ARTIKEL PENGELOLAAN LIMBAH MIE INSTANT
Limbah Mie Instant Perlu Perhatian
Oleh :
Syarifah Habibah Soraya assegaf
Teknologi Industri Pertanian
Politeknik Tanah Laut
Dosen Pembimbing :
Jaka Darma Jaya
I. PENDAHULUAN
Mie adalah sejenis bahan makanan yang bahan baku utamanya adalah tepung terigu. Mie merupakan makanan pengganti nasi yang disukai hampir disemua kalangan. Ada tiga jenis mie, mie basah, mie kering dan mie instan.Salah satu mie yang banyak dikonsumsi di Indonesia adalah mie instan. Mie instan adalah mie yang dibuat dari terigu sebagai bahan utama dengan atau tanpa penambahan bahan lainnya. Mie instan dicirikan dengan adanya penambahan bumbu dan memerlukan proses rehidrasi untuk dikonsumsi. Mie instan sengaja dibuat untuk memanjakan konsumennya agar mudah dan praktis dalam dikonsumsi.
Meningkatnya permintaan mie instan di pasaran menjadikan Indonesia sebagai produsen penghasil mie terbesar di Dunia.Permintaan yang meningkat ini berbanding lurus dengan menjamurnya kegiatan industri mie di Indonesia. Keberadaan Industri mie memberikan dampak positif dan negatif, dampak positifnya adalah pada sistem perekonomian, bahwa industri mie dapat meningkatkan devisa Negara dan membuka lapangan pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya adalah dari penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh limbah hasil industri mie pada saat proses produksi yang dapat mencemari lingkungan.
Proses pembuatan mie instan terdiri dari beberapa proses, yang pada masing-masing prosesnya berpotensi menghasilkan limbah.
1. Poses Pertama adalah proses mixing, dilakukan pencampuran semua bahan baku yang digunakan. Tahap pencampuran ini bertujuan agar perpaduan antara tepung dan air berlangsung secara merata. Untuk mendapatkan adonan yang baik, kadar airnya harus diperhatikan, yaitu berkisar 32-34%.
2. Proses kedua adalah Pembentukan Mie (Roll Press), Roll Press adalah mesin produksi yang terdiri dari 3 buah unit, yaitu unit pressing (penggilingan),slitter dan unit wave conveyor. Unit pressing berfungsi membentuk lembaran adonan mie sampai ketebalan tertentu. Unit slitter berfungsi seperti pisau yang akan memotong lembaran mie secara membujur menjadi untaian mie. Terakhir adalah unit wave conveyor yang akan membentuk untaian mie menjadi bergelombang/keriting. Untaian mie tersebut kemudian masuk ke dalam steam box untuk proses lebih lanjut.
3. Proses ketiga yaitu Pematangan Mie (Steaming), Steaming adalah proses pematangan mie dengan menggunakan steam basah atau biasa disebut proses pengukusan. Pada proses ini mie mengalami perubahan fisik di mana adonan mie berubah menjadi keras dan kuat.
4. Proses keempat adalah Penggorengan (Frying), Pada tahap ini untaian panjang mie dipotong dan didistribusikan ke dalam cetakan. Kemudian mie digoreng pada suhu 140ºC hingga 150ºC selama 60 sampai 120 detik. Tahap ini bertujuan agar dehidrasi atau proses pengurangan kadar air mie menjadi sempurna (sekitar 3-5%). Suhu minyak yang tinggi membuat air menguap dengan cepat dan menghasilkan pori-pori halus di permukaan mie.
5. Pendinginan (Cooling Box), Mie hasil penggorengan kemudian didinginkan di dalam lorong pendinginan (Cooling box) yang dilengkapi fan. Mie lalu ditiriskan dengan suhu 40ºC dengan menggunakan fan yang berputar cepat di atas ban berjalan. Proses tersebut bertujuan agar minyak memadat dan menempel pada mie. Selain itu, tekstur mie menjadi keras. Pendinginan harus dilakukan dengan sempurna, karena jika uap berkondensasi akan menyebabkan tumbuhnya jamur.
6. Pengemasan (Packing), Proses terakhir dalam pembuatan mie adalah pengemasan (Packing). Berdasarkan SNI 01-3551- 2000, mie instan (harus) dikemas dalam wadahyang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selamamasa penyimpanan dan distribusi.
Proses pembuatan mie instan terdiri dari tahap pencampuran (mixing), Pembentukan mie (roll pressing), pematangan mie (steaming), penggorengan (frying), pendinginan (cooling box), dan pengemasan (packing) ini akan menghasilkan limbah dalam jumlah besar yang akan berdampak negatif bagi lingkungan, Dampak negatif inilah yang harus diperhatikan oleh setiap industri mie instant. Setiap industri mie harus meminimalisasi tingkat pencemaran yang terjadi, dengan pengelolaan dan pengolahan limbah yang baik serta pemantauan dampak limbah terhadap lingkungan, yaitu dengan cara penyusunan dokumen UKL/UPL (Upaya Kelola Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan).
II. KARAKTERISTIK LIMBAH
Limbah yang dihasilkan dari industri mie adalah limbah gas, limbah cair serta limbah padat.
a. Limbah Gas
Limbah gas berasal dari asap pabrik yang ditimbulkan oleh proses produksi yang ada di dalam ruangan (ruang produksi) dan di luar ruangan (cerobong boiler). Limbah gas ini sangat berbahaya apabila sampai terhirup oleh manusia dan mencemari udara. Jika terhirup oleh manuasia akan mengganggu kesehatan pada peredaran darah dan saluran pernafasan.
b. Limbah cair
Limbah cair industri mie instan dihasilkan oleh mesin proses produksi yaitu boiler dan cleaning, dan limbah yang dihasilkan dari penggorengan berupa minyak goreng kotor/bekas. Hasil buangan ini tidak beracun, namun kadar BOD dan COD yang terkandung dalam air menjadi berkurang dan menebabkan penurunan kualitas air.
Limbah cair mie instant terdiri dari limbah cair organic berbasis bahan baku olahan dari pertanian, seperti tepung terigu(mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral) dan minyak kelapa (mengandung asam lemak diantaranya laurat, palmitat, dan oleat) yang terlarut dalam air limbah.
c. Limbah padat
Limbah padat dari mie instan tidak berbahaya, namun banyak bahan yang sulit terurai dilingkungan terutama plastik yang dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar seperti kemasan bahan baku dan bahan penolong,afkir kemasan produk dan limbah domestik, selain plastik limbah padat yang dihasilkan juga seperti potongan adonan, mie yang kadaluarsa.
III. PENGOLAHAN LIMBAH
Dalam rangka mengatasi permasalahan limbah cair di industri mie instant, salah satu perusahaan di Indonesia menerapkan sistem IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).Sistem IPAL belum sepenuhnya dapat mengatasi pencemaran air, karena air dari IPAL hanya digunakan untuk menyiram tanaman disekitar pabrik. Padahal limbah industri mie masih harus diubah karakteristiknya sebelum dibuang kelingkungan karena belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Tabel 1. effluent sesuai dengan baku mutu Kepmen LH no 51 Tahun 1995
NO
PARAMETER
SATUAN
KADAR
BAKU MUTU
1
Ph
-
5-5,8
6-9
2
BOD
Mg/L
5700-7300
75
3
COD
Mg/L
7000-10000
200
4
PADATAN TERSUSPENSI
Mg/L
9440-10.280
100
5
MINYAK LEMAK
Mg/L
2
20
Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru yang tergabung dari berbagai fakultas, mereka melakukan penelitian pada limbah cair industri mie instant metode bak aerasi seed sludge.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyebutkan, bahwa jumlah urea yang ditambahkan dalam metode seed sludge berpengaruh terhadap penurunan kadar BOD dalam limbah cair mie instant. Konsentrasi urea optimum pada pembuatan seed sludge yaitu sebesar 0,14 M, hasilnya bias dilihat setelah tiga hari dengan penurunan sekitar nilai MLSS sebesar 2528,8 mg/l dan SV30 sebesar 60,5 % sedangkan nilai BOD3 sebesar 241,92 mg/l, DO sebesar 7,7027 mg/l.
Limbah padat diatasi dengan cara pemilihan jenis limbah, yaitu limbah plastik dan limbah yang mudah terurai. Limbah plastik diserahkan kepada tempat pembuangan sampah untuk dikelola menjadi plastik, sedangkan limbah ang mudah terurai seperti potongan mie, dan mie yang kadaluarsa diserahkan ke pihak ketiga yaitu ke pengolahan pakan ternak.
Limbah udara dapat diminimalkan dengan selalu mengecek emisi buangan dari pabrik dengan perawatan secara berkala dan pengecekan uji emisi gas buang, agar gas buang dari pabrik tidak melewati baku mutu yang berlaku.
IV. POTENSI LIMBAH
Limbah padat dari industri mie instan seperti plastik dapat dimanfaatkan untuk diolah kembali menjadi plastik, dan dibuat kerajinan tangan.sedangkan potongan mie serta mie kadaluarsa dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Limbah potongan-potongan mie ini memiliki kandungan sama dengan pakan ikan yaitu banyak mengandung karbohidrat, maka dari itu limbah indusrti mie instan perlu dimanfaatkan untuk pembuatan pakan ikan. Selain itu, Nilai nutrisi yang terkandung dalam limbah industr ini adalah kandungan lemaknya.Lemak dalam limbah mie instan biasanya berasal dari minyak kelapa sawit, yang diduga memiliki FFA rendah, karena untuk konsumsi manusia.Keunggulan limbah industri mie dibandingkan dedak padi adalah kandungan serat kasarnya.Kandungan asam amino limbah industri mie instan juga tidak jauh berbeda dengan asam amino dalam terigu, sehingga diharapkan dapat digunakan dalam pakan ikan sebanyak 10 -15%, atau menggantikan tepung terigu. Selain pakan ikan, limbah padat mie instant ini juga disarankan untuk pakan ternak, namun penggunaan limbah mie instant melebihi 30% dapat berpengaruh terhadap berat karkas (berat ternak setelah dipotong) dari ternak
Limbah cair dari industri mie instan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman apabila kualitasnya sudah diperbaiki.Selain itu, Dapat pula dijadikan sebagai bahan baku pengolahan sabun, karena karakteristik limbah cair mie yang mengandung 55% minyak. Pembuatan sabun dari limbah cair ini sama dengan pembuatan sabun dari minyak-minyak lainnya, dengan penambahan kaustik soda dengan perbandingan 1;5 maka akan terbentuk sabun dengan dua bentuk fisik yang berbeda warna
KARYA TULIS ILMIAH di PT.INDOFOOD
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah Singkat PT.Indofood Sukses Makmur,Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pangan. PT ini berdiri pada tahun 1997 dan diproduksi perdana pada bulan Januari 1998. PT ini berada dijalan Prof.Ir Sutami km.15 kawasan industri lampung desa siondang sari Kec.Tanjung Bintang Lampung Selatan dengan luas area kurang lebih 7,6 ha.
Industri mie instant di Indonesia diawali dengan berdirinya PT. Lima Satu Sankyu pada bulan april 1968. Pada tahun 1977 perusahaan ini berganti nama menjadi PT. Lima Satu Sankyu Indonesia yang kemudian berubah lagi kembali menjadi PT. Supermie Indonesia, sesuai dengan merek mie instan andalannya yaitu supermie. Pada tahun 1970, pasar mie diramaikan lagi dengan berdirinya PT. Sanmaru Food Manufacturing, salah satu anak perusahaan Jangkar Jati Group yang memproduksimie instan Indomie, yang kemudian disusul dengan berdirinya PT. Sarimi Asli Jaya (Salim Group_ tahun 1982 di tangerang yang memproduksi mie instan Sarimi.
Tahun 1986, PT. Indofood Interna Corporation melalui anak perusahaannya PT. Lambang Insan Makmur mengambil alih PT. Supermie Indoneisa. Tahun 1992 Salim Group mengambil alih seluruh saham Jangkar Jati Group. Dan puncaknya adalah ketika Indofood mencabut produknya dari jaringan distributor PT. Wicaksana Overseas dan dialihkan ke Indomarco (Pebapan),sejak saat itulah dominasi Indofood dengan mie instan merek Indomie, Supermie, dan Sarimi mulai menguasai pasar domestik.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berganti namanya lagi menjadi PT. Indofood CPB Sukses Makmur. CPB singkatan dari Consumer Branded Products terdiri dari empat divisi, yaitu Mie, Makanan Bumbu, Makanan Ringan dan Nutrisi & Makanan Khusus.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimanakah proses pembuatan mie tersebut ?
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup karya tulis ini berupa metode-metode yang digunakan dalam penelitan, antara lain :
Metode Observasi
Yaitu metode yang mengharuskan untuk mengadakan pengamatan dan penelitian secara langsung. penulis melakukan pengamatan langsung ke PT. Indofood CBP sukses, Tbk. Cabang Lampung.
Metode Tanya Jawab
Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab secara langsung dengan pihak PT. Indofood. BBP. Sukses Makmur, Tbk. Cabang Lampung.
Metode Kepustakaan
Yaitu metode dengan menggunakan buku-buku atau brosur yang telah disediakan oleh pihak PT. Indofood CBP sukses, Tbk. Cabang Lampung.
BAB II
LAPORAN PENELITIAN
1. Bahan Mentah
Komposisi Bahan
- terigu bogasari
- Sudah di fortifikasi (penambahan protein)
- minyak goreng di proses dengan multi proses sehingga aman bagi kesehatan
- Air Sesuai standar baku mutu air
Bahan baku lainnya Bumbu dan Minyak bumbu :
- Bubuk bawang merah, putih, lada, bubuk cabe
- Garam
- Gula
- Penguat rasa
-
Bahan kemasan :
- Kemasan plastik
- Kemasan strerofoam
- Kemasan karton
- Semua bahan foodgread aman bagi kesehatan
Bahan pengawet
Proses pembuatan blok mi Indomie dilakukan secara higienis dan tidak menggunakan bahan pengawet apapun. Proses pengawetannya dilakukan dengan cara pengeringan, yaitu digoreng dalam minyak goreng bersuhu tinggi, yang dikenal dengan proses pengeringan deep frying. Atau bisa juga dengan proses pengeringan menggunakan hot air drying. Sebagian besar produk mi instant yang diproduksi secara komersial diawetkan melalui proses deep frying Melalui proses pengeringan tersebut, kadar air dalam mi instan hanya sekitar 2-4% saja sehingga tidak memungkinkan mikroba pembusuk berkembang biak. Dengan alasan tersebut, mi instan tidak perlu lagi ditambah dengan bahan pengawet apapun.
2. Pengolahan
Pengawetan
Seperti yang sudah dijelaskan pada bahan pengawet, bahwa proses pembuatan Mie Instan pada PT. Indofood tidak menggunakan bahan pengawet, maka proses pengawetan tidak ada. Kerena proses pengolahan hanya melalui pengeringan atau penggorengan.
Pengemasan
Pada proses pengemasan ini melalu beberapa tahap seperti berikut :
- Mixing (Percampuran)
proses percampuran yang bertujuan untuk membuat adonan mie yang homogen dan estetis.
- Pressing (Pengepresan)
proses ini menghasilkan terbentuknya untaian mie dengan ketebalan tertentu serta membuat mie bergelombang.
- Steamina (Pengukusan)
proses ini dilakukan untuk menghasilkan untaian mie yang matang dan kenyal dari pengukusan dengan suhu 90°c.
- Cutting (Pemotongan)
proses pemotongan dan siap untuk proses penggorengan.
- Frying (Penggorengan)
proses penggorengan menggunakan suhu 130-150 c dengan waktu 75 detik.
- Cooling (Pendinginan)
proses pendinginan dibutuhkan waktu kira-kira 15 menit.
- Packing (Pengemasan)
proses terakhir dan mie siap dikemas dengan memasuki bumbu minyak dan pencetak kode produksi.
Seperti pada tahap berikut ini :
Pencampuran bahan pokok dan vormula
Pengepresan dan pembuatan gelombang
Pengukusan dengan suhu 90°C
Pemotongan dan pelipatan
Penggorengan atau pengeringan
Pendinginan dengan suhu 300 C
Pengemasan
Produk jadi
3. QC (Qualitat Control)
Uji hasil barang
- Incoming Quality Control
pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kwalitas terhadap semua bahan yang masuk ke pabrik.
- Processing Quality Control
pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kwalitas bahan setengah jadi dan barang jadi pada proses produksi.
- Out Going Quality Control
pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kwalitas produk jadi yang akan dipasarkan.
- Kadaluarsa Produk
tujuan pencantuman kadaluarsa adalah menjaga keamanan produk dan menjaga kwalitas produk.
- Sistem Penyimpanan
bahan baku dan barang jadi disimpan dengan menggunakan palet dan disimpan pada gudangnya masing-masing.
Sistem pengeluaran barang dengan menggunakan sistem Fifo (first in first out)
Jaminan Mutu
4. Pengolahan Limbah
Pengolahan Limbah
Limbah Cair
- Sumber limbah air sisa proses dan sanitasi.
- Unit pengolahan air limbah (IPAL)
- Sisa sedimentasi, aerasi, dan mikrobiologi (lumpur aktif).
- Kapasitas 25 m3 per siklus pengolahan.
- Kontrol kualitas pengolahan – fish tank yaitu dengan ikan.
- Jika ikan dimasukan kedalam cairan tersebut mati maka limbah beracun.
