Kata Pengan Pe ngantar tar
Makalah ini disusun untuk mememenuhi salah satu tugas pada mata kuliah morfologi pemukiman difakultas teknik, pasca sarjana universitas sumatera utara. Pada kesempatan ini penulis menyusun pendalaman mengenai perumahan dan pemukiman yang dalam kesempatan ini mengangkat perumahan Helvetia sebagai objek studi. Dengan ditulis dan diselesaikannya makalah ini penulis berharap akan memberikan sesuatu pemikiran dan masukan untuk perkembangan perumahan dan pemukiman dilokasi perumahan Helvetia khususnya dan kota medan pada umumnya. umumnya. Ucapan terima kasih untuk bimbingan dari dosen pengajar morfologi pemukiman di fakultas teknik pasca sarjana arsitektur, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan penulis sendiri. Terima kasih.
1
Bab 1.Pendahuluan 1.1 Latar belakang
Pemukiman adalah merupakan kebutuhan yang sangat mendasar pada manusia,dalam hal ini rumah tinggal. Didalam rencana kota terlihat bahwa penggunaan lahan untuk pemukiman mengambil bagian paling besar. Untuk menjadikan pemukiman menjadi suatu kawasan yang utuh dibutuhkan dibutuhkan beberapa komponen komponen didalamnya, didala mnya, seperti: y
Adanya lahan atau tanah untuk peruntukannya dimana harga dari satuan rumah sangat berpengaruh terhadap terhadap lokasi pemukiman itu i tu sendiri
y
Adanya sarana dan prasarana permukiman seperti jalan local, saluran drainase, saluran air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon, sarana dan prasarana ini menunjang kualitas pemukiman.
y
Adanya perumahan (tempat tinggal yang terbangun) dalam kawasan pemukiman.
y
Adanya fasilitas umum dan fasilitas social didalamnya seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, lapangan bermain.dll
1.2 Landasan Teori 1.2.1 Definisi rumah, perumahan dan pemukiman
Undang-undang
No.4
tahun
1992
tentang
perumahan
dan
pemukiman yang dituangkan pada Bab I Ketentuan Umum mendefenisikan: 1. R umah umah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. 2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan 3. Pemukiman adalah bagian dari kawasan lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat tinggal kegiatan yang mendukung perikehidupan perikehidupan dan penghidupan. penghidupan.
2
4. Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran, dengan penataan tanah dan ruang prasarana dan sarana lingkungan lingkungan yang t erstruktur. Teori turner dalam silas(1993,dalam Syafiatun) mengemukakan rumah merupakan bagian yang utuh dari pemukiman, bukan semata-mata hasil fisik yang sekali jadi. Konsep perumahan harus utuh dan seimbang antara manusia dan rumah, karena rumah tidak dapat berdiri sendiri namun saling membutuhkan serta adanya sarana dan prasarana. Silas (1993) menyatakan bahwa perkembangan fisik rumah yang dicapai dapat disejajarkan dengan mobilitas social ekonomi keluarga. 1.2.2 Aspek-aspek yang terkait dalam perumahan dan pemukiman
Didalam perumahan dan pemukiman terdapat 8 aspek utama yang salinng terkait. Ke-delapan aspek ini dilihat dalam perbedaan skala(makro, mikro) dan perbedaan subjek permasalahan (supply-demand)sebagaimana filosofi dan metodologinya. Pada subjek permasalahan kebutuhan perumahan, aspek utama yang terkait mulai dari model lokasi perumahan dan pengambilan keputusan pada tingkat daerah (pemerintah daerah). Pada subjek permasalahan kebutuhan perumahan, aspek utama yang terkait mulai dari studi tentang perumahan nasional, pemerintahan, institusi pendidikan sampai kepada peraturan property yang membentuk pola pengembangan pengembangan lahan supply perumahan perumahan pada tingkat daerah. Jadi
untuk
memepelajari
atau
menganalisa
perumahan
dan
permukiman secara efektif, termsuklah memperlajari analisis amyor sector dari perekonomian nasional, perubahan demografi, migrasi dan kebebasan social, dengan kata lain menyentuh semua aspek dalam lingkungan hidup dan lingkungan lingkungan pekerjaan. 1.2.3 Karakteristik perumahan dan prototype
Menurut buku ³ H ousing ousing and residential development´ terdapat 5 klasifikasi tipe lingkungan perumahan ( neighborhood ): neighborhood ):
3
