ANALISIS PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1983-2003
SKRIPSI
ditulis oleh :
Nama
: Thomas Budiman Syah
No. Mahasiswa
: 01 313 181
Program Studi
: Ekonomi Pembangunan
Bidang Konsentrasi : Ekonomi Ekonomi Internasional Internasional
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA 2005
i
ANALISIS PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1983-2003
SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Ekonomi Pembangunan , Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
oleh :
Nama
: Thomas Budiman Syah
No. Mahasiswa
: 01 313 181
Program Studi
: Ekonomi Pembangunan
Bidang Konsentrasi : Ekonomi Ekonomi Internasional Internasional
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA 2005
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima hukuman/sanksi hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku”.
Yogyakarta, 28 November November 2005 Penulis,
Thomas Budiman Syah
iii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI
ANALISIS PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1983-2003
oleh :
Nama
: Thomas Budiman Syah
No. Mahasiswa
: 01 313 181
Program Studi
: Ekonomi Pembangunan
Bidang Konsentrasi : Ekonomi Ekonomi Internasional Internasional
Yogyakarta, 28 November 2005 Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing
( Drs. Nurferiyanto,M,Si )
iv
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI BERJUDUL ANALISIS PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA
Disusun Oleh : Thomas Budiman Syah Nomor Mahasiswa : 01 313 181
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS Pada tanggal : 20 Desember 2005
Pembimbing Skripsi : Drs. Nurferiyanto,M,Si ………………..
Penguji 1
: Drs. Agus widarjono, MA ………………..
Penguji 2
: Drs. Diana Wijayanti, M.Si ………………..
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
Drs. Suwarsono Muhammad, M.A
v
ABSTRAKSI Ivestasi merupakan unsur utama dalam pembangunan ekonomi suatu negara untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang di kehendaki, maka diperlukan sejumblah Investasi tertentu yang di biayai dengan tabungan nasional. Di negara-negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia tidak mempunyai sumber dana yang cukupguna membiayai pembangunan negrinya. Terbatasnya akumulasi berupa berupa kapital tabungan di dalam negri. negri. Selain itu di karenakan oleh rendahnya produktivitas, dan tingginya konasumsi. Sejalan dengan sasaran pembangunan bahwa sasaran pembangunan di titik beratkan di bidang ekonomi yaitu penataan swastanisasi nasional yang mengarah pada penguatan, peningkatan, perluasan dan penyebaran sektor swasta keseluruh wilayah Indonesia, maka investasi kesektor swasta adalah pendukung pembangunan nasional untuk mencapai tujuan-tujuaan pembangunan nasional. Kebijakan pembangunan Indonesia mencakup pengembangan iklim usaha dan investasi, peninkatan swasta nasional pengembangan usaha kecil dan menengah .
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb., Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang memberikan
kesehatan,
kesabaran,
kekuatan
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “ANALISIS PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA”, yang ditujukan untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi UII. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dengan tujuan untuk menyempurnakan skripsi ini sangat di harapakan dan diterima dengan senang hati. Dalam menyelesaikan tugas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik bersifat bimbingan, petunjuk maupun kesempatan berdiskusi. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Drs. H. Suwarsono, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. 2. Bapak Drs. Nurferyyanto,M,Si, Nurferyyanto,M,Si, selaku dosen dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberi pengarahan dan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini, dan Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
vii
3. Karyawan Bang Bang Indonesia,dan Indonesia,dan Kariawan BPS BPS makasi atas dukungannya dukungannya dan datanya. 4. Terimakasih buuat buuat anak2 NONGKRONG, Jadun, Jadun, Dadang, Dadang, Xubil, Rudi, Rudi, Angga, Zadi, Rani, Lili, Sunai, Lufi, Sifa, dan semua featuring na.dan rekan-rekan barak makasih. Tampa dukungan kalian aku ngaakan begini skarang ini. Ngak lupa buat anak-anak EP semuana makasihya. 5. Teman teman ku di studio Niko, Arif, Iksan, Iksan, Doni. Makasih yah selau saling pengertian dan meberi masukan yang bayak bangat buat aku. 6. Makasih bangat bangat buat Pakcik, Ganda, Ganda, Gugun, Akto, Timbul, yang ada ada buat nemanin aku.buat anak-anak uswatun Mamat, Aris,Bucek,Dico, Luluk senang bisa kenalan amakalian. 7. Buat adek-adek ku Gusti, Lina, Metha, Metha, Dian, Datik, Puput, Puput, Nisa n the gank, makasi bangat. 8. Makasih buat Mbak Mbak (Anisa) (Anisa) yang bayak memberi aku motifasi motifasi buat buat aku kuliah sampai sekarang ini dan mencoba buat hidup lebih berarti, buat adek juga.dan Keluarga Magelang makasih bangat. 9. Dewi, Diana, Dian, Rurin, makasih yah dukungannya dan juga nasehatna. Sari, mas danang makasih juga. Tidak lupa buat anak ku neila makasih. 10. kepada semua pihak yang ngag dapat disebutin disini mohon maaf dan makasih banyak atas dukunganna. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dalam proses menerapkan ilmu yang penulis dapatkan di bangku kuliah,
viii
paling tidak skripsi ini diharapkan mampu membantu kemajuan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk lebih menyempurnakan skripsi ini dimasa mendatang penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dengan harapan agar dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, Januari 2006 Penulis
(Thomas Budiman Syah)
Kupersembahkan skripsi ini khusus untuk :
Papa dan Mama tercinta yang selalu mengiringi setiap langkahku dengan do’a..
Semua saudara dan sahabat yang selalu membantuku dalam segala hal.
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .............................................. ...................................................................... ....................................... ...............
i
HALAMAN SAMPUL DEPAN SKRIPSI ............................................... ................................................... ....
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................................... .................................................. ...
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................. ....................................................... ..........
iv
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... ..........................................
v
ABSTRAKSI .............................................. ..................................................................... .............................................. ............................. ......
vi
KATA PENGANTAR ................................................ ........................................................................ ................................... ...........
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................ ................................................................... ......................... ..
ix
DAFTAR ISI ........................................... .................................................................. .............................................. ................................. ..........
x
DAFTAR TABEL ........................................... .................................................................. .............................................. ......................... ..
xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................. ..................................................................... ........................................ .................
xv
BAB I.
PENDAHULUAN ............................................. .................................................................... ............................. ......
1
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................ ...................................................................... ......................
1
1.2. Perumusan Masalah ............................................... ....................................................................... .............................. ......
5
1.3. Batasan Masalah dan Asumsi ................................................. .............................................................. .............
5
1.4. Tujuan Penelitian ............................................... ...................................................................... .................................. ...........
5
1.5. Metode Penelitian.................................... Penelitian............................................................ ............................................. .....................
6
BAB II. TUJUAN UMUM SUBYEK SUBYEK PENELITIAN PENELITIAN ............................... ...............................
15
2.1. Gambaran Umum Tentang Penanaman Modal Asing..........................
15
x
2.2. Pengertian Penanaman Modal Asing ................................................ .................................................. ..
15
2.3. Peran Investasi Asing Bagi Perekonomia Indonesia............................
39
2.4. Perkembangan Investasi Asing di Indonesia Masa Sebelum Krisis ....
21
BAB III. KAJIAN PUSTAKA ............................................. .................................................................... ......................... ..
25
3.1. Aditya Praatyo (Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi swasta di Indonesia) ............................................... ....................................................................... ............................................. .....................
25
3.2. Gita Adriani (Kredit Investasi Pada Sektor Industri ) ......................... ... ......................
26
BAB IV. LANDASAN TEORI ............................................. .................................................................... ......................... ..
27
4.1. Teori Penanaman Modal Asing........................................ Asing........................................... .................... .................
27
4.1.1. Michel P. Todaro ............................................ .................................................................... .......................... ..
29
4.2. Teori Investasi........................ Investasi ................................................ ................................................ ...................................... ..............
30
4.2.1. Teori Konsep Marginal Efficiency of Capital............................ Capital............................
30
4.2.2. Teori klasik Pengaruh Tingkat Bunga Terhadap Investasi........
32
4.2.3. Teori Keyenes Pengaruh Tingkat bunga terhadap investasi......
33
4.2.4. Teori Harrod-Domar tentang investasi....................................... investasi.......................................
33
4.3. Pengertian Penanaman Modal Asing ................................................. ................................................... ..
34
4.3.1. Badan Usaha Modal Asing...................... Asing .............................................. ................................. .........
40
4.4. Produk Domestik Bruto.......................................... Bruto.................................................................. .............................. ......
41
4.5. Suku Bunga.................................. Bunga......................................................... .............................................. .................................. ...........
47
4.5.1. Suku Bunga Domestik.................................. Domestik......................................................... .............................. .......
48
4.5.2. Suku Bunga Internasional.................................... Internasional........................................................... .......................
49
xi
4.6. Hipotesis...................................... Hipotesis.............................................................. ............................................... ................................. ..........
49
BAB V. METODE PENELITIAN.............................................. ............................................................... .................
51
5.1. Sumber Data .............................................. ...................................................................... ........................................... ...................
51
5.2. Metode Analisis...................................... Analisis.............................................................. .............................................. ......................
51
5.2.1. Uji t................................................. t......................................................................... ............................................ ....................
52
5.2.2. Uji f............................................... f...................................................................... ............................................. ......................
53
5.2.3. Uji Asumsi Klasik.......................................... Klasik.................................................................. ............................ ....
54
5.2.3.1. Uji Multikolinearitas ................................................ ...................................................... ......
54
5.2.3.2. Uji Autokorelasi ............................................... ............................................................. ..............
55
5.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas............................... Heteroskedastisitas................................................... ....................
56
BAB VI. ANALISIS PEMBAHASAN ............................................ .......................................................... ..............
57
6.1. Deskripsi Data........................................ Data................................................................ ............................................... .......................
57
6.2. Analsis Data........................................ Data................................................................ ................................................ .......................... ..
57
6.3. Hasil analisis PAM......................................... PAM................................................................. ...................................... ..............
58
6.4. Hasil Analisis Klasik.......................................... Klasik................................................................... .................................. .........
59
6.4.1. Uji Autokorelasi.................................... Autokorelasi............................................................ ..................................... .............
59
6.4.2. Uji Heteroskadastisitas........................... Heteroskadastisitas.................................................... .................................... ...........
59
6.4.3. Uji Multikoliniearitas................... Multikoliniearitas............................................. .............................................. ....................
61
6.5. Uji F Statistik............................................. Statistik..................................................................... .......................................... ..................
62
6.6. Hasil Uji Square (Uji R2)........................................ R2)............................................................... .............................. .......
63
6.7. Hasil Uji Regresi Secara Parsial T-Statistik (t-hitung).........................
64
6.8. Pembahasan...................... Pembahasan............................................. .............................................. ............................................. ......................
xii
67
BAB VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI.................................. IMPLIKASI................................................. ...............
70
7.1. Kesimpulan............................. Kesimpulan.................................................... .............................................. ........................................ .................
70
7.2. Implikasi....................................... Implikasi............................................................... ................................................ ................................. .........
72
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman 1.1
Penanaman Modal Asing Di Indonesia ................................................. ..................................................... ....
2.1
Perkembangan Investasi asing di Indonesia .............................................. .............................................. 22
6.1
Ringkasan Hasil Analisis PAM................................................ PAM.................................................................. .................. 58
6.2
Hasil Uji White Heteroskedastisitas .............................................. ......................................................... ...........
60
6.3
Hasil Uji Multikolinieritas .............................................. ....................................................................... ...........................
61
6.4 Hasil Uji F ........................................... .................................................................. .............................................. ................................ .........
62
xiv
3
DAFTAR GAMBAR
Halaman 6.1
Kurva Uji Koefisien Secara Serentak ............................................... ....................................................... ........
xv
63
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Ivestasi merupakan unsur utama dalam pembangunan ekonomi suatu negara untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang di kehendaki, maka diperlukan sejumblah Investasi tertentu yang di biayai dengan tabungan nasional. Di negara-negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia tidak mempunyai sumber dana yang cukup guna membiayai pembangunan negrinya. Terbatasnya
akumulasi berupa kapital tabungan tabungan di dalam negri.
