3
MINI RESEARCH STATISTIK
ANALISIS PENGARUH MODAL SENDIRI DAN MODAL PINJAMAN TERHADAP PEROLEHAN BESARNYA SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI DI WILAYAH SURAKARTA
Kelompok :
ANDHIKA HENNY NUSANTARI / F0312009
APRILIA AYU SETYAWATI / F0312019
ROSITA PUTRI DIANI / F0312109
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini research yang berjudul "ANALISIS PENGARUH MODAL SENDIRI DAN MODAL PINJAMAN TERHADAP PEROLEHAN BESARNYA SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI DI WILAYAH SURAKARTA".
Penulisan makalah ini merupakan tugas akhir yang diberikan dalam mata kuliah Statistik Induktif di Universitas Sebelas Maret Jurusan Akuntansi.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan mini research ini.
Penulis berharap, semoga mini research ini dapat berguna bagi banyak pihak.
Surakarta, 7 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah 4
Rumusan Masalah 5
Tujuan Penulisan 5
Bab II PEMBAHASAN
Hipotesis Statistik 6
Variabel Penelitian 6
Data Penelitian 7
Analisis Data Penelitian
Statistik Deskriptif 9
Korelasi 10
Uji Asumsi Klasik 10
Uji ANOVA (Simultan) 14
Analisis Regresi 14
Bab III KESIMPULAN 17
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang Masalah
Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang tumbuh dikalangan masyarakat sebagai tumbuhnya perekonomian nasional sekaligus sebagai saka guru dalam perekonomian di negara Indonesia. Menurut UU No.25 Th 1992 tentang Perkoperasian pasal 1 Koperasi adalah "Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan". Koperasi tidak dikenal keuntungan karena kegiatan usaha kopresi tujuan utamanya bukan berorientasi untuk mencari untung melainkan berorientasi pada manfaat. Pada dasarnya koperasi dikelola dengan tujuan mensejahterakan anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Sekalipun koperasi tidak mengutamakan keuntungan akan tetapi usaha yang dikelola harus tetap memperoleh penghasilan yang layak demi menjalankan kelangsungan hidup dan meningkkatkan kemampuan usaha bukan untuk memupuk kekeyaan. Sehingga pada akhir periode usahanya diharapkan menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU).
Keuntungan dalam koperasi biasa disebut dengan istilah sisa hasil usaha. Berdasarkan UU No.25 Tahun 1992 pasal 45 ayat 1 sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam waktu buku yang bersangkutan.
Sebagai badan usaha, pendapatan atau hasil usaha sangat menentukan besarnya SHU yang diperoleh koperasi. SHU tersebut disisihkan dan dibagi untuk keperluan : cadangan koperasi, jasa anggota, dana pengurus, dana pegawai, dana pendidikan, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja. Cara dan besarnya penyisihan SHU ditetapkan dalam rapat anggota tahunan. Oleh sebab itu, apabila koperasi dapat meningkatkan perolehan SHU dalam setiap tahunnya dengan sendirinya akan memperkuat struktur finansialnya.
Besarnya SHU yang diperoleh koperasi tiap tahunnya juga sebagai pertanda bahwa koperasi sudah dikelola dengan profesional. Pengelolaan yang profesional memerlukan sistem pertanggungjawaban yang baik serata informasi yang relevan dan dapat diandalkan. Hal itu dapat dicapai apabila koperasi sebagai badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi melaksanakan akuntansi dalam kegiatan usahanya seperti badan usaha lainnya.
Semakin besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan kesejahteraan para anggota dan masyarakat pada umumnya. Untuk meningkatkan perolehan SHU tergantung pada besarnya modal yang berhasil dihimpun koperasi untuk menjalankan usahanaya.
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri berasal dari : simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari : anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, sumber lainnya yang sah. (UU No 25 Tahun 1992 pasal 41 ayat 1 dan 2).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap perolehan besarnya Sisa Hasil Usaha?
Bagaimana pengaruh modal pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha?
Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui besarnya pengaruh modal sendiri terhadap perolehan besranya SHU.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh modal pinjaman terhadap perolehan besarnya SHU.
BAB II
PEMBAHASAN
Hipotesis
H0 = modal sendiri dan modal pinjaman berpengaruh negatif terhadap besarnya perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi.
H1 = modal sendiri dan modal pinjaman berpengaruh positif terhadap besarnya perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi.
Kriteria :
H0 diterima apabila Signifikansi > 0,05
H0 ditolak apabila signifikansi < 0,05
Variabel Penelitian
Variabel Independen :
Modal Sendiri, berasal dari : simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Simpanan wajib dibayarkan pertama kali saat anggota bergabung dalam koperasi, simpanan pokok dibayarkan tiap bulan dengan nominal yang sama, cadangan merupakan cadangan modal sedangkan hibah merupakan pemberian suka rela dari anggota yang besarnya tidak sama.
Modal Pinjaman, dapat berasal dari : anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, sumber lainnya yang sah.
Variabel Dependen :
Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam waktu buku yang bersangkutan.
