BAB II UNIDRIVE SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN MOTOR DRAG CHAIN 5K1A02M1 DI COAL MILL INDARUNG V
A. TEORI PENDUKUNG 1. Pengertian pengontrolan Pengontrolan adalah proses unutk mencapai tujuan. Jadi
yang
dimaksud dengan pengontrolan adalah pengendalian yang dilakukan mulai dari start sampai alat tersebut berhenti sesuai dengan keinginan
(Gambar2.1).pengaturan (Gambar2.1).pengaturan kecepatan motor manual Pengontrolan motor dengan menggunakan Unidrive bertujuan unutk mengatur kecepatan putaran motor di Lapangan (sesuai dengan kebutuhan). Dimana speed minimum yang pengaturannya di kontrol oleh Unidrive adalah 10% x Rpm Motor,dengan tujuan untuk safety motor t ersebut. Sedangkan system pengontrolan itu sendiri terdiri dari 2 bagian : 1.
Pengontrolan loop terbuka (open loop system) system) Sistem lup terbuka (open (open loop system), system), dimana tidak terdapat elemen yang mengamati keluaran yang terjadi untuk dibandingkan
dengan masukannya (yang diinginkan), meskipun menggunakan sebuah pengendali (controller) untuk memperoleh tanggapan yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena tidak satupun komponen dalam sistem yang berfungsi melaporkan adanya gangguan ataupun perubahan-perubahan lain yang terjadi. Contoh penerapan system control loop terbuka ( open loop system) system) :
(Gambar2.1) diagram pengontrolan open loop
2.
Pengontrolan loop tertutup(closed tertutup(closed loop system) system) Pengontrolan pengontrolan
loop
dengan
tertutup system
( closed (closed
kendali
loop
umpan
system) system) balik.
adalah System
pengontrolan ini menanggapi gangguan melalui pengukuran keluaran & mengumpankan informasi tersebut ke masukan melalui jalur umpan balik yang dibangun. Informasi ini kemudian dibandingkan dengan sinyal acuan. Jika terdapt perbedaan maka akan dikirim sinyal untuk menanggapi perbedaan tersebut. Sistem kendali jenis ini mampu mengkompensasi gangguan yg masuk/timbul.
(Gambar2.3) diagram closed loop system
dengan masukannya (yang diinginkan), meskipun menggunakan sebuah pengendali (controller) untuk memperoleh tanggapan yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena tidak satupun komponen dalam sistem yang berfungsi melaporkan adanya gangguan ataupun perubahan-perubahan lain yang terjadi. Contoh penerapan system control loop terbuka ( open loop system) system) :
(Gambar2.1) diagram pengontrolan open loop
2.
Pengontrolan loop tertutup(closed tertutup(closed loop system) system) Pengontrolan pengontrolan
loop
dengan
tertutup system
( closed (closed
kendali
loop
umpan
system) system) balik.
adalah System
pengontrolan ini menanggapi gangguan melalui pengukuran keluaran & mengumpankan informasi tersebut ke masukan melalui jalur umpan balik yang dibangun. Informasi ini kemudian dibandingkan dengan sinyal acuan. Jika terdapt perbedaan maka akan dikirim sinyal untuk menanggapi perbedaan tersebut. Sistem kendali jenis ini mampu mengkompensasi gangguan yg masuk/timbul.
(Gambar2.3) diagram closed loop system
2. Teori Singkat Motor 3 Phasa Motor induksi 3 phasa adalah suatu mesin listrik yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Motor induksi merupakan motor yang paling banyak dijumpai dalam industri. Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik ( AC ) yang paling luas penggunaannya. arus motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Belitan stator yang dihibungkan dengan sumber tegangan 3 fasa, akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (
). Medan putar pada stator tersebut akan
memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus dan sesuai dengan hokum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Dikenal dua tipe motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan rotor sangkar. Keuntungan penggunaan motor tiga phasa :
a.
Kontruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.
b.