Selain itu dikarenakan oleh rendahnya produktivitas, dan tingginya konasumsi. Sejalan dengan sasaran pembangunan bahwa sasaran pembangunan di titik beratkan di bidang ekonomi yaitu penataan swastanisasi nasional yang mengarah pada penguatan, peningkatan, perluasan dan penyebaran sektor swasta keseluruh wilayah Indonesia, maka investasi ke sektor swasta adalah
pendukung
pembangunan
pembangunan nasional.
nasional
Kebijakan
untuk
mencapai
pembangunan
Indonesia
tujuan-tujuan mencakup
pengembangan iklim usaha dan investasi, peningkatan swasta nasional pengembangan usaha kecil dan menengah . Secara umum, sesuai dengan strategi pembangunan ekonomi yang telah di rumuskan dalam GBHN 1999-2004, kebijakan industri, perdagangan dan investasi di arahkan untuk meningkatkan daya saing global. Sebagai penjabarannya, dalam proses 2000-2004 telah dirumuskan strategi untuk
1
membangun industri berdasarkan prinsip efisiensi yang di dukung oleh peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan tekhnologi untuk memperkuat landasan pembangunan meningkatkan daya saing nasional. Strategi tersebut meliputi : pengembangan ekspor, pengembangan industri berkeunggulan kompetitif, penguatan industri pasar, pengembangan pariwisata, dan peningkatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Khusus untuk program pengembangan Investasi, dalam jangka pendek kebijakan diarahkan untuk menurunkan hambatan prosedural dan permasalahan likuiditas dan memperluas investasi nonkuota. Dalam jangka menengah- panjang, kebijakan diarahkan untuk meningkatkan kualitas prasarana dan sarana pengembangan investasi untuk mendukung kegiatan produksi dan distribusi dalam negri ke sisistem perdagangan bebas international. Dalam pelaksanaannya berbagai kebijakan tersebut belum banyak memberikan hasil yang diharapkan.pencanangan tahun 2003 sebagai tahun investasi Indonesia oleh pemerintah belum mampu mendorong kegiatan investasi secara berarti. Berbagai permasalahan masih dihadapi oleh dunia usaha, seperti masalah regulasi ketenagakerjaan yang kurang konduktif, kebijakan investasi dan sektoral yang tumpang tindih, baik antara daerah maupun antar pusat dan daerah yang terutama terkait sengan penerapan otonomi daerah, keunggulan insentif bagi investor, termasuk insentif perpajakan, kondisi keamanan yang belum konduktif dibeberapa daerah tertentu, ekonomi biaya tinggi, serta prosedur birokrasi yang panjang dan berbelit. Kondisi ini di perburuk oleh minimnya pengembangan infrastruktur
2
akibat keterbatasan dana pemerintah. Hal lain yang perlu segera di benahi adalah masalah kepastian hukum diberbagai tingkatan, antara lain yang terkait dengan upaya peningkatan kinerja pengadilan niaga dan penyelesaian RUU penanaman modal. Dilihat dari periode sebelum dan sesudah krisis peran investasi baik yang Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami penningkatan yang pesat. Selama periode 1990-an laju pertumbuhan investasi asing rata-rata pertahun 7 persen, dan mengalami pertumbuhan yang cukup besar , mencapai angka 2,509 juta dollar Amerika serikat Tabel 1.1 Penanaman Modal Asing di Indomesia Tahun 1993-2003 Tahun 1993
PMA 8,141,8
1994
23,724,8
1995
39,914,7
1996
29,931,4
1997
31,842,9
1998
13,563,1
1999
10,890,6
2000
15,413,1
2001
15,043,9
2002
9,744,1
2003
13,207,2
Sumber: Statistik Ekonomi Indonesia.
3
Pada tabel diatas pada tahun 1997 Penanaman Modal Asing di Indonesia mengalami kemunduran yang sangat drastis. Proporsi Penanaman Modal Asing di dalam PDB dan pesatnya pertumbuhan investasi tidak tidak berarti pembangunan ekonomi berjalan dengan baik dan begitu pula sebaliknya, karena yang penting bukan besarnya investasi dalam nilai uang atau jumlah proyek, tetapi bagaimana efisiensi atau produktivitas dari investasi tersebut. Investasi merupakan kegiatan untuk mentransformasikan sumber daya potensial menjadi kekuatan ekonomi riil. Sumber daya alam yang ada di masing-masing kemakmuran
daerah seluruh
diolah rakyat
dan
dimamfaatkan
secara
adil
dan
untuk
merata.
meningkatkan Namun
dalam
memanfaatkan sumberdaya alam perlu memperhatikan kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup bagi pembangunan. Peranan investasi di indonesia cedung meningkat sejalan dengan banyaknya dana yang di butuhkan untuk melanjutkan pembangunan nasional. Investasi merupakan suatu faktor yang
kursial
bagi
kelangsungan
proses
pembangunan
ekonomi,
atau
pertumbuhan ekonomi jangka panjang pembangunan ekonomi melibatkan kegiatan-kegiatan produksi di semua sektor ekonomi. sesuai dengan berbagai permasalahan diatas yang telah di uraikan, maka penulis dalam penelitian ini akanm engambil judul “ANALISIS PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA”.
4
1.2. Rumusan masan masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan dalam penelitian ini adalah bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada sector Pennanaman Modal Asing di Indonesia.
1.3. Batasan masalah dan asumsi
mengingat banyak faktor yang mempengaruhi turun naiknya Investasi asing di Indonesia, maka agar permasalahan tidak meluas, dalam penelitian ini pembahasannya dibatasi pada: periode yang di teliti adalah pada tahun 1983 sampai dengan 2003. periode ini diambil karena periode ini investasi di Indonesia mengalami perubahan yang sangat drastis dikarenakan dampak dari krisis moneter pada tahu 1998-sampai sekarang ini, dan periode per satu tahun.
1.4. Tujuan
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya di bidang Penanaman Modal Asing (PMA). 2. Penelitian ini ini bertujuan sebagai bahan infomasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya
5
1.5. Metodologi Penelitian •
Metode pengumpulan data 1.
Jenis data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dengan data tahunan yang meliputi Penanaman Modal Asing (PMA), Suku bunga domestik, suku bunga internasional dan pendapatan domestik bruto.
2.
Sumber data •
Data diperoleh dari 1.
Statistik ekonomi keuangan Indonesia berbagai tahun
2.
Statistik keuangan Indonesia
3.
Indikator ekonomi berbagai tahun
4.
BPS (Indikator Ekonomi Indonesia), Berbagai edisi
5.
Sumber sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini
1.5.1. Metode Analisa
1.
Analisa deskriptif Yaitu metode analisa dengan cara mendiskripsikan faktorfaktor yang berhubungan dengan permasalahan yang dimaksud sebagai mendukung hasil untuk menjawab tujuan dari penelitian .
2.
Analisis kualitatif Yaitu metode analisa yang mengunakan rumus-rumus dan tehnik perhitungan yang dapat digunakan untuk menganalisa masalah-masalah
yang
akan
diteliti
dalam
penelitian
ini
menggunakan data runtut waktu (time series). Dalam penelitian ini
6
cara penaksiran yang digunalan adalah Ordinary Last Square (regresi kuadrat terkecil) 3.
Alat analisis Untuk mendapatkan gambaran lebih terperinci mengenai investasi swasta pada pemerintah dalam studi empiris ini akan diketengahkan beberapa metode dasar sebagai berikut.
4.
Metode analisis Berkaitan dengan studi empiris ini, untuk menganalisis data yang bdiperoleh, model dasar dari persamaan estimasi OLS akan dikembangkan menjadi model dinamis dan menaksir model investasi
berdasarkan
model
penyesuaian
parsial
Partial
Adjusment Model (PAM) .
Persamaan estimasi OLS yang digunakan adalah : Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3
Dimana : Y
: Penanaman Modal Asing (Milyar Rupiah)
X1 : PDB Indonesia (Milyar (Milyar Rupiah) X2 : Suku Bunga Domestik (%) X3 : Suku Bunga Internasinal Internasinal (%) Y-1: Penanaman Modal Asing Sebelumnya (Milyar Rupiah)
7
Variabel
X1,X2,X3,(Y-1)
adalah
variabel
bebas
( Indipenden Variable) sedangkan Variabel tak bebas (dependen variable) yang digunakan adalah Y.
Berdasarkan persamaan estimasi OLS diatas, kemudian akan dikembangkan menjadi model dinamis untuk menaksir tingkat Investasi berdasarkan model penyesuaian ( partial partial adjusment model atau PAM). Model ini sudah lebih dari dua dekade digunakan dengan dengan sukses untuk analisa ekonomi. Pendekatan ini juga diterapkan di Indonesia dan menumbuhkan beberapa keberhasilan atau (Insukindro, 1990; 93-94 ). Sebagimana di ketahui, didalam model PAM dimasukkan unsur kelembaman (lag) dari variabel dependennya sehingga modelnya adalah sebagai berikut: Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + Y(-1) 1.5.1.1.
Uji t – Statistik
Pengujian
terhadap
variabel-variabel
indipendent
secara parsial (individu) digunakan untuk melihat signifikansi dan pengaruh variabel indipenden secara individu terhadap variasi independen lainnya. Hipotesis yang digunakan : Ho : Bi < 0 ; berarti variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen H1 : B1> 0 ; berarti variabel independen mempengaruhi variabel dependen
8
1.
jika t – hitung >t – tabel ( df = n-k ) maka Ho ditolak.
2.
jika t – hitung
1.5.1.2. Uji f – Statistik
Pengujian
terhadap
variabel-variabel
indipenden
secara bersama-sama yang di lakukan untuk melihat pengaruh variabel
indipenden
secara
individu
terhadap
variabel
dependen. Bila hasil pengujian menunjukan nilai 1. Ho : β1 = β2 = β3 = 0 maka variabel independen secara bersama – sama tidak mempengaruhi variabel dependen. 2.
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0,l maka variabel independen secara bersama –sama mempengaruhi variabel dependen.
dengan menggunakan tabel f-statistik diperoleh ; 1. jika f – hitung < f – tabel, maka Ho diterima. 2. jika f – hitung > f- tabel, maka Ho ditolak.
1.5.1.3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini untuk melihat apakah model yang diteliti terkena penyimpangan klasik atau tidak. Maka penggandaan pemeriksaan terhadap peyimpangan asumsi klasik tersebut harus dilakukan. Asumsi yang harus dipenuhi dalam penggunaan model OLS dalam asumsi klasik adalah
9
1. Ei merupak merupakan an
ariable ariable random random dan mengiku mengikuti ti distri distribus busii
normal dengan kesalahan 0/ ∑Ei = 0. 2. varian
bersyarat
dan
Ei
adalah
konstan
atau
homoskedastisitas. 3. tidak ada autokorelasi. 4. tidak ada multikolerasi diantara variable independen.
1.5.1.3.1. Uji Multikolinearritas
Pada
mulanya
multikolinearitas
berarti
adanya hubungan yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi. Untuk regresi k- variabel, meliputi variabel (dimana
yang X1
=
menjelaskan 1
untuk
X1,X2,X3…..Xk
semua
pengamatan
mengikuti unsur interseo) suatu hubungan linier yang pasti dikatakan pada apabila kondisi berikut ini dipenuhi; Β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +…….β +…….βk Xk + Ui =0 Dimana Ui adalah kesalahan stokhastik. Untuk mengetahui adanya multikolinearitas, karena
multikolinearitas
merupakan
kombinasi
linear yang pasti atau mendekati pasti dari variabel yang menjelaskan lainnya. Salah satu cara untuk
10
mengetahuin hubungan antara variabel X atau dengan variabel X yang lainnya adalah dengan meregresi tiap Xi sisa variabel X dan menghitung 2
2
R yang cocok, yang bisa di sebut sebagai R (uji klein). Pengjian terhadap masing-masing variabel independent tersebut digunakan untuk mengetahui 2
seberapa jauh korelasinya (R variabel)
yang
didapat, kemudian di bandingkan dengan R kuadrat yang didapat dari hasil regresi secara bersama-sama 2
variabel independen. Jika diperoleh R variabel 2
yang melebihi R pada model regresi, maka dari model regresi tersebut terdapat multikolinearitas. 2
2
Sebaliknya apabila R regresi lebih besar dari R
variabel maka ini menunjukan tidak terdapat multikolinearitas pada model regresi yang diuji. Secara formulasi adalah sebagai berikut: 2
2
R Xi Xj < R Xij
1.5.1.3.2. Uji Autokorelasi
Untuk melihat apakah ada hubungan antara residual time series (antara waktu) pada model OLS yang digunakan sehingga hasil estimasi menjadi bias
maka
perlu
diidentifikasikan
kemudian
11
terjadinya
autokorelasi
pada
empiris
yang
digunakan. Identifikasi tersebut di lakukan dengan melihat nilai Durbin-watson (DW) dari hasil estimasi apakah berada pada daerah autokorelasi atau tidak..jika d < dl atau (4 – dl ), maka hipotesis 0 ditolak, dengan pilihan pada alternatif yang berarti terdapat autokorelasi. Jika d diantara dl dan du atau diantara (4 – du) maka hipotesis 0 diterima yang berarti tidak ada autokorelasi. 1.5.1.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji bahwa varian (error term) dari data observasi dalam penelitian ini sama (homogen ) untuk semua variabel terikat dengan variabel bebas sehingga hasil estimasi tidak bias, maka
perlu
diidentifikasi
melalui
uji
heteroskedastisitas. Untuk membuktikan apakah data observasi dalam penelitian ini terbebas dari
pengaruh
heteroskedastisitas
atau
memenuhi
asumsi-asumsi homoskedastisitas, maka ditempuh melalui uji White.