1. Lingkungan ingkungan perumahan tua tetap t etap bertahan setelah beberapa generasi. Nilai lahan dan bangunan tetap bertahan. Kawasan-kawasan ini yang biasanya dikonservasi untuk mempertahankan nilai sejarah dan budayanya. 2. Lingkungan perumahan untuk keluarga menengah yang terdiri dari bangunan tunggal. Karakteristik kawasan terlihat bangunan hunian 1 dan 2 lantai dengan kepadatan penduduk rendah. 3. Lingkungan ingkungan perumahan tra nsisi dari hunian ke areal komersil. komersil. 4. Lingkungan ingkungan perumahan baru ya ng terletak dikawasan sub urban. 5. Lingkungan perumahan kumuh yang berada diantara guna lahan lainnya seperti komersial dan industry. industry. Jenis bangunan hunian bisa diklasifikasikan berdasarkan penghuninya seperti dibawah ini: 1. Keluarga mandiri yaitu keluarga yang mampu melayani diri sendiri dalam hal-hal mata pencaharian, menyediakan hunian yang berkembang. Jenis penghuni ini biasanya mendiami bangunan bangunan hunian seperti rumah tunggal, apartemen, perumahan pensiunan perusahaan, rumah jompo. 2. Keluarga semi mandiri yaitu keluarga yang sebagian bergantung kepada orang/institusi/pemerintah untuk menangani diri sendiri. Jenis penghuni ini biasanya mendiami bangunan-bangunan hunian seperti rumah tunggal, apartemen, rumah-rumah penampungan, rumah pensiunan perusahaan,rumah jompo. 3. Keluarga non mandiri yaitu keluarga yang sama sekali bergantung kepada orang/instasi/pemerintah untuk melayani diri sendiri. Jenis penghuni ini biasanya mendiami bangunan hunian seperti rumah sakit,rumah jompo. 1.2.4 Perkembangan Pemukiman di Indonesia
Ada dua hal dari masalah perkembangan permukiman dan perumahan. Pertama adalah hal tersebut sebagai gejala objektif yang terjadi
4
dalam masyarakat dan kedua adalah permukiman dan peumahan sebagai gejala yang ditangkap oleh kalangan pemikir dan dituangkan dalam konsepkonsep kebijaksanaan dan tindakan-tindakan untuk mengatasi masalahnya. Sesungguhnya melihat permukiman dan perumahan sebagai gejala objektif tidak
terlepas
dan
keharusan
untuk
menyederhanakan
gejala
dan
memudahkan pengutaraan dan pemberian keterangan. Untuk itu maka pembahasan akan mencakup keadaan sesudah kemerdekaan sampai sekarang
yang dibagi-bagikan dibagi-bagikan dalam dalam beberapa
periode yang mempunyai cici-cici khusus. Periode-periode ini waktunya tidak tepat sekali ta hunnya hunnya melainkan kabur batas-batasnya: batas-batasnya: 1. Periode I adalah sekitar tahun 50-an sampai permualaan tahun 60an. 2. Periode II adalah sekitar permulaan tahun 60-an sampai pertengahan tahun 70-an. 3. Periode III adalah sekitar pertengahan tahun 70-an sampai pertengahan tahun 80-an. 80-an. 4. Periode sesudah itu sampai sekarang Kondisi perumahan dan permukiman di Indonesia pada saat ini masih ditandai oleh: 1. Belum
mantapnya
sistem
penyelenggaraan
termasuk
sistem
kelembagaan yang diperlukan 2. R endahnya endahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau,dan 3. Menurunnya kualitas lingkungan permukimanm dimana secara fungsional kualitas pelayanan sebagian besar perumahan dan permukiman yang ada masih terbatas dan belum memenuhi standar pelayanan yang memadai. Tingginya kebutuhan perumahan layak dan terjangkau masih belum dapat diimbangi dengan kemampuan penyediaan baik oleh masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah. Secara nasional kebutuhan perumahan
5
masih relative besar. Sebagai gambaran status kebutuhan perumahan pada saat ini meliputi: 1. Kebutuhan rumah yang belum terpenuhi (backlog) sebanyak 4,3 jutaunit rumah, 2. Pertumbuhan kebutuhan rumah baru setiap tahunnya sebesar 800ribu unit rumah, serta 3. Kebutuhan
peningkatan
kualitas
perumahan
yang
tidak
memenuhi persyaratan layak huni sebanyak 13 juta unit rumah (25%). Dari segi kualitas pelayanan prasarana dan sarana dasar lingkungan, masih terdaat banyak kawasan yang tidak dilengkapi dengan berbagai prasarana dan sarana pendukung, fasilitas social dan fasilitas umum. Secara fisik lingkungan, masih banyak iditemui kawasan perumahan dan permukiman yang telah melebihi daya tamping dan daya dukung lingkungan diantaranya adalah meningkatnya lingkungan permukiman kumuh pertahunnya, sehingga pada saat ini luas permukiman kumuh telah mencapai 47.500 Ha yang tersebar tidak kurang dari 10.000 lokasi.