Harganya relative murah dan kehandalannya tinggi.
c.
Efisiensi relative tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil.
d.
Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan. Kerugian penggunaan motor tiga phasa :
a.
Kecepatan tidak mudah dikontrol.
b.
Power factor rendah pada beban ringan.
c.
Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus normal.
3. Kontruksi Motor Induksi 3 Phasa a. Stator Stator adalah bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar.Dibuat dari besi bundar berlaminasi dan mempunyai aluralur sebagai tempat meletakkan kumparan. b. Rotor Sangkar Rotor sangkar adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan letaknya di bagian dalam. Terbuat dari laminasi yang mempunyai slot dengan batang alumunium/tembaga yang dihubungkan singkat pada kedua ujungnya.
c. Rotor Belitan Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan Alur-alur sebagai tempat meletakkan belitan ( kumparan) dengan ujung-ujung belitan yang juga terhubung singkat. Kumparan dihubungkan bintang dibagian dalam dan ujung yang lain dihubungkan dengan slipring ke tahanan luar. Kumparan dapat dikembangkan menjadi pengaturan kecepatan putaran motor.
4. Prinsip Kerja Motor 3 Phasa a. Bila kumparan tegangan 3 phasa dipasang pada kumparan stator, maka pada kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, (
), ns : kecepatan sinkron, f : frekuensi sumber, p : jumlah kutub.
b. Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor, akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (ggl) sebesar E2s = 44,4fnØ, E : tegangan induksi ggl, f : frekuensi, n : banyak lilitan, Ø : fluks. c. Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi akan menghasilkan arus (I). d. Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. e. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul torsi beban, maka rotor akan berputar searah dengan arah medan putar stator. f. Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan adanya perbedaan relative antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan putar rotor (nr).
g. Perbedaan antara kecepatan nr dan ns disebut dengan slip (S) yang dinyatakan dengan persamaan S=
.
h. Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor, dengan demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan timbul apabila ns > nr. i.
Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak serempak atau asinkron.
B. Driver Master UNIDRIVE 1. Tinjauan Umum Pengaturan Kecepatan Motor 3 Phasa Pada umumnya di pabrik indarung V, perangkat elektronik yang dipakai untuk mengatur kecepatan motor AC adalah simovert. Simovert diproduksi oleh perusahaan Siemens. Untuk indarung V simovert digunakan hampir di semua areal, mulai dari raw mill , kiln dan cement mill . Namun, dalam pengaturan kecepatan motor 3 phasa pada Motor dragchain 5K1A02M1 ini penulis membahas UNIDRIVE (UNI2402) sebagai unit elektronika daya yang digunakan untuk pengaturan kecepatan motor AC.
2. Spesifikasi UNIDRIVE Ada banyak seri dan model unidrive, namun yang dipakai untuk mengontrol motor Drag Chain yang dipakai adalah seri UNI2402 karna seri ini cocok untuk pemakaian motor 7,5 kw dengan tegangan kerja 380/480V
(gambar2.4) (a)spesifikasi dan model unidrive (b) name plate unidrive
3. Spesifikasi Motor Drag Chain 5K1A02M1 yang dikontrol UNIDRIVE Motor 5K1A02M1 adalah motor induksi 3 phasa bertipe rotor sangkar yang digunakan untuk menjalankan Drag Chain sebagai pengangkut batu bara menuju plant penggilingan. spesifikasi yang tercantum pada name plate motor :