Data penelitian
Analisis Data
Statistik Deskriptif.
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari mean, standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif digunakan untuk melihat distribusi data yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Berikut merupakan statistik deskriptif masing-masing variabel dalam mini research ini :
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
modalsendiri
70
56656721,00
11105993557,00
943485605,0786
1630654065,97066
modalpinjaman
70
13397750,00
37748090575,00
1366569786,9476
4712783487,64857
SHU
70
2985900,00
1399784312,00
74232480,4990
180065202,04913
Valid N (listwise)
70
Dari tabel diatas menunjukkan jumlah responden (N) sebanyak 70.
Berdasarkan data yang telah diuji didapat rata-rata modal sendiri sebesar 943.485.605,078, rata-rata modal pinjaman sebesar 1.366.569.786,9476 dan rata-rata SHU sebesar 74.232.480,4990 .
Diperoleh standar deviasi modal sendiri sebesar 1.630.654.065,97066, standar deviasi modal pinjaman sebesar 4.712.783.487,64857 , dan standar deviasi SHU sebesar 180.065.202,04913.
Dari pengujian data tersebut juga diperoleh nilai maksimum modal sendiri sebesar 11.105.993.557,00 , nilai maksimum modal pinjaman sebesar 37.748.090.575,00 , dan nilai maksimum SHU sebesar 1.399.784.312,00 .
Dari pengujian data juga diperoleh nilai minimum modal sendiri sebesar 56.656.721,00 , nilai minimum modal pinjaman sebesar 13.397.750,00 , dan nilai minimum SHU sebesar 2.985.900,00 .
Korelasi
Correlations
modalsendiri
modalpinjaman
SHU
Modalsendiri
Pearson Correlation
1
,861**
,423**
Sig. (2-tailed)
,000
,000
N
70
70
70
Modalpinjaman
Pearson Correlation
,861**
1
,288*
Sig. (2-tailed)
,000
,016
N
70
70
70
SHU
Pearson Correlation
,423**
,288*
1
Sig. (2-tailed)
,000
,016
N
70
70
70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan dari uji korelasi didapatkan kesimpulan bahwa Sisa Hasil Usaha ( SHU ) dipengaruhi secara signifikan oleh modal pinjaman dengan tingkat signifikansi sebesar 0,016 atau 1,6 % , sedangkan modal sendiri tidak berpengaruh signifikan terhadap besarnya perolehan Sisa Hasil Usaha ( SHU ) .
Uji Asumsi Klasik
Model persamaan regresi masih perlu diuji untuk memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) . Persyaratan dari kriteria BLUE adalah Normalitas, Multikolinearitas, Auto Korelasi, dan Heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam modal regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas data, kami melihat dari histogram yang berbentuk lonceng dan tidak condong ke arah tertentu. Salah satu cara untuk meneliti kenormalan suatu data adalah dengan Normal Probability Plot. Jika data berasal dari populasi normal maka titik-titik data akan terkumpul di sekitar garis lurus yang melalui 0 dan tidak berpola.
Dari hasil pengujian asumsi klasik data sudah nampak normal, ditunjukkan dengan bentuk histogram yang menyerupai bentuk lonceng, tanpa condong ke arah tertentu. Dan juga dilihat dari Normal Probability plot yang menunjukkan titik-titik data berada disekitar garis lurus yang melalui titik 0. Hal ini telah sesuai dengan syarat kenormalitasan data
Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi antar-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dalam penelitian ini yaitu dengan melihat besarnya nilai tolerance dan nilai VIF . Multikolinearitas terjadi bila nilai tolerance mendekati dan nilai VIF < 10 , maka tidak terjadi multikolinearitas antar-variabel independen.
Dari data yang telah diuji dan terlihat pada tabel diatas diketahui bahwa data tersebut lulus uji multikolinearitas karena nilai VIF <10. Sehingga menunjukkan bahwa modal sendiri dan modal pinjaman tidak memiliki hubungan atau keterkaitan yang saling mempengaruhi.
Uji Heteroskedastisitas
Agar memenuhi kriteria BLUE, maka residual/error dalam model regresi harus mempunyai varian yang sama (homokedastis). Heteroskedastisitas umumnya ditemui pada data cross-section.Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan scatterplot, data dikatakan homokedastis apabila titik-titik data tidak membentuk pola tertentu.
Suatu data dikatakan lulus uji heteroskedastisitas ketika plot data tersebut tidak membentuk suatu pola atau menyebar. Dan berdasarkan gambar tersebut diatas dapat dilihat bahwa data memnuhi syarat uji heteroskedastisitas karena plot data tersebut tidak berpola.
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan hubungan antara data di suatu waktu dengan data di waktu lainnya. Autokorelasi terjadi pada data time series.Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat digunakan uji Durbin Watson, dimana nanti nilai DW dibandingkan dengan Tabel Durbin Watson. Dalam beberapa buku dinyatakan bahwa data terbebas dari masalah autokorelasi jika nilai DW mendekati 2.
