TUGAS EKONOMI TEKNIK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA
Oleh : BAYU WICAKSONO 105060700111013
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG TAHUN 2011
BAB I PENDAHULUAN
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Jenis
Publik (IDX: PGAS ; BEI:PGAS)
Industri
Transmisi dan distribusi gas bumi
Didirikan
1859 (I.J.N. Eindhoven & Co)
Kantor
Kantor Pusat Jl. KH Zainul Arifin No.
pusat
20 Jakarta - 11140, Indonesia
Tokoh
Hendi Prio Santoso (Direktur Utama)
penting
Produk
Gas bumi
Situs web www.pgn.co.id
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGN, yang dikenal sebagai "PGAS" di Bursa Efek Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara yang didirikan pada tahun 1859 sebagai FirmL.I. Enthoven & Co. Pada tahun 1950, Pemerintah Belanda berganti nama menjadi NV Overzeese Gas en Electriciteit Maatschappij (NV OGEM). Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah mengambil alih kepemilikan Perusahaan dan berganti nama menjadi Penguasa Anak Peralihan Listrik dan Gas (P3LG). Status Perusahaan kemudian diubah menjadi BPU PLN pada tahun 1961.
Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No 19/1965, Perusahaan dinyatakan sebagai perusahaan milik negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1984, status hukum Perusahaan
diubah
dari
Anak
Negara
(PN)
untuk
Anak
Umum
("Perum").
Setelah itu, status Perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan Terbatas, PT Perusahaan Gas Negara (Persero), berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1994 dan Akta Pendirian No 486 tanggal 30 Mei 1996 disahkan oleh Notaris Adam Kasdarmaji, SH. Setelah perubahan status menjadi perusahaan publik, Anggaran Dasar Perusahaan diubah dengan akta notaris. 5 dari Fathiah Helmi, S.H. tanggal 3 November 2003, antara lain tentang perubahan struktur modal. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No C-2 6467 HT.01.04 tahun 2003 tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 94 dengan
Nomor
Tambahan
1176
9
tanggal
24
Nopember
2003.
Pada tahun 2003, Perusahaan melalui PGN Euro Finance 2003 Limited (Transgasindo), Anak perusahaan, terdaftar USD150 juta Guaranteed Notes yang jatuh tempo pada tahun 2013 di Singapore Exchange Securities Trading Limited. Pada tahun 2004, Perseroan melalui PGNEF, terdaftar USD125 juta Guaranteed Notes yang jatuh tempo pada tahun 2014. Pada tanggal 5 Desember 2003, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan Penawaran Umum Perdana sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari 475.309.000 saham dari Pemerintah Republik Indonesia divestasi, pemegang
saham
Perusahaan
dan
820.987.000
saham
baru.
Setelah itu, Perusahaan ini dikenal sebagai PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi perdagangan PGAS. Sesuai dengan UU Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan terkait dengan stock split, Anggaran Dasar Perseroan Associationhas telah diubah, terakhir dengan Akta No 50 tanggal 13 Juni 2008 jo. Akta Nomor 8 tanggal 2 Juli 2008 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, dan. Disahkan dalam Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No AH.01.02 AHU-36323 tanggal 27 Juni 2008tentang Persetujuan AKTA Perubahan anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk jo. Surat Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.10-17228 tanggal 7 Juli 2008 tentang Penerimaan PEMBERITAHUAN Perubahan anggaran Dasar Anak Perseroan (Persero) PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
SAHAM PGN Seiring dengan gencarnya privatisasi BUMN di Indonesia, pemerintah terus melakukan penjualan saham BUMN ini. Saat ini pemerintah hanya menguasai 57 persen saham PGN sedangkan 43 persen sisanya dikuasai publik. Pada pertengahan Januari 2007, informasi keterlambatan komersialisasi gas via pipa transmisi SSWJ dari manajemen PGN menjadi penyebab utama anjloknya harga saham BUMN itu hingga sebesar 23% dalam satu hari. Sentimen negatif di pasar modal itu berkaitan dengan kecurigaan bahwa PGN dan pemerintah menutup-nutupi keterlambatan proyek tersebut yang harusnya sudah operasi pada Desember 2006, tapi tertunda hingga Januari 2007 dan tertunda lagi hingga Maret. Akibatnya PGN dikenakan denda oleh Pertamina sebesar US$ 15.000 per hari sejak 1 November 2006.