12
1.6. Sistematika penulisan BAB I : PENDAHULUAN
Bagian dari bab ini membahas dan menguraikan dari latar belakang permasalaahan, rumusan rumausan masalah yang diteliti oleh penulis sebagai bahan acuan,bab ini membahas beberapa poin sebagai berikut; 1.
Latar belakang masalah
2. Rumusan masalah 3. Batasan masalah 4. Tujuan penelitian 5. Manfaat penelitian BAB II : TUJUAN UMUM SUYEK PENELITIAN
Bagian ini membahas tentang sejarah perkembangan singkat tentang perkembangan investasi di Indonesia, perkembangan obyek yang diamati, dan instrumen-instrumen yang terkait. BAB III : KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini mengemukakan tentang teori-teori normatif yang mendasari
dan
relevan
dengan
penelitian
ini.
Serta
mendokumentasikan dan mengkaji hasil penelitian yang pernah ada yang hampir serupa dengan penelitian yang akan dialakukan BAB IV : LANDASAN TEORI
Bagian ini diuraikan berbagai teori, konsep dan anggapan dasar tentang Teori Investasi.
13
BAB V : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang data, metode analisis data serta pengujian hipotesi. BAB VI : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bagian ini mengemukakan analisa data, pengujian hipotesis serta pembahasan tentang hasil hipotesis. BAB VII : KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan 7.2 Implikasi Penelitian DFTAR PUSTAKA
14
BAB II TUJUAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
2.1. Gambaran Umum Tantang Penanaman Modal Asing
Modal asing salah satu persyaratan pertumbuhan ekonomi. Dimana peningkatan pertumbuhan perekonomian biasanya didorong oleh masuknya modal asing. Negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia biasanya memiliki problem besar berkenaan dengan kelangkaan modal pembangunan. Investasi asing yang memacu pada akuisisi perusahaan-perusahaan asing dan pembiayaan serta pengolahan berbagai berbagai usaha baru di luar negeri serta berusaha untuk berperan ke dalam suatu perusahaan dengan cara membeli saham dari perusahaan tersebut.
2.2. Pengertian Penanaman Modal Asing
Investasi asing merupakan kegiatan untuk upaya mentransformasikan sumber daya potensial menjadi salah satu kekuatan ekonomi riil. Sumber daya yang dimaksut adalah sumber daya daerah yang diolah dan di mamfaatkan untuk meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat secara adil dan merata.1 Istilah penanman modal sebenarnya terjemahan bahasa asing yaitu : Investment . Peranan modal asing atau investasi asing, seringkali dipergunakan dalam artian yang berbeda-beda. Perbedaan penggunaan istilah investasi terletak pada cakupan dari makna yang dimaksudkan. Berikut beberapa defenisi yang dikemukakan beberapa ahli yang masing-masing sangat diwarnai oleh
15
prespektifnya.”pengertian penanaman modal di dalam undang-undang hanya meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan
ketentuan-ketentuan
undang-undang
yang
digunakan
untuk
menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko penanaman modal tersebut.”
1
Kesimpulan dari devenisi Direct Investasi yaitu berupa penanaman modal atau investor diberikan keleluasaan pengusahaan dan penyelenggaraan pimpinan dari perusaahan di mana modalnya ditanam, dalam arti bahwa penam modal mempunyai pengsahaan atas modal. Jadi bahwa penenaman modal langsung itu artinya digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia. Investasi asing ( Foreign Investment ) dibagi kedalam dua komponen, pertama; Investasi langsung ( Direct Investment ) yang melalui para investor
berpartisipasi
dalam
manajemen
perusahaan
untuk
meperoleh
imbalan
manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka tanamkan. Kedua; investasi portofolio ( Portofolio Investment ), yakni pembelian saham dan obligasi yang semata-mata tujuannya untuk meregug hasil dari dana yang ditanamkan. Investasi langsung yang melalui para investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka tanamkan. Investasi asing langsung (FDI) adalah kepemilikan dan kendali asset asing. Dalam prakteknya, FDI biasanya melibatkan kepemilikan, sebagian atau keseluruhannya perusahaan di sebuah negara asing.
16
Investasi asing ynag langsung juga terjadi di mana aliansi strategi membuat berbagai sasaran tertentu tidak dapat diraih. Adakalanya perusahaan tidak dalam posisi mengendalikan penggunaan dan eksplotasi tegnologi mereka melalui
usaha
patungan
atau
lisensi,
perusahaan
yang
keunggulan
kompetitifnya tergantung pada hak paten dan bentuk-bentuk proteksi serupa termasuk dalam kategori ini. Investasi asing langsung dapat memberikan peluang pendayagunaan yang lebih efisien. Kecendrungan semakin terbentuknya Indonesia terhadap investasi langsung selama ini, mencerminkan pragmatisme yang mewarnai arah pembangunan perekonomian kita, ketika dihadapkan pada pemilihan antara hutang luar negeri atau investasi asing, adalah lebih rasional untuk memilih investasi asing, terutama atas dasar lebih rendah tingkat resiko. Investasi asing langsung sifatnya permanen atau jangka panjang, juga memberi andil terhadap alih teghnologi, alih keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja baru. Dibandingkan dengan investasi portofolio yang melalui bursa efek dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi. Investasi asing langsung memiliki beberapa kelebihan antara lain, pertama; investasi asing langsung lebih memberikan rasa aman bagi tuan
rumah ( Host Country) dari resiko-resiko yang terjadi akibat perkembangan perekonomian
kontemporer
yang
seringkali
dramatis,
terutama
akibat
perubahan apresiasi mata uang. ( Kuntjoro Jakti, Ekonomi Politik di Asia Pasifik, Jakarta, Erlangga,1995, hal.128). Kedua ,investasi asing langsung
17
dapat mengarahkan tenaga kerja , modal, dan teghnologi dengan cara dan tindakan yang dapat disaingi oleh bentuk operasi lainnya. Tetapi investasi asing langsung bukanlah satu-satunya faktor yang mentransformasikan hubungan ekonomi seluruh dunia. Investasi portofolio juga secara aktif menghubungkan ekonomi ke berbagai negara dan juga tumbuh dengan cepat. Bahkan dalam pengertia dollar, arus investasi portifolio, yaitu perpindahan uang secara internasional untuk mencari keuntungan besar dalam pasar mata uang dan pasar finansial, jauh melampaui investasi asing langsung. Investasi Asing portofolio (Foreign Portofolio Investment , FPI) adalah investasi oleh individu, perusahaan atau badan hukum (misalnya pemeritah lokal dan nasional
dalam berbagai instrumen finansial asing (umpamanya
obligasi pemerintah, saham asing) FPI tidak melibatkan pengendalian kepemilikan perusahaan dalam entitas bisnis asing. Perlu ditarik garis perbedaan antara investasi portofolio dan investasi asing langsung. FPI mengacu kepada pembelian saham di dalam perusahaan, biasanya melalui bursa efek, dangan tujuan mendapatkan hasil imbalan dari dana yang di tanamkan.
FPI
merupakan
perhatian
utama
bagi
komunitas
finansial
internasional, pasar internasional. Di lain pihak melakukan investasi langsung permanent juga guna menciptakan atau memperluas kepemilikan permanen ( permanent invterest ) dalam sebuah perusahan. Investasi asing langsung juga merujuk pada
partisipasi manajemen dan juga pengendalian yang efektif. Yang lebih penting adalah transfer teghnologi, keahlian manajemen, proses produksi, perbaikan dan pemasaran, serta sumber daya lainnya. Perbedaan koseptual antara
18
investasi asing langsung dengan investasi portofolio adalah bahwa FDI membutuhkan kendalioleh pemodal sedangkan FPI adalah pasif tidak membutuhkan upaya manajemen oleh investor., ( Henri Simamora, Majemen Pemasaran Internasional, Jakarta, Salemba Empat, 2000, hal.421-423 ).
2.3. Peran Investasi Asing Bagi Perekonomian Indonesia
Penanaman modal asing merupakan salah satu unit kerja yang dialkukan oleh salah satu unit kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak baik itu merupakan badan hukum, individu, kelompok atau sebuah negara dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di negara tuan rumah. Investasi asing tersebut dilakukan pada umumnya untuk memperoleh keuntungan baik yang memberikan dana maupun negara tuan rumah sehingga kedua belah pihak yang melakukan kegiatan investasi bersama-sama tidak ada yang merasa dirugikan. Untuk itu investasi yang dilakukan harus dengan bayak pertimbangan misalnya, stabilitas politik, stabilitas ekonomi, negara tuan rumah sangat diperhitungkan dalam proprsi investasi asing di salah satu negara. PMA sebagai salah satu asset yang yang menunjang pembangunan nasional karena pada hakekatnya antara investasi dan pendapatan nasional demikian eratnya dan penting, karena bila adanya konduksi yang menyebabkan berkurangnya
konsumsi,
maka
pendapatan
makin
banyak.
Kenaikan
pendapatan dan Employment belum dapat menguntungkan apabila investasi berkurang dalam hal ini penanaman modal asing. Sehingga peran investasi mempunyai nilai yang sangat tinggi pada pendapatan dan determinan
19
Employment . Adanya investasi asing di dalam masyarakat pertama-tama akan
sangat membantu dan menambah kesempatan kerja, sehingga pendapatan masyarakatpun bertambah begitu juga dalam jaringan yang lebih luas dimana akan menambah pendapatan nasional suatu negara. Banyak negara-negara sedan berkembang, termasuk Indonesia, semakin tergantung pada arus modal asing, baik dalam bentuk pinjaman, bantuan (hibah), dan investasi dalm bentuk FDI maupun FPI. Hal ini disebabkan karena sangat membutuhkan dan untuk investasi, sedangkan sumber dana dalam negeri sangat terbatas, ( Tulus T.H. Tambunan, DR, Loc.cit.hal 42). Keadaan Indonesia sebelum masa krisis dapat dikatakan dinamis, dengan pertumbuhan ekonomi yang rata-rata 7,5 persen. Nilai ini untuk negara berkembang merupakan dinamis. Dan dengan nilai ini di pengaruhi oleh banyak faktor kegiatan ekonomi, yang satunya kegiatan investasi, ( BERNAS, 31 Oktober 2000). Selain menambah pendapatan nasional, kegiatan investasi akan medorong kegiatan ekspor, dimana dengan memproduksi barang-barang. Dengan adanya kegiatan produksi maka terciptalah kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat, yang selanjutnya menciptakan atau meningkatkan permintaan pasar. Pasar berkembang, berarti juga volume kegiatan produksi, kesempatan kerja dan pendapatan di dalam negeri meningka. Dan seterusnya, maka tercitalah pertumbuhan ekonomi. Keuntungan bagi Indonesia adalah dengan adanya kegiatan investasi, maka negara tidak melakukan sendiri eksplotasi sumber daya alam yang berguna untuk konsumsi rakyatya. Hal ini jelas mengurangi biaya pemerintah
20
apabila pemerintah sendiri melakukan hal tersebut, bahkan dapat mengatasi masalah pengaguran, dengan dibukanya lapangan kerja baru. Walaupun investasi bukan merupakan sumber pembentukan PDB yang dominan jika dibandingkan dengan perkembangan konsumsi rumah tangga pada periode yang sama, namun mampu memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDB. Pada tahun 1993 PDB 26,4 persen dan di tahun 1997 meningkat meningkat menjadi 32,3 persen, suatu peningkatan sebesar 22,1. Antara kedua variabel tersebut mengidentifikasikan adanya suatu korelasi positif. Halini meyakinkan bahwa salah satu sumber luar negeri sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi atau bahkan menjadi lokomotif bagi proses pembangunan ekonomi di hampir setiap negara adalah PMA.
2.4. Perkembangan Investasi Asing di Indonesia Masa Sebelum Krisis Moneter
Adanya berbagai skema perkembangan yang dapat digunakan untuk menggambarkan tahap-tahap dari perkembangan investasi asing di Indonesia sejak dikeluarkannya undang-undang penanaman modal pada tahun 1967 hingga sebelum terjadinya krisis ekonomi padatahun 1997. investasi di tanah air, baik PMA maupun PNDN, cukup membesarkan hati. Tidak sedikit investor dalam negeri dengan penuh gairah menanamkan modalnya baik sendirti maupun patungan dengan investor asing. Namun harus diakui bahwa sesalahan kebijakan dan kekurangan tepatan perhitungan, tidak sedikit investasi yang sekarang justru menimbulkan masalah.