(gambar 2.5)name plate motor
Merk
SIEMENS
Buatan
GERMANY
Tegangan Supply
3 phasa(380 volt)
Cos phi
0,83
Konsumsi Daya
7,5 KW
Konsumsi Arus
21/15,6 Ampere
Tegangan pada hubungan ∆
220 Volt
Tegangan pada hubungan Y
380 Volt
Kecepatan Maximum
1450 rpm
4. Prinsip Kerja UNIDRIVE UNIDRIVE UNI-2402 adalah VSD (Variable Speed Drive) yang merupakan suatu unit elektronika daya yang dapat mengubah frekuensi input motor yang kemudian dikonversikan ke putaran motor sehingga hal ini dapat secara kontinu mengatur kecepatan motor AC. Dimana frekuensi 50 Hz yang diubah berasal dari suatu jaringan suplai 3 phasa. Jadi, input yang berupa tegangan yang konstan ketika diproses melalui drive master UNIDRIVE melalui 3 tahap, yaitu rectifier, filter, dan inverter setelah melalui 3 tahap ini maka output yang di hasilkan berupa tegangan yang variable. UNIDRIVE sangat cocok untuk pengaturan motor-motor single driver dan multidriver dengan menggunakan motor induksi tiga phasa. Dengan adanya pengaturan kecepatan motor AC ini akan memberikan beberapa keuntungan, diantaranya sebagai berikut : a. Peningkatan proses b. Meningkatkan kualitas c. Perawatan yang mudah d. Penghematan daya Dalam prosesnya sebagai pengatur kecepatan motor AC, UNIDRIVE melalui empat bagian utama, yaitu : a. Rectifier Converter, berfungsi menyearahkan tegangan AC menjadi tegangan DC. b. Filter, berfungsi menstabilkan tegangan DC dan mengirimnya ke inverter.
c. Inverter, berfungsi sebagai pengatur frekuensi pada tegangan motor. d. Peralatan elektronik pada rangkaian control yang dapat mengirimkan sinyal ke rectifier dan inverter.
Rectifier
Filter
Inverter
M
Main Switch
System Control
(Gambar 2.6) . Diagram Proses VSD.
5. Rectifier Tegangan tiga phasa dari supply masuk ke UNIDRIVE melalui terminal input, kemudian tegangan ini disearahkan dengan menggunakan rectifier yang diatur tegangannya 0 – 380 V. tegangan Vi pada rangkaian penyearah diatur dengan mengatur sudut penyalaan yang mempunyai perbedaan sudut phasa 120°. Rectifier terdiri dari diode – thyristor atau gabungan dari kedua semikonduktor ini. Rectifier yang hanya dibuat dari diode disebut uncontrolled rectifier atau yang tidak dapat dikontrol karena tidak memiliki sudut penyalaan. Sedangkan rectifier yang terdiri dari thyristor disebut controlled rectifier atau penyearah yang dapat dikontrol karena memiliki sudut penyalaan yang dapat diatur. Penggunaan rectifier yang sering dipakai adalah penyearah terkontrol dengan gelombang penuh.
(gambar 2.7)penyearah terkendali gelombang penuh Controlled rectifier gelombang penuh ini terdiri dari jembatan thyristor, yang dibagi menjadi dua grup thyristor yang berisi Q1,Q3,Q5 dan Q2,Q4,Q6. Thyristor Q1,Q3,Q5 dinyalakan selama setengah siklus fasa tegangan positif dan thyristor Q2,Q4,Q6 dinyalakan selama setengah siklus negatif fasa tegangan. Acuan untuk sudut penyalaan adalah titik temu antara fasa tegangan. Pada saat ω = π/6 + α, t1 menyala dulu sesaat setelah t6 dinyalakan. Oleh karena itu selama interval (π/6 + α) <ωt < (π/6 + α + α3). Thyristor t1 dan t6 mengkondisikan arus output dan terminal motor dihubungkan ke fasa L1 dan L2 yang membuat tegangan output Vo = Van – Vbn. Pada saat ωt = π/6 + α + π/3, thyristor dinyalakan dan kemudian muncul tegangan Vdc dengan membias balik dan mematikannya arus Q6 ditransfer ke Q2. Terminal motor dihubungkan ke fasa A melalui Q1 dan fasa L3 melalui t2 membuat Vo = Vpc. Proses ini berulang setiap 60° bila sebuah thyristor dinyalakan. Masing-masing thyristor berkonduksi pada 120° dalam siklus.
