ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN KOREA SELATAN SAMSUNG ELECTRONICS CO., Ltd. MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Internasional Dosen Pembina Nunung Aini Rahmah, S.E., M.SI
Disusun oleh Sherly Nursantoso
5211151056
Dini Rezki Liwanti
5211151057
Lulu Tsasniya
5211151061
Pina Rosmiati
5211151071
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSIT UNIVERSI TAS JENDERAL ACHMAD YANI YANI CIMAHI 2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karunia - Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Analisis Rasio Laporan Keuangan Korea Selatan: Samsung Electronics Co., Ltd. ”
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Internasional pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani, juga sebagai acuan bagi mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang telah didapat pada saat kuliah selama satu semester ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi khususnya bagi kami sebagai penyusun dan umumnya bagi para pembaca.
Cimahi, Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii PEMBAHASAN ...................................................................................................................1
Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan ............................................................ 1 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan .......................................................... 1 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Perusahaan ...................................... 1 Laporan Keuangan Perusahaan Korea Selatan: Samsung Electronics Co., Ltd. ......... 3 Analisis Rasio Laporan Keuangan Samsung Electronics Co., Ltd. ............................. 7
PEMBAHASAN
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, dan Arus Kas dalam periode tertentu. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan ekonomi. Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisis masing -masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang.
TUJUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
1. Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan posisi keuangan di masa yang akan datang. 2. Mereview
kondisi
perusahaan
saat
ini,
permasalahan
dalam
manajemen,
operasional maupun keuangan. 3. Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.
METODE DAN TEKNIK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
Dalam menganalisis laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai porsi keuangan perusahaan, antara lain: 1. Metode Analisa Pertumbuhan
Teknik analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan posisi laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan menggunakan nilai presentase. 2. Metode Trend dan Indeks
Teknik analisa yang disusun dengan membandingkan laporan keuangan periode
tertentu yang dijadikan indeks dan dipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis. 3. Metode Analisis Rasio
Teknik analisa dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan.
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN 1. Ratio Likuiditas, merupakan rasio yang menunjukan untuk mengukur likuiditas
perusahaan, untuk dapat mengetahui kemampuan membayar hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo baik jangka pendek atau jangka panjang. Misal nya, current ratio, cash ratio, acid test ratio (tanpa persediaan), working capital to total aset ratio. 2. Rasio Leverage atau Solvabilitas Ratio , merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur sampai sejauh mana kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka
pendek
maupun
jangka
panjang
apabila
perusahaan
dilikuidasi/dibubarkan. Dapat juga diartikan sebagai rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban finansial jangka panjang. Misalnya debt to equity ratio, debt to capital asset, long term debt to equity ratio. 3. Rasio Profitabilitas, merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan nilai penjualan, pengelolaan aset, dan modal sendiri. 4. Rasio Aktivitas, merupakan rasio untuk mengukur sampai sejauh mana
efektivitas dalam mengelola sumber -sumber dananya untuk mendapatkan penjualan. Misalnya inventory turn over.
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
LAPORAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF KONSOLIDASI
LAPORAN KONSOLIDASI PERUBAHAN EKUITAS
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN SAMSUNG ELECTRONICS CO., Ltd. 1.
RASIO LIKUIDITAS
Rasio yang menunjukan untuk mengukur likuiditas perusahaan, untuk dapat mengetahui kemampuan membayar hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo baik jangka pendek atau jangka panjang. Misalnya, current ratio, cash ratio, acid test ratio (tanpa persediaan), working capital to total aset ratio. a. Current Ratio , kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya yang dijamin oleh aset lancar.
Current Assets Current Liabilities
Tahun 2013:
Tahun 2014:
,76,27 5,35,49
x 100%
x 100% = 215,842 %
5,46,26 52,3,93
x 100% = 221,375%
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar yang dijamin oleh aset lancar yaitu sebesar 221,375%. Hal ini mengalami peningkatan kemampuan daripada tahun sebelumnya (2013) yang hanya mampu membayar
hutang lancar dengan jaminan aset lancar dengan rasio sebesar 215,842%. b. Cash Ratio, kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jatuh temponya, yang dipenuhi dengan kas.
Cash Current Liabilities
Tahun 2013:
Tahun 2014:
x 100%
6,284,72
x 100% = 31,734 %
5,35,49 6,84,766
x 100% = 32,377%
52,3,93
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar yang dijamin oleh kas yaitu sebesar 32,377%. Hal ini
mengalami peningkatan
kemampuan daripada tahun sebelumnya (2013) yang hanya mampu membayar hutang lancar dengan jaminan kas dengan rasio sebesar 31,734%. c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar dengan menggunakan aset lancar yang lebih likuid.
Cash Efek Inventories Current Liabilities
Tahun 2013:
Tahun 2014:
6,284,72+ 9,34,868 5,35,49 6,84,766+ 7,37,54 52,3,93
x 100%
x 100% = 69,023% x 100% = 65,671%
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar dengan menggunakan aset lancar yang lebih likuid yaitu sebesar 65,671%. Hal ini mengalami penurunan kemampuan daripada tahun sebelumnya (2013) yang mampu membayar hutang lancar dengan jaminan aset lancar yang lebih likuid dengan rasio sebesar 69,023%.
d. Working Capital to Total Assets Ratio, perbandingan modal kerja terhadap total aktiva.
Current Assets Current Liabilities Total Assets
x 100%
Tahun 2013:
Tahun 2014:
,76,27− 5,35,49 24,75,8 5,46,26− 52,3,93 23,422,958
x 100% = 27,768%
x 100% = 27,398%
Pada tahun 2014, perbandingan modal kerja terhadap total aset sebesar 1 : 27,398. Hal ini mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya (2013) dengan rasio sebesar 1 : 27,768. Catatan : Nilai ideal rasio likuiditas ini adalah minimum sebesar 150%, semakin besar
adalah semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.
