ANALISIS LAPORAN KEUANGAN COCA COLA COMPANY DAN PEPSI COMPANY
disusun oleh : Putri Indah Budiasih 109200085 Shanti Novalia 10920093 Steffy Aginta Melliva Surbakti 109200094 Adityo Prabowo 109200100 Ayu Candra Purnama 109200107 Boy Rachman AT 109200109 Nova Damayanti 109200
INSTITUT MANAJEMEN TELKOM BANDUNG 2011
BAB I
Company profil Kepemilikan saham dll
BAB II
Kinerja Coca Cola Company 1. Analisis Profitabilitas Analisis profitabilitas atau kemampuan menghasilkan laba merupakan hasil akhir bersih dan berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Analisis kondisi profitabilitas Coca Cola Company adalah sebagai berikut :
Laba Operasi Bersih Terhadap Penjualan (Operating Profit Margin) Rumus : laba operasi Penjualan Rasio laba operasi bersih terhadap penjualan ini member gambaran tentang efisiensi perusahaan pada kegiatan utama perusahaan.
Tabel 1 Coca Cola Company Rasio Laba Operasi Bersih Terhadap Penjualan Tahun
Laba Operasi Bersih
Penjualan
%
2009
8231
30119
27
2010
8449
35119
24
Berdasarkan rasio laba operasi bersih terhadap penjualan, maka diperoleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi bersih terhadap penjualan semakin lama semakin menurun.
Laba Operasi Bersih Terhadap Total Aktiva (ROA) Rumus : Laba operasi bersih Total Aktiva
Rasio ini biasanya disebut sebagai hasil pengembalian atas total aktiva. ROI atau ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi manajemen.
Tabel 2 Coca Cola Company Laba Operasi Bersih Terhadap Total Aktiva (ROA) Tahun
Laba Operasi Bersih
Total Aktiva
%
2009
8231
48671
17
2010
8449
72921
12
Berdasarkan ROA, maka diperoleh bahwa kinerja perusahaan mengalami peenurunan. Penurunan ini disebabkan oleh profit margin yang menurun.
Rasio Laba Bersih Terhadap Penjualan (Net Profit Margin) Rumus : Laba bersih Penjualan Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Tabel 3 Coca Cola Company Rasio Laba Bersih Terhadap Penjualan
Tahun
Laba Bersih
Penjualan
%
2009
6824
48671
14
2010
11809
72921
16
Berdasarkan Rasio Laba Bersih Terhadap Penjualan, maka diperoleh bahwa
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih semakin meningkat.
Hasil pengembalian atas ekuitas (ROE) Rumus : Laba bersih Ekuitas Hasil pengembalian atas ekuitas mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan.
Tabel 4 Coca Cola Company Hasil pengembalian atas ekuitas (ROE) Tahun
Laba Bersih
Ekuitas
%
2009
6824
24799
28
2010
11809
31003
38
Dari ROE diperoleh bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba bagi pemegang saham semakin meningkat.
2. Analisis Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancer perusahaan relative dengan hutang lancarnya. Rasio tersebut yaitu :
Rasio Lancar Rumus : Aktiva Lancar Hutang lancar Rasio Lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya
Tabel 5 Coca Cola Company Rasio Lancar
Tahun
aktiva lancar
hutang lancar
2009
17551
13721
1,279
2010
21579
18508
1,165
Berdasarkan rasio lancar, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek semakin menurun.
Rasio Cepat Rumus : Aktiva lancar – persediaan Kewajiban Lancar Dari ketiga komponen aktiva lancar (kas, piutang, persediaan), persediaan biasanya dianggap merupakan asset yang paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk menjadi kas. Yang berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama. Tahun 2009 : 17551 – 2354 = 1,11 13721 Tahun 2010 : 21579 – 2650 = 1,02 18508
Berdasarkan rasio cepat, kemampuan asset likuid untuk menutupi kewajiban lancar semakin menurun.