Tegangan output rata-rata bervariasi sesuai dengan sudut penyalaan. Rangkaian pengaturan penyalaan thyristor dapat dibagi atas dua bagian utama, yaitu : rangkaian pengatur waktu pemberian pulsa dan alat untuk mentriger (memberikan pulsa) gate thyristor. Untuk kapasitor biasanya modul dilengkapi dengan kipas pendingin dan untuk melindungi terhadap kejadian hubung singkat rangkaian dilengkapi dengan fuse atau sekering. 6. Inverter Inverter merupakan komponen terakhir dari UNIDRIVE sebelum masuk ke motor. Inverter menerima arus atau tegangan DC yang konstan maupun yang berubah-ubah.Jika arus yang diterimanya berubah-ubah maka inverter hanya perlu mengkontribusikan dengan frekuensi, dan jika tegangan yang diterima konstan maka inverter harus mengontrol antara tegangan dengan frekuensi. Inverter pada prinsipnya dibuat dari dua cara yang sama, namun ada dua perbedaan fungsinya. Yang pertama inverter dengan frekuensi dan Vout yang konstan dan inverter dengan frekuensi dan Vout yang berubah-ubah yang tegangan output dari inverter divariasikan dengan mengubah lebar pulsa dari setiap setengah siklus Vout inverter. Inverter terdiri dari rangkaian jembatan thyristor dan rangkaian pengatur penyalaan.Rangkaian pengatur penyalaan digunakan untuk mengatur tegangan dan frekuensi yang dihasilkan inverter.Periode pulsa yang memicu ditentukan oleh lebar pulsa. Pada thyristor tr1 menyala dan tr2 padam, sumber tegangan Vo dihantarkan ke kumparan transformator dan membentuk setengah gelombang
pertama. Lalu ketika tr2 menyala, kapasitor akan memaksa tr1 melakukan penahanan dan sumber tegangan Vs melalui tr2 membentuk setengah gelombang lainnya. Penyalaan dan pemadaman secara bergantian pada tr1 dan tr2 akan menghasilkan suatu keluaran (output) tegangan bolak-balik. Frekuensi tegangan bolaki-balik ditentukan oleh periode pulsa yang memacu thyristor tr1 dan tr2. Pulsa yang memacu thyristor diatur sedemikian rupa agar tidak menyalakan kedua thyristor pada saat yang bersamaan karena bisa menyebabkan terjadinya hubung singkat pada jepitan sumber.
(gambar 2.8)prinsip kerja inverter 7. Filter Rangkaian filter berfungsi untuk mengurangi factor ripple yang terjadi pada rangkaian penyearah. Intermediate circuit atau filter dibuat berdasarkan tiga prinsip kerja yang berbeda. Tipe yang pertama yaitu mengkonversikan tegangan dari rectifier ke arus DC , tipe kedua menstabilkan tegangan DC berpulsa (tegangan DC yang diterima bisa konstan, bisa bervariasi) dan mengirimnya ke inverter, dan tipe ketiga filter mengkonversikan tegangan DC konstan
dari
rectifier
menjadi
bervariasi.
Drive
master
UNIDRIVE
menggunakan prinsip filter tipe kedua dalam menjalankan kerjanya.
Filter dapat dibuat dari sebuah kapasitor dan sebuah kumparan. Kumparan berfungsi untuk mengkonversikan tegangan variable dari rectifier ke bentuk tegangan DC variable.