Limbah Non Padat B3
- Sumber limbah berupa sisa produksi sampah lingkungan
- Limbah dipisahkanorganik dan organik ditampung di TPS
- Limbah padat setiap 2x dalam seminggu diangkut ke TPA oleh dinas kebersihan kabupaten.
Limbah Padat B3
- Limbah dari batu bara.
- Limbah medis
Limbah Udara
- Sumber limbah berupa asap sisa pembakaran dari boller batu bara.
- Limbah padat secara rutin setiap 1x dalam 1 tahun diperiksa batas normalnya oleh organisasi yang ditunjuk perusahaan, seperti BARISTAND.
Limbah Ramah Lingkungan
- Sisa-sisa produksi
- Sampah Lingkungan
- Sampah organik dan
- Sampah Anorgani
BAB III
KESIMPULAN, SARAN, dan PENUTUP
A. Kesimpulan
Mie adalah salah satu produk makanan yang di gemari oleh berbagai masyarakat mulai dari masyarakat perkotaan sampai masyarakat pedesaan. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh karena rasanya yang cukup enak, tetapi juga cara penyajiannya yang praktis dalam waktu singkat. Makanan mie dapat disajikan dalam berbagai bentuk masakan yang di jual mulai dari pinggir jalan dalam bentuk jajanan sampai ke restauran mewah.
adapun bahan dari pembuatan mie yaitu, antara lain:
- Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie, sumber protein dan karbohidrat.
- Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten.
- Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mieserta mengikat air.
- Tahapan pembuatan mie terdiri dari tahap pencampuran, roll press (pembentukan lembaran), pembentukan mie, pengukusan, penggorengan, pendinginan.
- Tahap pencampuran bertujuan agar hidrasi tepung dengan air berlangsung secara merata dan menarik serat-serat gluten
- Proses roll press (pembentukan lembaran) bertujuan untuk menghaluskan serat- serat gluten dan membuat lembaran adonan
- Proses penirisan mie bertujuan agar minyak memadat dan menempel pada mie
- Proses penggorengan bertujuan agar terjadi dehidrasi lebih sempurna sehingga kadar airnya menjadi 2-3% serta untuk mengurangi kontaminasi pertumbuhan mikroorganisme.
Diambil dari alam dan selebihnya harus melalui proses produksi yang berkualitas, maka suatu bahan mentah harus diolah ,diangkut dan disalurkan agar sampai ketangan konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada suatu perusahaan atau industri, proses produksi memegang peranan yang penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini juga harus diimbangi dengan kerjasama dari berbagai bidang dalam perusahaan. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, maka harus melakukan pemilihan bahan baku serta pengawasan selama proses produksi. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses produksi adalah suatu kegiatan untuk mengolah bahan baku atau menambah nilai suatu bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi untuk kemakmuran warga masyarakat dan keluarga.
B. Saran
Dalam penyelesaian LAPORAN ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya LAPORAN ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan LAPORAN ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan LAPORAN yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Semoga LAPORAN ini dapat memberikan dampak yang positif bagi Siswa-siswi MAN Kedondong khususnya bagi Pembaca serta memberikan arahan-arahan yang bermanfaat bagi kita semua. Amin.
C. Penutup
Dengan mengucapkan rasa Syukur kepada Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Penulis mengharapkan Mudah-mudahan karya tulis ini ada manfaatnya bagi para pembaca, khususnya bagi penulis.
Jika terdapat suatu kebenaran dalam karya tulis ini, maka Semata-mata dari Allah SWT. Tetapi jika terdapat suatu kesalahan maka dari diri penulis sendiri. oleh karena itu, penulis mengharapkan tegas sapa dari para pembaca demi kesempurnaan karya tulis ini. Harapan kami, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua, Amin. Penulis mendoakan semoga kita semua masih dalam lindungan-Nya serta mendapatkan hidayah-Nya. (amin)
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk
Divisi Noodle
PT Indofood CBP Sukses Makmur tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan. Perusahaan yang berdiri pada 14 Agustus 1990 di Jakarta ini diberi nama PT Panganjaya Intikusuma.
Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood, pabriknya tersebar di 14 kota besar di Indonesia yaitu : Pekanbaru, Lampung, Medan, Palembang, Jakarta, Cibitung, Tangerang, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Pontianak, Manado, Makasar dan Jambi.
Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle ini dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :
Normal Noodle : Indomie, Supermie, Sarimi, Sakura
Snack Noodle : Anak Mas
Cup Noodle : Pop Mie
Dried Noodle : Mie Telur cap 3 ayam
Bihun : Pop Bihun
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Cibitung ini beralamat di Kampung Jarakosta, Desa Sukadanau RT 05/RW 02 No.1 Cikarang Barat, Bekasi 17520. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Utara : berbatasan dengan Pabrik PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning dan pemukiman penduduk.
Selatan : berbatasan dengan Pabrik Gas Samator
Timur : berbatasan dengan Jalan Raya dari Kampung Jarakosta
Barat : berbatasan dengan pemukiman penduduk, jalan tol dan sawah.
Luas area pabrik PT Indofood CBP Sukses Makmur tbk ini sekitar 25,75 hektar digunakan untuk bangunan pabrik, unit pengolah limbah dan berbagai sarana hubungan industrial.
Berbagai fasilitas industrial yang ada adalah Kantin, Poliklinik, Koperasi, Mushola ,Tempat olahraga dan kesenian serta Bank dan ATM BCA .
Unit pengolahan limbah (UPL) PT Indofood Sukses Makmur tbk menggunakan teknologi yang dikenal sebagi "cyclic seguencing activated sludge " dimana prinsip utama dari proses ini pemindahan oksigen yang dibutuhkan oleh senyawa-senyawa organik dan degradasi padatan tersuspensi. Keuntungan dari sistem CSAS ini adalah efisiensi biaya operasi, evektivitas, dan dapat menghasilkan efluen yang berkualitas tinggi.
Proses Pengolahan Limbah:
1. Bak Transit
Bak transit adalah bak yang mempunyai kapasitas 36.72 m3 dan yang terletak di belakang tempat boiler. Bak ini merupakan tempat untuk menampung limbah cair dari pabrik 1 dan pabrik 2 sebelum diolah ke IPAL. Fungsi dari bak ini adalah mencampur limbah cair dari pabrik 1 dan pabrik 2 .
2. Bak penyaring
Bak yang mempunyai kapasitas 3.7 m3 akan menyaring inffluen secara gravitasi. Pada tahapan ini limah cair dipisahkan dari limbah padat yang menggumpal seperti adonan atau padatan yang lain. Setelah disaring, inffluen kemudian ditampung dalam bak yang berkapasitas 9.9 m3, dalam bak ini minyak dibiarkan terapung dan selanjutnya minyak akan diambil secara manual. Setelah itu inffluen di alirkan secara otomatis ke dalam bak equalisasi.
3. Bak Equalisasi
Influent yang telah disaring selanjutnya masuk dalam Bak Equalisasi melalui automatic transfer pump, bak ini dilengkapi dengan sistem areasi coarse bubler difusser pada bagian dasar bak.
Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan tetapi merupakan suatu cara / teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah parameter operasional bagi unit pengolahan selanjutnya seperti flow, level/derajat kandungan polutant, temperatur, padatan, dsb. Bak equalisasi ini berfungsi sebagai:
Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada proses treatment.
Meratakan variabel & fluktuasi dari beban organik untuk menghindari shock loading pada sistem pengolahan biologi
Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses netralisasi.
Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal,dll) untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses koagulasi dan flokulasi.
4. Bak CSAS
CSAS tank merupakan bak berkapasitas 100 m3 yang dilengkapi dengan sistem aerasi coarse bubler difusser decanter dan sludge wasting pump.
Proses ini merupakan proses utama dalam pengolahan limbah untuk COD. Proses yang terjadi dalam proses CSAS ini terdiri dari tiga fase yang berurutan yaitu fase aerasi, fase setting, dan fase dekantasi.
Fase Aerasi
Secara umum, aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan kontak antara udara dengan air. Pada prakteknya, proses aerasi terutama bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam air limbah. Peningkatan konsentrasi oksigen di dalam air ini akan memberikan berbagai manfaat dalam pengolahan limbah.
Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air limbah. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat dilakukan secara alami, difusi, maupun mekanik.
Fase Setting (pengendapan)
Pada fase ini sludge dipisahkan dari influent dengan cara mengendapkannya secara gravitasi selama 1 jam. Pada fase ini terjadi reaksi-reaksi yang bersifat anaerobic seperti dinitrifikasi dan degradasi sumber karbon oleh mikroorganisme anaerob.
Fase Dekantasi (Pembuangan)
Setelah proses pengendapan selesai influent dialirkan kedalam bak effluent sampai permukaan influent dibawah decanter.
5. Bak Effluent
Tangki ini merupakan tempat penampungan hasil penolahan limbah yang sudah memenuhi baku mutu air limbah. Sehingga sebagian air ini dapat dimanfaatkan kembali dan jika dibuang ke saluran buangan tidak membahayakan lingkungan dan sebagian lagi dimaksukkan ke bak bioindicator (kolam ikan).
6. Fish Tank
Merupakan bak control, apakah effluent yang dihasilkan dari pengolahan limbah memenuhi persyaratan kehidupan atau tidak. Perlakuan ini dilakukan dengan menggunakan ikan mas, dikarenakan ikan ini relative kurang tahan terhadap perubahan kualitas air. Selanjutnya secara otomatis bila air dalam fish tank telah penuh akan mengalir kesaluran pembuangan yang menuju kebadan air penerima (sungai/kali).
7. Sludge Holding Tank
Selama fase dekantasi sludge ditampung dan ditransfer ke dalam sludge holding tank melalui pompa pembuangan sludge (sludge washing pump). Selanjutnya sludge ditransfer dalam dewatering drum untuk diproses airnya.
8. Belt Press
Setelah sludge sampai ke dalam dewatering drum kadar air pada sludge dikurangi dengan menambah tekanan pada belt-belt. Proses pengurangan ini dibantu dengan penambahan polimer melalui pompa polimer. Sludge hasil pengepresan dibuang ke TPA secara rutin.
Analisa Kimia Limbah
1. TDS (Total Dissolve Substance)
2. Suhu
3. pH
4. BOD (Biological Oxygen Demand)
5. COD (Chemical Oxygen Demand)
6. TSS (Total Suspended Solid)
7. MLSS ( Mixed Liquor Suspended Solid)
8. Volume Endapan 30 menit = ml ( SV )
9. SVI (Sludge Volume Index)
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN MAHASISWA KL(UNHAS DI PT INDOFOOD TAHUN 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan industri merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat di era yang maju saat ini. Semakin berkembangnya kawasan industi dalam suatu wilayah menunjukkan peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan. Kawasan Industri Makassar atau lebih dikenal dengan PT. KIMA merupakan salah satu kawasan dalam kota Makassar yang didalamnya terdapat banyak industri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota Makassar dan sekitarnya.Adanya kawasan industri ditengah masyarakat dapat membawa manfaat maupun dampak negatif yang merugikan masyarakat disekitanya bila tidak dikelola secara tepat.
Setiap produksi pastilah menghasilkan limbah, begitu juga halnya di PT Indofood_Indomie. Limbah merupakan konsekuensi logis dari yang pendirian suatu industri walaupun tidak semua industri menghasilkan limbah. Bila limbah yang dihasilkan mengandung senyawa kimia yang berbahaya maka akan menimbulkan pencemaran air, tanah maupun udara yang akan mempenagruhi kesehatan manusia.
Aktivitas industri yang beragam meningkatkan jumlah kuantitas limbah yang dihasilakn dan karakteristik limbah yang dihasilkan makin kompleks. Akibatnya biaya infestasi yang dibutuhkan untuk pengadaan sarana pengolahan limbah meningkat dan lahan yang dibutuhkan semakin luas. Saat ini biaya penanganan limbah merupakan salah satu hal yang mendesak bagi pihak industri disamping masalah ketersediaan lahan makin sulit di daerah perkotaan.
Sampai tahun 2011, di dalam Kawasan Industri Makassar terdapat sekitar 230 industri didalamnya. Pengolahan limbah dikawasan tersebut dilakukan secara komunal dengan menyalurak limbah melalui pipa dan dialirkan ke lokasi pengolahan limbah cair yang juga terdapat di dalam kawasan tersebut. Di antara 230 industri yang menggunakan fasilitas tersebut terdapat 18 industri yang menghasilkan limbah cair yang berpotensi berbahaya karena mengandung bahan anorganik yang sulit dinetralisasi oleh lingkungan dan selebihnya hanya menghasilkan jenis limbah cair organik yang masih dapat diolah secara sederhana dan dampak yang ditimbulkan cenderung sedikit.
Industrialisasi dapat mendorong perkembangan pembanguanan, memacu laju pertumbuhan ekonomi akan tetapi indutri juga mengandung risiko lingkungan. Oleh karena itu adanya aktifitas industri dalam suatu kawasan dapat mengundang kritik dan sorotan masyarakat. Yang dipermasalahkan adalah dampak negatif limbahnya yang menimbulkan gangguan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses produksi mie instan dari PT Indofood
2. Jenis limbah apa saja yang dihasilkan oleh PT Indofood?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penyusunan laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses produksi mie instan pada PT.Indofood
2. Untuk mengetahui limbah yang dihasilkan dari proses produksi di PT.Indofood
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Proses Produksi Mie Instan
Mie Instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya.Bahan-bahan Pembuatan Mie diantaranya :
a. Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten dapat dibentuk dari gliadin (prolamin dalam gandum) dan glutenin. Protein dalam tepung terigu untuk pembuatan mie harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses produksinya. Bahan-bahan lain yang digunakan antara lain air, garam, bahan pengembang, zat warna, bumbu dan telur.
b. Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang dengan adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 – 9, hal ini disebabkan absorpsi air makin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang diserap, mie menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta yang baik.
c. Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mieserta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan.
d. Putih telur akan menghasilkan suatu lapisan yang tipis dan kuat pada permukaan mie. Lapisan tersebut cukup efektif untuk mencegah penyerapan minyak sewaktu digoreng dan kekeruhan saus mie sewaktu pemasakan.
e. Lesitin pada kuning telur merupakan pengemulsi yang baik, dapat mempercepat hidrasi air pada terigu, dan bersifat mengembangkan adonan.
Adapun proses produksi mie instan sabagai berikut :
a. mixer 1 fungsinya untuk mengaduk campuran bahan baku yang diperlukan sebagai bahan dasar
b. mixer 2 fungsinya untuk mengaduk lebih rata adonan yang dihasilkan oleh mixer 1 supaya adonan tersebutdapat dimasukkan kedalam dounht sheet roller.
c. Doungt sheet combining machine terdiri dari 2 buah roller yang berfungsi untuk mengatur supaya ketebalan dari adonan mie dapat diproses kembali menuju ke continuos roller, dimana ketebalan antara adonan yang satu dengan yang lain tidak sama untuk menuju ke ketebalan yang lebih tipis.
d. Continuos press roller ini juga digerakkan oleh motor untuk mengatur ketebalan dari lembaran adonan yang akan di bentuk menjadi mie. Continuos press rollerterdiri dari 6 buah roller yang berfungsi untuk mengatur ketebalan adonan secara bertahap dari satu roller menuju roller seterusnya supaya menjadi lebih tipis, sehingga dapat dimasukkan menuju ke roller yang berbentuk sisir, yang juga merupakan bagian dari ke 6 yang dimaksud, sehingga dapat membuat adonan menjadi mie
e. Steamer conveyor untuk mensteam adonan yang sudah dalam bentuk mie yang kemudian di angkut dengan menggunakan konveyor menuju ke bagian steamer. Konveyer digerakkan oleh motor yang kecepatan diatur sesuai dengan putaran roller dari adonan setelah selesai dari proses adonan maka diteruskan menuju proses pemotongan 'cutting' yang dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
f. Transport adalah sarana yang digerakkan dengan menggunakan konveyor yang mengangkut hasil pemotongan yang sudah berbentuk mie sesuai dengan ukuran yang diinginkan kemudian dimasukkan kedalam wadah masing-masing sesuai ukuran yang ada. Dalam hal ini yang berperan adalah kecepatan motor harus sangat sinkron kdengan yang lain, suppaya mie tersebut jatuh tepat pada wadah yang telah disediakan
g. Fryer adalah pengorengan yang menggunakan minyak kelapa sebagai media penggorengan. Mie yang masuk kebagian transport yang telah disediakan dicelupkan kedalam minyak penggorengan
h. Cooling adalah tempat untuk mendinginkan hasil produksi berupa mie yang keluar dari penggorengan dengan memakai kipas sebagai pendingin.
Noodle transfer device adalah media tempat pembagian mie yang telah didinginkan untuk diteruskan menuju proses pembungkusan dengan menggunakan mesin packaging yang terbagi menjadi beberapa jalur yang berfungsi untuk supaya mie yang akan dibungkus dapat secara satu persatu masuk ke dalam mesin pembungkus ( Wrapping Machine )
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi
PT KIMA (Kawasan Industri Makassar) terbentang terletak disebelah utara kota Makassar di atas areal seluas 203 Ha dan akan dikembangkan menjadi 703 Ha, terletak 15 km dari pusat kota Makassar yang juga ibukota provinsi Sulawesi Selatan tepatnya berada didaerah Daya. Dari kawasan jarak yang diitempuh dari pelabuhan laut yaitu selama 20 menit, 30 menit dari Bandar Udara Hasanuddin.