6
Bab 2.Pemukiman dan Perkembangan Kota 2.1 Beberapa Konsepsi tentang pengembangan kota
Terdapat beberapa hal mengenai teori perkembangan perkembangan kota : 1. The Concentric Ring Theory
Gambar 1 The Concentric Ring Theory
Teori ini dicetuskan oleh E rnest rnest Burgess,yang Burgess, yang mengidentifikasi ada 5 zona tata guna lahan diperkotaan yaitu: Central Business District yang merupakan pusat kegiatan suatu kota, biasanya berdekatan dengan lokasi permukiman penduduk asli, zona transisi, gabungan anatara komersial dan industrial, zona perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, yang teridri dari rumah-rumah tua, zona perumahan masyarakat berpenghasilan menengah, dan zona permukiman per mukiman baru dipinggiran kota.
7
2. The sector Theory Pertama kali dicetuskan oleh
omer H oyt oyt H omer
pada tahun 1939. Dia
mengatakan bahwa kota tumbuh tidak dalam bentuk kosentrik, tetapi lebih mengarah kepada sector-sektor, seperti kawasan permukiman berkembang disepanjang jalur transportasi dan pola topografi.
Gambar 2 The Sector Theory
3. The Multiple Nuclei Theory Dikembangkan pada tahun 1945 oleh Chauncy harris dan
E dward dward
Ullman. Teori ini mengatakan bahwa pola peruntukan lahan berkembang seperti sebuah nucleus dengan fungsi yang berbeda-beda. Setiap pusat kegiatan berkembang secara mandiri dengan fungsi tertentu. Contohnya , industry dan transportasi membentuk satu nucleus tersendiri.
8
Gambar 3 The Multiple nuclei Theory
2.2 Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisa dan sintesa terhadap perumahan nasional Helvetia yang telah dipilih menjadi obyek dala m penelitian, melalui aspek-aspek fisik, teknis, ekonomi dan social budaya yang terjadi pada komplek perumahan perumahan ini.
2.3 Lokasi penelitian
Lokasi perumahan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah perumahan nasional Helvetia yang berlokasi di kelurahan Medan Helvetia tengah, kecamatan Helvetia pemerintah kota Medan yang kurang lebih berjarak 6 km dari pusat kota Medan.
9
B
3. amba ambara ran n umum umum wilayah ilayah peneli peneli ian
Lokasi Lokasi Peneliti Penelitiaan
ambar 4 Peta L kasi
Lokasi Lokasi peneliti penelitiaan : y
Nama
Pemuk Pemuk iman man
: Per umn umnas Hel Hel etia tia
y
Status
Kepem Kepemilika ilikan n
: Ber agam agam
y
Luas area rea Pemuk Pemuk iman man : ± 97 Ha Ha
y
Kel Kelur ahan aha n
: Hel Hel etia tia Tengah Tengah
y
Kecama Kecamattan
: Meda edan Hel Hel etia tia
y
K otamady amadyaa
: Meda edan
y
Pr ovi ovinsi
: Sumat umater a Utar a
10
ambar 5 Fot Fo t o Ud a a Perumn as H elvetia
Gambar 6 Peta
J ala alan K ec eca mata n H elvetia
11
3.1 Profil Kecamatan
Kecamatan Helvetia merupakan salah satu satu kecamatan kecamatan dikota Medan yang memiliki luas wilayah wilayah daerah 15,44KM². 15,44KM². Kecamatan medan Helvetia terletak diwilayah barata kota medan dengan batas-batas sebagai berikut: -
Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Medan Sunggal
-
Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Medan Barat
-
Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Medan Petisah
-
Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Medan Marelan
Kecamatan Medan Helvetia adalah daerah permukiman, dengan penduduknya berjumlah 142.187 jiwa (2006). Di Kecamatan Medan Helvetia ini terdapat Perumnas Helvetia dan Perumahan Mewah Griya Helvetia. Sebagai
informasi
mendasar
untuk
mengembangkan
penelitian
perumnas Helvetia memiliki beberapa objek-objek pendukung yang baik untuk sebuah kecamatan :
y
Pasar Tradisional 2 (dua) unit ( Pasar Sei. Sikambing dan Pasar Helvetia ),
y
Plaza 1 (satu) unit ( Millenium Plaza ),
y
Tempat R ekreasi ekreasi dan Olahraga berupa 2 (dua) unit Kolam R enang enang di Jl. Gaperta dan Griya Helvetia serta sebuah Lapangan Golf di Jl. Helvetia R aya aya dan sebuah lapangan s epak bola milik Zipur.