C. Pengontrolan Kecepatan Motor Drag Chain 5K1A02M1 Dengan UNIDRIVE Motor 5K1A02M1 adalah motor yang berfungsi sebagai penggerak drag chain yang akan mengangkut material batu bara menuju tempat penggilingan. Agar material yang masuk kedalam Drag Chain tidak bertumpuk, maka Motor 5K1A02M1 akan diatur kecepatannya dengan UNIDRIVE. UNIDRIVE akan mengontrol kecepatan putaran motor dan waktu aktif motor sesuai dengan set point yang telah diberikan oleh CCR( central control room). Pada proses ini CCR akan memonitoring putaran motor, jika putaran motor kurang dari set point yang di berikan, maka UNIDRIVE akan segera merespon dan memperbaiki kecepatan motor agar menyamai nilai set point, berikut adalah blok diagram pengaturan kecepatan motor 5K1A02M1 :
Set point (i) dari CCR
I/O(input output)
UNIDRIVE
Feed back Analog Output(encoder)
(Gambar 2.9) Blok Diagram pengaturan kecepatan.
M
Dari blok diagram diatas dapat dijelaskan bahwa : 1. Set point diberikan dari CCR (Central Control Room) berupa arus DC (4-20 mA) dan diterima oleh UNIDRIVE. Set point tersebut akan diproses UNIDRIVE, dimana UNIDRIVE digunakan untuk mengatur kecepatan motor dengan mengubah tegangan masuk berupa tegangan AC dari jala-jala 50Hz menjadi DC dan kemudian dimodulasi menjadi AC menggunakan inverter. Agar dapat menghasilkan tegangan yang variable maka UNIDRIVE akan mengatur frekuensi pada penyulutan inverter. 2. Feed back berfungsi untuk menyampaikan sinyal motor ke monitoring, sinyal yang diperoleh berupa sinyal analog dari encoder. Pulsa yang dihasilkan oleh encoder akan diolah oleh UNIDRIVE untuk mengetahui & menentukan jumlah putaran motor. 3. Untuk mengetahui berapa kecepatan putaran motor 5K1A02M1 dapat ditemukan dengan rumus sebagai berikut : Ns =
D. Interpretasi Data Untuk mengetahui kecepatan jika frekuensi diubah, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Ns =
Keterangan : Ns = kecepatan Putar (rpm) f = frekuensi sumber ( Hz ) P = kutub motor (4 kutub) Jika frekuensi yang diinginkan 5 Hz, maka akan didapatkan kecepatan motor sebagai berikut :
Ns =
= 150 rpm
Jika frekuensi yang diinginkan 10 Hz, maka akan didapatkan kecepatan motor sebagai berikut : Ns =
= 300 rpm
Jika frekuensi yang diinginkan 15 Hz, maka akan didapatkan kecepatan motor sebagai berikut : Ns =
= 450 rpm
Jika frekuensi yang diinginkan 20 Hz, maka akan didapatkan kecepatan motor sebagai berikut : Ns =
= 600 rpm
Jika frekuensi yang diinginkan 25 Hz, maka akan didapatkan kecepatan motor sebagai berikut : Ns =
= 750 rpm
Jika frekuensi yang diinginkan 30 Hz, maka akan didapatkan kecepatan motor sebagai berikut : Ns =
= 900 rpm
Jika frekuensi yang diinginkan 35 Hz, maka akan didapatkan kecepatan motor sebagai berikut : Ns =
= 1050 rpm
Jika frekuensi yang diinginkan 40 Hz, maka akan didapatkan kecepatan motor sebagai berikut : Ns =
= 1200 rpm
Jika frekuensi yang diinginkan 45 Hz, maka akan didapatkan kecepatan motor sebagai berikut : Ns =
= 1350 rpm
Jika frekuensi yang diinginkan 50 Hz, maka akan didapatkan kecepatan motor sebagai berikut : Ns =
= 1500 rpm
Berikut ini hubungan antara kecepatan dengan frekuensi pada motor 4 kutub : 1600 1400 1200 1000 Kecepatan
800
frekuensi 600 400 200 0 5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
(Gambar 2.10) Grafik Hubungan Antara Kecepatan Dengan Frekuensi.