BAB II DASAR TEORI
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu kondisi untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan untuk membuat program perbaikan apabila diperlukan. Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah dengan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Secara umum diharapkan rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini akan diketahui bagaimana analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk periode tahun 2009 hingga 2010. Dalam analisis ini menggunakan empat rasio yang berkaitan dengan likuiditas yaitu current ratio, cash ratio , quick ratio , dan rasio lancar dua rasio yang berkaitan dengan solvabilitas yaitu total debt to equity ratio , total debt to assets ratio , dan empat rasio yang berkaitan dengan profitabilitas yaitu profit margin , return on total asset , return on equity dan laba atas aktiva .
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode lintas waktu ( time series ). Metode ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan suatu rasio keuangan dari suatu
periode tertentu dengan periode sebelumnya.
BAB III PEMBAHASAN 1. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya. Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan kewajiban lancar. Perusahaan yang memiliki likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan dengan rasio kas (kas terhadap kewajiban lancar). a. Current Ratio Investopedia Menjelaskan Rasio Lancar Rasio ini terutama digunakan untuk memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kembali kewajiban jangka pendek (hutang dan hutang) dengan aset jangka pendek (kas, persediaan, piutang). Semakin tinggi rasio lancar, perusahaan tersebut lebih mampu membayar kewajibannya. Sebuah rasio di bawah 1 menunjukkan bahwa perusahaan tidak akan mampu untuk melunasi kewajibannya jika mereka datang karena pada saat itu. Sementara ini menunjukkan perusahaan tidak dalam kondisi keuangan yang baik, tidak berarti bahwa itu akan bangkrut - karena ada banyak cara untuk mengakses pembiayaan - tetapi jelas bukan pertanda baik. Rasio saat ini dapat memberikan rasa efisiensi siklus operasi perusahaan atau kemampuan untuk mengubah produknya menjadi uang tunai. Perusahaan yang memiliki kesulitan membayar tagihan mereka atau memiliki tingkat perputaran persediaan lama dapat mengalami
masalah
likuiditas
karena
mereka
tidak
mampu
untuk
mengurangi
kewajibannya. Karena operasi bisnis berbeda dalam setiap industri, itu selalu lebih berguna untuk membandingkan perusahaan dalam industri yang sama. Tabel 1.1 Tahun
Indikator 2009
2010
Aktiva Tetap
27.608.281.698.075
30.454.857.919.469
Kewajiban Lancar
3.484.041.781.822
4.179.917.989.664
792,421%
728,559%
Current Ratio Rata-Rata
760,49%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tahun 2009 current ratio sebesar 792,421% yang berarti bahwa setiap utang lancar akan dijamin oleh aktiva lancar/tetap sebesar Rp. 7,93 sedangkan pada tahun 2010 sebesar 728,559 yang berarti setiap utang lancar akan dijamin oleh aktiva lancar/tetap sebesar Rp. 7,29. b. Cash Ratio Investopedia menjelaskan Rasio Kas adalah rasio kas umumnya tampilan yang lebih konservatif pada kemampuan perusahaan untuk rasio likuiditas lainnya. Hal
ini
menutupi kewajiban dari
disebabkan
oleh kenyataan bahwa persediaan dan
piutang yang tersisa dari persamaan. Karena kedua account sebagian perusahaan, rasio ini
tidak boleh
pada banyak besar banyak
digunakan dalam menentukan nilai perusahaan, tetapi
hanya sebagai salah satu faktor dalam menentukan likuiditas. Tabel 1.2 Tahun
Indikator 2009
2010
Kas dan Setara Kas
5.889.719.051.799
9.478.292.404.974
Kewajiban Lancar
3.484.041.781.822
4.179.917.989.664
169,048%
226,757%
Cash Ratio Rata-Rata
197,902%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 cash ratio sebesar 169,048% yang berarti setiap utang lancar dapat dijamin oleh kas sebesar Rp. 1,69 sedangkan pada tahun 2010 naik menjadi 226,757% yang berarti setiap utang lancar dapat dijamin oleh kas sebesar Rp. 2,26. c. Quick Ratio / Acid Ratio Investopedia Menjelaskan Quick Ratio, Rasio cepat adalah lebih konservatif dari rasio lancar, ukuran likuiditas lebih dikenal, karena tidak lancar. Persediaan tidak
termasuk persediaan dari
termasuk karena beberapa perusahaan mengalami
mengubah persediaan mereka menjadi
uang
aset
kesulitan
tunai. Dalam hal kewajiban jangka
pendek harus dilunasi segera, ada situasi di mana rasio lancar akan melebih-lebihkan kekuatan jangka pendek keuangan perusahaan.