y
RSU RSU Swasta Sari Mutiara, 10 unit Klinik S Klinik Swasta, 4 unit Puskesmas
Kecamatan Helvetia sendiri terbagi menjadi 7 wilayah wilayah kelurahan, yaitu : 1. Kelurahan Cinta damai 2. Kelurahan Dwikora 3. Kelurahan Helvetia
12
4. Kelurahan Sei sikambing c II 5. Kelurahan Helvetia timur 6. Kelurahan Helvetia tengah 7. Kelurahan Tanjung gusta 3.2 Sarana dan Prasarana
Perumnas Helvetia merupakan perumnas yang tergolong lama, sehingga masyarakat dan sarana juga prasarana di perumahan nasional ini sudah sangat berkembang, baik itu dari segi kesehatan, pendidikan,air,listrik dll. Dengan jumlah penduduk sebesar 136.216 jiwa, kecamatan Helvetia khususnya kelurahan Helvetia tengah memiliki fasilitas pelayanan umum, seperti: 1. Pelayanan air bersih sebesar 71% 2. Pelayanan listrik kawasan kawasa n 90% 90% 3. Pelayanan telepon 76% 4. Pelayanan gas 35% 5. Lapangan olahraga 19 persil 6. R umah umah ibadah 104 unit 7. R umah umah sakit 6 unit 8. Puskesmas 3 unit Sarana Pendidikan : 1. SD/sederajat 47 unit 2. SLTP/sederajat SLTP/sederajat 28 unit 3. SMU/sederajat 22 unit 4. Akademi 2 unit 5. Universitas 4 unit
13
Perdagangan : 1. Pasar tradisional 2 buah 2. Plaza/mall 1 buah 3. Pasar grosir 1 buah 3.2.1 Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat diperumahan nasional Helvetia ini dapat digolongkan baik, karena sudah memenuhi jenjang pendidikan dan memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik. -
SD
Gambar 7 SD 7 SD negeri 066049
14
Gambar 8 SD 8 SD negeri 064981 -
SMP
Gambar 9 SMPN 9 SMPN negeri 13
15
-
SMA
Gambar 10 SMA 10 SMA negeri 12 -
Madrasah Tsanawiyah Negeri
Gambar 11 M 11 M dr
h t n wiy h negeri 3
16
-
Bimbingan belajar
Gambar 11 M 11 M dr
h t n wiy h negeri 3
Sarana pendidikan dan kegiatan belajar diarea perumahan Helvetia ini berkembang karena a danya dukungan duku ngan yang kuat k uat dari masyarakat dan pemerintah untuk menampung kegiatan belajar mengajar di kecamatan Helvetia khususnya kelurahan Helvetia tengah, sehingga dapat menampung tingkat kebutuhan sekolah dengan populasi pelajar yang tinggi dari dalam perumahan nasional Helvetia sendiri juga dari luar perumahan.
17
3.2.2 Sarana Kesehatan
Kecamatan Helvetia memiliki sarana kesehatan yang memadai, yaiut terdapat 6 rumah sakit dan 3 puskesmas yang melayani kurang lebih 136.216 jiwa tersebar di beberapa kelurahan, tetapi didalam lingkup perumahan Helvetia terdapat 1 puskesmas dan beberapa klinik praktek dok ter.
Gambar 12 Pu 12 Pu e m 3.2.3 Sarana Air Bersih Sarana air bersih yang digunakan warga perumahan Helvetia saat ini merupakan sarana air yang bersumber pada air yang dikelola PDA PDAM tirtanadi, hal ini dikarenakan sudah membaiknya perbaikan aliran air untuk perumahan yang tegolok padat ini, sehingga wilayah perumahan Helvetia dapat dikategorikan perumahan yang mendapat supply air dengan baik.
18
3.2.4 Sarana Transportasi Kawasan perumahan nasional Helvetia merupakan salah satu perumahan yang tergolong padat, dengan luas sekitar 97Ha, perumahan ini membutuhkan sarana transportasi yang memadai, untuk saat ini transportasi yang digunakan adalah angkutan umum mini bus, becak, sepeda motor dan mobil pribadi.
end r n Mobil Prib di Gambar 13 K 13 K end
Gambar 14 Tr n port i Bec
19
Gambar 15 Ang 15 Ang ut n umum 3.2.5 Sarana Peribadatan Sebagai sebuah perumahan yang sudah lama berkembang dan padat penduduk, perumahan Helvetia memiliki bangunan peribadatan yang baik dan besar, tersebar dibanyak blok yang terbagi dengan jarak-jarak jarak-jarak yang baik sehingga sehing ga dapat menampung ibadah masyarakat perumahan Helvetia menurut agamanya masing-masing.
