Anatomi Sistem Urinaria
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah (sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh) dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan dari tubuh berupa urin (air kemih). (Syaifuddin, 2006) Sistem perkemihan memiliki fungsi: 1.
Keseimbangan transportasi air dan zat terlarut
2.
Mensekresi hormon yang membantu mengatur tekanan darah, erithropoietin dan metabolisme kalsium
3.
Menyimpan nutrient
4.
Ekskresi zat buangan
5.
Mengatur keseimbangan asam basa
6.
Membentuk urin http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistemperkemihan.html Sistem perkemihan disebut juga urinari sistem atau renal sistem. Terdiri dari:
1.
Dua buah ginjal, yang berfungsi membuang zat-zat sisa metabolisme atau zat yang berlebihan dalam tubuh serta membentuk urin.
2.
Dua buah ureter, yang berperan untuk mentransport urin ke kandung kemih/bladder.
3.
Kandung kemih/bladder, yang merupakan tempat penampungan urin.
4.
Uretra, yang merupakan saluran yang mengalirkan urin dari bladder/kandung kemih keluar tubuh. http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistemperkemihan.html
A. Anatomi Uretra Uretra merupakan saluran yang mengeluarkan urin keluar tubuh. Uretra terbentang dari dasar kandung kencing ke orifisium uretra eksterna. Pada laki-laki panjangnya sekitar
20
cm
sedangkan
pada
wanita
panjangnya
sekitar
3-5
cm.http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistemperkemihan.html Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem reproduksi maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan bertindak hanya sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra internal dari kandung kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat ke dinding anterior vagina. Terdapat sfinter internal dan external pada uretra, sfingter internal adalah involunter dan external dibawah kontrol volunter kecuali pada bayi dan pada cedera atau penyakit
saraf.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-infeksi-saluran-
kemih/ Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan: 1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup. 2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf. 3. Lapisan mukosa. http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistemperkemihan/ B. Anatomi Kandung Kemih Vesika urinaria atau kandung kemih terletak dibelakang simpisis pubis, berfungsi menampung urin untuk sementara waktu. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Terdapat segitiga bayangan yang terdiri atas 3 lubang yaitu 2 lubang ureter dan satu lubang uretra pada dasar kandunng kemih yang disebut dengan trigonum/trigon. Lapisan dinding kandung kencing (dari dalam keluar): lapisan mukosa, submukosa, otot polos dan lapisan fibrosa.Lapisan otot disebut dengan otot detrusor. Otot longitudinal pada bagian dalam dan luar dan lapisan sirkular pada bagian tengah. Ukuran kandung kencing berbeda-beda. Pda usia dewasa kandung kencing mampu memnampung sekitar 300-500 ml urin. Pada keadaan tertentu kandung kencing dapat menampung dua kali lipat
lebih
jumlah keadaan normal.
Miksi/berkemih/buang air kecil merupakan proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Dua langkah utama yaitu: jika kandung kemih terisi secara progresif sampai tegangan dindingnya meningkat diatas nilai ambang akan mencetuskan refleks miksi dan refleks miksi akan berusaha mengosongkan kandung kemih, menimbulkan kesadaran akan keinginan berkemih. Meskipun refleks miksi adalah autonom medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak. Persyarafan utama kandung kemih adalah nervus pelvikus yang berhubungan dengan medulla spinalis melalui pleksus sakralis terutama berhubungan dengan medulla spinalis segmen S2 dan S3. Serat sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding kandung kemih. Saraf mototrik yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat parasimpatis. Selain nervus pelvikus terdapat dua tipe persyarafan lain yang penting untuk kandung kemih yaitu serat otot lurik yang berjalan melalui nervus pudendal menuju sfingter eksternus. Ini adalah serat saraf somatik yang mempersyarafi dan mengontrol otot lurik pada sfingter. Kandung kemih juga menerima syaraf simpatis dari rangkaian simpatis melalui nervus hipogastrikus terutama berhubungan dengan segmen L2 medulla spinalis. Serat simpatis ini merangsang pembuluh darah dan sedikit mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa serat syaraf sensorik juga berjalan melalui syaraf
simpatis
dan
penting
dalam
menimbulkan
sensasi
rasa
penuh
dan
rasa
nyeri.http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistemperkemihan.html C. Anatomi Ureter Terdiri
dari
2
saluran
pipa
masing-
masing bersambung dari ginjal ke
vesika
urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm,
dengan
penampang 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak
pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak
pada rongga pelvis. Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar dan dalam dan menembus dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik). Cara masuk ke dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih sedang terisi kemih akan menekan dan menutup
ujung
distal
ureter itu dan mencegah kembalinya
kemih
ke
dalam ureter.