Gambar 1 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Di dalam kawasan Industri Makassar terdapat sebanyak 230 industri yang beroperasi di dalamnya. Salah aatu industri yang telah dikunjungi adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk berdiri sejak tahun 1991. Industri ini memproduksi produksi berbagai macam makanan dan minuman. Khusus untuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pada Kawasan Industri Makassar hanya memproduksi makanan jenis mie instan.Adapunbumbu, danpembungkusnya di datangkandariluar Makassar.Bumbutidak di buat di Makassar karenatidakmemenuhisyarat, yaituuntukmendirikanpabrikbumbu Mie Instan di daerahtersebutharusterdapat 5 pabrikmie.Untuk memproduksi sekitar 2 juta bungkus mie perhari, industri ini mempekerjakan sebanyak 600 orang pekerja dengan lamanya produksi dalam sehari selama 21 jam. SaranadanPrasaranayang ada di Industriiniadalahsebagaiberikut:Pabrik Mie Instan, RuanguntukmenerimatamuTempat parker, Mushalla, Mini Market, dll.
Untuk menampung limbahnya, di areal Kawasan Industri Makassar terdapat beberapa sarana seperti Saluran Pembuangan dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Tujuan dari keberadaan IPAL ini adalah untuk menampung dan mengolah semua limbah cair dari berbagai jenis industri yang berlokasi di dalam PT KIMA adapun PT KIMA ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan komposisi saham saat ini terdiri atas beberapa unsur antara lain Pemerintah RI (60%), Pemerintah Propinsi Sul-Sel (30%), dan Pemerintah Kota Makassar (10%).
Program berbasis lingkungan di PT Indofood diantaranya :
1. PT Indofood tidak menghasilkan mengandung limbah B3. Adapun limbah cairnya dikelola disalurkan melalui pipa yang akan dikumpukan pada IPAL PT KIMA.
2. PT Indofood ini adalah industri yang sangat pedulli terhadap lingkungan. Wujud kepedulian terhadap lingkungan yaitu dengan memperbanyak menanam pohon.
3. Karena perusahaan ini memiliki AMDAL yakni kegiatan UKL dan UPL,. sehigga tiap3 - 6 bulan sekali dilakukan pengontrolan untuk setiap kadar limbah yang dihasilkan sehingga tidak melewati ambang batas.
B. Proses Produksi Mie Instan Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Beberapa hasil produk dari Indofood mulai dari makanan bayi, snack,, mie instan,susu, kecap, saus sambal, tepung bumbu, hingga minyak goreng dan tepung terigu yang menjadi bahan utama dalam proses produksi pembuatan mie instan. Berikut adalah gambar beberapa produk yang dihasilkan PT Indofood.
Gambar 1. Hasil Produk Dari PT Indofood
PTIndofood yang terletak di kawasan Kima ini khusus memproduksi jenis makanan Mie Instan. Mie instan merupakan bahan makanan yang sangat familiar semua dikalangan masyarakat. Hampir setiap orang yang tinggal di kota sudah biasa melihat atau mengkonsumsi mie instan.Bahan baku utama mi instan adalah tepung terigu, minyak goreng dan bumbu. untuk mi instan Indomie menggunakan tepung terigu Bogasari, minyak goreng bimoli dan bumbu yang di kirim dari pabrik bumbu di Jawa. Sementara untuk kemasannya menggunakan kemasan yang bersifat food grade artinya dinyatakan aman dan layak untuk digunakan sebagai pengemas makanan yang dikirim dari Cikupat.
Dalam proses produksinya, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebungkus mie mulai dari proses pengolahan tepung sampai pengepakan membutuhkan waktu ± 15 menit. Berdasarkan hasil wawancara, dalam sehari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang berada di Makassar ini dapat memproduksi hingga 2.400.000 bungkus mie instan dengan waktu produksi 3 x 7 jam produksi dalam sehari. Banyaknya tenaga yang dipekerjakan dalam industri ini hingga tahun 2011 adalah sebanyak 600 pekerja yang dalam sehari bekerja selama 7 jam perhari.
Bahan utama yang digunakan dalam proses produksi adalah tepung terigu dan minyak goreng. Tepung terigu adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh PT Indofood yang berada diluar kota Makassar. Tepung yang berbahan dasar gandum di impor dari Australia, kemudian gandum tersebut diolah menjadi tepung terigu yang berkualitas tinggi. Begitu pula dengan minyak goreng merk Bimoli yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri diproduksi dalam naungan industri yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Hasil produk ini dijadikan bagi PT Indofood itu sendiri untuk mengolahnya lebih lanjut untuk menghadilkan produk lain atau dapat langsung dipasarkan. Sebagai bahan tambahan dalam mie instan berupa bumbu tidak diproduksi langsung oleh PT Indofood yang ada dikawasan KIMA ini, tetapi bumbu-bumbu ini berasal dari PT Indofood yang berada di pulau Jawa. Alasan mengapa bumbu ini tidak diproduksi di wilayah Makassar, karena syarat untuk mendirikan satu industri yang mengolah bumbu dalam satu wilayah harus memiliki 5 pabrik yang memproduksi mie instan. Oleh karena itu bumbu mie instan berasal dari luar kota Makassar.
Proses pembuatan mie di pabrik PT Indofood Tbk ternyata cukup sederhana. Ada tiga tahap penting dalam pembuatan mie instan sampai siap dipasarkan. Tahap yang pertama yaitu tahap pendahuluan, tahap pembuatan, dan tahap terakhir adalah penyimpanan.
1. Tahap pendahuluan yaitu melakukan quality control yaitu dengan menyeleksi bahan-bahan yang sesuai standar yang diinginkan oleh produsen contohnya terigu. Tujuan dari proses ini adalah agar produk yang dihasilkan berkualitas dan tahan lama. Bahan yang tidak memenuhi standar dikembalikan pada pihak produsen bahan.
2. Tahap kedua dalam proses produksi adalah pembuatan mie. Tahapan ini terbagi menjadi enam peoses, yaitu:
a. Mixingyaitu mencampur bahan baku dengan cairan formula yang diaduk menggunakan mesin pengaduk (mixer) hingga adonan tercampur rata dengan tingkat kekenyalan yang sesuai untuk dibentuk.
b. Penggilingan yaitu membentuk adonan menjadi tipis. Penipisan adonan mie terdapat dalam tiga ukuran dengan ketebalan yang berbeda. Penipisan pertama adonan digiling dengan cukup tebal, penipisan kedua ukurannya sudah lebih tipis dari yang pertama, dan yang terakhir penggilingan adonan dengan ukuran yang tipis dengan ketebalan sekitar 2 milimeter.
c. Slicing (pengirisan), penyisiran dan penggelombangan yaitu adonan mie yang sudah digiling tipis, diiris menjadi 8 bagian sesuai ukuran kemudian adonen mie masuk kemesin yang didalamnya terdapat alat seperti sisir yang membelah adonan menjadia bagian-bagian yang panjang dan bergelombang. Sampai pada tahap ini beluma ada limbah yang dihasilkan.
Gambar. ProsesPenggilingan Sampai Pengukusan
d. Pengukusan. Adonan mie yang telah bebrntuk panjang dan bergelombang digiring ke dalam mesin steambox (pengukusan). Pada tahap ini dihasilkan limbah berupa uap panas dan sedikit air yang terkadang menetes dari dalam mesin.
Gambar 2. Proses Pengukusan Dengan Steambox
e. Cutting (pemotongan) dan pelipatan yaitu mie yang telah dikukus tadi dipotong dengan ukuran panjang yang telah diatur kemudian mie dilipat dua sehingga berbentuk persegi panjang berlapis.
Gambar 3. Proses Cutting
f. Friying (penggorengan) mie ditransport ke dalam mesin yang berisi minyak goreng. Mesin penggorengan ini bentuknya tertutup. Proses ini menghasiulkan limbah berupa sisa minyak. Pengolahn sisa minyak adalah dengan menggunakannya kembali dengan cara penambahan dengan minyak baru dan bahan kimia berupa TBH untuk menjaga kadar asam basa dan lemak minyak serta tidak menimbulkan ketengikan. Proses penggunaan kembali minyak oleh pihak produsen disebut sirkulasi minyak sehingga tidak terdapat limbah sisa minyak yang dibuang.
Gambar 4. Mie Ditranspot Ke Penggorengan
g. Cooling (pendinginan) yaitu proses dimana mie yang telah digoreng dengan suhu tinggi didinginkan menggunakan mesin pendingin agar mie tidak perlu waktu yang lama untuk didiamkan sebelum dibungkus karena suhunya telah disesuiakan dengan mesin ini. Limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah cair hasil pendinginan.
h. Wrapping Dan Packing
Setelah dilakukan proses cooling, mie akan di wrapping dan packing.Wrapping merupakan pembungkusan mie dengan kemasan yang sesuai dengan mie yang telah dibuat. Kemudian mie yang telah dikemas diberi kode produksi dan tanggal kadarluarsa mie.Pada packing mie yang telah terkemas dan diberi kode produksi, kemudian ditumpuk pada karton kemasan sejumlah yang telah ditentukan, kemudian mie diberi lakban. Tujuan dari pemberian kemasan adalah untuk melindungi produk dari kotoran, debu dan penggangu lainnya yang dapat menurunkan kualitas mie.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan adalah kode produksi, mutu karton, kondisi pengeleman, berat rata-rata dan cemaran. Adapun limbah yang dihasilkan berupa sisa kardus dan juga dihasilkan mie yang hancur rusak (HP).
3. Tahap terakhir setelah pengemasan yaitu tahap penyimpanan. Mie yang telah terbungkus rapi ditranport ke salah satu bagian pabrik kemudian dengan menggunakan tenaga manusia kardus yang berisi mie ini disusun diatas mesin bermotor pengangkiu barang yang kemudian akan dibawa ke gudang yang telah diatur sirkulasinya. Sistem penyimpanan dan pengeluaran yaitu first in first out yaitu barang yang duluan masuk digudang penyimpanan itu yang didahulukan untuk dipasarkan.
Gambar 5. Proses Tranport Mie Sebelum Penyimapan
Masakadaluarsamieyaitu 8 bulankedepanmulaidarihariproduksi sampai ke konsumendengantidakmenggunakanbahanpengawet.Salah satu alasan mengapa proses produksi harus higienis dan menggunakan bahan yang berkualitas adalah untuk menjaga mie agar awet selama 8 bulan setelah tanggal produksi. Untuk pemasaran. Mie yang telah disimpan diangkut ke truk untuk didistribusikan dengan tetap menjaga kualitas mie yang akan dibawa. Salaha satu upaya untuk menjaga agar mie tidak cepat rusak yaitu dengan menutupkan plastik dan terpal pada belakang truk agar panas maupun hujan tidak mempengaruhi mie.
Sebagianbesar proses dilakukan dengan mesin. Untuk menghindari kontaminasi bakteri pada produk, parakaryawannya menggunakan pakaian khusus yang hanyadigunakanketikaberadadalampabrikdilengkapidenganpelindungkepaladan masker serta diwajibkan mencucitangan dengan menggunakan desinfektan seperti alcohol sebelum mulai bekerja. Proses pengolahan mi instan telah memperoleh sertifikat halal dari LP POM MUI (Lembaga Penelitian Pemeriksaan Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia) dantelahmemilikisertifikat ISO 9001: 2000.Berbagai sertifikat yang telah diperoleh industri pengolahan indomie mencerminkan betapa PT Indofood selalu berusaha menjamin bahwa mutu setiap bungkus mi instan indomie aman dan layak dikonsumsi.
Limbah PT IndofoofSuksesMkamurTbk
Untukpengolahanlimbahpadat yang kami dapatkandaripenjelasanbapakIswanto, selama proses produksi mi instan PT Indofood banyaklimbah yang dihasilkan. Untuklimbahpadat, selain karton yang dihasilkan darisisa produksi.Untuk mengolahnya, pihak Indofood mengatasinya dengan pemanfaatan sisa karton yang sudah tidak digunakanlagi, atau dengan mengubahnya menjadi uang (menjualnya). Sealin itu dihasilkan juga limbah padatdarisisa-sisaproduksi mi (mi rusak). Hal initerjadikarena ada kesalahan dari system produksinya. Mie yang telah rusak karena hancur dan pecah dijadikan pakan ternak.
Untuk limbah cair, menurut penjelasan bapak Iswanto, untuk PT Indofood belum memiliki system pengolahan sendiri, tapi memanfaatkan System Waste Water Treatment Plant yang akan diolah pada satu tempat sehinnga limbahnya dialirkan melaui pipa.
Sedangkanuntuk emeisi gas yang dihasilkan, pihak Indofood jugabelummemiliki sistem pengolahanuntukemisi gas. Akan tetapi, tetap dilakukan pengontrolan kadar limbah tiap 3 - 6 sekali.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses produksi mie instan dari PT Indofood dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap pemeriksaan kualitas bahan, tahap pembuatan mie dan tahap penyimpanan. Tahapan pembuatan mie yaitu mixing, Penggilingan, Slicing (pengirisan), Pengukusan, Cutting(pemotongan) dan Pelipatan, Friying (penggorengan), Cooling (pendinginan) dan Wrapping Dan Packing
2. Jenis limbah yang dihasilkan oleh PT Indofood ada 3 jenis yaitu libah padat berupa sisa kardus dan mie yang rusak, limbah gas berupa emisi dari proses produksi dan limbah cair yang berasal dari kegiatan produksi dan non produksi (WC).
B. Saran
1. Selama proses produksi mie instan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk seharusnya dilakukan pengawasan untuk menghindari kesalahan saat produksi.
NewsTicker
Indofood Perkenalkan Indomie Seri Nusantara
Monday, Dec 21 2009
Published Date
Medan(MedanPunya.Com) PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Cabang Medan memperkenalkan produk indomie seri nusantara untuk meningkatkan penetrasi pasar di Medan Fair 2009 yang diselenggarakan pada 4 hingga 21 Desember 2009 hari ini, dilaksanakan PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara).
Menurut Branch Personel Manager Indofood CBP, Widiyarto kepada MedanPunya.Com mengatakan pada even tahun ini, Indofood CBP memperkenalkan produk terbarunya yang diberi label Indomie Seri Nusantara. Produk ini merupakan inovasi Indomie dengan citra rasa khas berbagai daerah. Selain itu, pengunjung dapat mengenal perusahaan PT Indofood CBP lebih dekat dengan melihat profil perusahaan dan produksi mie instan yang ditayangkan melalui tv plasma. Dan, pengunjung dapat mengikuti demo memasak dan menikmati langsung produk indomie dengan cara membeli.
Dia menjelaskan, stand Indofood mengambil space representatif dan menyolok dengan berbagai kreasi dari etiket dan kemasan bekas produk menjadi handycraft yang menarik seperti kreasi kemasan popmie yang menjadi pajangan udang lobstar dan etiket sarimi menjadi pajangan gerobak bakso. ungkapnya.
Pemanfaatan limbah ini ini sebagai wujud kepedulian lingkungan yang disesuaikan dengan program 3 R yakni, Reduse, Reuse dan Reccyle. "Dalam hal ini mendorong aktifitas pemanfaatan limbah stereofoam popmie dikreasikan menjadi aneka mainan yang memiliki nilai ekonomis dan bisa menambah penghasilan jika kreatif memanfaatkannya," ujarnya.
Public Relation PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Medan, Juliani mengatkan kehadiran pihaknya disetiap penyelenggaraan Medan Fair selain ingin berpartisipasi dan mendekatikan diri dengan konsumen. "Stand kita salah satu stand yang cukup ramai dikunjungi masyarakat. Karena pengunjung mendapatkan pengetahuan dan terhibur dengan games berhadiah menarik," katanya.***Rep2
Indomie
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Indomie
Kemasan Indomie saat ini, sejak 3 Januari 2010
Jenis
Mi instan
Pemilik
Indofood CBP Sukses Makmur
Negara
Indonesia
Malaysia
Arab Saudi
Nigeria
China
Jepang
Amerika Serikat
Diperkenalkan
1972
Pasar
Seluruh dunia
Pemilik sebelumnya
Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. (1972-1990-an)
Situs web
Indomie KSA
www.indomie.com
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan milik Sudono Salim ini mulai dibuat pertama kali pada tanggal 9 September 1970 dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972, dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir dengan rasa Ayam dan Udang. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional . Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.[butuh rujukan]
Harga Indomie yang ekonomis dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera Indonesia membuat produk mi instan ini sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, tidak jarang warga Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri membawa Indomie untuk mengatasi masalah ketersediaan makanan yang praktis dan sesuai dengan selera Indonesia. Kepraktisan dalam penyajiannya dan mudahnya pendistribusian membuat Indomie menjadi andalan warga Indonesia saat terjadi tragedi bencana alam untuk mengatasi masalah keterbatasan dan kelangkaan bahan pangan di lokasi dengan segera.