pada
Tabel 1.3 Indikator
Tahun 2009
2010
Aset Lancar
8.140.249.357.643
12.269.589.652.341
Persediaan
13.777.955.888
15.096.593.017
3.484.041.781.822
4.179.917.989.664
233,248%
293,175%
Kewajiban Lancar Quick Ratio Rata-Rata
263,211%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa quick ratio perusahaan cukup besar tahun 2009 yaitu 233,248% dan mengalami kenaikan menjadi 293,175% pada tahun 2010, jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik. d.
Rasio Lancar adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaaan dalam membayar hutang. Rasio lancar dianggap baik bila nilai lebih dari 2. Rasio lancar =
Aset Lancar Kewajiban Lancar Tabel 1.4 Tahun
Indikator 2009
2010
Aset lancar
8.140.249.357.643
12.269.589.652.341
Kewajiban Lancar
3.484.041.781.822
4.179.917.989.664
2,336
2,935
Rasio lancar Rata-Rata
2,635
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Rasio Lancar dari perusahaan ini dianggap baik karena nilai dari Rasio Lancar lebih dari 2, pada tahun 2009 nilai rasio lancar 2,336 mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi 2,935 dan menghasilkan rata-rata rasio lancar sebesar 2,635. 2.
Solvabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk
memenuhi
semua kewajibannya.
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan mengalami ke pailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan.
a. Total debt to equity ratio Sebuah utang yang tinggi / rasio ekuitas umumnya berarti bahwa perusahaan telah agresif dalam pembiayaan pertumbuhannya dengan hutang. Hal ini dapat mengakibatkan laba volatile sebagai akibat dari beban bunga tambahan. Hutang / rasio ekuitas juga tergantung pada industri di mana perusahaan beroperasi. Sebagai contoh, industri padat modal seperti manufaktur mobil memilki hutang/resiko ekuitas di atas 2, sementara perusahaan komputer pribadi memiliki hutang/ekuitas di bawah 0,5.
Tabel 2.1 Tahun
Indikator 2009
2010
Kewajiban Total
16.563.832.002.240
16.979.097.428.026
Ekuitas Pemilik Saham
10.019.621.917.485
12.298.892.294.229
Total debt to equity ratio
1,653
1,38
Rata-Rata
1,516
Dari tabel di atas, perusahaan dapat dikatakan baik karena perusahaan tidak terlalu agresif dalam pembiayaannya menggunakan hutang karena rasio dibawah 2 dengan perusahaan sebesar perusahaan gas negara. b. Total debt to assets ratio Bukan rasio sangat menarik, tapi satu berguna. debt / asset ratio cukup rendah, yang
berarti
bahwa aset lebih dibiayai melalui ekuitas ketimbang hutang. Dan jika ratio ini telah nol maka tidak perlu khawatir tentang kreditur. Perusahaan dengan rasio tinggi menempatkan diri mereka dalam resiko, terutama di pasar suku bunga meningkat. Jika perusahaan terikat sejumlah besar hutang, kreditur berhak meminta bahwa perusahaan membayar sebagian dari kembali.