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-infeksi-saluran-kemih/ Lapisan dinding ureter terdiri dari: 1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) 2. Lapisan tengah lapisan otot polos 3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistemperkemihan/ D. Anatomi Ginjal Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram dan kira-kira sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf, dan ureter. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-infeksisaluran-kemih/ Ginjal (Ren) Lapisanlapisan
pembungkus ginjal : 1. Bagian dalam
: capsula renalis yang berlanjut dengan lapisan permukaan ureter.
2. Bagian tengah : capsula adiposa yang merupakan jaringan lemak untuk melindungi
ginjal dari trauma. 3. Bagian luar
: Fascia renalis (jaringan ikat) yang membungkus ginjal dan
menghubungkannya
dg
dinding
abdomen
posterior.
Jaringan
flexibel
ini
memungkinkan ginjal bergerak dengan lembut saat diafragma bergerak waktu bernafas, mencegah
penyebab
infeksi
dari
ginjal
ke
bagian
lainnya.http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistemperkemihan.html Anatomi internal ginjal dari dalam keluar, renal pelvis, medulla dan korteks :
tubuh
1. Renal pelvis merupakan ruang penampung yang besar yang menghubungkan medula
dengan ureter. Renal pelvis Memiliki percabangan yaitu kaliks mayor dan kaliks minor. Masing-masing ginjal memiliki sekitar 2-3 kaliks mayor dan 8-18 kaliks minor 2. Medulla renalis merupakan bagian tengah ginjal, terdiri dari 8-18 piramida. Bagian
apeks dari piramida adalah papilla . Piramida terdiri dari tubulus dan duktus kolektifus dari nefron. Tubulus pada piramida berperan dalam reabsorpsi zat-zat yang terfiltrasi. Urin berjalan dari medulla ke kaliks minor, kaliks mayor dan renal pelvis. Dari renal pelvis urin ke ureter dan masuk kandung kemih. Satu ginjal memiliki kurang lebih 1 juta nefron. 3. Cortex renalis : paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikal dan area juxtamedullari. Mempunyai kapiler-kapiler menembus medula melalui piramid membentuk renal kolum. Kolum terdiri dari tubulus ginjal yang mengalirkan urin ke kalliks minor. http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistemperkemihan.html Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. (Syaifuddin, 2006). Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores. Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus,
tubulus
proximal,
ansa
henle,
tubulus
distal
dan
tubulus
urinarius.http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistemperkemihan/ E. Perdarahan Ginjal Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi
arteria interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior. F. Persarafan Ginjal Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. G. Fisiologi Ginjal Sekitar 20 -25 % kardiak output lari ke ginjal. Kegiatan filtrasi darah yang masuk ke ginjal dalam tubuh 60x/hari dengan 1,2 liter darah lewat ke ginjal/mnt. Ginjal memfiltrasi ±1700 liter darah/ 24 jam. Dari pleksus renalis susunan saraf otonom masuk lewat hillus dan melakukan inervasi pada otot polos di afferen & efferen arteriol. Suplai vasomotor ini lebih untuk vasokonstriktor. Pada umumnya afferen sering
kontraksi
Perubahan
posisi
meningkatkan
daripada fisik,
efferen.