Indomie diklaim sebagai makanan yang sehat dan bergizi oleh produsennya. Produk mi instan ini disebut memiliki berbagai kandungan gizi seperti energi, protein, niasin, asam folat, mineral zat besi, natrium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B6, dan B12. Meskipun begitu, konsumsi Indomie yang terlalu sering tidak dianjurkan, sebab Indomie mengandung pewarna tartrazine yang tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam jangka panjang.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Promosi dan Pemasaran
2.1 Slogan
3 Jenis - jenis Indomie
3.1 Indomie Goreng
3.2 Indomie Goreng Kriuuk.. 8x
3.3 Indomie Kuah
3.4 Indomie Goreng JUMBO
3.5 Indomie Selera Nusantara
3.6 Indomie Keriting
3.7 Indomie Taste of Asia
4 Komposisi Indomie
4.1 Indomie "Mi Goreng" Spesial Plus
5 Popularitas
6 Penghargaan
7 Lagu tema
7.1 Dari Sabang Sampai Merauke
7.2 Lagu tema Indomie versi Kemerdekaan
7.3 Lagu tema Indomie versi Ramadhan
7.4 Lagu tema Indomie versi Idul Fitri
8 Kontroversi
9 Indomie Di Nigeria
9.1 Jenis-jenis rasa Indomie di Nigeria
10 Lihat pula
11 Referensi
12 Pranala luar
Sejarah
Iklan Indomie pertama sejak peluncurannya pada tanggal 9 September 1970 dan sejak diperkenalkan ke konsumen pada tahun 1972. Hingga saat ini, Indomie terus berkembang sehingga Indomie terus diberikan kepada konsumen Indonesia.
Kemasan Indomie Rasa Soto Mie revisi tahun 2009
Kemasan Indomie Rasa Baso Sapi (2001-2004)
Indomie pertama kali dibuat oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. pada tahun 1972 dengan rasa sari ayam (sekarang rasa kaldu ayam) dan rasa sari udang (sekarang rasa kaldu udang). Pada tahun 1982 Indomie varian rasa kari ayam dan mi goreng diluncurkan. Pada tahun 1984 perusahaan tersebut dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya, yang memproduksi Sarimi. Pada tahun 1987, Pop Mie, mi instan dalam bentuk cup dari Indomie, diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan rasa baso. Pada tahun 1990 PT. Panganjaya Intikusuma didirikan, yang kemudian menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. pada tahun 1994, mengambil alih kedua perusahaan tersebut (PT. Sarimi Asli Jaya dan PT. Sanmaru). Pada tahun 2005 saat pergantian kemasan, Indomie berhasil memecahkan rekor Guinness World Records sebagai bungkus mi instan terbesar di dunia. Pada tahun 2006 Indomie Goreng Kriuuk diluncurkan, dengan tiga pilihan kriuuk, yaitu kriuuk ayam, bawang dan pedas. Pada tahun 2009 gambar foto ilustrasi saran penyajian Indomie direvisi di Indomie Goreng Spesial, Rasa Ayam Bawang, Rasa Ayam Spesial, Rasa Kaldu Ayam dan Rasa Soto Mie. Pada tanggal 3 Januari 2010 Indofood CBP memperkenalkan Indomie kemasan baru untuk semua varian rasa goreng, kuah, Selera Nusantara dan JUMBO dengan tagline seleraku dalam pesona baru. Pada bulan Agustus 2010 Indomie Keriting hadir dengan tiga rasa baru yaitu Goreng Rasa Ayam Cabe Rawit, Goreng Rasa Kornet dan Rasa Laksa Spesial serta pergantian kemasan untuk varian Goreng Spesial dan Rasa Ayam Panggang. Pada akhir 2011 Indomie Goreng Rendang diluncurkan, dengan daging sapi asli dipadu dengan bumbu rendang asli, dengan tagline ini baru rendang. Pada bulan Agustus 2012 Indomie menyelenggarakan program ulang tahun yang ke-40 tahun, yang perayaannya diselenggarakan di Mal Taman Anggrek, Jakarta. Pada bulan Desember 2012 diluncurkan varian baru Indomie Goreng Cabe Ijo, dengan serpihan cabe hijau asli dan minyak bumbu cabe hijau yang diberi pewarna hijau klorofil agar mi berwarna hijau. Slogan iklan Indomie Goreng Cabe Ijo yaitu ijo, mantap, hot yang kemudian pada bulan April 2013 dengan slogan "Asli Cabe Ijo". Pada bulan November 2013 diluncurkan varian baru Indomie Taste of Asia, yaitu rasa Tom Yum, Bulgogi dan Laksa. Pada bulan Januari 2014 diluncurkan varian baru Indomie Goreng Iga Penyet, dengan bumbu iga penyet dengan slogan "Dahsyat Iga Penyetnya!" yang kemudian pada bulan Maret 2014 dengan slogan "Dahsyat Rasanya!".
Promosi dan Pemasaran
Semua rasa Indomie, terhitung sejak tahun 2008.
Kemasan Indomie Mi Goreng sebelumnya, digunakan di Indonesia hingga akhir 2009, sedangkan di luar negeri hingga 2012.
Indomie Mi Goreng Kriuuk..
Indomie di salah satu supermarket di Indonesia.
Kemasan Indomie Mi Keriting Goreng Spesial dan Rasa Soto Mie.
Kemasan Indomie Mi Goreng Kriuuk.., Mi Keriting, Selera Nusantara, Rasa Ayam Bawang, Rasa Kaldu Ayam dan Pop Mie Goreng Pedas.
Indomie untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan berbagai produk mi instan di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Indomie sebagai produk mi instan yang pertama kali hadir di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang digunakan adalah terutama melalui iklan di media elektronik dan cetak, mensponsori berbagai acara, serta instalasi iklan billboard secara luas. Indomie sangat dikenal dengan taglinenya, "Indomie Seleraku". Pada tahun 2008 Indomie melakukan inovasi dalam promosinya dengan mengadakan event Indomie Jingle Dare, sebuah ajang kompetisi bagi pelajar tingkatan SMA untuk membuat jingle bagi iklan Indomie.
Iklan Indomie pada tahun 2001 dibintangi oleh Chairul Tanjung, Jovanka Mardova, dan Okky Lukman.
Iklan Indomie 2001: Proklamasi Kemerdekaan ke-56 tahun
Iklan Indomie 2001: Ramadhan (bagian 1)
Iklan Indomie 2001: Ramadhan (bagian 2)
Iklan Indomie 2001: Idul Fitri 1422 H
Dalam pemasarannya, grup distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi mi instan yang terluas di Indonesia, yang mana menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin. Indomie dapat dibeli secara satuan per bungkus, dapat juga dibeli dengan paket per 5 bungkus dan paket 1 kardus yang berisi 30 atau 40 bungkus indomie. Harga Indomie relatif ekonomis, di Indonesia pada tahun 2012, Indomie dihargai Rp. 1.450,- per bungkusnya atau sekitar 10 sen dolar Amerika. Di Australia, tahun 2009 Indomie dijual dengan harga 25 sen per bungkusnya atau AUD 10 untuk satu kardus berisi 40 bungkus Indomie, sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 2009, Indomie biasa dijual dengan harga 1 dolar per 3 bungkusnya, dan dapat ditemukan di berbagai supermarket Asia seperti Lion Supermarket, Marina Food, atau 99 Ranch Market.
Satu bungkus Indomie Mi Goreng Spesial Plus memiliki berat bersih 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu bumbu, minyak bumbu, kecap manis, saus cabe dan bawang goreng.
Indomie Mi Goreng juga tersedia dalam versi JUMBO yang tersedia dalam dua pilihan rasa, yaitu Mi Goreng Spesial dengan berat bersih 129 gram dan Mi Goreng Rasa Ayam Panggang dengan berat bersih 127 gram.
Indomie pertama kali ikut serta dalam Pekan Raja Djakarta pada tahun 1973.
Slogan
Indomie Seleraku (1982-sekarang)
Makanan Indonesia Penuh Gizi (1997-2003)
Waktunya Indomie (2005-2006)
Dari waktu ke waktu, hanya satu yang ditunggu (2005-2006)
Indomie, Warnai hari-harimu (2006-2007)
Satu Selera untuk Semua (2008)
Seleraku dalam pesona baru (kemasan baru, 2010)
Pas hujan, pasnya Indomie (versi Hujan, 2010-2011)
Larut malam, enaknya Indomie (versi Malam, 2010-2011)
Ini Ceritaku, Apa Ceritamu? (versi Cerita Indomie, 2011-2012)
Ini baru Rendang! (Mi Goreng Rendang, 2011-2012)
Seleraku Rendang! (Mi Goreng Rendang, 2011-2012)
Beda Generasi, Satu Selera (2012)
40 tahun Indomie, Berbeda-beda Satu Selera (40 tahun Indomie, 2012-2013)
Sensasi Cabe Ijo (Mi Goreng Cabe Ijo, 2012-2013)
Asli Cabe Ijo (Mi Goreng Cabe Ijo, 2013)
Taste of Asia (Taste of Asia, 2013-2014)
Dahsyat Iga Penyetnya! (Mi Goreng Iga Penyet, 2014)
Dahsyat Rasanya! (Mi Goreng Iga Penyet, 2014)
Bikin Hari Semangat! (Mi Goreng, 2014)
Jenis - jenis Indomie
Indomie Mi Goreng Iga Penyet
Indomie Mi Goreng Cabe Ijo
Indomie Mi Goreng Rendang
Indomie Mi Goreng Pedas
Indomie Goreng
Indomie Goreng Spesial
Indomie Goreng Spesial Plus (Bawang Goreng Lebih Banyak dan Lengkap dengan Saus Cabe)
Indomie Goreng Cabe Ijo
Indomie Goreng Pedas
Indomie Goreng Iga Penyet
Indomie Goreng Rendang
Indomie Goreng Sate
Indomie Goreng Kriuuk.. 8x
Kriuuk.. Ayam
Kriuuk.. Bawang
Kriuuk.. Pedas
Indomie Kuah
Indomie Rasa Ayam Bawang
Indomie Rasa Ayam Spesial (varian lama)
Indomie Rasa Ayam Spesial (varian baru)
Indomie Rasa Baso Sapi
Indomie Rasa Kaldu Ayam
Indomie Rasa Kaldu Udang
Indomie Rasa Kari Ayam
Indomie Rasa Kari Ayam (Bawang Goreng Lebih Banyak)
Indomie Rasa Soto Mie
Indomie Rasa Soto Spesial (Ekstra Koya Gurih)
Indomie Goreng JUMBO
Indomie Goreng JUMBO
Indomie Goreng Rasa Ayam Panggang JUMBO
Indomie Selera Nusantara
Indomie Goreng Rasa Cakalang
Indomie Goreng Rasa Rendang Pedas Medan
Indomie Rasa Cakalang
Indomie Rasa Coto Makassar
Indomie Rasa Empal Gentong
Indomie Rasa Kari Ayam Medan
Indomie Rasa Mi Celor
Indomie Rasa Mi Kocok Bandung
Indomie Rasa Sop Buntut
Indomie Rasa Soto Banjar
Indomie Rasa Soto Banjar Limau Kulit
Indomie Rasa Soto Betawi
Indomie Rasa Soto Medan
Indomie Keriting
Indomie Keriting Goreng Rasa Ayam Cabe Rawit
Indomie Keriting Goreng Spesial
Indomie Keriting Rasa Ayam Panggang
Indomie Taste of Asia
Indomie Taste of Asia
Indomie Taste of Asia Mi Kuah Rasa Tom Yum Ala Thailand
Indomie Taste of Asia Mi Goreng Rasa Bulgogi Ala Korea
Indomie Taste of Asia Mi Kuah Rasa Laksa Ala Singapura
Komposisi Indomie
Indomie "Mi Goreng" Spesial Plus
Mi: Tepung terigu, minyak sayur, tepung tapioka, garam, pemantap (nabati dan natrium tripolifosfat), pengatur keasaman, mineral (zat besi), pewarna (tartrazin CI 19140), antioksidan (TBHQ).
Bumbu: Gula, garam, penguat rasa mononatrium glutamat (MSG), bubuk bawang putih, bubuk bawang bombay, perisa ayam (mengandung penguat rasa dinatrium inosinat dan guanilat), bubuk lada dan vitamin (A, B1, B6, B12, Niasin, Asam Folat, Pantotenat).
Minyak: Minyak sayur dan bawang merah.
Kecap Manis: Gula (mengandung sulfit), air, kedelai, gandum, garam, bumbu dan rempah-rempah, pengawet (natrium benzoat), minyak nabati.
Saus Cabe: Cabe, air, gula, garam, pengental, pengatur keasaman, bumbu, penguat rasa (mononatrium glutamat, dinatrium inosinat dan guanilat), perisa, pengawet (natrium benzoat dan natrium metabisulfit).
Bawang Goreng (mengandung antioksidan TBHQ)
(Sumber: Bagian belakang kemasan Indomie Mi Goreng Spesial Plus edisi 40 tahun Indomie, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., Jakarta, 2012)
Popularitas
Kemasan baru Indomie Goreng di tempat sampah pada bulan Januari 2010, tidak lama sesudah diluncurkannya kemasan baru Indomie.
Tahun 2005, Indomie memecahkan rekor dunia dalam Guinness Book of World Records untuk kategori "Paket Terbesar Mi Instan" dengan menciptakan paket dengan ukuran 3,4m x 2,355m x 0,47m, dengan berat bersih 664,938 kilogram, dimana berat ini adalah 8.000 kali berat standar sebuah paket mi instan. Paket tersebut dibuat dengan bahan yang sama seperti sebuah bungkus mi instan dan disertifikasi layak untuk konsumsi manusia. [1]
Pada tanggal 13 Desember 2009, Indomie disebut oleh Roger Ebert, kritikus film populer dari Amerika Serikat untuk majalah Chicago Sun-Times, sebagai salah satu kado Natal pilihan di urutan #1. [2]
Indomie memperkenalkan kemasan barunya pada tanggal 3 Januari 2010, dengan perubahan besar untuk varian Mi Goreng, kuah, JUMBO dan Selera Nusantara.
Indomie adalah makanan yang sangat populer di Nigeria. Di Nigeria, Indomie diproduksi oleh De-United Foods Industries Ltd, anak perusahaan Dufil Group, hasil joint venture Tolaram Group dari Singapura dengan Grup Salim dari Indonesia. Saat ini ada 2 pabrik yang memproduksi Indomie di Nigeria, yang pertama adalah pabrik De United Foods Industries limited yang didirikan 1995 di Ota Ogun State, merupakan pabrik pertama yang memproduksi Indomie di Nigeria dan merupakan produsen mi instan terbesar di Afrika Barat. Pabrik kedua adalah Dufil Prima Foods Plc yang dioperasikan sejak 2001, terletak di Choba, Port Harcourt, Rivers State.
Indomie menyelenggarakan ulang tahunnya yang ke-40 pada bulan Agustus 2012 di Mal Taman Anggrek, Jakarta, dengan peluncuran kemasan Indomie edisi khusus ulang tahun ke-40 pada bulan Juli 2012.
Pada tanggal 8 Desember 2012, Indomie meluncurkan rasa baru, Indomie Goreng Cabe Ijo, dengan tagline Ijo, mantap, hot.
Pada bulan November 2013, Indomie meluncurkan varian baru, Taste of Asia dengan varian rasa Tom Yum, Bulgogi dan Laksa.
Pada bulan Januari 2014, Indomie meluncurkan rasa baru, Indomie Goreng Iga Penyet, dengan tagline Dahsyat Iga Penyetnya!.
Penghargaan
2001 - 2010[3]
2010
Top Brand Award 2010 – Indomie, Outstanding Achievement in Building the Top Brand: Most Powerful Distribution Performance 2009–Indomie, The Most Powerful Distribution Performance
2009
Top Brand Award 2009 – Indomie, Outstanding Achievement in Building the Top Brand: Most Powerful Distribution Performance 2009 – Indomie, The Most Powerful Distribution Performance; The Most Powerful Distribution Performance 2009 - Indomie, The Most Powerful Brand Index; Indonesia Best Brand Award 2009 – Indomie, Platinum Brand Award, Achievement of Indonesian Best Brand Award for 7 Consecutive Years (2003-2009); Indonesian Customer Satisfaction Award 2009 – Indomie, Diamond Award, The Best in Achieving Total Customer Satisfaction for 9 Years (2001-2009); The Most Impactful Brand Activation 2009 – Indomie Jingle Dare, The Most Interactive Road Show Activation; Indonesia Best Packaging Award 2009 – Indomie Rasa Soto Betawi, First Place of The Most Environment-Friendly Packaging, The Most User-Friendly Packaging and The Safest Packaging
2008
Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Superbrands; Top Brand; Indonesia Best Packaging Award (As The Most Safety Indonesia Best Packaging); Indonesia Best Packaging Award (As Best of The Best Indonesia Best Packaging); The Most Powerful Distribution Performance; The Most Effective Ad
2007
Top Brand; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Anugerah Asli Produk Indonesia (AAPI); The Most Powerful Distribution Performance
2006
Superbrands; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; The Most Powerful Distribution Performance; Anugerah Asli Produk Indonesia (AAPI)
2005
Guinness World of Record – The Largest Pack of Instant Noodles; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; Packaging Consumer Branding Award (Gold)
2004
Superbrands; The Best Local Brand; Food, Tobacco & Restaurant; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Top Brand for Kids
2003
Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA)
2002
Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA)
2001
Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); The Most Valuable Brands
Lagu tema
Lagu tema yang berjudul "Indomie Seleraku" selalu ditampilkan di iklan Indomie di radio dan televisi. Lagu ini diciptakan oleh A. Riyanto sekitar tahun 1980-an, kemudian dipilih PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. (sekarang Indofood CBP) sebagai lagu tema untuk iklan Indomie, hingga saat ini.
Dari Sabang Sampai Merauke
Bait Pertama:
Dari Sabang sampai Merauke
Dari Miangas sampai Pulau Rote
Indonesia tanah airku
Indomie seleraku...