E. Pengoperasian UNIDRIVE 1. Sistem Operasi dari CCR (Centr al Control Room )
monitor
PLC
I/O
CCR (Control Central Room)
UNIDRIVE
M
Substation
(Gambar 2.11). Diagram Proses Pengoperasian UNIDRIVE Dari CCR. Fasilitas yang dapat dilakukan dan ditampilkan di CCR yaitu : a. Perintah start b. Izin start c. Set point ( speed set point ) d. Sinyal fault, berbagai gangguan dapat dilihat dari interface UNIDRIVE. Dari monitor yang berada di ruang CCR diberi perintah start dan set point kecepatan melalui sinyal analog yang dikirimkan ke PLC yang kemudian diteruskan ke I/O. Pada I/O sinyal analog memiliki nilai range tertentu. Dari UNIDRIVE diteruskan ke motor dan motor pun berputar sesuai dengan perintah yang diberikan dari CCR. Dari motor, UNIDRIVE akan memberikan return signal atau feed back ke CCR yang dapat berupa pengiriman signal fault atau macam-macam gangguan. Dari UNIDRIVE, sinyal analog dan sinyal digital dikirimkan ke I/O yang kemudian akan diteruskan ke PLC dan informasi tersebut sampai ke ruang monitoring yang ada di CCR.
2. Sistem Operasi Lokal Sistem operasi lokal pada sepax separator berada di area kerjanya, kontrol operasi local ini hanya ada tombol untuk start dan stop sepax separator yang perintahnya harus atas izin operator di CCR, serta terdapat tombol emergency
yang
diaktifkan
apabila
terjadi
trouble/gangguan
yang
mengharuskan untuk menghentikan kerja alat.
(Gambar 2.12) . Kontrol Operasi Lokal .
F. Tahapan Konfigurasi UNIDRIVE Unidrive memiliki 4 (empat) tahapan konfigurasi untuk pengoperasiannya, pertama Konfigurasi dasar ( Default Configuration), kedua Mode pengoperasian (Operation Mode), ketiga Mode antar muka ( Interface Mode), Makro konfigurasi ( Macro Konfiguration).
1. Konfigurasi Dasar ( Defaul t Confi guration ) Konfigurasi ini bertuajuan untuk menyesuaikan type frekuensi listrik yang akan dipakai Unidrive pada saat pengoperasiannya nanti. Unidrive menyediakan 2 tipe frekuensi berdasarkan dari dua Negara, pertama Eropa dengan frekuensi 50hz,dan kedua USA 60hz.
2. Mode Pengoperasian ( Oper ation M ode ) Unidrive bias dioperasikan dengan dua jenis pengontrolan, pertama pengontrolan system Loop Terbuka (Open Loop), dan kedua system pengontrolan Loop Tertutup (Cloce Loop). System
pengontrolan
Loop
Terbuka
(Open
Loop)
adalah
pengoperasian Unidrive untuk pengaturan kecepatan motor dengan cara manual. Perubahan nilai kecepatan diubah dengan penekanan tombol UP/DOWN pada keypad unidrive. dan tidak memakai sensor sebagai parameter pengaturan kecepatannya atau informasi umpan balik. System pengontrolan Loop Tertutup ( Close loop) dimana Unidrive dapat mengatur kecepatan motor secara otomatis berdasarkan sinyal yang diterima dari konektor encoder, pada mode ini Unidirve akan menerima sinyal masukan berupa analog dari sensor yang dipasang pada motor. Setelah memasukan nilai set point, maka Unidrive akan mempertahankan nilai tersebut dari error. 3. Mode Antar Muka ( User I nterf ace M ode ) Pada mode ini unidrive mengizinkan pengendalian motor dengan 2 cara, pertama melalui Terminal Mode ,komunikasi Unidrive dengan interface melalui serial RS232, Four Wire RS485 dan, Two Wire RS485. Fasiitas ini mendukung sinkronisasi Unidrive dengan computer dan PLC. Kedua melalui Keypad Mode, pengontrolan, setingan dan pemograman Unidrive bisa secara langsung dengan menggunakan modul keypad yang terdapat pada unidrive dan juga bias dimonitoring melalui Display interface yang tepasang pada Unidrive.
