1. Aplikasi paleontology Invertebrata di Pulau Jawa: Rekonstruksi lingkungan dan ekologi prasejarah. prasejarah. Rekonstruksi sejarah kehidupan pada masa lampau baik di bidang hewan dan perkembangan manusia Analisa pola dan suksesi suatu vegetasi dari waktu ke waktu. Analisa mengenai aspek-aspek perubahan iklim yang terjadi Analisa kehidupan biokultural manusia sejak manusia muncul di bumi, proses evolusinya melalui masa dan wilayah distribusinya seluas dan selama mungkin. Analisa proses adaptif yang dilakukan makhluk hidup terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Penentuan umur, korelasi studi evolusi, studi evolusi, paleoclimate, dan rekonstruksi lingkungan purba 2. Pengertian dari: Reworked Fossils (Fosil Rombakan): fosil hasil rombakan dari batuan yang lebih tua dan tertransport ke batuan yang lebih muda, (re-deposisi kemudian terendapkan kembali) Thanatocoenoese (Transported Fosil): kumpulan organisme mati (pengontrolnya adalah arus, ukuran tubuh, gelombang, topografi), dapat tertransport di lingkungan bukan tempat hidupnya. hidupnya. Biocoenoese (Insitu Fosil): kumpulan organisme hidup (faktor pengontrolnya adalah ekologi) Infiltrasi: fosil dari batuan yang lebih muda masuk ke dalam batuan yang lebih tua, biasanya terjadi pada batugamping karena proses pelarutan. Fosil a dan d kurang berguna untuk analisis sedimentasi Fosil b dapat digunakan sebagai data pembanding (data recent) berdasarkan prinsip “the present is the key to the past” apabila fosil tsb besifat insitu. recent) berdasarkan prinsip “the Fosil c dapat digunakan sebagai data pembanding (data recent) berdasarkan present is the key to the past” dan bersifat insitu. insitu. 3. Hal-hal yang berhubungan dengan filum Brachiopoda: a. Perbedaan Kelas Articulata dengan kelas Inarticulata Klas Inarticulata: dilengkapi dengan engsel/hinge, cangkang atas dan bawah (valve) dihubungkan dengan otot dan terdapat selaput dan gigi. Klas Articulata: tanpa engsel/hinge, cangkang atas dan bawah (valve) tidak dihubungkan dengan otot dan terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat. b. Ordo Klas Inarticulata: Inarticulata: Artremata dan Neotremata Ordo Klas Articulata: Palaeotremata dan Protremata-Telotremata c. Lingkungan pengendapan Brachiopoda : sessile benthos, dengan berbagai kedudukan dan letak lintang. d. Genus yang paling tua yaitu Lingula yaitu pada Lower Cambrian (550 juta tahun yang lalu), sedangkan ordo tertua yaitu ordo Orthida-Lower Cambrian to Upper Permian e. Perkembangan puncak dari filum Brachiopoda
-
Phylum Brachiopoda mencapai puncak perkembangannya pada Masa Paleozoikum sampai awal Mesozoikum.
4. Ciri utama Class Gastropoda: umumnya Trochospiral (putarannya 3 dimensi).
Class pelecypoda : bivalve (setangkup) dan tidak simetri bila teral. Class Cephalopoda : umumnya Planispiral (putarannya bersifat dua dimensi) dan external shell seperti nautilids (seperti cumi-cumi dan gurita pada masa sekarang). Perbedaan Phylum Mollusca dan Brachiopoda : bentuk luar kedua jenis tersebut setelah dewasa sangat berlainan , bentuk rumah ke 2 binatang tersebut jauh berbeda, Brachiopoda hidup secara soliter, memiliki dua cangkang. Mollusca hidup secara berkoloni terdiri atas banyak zooecia (kamar) yang berbentuk tabung atau prisma, ukuran besar kedua binatang tersebut jauh berbeda, Mollusca hanya berdiameter antara 1-2 mm, sednagkan Brachiopoda berdiameter 2 cm atau lebih. 5. Proses Terbentuknya Sangiran
Pada awalnya sangiran merupakan lautan dangkal. Pada saat itu keadaan bumi masih belum stabil seperti sekarang, di beberapa bagian bumi seringkali mendapatkan pergerakan di dalam perut bumi yang disebabkan adanya dorongan tekanan endogen. Sangiran juga mengalami hal serupa, karena adanya dorongan tenaga endogen (dari dalam bumi) terjadi pengankatan dan pelipatan pada permukaan laut sangiran. Akibat dn pelipatan permukaan maka terbentuklah daratan-daratan yang mengisolasi sebagaian lautan tersebut sehingga menjadi danau dan rawa-rawa. Saat terjadinya masa glacial (pembekuan), permukaan air laut menyusut, itu disebabkan karena adanya pembekuan es di kutub utara maka muncullah daratan di permukaan bumi. Danau dan rawa sangiran yang terbentuk dari lautan dangkal juga menjadi daratan kering. Proses pembentukan situs sangiran erat kaitannya dengan aktivitas gunung lawu tua. Kubah sangiran diperkirakan terbentuk akibat gaya kompresi