Bait Kedua:
Dari desa sampai ke kota
Dari gurun sampai pegunungan
Indonesia tanah airku
Indomie seleraku...
Bait Ketiga:
Indomie, Indomie seleraku...
Indomie dari dan bagi Indonesia
Akhiran:
Indomie seleraku...
Lagu tema Indomie versi Kemerdekaan
Bait Pertama:
Puji syukur pada Illahi
Nikmatnya alam kemerdekaan
Indonesia tanah airku
Majulah negeriku
Bait Kedua:
Puji syukur pada Illahi
Nikmatnya alam kemerdekaan
Indonesia tanah airku
Majulah Indonesiaku
Lagu tema Indomie versi Ramadhan
Bait Pertama:
Hari ini kita puasa
Menjalankan perintah agama
Buka puasa bersama Indomie
Indomie Seleraku
Bait Kedua:
Hari ini kita puasa
Menjalankan perintah agama
Kita sahur bersama Indomie
Indomie Seleraku
Lagu tema Indomie versi Idul Fitri
Hari ini hari yang fitri
Kita rayakan kemenangan
Minal aidzin wal faidzin
Ma'afkan lahir batin
Kontroversi
Penarikan bungkus Indomie dan Mie Sedaap dari pasar Taiwan pada bulan Oktober 2010.
Pihak berwenang Taiwan pada tanggal 7 Oktober 2010 mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan "Indomie" dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, dua jaringan supermarket terkemuka di Hong Kong untuk sementara waktu juga tidak menjual mi instan Indomie. Menurut Harian Hong Kong, The Standard, dalam pemberitaan Senin, 11 Oktober 2010, harian itu mengungkapkan bahwa dua supermarket terkemuka di Hong Kong, Park n' Shop dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak mereka. Selain itu, Pusat Keselamatan Makanan di Hong Kong tengah melakukan pengujian atas Indomie dan akan menindaklanjutinya dengan pihak importir dan dealer. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Menurut The Standard, bila bahan-bahan dikonsumsi, konsumen berisiko muntah-muntah. Selain itu, bila dikonsumsi secara rutin atau dalam jumlah yang substansial, konsumen akan menderita asidosis metabolik, atau terlalu banyak asam di dalam tubuh.
Sebaliknya, importir Indomie di Hong Kong, Fok Hing (HK) Trading, menyatakan bahwa mi instan itu tetap aman dikonsumsi dan memenuhi standar di Hong Kong dan Organisasi Kesehatan Dunia. Itu berdasarkan hasil pengujian kualitas pada Juni lalu, yang tidak menemukan adanya bahan berbahaya.[4]
Menurut Indofood, produk Indomie dengan kandungan metil p-hidroksibenzoat bukan untuk dipasarkan di Taiwan. Indomie di Taiwan sudah disesuaikan dengan regulasi yang ada di Taiwan yang tidak memakai pengawet tersebut. Indofood dalam situs resminya pada Senin (11/10/2010) menyatakan bahwa yang diberitakan media di Taiwan itu adalah produk mi instan dari Indofood, yang sebenarnya bukan untuk dipasarkan di Taiwan.[5] Mi instan yang dianggap berbahaya di Taiwan itu sebenarnya ditujukan untuk pasar Indonesia, bukan pasar Taiwan. [6]
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih dalam tanggapannya menyatakan Indomie masih aman untuk dimakan tetapi tetap menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi mi instan.[7]
Akibat dari isu ini, harga saham Indofood CBP sebagai produsen Indomie anjlok.[8]
Indomie Di Nigeria
Reklame iklan Indomie di Nigeria
Indomie pernah diperkenalkan di Nigeria sejak tahun 1988 dan mulai diproduksi tahun 1995 melalui Dufil Prima Foods, di mana itu adalah merek yang populer dan memiliki pabrik mie instan terbesar di Afrika. Indomie telah tumbuh menjadi merek mi instan di seluruh dunia.[9][10]
Jenis-jenis rasa Indomie di Nigeria
Rasa Indomie terpopuler di Nigeria yaitu Rasa Ayam. Berikut ini adalah jenis-jenis rasa Indomie yang tersedia di Nigeria.
Chicken Flavour (Rasa Ayam) 70g
Chicken Flavour Super Pack 120g
Chicken Flavour Hungry Man Size 210g
Onion Chicken Flavour (Rasa Ayam Bawang)
Pepper Chicken Flavour (Rasa Ayam Lada)
Oriental Fried Noodles (Mi Goreng Oriental)
Manfaat Limbah Industrie Mie Instan Bagi Pakan Ikan
Saat ini mie instan adalah makanan yang sudah menjadi makanan instan bagi semua kalangan masyarakat dikarenakan harganya yang sangat lah terjangkau. Industri mie instan banyak memanfaatkan terigu sebagai bahan baku utama dalam pembuatan mie instan tersebut, bahan lainnya seperti minyak sawit, tapioka, sagu porsinya sangat sedikit.
Kita tahu bahwa bahan baku yang sering dipakai dalam pembuatan pakan buatan ikan adalah terigu sebagai karbohidrat. Dimana bahan bakunya sama dalam pembuatan mie instan. Maka daripada itu limbah indusrti mie instan perlu dimanfaatkan untuk pembuatan pakan ikan, karena masih jarang dipakai oleh petani maupn pabrik pakan.
Nilai nutrisi yang terkandung dalam limbah industri ini adalah kandungan lemaknya, tetapi kandungan proksimat limnbah mie instan menunjukan kadar protein lebih rendah dibandingkan dengan terigu dan dedak padi. Lemak dalam limbah mie instan biasanya berasal dari minyak kelapa sawit, yang diduga memiliki FFA rendah, karena untuk konsumsi manusia. Keunggulan limbah industri mie dibandingkan dedak padi adalah kandungan serat kasarnya.
Serat kasar ini berpengaruh terhadap kecernaan karbohidrat. Semakin tinggi serat kasar diduga kecernaan karbohidrat akan semakin rendah. Kandungan asam phytat pada dedak padi juga menyebabkan beberapa nutrien seperti phospor tidak dapat dicerna. Lemak pada dedak walaupun jumlahnya tinggi merupakan asam - asam tak jenuh. Asam lemak tak jenuh mudah sekali teroksidasi sehingga akan rusak dalam waktu yang relatif cepat.
Kandungan asam amino limbah industri mie instan tidak jauh berbeda dengan asam amino dalam terigu, sehingga diharapkan dapat digunakan dalam pakan ikan sebanyak 10 -15%, atau menggantikan tepung terigu.
KANDUNGAN NUTRISI :
Kandungan nutrisi limbah industri mie instan dibandingkan dedak padi dan tepung terigu berturut-turut adalah :
Protein : 8-9%, 11-12%, 10-11%
Lemak : 8-10%, 11-13%, 0,5-1%
Serat Kasar : 1-2%. 11-16%, 0-1%
lysin : 0,21%, 0,42%, 0,82%
methionin : 0,14%, 0,26%, 0,26%
Kunjungan ke PT. Indofood Jambi
Posted on Januari 16, 2014 by gurusmatt
The Green Club SMAN Titian Teras H. Abdurrahman Sayoeti (TTHAS) Jambi berkunjung ke PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Jambi di Jalan Lingkar Barat Km 12 Kelurahan Kenali Asam Bawah Kota Baru, Kota Jambi, Rabu (4/12).
Rombongan terdiri dari 35 peserta didik yang tergabung dalam The Green Club, didampingi lima guru pendamping (Dra. Nirma Erika, Agustin Winarni, M.Si, Alizar Johan, S.Pd, Salwinsah, S.A dan Kastalani) disambut pihak PT. Indofood dengan penuh kekeluargaan dan memaparkan secara detail proses pembuatan produk mie tersebut dari bahan mentah, pengolahan, pengemasan hingga sampai ke tangan konsumen.
Sebelum menerima penjelasan di audotorium, rombongan diajak keliling di areal perusahan seluas 15 ha, sembari mendengarkan menjelaskan tahapan proses kerja mesin industri yang dilewati, oleh Pratiwi, staf HRD (Human Resources Development).
Dengan kunjungan ini, siswa SMAN Titian Teras mendapatkan informasi yang sangat bermanfaat demi peningkatan kinerja The Green Club di sekolahnya, karena perusahan yang dikunjungi telah mengimplementasikan sistem hemat energi, ramah lingkunagn bahkan pengolahan limbah yang sudah standar nasional. Dan sangat sesuai dengan program sekolah berbudaya lingkungan (adiwiyata) yang telah dicanangkan SMAN Titian Teras.
Ketika memasuki audotorium, rombongan disediakan tontonan tentang profil PT Indofood Cabang Jambi. Dilanjutkan penjelasan Pratiwi, tentang proses pembuatan mie secara mendalam. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, ujar Pratiwi, merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. Industri ini merupakan produsen mie instan di Indonesia yang memproduksi mie instan dengan 40 citarasa dan beberapa merek. Banyaknya produk mie instan yang beredar di pasaran dan persaingan tingkat produsen yang semakin tinggi, menyebabkan perusahan ini harus dapat bertahan dengan baik dan meningkatkan daya saing. Salah satu cara meningkatkan daya saing adalah perusahaan harus mengoptimalkan kinerja dari fungsi-fungsi yang ada di perusahaan.
Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan pencetakan), frying (penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan), lanjut Pratiwi.
Pratiwi juga memaparkan bahwa PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi noodle memproduksi mie instan seperti Indomie, Sarimi, Supermie, Sakura dan lain-lain.
Ketika ditanya tentang kandungan gizi, Pratiwi menjelaskan, bahan-bahan yang digunakan disetiap produknya merupakan bahan pilihan. Tepung terigu yang digunakan merupakan kualitas terbaik dari Bogasari Flour Mils. Rempah-rempah dan bumbu yang terkandung dalam tiap masing-masing rasa indomie yang merupakan pilihan terbaik dari kekayaan alam nusantara dan diproses dengan sangat higienis, proses dengan Standard Internasional, dan teknologi berkualitas tinggi. Tambahan fortifikasi mineral dan vitamin A, B1, B6, B12, Niasin, Asam Folat dan Mineral Zat Besi.
Sambil mendengarkan penjelasan, dialog dan tanya jawab, semua rombongan dihidangkan sajian mie siap santap, tentunya asli produksi PT Indofood kebanggan masyarakat Jambi. Selain itu rombongan juga diberi oleh-oleh untuk dibawa pulang berupa produk mie dari berbagai citarasa.
MIE INSTAN
Posted on June 29, 2013 " Leave a comment
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini pola kehidupan masyarakat semakin modern, hal ini menjadikan pola makan dan kebutuhan yang berbeda. Sehingga mereka menginginkan suatu kemudahan dan kepraktisan, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan pangan dengan makanan yang cepat saji. Hal tersebut tentu sangat menguntungkan, ditinjau dari sudut pandang yang begitu beragamnya konsumsi pangan. Dengan demikian kita akan terhindar dari ketergantungan pada suatau bahan pangan pokok saja. Akhir- akhir ini semakin banyak orang yang memilih makanan cepat saji, diantaranya adalah mie.
Mie banyak dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia baik dari kalangan anak- anak hingga orang tua. Hal ini dikarenakan mie mudah didapatkan dan mudah dalam penyajiannya, sebagai contoh mie instant yaitu cukup dengan dimasak atau diseduh dengan air mendidih selama 3- 4 menit. Dan hal ini juga didukung oleh berbagai keunggulan yang dimiliki mie terutama dalam hal rasa, yang memiliki berbagai macam pilihan, tekstur dan kenampakan yang menarik, harga terjangkau, praktis dalam pengolahannya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup baik.
Salah satu produk industri hasil pertanian adalah mie. Mie merupakan salah satu produk olahan yang terbuat dari bahan dasar gandum (tepung terigu) dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lainnya yang diizinkan. Dalam ilmu pangan, mie dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu mie segar atau mie mentah, mie basah, mie kering dan mie instant. Mie segar atau mie mentah adalah mie yang tidak mengalami proses tambahan setelah pemotongan dan mengandung kadar air sekitar 35 %, umumnya digunakan untuk bahan baku mie ayam. Mie basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan mengandung kadar air 52%. Mie kering adalah mie segar yang telah dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 8-10%. Sedangkan mie instant adalah mie yang dihasilkan dari proses penggorengan setelah diperoleh mie segar. Kadar air mie instant umumnya 5- 8%, sehingga memiliki daya simpan yang lama.
Kualitas mie yang dihasilkan banyak dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah quality control atau pengendalian mutu mie. Dimana diketahui bahwa pengendalian mutu pada proses pembuatan mie instant memerlukan penanganan yang sangat kompleks. Agar dapat dihasilkan produk mie instant yang berkualitas baik. Peningkatan kualitas produk tidak lepas dari pengandalian dan pengawasan agar dihasilkan produk yang sesuai standar mutu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengam mie?
2. Apa saja bahan pembuatan mie instant?
3. Bagaimana proses industri pembuatan mie instant?
4. Bagaimana analisis bahan baku, bahan setengah jadi dan barang jadi pada industri mie?
5. Bagaimana pengolahan limbah industry mie instan?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan definisi mie.
2. Untuk menjelaskan bahan-bahan dalam pembuatan mie instan.
3. Untuk menjelaskan tentang proses pembuatan mie instan.
4. Untuk menjelaskan analisis bahan baku, bahan setengah jadi dan barang jadi pada industry mie (pengawasan mutu).
5. Untuk menjelaskan tentang pengolahan limbah industri mie instan.
BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN
2.1.1 Mie
Mie adalah salah satu bentuk makanan pokok yang cukup diminati oleh masyarakat Indonesia sebagai contoh mie kering dan mie instant yang sering dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di wilayah perkotaan, yang mempunyai jadwal atau aktifitas yang padat. Mereka memilih mie kering dan mie instant karena dapat dijadikan makanan alternatif pengganti nasi (Astawan, 2008).
Mie merupakan bahan pangan yang cukup potensial, selain harganya relatif murah dan praktis mengolahnya, mie juga mempunyai kandungan gizi yang cukup baik. Di dalam 100 gr mie kering terkandung 338 Kal, protein 7.6 g, lemak 11.8 g, karbohidrat 50.0 g, mineral 1.7 mg dan kalsium 49 mg. Dilihat dari kandungan gizinya, mie rendah akan kandungan kalorinya sehingga cocok untuk orang yang sedang menjalani diet rendah kalori (Anonima, 2010).
Salah satu produk industri hasil pertanian adalah mie. Mie merupakan salah satu produk olahan yang terbuat dari bahan dasar gandum (tepung terigu) dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lainnya yang diizinkan. Dalam ilmu pangan, mie dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu mie segar atau mie mentah, mie basah, mie kering dan mie instant. Mie segar atau mie mentah adalah mie yang tidak mengalami proses tambahan setelah pemotongan dan mengandung kadar air sekitar 35 %, umumnya digunakan untuk bahan baku mie ayam. Mie basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan mengandung kadar air 52%. Mie kering adalah mie segar yang telah dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 8- 10%. Sedangkan mie instant adalah mie yang dihasilkan dari proses penggorengan setelah diperoleh mie segar. Kadar air mie instant
umumnya 5- 8%, sehingga memiliki daya simpan yang lama (Anonim, 2010).
Dalam Standar Nasional (SNI) nomor 01- 3351- 1994, mie instant didefinisikan sebagai produk makanan kering yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih selama 3- 4 menit. Berikut ini tabel 2.1 mengenai syarat mutu mie instant berdasarkan SNI tersebut.
Ada 3 (tiga) golongan mie berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI).
1. Mie basah
Produk makanan basah yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie.
2. Mie kering
Produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentu khas mie.
3. Mie instan
Mie instan dibuat dari adonan terigu sebagai bahan utama dengan atau tanpa penambahan bahan lainnya. Mie instan dicirikan dengan adanya penambahan bumbu dan memerlukan proses rehidrasi untuk siap dikonsumsi.
2.2 Bahan Pembuatan Mie Instan
2.2.1. Bahan Utama
Tepung dapat berasal dari bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena dari jagung atau hewani misalnya tepung tulang hewan dan tepung ikan. Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu. Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air
(Anonim, 2010).
Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten dapat dibentuk dari gliadin (prolamin dalam gandum) dan glutenin. Protein dalam tepung terigu untuk pembuatan mie harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tidak rapuh sewaktu proses produksinya. Bahan-bahan lain yang digunakan antara lain air, garam, bahan pengembang, zat warna, bumbu dan telur
(Anonim, 2010).
Bahan-bahan penolong yang digunakan dalam proses pembuatan mie instan adalah air yang berfungsi sebagai media pencampur dan pelarut garam. Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mie, serta mengikat air.