3. Analisis Rasio Aktivitas Rasio ini melihat pada beberapa asset, kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva – aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva – aktiva tersebut. Dana kelebihan teersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva yang lain yang lebih produktif.
Rata – rata Umur Piutang Rumus : Piutang Dagang Penjualan/365 Rata – rata umur piutang melihat berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang. Semakin lama rata – rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang.
Tahun 2009 :
3758
= 44,26
30990/365
Tahun 2010 :
4430
= 46,04
35119/365 Berdasarkan rata – rata umur piutang, maka lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang semakin meningkat.
Perputaraan Persediaan Rumus : Inventory COGS/360 Perputaran persediaan melihat waktu yang dibutuhkan antara produksi dan penjualan persediaan.
Tahun 2009 :
2354
= 76,43
11088/360
Tahun 2010 :
2650
12693/360
= 75,16
Berdasarkan perputaran persediaan, waktu yang dibutuhkan antara produksi dan penjualan semakin menurun.
Perputaran Aktiva Tetap Rumus : Penjualan Aktiva tetap Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas penggunaan aktiva tetap tersebut.
Tahun 2009 : 30990 = 3,241 9561
Tahun 2010 : 35119 = 2, 384 14727
Berdasarkan perputaran aktiva tetap, kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan semakin menurun.
Perputaran Total Aktiva Rumus : Penjualan Total aktiva Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva.
Tahun 2009 : 30990 = 0,64 48671
Tahun 2010 : 35119 = 0, 48 72921
Berdasarkan perputaran total aktiva, efektivitas penggunaan total aktiva semakin menurun.
4. Analisis Solvabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi keewajiban – kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable yaitu perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya.
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset Rumus : Total Hutang Total Aset Rasio ini menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditor. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan yang tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan ROE akan menurun cepat pula.
Tahun 2009 : 23872 = 0,49 48671
Tahun 2010 : 41918 = 0,57 72921
Berdasarkan Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset, dana yang disediakan oleh kreditor semakin meningkat.
Time Interest Earned Rumus : EBIT Bunga Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang dengan laba sebelum bunga dan pajak. Rasio ini juga bias dikatakan menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Tahun 2009 :
Kinerja Pepsi Company 1. Rasio Laba Operasi Bersih Terhadap Penjualan Tabel 6 Pepsi Company Rasio Laba Operasi Bersih Terhadap Penjualan Tahun
Laba Operasi Bersih
Penjualan
%
2009
8044
43232
18.6
2010
8332
57838
14.40
2. ROA Tabel 7 Pepsi Company Laba Operasi Bersih Terhadap Total Aktiva (ROA) Tahun
Laba Operasi Bersih
Total Aktiva
%
2009
8044
39848
20.19
2010
8332
68153
12.22
3. Net Profit Margin Tabel 8 Pepsi Company Rasio Laba Bersih Terhadap Penjualan Tahun
Laba Bersih
Penjualan
%
2009
5946
43232
13.75
2010
6320
57838
10.93
4. ROE Tabel 9 Pepsi Company Hasil pengembalian atas ekuitas (ROE) Tahun
Laba Bersih
Ekuitas
%
2009
5946
16804
35.38
2010
6320
21273
29.71
5. Rasio Lancar
Tabel 10 Pepsi Company Rasio Lancar Tahun
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
2009
12571
8756
1.43
2010
17569
15892
1.10
6. Rasio Cepat 2009 : 12.571 - 2.618 = 1,136 8756 2010 : 17.569 – 3.372 = 0.893 15.892 7. Rata-Rata Umur Piutang 2009 :
= 39,04
2010 :
= 39,90
8.Perputaran Persediaan 2009 :
= 46,89
2010 :
= 45,68
9. Perputaran Aktiva Tetap 2009 :
= 1,58
:
= 1,14
2010
10. Perputaran Total Aktiva 2009 :
= 1,085
2010 :
= 0,848
BAB III
kesimpulan