21
Sejak orde lama tumbang tahun 1966 di bawah pemerintahan Soeharto, perkembangan PMA yang di mulai tahun 1967 di indonesia bergerak dari angka 12 proyek yang dikerjakan dengan angka investasi sebesar 207, 1 milyar. Pelan-pelan Orde Baru menampakan diri sebagai negara yang dapat dipercaya untuk menanamkan modal. Berikut ini gambarkan perkembangan PMA periode tahun 1967-1997 sebelum terjadinya krisis moneter.
Tabel 2.1 Perkembangan investasi asing di Indonesia Tahun 1967-1997 (dalam milyar rupiah)
PMA Tahun 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981
Proyek 12 35 37 83 62 47 69 53 24 22 20 23 13 20 24
Nilai 207,1 264,4 127,5 166,8 287,2 163 233,8 542,4 1.145,00 221 197 207,1 246,6 1,074,4 706
PMA Tahun 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997*
Proyek 31 46 23 45 93 130 145 294 432 376 305 330 451 799 959 790
Nilai 2,416,9 2,470,8 1,096,9 853,2 847,6 1,520,3 4,410,7 4,713,5 8,751,1 8,778,0 10,232,0 8,142,9 27,353,3 39,944,7 29,928,5 33,832,5
Sumber : bisnis Indonesia, 4 September 2000 Catatan :
Dibalik luar sektor migas, perbankan, Lembaga non Bank Sewa Guna Usaha.*hingga juli 1997.
22
Dari tabel di atas secara umum perkembangan investasi asing di indonesia pada tahun 1967 awal Orede baru hingga 1997.
Mengalami
peningkatan yamg signifikan. Peningkatan yang sangat drastis pada daat itu sehingga Indonesia diproyeksikan akan menjadi salah satu “Macan Asia” mengikuti jejak Singapura. Pertumbuhan nilai investasi ini mecapai puncaknya pada tahun 1996-1997 dengan nilai investasi sebesar 33.832.5 milyar rupiah. Untuk menutupi devisa, pemerintah juga harus mencari dana baru, khususnya pinjaman non komersil. Sedangkan untuk tujuan ekonomi jangka panjang Indonesia, membutuhkan lebih dari sekedar menutup kekurangan devisa. Sementara itu tabungan dalam negeri rendah sekali, dalam jangka pendek Indonesia tidak akan dapat menciptakan investasi pembangunan yang besar dengan menambah sumber-sumber sendiri tampa perombakan struktur ekonomi dan politik secara besar-besaran. Jadi cara yang tepat untuk menutup kekurangan tersebut adalah mengerahkan investasi modal asing yang di sediakan oleh masyarakat bisnis internasional. internasional. Sementara dalam menghadapi desakan desakan ekonomi maka perlu menjalin hubungan dengan luar negri yang dapat meringankan beban pembangunan, khusus dengan negara barat dan jepang yang tergabung dalam IGGI (inter-Govermmental Group on Indonesia) serat bantuan dari IMF juga Bank Dunia. Sebagai kosekuensinya pada periode awal Orde Baru pemerintah mengijinkan bantuan luar negeri ke badan-badan Internasional tersebut mengalir ke Indonesia. Selain itu pemerintah juga mengupayakan untuk menarik investasi asing dengan masa bebas pajak dari daya tarik lainya yang di
23
atur dalam UU PMA 1 januari 1967. dengan demikian pemerintah membuka seluas-luasnya kesempatan bagi modal asing untuk mengadakan investasi. Pengalaman Indonesia selama ini menunjukan betapa pentingnya investasi bagi kelangsungan pembangunan atau pertumbuhan ekonominya. Berdasarkan data BPS, sejak awal tahun 2000 PDB memang mengalami pertumbuhan yang positif. Namin laju pertumbuhannya sangat rendah, terutama jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan yang dialami Indonesia pra krisis.(Soehartono Sagir, Ekonomi Indonesia, Gagasan, Pemikiran dan polemik, IQRA, Bandung, 1982.hal 7).
24
BAB III KAJIAN PUSTAKA
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah
3.1. Aditya Praatyo (1996)
Penelitian yang berkaitan dengan investasi adalah penelitian yang di lakukan oleh Aditya Prawatyo (1996) dengan mengambil judul “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia “ dalam penelitiannya tersebut Aditya menganalisis pengaruh variabel-variabel Produk Domestik Bruto
PDB), Impor Barang Modal Modal dan Bahan Bahan Baku (MB,MBB), (MB,MBB), ditingkat ditingkat
sukubunga didalam negri
(SBD), jumblah uang yang beredar (JUB),
pengeluaran pemerintah (PP), serta kebijaksanaan deregulasi pemerintah (D) terhadap investasi investasi swasta (PMDN + PMA). Dari penelitian tersebut tersebut di peroleh peroleh hasil sebagai berikut: variabel (PDB) berpengaruh secaranyata terhadap investasi swasta di Indonesia. Variabel impor barang modal dan bahanbaku tidak signifikan mempengaruhi investasi swasta. Hal tersebut di sebabkan karena nilai impor sesungguhnya sudah tercakup didalam Produk Domestik Bruto. Sedangkan tingkat suku bunga dalam negri berpengaruh secara negatif dan elastis terhadap investasi swasta tanah air. Sebaliknya kenaikan suku bunga di luar negeri akan berdampak positif bagi investasi swasta di Indonesia. Dan ternyata pemerintah masih berperan penting sebagai motor penggerak investasi di Indonesia, hal ini di tunjukan dengan pengaruh pengeluaran pengeluaran pemerintah yang signifikan mempengaruhi investasi swasta.
25
3.2. Gita Adriani (2001)
Penelitian
ini
menyelidiki
bagaimana
pengaruh
tingkat
bunga
pendapatan Domesti Bruto (PDB), terhadap kredit investasi pada sektor industri oleh bank-bank pemerintah di Indonesia. Alat analisis tingkat bunga (R). Mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kredit investasi pada sektor industri (PDB) mempunya pengaruh yang positif dan signifikan terhadp kreditb investasi pada sektor industri KI (-1). Dari kesimpulan yang ditarik di atas maka untuk menigkatkan kredit investasi pada sektor industri oleh bankbank pemerintah maka usaha-usaha yang harus dilakukan adalah peningkatan PDB berpengaruh elastisitas terhadap kredit investasi pada sektor industri oleh bank-bank pemerintah. PBD yang menunjukan kinerja perekonomian suatu negara dapat di tingkatkan dengan penciptaan. Iklim yang kondusif bagi perekonomian suatu negara dapat di tingkatkan dengan penciptaan iklim yang kondusif bagi pembangunan sektor industri. Kredit investasi sebelumnya sangat mempengaruhi pada perekonomian Indonesia pada saat ini. Dengan kredit Investasi sebalumnya akan mempengaruhi kredit investasi pada sektor industri di Indonesia dan dapat pula sebagai tolak ukur keberhasialn kredit investasi yang ada saat ini. Fluktuasi tingkat suku bunga walaupun tidak terlalu berpengaruh pada minat distributor atau investor asing dalam penanaman modalnya di Idonesia. Secara tidal langsung harus dijaga kestabilannya, karena dampak yang diakibatkannya terhadap perekonomian secara makro cukup besar. Dalam hal ini tentunya akan menjadi pertimbangan bagi investor asing untuk ber investor di Indonesia.
26
BAB IV LANDASAN TEORI
4.1. Teori Penanaman Modal Asing (PMA)
Studi statistik terbesar yang di lakukan oleh Guptadan Islam (1983) menemukan tabungan domestik jauh lebih penting dari pada modal asing, baik secara kuantitatif maupun dalam menentukan pertumbuhan. Dengan perbedaan bentuk modal asing, mereka menemukan bahwa baik bantuan luarnegri maupun penanaman modal asing secara langsung berkontribusi positif terhadap pertumbuhan.(kitchen, pertumbuhan.(kitchen, 1988,hal 170). Studi-studi cross-country maupun analisa time-series atas dampak bantuan luar negri dan arus modal asing masuk terhadap
tabungan
domestik
dan
pertumbuhan
ekonaomi
menunjukan
hubungan yang tidakdapat disimpulkan. Studi Rahmadan (1968), landau (1971), Weisskopt (1972), Papanek (1978). Dan Gupta (1975) dalam dalam beberapa kelompok negara dan periode waktu yang berbeda, menhasilkan hubungan negatif antara arus bantuan masuk dengan proporsi tabungan domestik, tetapi hanya untuk beberapa negara Amerikalatin saja. Selain itu studi yang menggunakan perincian negara penerima dan pemberi bantuan menunjukan bahwa dampak pertumbuhan dari bantuan bervariasi untuk negaranegara penerima (Gulati, 1978 dan Mosley 1980). Hanya negara-negara miskin yang menujukan hubungan positif antara bantuan luar negri dengan pertumbuhan pendapatan. Sementara di negara-negara maju menunjukan bahwa hubungan yang negatif tetapi tidak signifikan. Disamping itu Dowling
27
dan Himenz juga melakukan analisis regresi dengan mengunakan sample pooling-data time-series dan cross-country untuk negara-negara Asia selama tahun 1970-an. Hasil penelitian ini sangat mendukung hipotesis hipotesis bahwa bantuan luar negri berkontribusi cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi, seperti tabungan domestik dan aliran masuk modal swasta (Dowling dan Hiemenz, 1983 dan kitchen,1988). Hal lain yang mendukung hipotesis bahwa pertumbuhan
ekonomi
dengan
cepat
di
negara-negara
Asia
mampu
menggunakan bantuan secara efektif. Arus modal asing memberi kontribusi terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara investasi langsung asing berkontribusi terhadap pertumbuhan baik melalui pembentukan kapital maupun peningkatan efisiensi investasi. Arus bersih modal asing menyimpulkan bahwa arus modal asing masuk ke Indoneasia dalam periode 1970-1986 berpengaruh positif terhadap tabungan domestik , artinya arus bersih modal asing telah menjadi substitusi tabungan domestik di Indonesia, bukan sebagai komplemen bukan penambah. Hasil ini juga sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chanery dan strout (1979), Griffin dan Enos (1970), hojman (1986), Donad (1982), dan Weisskoff (1972) yang menunjukan bahwa peranan modal asing berpengaruh negatif terhadap tabungan domestik di berbagai negara sedang berkembang, di samping itu arus modal asing juga berhubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, walaupun secara statistik tidak signifikan (Arif dan Susano, 1987, hal. 8-31). Hasil penelitian untuk 12 negara di Amerika latin menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara rasio bantuan luarnegri
28
terhadap GNP dengan pertumbuhan ekonomi akan tetapi tandanya negatif. Artinya, semakin tinggi arus modal asing semakin menurun laju pertumbuhan di negara-negra penerima. 4.1.1. Michael P. Todaro
Menurut analisis ini penanaman modal asing merupakan sesuatu yang sangat positif, karena haltersebut mengisi kekurangan tabungan yang dapat dihimpun dari dalam negri, menambah cadangan defisa, memperbesar penerimaan pemerintah dan mengembangkan keaahlian manajerial bagi perekonomiaan di negara penarimanya. Harrod-Domar yang mengemukakan adanya suatu bentuk hubungan output-nya,g, mmelalui persamaan g = s : k ; adapun k adalah rasio modal-output. Bila sasaran pertumbuhan output nasional adalah g di targetkan sebesar 7 persen pertahundan rasio modal output sama dengan 3, maka tingkat tabungan yamg dibutuhkan negara tersebut adalah sebesar 21 persen (ini karena s = g x k ). Jika jumblah tabungan domestik yang dapat di mobilisir hanya mencapai 16 persen dari GDP, maka terdapat “kesenjangan tabungan “ ( saving gap) sebesar 5 persen. Seandainya negara tersebut dapat mengisi kekurangan tersebut dengan sumbersumber fonansial luar negri maka negara tersebut akan lebih berpeluang dalam mencapai sasaran pertumbuhan itu. Dengan demikian, hal yang pertama dan yang palin sering disebut-sebut sebagai sumbangan positif penanaman modal asing terhadap pembangunan nasional di negara panarimanya adalah peranan
29
dalam mengisi kekosongan atau kekurangan sumber daya antara tingkat investasi yang di targetkan dengan jumblah actual tabungan domestik yang dapat dimobilisasikan. Hanya sayangnya, seperti yang telah kita temukan dalam kasus industri subtitusi impor, dalam kenyataannya dampak keseluruhan dari di perolehnya perusahaan multinasional mendirikan cabang-cabang usaha yang kemudian juga dilindungi tembok kuota serta protektif tariff seringkali memperburuk saldo neraca pembanyaran dan neraca modal dari tuan rumah. Defisit tersebut biasanya di sebabkan diakibatkan oleh derasnya impor barang-barang modal dan barang-barang setengahjadi dan terlau besarnya porsi keuntungan yang dikirim kembali kekantor pusat mereka, biaya-biaya manajemen yang di bebankan kepada negara tuan rumah, pembanyaran royalty, serta beban bunga pinjaman dari perbankan.