Bahan utama dalam pembuatan mie adalah tepung terigu, tetapi pada kenyataannya dalam pembuatan mie juga digunakan tepung pensubstitusi sebagai pengganti tepung terigu, sehingga penggunaan tepung terigu bisa dikurangi. Tepung pensubstitusi yang biasa ditambahkan adalah tepung tapioka, tepung singkong dan tepung beras. Adapun komposisi gizi dari tepung terigu dan tepung pensubstitusi dalam pembuatan mi menurut direktorat gizi, Departemen Kesehatan 1992 dapat dilihat pada tabel 2.2
Jenis – jenis tepung terigu :
a. Tepung terigu berprotein tinggi (bread flour): tepung terigu yang mengandung kadar protein tinggi (11% – 13%) digunakan sebagai bahan pembuat roti, mie, pasta, donat.
b. Tepung berprotein sedang atau serbaguna (all purpose flour): tepung terigu yang mengandung kadar protein sedang (8% – 10%) digunakan sebagai bahan pembuatan kue.
c. Tepung berprotein rendah (pastry flour): mengandung protein (6%-8%) umumnya digunakan untuk membuat kue yang renyah, seperti biscuit atau kulit gorengan. Adapun table 2.3 mengenai syarat tepung terigu berdasarkan SNI 01- 3751- 1995
2.2.2. Bahan Tambahan
a. Tapioka
Tepung tapioka adalah pati yang diperoleh dari ekstrak ubi kayu melalui proses pemarutan, pemerasan, penyaringan, pengendapan pati, dan pengeringan. Penggunaan tepung terigu untuk kalangan industri pengolahan mie di Indonesia sangantlah besar. Oleh karena itu, pemanfaatan tepung tapioka sebagai pensubstitusi diharapkan dapat mengurangi penggunaan tepung terigu sehingga dapat memberi keuntungan yang cukup besar. Tepung tapioka dapat digunakan sebagai bahan alternatif agar mie tetap kenyal, dan tidak lengkat saat dicetak. Dari segi hargapun tepung tapioka lebih murah dibanding dengan tepung terigu (Made Astawan, 1999). Adapun table 2.4 mengenai tepung tapioca bersarkan SNI 01- 2905- 1992
b. Garam
Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mie serta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan.
(Winarno, 1997).
c. Air
Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang dengan adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 – 9, hal ini disebabkan absorpsi air makin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang diserap, mie menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta yang baik.
(Anonim, 2010).
d. Minyak Goreng
Minyak dapat digunakan sebagai medium penggorengan bahan. Dalam penggorengan, minyak berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah rasa gurih dan kalori dalam bahan. Minyak yang telah rusak mengakibatkan penurunan nilai gizi, merusak tekstur dan flavor dari bahan yang digoreng. Kerusakan minyak selama penggorengan akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi bahan yang digoreng. Minyak yang rusak akibat proses oksidasi dan polimerisasi akan menghasilkan produk yang kurang menarik dan cita rasa yang tidak enak. Hasil oksidasi lemak dalam bahan pangan tidak hanya mengakibatkan rasa dan bau yang tidak enak, tetapi juga dapat menurunkan nilai gizi karena kerusakan vitamin (karoten dan tokoferol) dan asam lemak essensial dalam lemak.
(Ketaren, 1986)
2.3 Proses Produksi Mie Instan
Proses pembuatan mie melalui beberapa tahap, yaitu dimulai dengan pencampuran bahan ke hopper, selanjutnya dilakukan pengadukan (mixing), pembentukan adonan menjadi lembaran (roll-sheeting), pembelahan lembaran menjadi untaian mie (slitting), pengukusan (steaming), pemotongan dan pelipatan (cutting and folding), penggorengan (frying), pendinginan (cooling), dan pengemasan (packing). Dalam proses pengadukan (mixing) semua bahan dimixer menjadi satu sampai terbentuk adonan. Tujuan proses ini adalah mendapatkan adonan yang cukup kadar airnya untuk membentuk struktur gluten sehingga diperoleh adonan yang homogen dan memudahkan dalam proses pembentukan lembaran. Pembentukan lembaran (roll-sheeting) bertujuan untuk membentuk struktur gluten dengan arah yang sama secara merata dan lembaran adonan menjadi lembut serta elastis.
Proses ini merupakan proses pembentukan adonan menjadi lembaran yang menentukan tekstur mie yang dihasilkan karena pada proses inilah terjadi pembentukan struktur gluten. Setelah adonan diuleni akan terbentuk adonan yang kalis, licin dan transparan. Dan adonan berbentuk lembaran, selanjutnya lembaran adonan tersebut dibelah sehingga berbentuk gelombang. Mie yang berwujud untaian bergelombang selanjutnya dibawa oleh steam box conveyor ke dalam steam box untuk proses pengukusan atau steaming. Pengukusan atau steaming dimaksudkan untuk memasak mie menjadi mie masak dengan sifat fisik yang solid. Sehingga akan diperoleh tekstur mie yang baik yakni lembut, lunak dan elastis. Kemudian setelah mie keluar dari steam box, selanjutnya dilakukan pemotongan dan pelipatan (cutting and folding) . Pemotongan adalah proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu, dan melipat menjadi dua bagian yang sama panjang. Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan bentuk ukuran mie yang sesuai standar dan kondisi kemasan. Selanjutnya setelah proses pemotongan dan pelipatan kemudian dilakukan proses penggorengan.
Penggorengan merupakan pemberian sejumlah panas kepada suatu bahan dengan media minyak atau lemak agar bahan tersebut menjadi matang atau setengah matang saja. Tujuan proses ini adalah untuk megurangi kadar air didalam mie dan pemantapan pati tergelatin. Kadar air setelah penggorengan adalah 3 % sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet. Berikutnya setelah penggorengan dilakukan pendinginan. Pendinginan (cooling) adalah proses pengangkutan mie panas setelah penggorengan ke dalam ruang pendingin mie dengan blower. Tujuan dari proses pendinginan mie ini adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu mendekati suhu kamar sebelum dikemas dengan etiket.
Dan yang terakhir dilakukan pengemasan (packaging), ini dalah proses pembungkusan mie, saos dan minyak saos dengan menggunakan etiket sesuai standar yang ditetapkan. Tujuan pengemasan mie adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan- kemungkinan rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan kualitas sampai di tangan konsumen (Sumber : PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk). Pada gambar 2.1 dapat dilihat bagan proses pembuatan mie instant.
2.4 Pengendalian Mutu ( Quality Control )
Pengendalian mutu adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar mutu bahan, standar proses pengolahan bahan, barang setengah jadi, barang jadi, hingga pengiriman akhir ke konsumen agar sesuai dengan sepesifikasi mutu yang direncanakan. Tujuan pengendalian mutu di pengolahan mie instant adalah untuk mengawasi dan mengendalikan proses produksi mie instant sehingga dihasilkan produk jadi yang sesuai dengan standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan (Winarno, 1994). Menurut Raharjo, 2004 faktor yang diperhatikan dalam pengendalian mutu proses produksi mie instant ialah :
1. Bentuk Mie
Bentuk mie yang baik adalah kepingan mie yang membentuk segi empat tiga dimensi yang rapi serta bentuk gelombang yang sama dan simetris.
2. Berat Mie
Pengawasan dan pengendalian berat mie sangatlah penting agar dapat diperoleh berat mie yang standar dan sesuai yang ditetapkan.
3. Kode Produksi
Kode produksi yang tercantum pada etiket maupun pada karton penting diperhatikan karena merupakan bentuk informasi yang diperlukan oleh pihak external (disributor, grosir, pengecer, toko, warung, pembeli dan pemerintah) ataupun pihak internal (marketing, QC, dan bagian produksi). Maksud dan tujuan digunakan kode produksi ini adalah untuk memberi informasi tentang batas kadaluarsa, kode identitas pelaksana produksi, nomor mesin yang dipakai dan tanggal produksi.
4. Incoming Inspection/ pemeriksaan barang datang
Hal ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan atau inspeksi terhadap barang yang datang dari pemasok bahan baku produksi sebelum disimpan sementara di gudang atau sebelum dipakai produksi.
5. Shelf Life/ masa simpan
Merupakan salah satu uji mutu terhadap produk yang disimpan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memeriksa atau mengetahui masa simpan produk. Ada tiga hal yang diperiksa untuk mengetahui yang berpengaruh terhadap umur simpan yaitu kondisi bumbu menggumpal atau tidak, kondisi sealing bocor atau tidak, dan kondisi mie mengenai tingkat oksidasi yang terjadi.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) atau analisis bahaya dan titik pengendalian kritis merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengawasi secara ketat setiap tahapan proses pengolahan yang dianggap kritis dan membahayakan bagi keamanan produk yang dihasilkan. Pengawasan dan pengendalian dimulai dari penerimaan bahan mentah, proses pengolahan, sampai dengan pengemasan, penyimpanan dan pendistribusian. Pengawasan ini mengidentifikasi kemungkinan adanya bahaya serta menentukan tahap-tahap pengolahan yang memerlukan pengawasan khusus. Tahap-tahap tersebut diawasi secara seksama untuk dapat menghasilkan produk yang dapat dijamin keamanannya. Dengan mengetahui titik kritis dalam setiap tahap proses yang perlu diawasi untuk setiap jenis makanan yang diolah, maka dapat diterapkan rancangan proses yang tepat (Wirakartakusumah, 2001). Adapun hal yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam penentuan titik kritis dalah dengan menggunakan pertanyaan dari gambar diagram pohon keputusan.
e. Sanitasi
Sanitasi merupakan pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran hasil olahan, menjaga nilai estetika konsumen serta menciptakan lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman Sanitasi pangan merupakan hal yang sangat penting dalam industri pengolahan hasil makanan karena dapat mempengaruhi produk akhir yang dihasilkan. Sanitasi diperlukan mulai dari bahan baku sampai produk akhir atau produk siap dikonsumsi sehingga dihasilkan produk akhir yang terjaga keamanannya (Jennie , 1988).
2.5 Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Mie Instan
2.5.1 Penetapan Asam Lemak Bebas Minyak dan Lemak
Definisi
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida.
Prinsip
Pelarutan lemak/minyak dalam pelarut organik isopropanol yang telah dinetralkan, selanjutnya asam lemak bebas yang terdapat dalam contoh dinetralkan dengan larutan standar basa.
Peralatan
Buret basa 25ml dengan skala 0.05ml
Erlenmeyer flask, 250ml
Hot plate dengan pengatur suhu
Neraca analitik
Bahan dan pereaksi
Larutan KOH 0.05 N yang telah distandarisasi.
Larutan indikator phenolphtalein 1% dalam etanol 95%
Pelarut organik isopropanol yang telah dinetralkan.
Cara kerja
Persiapan contoh
Contoh minyak/lemak cair dapat langsung ditimbang.
Contoh minyak/lemak padat, cairkan lebih dulu pada 60-70oC sebelum diambil contoh ujinya.
Titrasi
Timbang 3-5 gram contoh ke dalam erlenmeyer, tambahkan 30-50ml pelarut isopropanol yang telah dinetralkan dan kocok sampai larut.
Tambahkan beberapa tetes indikator phenolphtalein.
Bila minyak tidak larut, tempatkan campuran di atas hot plate, atur suhu pada 40oC. Kocok contoh pelan-pelan sambil dititrasi dengan larutan standar alkali KOH 0.05N. Titik akhir titrasi bila warna campuran saat berubah menjadi pink dan permanen selama 30 detik.
Perhitungan
% Asam lemak bebas = V x N x 25.6 %
W
Keterangan
N : normalitas larutan standar alkali.
V : volume larutan alkali yang dipakai.
W : berat cuplikan contoh
2.5.2 Penetapan Kadar Lemak Metoda Ekstraksi (soxhlet)
Definisi :
Lemak adalah bagian bahan yang bebas terekstraksi oleh pelarut pada kondisi uji tertentu.
Prinsip :
Ekstraksi lemas bebas dengan pelarut non polar dengan alat soxhlet, bagian bahan yang terekstraksi dibagi contoh adalah kadar lemak yang ditentukan.
Bahan dan pereaksi :
Pelarut organik yang sesuai seperti petroleum benzen atau heksan.
Kapas bebas lemak
Batu didih
Thimble bebas lemak
Peralatan :
Neraca analitik sampai ketelitian 0.1mg
Labu lemak soxhlet
Oven listrik
Penangas air
Cara Kerja :
Contoh dihaluskan sampai cukup halus (<1 mm).
Timbang dengan teliti 2-4 gram contoh, masukkan ke dalam thimble dan tutup rapat dengan kapas dijaga jangan sampai bocor.
Masukkan thimble berisi contoh ke dalam soxhlet. Ekstrak dengan pelarut dalam alat soxhlet selama 4 jam.
Panaskan labu lemak berisi batu didih yang sebelumnya telah diketahui bobot tetapnya di dalam penangas air dengan suhu 60-70oC.
Suling dan keringkan labu lemak yang berisi residu lemak/minyak dalam oven pada suhu 105oC sampai tidak berbau pelarut selama 3 jam.
Dinginkan dalam deksikator selama 30-45 menit.
Timbang kabu berisi minyak.
Lakukan penetapan blanko.
Perhitungan
Kadar Lemak = W1 – W2 – blk x 100 %
W
Keterangan
W : bobot contoh
W1 : bobot labu kosong + lemak + batu didih
W2 : bobot labu kosong + batu didih
Blk : bobot blanko
Catatan :
Nilai blanko diperhitungkan untuk mengoreksi hasil analisis bila bobot blanko bertambah.
ika setelah pengeringan bobot blanko berkurang maka nilai blanko diabaikan.
2.5.3 Penetapan pH, Viskositas dan Specific Gravity
1. Penentuan pH dalam Larutan Alkali
Peralatan
pH meter Mettler Toledo 320
Beaker glass 500 ml
Bahan
Buffer pH 7.00
Buffer pH 10.00
Cara Kerja
Nyalakan pH meter, bersihkan elektroda dengan aquadest, keringkan dengan tisu.
Masukkan elektroda ke dalam buffer pH 7.00, tekan cal, tunggu hingga tampilan stabil, angkat elektroda dan bersihkan.
Masukkan elektroda ke dalam buffer pH 10.00, tekan cal, tunggu hingga tampilan stabil, angkat elektroda dan bersihkan.
Masukkan elektroda ke dalam beaker glass yang berisi larutan alkali, tunggu hingga tampilan angka stabil.
Catat pH larutan alkali.
Bersihkan elektroda dengan aquadest, keringkan dengan tisu, matikan pH meter.
2. Penentuan Viskositas Larutan Alkali
Peralatan
Viskometer Brookfield
Beaker glass 500 ml
Cara kerja
Masukkan larutan alkali ke dalam beaker glass 500 ml.
Pasang spindle yang sesuai dengan larutan alkali.
Masukkan viskometer ke dalam larutan alkali, tekan tombol ON.
Catat skala angka yang ditunjukan viskometer.
Matikan viskometer dengan menekan tombol OFF.
3. Penentuan Specific Grafity larutan Alkali
Peralatan
Densitometer
Gelas ukur 500 ml
Cara Kerja
Masukkan larutan alkali ke dalam gelas ukur 500 ml.
Celupkan densitometer ke dalamnya.
Lihat dan catat skala yang ditunjukan densitometer pada permukaan atas larutan alkali.
2.5.4 Analisis Kadar Air
Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan dayasimpan dari bahan pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air darisuatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupunpendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapametode, yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa), metode destilasi, metodekimia, dan metode khusus (kromatografi, nuclear magnetic resonance / NMR). Pada analisis mie instan kali ini, metode yang digunakan adalah metode pengeringandengan oven biasa.
Prinsip :
Pemanasan contoh dalam oven suhu 105 ± 2oC, kemudian hilangnya berat dalam contoh dihitung sebagai kadar air.
Peralatan :
Oven listrik dengan suhu 105±2oC.
Deksikator yang berisikan deksikan yang masih aktif.
Cawan/botol timbang dengan diameter 5 cm dan tinggi 3-5 cm beserta tutupnya.
Neraca analitik.
Cara kerja :
Keringkan cawan/botol timbang beserta tutupnya dalam oven listrik selama 30 menit, dinginkan dalam deksikator kemudian timbang sampai ketelitian 0.1 mg.
Timbang 2-5 gr contoh yang telah disiapkan ke dalam botol timbang.
Keringkan dalam oven 105±2oC selama 3 jam.
Dinginkan dalam deksikator 30-45 menit.
Timbang botol beserta isinya.
Lakukan penetapan blanko.
Perhitungan
Kadar Air = W1-W2-blk x 100 %
W1-W0
Keterangan
W0 : bobot botol timbang dan tutup.
W1 : bobot botol timbang + tutup dan contoh uji sebelum dipanaskan.
W2 : bobot botol timbang + tutup dan contoh uji setelah dipanaskan.
Blk : bobot blanko
2.5.4 Analisis Kadar Protein metode Kjeldhl
Cara kerja :
1. Dimasukkan 10 ml larutan bahan (sample) ke dalam labu takar 100 ml lalu diencerkan sampai tanda batas.
2. Lalu dimasukkan ke dalam labu kjeldhal 500 ml dan ditambahkan H2SO4. Lalu ditambahkan asam asetat sebanyak y gram sebagai katalisator.
3. Lalu larutan dididihkan dalam alat destruksi selama 30 menit. Setelah itu didinginkan dan dicuci dengan 140 ml aquades. Lalu larutan dimasukkan ke dalam labu destilasi dengan air cuciannya. Lalu ditambahkan 30 ml larutan NaOH-Na2S2O3 kemudian ditambahkan beberapa butiran Zink. Lalu dilakukan destilasi dan destilatnya ditampung pada Erlenmeyer berisi 25 ml asam borat dan 2 tetes indicator metil biru.
4. Larutan dititrasi menggunakan 0,1 N NaOH, NaOH terpakai = x ml
Warna larutan berubah dari biru muda kehijauan menjadi ungu.
5. % protein dihitung dengan menghitung nilai total N.