Total Liabilities
= Total Assets
Tabel 2.2 Tahun
Indikator 2009
2010
Total Kewajiban
16.563.832.002.240
16.979.097.428.026
Total Asset
27.608.281.698.075
30.454.857.919.469
0,599
0,557
Total debt to assets ratio Rata-Rata
0,578
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa total debt to assets ratio kurang dari 1 atau dapat dikatakan rendah berarti bahwa aset lebih dibiayai melalui ekuitas ketimbang hutang. 3. Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan
menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan ( income statement ) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan. a. Sebuah rasio profitabilitas dihitung sebagai pendapatan bersih dibagi oleh
pendapatan,
atau
laba bersih dibagi dengan penjualan. Ini mengukur seberapa banyak dari setiap dolar penjualan perusahaan sebenarnya agar terus mendapat laba. Tabel 3.1 Tahun
Indikator 2009
2010
Laba Bersih
4.401.343.128.754
4.692.023.261.919
Pendapatan
13.513.804.435.731
14.581.870.150.128
Profitabilitas
32,569%
32,177%
Rata-Rata
32,373%
Dari tabel di atas dapt dilihat bahwa pada tahun 2009 perusahaan mendapat margin keuntungan sebesar 32,569% yang berarti perusahaan memiliki laba bersih sebesar $ 0.32 untuk setiap dolar penjualan, sedangkan pada tahun 2010 mendapat margin sebesar 32,177% yang berarti memiliki laba bersih sebesar $ 0.32 untuk setiap dolar penjualan. b. Investopedia kembali menjelaskan kepada jumlah aktiva ROTA, Semakin besar pendapatan perusahaan secara proporsional dengan aset (dan semakin besar koefisien dari perhitungan ini) lebih efektif bahwa perusahaan menggunakan asetnya.
Tabel 3.2 Tahun
Indikator
EBIT Total Aset
2009
2010
6.493.731.808.414
6.602.161.483.327
27.608.281.698.075
30.454.857.919.469
23,520%
21,678%
ROTA Rata-Rata
22,599%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perusahaan telah efektif menggunakan asetnya meskipun pada tahun 2010 mengalami penurunan dari 23,520% menjadi 21,678%. c. Return
On
Equity
adalah
Jumlah
penghasilan bersih kembali sebagai persentase dari
ekuitas. Imbal hasil ekuitas mengukur profitabilitas suatu korporasi dengan mengungkapkan berapa banyak keuntungan yang dapat dihasilkan perusahaan terhadap saham yang teah di investasikan. Return on Equity = Net Income/Shareholder's Equity
Tabel 3.3 Tahun
Indikator 2009
2010
Laba Bersih
4.401.343.128.754
4.692.023.261.919
Ekuitas Bersih
10.019.621.917.485
12.298.892.294.229
43,927%
38,149%
ROE Rata-Rata
41,038%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perusahaan ini sangat potensial karena dapat mengembalikan saham investor cukup besar meski terjadi penurunan pada tahun 2010 dari 43,927% menjadi 38,149%. d. Laba Atas Aktiva kemampuan perusahaan menghasilkan aktiva untuk menghasilkan laba, semakin besar semakin baik, setidaknya 5,5%. Laba Atas Aktiva = Penghasilan bersih Total Aktiva
Tabel 3.4 Tahun
Indikator 2009
2010
Laba Bersih
4.401.343.128.754
4.692.023.261.919
Ekuitas Bersih
27.608.281.698.075
30.454.857.919.469
15,94%
15,40%
ROE Rata-Rata
15,67%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa peusahaan menghasilkan aktiva untuk menghasilkan laba cukup besar pada tahun 2009 sebesar 15,94% dan pada tahun 2010 sebesar 15,40%, dengan menghasilkan rata-rata hampir 3x lipat batas minimal yaitu 5,5%.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan tetang analisis laporan keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa BUMN (PT. Perusahaan Gas Negara) merupakan perusahaan sehat atau dengan kata lain dpat menghasilkan profit yang cukup besar serta potensial dari segi hutanghutang perusahaan yang dapat ditanggung perusahaan melalui aset-aset yang dimiliki oleh perusahaaan. Meskipun di beberapa rasio pada tahun 2010 mengalami penurunan. Perusahaan ini dapat menarik para investor ikut menanamkan modal, tapi dengan memperhatikan ROTA dan ROE demi kemajuan perusahaan khususnya dan negara pada umumnya. 5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, ada beberapa saran yang diharapkan dapat membantu memperbaiki kinerja BUMN (PT. PGN) di kemudian hari. BUMN (PT.PGN) agar lebih memperhatikan tingkat ROE dan ROTA-nya, karena sektor ini merupakan daya tarik utamayang dapat ditawarkan kepada para calon investor.