stress
vasomotor.
dapat Saraf
vasomotor membantu untuk kontrol fungsi dengan
mengatur
tekanan
lebih
darah
ginjal
di
glomerolus. Pada laki-laki, saraf di ginjal berhubungan atau berkomunikasi dengan
saraf
di
testis sehingga gangguan pada ginjal dapat menyebabkan gangguan nyeri diatas testis. Nefron merupakan unit fungsional
pada
ginjal. Masing-masing ginjal memiliki sekitar 1 juta nefron. Secara garis besar dikatakan bahwa nefron terdiri atas dua komponen yaitu komponen tubular yang terdiri dari
glomerulus sampai dengan tubulus eksetori dan komponen vaskular yang terdiri dari kapiler glomerulus & kapiler. Nefron terdiri lima komponen: 1. Kapsula bowman dan glomerulus merupakan tempat terjadinya filtrasi Filtrasi darah di renal melewati 3 lapis : Lap 1 : lapisan endotel yang mengandung lubang-lubang tipis yang disebut jendela Lap 2 : basemen membran seperti basemen kapiler merupakan fibrous protein Lap 3 : lapisan viseral glomerulus kapsul & sel podocyte. Podocyte ukurannya besarbesar dan seperti tangan punya jari-jari, disebut foot processes atau pedicels peritubular. 2. Tubulus proksimal, merupakan tempat reabsorpsi dan beberapa sekresi 3. Lengkung henle, merupakan tempat pengenceran dan pemekatan urin terjadi 4. Tubulus distal, reabsorpsi dan lebih banyak sekresi. 5. Duktus kolektifus, pemekatan urin dan menyalurkan urin ke renal pelvis. http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistem-perkemihan.html Pembentukan urin dalam nefron melalui tiga proses, yaitu filtrasi Glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus. 1. Filtrasi Glomerulus Di glomerulus terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal.
cairan
yang
di
saring
disebut
filtrate
gromerulus.http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologisistem-perkemihan/ Filtrasi glomerulus merupakan proses yang pasif dan tidak selektif dimana cairan dan zat-zat terlarutnya terdorong melalui membran semi permeabel melalui tekanan hidrostatik. Sejumlah volume cairan yang terfiltrasi dari darah ke dalam kapsula bowman dalam setiap menitnya disebut dengan glomerular filtration rate (GFR). GFR dipengaruhi oleh tiga faktor: 1. Total permukaan yang memungkinkan untuk proses filtrasi 2. Permeabilitas membran filtrasi 3. Total tekanan filtrasi
Tekanan filtrasi ditentukan oleh kekuatan tekanan yaitu tekanan hidrostatik yang mendorong dan tekanan osmotik yang menarik. Perbedaan kedua tekanan tersebut yang menentukan tekanan total dari tekanan filtrasi. GFR normal pada orang dewasa adalah 120-125 ml/menit. Keadaan tersebut dipertahankan tetap oleh kontrol intrinsik yang disebut dengan autoregulasi renal. Autoregulasi dicapai dengan beberapa mekanisme yaitu: mekanisme myogenik yang mengontrol diameter arteriol afferen yang berespon terhadap perubahan tekanan pada pembuluh darah. Tekanan darah yang meningkat menyebabkan pembuluh darah renal kontriksi. Kontrol intrinsik yang lain adalah mekanisme renin-angiotensin. Sel khusus yang disebut dengan aparatus jukstaglomerullus yang berada di tubulus distal. Renin dikeluarkan oleh sel jukstaglomerulus kebanyakan dipacu oleh adanya penurunan tekanan dalam sistem sirkulasi. Filtrasi glomerulus juga dikontrol oleh mekanisme ekstrinsik melalui sistem saraf simpatis. Dalam keadaan gawat atau stress, sistem saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi yang kuat pada arteriol afferen dan menghambat pembentukan filtrat. Sistem saraf simpatis merangsang sel jukstaglomerulus untuk melepaskan renin yang nantinya akan meningkatkan tekanan darah sistemik. http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistemperkemihan.html 2. Reabsorpsi Tubulus Pada ginjal yang sehat, nutrien organik seperti asam amino dan glukosa direabsorpsi. Kecepatan dan banyaknya air yang direabsorpsi tergantung dari respon ginjal terhadap hormon-hormon yang berperan. Proses reabsorpsi berbagai zat dapat berlangsung secara aktif diantaranya adalah glukosa, asam amino, laktat, vitamin, sebagian besar ion. http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistemperkemihan.html Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla
renalis.http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistemperkemihan/ 3. Sekresi Tubulus Banyak zat seperti hidrogen, kalium kreatinin, amonia, dan asam organik berpindah dari darah di kapiler peritubular kedalam tubulus sebagai filtrat. Zat lain yang disekrsikan juga seperti obat-obatan dan zat-zat lain yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Proses sekresi ini juga penting dalam mengatur keseimbangan asam basa. http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistemperkemihan.html Urin terdiri dari sekitar 95% air dan 5% zat terlarutnya. Jumlah terbesar zat terlarut adalah urea. Zat terlarut lainnya adalah natrium, kalium, fosfat, sulfat, kreatinin, asam urat, kalsium, magnesium dan bikaarbonat. Pada orang dewasa yang sehat, produksi urin dalam sehari jumlahnya sangat bervariasi dari yang paling sedikitnya 300 ml saat tubuh tidak mendapatkan asupan air atau saat tubuh kehilangan bnayak air sampai 23 liter pada keadaan banyak minum. Pada keadaan sehat, volume urin tidak memungkinkan dibawah 300 ml karena volume ini merupakan jumlah minimal yang dibutuhkan untuk urin dapat mengeluarkan zat-zat buangan yang berbahaya. Proses mempertahankan komposisi dan volume urin normal terjadi melalui tahaptahap sebagai berikut: 1. Bagian desenden lengkung henle lebih permeabel terhadap air, natrium, dan klorida yang dapat masuk melalui proses difusi. Bagian interstisial yang hiperosmotik menyebabkan air bergerak keluar dari bagian desenden sehingga filtrat menjadi lebih pekat. 2. Lumen bagian asenden lengkung henle impermeabel terhadap air, tetapi dapat dilewati oleh natrium dan klorida masuk ke interstisial di medula. Dengan demikian filtrat di medula menjadi hipoosmotik dan interstisial menjadi hiperosmotik. 3. Saat filtrat melewati bagian asenden lengkung henle dan memasuki tubulus distal, natrium dan klorida dikeluarkan/berpindah sedangkan air ditahan sehingga filtrat menjadi lebih encer
4. Saat filtrat melewati ar kan air. http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistem-perkemihan.html Ginjal mampu mengeluarkan produk buangan yang larut dalam air dan beberapa zat kimia dari tubuh. Proses tersebut disebut dengan renal plasma clearance yaitu kemampuan ginjal untuk membersihkan zat buangan dalam satu menit. Ginjal membersihkan sekitar 25-30 gr urea (zat buangan nitrogen yang dibentuk di hati dari pemecahan asam amino) sehari. Membersihkan kreatinin (produk akhir dari kreatinin fosfat yang di temukan di otot rangka), membersihkan asam urat (sisa metabolik nucleic acid), membuang amonia, toksin bakteri dan obat-obat yang larut dalam air. http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistem-perkemihan.html