Perhitungan Penentuan kadar protein dengan cara semi mikro kjeldahl:
Jumlah total N = ml NaOH x N NaOH x 14,008 x f mg/ml
ml larutan contoh
2.5.5 Analisis Kadar Abu
Cara Kerja :
Cawan yang telah dibersihkan dipanaskan dalam tanur pada suhu 100oC selama 2 jam lalu ditimbang sebagai bobot kosong. Contoh yang telah diuapkan ditimbang teliti + 1g dalam cawan dan dinyatakan sebagai bobot awal, kemudian cawan tersebut dimasukkan ke dalam tanur suhu 600oC selama 5 jam. Setelah pemanasan cawan dimasukkan ke dalam desikator, dan setelah dingin ditimbang dan dipanaskan beberapa kali sampai diperoleh bobot tetap sebagai bobot akhir.
Keterangan:
a= bobot cawan kosong
b= bobot cawan dan contoh
c= bobot cawan dan contoh setelah pengabuan
2.5.6 Analisis Kadar Karbohidrat
Penentuan karbohidrat yang paling mudah adalah dengan cara perhitungan kasar (proximate analysis) atau disebut juga Carbohydrate by Difference
% KH = 100% – % (protein + lemak + abu + air)
2.5.7 Analisis Na-Benzoat
Prinsip:
Sampel dijenuhi dgn lar NaCl, shg asam benzoat dlm sampel diubah menjadi NaBenzoat yg larut dgn Penambahan NaOH. NaBenzoat yg larut diasamkan dgn HCl berlebih shg tidak larut yg diekstrak dgn khloroform, residu endapan dilarutkan dgn alkohol dan dititer dgn NaOH STD.
Cara Kerja :
a. Persiapan sampel:
Bahan dihaluskan, larutkan dlm labu takar.
Tambahkan bubuk NaCL berlebih, buat lar. Alkali dgn NaOH berlebih (uji dgn lakmus)
Encerkan sampai tanda tera dgn lar. NaCl jenuh. Kocok.
Saring dgn kertas whatman No. 4.
Pipet sampel dgn tepat ( 100 ml) +kan HCL sampai netral
Ekstrak sampel dgn khloroform beberapa kali (70, 50, 40 & 30 ml scr berturut-turut), jika terbentuk emulsi aduk, sampai emulsi hilang
Kalau perlu sentrifuge, agar diperoleh filtrat jernih.
Pindahkan semua filtrat hsl ekstraksi dlm erlenmeyer 250 ml, cuci labu pemisah dgn khloroform 5-10 ml.
Distilasi ekstrak dan uapkan diatas penangas air sampai tinggal beberapa tetes
Keringkan residu dlm desikator berisi H2SO4 pekat semalam.
Titrasi: lar. Residu (NaBenzoat) dlm alkohol 50 ml (netral), encerkan dgn air 15 ml, beri pp 2 tetes TITER dgn NaOH 0.05 N.
Perhitungan :
Kadar NaBenzoat (ppm) :
Vol Titer X N NaOH X 144 X vol.awal pd persiapan sampel X 10 6
Vol utk penetapan X berat sampel X 1000
2.6 Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan setelah produksi mie instant meliputi limbah padat, cair dan gas. Limbah padat berupa mie yang rontok, kemasan etiket plastik dan karton yang rusak serta gumpalan minyak yang berasal dari proses cutting sampai frying. Limbah dari kemasan plastik dan karton yang rusak dikumpulkan, kemudian dipilah jika masih layak maka akan dijual untuk didaur ulang. Namun jika kondisi kemasan tersebut sudah rusak parah maka langsung dibakar di tempat pembakaran sampah yang dekat dengan unit pengolahan mie instant.
Limbah cair berupa sisa steaming yang dialirkan ke dalam penampung dan dipisahkan antara minyak dengan air yang kemudian dialirkan ke bak resapan yang akan dialirkan menuju pipa penampungan dan berakhir di penampungan untuk proses yang lebih lanjut sebelum air dialirkan ke sungai untuk irigasi pertanian. Sedangkan limbah gas yang dihasilkan dari mesin steaming dan mesin frying yang mengakibatakan proses produksi menjadi lebih panas, maka untuk mengurangi panasnya produksi pabrik dilengkapi dengan ventilasi dan cerobong asap. Sehingga asap dari dalam pabrik dapat langsung ke luar. Asap yang keluar dari dalam pabrik ini tidak membahayakan, jadi tidak perlu ada penanganan lebih lanjut sebelumnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengendalian mutu yang dilakukan pada industri mie instant meliputi : pengendalian mutu bahan baku dan bahan pembantu, pengendalian mutu proses, serta pengendalian mutu produk akhir mie.
2. Pengendalian mutu pada bahan baku dan bahan pembantu dilakukan saat menerima bahan baku dan bahan pambantu dari supplier yang dilakukan oleh QC bahan baku sesuai dengan instruksi kerja inspeksi dan pengujian, untuk memperoleh bahan yang sesuai standar kemudian dilakukan penanganan singkat dan diasumsikan tidak mengalami perubahan mutu yang berarti selama masa penyimpanan.
3. Pengendalian mutu proses produksi dilakukan dengan membandingkan antar standar mutu proses produksi dengan kondisi yang dipersyaratkan untuk setiap tahapan proses yang telah ditetapkan sesuai dengan instruksi kerja, yaitu dilakukan pengecekan oleh QC field sesuai dengan inspeksi kerja dan pengujian dengan kondisi operasional pada tiap tahapan dari proses produksi.
4. Pengendalian mutu produk akhir mie instant dilakukan dengan menganalisa apakah produk akhir mie yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar produk mie instant yang dilakukan oleh finish good sesuai dengan instruksi kerja monitoring produk akhir, yaitu dengan analisis kadar : Air, Protein, Lemak, Abu, Karbohidrat (analisis proxymate), dan Na-Benzoat.
5. Hasil limbah yang dihasilkan setelah produksi mie instant meliputi limbah padat, cair dan gas. Limbah padat berupa mie yang rontok, kemasan etiket plastik dan karton yang rusak serta gumpalan minyak yang berasal dari proses cutting sampai frying.
KASUS ETIKA BISNIS INDOMIE DI TAIWAN
Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang mengikuti mekanisme pasar.
Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar peraturan yang berlaku. Apalagi persaingan yang akan dibahas adalah persaingan produk impor dari Indonesia yang ada di Taiwan. Karena harga yang lebih murah serta kualitas yang tidak kalah dari produk-produk lainnya.
Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal juga untuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.
Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX akan segera memanggil Kepala BPOM Kustantinah. "Kita akan mengundang BPOM untuk menjelaskan masalah terkait produk Indomie itu, secepatnya kalau bisa hari Kamis ini," kata Ketua Komisi IX DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). Komisi IX DPR akan meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk Indomie.
A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat yang terkandung di dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat) adalah bahan pengawet yang membuat produk tidak cepat membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya dikenal dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal 0,15%. Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjut Kustantinah.
Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di konsumsi yaitu 250 mg per kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per kilogram dalam makanan lain kecuali daging, ikan dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh yang bisa mengakibatkan muntah-muntah dan sangat berisiko terkena penyakit kanker. Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision, produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan anggota Codec. Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara kedua negara berbeda maka timbulah kasus Indomie.
PT.INDOFOOD
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI MAHASISWA/I POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS TI-1c INDOFOOD 12 Januari 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan industri merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat di era yang maju saat ini. Semakin berkembangnya kawasan industi dalam suatu wilayah menunjukkan peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan. Kawasan Industri Makassar atau lebih dikenal dengan PT. KIMA merupakan salah satu kawasan dalam kota Makassar yang didalamnya terdapat banyak industri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota Makassar dan sekitarnya.Adanya kawasan industri ditengah masyarakat dapat membawa manfaat maupun dampak negatif yang merugikan masyarakat disekitanya bila tidak dikelola secara tepat.
Setiap produksi pastilah menghasilkan limbah, begitu juga halnya di PT Indofood_Indomie. Limbah merupakan konsekuensi logis dari yang pendirian suatu industri walaupun tidak semua industri menghasilkan limbah. Bila limbah yang dihasilkan mengandung senyawa kimia yang berbahaya maka akan menimbulkan pencemaran air, tanah maupun udara yang akan mempenagruhi kesehatan manusia.
Aktivitas industri yang beragam meningkatkan jumlah kuantitas limbah yang dihasilakn dan karakteristik limbah yang dihasilkan makin kompleks. Akibatnya biaya infestasi yang dibutuhkan untuk pengadaan sarana pengolahan limbah meningkat dan lahan yang dibutuhkan semakin luas. Saat ini biaya penanganan limbah merupakan salah satu hal yang mendesak bagi pihak industri disamping masalah ketersediaan lahan makin sulit di daerah perkotaan.
Sampai tahun 2011, di dalam Kawasan Industri Makassar terdapat sekitar 230 industri didalamnya. Pengolahan limbah dikawasan tersebut dilakukan secara komunal dengan menyalurak limbah melalui pipa dan dialirkan ke lokasi pengolahan limbah cair yang juga terdapat di dalam kawasan tersebut. Di antara 230 industri yang menggunakan fasilitas tersebut terdapat 18 industri yang menghasilkan limbah cair yang berpotensi berbahaya karena mengandung bahan anorganik yang sulit dinetralisasi oleh lingkungan dan selebihnya hanya menghasilkan jenis limbah cair organik yang masih dapat diolah secara sederhana dan dampak yang ditimbulkan cenderung sedikit.
Industrialisasi dapat mendorong perkembangan pembanguanan, memacu laju pertumbuhan ekonomi akan tetapi indutri juga mengandung risiko lingkungan. Oleh karena itu adanya aktifitas industri dalam suatu kawasan dapat mengundang kritik dan sorotan masyarakat. Yang dipermasalahkan adalah dampak negatif limbahnya yang menimbulkan gangguan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses produksi mie instan dari PT Indofood
2. Jenis limbah apa saja yang dihasilkan oleh PT Indofood?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penyusunan laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses produksi mie instan pada PT.Indofood
2. Untuk mengetahui limbah yang dihasilkan dari proses produksi di PT.Indofood
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Proses Produksi Mie Instan
Mie Instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya.Bahan-bahan Pembuatan Mie diantaranya :
a. Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten dapat dibentuk dari gliadin (prolamin dalam gandum) dan glutenin. Protein dalam tepung terigu untuk pembuatan mie harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses produksinya. Bahan-bahan lain yang digunakan antara lain air, garam, bahan pengembang, zat warna, bumbu dan telur.
b. Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang dengan adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 – 9, hal ini disebabkan absorpsi air makin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang diserap, mie menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta yang baik.
c. Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mieserta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan.
d. Putih telur akan menghasilkan suatu lapisan yang tipis dan kuat pada permukaan mie. Lapisan tersebut cukup efektif untuk mencegah penyerapan minyak sewaktu digoreng dan kekeruhan saus mie sewaktu pemasakan.
e. Lesitin pada kuning telur merupakan pengemulsi yang baik, dapat mempercepat hidrasi air pada terigu, dan bersifat mengembangkan adonan.
Adapun proses produksi mie instan sabagai berikut :
a. mixer 1 fungsinya untuk mengaduk campuran bahan baku yang diperlukan sebagai bahan dasar
b. mixer 2 fungsinya untuk mengaduk lebih rata adonan yang dihasilkan oleh mixer 1 supaya adonan tersebutdapat dimasukkan kedalam dounht sheet roller.
c. Doungt sheet combining machine terdiri dari 2 buah roller yang berfungsi untuk mengatur supaya ketebalan dari adonan mie dapat diproses kembali menuju ke continuos roller, dimana ketebalan antara adonan yang satu dengan yang lain tidak sama untuk menuju ke ketebalan yang lebih tipis.
d. Continuos press roller ini juga digerakkan oleh motor untuk mengatur ketebalan dari lembaran adonan yang akan di bentuk menjadi mie. Continuos press rollerterdiri dari 6 buah roller yang berfungsi untuk mengatur ketebalan adonan secara bertahap dari satu roller menuju roller seterusnya supaya menjadi lebih tipis, sehingga dapat dimasukkan menuju ke roller yang berbentuk sisir, yang juga merupakan bagian dari ke 6 yang dimaksud, sehingga dapat membuat adonan menjadi mie
e. Steamer conveyor untuk mensteam adonan yang sudah dalam bentuk mie yang kemudian di angkut dengan menggunakan konveyor menuju ke bagian steamer. Konveyer digerakkan oleh motor yang kecepatan diatur sesuai dengan putaran roller dari adonan setelah selesai dari proses adonan maka diteruskan menuju proses pemotongan 'cutting' yang dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
f. Transport adalah sarana yang digerakkan dengan menggunakan konveyor yang mengangkut hasil pemotongan yang sudah berbentuk mie sesuai dengan ukuran yang diinginkan kemudian dimasukkan kedalam wadah masing-masing sesuai ukuran yang ada. Dalam hal ini yang berperan adalah kecepatan motor harus sangat sinkron kdengan yang lain, suppaya mie tersebut jatuh tepat pada wadah yang telah disediakan
g. Fryer adalah pengorengan yang menggunakan minyak kelapa sebagai media penggorengan. Mie yang masuk kebagian transport yang telah disediakan dicelupkan kedalam minyak penggorengan
h. Cooling adalah tempat untuk mendinginkan hasil produksi berupa mie yang keluar dari penggorengan dengan memakai kipas sebagai pendingin.
Noodle transfer device adalah media tempat pembagian mie yang telah didinginkan untuk diteruskan menuju proses pembungkusan dengan menggunakan mesin packaging yang terbagi menjadi beberapa jalur yang berfungsi untuk supaya mie yang akan dibungkus dapat secara satu persatu masuk ke dalam mesin pembungkus ( Wrapping Machine )
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi
PT KIMA (Kawasan Industri Makassar) terbentang terletak disebelah utara kota Makassar di atas areal seluas 203 Ha dan akan dikembangkan menjadi 703 Ha, terletak 15 km dari pusat kota Makassar yang juga ibukota provinsi Sulawesi Selatan tepatnya berada didaerah Daya. Dari kawasan jarak yang diitempuh dari pelabuhan laut yaitu selama 20 menit, 30 menit dari Bandar Udara Hasanuddin.
Gambar 1 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Di dalam kawasan Industri Makassar terdapat sebanyak 230 industri yang beroperasi di dalamnya. Salah aatu industri yang telah dikunjungi adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk berdiri sejak tahun 1991. Industri ini memproduksi produksi berbagai macam makanan dan minuman. Khusus untuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pada Kawasan Industri Makassar hanya memproduksi makanan jenis mie instan.Adapunbumbu, danpembungkusnya di datangkandariluar Makassar.Bumbutidak di buat di Makassar karenatidakmemenuhisyarat, yaituuntukmendirikanpabrikbumbu Mie Instan di daerahtersebutharusterdapat 5 pabrikmie.Untuk memproduksi sekitar 2 juta bungkus mie perhari, industri ini mempekerjakan sebanyak 600 orang pekerja dengan lamanya produksi dalam sehari selama 21 jam. SaranadanPrasaranayang ada di Industriiniadalahsebagaiberikut:Pabrik Mie Instan, RuanguntukmenerimatamuTempat parker, Mushalla, Mini Market, dll.
Untuk menampung limbahnya, di areal Kawasan Industri Makassar terdapat beberapa sarana seperti Saluran Pembuangan dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Tujuan dari keberadaan IPAL ini adalah untuk menampung dan mengolah semua limbah cair dari berbagai jenis industri yang berlokasi di dalam PT KIMA adapun PT KIMA ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan komposisi saham saat ini terdiri atas beberapa unsur antara lain Pemerintah RI (60%), Pemerintah Propinsi Sul-Sel (30%), dan Pemerintah Kota Makassar (10%).
Program berbasis lingkungan di PT Indofood diantaranya :
1. PT Indofood tidak menghasilkan mengandung limbah B3. Adapun limbah cairnya dikelola disalurkan melalui pipa yang akan dikumpukan pada IPAL PT KIMA.
2. PT Indofood ini adalah industri yang sangat pedulli terhadap lingkungan. Wujud kepedulian terhadap lingkungan yaitu dengan memperbanyak menanam pohon.
3. Karena perusahaan ini memiliki AMDAL yakni kegiatan UKL dan UPL,. sehigga tiap3 - 6 bulan sekali dilakukan pengontrolan untuk setiap kadar limbah yang dihasilkan sehingga tidak melewati ambang batas.
B. Proses Produksi Mie Instan Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Beberapa hasil produk dari Indofood mulai dari makanan bayi, snack,, mie instan,susu, kecap, saus sambal, tepung bumbu, hingga minyak goreng dan tepung terigu yang menjadi bahan utama dalam proses produksi pembuatan mie instan. Berikut adalah gambar beberapa produk yang dihasilkan PT Indofood.
Gambar 1. Hasil Produk Dari PT Indofood
PTIndofood yang terletak di kawasan Kima ini khusus memproduksi jenis makanan Mie Instan. Mie instan merupakan bahan makanan yang sangat familiar semua dikalangan masyarakat. Hampir setiap orang yang tinggal di kota sudah biasa melihat atau mengkonsumsi mie instan.Bahan baku utama mi instan adalah tepung terigu, minyak goreng dan bumbu. untuk mi instan Indomie menggunakan tepung terigu Bogasari, minyak goreng bimoli dan bumbu yang di kirim dari pabrik bumbu di Jawa. Sementara untuk kemasannya menggunakan kemasan yang bersifat food grade artinya dinyatakan aman dan layak untuk digunakan sebagai pengemas makanan yang dikirim dari Cikupat.
