berkembang menuu daerah industri tapi sekt"r pertanian men$erap lebih ban$ak tenaga kera (14!3). Sekt"r-sekt"r $ang men$erap ban$ak tenaga kera di daerah perk"taan adalah perindustrian! perdagangan dan asa. ,ngka pengangguran men+apai 4!26 dari keseluruhan 6&!83 uta angkatan kera. Pada tahun 1222 terdapat 83!82 persen penduduk $ang lulus Sek"lah Dasar (SD)! 66!4 lulus Sek"lah Lanutan /ingkat Pertama (SL/P)! 61!3& lulus Sek"lah Lanutan /ingkat ,tas (SL/,)! 1!&' lulus Sarana muda dan 6!'2 lulus '6! '1 dan S8. Dalam hal kesehatan mas$arakat! kematian ba$i di Jawa Barat men+apai &1!8 per 6222 kelahiran. ;ndeks pembangunan manusia Jawa Barat tahun 6333 men+apai <'!8! urutan ke-68 di ;nd"nesia sedangkan 1
tinggi di Jawa Barat disebabkan "leh beberapa fakt"r! sebagian besar karena kelahiran dan migrasi. 5enurut sensus nasi"nal tahun 6339! rata-rata angka kelahiran di Jawa Barat adalah 62!9&. ata-rata ini mengalami penurunan daripada rata-rata pada tahun 6332 $aitu 19!<<. Jumlah imigrasi ke Jawa Barat pada tahun 633' sebesar &.116.499 dan pada tahun 1222 sebesar 8.366.'4' "rang. ,ngka ini termasuk tinggi! $ang artin$a lebih dari 62 dari penduduk $ang ada sekarang adalah pendatang. /inggin$a angka rata-rata perpindahan penduduk ke Jawa Barat sebagian besar dikarenakan laun$a pembangunan di bidang industri. 5enurut Pusat Data dari Departemen Perdagangan dan ;ndustri! pada tahun 1221 Jawa Barat memiliki &.322 unit industri. Pembangunan industri ini membuat para imigran men+ari kesempatan kera di wila$ah Jawa Barat.
Jumlah penduduk $ang sangat besar dengan tinggin$a rata-rata pertumbuhan dan distribusi $ang tidak seimbang di setiap wila$ah membuat masalah baru! $aitu meningkatn$a terhadap kebutuhan lahan untuk permukiman. /er+atat sekitar 68
ban$ak mas$arakat $ang memanfaatkan sungai untuk mandi! men+u+i! mengambil air dan uga membuang sampah. Dengan terbatasn$a ketersediaan lahan! beberapa penduduk menetap dan membangun rumah mereka pada bantarantepi sungai. Pada tahun 1222! Badan Peneliti Statistik (BPS) men+atat bahwa seumlah <9.2'3 bangunan rumah $ang berl"kasi di bantarantepi sungai dengan <3.344 keluarga $ang menetap disana. Permukiman di bantarantepi sungai tersebut men$ebar luas di K"ta Bandung! #iamis! #ianur! Bekasi dan kabupaten Bandung. Di wila$ah pedesaan! tekanan penduduk terhadap lahan sudah sangat tinggi. Ke+uali di wila$ah pantai utara! hampir seluruh kabupaten lainn$a mempun$ai tekanan penduduk di atas angka &.
P@5B,H,S,0 D,0 K@S;5P7L,0
Kemampuan manusia untuk mengubah atau mem"ditifikasi kualitas lingkungann$a tergantung sekali pada taraf s"sial buda$an$a. 5as$arakat $ang masih primitif han$a mampu membuka hutan se+ukupn$a untuk memberi perlindungan pada mas$arakat. Sebalikn$a! mas$arakat $ang sudah mau s"sial buda$an$a dapat mengubah lingkungan hidup sampai taraf $ang irre%ersible. Prilaku mas$arakat ini menentukan ga$a hidup tersendiri $ang akan men+iptakan lingkungan $ang sesuai dengan $ang diinginkann$a mengakibatkan timbuln$a pen$akit uga sesuai dengan prilakun$a tadi.
Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber da$a s"sial ek"n"mi. WH= men$atakan IKesehatan adalah suatu keadaan sehat $ang utuh se+ara fisik! mental dan s"sial serta bukan han$a merupakan bebas dari pen$akit. Dalam 7ndang 7ndang 0". 3 /ahun 63<2 tentang P"k"k-P"k"k Kesehatan. Dalam Bab 6! Pasal 1 din$atakan bahwa IKesehatan adalah meliputi kesehatan badan (s"matik)! r"hani (iwa) dan s"sial dan bukan han$a deadaan $ang bebas dari pen$akit! +a+at dan kelemahan. Definisi ini memberi arti $ang sangat luas pada kata kesehatan. 5as$arakat adalah terdiri dari indi%idu-indi%idu manusia $ang merupakan makhluk bi"l"gis dan makhluk s"sial didalam suatu lingkungan hidup (bi"sfir). Sehingga untuk memahami mas$arakat perlu mempelaari kehidupan bi"l"gis bentuk interaksi s"sial dan lingkungan hidup. Dengan demikian permasalahan kesehatan mas$arakat merupakan hal $ang k"mpleks dan usaha peme+ahan masalah kesehatan mas$arakat merupakan upa$a menghilangkan pen$ebab-pen$ebab se+ara rasi"nal! sistematis dan berkelanutan. Pada pelaksanan analisis dampak lingkungan maka kaitan antara lingkungan dengan kesehatan dapat dikai se+ara terpadu artin$a bagaimana pertimbangan kesehatan mas$arakat dapat dipadukan kedalam analisis lingkungan untuk kebiakan dalam pelaksnaan pembangunan $ang berwawasan lingkungan. 5anusia berinteraksi dengan lingkungan hidupn$a lebih baik! walaupun akti%itas manusia membuat r"na lingkungan menadi rusak. Hal ini tidak dapat disangkal lagi kualitas lingkungan pasti mempengaruhi status kesehatan mas$arakat. Dari studi tentang kesehatan lingkungan tersirat inf"rmasi bahwa status kesehatan sese"rang dipengaruhi "leh fakt"r hereditas! nutrisi! pela$anan kesehatan! perilaku dan lengkungan. 5enurut paragdima Blum tentang kesehatan dari lima fakt"r itu lingkungan mempun$ai pengaruh d"minan. Gakt"r lingkungan $ang mempengaruhi status kesehatan sese"rang itu dapat berasal dari lingkungan pemukiman! lingkungan s"sial! linkungan rekreasi! lingkungan kera.
Keadaan kesehatan lingkungan di ;nd"nesia masih merupakan hal $ang perlu mendapaat perhatian! karena men$ebabkan status kesehatan mas$arakat berubah sepertiC Peledakan penduduk! pen$ediaan air bersih! peng"lalaan sampah! pembuangan air limbah penggunaan pestisida! masalah gi*i! masalah pemukiman! pela$anan kesehatan! ketersediaan "bat! p"pulasi udara! abrasi pantai! penggundulan hutan dan ban$ak lagi permasalahan $ang dapat menimbulkan satu m"del pen$akit. Jumlah penduduk $ang sangat besar 63.222 uta harus benar-benar ditangani. 5asalah pemukiman sangat penting diperhatikan. Pada saat ini pembangunan di sekt"r perumahan sangat berkembang! karena kebutuhan $ang utama bagi mas$arakat. Perumahan uga harus memenuhi s$arat bagi kesehatan baik ditinau dari segi bangungan! drainase! pengadaan air bersih! peng"lalaan sampah d"mestik uang dapat menimbulkan pen$akit infeksi dan %entilasi untuk pembangunan asap dapur. Perilaku p"la makanan uga mengubah p"la pen$akit $ang timbul dimas$arakat. :i*i mas$arakat $ang sering menadi t"pik pembi+araan kita kekurangan karb"hidrat! kekurangan pr"tein! kekurangan %itamin , dan