dari runtuhan gunung Lawu tua, gaya endogen berupa pengakatan dan pelipatan tanah serta gaya gravitasi bumi. Gaya kompresi yang sama juga menyebabkan terbentuknya kubahkubah lain seperti: Kubah Gemolong, Kubah Gamping, Kubah Bringinan, Kubah Gesingan, dan Kubah Munggur. Tenaga endogen yang terjadi berulang-berulang mengakibatkan permukan tanah di sangiran naik akibatnya adanya dorongan di dalam dan membentuk bukit. Kemudian karena aktivitas gunung lawu membuat tanah perbukitan longsor dan membentuk kubah, tanah di sekitar sungai cemarapun ikut longsor. Akibat dari hal tersebut, terbentuklah lapisan tanah yang berbeda dari lapisan tanah permukaan. Lapisan tanah yang terbentuk adalah lapisan dari jaman purbakala dimana hsil dari terbentuknya tanah sangiran membuat para ahli purbakala dan masyarakat sekitar menemukan bukti-bukti kehidupan masa prasejarah. Higga kini lapisan tanah (stratigrafi) yang dapat ditemukan dan diteliti terdapat 4 lapis. Situs sangiran merupakan daerah perbukitan yang terbentuk dari fragmenfragmen batu gamping foraminifera dan batu pasir yang tercampur dengan Lumpur saat masa halosen. Juga yang endapan alivial yang terdiri dari campuran lempung, pasir, kerikil, dan krakal dengan ketebalan kurang lebih 2 meter yang dapat terlihat di
sungai cemara. Sungai cemara yang mengalir didaerah sangiran merupakan sungai anteseden yang menyayat kubah sangiran. Hal ini menyebabkan struktur kubah dan stratifigrafi tanah daerah sangiran dapat dipelajari dengan baik. Tersingkapnya tanah di tepi sungai cemara menunjukan aktivitas erosi dan sedimentasi yang intensif pada masa sekarang. Proses erosi tersebut mengakibatkan munculnya fosil-fosil binatang maupun manusia purba di permukaan tanah sehingga sering ditemukan fosil-fosil setelah turun hujan. Akibat dari dorongan tenaga endogen pada awalnya, aktivitas erosi dan sedimentasi yang tinggi maka menyebabkan pengangkatan dan pelipatan tanah sangiran, sehingga lapisan tanah sangiran terbagi dari 4 lapisan (dari lapisan teratas) yaitu Formasi Notopuro, Formasi Kabuh, Formasi Pucangan dan Formasi K alibeng. Fosil binatang vertebrata seperti gajah (Stegodon trigonocephalus), banteng (Bibos paleosondaicus), kerbau (Bubalus paleokarabau, Hippopotamidae dan Cervidae Fosil Molusca (Klas Pelecypoda, Klas Gastropoda) 6. Phylum Porifera
Ciri umum : memiliki ukuran yang sangat beragam, beberapa jenis Porifera ada yang berukuran sebesar butiran beras, sedangkan jenis yang lainnya bias memiliki tinggi dan diameter hingga 2 meter, tubuh porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang simetris radial, bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang seperti tumbuhan, tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau poti (ostium). Warna tubuh bervariasi ada yang berwarna pucat da nada yang berwanra cerah seperti merah, jingga, kuning, bahkan ungu.
4 kelas anggota phylum porifera : demospongia, calcarea, hexactinellida, selerospongia
Lingkungan pengendapan: dangkal
Kemunculan dan perkembangan puncaknya: kambrium – recent perkembangan puncaknya pada zaman cretaceous.
7. Tentang evolusi a. Faktor utama evolusi : variasi, seleksi alam. Genetic drift b. Evolusi tidak ada tujuan akhirnya, organisme selalu berevolusi sesuai tekanan tingkat untuk mempertahankan hidupnya ( survival of the fittes, struggle for life) c. Mekanisme isolasi
Isolasi geografis
Isolasi reproduksi
Isolasi ekologi
Isolasi musim
Isolasi perilaku
Isolasi mekanik
Isolasi gamet
Genetic drift
Mutasi dan polyploidy
Domestikasi
SPESIES BARU
d. Tumbuhan laut berevolusi dan bermigrasi ke daratan menjadi tumbuhan darat, tumbuhan tersebut dapat survive karena untuk sukses di darat harus memiliki berbagai cara untuk mendapatkan air dan mineral, kemudian harus menghantarkannya ke bagian tanaman yang membutuhkannya. Jika air sudah didapat, tumbuhan harus menyimpan untuk beberapa waktu. Alaga tak punya organ untuk menyimpan air. Jadi, alga akan kering jika dipindahkan ke daratan. e. Spesies baru dapat terbentuk apabila factor-faktor evolusi bekerja secara bersamaan karena tekanan atau perubahan factor lingkungan yang sangat ekstrim kemudian didukung proses insolasi sehingga membentuk gen pool baru yang berbeda dengan gen nenek moyangnya secara evolusi. Spesies akan punah apabila spesies tersebut tidak mampu bersaing dank arena tekanan lingkungan yang sangat ekstrim (natural selection). 8.