Hormon dan Nutrien yang ada di ginjal 1. Vitamin D penting dalam proses reabsorpsi kalsium dan fosfat di usus halus. Vitamin D memasuki tubuh dalam bentuk inaktif dari diet atau dari perubahan kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet di kulit. Aktivasi vitamin ini terjadi melalui dua tahap: yang pertama di hati dan yang kedua di ginjal. Pada tahapan yang terjadi di ginjal distimulasi oleh hormon paratiroid sebagai respon dari penurunan kadar kalsium plasma. 2. Eritropoietin yang merangsang sumsum tulang memproduksi sel darah merah sebagai
respon adanya hipoksia jaringan. Proses yang merangsang pengeluaran eritropoietin di
ginjal
adalah
penurunan
kadar
oksigen
ginjal.http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistemperkemihan.html Pengaturan asam-basa a. ekskresi kelebihan ion H⁺ untuk reabsorbsi bikarbonat kapiler
sel tubulus
dinding tubulus Na⁺
Na⁺ + HCO₃⁻
K⁺ HCO₃⁻
HCO₃⁻ + H⁺
H⁺ + HCO₃
sel
H₂CO₃
CO₂ CO₂ + H₂O
H₂CO₃
CO₂ + H₂O
b. Ekskresi kelebihan Ion H⁺ dengan pendaparan oleh Fosfat ( tersaring) kapiler
sel tubulus
Na⁺
dinding tubulus
Na⁺ + NaHPO₄⁻
K⁺ HCO₃⁻
HCO₃⁻ + H⁺
H₂ CO₃
CO₂
H⁺ + NaHPO₄⁻
NaH₂PO₄
CO₂ + H₂ O
c. ekskresi kelebihan ion H⁺ dengan pendaparan amonia
kapiler
sel tubulus
dinding tubulus
NH₃
NH₃
HCO₃⁻ + H⁺
HCO₃⁻
H⁺ + NH₃
K⁺ Na⁺ H₂CO₃
CO₂
NH₄⁺
CO₂ + H₂O
Note : untuk setiap ekskresi satu ion H⁺ akan menghasilkan satu ion HCO₃⁻ yang akan masuk ke dalam pembuluh kapiler.
d. keseimbangan basa pada saat terjadi alkalosis, yang dikarenakan PCO₂ ↓ di plasma, maka tubuh akan melakukan kompensasi, dengan cara : ↓ sekresi H⁺ dari sel tubulus
H⁺ sedikit atau tidak cukup untuk bereaksi
dengan semua HCO₃⁻ yang difiltrasi.
HCO₃⁻ yang tidak dapat bereaksi
(HCO₃⁻)Tidak direabsorbsi
(HCO₃⁻)Keluar bersama urin
HCO₃⁻ < di plasma
PH Seimbang 7. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium 1. Urine Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguria). Warna urine kotor, sediment kecoklatan menunjukkan adanya darah, hemoglobin, mioglobin, porfirin. 2. Darah Hemoglobin menurun karena adanya anemia. Hematokrit menurun. Natrium biasanya meningkat, tetapi dapat bervariasi. Kalium meningkat sehubungan dengan retensi seiring dengan perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah merah). Klorida, fsfat dan magnesium meningkat. Albumin <> 2. Biosi ginjal dilakukan untuk memperkuat diagnosa. Penatalaksanaan 1. Anti Koagulasia Heparin, warfarin, fenindion. Digunakan untuk mencegah penyulit hiperkoagulasi. 2. Anti Agregrasi Trombosit Dipiridamol, endometasin. Digunakan untuk mencegah penyulit agregarsi trombosit dan defosit-defosit trombin atau trombus. 3. Pembatasan Garam Dapur Bila odema tidak berat, pembatasan komsumsi garam tidak perlu ketat. Untuk pasien yang sangat oedema diperlukan pembatasan garam dapur yang ketat, misal 10 mEq/hari. 4. Pemberian Diuretik Hidroklorotiazid atau furosemid. 5. Pemberian Diet Tinggi Kalori
6. Mencegah Infeksi Biasanya diberikan anti biotik profiraksis untuk menghindari infeksi,terutama terhadap premococus.