4. Konfigurasi Makro (M acro Konfi guration ) Konfigurasi Makro merupakan konfigurasi untuk type pengopersaian unidrive, setiap tipe makro yang sudah di sediakan Unidrive memiliki kelebihan dan kekurangannya juga pada setiap makro memiliki konfigurasi signal konektor yang berbeda. Ada sembilan jenis makro yang terdapat pada Unidrive, kesembilan makro tersebut dapat dilihat pada tebel dibawah ini : Open Loop
Close Loop
Macro 0 (Default Configuration) Macro 1 (Easy Mode) Macro 2 (Motorized Potentiometer) Macro 3 (Preset Frekuensi/Speed) Macro 4 (Torque Control)
v
v
Terminal Mode v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
-
v
v
v
-
Macro 5 (PID Control) Macro 6 (Axis Limit Control) Macro 7 (Brake Control) Macro 8 (Digital Lock Shaft Orientation)
v
v
v
-
v
v
v
-
v
v
v
-
-
v
v
-
(Tabel ) Fitur yang di sediakan oleh setiap Makro
Keypad Mode v
G. Konfigurasi UNI 2402 untuk pengotrolan kecepatan Motor 5K1A02M1 Makro yang dipakai untuk pengoperasian Motor Drag Chain 5K1A02M1 ini adalah konfigurasi Makro 5 ( PID Control ) dengan tipe pengontrolan Loop Tertutup (Close Loop). Unidrive akan menerima sinyal umpan balik dari sensor encoder dan menyesuaikannya dengan Set Point yang diberikan oleh CCR selanjutnya jika terjadi error, maka Unidrive akan segera merubah kecepatan motor. Konfigurasi Makro ini hanya bisa dipakai untuk pengoperasian pada Terminal Mode, berikut scematik konfigurasi koneksi sinyal untuk Makro 5 dan instalasi untuk conector encoder :
(Gambar2.13) Koneksi untuk konektor Encoder & Koneksi Sinyal untuk Makro5
H. Interface Unidrive 2402 a. Display dan Keypad Display dan keypad digunakan untuk mode pengoperasian antar muka, Display berfungsi untuk menampilkan parameter, nilai, dan status dari Unidrive. Sedangkan Keypad berfungsi untuk pemilihan parameter dan menganti nilai setingan.
(Gambar 2.14) Display dan Keypad Keypad pada Unidrive terbagi atas dua bagian,yaitu untuk programming keys dan Control key. b. Programming Key Programming key digunakan untuk mengakses program yang terdapat di dalam unidrive dan mengakses parameter tertentu untuk diubah nilainya dan mengganti setingannya. Fungsi dari masing-masing programming key dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
= Mengganti Mode tampilan.
= Memilih parameter dan manaikan nilai digit.
= Memilih parameter dan menurunkan nilai digit.
=
Menampilkan nomor parameter,menggeser digit yang terpilih
kearah kiri, dan berpindah kemenu yang lain.
=
Menampilkan nomor parameter,menggeser digit yang terpilih
kearah kanan, dan berpindah kemenu yang lain. c. Control key Fungsi dari control key dapat dijelaskan sebagai berikut :
Run = Berfungsi untuk menjalankan Proses pengontrolan.
Stop-Resset = Tombol ini memiliki 3 fungsi yaitu, Menghentikan. proses pengontrolan, mereset proses pengontrolan,membuat parameter baru.
Forward/Reverse = Berfungsi untuk merubah arah putaran motor. d. Mereset setingan Unidrive Mereset unidrive untuk Terminal Mode hanya dapat dilakukan Ketika Unidirve dalam keadaan berhenti, dan kemudian tekan
untuk mereset.
Mereset Unidrive untuk Keypad Mode, bisa dilakukan pada saat unidrive berhenti atau sedang beroperasi. Jika Unidirve dalam keadaan berhenti, tekan untuk mereset, dan jika Unidrive dalam keadaan beroperasi, untuk melakukan peresetan ulang tekan dan tahan
kemudian tekan tombol
,
tunggu sekitar 3 detik dan kemudian lepaskan kedua tombol tersebut dengan bersamaan.