Gambar 16 M 16 M jid e ol h T n wiy h negeri
20
Gambar 17 M 17 M jid Al-Muht din
Gambar 18 Gerej H K BP Hel eti
21
Gambar 19 Gerej mel ti H K BP Hel eti
3.2.6 Sarana kantor Pemerintah (linmas)
Sebagai salah satu wilayah administrative dari pemeritahan kota medan, kecamatan Helvetia dalam hal ini khususnya kelurahan Helvetia tengah memiliki kantor camat dan kantor lurah sendiri, untuk kantor lurah berada di bagian dari perumahan nasional Helvetia sedangkan untuk kantor camat berada diluar kompleks kompleks perumahan Helvetia.
22
Gambar 20 Ka 20 Kantor ntor lur ah Hel eti a teng ah (ba (baru ele ai diba dibangun)
Gambar 21 Ka 21 Kantor ntor C amat Hel eti a
23
3.2.7 Sarana olahraga
Sebagaimana perumahan pada umumnya wilayah perumahan nasional Helvetia juga memiliki sarana olahraga ya ng memadai, seperti lapangan basket, futsal, sepakbola hal ini sangat membantu adanya pertemuan banyak orang dan disetiap blok diperumahan diperumahan ini terdapat lahan kosong untuk digunakan menjadi lapangan bulutangkis bulutangkis atau bermain bola.
Gambar 22 La pa pang an F ut ut al & Bask Bask et et
Gambar 23 La pa pang an F ut ut sal sal & Bask Bask et et
24
3.2.8 Kodisi Jalan /akses Kompleks ini berada dibarat kota medan, sehingga kawasan ini termasuk area perumahan yang berada diinti kota medan sehingga memiliki jalur akses atau jalan yang baik, seperti jalan lingkar medan yaitu Helvetia by pass dan jalur jalan dalam kota medan, untuk jalur jalan didalam perumahan sendiri perumnas Helvetia memiliki jalan dengan lebar kira-kira 4 meter, sehingga sangat sulit bagi kenderaan mobil.
Gambar 24 J al an Ant ar a blok blok rum ruma ah
25
Gambar 25 J al an Ling kar kar peruma perumahan
uma Gambar 26 J al an Ling kar kar ssum ater a (Hel eti a By P ass ass )
26
3.2.9 Sarana Keamanan
Luas area perumahan yang sangat luas sekitar 97Ha membuat perumahan Helvetia menggunakan sistem keamanan per blok, hal ini ditanggapi dengan dibuatnya beberapa pos keamanan antar blok yang mendukung keamanan perumahan ini, tetapi sistem keamanan hanya diadakan ronda malam yang bergantian, karena perumahan ini tidak lagi dipegangoleh pengembang. pengembang. Selain adanya beberapa pos keamanan antar lingkungan terdapat juga kantor polisi sector Helvetia yang mengamankan seluruh wilayah keamanan kecamatan Helvetia.
Gambar 27 Ka 27 Kantor ntor k k epoli epoli si an sector Hel eti a
27
Gambar 28 Po 28 Poss Si skamling skamling ling k.8 k.8 blok blok VII VII
3.2.10 Drainase
Perumahan ini terlihat tidak direncanakan dengan baik, sehingga terjadi banyak penyumbatan pada drainase dibagian komplek dalam, hal ini disebabkan dengan sempitnya ukuran drainase, tetapu sebaliknya hal ini tidak terjadi dibagian terluar kawasan yaitu disepanjang jalan Helvetia by pass. Karena telah diperbaiki dengan disesuaikan dengan lebar jalan lingkar sumatera utara.
Gambar 29 Dr 29 Dr ainas inasee d al am kaw kawasan asan
28
Gambar 30 Dr 30 Dr ainas inasee lua luar ka r kaw wasan asan
29
Bab 4.Hasil Pengamatan dan Analisa Perumahan Helvetia merupakan salah satu perumahan yang dibangun dengan rencana yang baik, perumahan ini terletak 6 km dari pusat kota medan, luas area perumahannya sendiri kurang lebih 97 Ha. Berikut merupakan hasil dari pengamatan dan analisa darai kompleks perumahan nasional Helvetia ditinjau dari beberapa aspek : 4.1 Aspek Fisik
Aspek fisik merupakan tinjauan paling awal dari pengamatan ilmu dari perumahan dan pemukiman, aspek ini terdiri dari beberapa bagian tinjauan,yaitu : y
Typology hunian
y
Lahan/tanah
y
Prasarana
y
Struktur
y
Bahan bangunan
Pada tinjauan aspek fisik ini perumahan Helvetia sebagai studi kasus akan diuraikan sesuai tinjauan dari poin-poin poin-poin dari aspek fisik diatas: 4.1.1 Typologi Hunian
Pada teorinya terdapat beberapa teori tentang typology bangunan yang ada di Indonesia dalama kurun waktu pembangunan hingga sekarang : y
R umah umah tunggal (detached House)
y
R umah umah Koppel ( semi-detached house)
y
R umah umah deret (row house)
y
R umah umah tipe maisonette
y
A partemen
y
R uko uko (rumah toko)
Pengamatan pada kasus:
Perumahan Helvetia termasuk pada kategori Rumah deret (row ( row hous house). ciri-ciri dari perumahan dengan typology deret adalah :
30
-
Suat uatu
jen jeniis hun hunian yang bangun gunan/unit r umahny umah nyaa menem enem pel pel sat satu
denga dengan n lainnya nnya -
Pada umumny umumnyaa berderet berderet masksi masksimal mal 6 unit
-
R umah umah denga dengan n ti pe pe k ecil ecil denga den gan n luas per sil di bawah bawah 200 m2.
Gambar
Gambar
30 Typ ol og og i i ruma d ere eret
31 Typ ol og og i i ruma d ere i H elvetia eret d i H
31
Gambar
31 S it it e P la lan Typ ol og og i i ruma d ere eret
4.1.2 Lahan/ ahan/ Tanah
Per masal masalahan aha n tanah di per kot kotaan aan selalu ber kait kaitaan denga dengan n: y
Per tam baha bahan n po po pu pulasi as i yang pesa pesatt
y
Urba Urbanisasi sas i
y
tinggi Ket Keterba erbatasan asa n lahan aha n menyeba enyeba bka b kan n har har ga ga tanah tin ggi
Beber a pa pa k elom pok pok yang menco enco ba ba ber tahan aha n denga dengan n ber muk muk im di pusat usat kot kota akan aka n mem ba bangun gun r umah umah tin tinggal ggal di lokasi okasi tanah-tanah lia liar seper ti ti daer ah ah pinggi ggir an sun sungai gai disepa epan ja jang rel rel k eret ereta a pi pi r uan ua ng-r uan uang terbuka erbuka kot kota yang menngak enngak i ba batkan kan tum buh buhny nyaa per muk muk iman man kumuh di per kot kotaan. aan. Pengamatan
pada kasus:
Per umahan umahan Hel Helvetia tia mer u paka pakan n sal salah sat satu per umahan umaha n ya ng ter letak pada lahan ahan/ta /tanah di per kot kotaan aan yang pada saat saat ini telah men ja jadi per umahan umahan pada lahan ahan ya yang padat.
32
4.1.3 Prasarana
Menurut undang-undang republic Indonesia no.4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman dikatakan bahwa: rasarana P rasarana
lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, social dan budaya. Melihat pertumbuhan kota masa kini, disamping masalah sosio ekonomi, terdapat masalah kesehatan lingkungan yang menyangkut permukiman dan perumahan yaitu : 1. Penyediaan sarana dan pengawasan kualitas air bersih 2. Pembuangan sampah dan air limbah 3. Penyediaan sarana pembuangan kotoran 4. Penyediaan fasilitas dan pelayanan umum Pengamatan pada kasus:
Ditinjau dari beberapa poin-poin diatas perumahan Helvetia masih belum bisa dikategorikan perumahan yang layak dari segi prasarana, hal ini dapat dilihat dari pengolahan sampah pada lingkungan lingkungan dan sistem pelayana n umum.
. Gambar 32 Pr 32 Pr asar asar ana pengol ahan samp sampa ah
33
4.2 Aspek teknis
Aspek teknis merupakan salah satu aspek yang sangat mendasar dalam pembentukan sebuah kawasan perumahan dan pemukiman, karena dalam tinjauan aspek teknis seperti : y
Struktur tata ruang
y
Kelembagaan
y
Kasiba lisiba
Dibawah ini akan diuraikan pengamatan tentang aspek teknis pada perumahan Helvetia yang diawali dari teori tentanga spek teknis, kemudian pengamatan pada studi kasus. 4.2.1 Struktur tata ruang
Fungsi kota dalam pengembangan wilayah perlu melihat kepada: y
Visi-misi
pembangunan nasional
y
Visi-misi
pembangunan propinsi
y
Visi-misi
kota
Menurut McLaughlin Menurut McLaughlin (1969), karena sedemikian kompleksnya masalah lingkungan buatan dan kehidupan manusia yang tidak diikuti dengan landasan teori dan pendekatan perencanaan yang mantap maka beliau melahirkan paradigm baru dalam perencanaan yang disebut ³pendekatan sistem´.
Gambar 33 Perenc 33 Perenca anaan aan t at a rua ruang berd asar asar kan kan pendeka pendekat t an si stem
34
4.2.2. Pengamatan pelaksanaan aspek teknis pada objek studi kasus 4.2.2.1 Kepadatan
Kepadatan bangunan sebagaimana keterkaitannya dengan aturan koofisien dasar bangunan/building coverage (KDB/BC R ) pada perumahan ini dapat dikatakan tidak diterapkan dengan baik, hal yang paling tampak jelas adalah jarak antara blok bangunan yang terlalu padat, sehingga typology rumah deret itu sendiri menambah begitu jelasnya kepadatan terjadi di perumahn Helvetia.
Gambar 34 K 34 K epa epad at an Ruma Rumah deret
Gambar 35 K 35 K epa epad at an dipasa dipasarr hel eti a
35
4.2.2.2 Blok massa
Perumahan Helvetia merupakan perumahan yang bertypologi rumah deret, sehingga blok massa yang terbentuk terlihat sangat jelas seperti gambar foto udara dan peta medan:
Gambar 36 f 36 f oto oto ud ar a peruma perumahan Hel eti a
Gambar 37 Blo 37 Blok k pl pl an peruma perumahan Hel eti a
36
4.2.2.3 Pencahayaan Alami
Pada perumahan Helvetia dua faktor yang terkait dan penting dalam pencahayaan alami pada rumah tidak diperhatikan yaitu rencana selubung bangunan dan pembayangan sehingga perumahan Helvetia tergolong perumahan yang tidak hemat energi. 4.2.2.4 Garis Sempadan Bangunan
Pada perkembangan perumahan Helvetia tidak ada aturan jelas mengenai Garis Sempadan Bangunan (GS (G SB), pada umunya batas tanah yang dimiliki para pemilik rumah dia nggap sebagai batas akhir untuk fisik bangunan.
Gambar 37 J ar ak b ak banguna ngunan deng an j al an 4.2.2.5 Jarak Bangunan
Jarak bangunan pada perumahan ini sangat padat dan rapat. Jarak antar bangunan pada umumnya sesuai dengan lebar jalan,dimana lebar jalan pada perumahan ini rata-rata 5 meter pada bagian dalam blok dan 6 meter pada luar kawasan blok.
37
4.3 Aspek Ekonomi
Permasalahan permukiman adalah terikat dengan hal-hal yang mempengaruhi harga bangunan rumah tinggal. Selain berpengaruh terhadap harga bangunan per unitnya, terdapat juga kaitan antara harga rumah, pasar perumahn sampai kepada sector ekonomi suatu daerah. Adapun aspek-aspek dari tinjauan ekonomi adalah y
y
y
Harga rumah Nilai rumah Pasar perumahan
4.3.1 Harga Rumah
Ada tiga komponen utama yang memperngatuhi harga per-unit bangunan rumah tinggal. Ketiga komponen itu adalah: 1. Harga lahan Harga
lahan
sendiri
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor
penting,seperti: -
Lokasi
- Nilai tanah -
Status tanah
-
Pengembangan Pengembangan kawasan kawa san
-
Topografi
-
Peruntukan lahan
2. Material / bahan bangunan 3. Tenaga kerja dan upah Pada perkembangannya perumahan Helvetia, memiliki harga rumha yang bervariasi sesuai dengan tipe rumah dan perkembangan dari kemajuan kota medan juga area dari perumahan itu sendiri. 4.3.2 Nilai Rumah
Faktor lain yang mempengaruhi aspek ekonomi suatu pemukiman atau
perumahan
adalah
nilai
rumah,
adapun
aspek-aspek
yang
mempengaruhi nilai suatu bangunan adalah
38
1. Nilai dari kepemilikan unit bangunan 2. Harga sewa bangunan 3. Kualitas rumah Perumahan Helvetia sendiri memiliki nilai rumah yang beragam, sesuai dengan perkembangannya nilai rumah di perumahan ini disesuaikan dengan perumahan dari unit rumah itu sendiri dan lokasi rumah pada blok kawasan perumahan. 4.4 Aspek Sosial Budaya
Kebudayaan
adalah
hal
yang
sangat
berpengaruh
dalam
perkembangan perumahan dan pemukiman. Kebutuhan hidup manusia dipengaruhi oleh lingkungan alam dan masyarakat serta naluri itu sendiri.