4.2. Teori Investasi 4.2.1. Teori Konsep Marginal Efficiency of Capital
Dalam teori makro Keynes keputusan apakah suatu Investasi akan di laksanakan atau tidak, tergantung pada perbandingan antara besarnya keuntungan yang di harapkan (yang menyatakan dalam persentase satuan waktu waktu) di suatu pihak dan biaya penggunaan dana atau tingkat bunga di pihaklain. Apabila tingkat bunga yang berlaku di pasar uang sebesar 2% setiap bulan (atau 24% setahun), sedangkan keuntungan yang di harapkan sebesar 50% maka investasi
30
tersebut masih menguntungkan karena keuntungan (kotor) yang di harapkan 50% jadi melebihi ongkos pendanaan dapat di katakana 50%24% = 26% pertahun untuk 10 tahun. Maka jika pengusaha tersebut “rasional” investasi tersebut akan dilaksanakan Secara ringkas : 1.
Jika keuntungan yang diharapkan (MEC) lebih besar dari pada tingkat bunga, maka investasi di laksanakan.
2.
jika MEC lebih kecil dari pada tingkat bunga maka investasi tidak dilaksanakan.
3.
Jika MEC = tingkat bunga maka investasi bias di laksanakan dan bias juga tidak Dari uraian di atas, di ketahui bahwa berapa tingkat pengeluaran
investasi yang di harapkan oleh para investasi di tentuakan oleh dua hal yaitu tinkat suku bunga yang berlaku dan marginal efficiency of capital. Perilaku makro para investor ini biasanya di ringkas dalam satu bentuk fungsi marginal efficiency of capital atau fungsi investasi. Tiga hal yang perlu di garis bawahi mengenai fungsi investasi pertama funsi tersebut mempunyai slope, yang negative, artinya semakin rendah tingkat bunga semakin besar pula tingkat pengeluaran investasi yang di inginkan. Kedua, dalam kenyataan fungsi tersebut sulit untuk di peroleh sebab posisinya sangat stabil (mudah berubah dalam jangka waktu yang sangat singkat). Kelebihan fungsi investasi ini akan segera dapat di pahami karena posisinya sangat tergantung pada nilai
31
MEC dari proyek-proyek yang ada dan bahwa MEC adalah keuntungan yang di harapkan oleh investor. Ketiga, yang perlu ditekankan adalah hubungan
teori
Keynes
dengan
kenyataan,
khususnya
masalah
tersedianya dana investasi.
4.2.2. Teori klasik pengaruhnya tingkat bunga terhadap investasi investasi
Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk investasi guna menambah tabungan. Investasi juga tergantung atau merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasan seseorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasi, apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi. Yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana ( cost of Capital). Makin rendah tingkat bunga pengusaha akan lebih
terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana yang juga makin kecil. Tingkat bunga dan keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.
32
4.2.3. Teori Keynes pengaruhnya tingkat bunga terhadap investasi
Keynes mempunyai pandangan yang berbeda tingkat, tingkat bunga, katanya merupakan suatu fenomena moneter artinya tinkat bunga di tentukan oleh penawaran dan permintaan uang. (ditentukan dalam pasar uang). Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan mengadakan investasi dan dengan demikian akan mempengaruhi GNP (Nopirin 1995: 90-91). Menurut Keynes, uang adalah salah satu bentuk yang dimiliki oleh seseorang (portofolio). Seperti halnya kekayaan dalam bentuk tabungan, saham atau surat berharga lainnya, keputusan masyarakat mengenai bentuk susunan atau komponen dari pada kekayaan mereka besar dari kekayaan masyarakat akan di wujutkan dalam bentuk uangkas, tabungan atau surat berharga yang akan menentukan tinginya tingkat bunga. Tingkat bunga disini adalah tingkat bunga rata-rata dari segala macam surat berharga yang beredar dalam masyarakat.
4.2.4. Teori Harrod-Domar tentang ivestasi
Teori investasi Harrod-Domar merupakan teori makro investasi dalam jangka panjang. Menurut Harrod-Domar pengeluaran investasi mempunyai proses cmultipiler dan terhadap penawaran agregat melaui pengaruhnya pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Setiap
ada
peningkatan
stok
capital
masyarakat
(k)
meningkatkan pola kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output
33
potensi (y). Hubungan antara stok capital (k) dengan output potensial (y) merupakan hubungan ekonomis secara langsung, di sebut capital output rasio (COR). Missalnya jika 3 rupiah total di perlukan untuk menghasilkan output total 1 rupiah maka setiap tambahan bersih pada stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modal output tersebut. Harrod-Domar menitik beratkan bahwa akumulasi capital mempunyai peranan ganda yaitu menimbulkan pendapatan dan memperbesar persediaan capital . Secara sederhana teori HarrodDomar,
misalnya
pada
suatu
keseimbangan
pada
tingkat
fullemployment income, maka untuk memilihara keseinbangan dari tahun ke tahun di butuhkan jumblah pengeluaran, karna investasi tersebut harus cukup untuk menyerap kenaikan output yang di timbulkan.
4.3. Pengertian Penanaman Modal Asing
Dalam undang-undang No. 1 tahun 1967 ditegaskan bahwa pengertian penanaman modal asing di dalam undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara blangsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut. Investasi asing merupakan kegiatan untuk upaya mentransformasikan sumber daya potensial
34
menjadi salah satu kekuatan ekonomi riil. Sumber daya yang dimaksut adalah sumber daya daerah yang diolah dan di mamfaatkan untuk meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat secara adil dan merata. Istilah penanman modal sebenarnya terjemahan bahasa asing yaiyu : Investment . Peranan modal asing atau investasi asing, seringkali dipergunakan
dalam artian yang berbeda-beda. Perbedaan penggunaan istilah investasi terletak pada cakupan dari makna yang dimaksudkan. Berikut beberapa defenisi yang dikemukakan beberapa ahli yang masing-masing sangat diwarnai oleh prespektifnya.”pengertian penanaman modal di dalam undang-undang ini hanya meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko penanaman modal 1
tersebut.”
Kesimpulan dari devenisi Direct Investasi yaitu berupa penanaman modal atau investor diberikan keleluasaan pengusahaan dan penyelenggaraan pimpinan dari perusaahan di mana modalnya ditanam, dalam arti bahwa penam modal mempunyai pengsahaan atas modal. Jadi bahwa penenaman modal langsung itu artinya digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia. Investasi asing ( Foreign Investment ) dibagi kedalam dua komponen, pertama ; Investasi
langsunag
berpartisipasi
dalam
( Direct Investment ) yang manajemen
perusahaan
melalui
untuk
para
investor
meperoleh
imbalan
manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka
35
tanamkan. Kedua; investasi portifolio ( Portofolio Investment ), ), yakni pembelian saham dan obligasi yang semata-mata tujuannya untuk meregug hasil dari dana yang ditanamkan. Investasi langsung yang melalui para investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan untuk memperoleh imbalan dari modal yang mereka tanamkan. Investasi asing langsung (FDI) adalah kepemilikan dan kendali asset asing. Dalam prakteknya, FDI biasanya melibatkan kepemilikan, sebagian atau keseluruhannya perusahaan di sebuah negara asing. Investasi merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan stok barang modal yang terdiri dari mesin, pabrik, kantor dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi (Mulyadi, 1990, hal.268). Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2003, hal: 5). Selain itu investasi dapat juga diartikan sebagai pengeluaran oleh sektor produsen swasta untuk pembelian barang-barang atau jasa-jasa guna penambahan stok barang dan peralatan perusahaan (Boediono, 1986, hal.40). Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, Investasi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh para penanam modal yang menyangkut penggunaan sumber-sumber seperti peralatan, gedung, peralatan produksi dan mesin-mesin baru lainnya atau persediaan yang diharapkan akan memberikan keuntungan dari investasi tersebut. Komarudin (1983) memberikan pengertian investasi yaitu: a)
Suatu tindakan membeli barang-barang barang-baran g modal.
36
b)
Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan dimasa yang akan datang.
c)
Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi, atau surat penyertaan lainnya. Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun sejumlah
gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif, maka output potensial suatu bangsa akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah output dan pendapatan. Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa depan (Samuelson dan Nordhaus, 1993, hal.183). Faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi dimasa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah. Usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam satu tahun tertentu yang digolongkan sebagai investasi, meliputi pengeluaran atau pembelanjaan untuk: 1.
Seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang modal modal dan membelanjakan untuk mendirikan industri-industri.
2.
Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan tempat tinggal.
3.
Pertambahan dalam nilai stok barang-barang barang-baran g perusahaan yang berupa bahan mentah, barang yang belum diproses dan barang jadi.
37
Penanaman
modal
asing
langsung
merupakan
investasi
yang
dilakukan oleh swasta asing ke suatu negara tertentu. Bentuknya dapat berupa cabang perusahaan multinasional, lisensi, joint venture, atau lainnya. Selain berupa penanaman modal asing langsung, penanaman modal asing swasta dapat juga berupa penanaman modal portofolio. Penanaman modal jenis ini merupakan penanaman modal dalam bentuk pemilikan surat-surat pinjaman jangka panjang dan saham-saham dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di negara-negara berkembang, jadi hanyalah berupa penyertaan dalam pemilikan perusahaan dan bukan penguasaan kegiatan perusahaan sehari-hari (Sukirno, 1981, hal.381). Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli
aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan yang biasanya diperoleh melalui bank komersial, dapat berupa tabungan di bank atau sertifikat deposito (Jogiyanto, 2003, hal: 8). Jenis penanaman modal asing swasta asing lainnya adalah pinjaman ekspor
yang
merupakan
pinjaman
jangka
pendek
yaitu
memberikan
kesempatan kepada pengusaha-pengusaha atau badan-badan pemerintah di negara-negara negara-negar a berkembang untuk membeli membeli alat-alat modal dan peralatan dalam bentuk kredit yang harus di bayar dalam jangka waktu yang di tentukan (Sukirno, 1981, hal.382).
38
Manfaat yang bisa diharapkan dari suatu paket modal asing berupa penyerapan tenaga kerja, alih teknologi, pelatihan manajerial dan perolehan devisa. Adanya penanaman modal asing dapat mengatasi keterbelakangan teknologi yang terlihat pada biaya rata-rata produksi yang tinggi dan produktivitas tenaga kerja yang rendah, dikarenakan tenaga kerja yang kurang terampil dan usangnya peralatan modal, maka dengan mendirikan perussahaanperusahaan di negara-negara berkembang dengan teknologi yang mereka gunakan
akan
jauh
lebih
baik,
sehingga
akan
mempercepat
proses
memperkenalkan teknologi baru. Di samping itu perusahaan-perusahaan tersebut membawa tenaga-tenaga manajemen yang lebih profesional dan berkualitas sehingga dalam jangka panjang dapat melatih masyarakat pribumi mendapat keahlian dalam bidang-bidang yang diusahakan. Manfaat lainnya adalah berupa penyerapan tenaga kerja, karena dengan didirikannya perusahaan baru, maka kesempatan kerja akan menjadi lebih luas dan kemampuan perusahaan-perusahaan
asing
dalam
menggunakan
teknologi
akan
menyebabkan tingkat produktivitasnya tinggi oleh karenanya, mereka akan membayar gaji yang lebih tinggi. Pemerintah dapat juga memperoleh keuntungan berupa pemungutan pajak atas keuntungan yang diperoleh dan royalti
yang
dibayar
perusahaan-perusahaan
asing
dalam
pengusahaan
kekeayaan alam yang dimiliki negara tersebut. Penanaman modal asing memberikan peranan dalam pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang hal ini terjadi dalam berbagai bentuk. Modal asing mampu mengurangi kekurangan tabungan dan melalui
39
pemasukan peralatan modal dan bahan mentah, dengan demikian menaikkan laju pemasukan modal. Selain itu tabungan dan investasi yang rendah mencerminkan kurangnya modal di negara keterbelakangan keterbelaka ngan
teknologi.