kekurangan ;"dium. Di ;nd"nesia sebagian besar pen$akit $ang didapat berhubungan dengan kekurangan gi*i. ,da $ang kekurangan kuantitas makanan saa (5aramus)! tapi seringkali uga kualitas kurang (Kwashi"rk"r). Sebagian besar pen$akit$ang didapat berhubungan dengan kekurangan gi*i terutama terdapat pada anak-anak. ;ndustrialisasi pada saat ini akan menimbulkan masalah $ang baru! kalau tidak dengan segera ditanggulangi saat ini dengan +epat. Lingkungan industri merupakan salah satu +"nt"h lingkungan kera. Walaupun se"rang kar$awan han$a menggunakan sepertiga dari waktu hariann$a untuk melakukan pekeraan di lingkungan industri! tetapi pemaparan dirin$a di lingkungan itu memungkinkan timbuln$a gangguan kesehatan dengan resik" trauma fisik gangguan kesehatan m"rbiditas! disabilitas dan m"rtalitas. Dari studi $ang pernah dilakukan di ,merika Serikat "leh /he 0ati"nal ;nstitute "f =++upati"nal Safet$ and Health pada tahun 6339 terungkap bahwa satu dari empat kar$awan $ang bekera di lingkungan industri tersedia pada bahan bera+un dan kanker.
Lebih dari 12.222.222 kar$awan $ang bekera di lingkungan industri setiap harin$a menggarap bahan-bahan $ang diketahui mempun$ai resik" untuk menimbulkan kanker! pen$akit paru! hipertensi dan gangguan metab"lisme lain. Paling sedikit ada 832.222 kasus gangguan kefaalan $ang terinduksi "leh dampak negatif lingkungan industri dan622.222 kematian karena sebab "kupasi"nal dilap"rkan setiap tahun. ;nd"nesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari per"mbakan struktur ek"n"mi menuu ek"n"mi industri! pertambahan umlah penduduk! urbanisasi $ang meningkatkan umlahn$a! maka berubahlah beberapa indikat"r kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu! meningkatn$a angka harapan hidup ( <8 tahun ) dan status gi*i. Jumlah penduduk terus bertambah! +ara ber+"+"k tanam tradisi"nal tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup mas$arakat. Dengan kemampuan da$a pikir manusia! maka manusia mulai menemukan mesin-mesin $ang dapat bekera lebih +epat dan efisien si dari tenaga manusia. Peristiwa ini mulai dikenal dengan penemuan mesin uap "leh James Waat. Gase industri ini menimbulkan dampak $ang sangat men$"l"k selain kemakmuran $ang diper"leh uga epl"itasi tenaga kera! ke+elakaan kera! pen+emaran lenigkungan! pen$akit! wabah. Pen+emaran udara $ang disebabkan industri dapat menimbulkan asph$ia dimana darah kekurangan "ksigen dan tidak mampu melepas #=1disebabkan gas bera+un besar k"nsentrasin$a dedalam atm"sfirseperti #=1! H1S! #=! 0H8! dan #H&. Kekurangan ini bersifat akurat dan kera+unan bersifat sistemik pen$ebab adalah timah hitam! #admium!Gl"ur dan insektisida . Pengaruh air terhadap kesehatan dapat men$ebabkan pen$akit menular dan tidak menular. Perkembangan epidemi"l"gi menggambarkan se+ara spesifik peran lingkungan dalam teradin$a pen$akit dan wabah. Lingkungan berpengaruh pada teradin$a pen$akit pen$akit umpama pen$akit malaria karena udara elek dan tinggal disekitar rawa-rawa. =rang beranggapan bahwa pen$akit malaria teradi karena tinggal pada rawa-rawa padahal n$amuk $ang bersarang di rawa men$ebabkan pen$akit