Dalam proses produksinya, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebungkus mie mulai dari proses pengolahan tepung sampai pengepakan membutuhkan waktu ± 15 menit. Berdasarkan hasil wawancara, dalam sehari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang berada di Makassar ini dapat memproduksi hingga 2.400.000 bungkus mie instan dengan waktu produksi 3 x 7 jam produksi dalam sehari. Banyaknya tenaga yang dipekerjakan dalam industri ini hingga tahun 2011 adalah sebanyak 600 pekerja yang dalam sehari bekerja selama 7 jam perhari.
Bahan utama yang digunakan dalam proses produksi adalah tepung terigu dan minyak goreng. Tepung terigu adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh PT Indofood yang berada diluar kota Makassar. Tepung yang berbahan dasar gandum di impor dari Australia, kemudian gandum tersebut diolah menjadi tepung terigu yang berkualitas tinggi. Begitu pula dengan minyak goreng merk Bimoli yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri diproduksi dalam naungan industri yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Hasil produk ini dijadikan bagi PT Indofood itu sendiri untuk mengolahnya lebih lanjut untuk menghadilkan produk lain atau dapat langsung dipasarkan. Sebagai bahan tambahan dalam mie instan berupa bumbu tidak diproduksi langsung oleh PT Indofood yang ada dikawasan KIMA ini, tetapi bumbu-bumbu ini berasal dari PT Indofood yang berada di pulau Jawa. Alasan mengapa bumbu ini tidak diproduksi di wilayah Makassar, karena syarat untuk mendirikan satu industri yang mengolah bumbu dalam satu wilayah harus memiliki 5 pabrik yang memproduksi mie instan. Oleh karena itu bumbu mie instan berasal dari luar kota Makassar.
Proses pembuatan mie di pabrik PT Indofood Tbk ternyata cukup sederhana. Ada tiga tahap penting dalam pembuatan mie instan sampai siap dipasarkan. Tahap yang pertama yaitu tahap pendahuluan, tahap pembuatan, dan tahap terakhir adalah penyimpanan.
1. Tahap pendahuluan yaitu melakukan quality control yaitu dengan menyeleksi bahan-bahan yang sesuai standar yang diinginkan oleh produsen contohnya terigu. Tujuan dari proses ini adalah agar produk yang dihasilkan berkualitas dan tahan lama. Bahan yang tidak memenuhi standar dikembalikan pada pihak produsen bahan.
2. Tahap kedua dalam proses produksi adalah pembuatan mie. Tahapan ini terbagi menjadi enam peoses, yaitu:
a. Mixingyaitu mencampur bahan baku dengan cairan formula yang diaduk menggunakan mesin pengaduk (mixer) hingga adonan tercampur rata dengan tingkat kekenyalan yang sesuai untuk dibentuk.
b. Penggilingan yaitu membentuk adonan menjadi tipis. Penipisan adonan mie terdapat dalam tiga ukuran dengan ketebalan yang berbeda. Penipisan pertama adonan digiling dengan cukup tebal, penipisan kedua ukurannya sudah lebih tipis dari yang pertama, dan yang terakhir penggilingan adonan dengan ukuran yang tipis dengan ketebalan sekitar 2 milimeter.
c. Slicing (pengirisan), penyisiran dan penggelombangan yaitu adonan mie yang sudah digiling tipis, diiris menjadi 8 bagian sesuai ukuran kemudian adonen mie masuk kemesin yang didalamnya terdapat alat seperti sisir yang membelah adonan menjadia bagian-bagian yang panjang dan bergelombang. Sampai pada tahap ini beluma ada limbah yang dihasilkan.
Gambar. ProsesPenggilingan Sampai Pengukusan
d. Pengukusan. Adonan mie yang telah bebrntuk panjang dan bergelombang digiring ke dalam mesin steambox (pengukusan). Pada tahap ini dihasilkan limbah berupa uap panas dan sedikit air yang terkadang menetes dari dalam mesin.
Gambar 2. Proses Pengukusan Dengan Steambox
e. Cutting (pemotongan) dan pelipatan yaitu mie yang telah dikukus tadi dipotong dengan ukuran panjang yang telah diatur kemudian mie dilipat dua sehingga berbentuk persegi panjang berlapis.
Gambar 3. Proses Cutting
f. Friying (penggorengan) mie ditransport ke dalam mesin yang berisi minyak goreng. Mesin penggorengan ini bentuknya tertutup. Proses ini menghasiulkan limbah berupa sisa minyak. Pengolahn sisa minyak adalah dengan menggunakannya kembali dengan cara penambahan dengan minyak baru dan bahan kimia berupa TBH untuk menjaga kadar asam basa dan lemak minyak serta tidak menimbulkan ketengikan. Proses penggunaan kembali minyak oleh pihak produsen disebut sirkulasi minyak sehingga tidak terdapat limbah sisa minyak yang dibuang.
Gambar 4. Mie Ditranspot Ke Penggorengan
g. Cooling (pendinginan) yaitu proses dimana mie yang telah digoreng dengan suhu tinggi didinginkan menggunakan mesin pendingin agar mie tidak perlu waktu yang lama untuk didiamkan sebelum dibungkus karena suhunya telah disesuiakan dengan mesin ini. Limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah cair hasil pendinginan.
h. Wrapping Dan Packing
Setelah dilakukan proses cooling, mie akan di wrapping dan packing.Wrapping merupakan pembungkusan mie dengan kemasan yang sesuai dengan mie yang telah dibuat. Kemudian mie yang telah dikemas diberi kode produksi dan tanggal kadarluarsa mie.Pada packing mie yang telah terkemas dan diberi kode produksi, kemudian ditumpuk pada karton kemasan sejumlah yang telah ditentukan, kemudian mie diberi lakban. Tujuan dari pemberian kemasan adalah untuk melindungi produk dari kotoran, debu dan penggangu lainnya yang dapat menurunkan kualitas mie.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan adalah kode produksi, mutu karton, kondisi pengeleman, berat rata-rata dan cemaran. Adapun limbah yang dihasilkan berupa sisa kardus dan juga dihasilkan mie yang hancur rusak (HP).
3. Tahap terakhir setelah pengemasan yaitu tahap penyimpanan. Mie yang telah terbungkus rapi ditranport ke salah satu bagian pabrik kemudian dengan menggunakan tenaga manusia kardus yang berisi mie ini disusun diatas mesin bermotor pengangkiu barang yang kemudian akan dibawa ke gudang yang telah diatur sirkulasinya. Sistem penyimpanan dan pengeluaran yaitu first in first out yaitu barang yang duluan masuk digudang penyimpanan itu yang didahulukan untuk dipasarkan.
Gambar 5. Proses Tranport Mie Sebelum Penyimapan
Masakadaluarsamieyaitu 8 bulankedepanmulaidarihariproduksi sampai ke konsumendengantidakmenggunakanbahanpengawet.Salah satu alasan mengapa proses produksi harus higienis dan menggunakan bahan yang berkualitas adalah untuk menjaga mie agar awet selama 8 bulan setelah tanggal produksi. Untuk pemasaran. Mie yang telah disimpan diangkut ke truk untuk didistribusikan dengan tetap menjaga kualitas mie yang akan dibawa. Salaha satu upaya untuk menjaga agar mie tidak cepat rusak yaitu dengan menutupkan plastik dan terpal pada belakang truk agar panas maupun hujan tidak mempengaruhi mie.
Sebagianbesar proses dilakukan dengan mesin. Untuk menghindari kontaminasi bakteri pada produk, parakaryawannya menggunakan pakaian khusus yang hanyadigunakanketikaberadadalampabrikdilengkapidenganpelindungkepaladan masker serta diwajibkan mencucitangan dengan menggunakan desinfektan seperti alcohol sebelum mulai bekerja. Proses pengolahan mi instan telah memperoleh sertifikat halal dari LP POM MUI (Lembaga Penelitian Pemeriksaan Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia) dantelahmemilikisertifikat ISO 9001: 2000.Berbagai sertifikat yang telah diperoleh industri pengolahan indomie mencerminkan betapa PT Indofood selalu berusaha menjamin bahwa mutu setiap bungkus mi instan indomie aman dan layak dikonsumsi.
Limbah PT IndofoofSuksesMkamurTbk
Untukpengolahanlimbahpadat yang kami dapatkandaripenjelasanbapakIswanto, selama proses produksi mi instan PT Indofood banyaklimbah yang dihasilkan. Untuklimbahpadat, selain karton yang dihasilkan darisisa produksi.Untuk mengolahnya, pihak Indofood mengatasinya dengan pemanfaatan sisa karton yang sudah tidak digunakanlagi, atau dengan mengubahnya menjadi uang (menjualnya). Sealin itu dihasilkan juga limbah padatdarisisa-sisaproduksi mi (mi rusak). Hal initerjadikarena ada kesalahan dari system produksinya. Mie yang telah rusak karena hancur dan pecah dijadikan pakan ternak.
Untuk limbah cair, menurut penjelasan bapak Iswanto, untuk PT Indofood belum memiliki system pengolahan sendiri, tapi memanfaatkan System Waste Water Treatment Plant yang akan diolah pada satu tempat sehinnga limbahnya dialirkan melaui pipa.
Sedangkanuntuk emeisi gas yang dihasilkan, pihak Indofood jugabelummemiliki sistem pengolahanuntukemisi gas. Akan tetapi, tetap dilakukan pengontrolan kadar limbah tiap 3 - 6 sekali.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses produksi mie instan dari PT Indofood dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap pemeriksaan kualitas bahan, tahap pembuatan mie dan tahap penyimpanan. Tahapan pembuatan mie yaitu mixing, Penggilingan, Slicing (pengirisan), Pengukusan, Cutting(pemotongan) dan Pelipatan, Friying (penggorengan), Cooling (pendinginan) dan Wrapping Dan Packing
2. Jenis limbah yang dihasilkan oleh PT Indofood ada 3 jenis yaitu libah padat berupa sisa kardus dan mie yang rusak, limbah gas berupa emisi dari proses produksi dan limbah cair yang berasal dari kegiatan produksi dan non produksi (WC).
B. Saran
1. Selama proses produksi mie instan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk seharusnya dilakukan pengawasan untuk menghindari kesalahan saat produksi.
Sampah Indomie Di Mekkah.
REP " 07 January 2011 " 17:01 Dibaca: 667 Komentar: 36 3
Setelah sempat didepak dari Taiwan dengan alasan mie instan produksi Indonesia tersebut berbahaya, bahan pengawet dalam mie dan bumbunya tersebut dianggap bisa merusak kesehatan, indomie akhirnya kembali dirangkul, indomie dinyatakan sudah memenuhi standar kesehatan Taiwan dan diperbolehkan kembali beredar dipasaran.
Sementara di Saudi Arabia, indomie, mie instan asal Indonesia tersebut yang merupakan salah satu produksi andalan PT Indofood tidak pernah ada masalah, baik yang masih didatangkan langsung dari Indonesia terlebih tentunya indomie yang sudah diproduksi di Saudi.
Indomie sudah sangat dikenal di saudi Arabia, hampir sebagian besar masarakat Saudi dari anak-anak sampai orang dewasa dan juga para pekerja asing dari Bangladesh dan Pakistan serta Pilipina kenal baik dengan mie instan produk Indonesia tersebut, selain praktis mengolahnya murah harganya rasanya kena dilidah, apalagi kini sebagian besar indomie yang beredar di Saudi sudah diproduksi di Saudi, terlebih di Makkah dan Madinah, selain banyak tenaga kerja asal Indonesi, Mekkah dan Madinah merupakan kota ziarah Umrah dan Hajji, dimana jamaah Hajji Indonesia merupakan jamaah terbanyak lebih dari jamaah haji dari Negara lain.
Iklan indomie begitu gencar ditayangkan di layar kaca, indomie tidak hanya dijual di toko-toko Indonesia saja, bahkan bisa kita temukan juga pada hampir semua super market besar dan toko-toko kecil di seluruh pelosok kampung saudi Arabia, tidak terkacauali di Mekkah dan Madinah.
indomie di super market & warung-warung di mekkah (a.saukani)
Sebagai seorang TKI yang mukim di Mekkah, ada rasa bangga dengan sangat dikenalnya mie instan asal Indonesia tersebut di saudi Arabia, dan tentunya ini juga merupakan tambahan pemasukan devisa yang tidak sedikit untuk Indonesia.
Namun demikian ada juga perasaan gundah, karena dengan semakin banyaknya indomie dikonsumsi di Saudi, karton serta plastik bekas kemasan mie Instan tersebut sudah turut menyumbang cukup banyak sampah, terutama kemasan plastik tersebut.
Padahal kita tahu plastik membutuhkan waktu sangat lama, bisa ratusan tahun utuk bisa terurai dalam tanah, ini tentu sangat merugikan, merusak lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan.
Sementara negara-negara maju di dunia sudah lama mencanangkan program pelestarian lingkungan untuk menanggulangi masalah perubahan iklim. Salah satu diantaranya adalah penggunaan kemasan plastik tersebut. Mereka telah dengan sadar meninggalkan penggunan plastik yang tidak ramah lingungan menggati dengan plastik ramah lingkungan, walau mungkin karena belum banyak dipakai harganya masih sedikit lebih mahal dari plastik konvensional.
sampah indomie dipelosok kampung di mekkah ( a.saukani)
Plastik ramah lingkungan yang dikenal sebagai biobag tersebut, tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa bisa terurai. PT Indofood sebagi perusahaan raksasa yang banyak menggunakan kemasan plastik untuk hasil produksinya paling banyak mie instan merek indomie tersebut, kita harapkan mau mempelopori menggunakan kemasan dengan plastik ramah lingkungan tersebut, baik yang dieksport dan tentu saja juga hasil produksinya yang beredar di Indonesia, dengan tidak membebani konsumen tentunya.
SeriousEats.com: Indomie, Mie Instan Terenak di Dunia
Maret 29, 2012
tags: Indomie, mie instan terbaik di dunia, mie instan terenak di dunia, Mie Instan Terlezat di Dunia, Mie Sedaap, PT. Indofood CBP Sukses Makmur, the ramen rater
Situs kuliner serious eat.com dalam tulisannya "Top 10 Instant Noodles from Around the World" menyatakan bahwa Indomie goreng yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, menjadi mie instan dengan cita rasa terbaik di dunia.
Sepuluh peringkat mie terlezat di jagad raya ini disusun berdasarkan penelitian para pakar mie, The Ramen Rater, selama lebih dari 30 tahun.
Indomie terpilih setelah mengalahkan sekitar 670 jenis mie instan dari seluruh negara yang dijadikan sample penelitian. Dari 10 yang terbaik, tiga mie instan asal Indonesia masuk dalam peringkat 5 besar.
Berikut peringkat mie terlezat berdasarkan hasil riset, seperti yang dilansir SeriousEats.com.
1. Indonesia: Indomie Special Fried Curly Noodles
Indomie goreng keriting ini merupakan jenis mie instan terbaik yang pernah dicoba oleh para pakar mie ramen dari the Ramen Rater. Mie ini dinilai sangat lezat karena memiliki bumbu komplit yang pas dan mantap.
2. Indonesia: Indomie Mi Goreng Rasa Ayam Panggang, BBQ Chicken Flavor
Mie dengan paket jumbo, dengan lima cita rasa yang berasal dari kecap manis, saus sambel pedas.
3. Japan: Nissin Yakisoba with Mayonnaise / Mustard Packet
Yakisoba merupakan hidangan yang umum disajikan di Jepang. Dimasak dengan cara direbus kemudian ditiriskan. Kemudian dicampur dengan bumbu guna menambah kelezatanya.
4. Japan: Sapporo Ichiban Japanese Style Noodles Chow Mein
Mie instan ini memiliki rasa manis dan asin ditambah dengan cita rasa khas rumput laut.
5. Indonesia: Mie Sedaap Instant Kari Spesial Bumbu Kari Kental
Mie Sedap milik PT Sayap Mas Utama yang merupakan grup dari kelompok Wings, memiliki cita rasa pedas yang lezat. Mie instan produk terbesar kedunia di Indonesia ini memiliki rasa dan aroma yang mantap.
6. Japan: Myojo Hyoubanya no Chukasoba Noodles, Oriental Flavor
Merupakan mie instan tradisional khas Jepang. Mie yang sangat kenyal dan memiliki cita rasa makanan laut (seafood).
7. Korea: Nong Shim Shin Ramyun Black Premium Noodle Soup
Mie dengan porsi jumbo ini sangat lezat disantap dengan sedikit sayuran, irisan daging sapi dan bumbu pedas.
8. Japan: Sapporo Ichiban Shio Ramen Noodles
Meski termasuk pendatang baru dalam daftar The Ramen Rater namun mie instan ini spesial. Campuran daun bawang dan telur rebus ditambah dengan sedikit wijen, dijamin membuat ketagihan.
9. Hong Kong: Doll Instant Noodle, Artificial Chicken Flavor
Dilihat sekilas memang biasa. Namun mie instan dengan rasa kaldu ayam ini memiliki cita rasa kaldu ayam yang sempurna.
10. Singapura: Koka Instant Non-Fried Noodles, Spicy Black Pepper Flavor
Mie instan yang rendah lemak ini memiliki cita rasa yang kuat. Resep utamanya berbahan sayuran dan memiliki rasa pedas manis.