I. Instruksi pengoperasian Unidrive 2402 Ada dua jenis instruksi pengoperasian Unidrive, pertama instruksi pengoperasian untuk Terminal Mode, kedua instruksi pengoperasian Keypad Mode.
Berikut
akan
dicontohkan
instruksi
pengoperasian
pengaturan
frekuensi/kecepatan melalui dua mode. a. Instruksi pengaturan frekuensi / kecepatan dengan Terminal Mode Pada terminal mode Unidrive dapat mengontrol arah putaran motor, frekuensi / kecepatan motor, Start dan Stop motor. 1. Pastikan control dan sinyal koneksi sesuai dengan gambar instalasi sinyal encoder dan konfigurasi koneksi sinyal gambar 2.13. 2. Pastikan terlebih dahulu frekuensi / kecepatan referensi,dalam keadaan level minimum. 3. Pastikan EXTERNAL TRIP / DRIVE ENABLE tidak tersambung, atau kontak sinyal konektor 30 & 31 terbuka. 4. Kemudian hubungkan unidrive dengan sumber AC untuk tegangan kerjanya. 5. Kemudian akan tampil pada display seperti dibawah ini :
6. Setalah itu baru hubungkan EXTERNAL TRIP / DRIVE ENABLE atau kontak sinyal konektor 30 & 31 tersambung. 7. Setelah itu tekan
, atau tekan sesaat kontak RESSET pada sinyal
konektor untuk memperbarui tampilan informasi pada display.
8. Kemudian Display akan mengindikasi perubahan seperti yang ditampilkan pada gambar dibawah ini :
9. Kemudian pastikan kecepatan motor tampil pada display digit sudut kanan atas, itu mengindikasikan bahwa unidrive telah menerima sinyal feedback dari motor. 10. Kemudian sambungkan konektor RUN FORWARD dengan 0 / common, dan display akan menampilkan informasi seperti dibawah ini :
11. Kemudian lakukan perubahan level pada Frekuensi / speed referensi menggunakan potensiometer atau sinyal analog 0-10v untuk manaikan atau menurunkan kecepatan motor. 12. Lalu bisa dilihat nilai digit di sudut kanan atas akan berubah untuk menampilkan nilai kecepatan motor. 13. Jika memutuskan sambungan konektor RUN FORWARD dengan 0/ common, maka kecepatan motor akan menurun sampai 0. 14. Jika manyambungkan konektor RUN REVERSE dengan 0/ common, maka motor akan berputar berlawanan arah dari yang sebelummnya.
b. Instruksi pengaturan frekuensi / kecepatan dengan Keypad Mode Pada Keypad mode Unidrive juga dapat mengontrol arah putaran motor, frekuensi / kecepatan motor, Start dan Stop motor. Konfigurasinya hampir sama dengan Terminal Mode, tapi pengaturan nilai referensi untuk penambahan dan pengurangan kecepatan
motor menggunakan kepad
UP/DOWN yang terdapat pada Unidrive, tombol UP unutk menambah kecepatan motor dan DOWN untuk mengurangi kecepatan motor. Kemudian tombol menghentikan putaran motor. J. Istalasi Unidrive 2402 1.
Instalasi Unidrive 2402 di lapangan
(Gambar2.15) Instalasi Unidrive di substation 468.
untuk
2.
Sambungan
Tegangan Motor dan sambungan sinyal untuk terminal
mode pada konfigurasi Makro 5.
(Gambar2.16) Line diagram instalasi Unidrive untuk Makro 5.
K. Konstruksi Motor Drag Chain 5K1A02M1
(Gambar2.17) gambar konstruksi Drag Chain.
(Gambar2.18) gambar komponen pendukung konstruksi Drag Chain. Keterangan gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :