ANALISIS MANUSKRIP PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI SENDI DAN KEKUATAN OTOT PADA LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA 1. Masalah yang di bahas harus mempunyai arti dan nilai positif (pengetahuan (pengetahuan dan praktik) Berdasarkan manuskrip pada penelitian ini terdapat 2 variabel yang di ambil yaitu variabel bebas: Senam Ergonomis dan variabel terikat: Nyeri sendi dan kekuatan Otot lansia, dari judul dan juga gambaran penelitian pada Abstrak dapat tergambar bahwa penelitian tersebut mengangkat masalah terkait peningkatan prevalensi nyeri kronik dan kelemahan otot pada lanjut usia. Salah satu penyakit kronik yang dapat menimbulkan sensasi nyeri pada lansia adalah Rheumatoid Arthritis (RA) maupun penyakit sendi degenarif lainnya sehingga peneliti ingin mencoba memberikan intervensi berupa terapi modalitas senam ergonomis, yang mana senam ergonomis merupakan salah satu komponen manajemen multimodal yang dapat mengatasi nyeri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mengambil pembahasan yang memiliki nilai positif bagi pengembangan pengetahuan yang mana kita mampu memahami pada dasarnya lansia secara fisiologis maupun patologis akan mengalami penyakit sendi degeneratif yang mana akan mempengaruhi mem pengaruhi kualitas hidup pada masa mas a lanjut usia, dan juga maupun memiliki nilai-nilai praktik yang mampu di aplikasikan di kehidupan sehari-hari seperti; mampu mengaplikasikan terapi modalitas senam ergonomis untuk mengurangi nyeri pada lansia-lansia yang memiliki masalah penyakit sendi degeneratif. Yang mana tergambar pada kutipan dibawah ini: Hal. 3 bagian pendahuluan “epidemiologi menunjukkan terdapat peningkatan prevalensi nyeri kronik dan kelemahan otot pada lanjut usia. Salah satu penyakit kronik yang dapat menimbulkan sensasi nyeri pada lansia adalah Rheumatoid adalah Rheumatoid Arthritis Arthri tis (RA). (RA). Selain itu, lansia sangat rentan mengalami penyakit sendi degeneratif seperti Osteoarthritis yang ditandai nyeri pada ekstremitas bawah, penurunan fungsi otot dan mobilitas sehingga dapat menurunkan kualitas hidupnya. Terapi modalitas non farmakologi merupakan komponen manajemen multimodal yang sangat penting dalam mengatasi nyeri, termasuk terapi aktivitas fisik Senam Ergonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi aktifitas senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri sendi dan peningkatan kekuatan otot pada lansia dengan degeneratif sendi”
2. Pembahasan disusun dengan metode berfikir ilmiah (rasional, empiris, dan sistematis) Pada penelitian ini dibagian pembahasan telah memenuhi kaidah berfikir ilmiah, salah satunya berfikir rasional yang mana pada penelitian ini ingin membuktikan bahwa terdapat pengaruh senam ergonomis untuk mengurangi nyeri dan kekuatan otot pada lansia dengan penyakit sendi degeratif melalui beberapa penelitian pendukung dan juga teori-teori yang menguatkan hasil penelitian, juga memenuhi kaidah berfikir empiris karena melakukan penelitian dengan menggunakan alat ukur yang mampu dilihat secara objektif dan juga mencantumkan beberapa penelitian-penelitian yang mendukung, dan juga berfikir sistematis karena menggunakan metode-metode yang telah di tampilkan pada bagian metode penelitian secara jelas bagaimana penelitian dilakukan, hal tersebut di buktikan pada kutipan di bawah ini, yaitu: Kutipan hal.13 “Gerakan dalam Senam Ergonomis termasuk dalam gerakan Non Weight Bearing karena gerakan yang dilakukan sederhana, singkat, dan tidak menggunakan beban sehingga dapat dilakukan dalam jangka waktu singkat (Griwijono & Sidik, 2012). Senam Ergonomis dilakukan selama 8 kali pertemuan dalam 4 minggu. Penelitian deskriptif Iversen et al , (2013) menjelaskan bahwa latihan aktivitas dengan intensitas sedang dapat dilakukan rutin 2 kali dalam seminggu untuk menurunkan nyeri pada persendian. Menurut Ayu (2012) 15 orang lansia yang mengalami nyeri sendi efektif mengalami penurunan setelah dilakukan senam lansia dalam waktu 15-45 menit selama 6 hari berturut-turut. Peungsuwan et al (2014 menyatakan sebaliknya, bahwa latihan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri Osteoarthritis akan efektif jika dilakukan dalam jangka waktu lama yaitu selama 2 bulan. Aktivitas fisik berupa senam akan mengurangi sensasi nyeri pada persendian. Penelitian sebelumnya Bennell et al (2012) menjelaskan aktivitas fisik dapat meningkatkan kualitas hidup penderita arthritis. Selain itu, aktivitas fisik akan memberikan efek yang positif pada kekuatan otot dan fungsinya, serta mood pada lansia. Aktivitas fisik dapat berupa senam lansia, yang terbukti dapat menurunkan nyeri sendi, sebesar 86.7 % responden memiliki skala nyeri sendi 0 dan sebesar 13.33% responden memiliki skala nyeri sendi 1 setelah dilakukan intervensi berupa senam lansia (Ayu, 2012). Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Sulaiman (2013) yang menyatakan bahwa ada pengaruh senam terhadap nyeri arthritis pada lanjut usia.” “Senam ergonomis atau aktivitas fisik dapat merangsang meningkatkan aktivasi dari kimiawi neuromuskular dan muskuler. Rangsangan yang di bawa oleh sel saraf dan serabut otot menyebabkan keluarnya ion Ca mengikat molekul dari filamen-filamen kecil memungkinkan terjadinya interaksi aktin dan miosin dalam sarkomer sehingga mengakibatkan filamen kecil bergeser maka terjadilah kontraksi dari miofibril dan serabut otot. Mekanisme melalui muskuler Otot membutuhkan energi saat berkontraksi menyebabkan terjadinya proses metabolisme oksidatif seluler sehingga terbentuk Adenosin Trifosfat (ATP) yang digunakan sebagai energi saat otot berkontraksi. Energi yang di perlukan otot berbeda-beda akan meningkat selama aktivitas fisik. Untuk menjaga fungsi dan kekuatannya otot harus selalu dilatih. Bila otot beruang-ulang mencapai tegangan maksimum atau mendekati maksimum dalam waktu yang lama dan teratur akan menyebabkan irisan melintang otot akan membesar sehingga dapat meningkatakan massa otot dan kekuatan otot (Sherwood,2011;Brunner dan Suddarth,2001).”
3. Bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah Pada penelitian tersebut sudah menggunakan bahasa ilmiah yang pertama menggunakan bahasa indonesia yang baku, baik kata maupun kalimat. Penulisan pun sudah mengikuti ejaan yang berlaku. Ejaan meliputi kaidah penggunaan huruf, tanda baca, penulisan kata, dan penyusunan kata. Yang kedua kaidah Logis yang mana Gagasan yang disampaikan dapat dipahami menurut akal.Yang ketiga Kuantitatif karena keterangan yang dikemukan dalam laporan penelitian terukur menggunakan metode penelitian yang di pilih. Yang ke empat Tepat Gagasan yang disampaikan dalam laporan penelitian ini sudah sesuai dengan gagasan yang dimaksud oleh penulis (tidak bermakna ganda). Yang ke lima Denotatif kata yang dipilih tidak menyatakan arti yang sesungguhnya. Artinya, kata yang digunakan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmiah adalah objektif. Yang ke enam Ringkas Gagasan sudah diungkapkan dengan kalimat pendek. Penggunaan kata tidak berlebihan. Yang ke tujuh Runtun Gagasan yang mana pada penelitian ini telah disampaikan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannnya, baik dalam kalimat maupun dalam alinea.
4. Pembahasan dan uraian ilmiah mulai awal sampai akhir berkesinambungan - Bagian Abstrak Pada Bagian Awal yaitu Abstrak di bagian abstrak terebut telah sangat jelas tergambar penelitian yang di lakukan yang mana Sesuai dengan Hidayat, 2014 : 160 Abstrak merupakan cerminan isi karya tulis (hasil penelitian), mencakup isi utama sebuah karya tulis ilmiah yang ditempatan pada bagian muka dengan harapan agar pembaca dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang keseluruhan isi tulisan sebelum membacanya secara lengkap. - Pendahuluan Pada bagian pendahuluan sudah berisi justifikasi pentingnya penelitian dilakukan. Serta kebaruan hal yang dihasilkan dari penelitian ini dibandingkan hasil penelitian sebelumnya sudah ditampilkan dengan jelas. Terdapat satu kalimat pertanyaan (masalah penelitian) untuk menjawab seluruh kegiatan penelitian yang dilakukan. - Metode Pada peneltian ini sudah dijelaskan tentang desain, sampel, instrumen, prosedur pengambilan, pengolahan, dan analisis data, serta pengambilan data. Jenis Penelitian : Penelitian kuantitatif (Quasy Experiment Design: Pretest-Posttest Conrol Group Design) Jumlah Sampel : Sampel pada penelitian ini sebanyak 50 orang lansia dengan masing-masing 17 lansia sebagai kelompok intervensi dan 33 lansia sebagai kelompok kontrol. Teknik Sampling : Teknik Purposive Sampling Metode Analisa : Uji t, Wilcoxon dan Mann Whitney
- Pembahasan Pada bagian pembahasan Uraian pembahasan sudah membandingkan data yang diperoleh dengan data yang diperoleh pada penelitian/ tinjauan sebelumnya. Pembahasan sudah diarahkan pada jawaban terhadap hipotesis penelitian. Penekanan diberikan pada kesamaan dari hasil yang peneliti peroleh. Peneliti sudah melakukan pembahasan mengapa hasil penelitian menjadi seperti itu.
Sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini dari bagian awal smpai dengan akhir sudah berkesinambungan yang mana satu sama lain saling berkaitan yang mana saling mengarah pada tujuan penelitian dan bagian-bagian dalam penelitian tersebut telah sesuai dengan syarat-syarat karya ilmiah
Elemen yang di Analisis
Abstrak
Kelebihan
1. Terdapat kalimat pengantar tentang alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, seperti: - Pada kutipan hal. 3 bagian pendahuluan di abstrak “ Data epidemiologi menunjukkan terdapat peningkatan prevalensi nyeri kronik dan kelemahan otot pada lanjut usia. Salah satu penyakit kronik yang dapat menimbulkan sensasi nyeri pada lansia adalah Rheumatoid Arthritis (RA). Selain itu, lansia sangat rentan mengalami penyakit sendi degeneratif seperti Osteoarthritis yang ditandai nyeri
pada ekstremitas bawah, penurunan fungsi otot dan mobilitas sehingga dapat menurunkan kualitas hidupnya. Terapi modalitas non farmakologi merupakan komponen manajemen multimodal yang sangat penting dalam mengatasi nyeri, termasuk terapi aktivitas fisik Senam Ergonomis”. Sehingga dari kutipan di atas sudah cukup jelas variabel yang akan di teliti oleh peneliti yeneliti mendapati masalah penyakit degenartif pada lansia ayang menimbulkan nyeri dan mencoba memberikan intervensi berupa terapi nonfarmakologi seperti senam ergonomis. 2. Memaparkan secara ringkas metode penelitian yang digunakan, jumlah sampel, tekhnik sampling yang dipakai, variabel yang diukur, serta metode analisa data yang dipakai, seperti: - Pada kutipan hal.3 dibagian metode di abstrak ”Penelitian ini adalah study intervensi berupa penelitian kuantitatif dengan rancangan Quasy Experiment Design: Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian dilakukan di tiga desa di Kabupaten Bantul (Padokan Lor, Jomegatan dan Onggobayan). Sampel pada penelitian ini sebanyak 50 orang lansia dengan masing-masing 17 lansia sebagai kelompok intervensi dan 33 lansia sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah u ji t, Wilcoxon dan Mann Whitney.” Sehingga dari kutipan di atas sudah cukup jelas ringkasan metode yang di gunakan yaitu: Jenis Penelitian : Penelitian kuantitatif (Quasy Experiment Design: Pretest Posttest Conrol Group Design) Jumlah Sampel : Sampel pada penelitian ini sebanyak 50 orang lansia dengan masing-masing 17 lansia sebagai kelompok intervensi dan 33 lansia sebagai kelompok kontrol. Teknik Sampling : Teknik Purposive Sampling Metode Analisa : Uji t, Wilcoxon dan Mann Whitney
3. Terdapat hasil utama yang diperoleh dari penelitian. - Pada kutipan hal. 3 dibagian hasil di abstrak “Setelah 4 minggu intervensi senam ergonomis, Terdapat pengaruh terapi aktifitas senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri sendi pada lansia dengan degeneratif sendi dengan nilai P value 0.0001 (α < 0,05) dan peningkatan kekuatan otot dorongan ( P value 0,0001) dan peningkatan kekuatan otot tarikan ( P value 0,002)” Sehingga dari kutipan di atas didapatkan bahwa ternyata senam ergonomis mampu menurunkan skala nyeri sendi pada lansia dan mampu meningkatkan kekuatan otot dorongan maupun otot tarikan. 4. Adanya kesimpulan yang utama dari penelitian. - Pada kutipan hal. 3 dibagian kesimpulan “Terapi aktivitas senam ergonomis berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan nyeri sendi dan peningkatan kekuatan otot pada lanjut usia dengan degeneratif sendi” Sehingga dari kutipan diiatas dapat di simpulkan bahwa senam
ergonomis berpengaruh terhadap penurunan nyeri sendi dan peningkatan kekuatan otot pada lansia yang mengalami degenerasi sendi. 5. Abstrak situliskan satu spasi dalam satu paragraf, dengan menggunakan kata yang mudah dimengerti. Pada abstrak penelitian ini sudah memenuhi kaidah penulisan yang benar yaitu: menggunakan satu spasi dalam satu paragraf dan menggunakan kata yang mudah di mengerti. . Sesuai dengan Hidayat, 2014 : 160 Abstrak merupakan cerminan isi karya tulis (hasil penelitian), mencakup isi utama sebuah karya tulis ilmiah yang ditempatan pada bagian muka dengan harapan agar pembaca dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang keseluruhan isi tulisan sebelum membacanya secara lengkap Kekurangan
Pada bagian pengantar masih belum mengikuti asas jurnalistik, dengan mengandung “5 W, 1 H” ada beberapa komponen yang terlewatkan, yaitu: Who = Siapa? Pada bagian abstrak penelitian ini sudah jelas sampel yang akan di teliti yaitu lansia yang memiliki masalah penyakit degenaratif. Namun belum di tampilkan berapa populasi lansia sebelum di lakukan pemilihan sampel dengan cara purposive sampling. What = Apa? Pada abstrak penelitian ini sudah jelas apa saja variabel yang akan di teliti namun kurang jelas variabel bebas maupun terikat yang di teliti Why = Mengapa? Pada bagian abstrak penelitian ini sudah jelas kenapa peneliti mengangkat masalah tersebut ternyata masalah nyeri merupakan masalah bagi lansia dengan penyakit dengenarif namun belum adanya gambaran mengapa peneliti mengangkat masalah tersebut di wilayah yang di jadikan tempat penelitian When = Kapan? Pada bagian abstrak penelitian ini belum meencantumkan kapan peneliti melakukan penelitian tersebut. Where = Di Mana? Pada bagian abstrak penelitian ini sudah mencantumkan tempat dilakukan penelitian yaitu di tiga desa di Kabupaten Bantul (Padokan Lor, Jomegatan dan Onggobayan) How = Bagaimana? Pada bagian abstrak penelitian ini mencantumkan metode analisis data yang digunakan namun belum mencantumkan bagaimana cara pengambilan data dan juga instrument yang di gunakan. 1. Pendahuluan berisi justifikasi pentingnya penelitian dilakukan. Pada penelitian ini berisi justifikasi pentingnya penelitian ini dilakukan yang mana pada 6 paragraf yang ada memiliki inti yang saling berkaitan satu sama lain, seperti:
Pendahuluan
Pada kutipan paragraf 1 hal. 5 dibagian pendahuluan. “Penuaan adalah karakteristik dari proses fisiologis yang dinamis dan mengalami perbedaan yang irreversible pada fungsi fisiologis lansia (Rastogi & Meek, 2013). Hal tersebut akan berdampak pada berbagai aspek terutama dari segi aspek kesehatan. Data
epidemiologi mendukung prevalensi peningkatan nyeri kronik dan kelemahan pada lanjut usia. Lansia sering memiliki potologis penyakit kronik yang multiple, perubahan fungsi tubuh, dan kelemahan (Rastogi & Meek, 2013). Salah satu penyakit kronik yang dapat menimbulkan sensasi nyeri pada lansia adalah Rheumatoid Arthritis (RA) (Cooney et al , 2010). Selain itu, lansia sangat rentan mengalami penyakit sendi degeneratif (Fox et al ., 2004).”
Kebaruan hal yang dihasilkan dari penelitian ini dibandingkan hasil penelitian sebelumnya perlu ditampilkan dengan jelas. Nyatakan satu kalimat pertanyaan (masalah penelitian) yang perlu untuk menjawab seluruh kegiatan penelitian yang dilakukan penulis. Penulisan pendahuluan tidak melebihi enam paragraf.