Bersamaan dengan modal uang dan modal fisik, modal asing yang membawa serta keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman pengalaman organisasi, informasi pasar, teknik-tekink teknik-tekink produksi maju, pembaharuan pembaharuan produk dan lain-lain. Selain itu juga melatih tenaga kerja setempat pada keahlian baru. Semua ini pada akhirnya akan mempercepat pembangunan ekonomi negara terbelakang. Sebagai dampak dari penanaman modal asing, kita dapat mengatakan bahwa pengadaan prasarana negara, pendirian industri baru, pemanfaatan sumber-sumber baru, kesemuanya cenderung meningkatkan kesempatan kerja dalam perekonomian. Dengan kata lain impor modal menciptakan lebih banyak pekerjaan. Keadaan semacam ini adalah suatu keuntungan dengan adanya penanaman modal asing. 4.3.1. Badan Usaha Modal Asing
Pemerintah menetapkan perincian bidang-bdang usaha yang terbuka bagi modal asing menurut perioritas, dan menentukan syaratsyarat yang harus dipenuhi oleh penanamam modal asing dalam tiaptiap usaha tersebut. Perincian menurut urutannya perioritas ditetapkan tiapkali
pada
pembangunan
waktu jangka
pemerintah menengah
dan
menyusun jangka
rencana-rencana panjang,
dengan
memperhatikan perkembangn ekonomi serta tehknologi. Bidang usaha tertutup untuk penanaman modal asing secara penguasaan penuh ialah
40
biadang-bidang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak adalah: pelabuhan-pelabuhan, produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk umum, telekomunikasi, pelayaran, penerbangan, air minum, kereta api umum, pembangkit tenaga atom, mass media. Bidang-bidang yang menduduki peranan penting dalam pertahanan negara antara lain produksi senjata, mesiu, alat-alat peledak dan peralatan perang dilarang sama sekali bagi modal asing. Penanaman modal asing di bidang pertahanan didasarkan pada suatu kerjasama dengan pemerintah atas dasar kontrak karya atau bentuk lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. berlaku. ystem kerjasama atas dasar kotrak atau dalam bentuk lain dapat dilaksanakan dalam didangbidang usaha lain yang akan di tentukan oleh pemerintah. Untuk memperlancar pelaksanaan pembangunan ekonomi maka pemerintah menentukan bentuk-bentuk kerjasama antara modal asing dan modal nasional yang paling menguntungkan untuk tiap bidang usaha. Mungkin bentuk kerjasama ini9 berujud kontrak karya, joint venture,atau bentuk lainnya.
4.4. Produk Domestik Bruto ( PDB )
Pendapatan nasinal merupakan nilai produksi barang-barangdan jasa yang dihasilkan suatu perekonomian (negara) dalam waktu satu tahun. Ada 3 metode perhitungan yaitu metode produsi (nilai tambah) metode pendapatan, dan motode pengeluaran. Menurut metode produksi, pendapatan nasional
41
dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor produktif dalam suatu negara selama periode tertentu. Di Indonesia periode tertentu tersebut adalah suatu kalender dan sektor-sektor produktif dibagi menjadi sektor yaitu: pertanian, industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, listrik, air, gas, bangunan, pengangkutan komunikasi, perdagangan, bank, dan lembaga keuangan, sewa rumah, pertanahan. Dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan sektor-sektor tersebut selama satu tahun fiskal disebut Gross Domestic Product (GDP) atau Gross National Product (GNP) yang dalam dalam bahasa Indonesia disebut Produk
domestik bruto atau produk nasional bruto (PNB). Salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari PDB (Produk Domestik Bruto). Produk Domestik Bruto adalah produk barang dan jasa total yang dihasilkan dalam perekonomian suatu negara di dalam masa satu tahun. PDB didalamnya merupakan pendapatan faktor produksi milik bangsa Indonesia yang berada di dalam negeri ditambah milik bangsa asing di dalam negeri. PDB dihitung biasanya dengan menggunakan dua keterangan menurut patokan harga yang dipakai yaitu:
Harga Konstan PDB HKX =
100 * PDB HBX IHK X
Harga Berlaku PDB
HBX
=
PDB HKX * IHK X
100
42
Dimana: Hk X
: Harg Hargaa Kons Konsta tan n
HB X : Ha Harga rga Berla rlaku IHK
: Indeks Harga Konsumen
100
: Indeks Harga Konsumen Tahun Dasar
X
: Tahun tertentu.
PDB menurut harga berlaku, nilai barang dan jasa dihitung berdasarkan pada tahun yang bersangkutan, yang berarti termasuk kenaikan harga-harga. Sedangkan menurut harga konstan, nilai barang dan jasa yang dihasilkan dihitung berdasarkan pada tahun dasar tertentu, cara perhitungan atas dasar harga
konstan
ini
menghilangkan
pengaruh
inflasi
yang
dikatakan
menunjukkan nilai riil (nyata). PDB dapat dipahami melalui cara penghitungan pendapatan nasional seperti berikut dibawah ini (Suseno Triyanto, 1983, hal.16) GNP
= GDP + F
NNP
= GNP – D
NI
= NNP – Nit
Dimana: GNP
: Produk nasional bruto = PNB
GDP
: Produk domestic bruto = PDB
NI
: Produk nasional neto = PNN
43
F
: Pendapatan neto terhadap luar negeri atas faktor-faktor produksi,
yaitu
selisih
antara
pendapatan
orang-orang
Indonesia yang bekerja di luar negeri dan orang-orang asing yang bekerja di Indonesia. D
: Penyusutan
Nit
: Pajak tak langsung neto, yaitu selisih antara pajak tak langsung dengan subsidi.
NI
: Pendapatan nasional (Y)
Jika ketiga persamaan tersebut digabungkan, akan didapat persamaan sebagai berikut: GDP
= NI + Nit + D – F
Kenaikan pendapatan perkapita mungkin menaikkan standar hidup riil masyarakat. masyarakat. Bisa terjadi bahwa sementara pendapatan riil perkapita meningkat, akan
tetapi
konsumsi
perkapita
menurun.
Meningkatnya
pendapatan
masyarakat akan mengakibatkan tingkat tabungan meningkat. Hal ini akan menjadikan salah satu bentuk akumulasi modal melalui tabungan masyarakat yang
pada
akhirnya
akan
digunakan
pemerintah
dalam
membiayai
pembangunan di negaranya. Christopher Pass dan Bryan Lowes mengemukakan GDP (Gross Domestic Product ) [Produk Domestik Bruto /PDB] yaitu total nilai uang dari
semua barang ( Goods), jasa (Service)
yang
diproduksi
dalam
suatu
perekonomian selama satu tahun. PDB dapat diukur dengan tiga cara, yaitu:
44
a)
Jumlah nilai tambah dari industri dalam memproduksi output dalam satu tahun (metode output).
b)
Jumlah semua pendapatan yang diterima dari hasil produksi output selama satu tahun (metode pendapatan).
c)
Jumlah semua pengeluaran domestik untuk barang dan jasa selama satu tahun (metode pengeluaran). Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu
negara dalam suatu periode tertentu adalah data PDB (Produk Domestik Bruto) berdasarkan harga konstan (riil) yang digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun menggunakan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor) atau dengan perolehan perhitungan
sebagai berikut: PDB=(C+G+I+(X-M)).
Dimana petumbuhan ekonomi tahun sebelumnya
dan tahun yang akan datang
sangat mempengaruhi penanaman modal asing ke dalam negeri. Untuk menghitung angka-angka PDB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu: 1)
Menurut Pendekatan Produksi, PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha (sektor) yaitu: 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, 2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Listrik, Gas
45
dan Air bersih, 5. Bangunan, 6. Perdagangan, Hotel dan restoran, 7. Pengangkutan dan Komunikasi, 8. Keuangan, Persewan dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor. 2)
Menurut Pendekatan Pendapatan, Pendapatan, PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
3)
Menurut
Pendekatan Pengeluaran,
PDB adalah semua komponen
permintaan akhir yang terdiri dari: 1. Pengeluaran konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta nirlaba, 2. konsumsi pemerintah, 3. pembentukan modal tetap domestik Bruto, 4. Perubahan stok, 5. ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor). Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama dengan jumlah pendapatan untuk faktorfaktor produksi. PDB yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDB yang dihasilkan atas dasar harga pasar, karena didalamnya sudah dicakup pajak tak langsung neto.
46
4.5. Suku Bunga
Pengertian tingkat suku bunaga adalah nilai atau harga dari suatu penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu, menurut teori klasik bunga adalah “harga” dari penggunaan uang atau “sewa” atas penggunaan uang untuk jangaka waktu tertentu. Pengertian tinagkat suku bunga sebagai harga dapat di asumsikan sebagai harga yang harus di bayar apabila pertukaran antara suatu rupiah sekarang dengan satuan rupiah nanti. Para penabung dan investor bertemu di pasar leonable funds dari proses tawar menawar antara mereka akhirnya akan menghasilkan tingkat bunga keseimbangan S=1 (Boediyono 1985). Pengaruh besarnya tingkat suku bunga terhadap investasi masyarakat, baik mengunakan pendekatan yang sederhana maupun pendekatan yang lebih umum menghasilkan kesimpulan yang sama, yaitu bahwa investasi merupakan fungsi
tingkat
mengakibatkan menurunnya
bunga.
Dalam
berkurangnya
tingkat
bunga
arti
meningkatnya
pengeluaran mengakibatkan
investasi.
tingkat Dan
bertambahnya
bunga
(r)
sebaliknya pengeluaran
investasi. Suku bunga adalah harga dana yang dapat dipinjam ( loanable Funds) besarnya ditentukan oleh preferensi dan sumber pinjaman berbagai pelaku ekonomi pasar. Suku bunga tidak hanya dipengaruhi perubahan preferensi para pelaku ekonomi, dalam hal peminjaman dan pemberian pijaman, tetapi dipengaruhi
47
perubahan daya beli uang. Karena suku bunga pasar dan suku bunga yang berlaku berubah dari waktu kewaktu. Suku bunga adalah salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya investasinya yang diperlukan oleh masyarakat. Adapun hubungan tingkat bunga dengan investasi adalah negati. Bahwa dengan menurunnya bunga dalam hal ini akan menaikan permintaan investasi. Seorang mau membayar bunga untuk dana tersebut digunakan untuk kegiatan yang nantinya di harapkan bisa menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari pada jumblah yang di investasikan. Kelebihan penerimaan pengeluaran (yaitu; keuntungan) inilah yang merupakan daya tarik bagi investor untuk membayar bunga. Dengan lain perkataan bunga bibayar karena dana tersebut pruduktif. 4.5.1
Alasan pemilihan variable suku bunga 4.5.1.1. Suku Bunga Domestik
Kebijakan tingkat suku bunga merupakan bagian dari upaya untuk merangsang terjadinya akumulasi modal dalam berbagai sector pembangunan. Meningkatanya Meningkata nya
modal akan
membuka peluang bagi seluruh sector pembangunanuntuk meningk. Keyakinan inilah yang menyebabkan pemerintah berupaya mengeluarkan kebijakan tingkat suku bunga untuk meningkatkan investasi tersebut. Melaui kebijakan ini kinerja investasi
menunjukan
perkembangan
yang
positif
(Sastrawardoyo, 1994). Pada tahun 1994 melaui PP No 20
48
tahun, pemerintah bahkan memperoleh investasi di kuasai oleh 95% PMA
4.5.1.2. Suku Bunga Internasional
Perubahan bunga internasional relatif beresiko dan juga mempunyai potensi nbesar dalam mempengaruhi tingkat potensi besar dalam mempengaruhi tingkat Investasi. Bukti empiris menunjukan bahwa pengeluaran untuk investasi pada umumnya adalah inelastic terhadap tingkat bunga. Fakta ini dalah di sebabkan bunga merupakan pinjaman bagi pera investor pada perbankan internasional. Oleh karena itu suku bunga memiliki pengaruh terhadap Penanaman Modal Asing.
4.6. Hipotesis
Hipotesa yang di ajukan dalam penelitian penelitian ini adalah 1.
H1
: Ada pengaruh PDB, Suku bunga Domestik, dan Suku bunga Internasional secara bersama-saman terhadap penanman modal asing di Indonesia.
2. H2
: Ada
pengaruh PDB terhadap penanaman modal asing di Indonesia
3. H3
: Ada pengaruh Suku Bunga Domestik terhadap penanaman modal asing di Indonesia.
4. H4
:Ada pengaruh Suku Bunga Internasional terhadap penanaman modal asing di Indonesia.
49
5. H5
: Ada pengaruh penanamn modal asing sebelumnya terhadap penanaman modal asing di Indonesia.
50
BAB V METODE PENELITIAN
5.1. Sumber Data
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan teori-teori dari buku buku bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data-data tersebut dikeluarkan oleh Bank Indonesia (Statistik Keungan Ekonomi Indonesia) dan BPS. Data yang digunakan bersifat tahunan dan meliputi kurun waktu 1983-2003.