Gambar 37 S 37 S k kema e ma k ebud ebud a yaa yaan n
Hal ini terkait dengan perilaku manusia da n huniannya y
Kebutuhan semakin berkembang kualitas da n kuantitasnya
y
Pengaruh pada politik, ekonomi, ekonomi, social, budaya suatu tempat
y
Terjadinya perubahan cara hidup dan adat istia dat
y
Perubahan pola kehidupan
39
Bab 5.Penutup 5.1 Kesimpulan
Sebagaimana
pengertiannya
Pemukiman
adalah
merupakan
kebutuhan yang sangat mendasar pada manusia,dalam hal ini rumah tinggal. Dalam cakupan yang luas pemukiman adalah wadah tempat tinggal banyak keluarga di Indonesia, saat ini perkembangan perumahan dan pemukiman sangatlah pesat dan semakin baik, baik yang direncanakan atau dibangun oleh pemerintah,swasta a mupun mupun investor asing. Dari penelitian, pengamatan dan analisa pada objek perumahan Helvetia dapat disimpulkan beberapa hal: 1. Tinjauan Fisik ,Harus dilengkapinya beberapa fasilitas baik sarana maupun prasarana seperti yang tercantum dalam permendagri dan pemukiman ,seperti : -
Prasarana
lingkungan
:
jalan
yang
terlalu
sempit,
saluran
pembuangan limbah yang tidak memadai walau saat ini sudah ada, Saluran pembuangan air hujan yang tidak baik, sehingga proses penyerapan air hujan lambat dan akibatnya sering terjadi genangan air -
Utilitas Umum : Jaringan air bersih yang suatu waktu waktu mati, jaringan jaringan listrik yang kurang memadai, jaringan gas Negara yang belum dapat dinikmati semua blok di perumahan Helvetia, jaringan telpon yang harus dibenahi. Terminal umum yang belum ada, pembuangan sampah yang tidak mempunyai tempat yang khusus, pemadaman kebakaran yang dihambat oleh lebar jalan yang sangat sempit, sehingga akses ke setiap blok rumah sangat sulit.
-
Fasilitas social : sarana pendidikan yang kurang layak, sarana kesehatan yang kurang karena persentase jumlah penduduk dan saranya sendiri berbanding jauh, sistem pelayana n public yang harus dibenahi, sarana peribadatan harus disesuaikan dengan jumlah blok dan jarak tempuh, fasilitas olahraga dan lapangan terbuka yang tidak merata, dan belum adanya pemakaman umum.
40
2. Tinjauan Teknis dan regulasi, harus adanya regulasi yang jelas yang disesuaikan dengan perkembangan penduduk dan pertambahan nilai per unit maupun harga tanah, sehingga dianggap perlu untuk membuat aturan-aturan yang jelas untuk perumahan Helvetia baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sebagai contoh dapat berpedoman berpedoman pada: -
Peraturan perundang-undangan tentang perumahan sederhana dan kapling bangun(sesuai keputusan menteri) Keputusan Menteri pekerjaan umum No.01/KPTS No.01/KPT S/1989 tentang pedoman pedoman teknik t eknik pembanguna kapling siap bangun. ba ngun.
-
Peraturan menteri dalam negeri No.5 tahun 1974 tentang ketentuanketentuan mengenai penyediaan dan pemberian tanah untuk keperluan perusahan. Tinjauan teknis dan regulasi diatas dianggap perlu karena, semakin
tidak teraturnya perkembangan perumahan Helvetia sebagai pemukiman yang padat, hal ini untuk mengantisipasi asanya masalah-masalah seperti banjir, kebakaran dll. 3. Tinjauan sosial budaya,
erald H erald
leisch (2002) mengatakan bahwa
perumahan di Indonesia baik yang terencana mengadopsi gaya ³ gated communities´ seperti di amerika, hal ini mendorong terjadinya perbedaan tingkat sosio ekonomi penghuni. Sehingga perlu diperhatikan tingkat pola perkembangan perumahan Helvetia agar tidak terjadi kesenjangan tingkat sosio ekonomi di antara penghuni pemukiman. 4. Tinjauan Aspek Ekonomi, proses pembangunan perumahan dan kendali perkembangan perumahan jika dilihat dari aspek ekonomi sangatlah mencolok, hal ini disebabkan oleh mulai tergusurnya pemukim lama dari suatu perumahan pada studi ini perumahan helovetia,karena perkembangan tingkat ekonomi, harga tanah, nilai unit, yang terjadi akibat perkembangan kota yang mulai pesat.
41