2.
RASIO LEVERAGE atau SOLVABILITAS RATIO
Rasio yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi/dibubarkan. Dapat juga diartikan sebagai rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban finansial jangka panjang. Misalnya debt to equity ratio, debt to capital asset, long term debt to equity ratio. a. Total Debt to Equity Ratio , rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan modal s endiri.
Total Liabilities Modal Sendiri
Tahun 2013:
Tahun 2014:
64,59,8 62,334,77
x 100%
x 100% = %
x 100% = %
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban finansial dengan jaminan modal sendiri sebesar. Hal ini mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya (2013) dengan rasio sebesar . b. Total Debt to Asset Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menjamin semua kewajiban finansialnya dengan sejumlah aset yang dimilikinya.
Total Liabilities Total Assets
x 100%
Tahun 2013:
Tahun 2014:
64,59,8
x 100% = 29,923%
24,75,8 62,334,77
x 100% = 27,052%
23,422,958
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban finansial dengan jaminan semua aset yang dimiliki sebesar 27,058%. Hal ini mengalami kenaikan kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansialnya daripada tahun sebelumnya (2013) dengan rasio sebesar 29,923% . Catatan: Semakin tinggi rasio solvabilitas ini adalah semakin buruk kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, maksimal nilainya adalah 200%. 3.
RASIO PROFITABILITAS atau RENTABILITAS RASIO
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan nilai penjualan, pengelolaan aset, dan modal sendiri. a. Gross Profit Margin , rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba kotor dari penjualan.
Net Sales Cost of Goods Sold Net Sales
Tahun 2013:
Tahun 2014:
228,692,667−37,696,39
x 100%
x 100% = 39,789%
228,692,667 26,25,987−28,278,8 26,25,987
x 100% = 37,79%
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan sebesar 37,79%. Hal ini mengalami penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan daripada tahun sebelumnya (2013) dengan rasio sebesar 39,789% . b. Operating Income Ratio , rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
Earning Before Interest and Tax Net Sales
Tahun 2013:
Tahun 2014:
38,364,279
x 100%
x 100% = 16,775%
228,692,667 27,875,34
x 100% = 13,518%
26,25,987
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi
sebelum bunga dan pajak sebesar 13,518%. Hal ini
mengalami penurunan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak daripada tahun sebelumnya (2013) dengan rasio sebesar 16,775% . c. Net Profit Margin , rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba bersih dari penjualan.
Earning After Tax
Tahun 2013:
Tahun 2014:
x 100% Net Sales 3,474,764 x 100% = 13,325%
228,692,667 23,394,358
x 100% = 11,345%
26,25,987
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan sebesar 11,345%. Hal ini
mengalami penurunan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan daripada tahun sebelumnya (2013) dengan rasio sebesar 13,325% . d. Earning Power of Total Investment , merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
mengelola
modal
yang
dimiliki
yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang saham.
Earning Before Interest and Tax Total Assets
Tahun 2013:
Tahun 2014:
38,364,279
x 100%
x 100% = 17,912%
24,75,8 27,875,34
x 100% = 12,097%
23,422,958
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari total aset yang dimiliki sebesar 12,097%. Hal ini mengalami penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi tahun sebelumnya (2013) dengan rasio sebesar 17,912% . e.
Rate of Return Investment (ROI) , rasio untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan pendapatan bersih. Earning After Tax x 100% Total Asset
Tahun 2013:
Tahun 2014:
3,474,764
x 100% = 14,235%
24,75,8 23,394,358
x 100% = 10,152%
23,422,958
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aset yang dimiliki sebesar 10,152%. Hal ini mengalami penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aset yang dimiliki daripada tahun sebelumnya (2013) dengan rasio sebesar 14,235%. f.
Return on Equity (ROE), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan equity
untuk menghasilkan pendapatan bersih.
Earning After Tax Total Equity
Tahun 2013:
Tahun 2014:
3,474,764
x 100%
x 100% = 20,314%
5,6, 23,394,358
x 100% = 13,917%
68,88,88
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari hasil modal sendiri sebesar 13,917%. Hal ini mengalami penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang dimiliki daripada tahun sebelumnya (2013) dengan rasio sebesar 20,314%. Catatan: Semakin tinggi nilai presentase rasio profitabilitas, semakin baik.
4.
RASIO AKTIVITAS
Rasio untuk mengukur sampai sejauh mana efektivitas dalam mengelola sumber sumber dananya untuk mendapatkan penjualan. Misalnya inventory turn over. a. Total Asset Turn Over, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan revenue.
Net Sales Total Assets
Tahun 2013:
Tahun 2014:
228,692,667 24,75,8 26,25,987
x 100%
x 100% = 106,828%
x 100% = 89,49%
23,422,958
Pada tahun 2014, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan revenue dengan menggunakan asetnya sebesar 89,49 %. Hal ini
mengalami penurunan
kemampuan perusahaan tahun sebelumnya (2013) dengan rasio sebesar 106,828% . b. Receivable Turn Over, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana perputaran persediaan dalam menghasilkan revenue.
Net Sales Piutang rata rata
Tahun 2013:
Tahun 2014:
228,692,667 27,875,934
x 100%
x 100% = 8 Kali
26,25,987 28,234,485
x 100% = 7 Kali
Pada tahun 2014, dana yang tertanam di piutang berputar sebanyak 7 kali, hal ini mengalami kenaikan kemampuan daripada tahun sebelumnya (2013) sebesar 8 kali.