5.2. Metode Analisis
Berkaitan dengan studi empiris ini, untuk menganalisis data yang diperoleh, model dasar dari persamaan estimasi OLS akan dikembangkan menjadi model dinamis dan menaksir model Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan model penyesuaian parsial Partial adjusment model (PAM). Persamaan estimasi OLS yang di gunakan adalah : Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 (Y-1) Dimana : Y
: Penanaman Modal Asing ( % pertahun)
X1
: PDB (juta Rupiah)
X2
: Sukubunga Domestik (% Pertahun)
X3
: Suku Bunga Internasional (% Pertahun)
51
Y-1
: Penanaman Modal Asing Tahun Sebelumnya (% Pertahun) Variabel X1, X2, X3, Y-1 adalah variabel bebas Independent ( Independent
variable ), sedangkan variabel tak bebas (dependent variable) yang digunakan
adalah Y. Berdasarkan persamaan estimasi OLS diatas, kemudian akan dikembangkan menjadi model dinamis untuk menaksir Penanaman Modal asing berdasarkan model penyesuaian parsial (Partial adjusment model atau PAM). Model ini sudah lebih dari dua dekade digunakan dengan sukses untuk analisa
ekonomi.
Pendekatan
ini
juga
diterapkan
di
Indonesia
dan
menumbuhkan beberapa keberhasilan (Insukindro, 1990; 93 -94). Sebagaimana di ketahui, di dalam model PAM dimasukkan unsur kelembaman (Lag) dari variebel dependennya sehingga modelnya adalah sebagai berikut : Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 Y ( -1 ) 5.2.1. Uji t
Pengujian terhadap variabel-variabel independent secara parsial (Individu) digunakan untuk melihat signifikansi dan pengaruh variabel independen secara individu terhadap variasi variabel independen lainya . Pengujian uji t ini adalah sebagai berikut : .t hitung =
β i SE ( β i )
Hipotesis yang digunakan : Ho : Bi < 0 ; berarti variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.
52
H1 : Bi > 0 ; berarti variabel independen mempengaruhi variabel dependen. 1. jika t – hitung > t – tabel ( df = n- k ) maka Ho ditolak. 2. Jika t – hitung < t – tabel ( df = n – k ) maka Ho diterima.
5.2.2. Uji f
Pengujian
terhadap
variabel-variebel
independen
secara
bersama-sama yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Perhitunganya adalah sebagai berikut 2
.f hitung =
R /( K − 1)
(1 − R 2 ) /( n − K )
Bila hasil pengujian menunjukkan nilai : 1. Ho : β1 = β2 = β3 = 0 maka variabel independen secara bersamasama tidak mempengarui variabel dependen. 2. Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, maka variabel independen secara bersamasama mempengarui variabel dependen. Dengan menggunakan tabel f – statistik diperoleh : 1. jika f – hitung < f – tabel, maka Ho diterima. 2. jika f – hitung > f – tabel, maka Ho ditolak.
53
5.2.3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini untuk melihat apakah model yang diteliti terkena penyimpangan
klasik atau tidak. Maka pengadaan pemeriksaan
terhadap penyimpangan asumsi klasik tersebut harus dilakukan. Asumsi yang harus dipenuhi dalam penggunaan model OLS dalam asumsi klasik adalah : 1. Ei merupakan variabel random dan mengikuti distribusi normal dengan kesalahan 0/ ∑Ei = 0. 2. Varian bersyarat bersyarat dan Ei adalah konstan atau homoskedastisitas. 3. Tidak ada autokorelasi. 4. Tidak ada multikolinearitas diantara variabel independen. 5.2.3.1. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas
Pada
mulanya
multikolinearitas
berarti
adanya
hubungan yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi. Untuk regresi k – variabel, meliputi variabel yang menjelaskan X1, X2, X3. . . . . Xk (dimana X1 =1 untuk semua pengamatan memungkinkan unsur intersep) suatu hubungan linier yang pasti dikatakan ada apabila kondisi berikut ini dipenuhi:
β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +. . . . + βk Xk + Ui = 0 dimana Ui adalah kesalahan stokhastik. Untuk
menguji
adanya
multikolinearitas,
karena
multikolinearitas merupakan kombinasi linear yang pasti atau
54
mendeteksi pasti dari variabel yang menjelaskan lainya. Salah satu cara untuk mengetahui hubungan antara variabel X satu dengan variabel X yang lainya adalah dengan meregresi tiap Xi sisa variabel X dan menghitung R² yang cocok, yang bisa disebut sebagai R² (uji Klein). Pengujian terhadap masingmasing
variabel
independent
tersebut
digunakan
untuk
mengetahui seberapa jauh korelasinya (R² variabel) yang didapat, kemudian dibandingkan dengan R² yang didapat dari hasil regresi secara bersama-sama variabel independen. Jika diperoleh R² variabel yang melebihi R² pada model regresi, maka dari model regresi tersebut terdapat multikolinearitas. Sebaliknya apabila R² regresi lebih besar dari R² variabel maka ini menunjukkan tidak terdapat multikolinearitas pada model regresi yang diuji. Secara formulasi adalah sebagai berikut : R² Xi Xj < R² Xij.
5.2.3.2. Uji Autokorelasi
Untuk
mengetahui
apakah
suatu
model
regresi
mengalami gejala autokorelasi atau tidak, maka dapat dilakukan dengan menggunakan uji serial LM test . Untuk mengatasi adanya autokorelasi perlu dilakukan perbaikan, tergantung pada sifat ketergantungan diantara gangguan (ei),
55
tetapi karena gangguan tidak bisa diamati, maka praktek yang biasa
dilakukan
adalah
dengan
mengasumsikan
bahwa
gangguan tadi ditimbulkan oleh mekanisme yang masuk akal. Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak ada autokorelasi, dengan pedoman :
Apabila X² hitung (obs*R-square) > X² tabel, maka menolak hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa ada autokorelasi.
Apabila X² hitung (obs*R-square) < X² tabel, maka menerima hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak ada autokorelasi.
5.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas
Untuk menguji bahwa varian (error term) dari data observasi dalam penelitian ini sama (homogen) untuk semua variabel terikat dengan variabel bebas sehingga hasil estimasi tidak
bias,
maka
heteroskedastisitas.
perlu Untuk
diidentifikasi membuktikan
melalui apakah
uji data
observasi dalam penelitian dalam penelitian ini terbebas dari pengaruh heteroskedastisitas atau memenuhi asumsi – asumsi homoskedastisitas, maka ditempuh melalui uji White.
56
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series atau data runtun waktu sebanyak 21 observasi, yaitu mulai tahun 1983 sampai dengan tahun 2003. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Statistik Keuangan Ekonomi Bank Indonesia berbagai tahun penerbitan. Penelitian ini menggunakan tiga
variabel idependen, yaitu Produk
Domestik Bruto (PDB), Suku Bunga Domestik,Suku Bunga Internasional sedangkan variabel dependennya adalah Laju Penanaman Modal Asing (PMA). Data PMA diambil dari data akhir PMA tiap tahunnya.
6.2. Analisis Data
Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB),,Tingkat Suku Bunga Domestik (R) ,dan Tingkat Suku Bunga Internasional (I) berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia. Model analisis yang digunakan adalah model penyesuaian parsial (Partial adjusment model atau PAM). Sebagaimana di ketahui, di dalam model PAM dimasukkan unsur kelembaman (Lag) dari variebel dependennya sehingga modelnya adalah sebagai berikut :
57
Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β5 Y ( -1 ) Dimana : Y
: Penanaman Modal Asing ( % pertahun )
X1
: PDB ( juta Rupiah)
X2
: Suku bunga Domestik ( % pertahun )
X3
: Suku Bunga Internasional ( % pertahun)
6.3. Hasil Analisis PAM
Tabel 6.1 Ringkasan Hasil Analisis PAM Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 10/13/05 Time: 11:21 Sample: 1983 2003 Included observations: 21 Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic
C X1 X2 X3 Y_1
2616.554 0.008797 -56.54951 -343.9402 0.623906
0.897076 1.753963 -1.121433 -0.922096 3.208336
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.807886 0.759858 2448.648 95934003 -190.8115 2.070932
2916.757 0.005015 50.42613 372.9984 0.194464
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0.3830 0.0986 0.2787 0.3702 0.0055 3932.571 4996.804 18.64872 18.89741 16.82102 0.000014
Sumber: Hasil Perhitungan Komputer Program Eviews Hasil estimasi
PAM diatas sebelum diinterpretasikan perlu diuji
apakah terbebas dari gangguan asumsi klasik apa tidak.
58
6.4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsiklasik yang dilakukan adalah uji autokorelasi, uji normalitas dan uji linieritas. 6.4.1. Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji serial correlation LM test dengan menggunakan lag 1 yang hasilnya
dapat dilihat pada tampilan dibawah ini. Dari uji autokorelasi tersebut diatas menunjukan bahwa ditemukan nilai X²-hitung = 0.812106< X²-tabel = 2,70554 dengan df = 1 dan α = 0.10, dengan demikian hasil uji dengan menggunakan uji serial correlation LM test tidak terdapat adanya penyakit asumsi klasik
(autokorelasi).
6.4.2. Uji Heteroskedastisitas
Untuk
mengetahui
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas
digunakan white heteroskedasticity baik dengan menggunakan cross term maupun no cross term yang hasilnya dapat dilihat pada tampilan
dibawah ini.
59
Tabel 6.2 Hasil Uji White Heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
1.023113 14.80031
Probability Probability
0.524367 0.391940
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 10/13/05 Time: 11:23 Sample: 1983 2003 Included observations: 21 Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic
C X1 X1^2 X1*X2 X1*X3 X1*Y_1 X2 X2^2 X2*X3 X2*Y_1 X3 X3^2 X3*Y_1 Y_1 Y_1^2
48115317 -347.1666 0.000823 -12.14537 28.60883 -0.009971 8946136. 13483.86 -944203.2 -180.9793 -26737982 2493702. 1089.335 -3156.761 0.247728
0.478338 -0.696604 0.406567 -1.186890 0.329260 -0.076363 0.829131 0.498398 -0.725191 -0.353512 -1.289297 1.301324 0.277500 -0.094370 0.199708
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.704776 0.015922 10179995 6.22E+14 -355.4983 1.805402
1.01E+08 498.3697 0.002024 10.23293 86.88825 0.130573 10789768 27054.41 1302007. 511.9471 20738419 1916281. 3925.526 33450.94 1.240452
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0.6493 0.5121 0.6984 0.2801 0.7531 0.9416 0.4388 0.6359 0.4956 0.7358 0.2448 0.2409 0.7907 0.9279 0.8483 4568286. 10262017 35.28556 36.03164 1.023113 0.524367
Sumber: Hasil Perhitungan Program Eviews (Lampiran hal 19) Dari hasil uji heteroskedastisitas diatas menggunakan cross term, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang mengatakan ada masalah
60
heteroskedastisitas dalam model empiris yang digunakan dapat diterima, karena nilai (Obs*R-squared = X²-hitung) = 14.80031< (X²tabel) = 23,6848 dengan df = 14 dan α = 0.05, dengan demikian hasil uji dengan menggunakan uji heteroskedasticity (cross term) tidak terdapat adanya penyakit asumsi klasik (heteroskedastisitas).
6.4.3. Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas digunakan uji correlation yang hasilnya dapat dilihat pada tampilan dibawah ini. Tabel 6.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Y
X1
X2
X3
Y
1.000000
0.702011
-0.192080
-0.688246
X1
0.702011
1.000000
0.148532
-0.526483
X2
-0.192080
0.148532
1.000000
0.098814
X3
-0.688246
-0.526483
0.098814
1.000000
Y_1
0.866171
0.656541
-0.152129
-0.685468
Sumber: Perhitungan Program Eviews (lampiran hal 20-24) Dari uji miltikolinearitas tersebut diatas menunjukkan bahwa apabila hasilnya < 0.85 yang berarti bahwa volume impor tidak terdapat adanya penyakit asumsi klasik (multikolinearitas). Meskipun ada 1 (Y_1) variabel yang terkena multikolinieritas, hasil regresi PAM pada penelitian ini masih termasukkategori BLUE
61
(Best Linier Unbiase Estimation) karena untukmemperoleh estimator yang BLUE tidak mensyaratkan
asumsi tidakadanya korelasi antar
variabel independen (Agus Widarjono, 2005: 139).
6.5. Uji F Statistik
Uji F digunakan untuk menguji hipotesisis apakah secara bersama-sama variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Laju Inflasi . Dari hasil perhitungan komputer program Eviews dapat disusun tabel uji F seperti berikut.