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
,809a
,655
,644
22467055,37381
2,212
a. Predictors: (Constant), modalpinjaman, modalsendiri
b. Dependent Variable: SHU
Dalam data tersebut tidak terjadi hubungan antara data ketika penelitian dilakukan dengan data tahun tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari nilai Durbin Watson data sebesar 2,212. Syarat suatu data tidak berautokorelasi adalah ketika nilai Durbin Watson mendekati 2.
Uji ANOVA (Simultan)
Merupakan pengujian variabel independen secara bersama-sama.
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
57504030858279256,000
2
28752015429139628,000
56,961
,000b
Residual
30286114630178168,000
60
504768577169636,250
Total
87790145488457456,000
62
a. Dependent Variable: SHU
b. Predictors: (Constant), modalpinjaman, modalsendiri
Bagian ini menggambarkan tingkat signifikansi. Dari uji ANOVA atau F-test, didapat F-hitung 56,961 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena probabilitas (tingkat signifikansi) ini lebih kecil daripada 0,05 maka model regresi ini bisa dipakai untuk memprediksi tingkat perolehan SHU. Dengan kata lain, modal sendiri dan modal pinjaman secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat perolehan SHU.
Persamaan Regresi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
,809a
,655
,644
22467055,37381
2,212
a. Predictors: (Constant), modalpinjaman, modalsendiri
b. Dependent Variable: SHU
Dalam tabel juga terlihat nilai adjusted r square sebesar 0,644. Itu artinya adalah besarnya perolehan SHU dipengaruhi oleh modal sendiri dan modal pinjaman sebesar 0,644. Sedangkan 0,366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar modal sendiri dan modal pinjaman.
Std.Error of the Estimate yang nilainya 22.467.055,37381menggambarkan tingkat ketepatan predeksi regresi, dimana semakin kecil angkanya maka semakin baik prediksinya.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1
(Constant)
18101562,586
3402766,724
5,320
,000
modalsendiri
,027
,003
1,153
7,688
,000
,256
3,914
modalpinjaman
-,003
,001
-,434
-2,891
,005
,256
3,914
a. Dependent Variable: SHU
Sedangkan tabel diatas menggambarkan seberapa besar koefisien regresinya. Diperoleh persamaan regresi :
Y = 18.101.562,59 + 0,027X1-0,003X2
Dengan :
Y = Sisa Hasil Usaha
X1 = Modal Sendiri
X2 = Modal Pinjaman
Nilai Konstanta sebesar 18.101.562,59 menyatakan bahwa jika variabel modal sendiri dan modal pinjaman konstan, maka perolehan SHU sebesar 18.101.562,59.
Koefisien regresi variabel modal sendiri adalah positif 0,027, ini menunjukkan bahwa setiap modal sendiri bertambah +1 poin, maka SHU akan bertambah 0,027 poin.
Koefisien regresi variabel modal pinjaman bernilai negatif -0,003. Hal ini menunjukkan bahwa ketika modal pinjaman berkurang maka akan berakibat positif terhadap kenaikan perolehan Sisa Hasil Usaha.
Sedangkan uji-t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independen
Hipotesis yang dibangun adalah sebagai berikut:
Ho = Koefisien Regresi Tidak Signifikan
Hi = Koefisien Regresi Signifikan
Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas, lihat kolom Sig.) adalah sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima
Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak , Hi diterima
Kesimpulan Hipotesis
Terlihat bahwa pada kolom Sig. untuk ketiga variabel tersebut, yaitu konstanta = 0,000, modal sendiri = 0,00 dan modal pinjaman = 0,005 mempunyai angka signifikansi < 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Hi diterima atau dengan kata lain kedua variabel tersebut cukup signifikan mempengaruhi tingkat perolehan Sisa Hasil Usaha.
BAB 3
KESIMPULAN
Koperasi merupakan suatu badan yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat pada umumnya. Sesuai apa yang telah kita bahas diawal koperasi dalam menjalankan operasionalnya menggunakan modal sendiri dan modal pinjaman. Dimana modal sendiri dan modal pinjaman tersebut yang kita uji apakah kedua faktor tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha. Dan setelah kita mengumpulkan beberapa data modal dari beberapa koperasi di Surakarta, kemudian kita menguji dengan menggunakan spss. Dalam pengujian tersebut didapat nilai adjusted r square sebesar 0,644. Nilai tersebut berarti bahwa besarnya perolehan Sisa Hasil Usaha dipengaruhi modal sendiri dan modal pinjaman sebesar 0.644. sedangkan 0,366 nya dipengaruhi oleh faktor lain. Kemudian dapat kita lihat pada kolom Sig. untuk ketiga variabel tersebut, yaitu konstanta = 0,000, modal sendiri = 0,00 dan modal pinjaman = 0,005 mempunyai angka signifikansi < 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Hi diterima atau dengan kata lain kedua variabel tersebut cukup signifikan mempengaruhi tingkat partisipasi politik seseorang.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa dari beberapa sampel yang diambil, perolehan Sisa Hasil Usaha dipengaruhi secara signifikan oleh kedua variabel independen yaitu modal sendiri dan modal pinjaman.