TABEL 6.4 HASIL UJI F (UJI KOEFISIEN REGRESI SECARA SERENTAK)
F
Stat DF
(hitung)
16.82102
F tabel α 5%
k-1= 4 ; 2,96
Proba
Keterangan
Kesimpulan
F stat > F tabel
F signifikan
bilitas
0.000014
n-k= 17 Sumber: Perhitungan Program Eviews (lampiran hal )
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut Ho: β1 = β2 = βi=0,
artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
62
Ha: β1 ≠ β2 ≠ βi≠0,
artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
GAMBAR 6.2 KURVA UJI KOEFISIEN SECARASERENTAK (UJI F)
Ho ditolak
F tab 5%-9;8 =2,96
F hitung
=16,82102
Pada Gambar diatas tampak nilai F hitung = 16,82102 berada pada daerah penolakan Ho yaitu lebih dari F tabel pada derajat kebebasan pembilang k-1 (5-1) =4 lawan penyebut n-k (21-4)=17 yaitu 2,96 maka H nol ditolak atau hasil uji F signifikan. Atau karena Probabilitas F =0.000014 lebih kecil dari 0,05 atau kurang dari 5% maka uji F signifikan. Artinya dapat dikatakan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Laju Inflasi
6.6. Hasil Uji R Square (Uji R²) 2
Koefisien determinasi (R square atau R ) menunjukkan ketepatan prediksi atau proporsi variabel tak bebas yang mampu dijelaskan oleh variabel
63
bebas secara bersama-sama. Dari hasil regresi PAM diperoleh nilai koefisien determinasi (R square) =. 0.807886 Ini artinya 80,7 % penanaman Modal Asing
dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh Variabel PDB, Suku Bunga
Domestik,dan Suku Bunga Internasinal secara bersama-sama. Sedang yang yang 19,3% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian
ini.
6.7. Hasil Uji Regresi Secara Parsial T-Statistik (t-hitung)
Koefisien regresi yang diperoleh dari Estimasi menggunakan Model PAM (Partial Adjusment Model) dapat diinterpretasikan sebagai berikut. 6.7.1. PDB
T-statistik X1 =
1.753963, probabilitas =
0.0986, dengan
koefisien korelasi = 0.008797. Berdasarkan hasil olah data brobabilitas PDB sebesar
0.0986
lebih kecil dari derajat kepercayaan 0,1 artinya PDB berpengaruh signifikan dan positif terhadap PMA. pada taraf α 10% Tanda parameter untuk variabel PDB adalah positip yang berarti peningkatan perubahan PDB 1 Milyard rupiah akan berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing. Ini di karnakan PDB yang cendrung stabil mengambarkan perekonomian yang meningkat bagi suatu negara. Penigkatan PDB merupakan penikatan kesejahtraan bagi suatu negara yang menggambarkan situasi perekonomian yang meningkat dan penigkatan fasilitas bagi penanaman modal asing di Indonesia. Apabila
64
PDB meningkat maka setiap penanaman modal asing memiliki prospek ke arah yang lebih baik arenakan kestabilan perekonomian dari suatu negara yang di cerminkan dengan meningkatnya PDB. Semakin tinggi meningkat
pertumbuhan ekonomi
(PDB) semakin mendorong laju
Penanaman Modal Asing.
6.7.2. SUKU BUNGA DOMESTIK
T-statistik X2 =
-1.121433, probabilitas =
0.2787, dengan
koefisien korelasi = -56.54951. Berdasarkan hasil olah data probabilitas Suku Bunga Domestik sebesar 0.2787 lebih besar dari derajat kepercayaan 0,1 artinya Suku Bunga Domestik tidak berpengaruh signifikan terhadap PMA. Hal ini di karenakan perubahan dari tingkat suku bunga domestik tidak memberikan dampak yang berarti bagi penanaman modal asing di Indonesia. Krena suku bunga domestik bukan merupakan jaminan bagi penanaman modal asing secara keseluruahan. Tingkat perubahan suku bunga yang rendah atau tinggi tidak begitu berdampak bagi penanaman modal asing. Ini mungkin juga di karenakan Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang merupakan lahan yang tepat bagi
penanaman
mengembangkan
modal
bagi
negara-negara
perekonomiannya.
Tingkat
maju
yang
suku
bunga
sedang tidak
berpengaruh di karenakan juga penanaman modal asing di Indonesia di lakukan secara langsung. . Investasi asing langsung sifatnya permanen
65
atau jangka panjang, juga memberi andil terhadap alih tekhnologi, alih keterampilan
manajemen
dan
membuka
lapangan
kerja
baru.
Dibandingkan dengan investasi portofolio yang melalui bursa efek dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi. Oleh karena itu tingkat suku bunga domestik tidak berpengaruh signifikan terhadap penanaman modal asing di Indonesia.
6.7.3. SUKU BUNGA INTERNASIONAL
T-statistik X3 =
-0.922096, probabilitas =
0.3702, dengan
koefisien korelasi = -343.9402. Berdasarkan Internasional sebesar
hasil
olah
data
probabilitas
Suku
Bunga
0.3702 lebi besar dari derajat kepercayaan 0,1
artinya Suku Bunga Internasional tidak berpengaruh terhadap PMA. Suku bunga tidak terpengaruh
perubahan tingakt suku bunga
internasional cendrung relatif stabil. Maksutnya dalah suku bunga internasional tidak menjadi pertimbangan bagi para invesstor untuk menanamkan modalnya di Indonesia karena pinjaman pada perbankan internasional memeliki bunga yang cendrung stabil perubahannya, para investor
asing
cendrung
memperhatikan
vaktor
resiko
dan
pertumbuhan perekonomian dan stabilitas keamanan di Indonesia.
66
6.7.4. PMA sebelumnya
T-statistik Y_1 =
3.208336, probabilitas =
0.0055, dengan
koefisien korelasi = 0.623906. Berdasarkan hasil olah data brobabilitas PMA Sebelumnya sebesar 0,005 lebih kecil dari derajat kepercayaan 0,1 artinya PMA Sebelumnya berpengaruh signifikan dan positif terhadap PMA. Penanaman modal Asing periode sebelumnya berpengaruh signifikan di karenakan penanaman modal asing periode sebelumnya merupakan patokan bagi penanaman modal asing periode selanjutnya. Penanaman modal asing periode sebelumnya memberikan gambaran-gambaran dan masukan bagi investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia. Jadi penanaman modal asing periode sebelumnya sangat mempengaruhi secara signifikan dan positif terhadap penanaman modal asing.
6.8. Pembahasan
Untuk melakukan estimasi menggunakan model PAM. Berdasarkan pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan terhadap model PAM penelitian faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Penanaman
Modal
Asing
ternyata
memenuhi asumsi linieritas, residual berdistribusi normal, tidak terdapat autokorelasi, dan tidak terdapat heteroskedastisitas. Meskipun dari uji multikolinieritas terdapat variabel yang terkena multikolinieritas, tetapi hasil
67
estimasi masih dapat dikategorikan BLUE karena multikolinieritas tidak mempengaruhi BLUE tidaknya hasil estimasi (Agus Widarjono, 2005: 139). Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan model PAM variabel penelitian yang signifikan signifikan mempengaruhi perubahan laju Penanaman Modal Asing
di Indonesia Indonesia adalah adalah variabel PDB dan variabel Penanaman
Modal Asing Sebelumnya artinya artinya semakin tinggi meningkat ekonomi
pertumbuhan
(PDB) dan total Penanaman Modal Asing Sebelumnya Sebelumnya semakin
mendorong laju Penanaman Modal Asing. Ketidaksesuaian hasil penelitian ini karena Penanaman Modal Asing sebagai suatu fenomena ekonomi makro bersifat sangat mudah berubah yang tidak hanya disebabkan oleh variabel-variabel ekonomi belaka tetapi juga disebabkan oleh variabel sosial ekonomi politi. Apalagi periode pengamatan dalam penelitian ini meliputi periode awal sampai pasca krisis moneter 19972002. Saat terjadi krisis moneter. Perubahan penanaman Modal Asing tidak Hanya dipengaruhi oleh variabel-variabel dalam peneliitian ini tetapi lebih disebabkan oleh faktor diluar ekonomi dan naiknya kurs rupiah terhadap dollar Amerika. Kenyataan ini sesuai dengan teori inflasi yaitu Paritas Daya Beli yang dikemukanan oleh Gustav Casell tahun 1922 (Kelana 1996:273, Khalwaty, 2000: 237) yang mengandung 2 pengertian, yaitu pengertian absolut dan relatif. Secara relatif prosentase perubahan kurs keseimbangan diantara mata uang dalam negeri dan mata uang luar negeri merupakan nisbah/perbandingan antara perubahan harga dalam negeri dan prosentase perubahan harga luar negeri sehingga perubahan kurs tersebut mencerminkan
68
perbedaan
tingkat
inflasi
dua
negara.
Dalam
Paritas
Daya
Beli
proporsionalilas tingkat harga dan nilai tukar hanya terjadi jika goncangan yang mengubah tingkat harga dan nilai tukar merupakan suatu goncangan moneter. Selain itu juga di pengaruhi oleh ber bagai kebijakan oleh pemerintah yang mengatur tentang mekanisme Penanaman Modal Asing di Indonesia.
69
BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil studi dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Hasil uji PAM untuk mengestimasi mengestimasi Laju laju Penanaman Modal Asing di Indonesia terbukti linier. Hasil uji asumsi klasik diketahui bahwa model yang digunakan termasuk kategori BLUE karena terbebas dari gangguan autokorelasi dan heteroskedastisitas sehingga model dalam penelitian ini dapat digunakan mengestimasi secara valid.
2.
Berdasarkan pengujian serempak dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa variabel independen PDB, suku bunga
domestik,suku bunga
internasional dan Penenman Modal Asing periode sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Laju Inflasi dengan nilai F hitung 16.82102. Proporsi perubahan variabel penanaman modal asing yang dapat diselaskan oleh variabel bebas secara 2
bersama-sama adalah 80,7 % (koefisien determinasi R = 0.807886). 3.
Berdasarkan pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel
PDB berpengaru signifikan dan
positif bagi penanaman
modal asing di Indonesia. menyimpulkan bahwa PDB (pertumbuhan ekonomi) mempengaruhi PMA (penanaman modal asing) yang masuk
70
ke Indonesia. PDB (pertumbuhan ekonomi) di Indonesia yang telah menciptakan daya tarik bagi masuknya modal asing artinya PDB berpengaruh sangat significant terhadap masuknya modal asing ke Indonesia. 2. Variabel tingkat tingkat suku bunga domestik domestik tidak berpengaruh berpengaruh signifikan signifikan terhadap penanaman Modal Asing. dikarnakan memberikan dampak yang berarti bagi penanaman modal asing di Indonesia. Krena suku bunga domestik bukan merupakan jaminan bagi penanaman modal asing secara keseluruahan. Tingkat perubahan suku bunga yang rendah atau tinggi tidak begitu berdampak bagi penanaman modal asing. 3. Variabel Suku bunga internasional internasio nal tidak mempengaruhi penanaman modal asing secara singnifikan di karenakan perubahan tingkat suku bunga internasional tidak mengakibatkan dampak yamg berarti bagi penanaman modal asing di Indonesia ini di sebabkan suku bunga di Indonesia sangat sangat di pengaruhi pengaruhi tingkat suku bunga beberapa beberapa negara maju saja. 4. Variabel Penanaman modal Asing periode sebelumnya berpengaruh signifikan di karenakan penanaman modal asing periode sebelumnya merupakan patokan bagi penanaman modal asing periode selanjutnya.
71
7.2. Implikasi/Saran
Kesimpulan hasil penelitian diatas memberi implikasi sebagai berikut 1.
PDB berpengaruh positip signifikan terhadap Laju Penanaman Modal Asing di Indonesia. Sebagai indikator tingkat pertumbuhan ekonomi PDB tetap perlu ditingkatkan untuk meningkatkan penanaman Modal Asing dalam tingkat yang wajar karena dengan laju Penanaman Modal Asing
yang wajar,
sektor riil akan tetap bergairah dan memberikan
peluang-peluang peningkatan mutu kesejartaan masyarakat. 2.
Penanaman Modal Asing sebelumnya sangat berpengaruh signifikan terhadap penanaman modal asing periode berikutnya. Pemerintah seharusnya sangat menjaga kestabilan penanman modal asing karena akan berdampak pada penanman modal asing selanjutnya.
3.
Untuk mengendalikan laju Penanaman Modal Asing pemerintah harus memperkuat struktur perekonomiannya sehingga tidak rentan terhadap goncangan. Selain itu pemerintah juga harus meningkatkan kestabilan sosial politik dan keamanan karena laju inflasi sangat rentan terhadap hal ini.
72