Page |1
Analisis Kelayakan dan Dampak Penerbitan Obligasi Oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Oleh: Afred Suci, SE
Mahasiswa Program Magister Sains Manajemen Fakultas Ekonomi – Universitas Riau ABSTRACT Bond issuance becomes an alternative external financing policy that commonly chosen by companies, considering its extra benefits compared to equity, bank’s loan, or shares. However, bonds also bear some risks, especially if the obligors must through a default situation that brings failure to fulfilling their obligation to investors. Investors, therefore, need to carefully consider several considerations before deciding to expand investment portfolio with bonds. Bond issuance of Rp 2 billion planned by INDF, became huge and interesting news in stock market recently, because it offers a rare opportunity to investors for a financial benefit from PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, as one of the biggest corporation in Indonesia. Analyzed by feasibility perspective, from documentation and empirical study held by author, concludes that bond issued by INDF is feasible and worth to buy by investors. This conclusion is based on the study of bond’s rating and financial performance of INDF conducted in this paper. The issuance may bring economis benefits to investors and government. Meanwhile, the bond issuance will strengthen capital structure of INDF itself.
Keywords: Bond, Bond Rating and Financial Performance ABSTRAKSI Penerbitan obligasi merupakan satu alternatif pendanaan eksternal yang banyak dipilih oleh perusahaan mengingat sejumlah kelebihannya dibandingkan dengan penambahan ekuitas, kredit perbankan atau penerbitan saham. Namun obligasi juga mengandung sejumlah resiko apabila obligor mengalami suatu kondisi default. Oleh karena itu penting bagi investor untuk mencermati berbagai pertimbangan sebelum memutuskan untuk memperluas portofolio investasinya dengan obligasi. Rencana penerbitan obligasi sebesar Rp 2 triliun merupakan berita besar di pasar modal karena akan memberikan kesempatan yang langka kepada masyarakat, khususnya investor untuk ikut menikmati keuntungan dari perusahaan sebesar Indofood Sukses Makmur, Tbk. Ditinjau dari sisi kelayakan, maka berdasarkan tinjauan dokumentasi serta empiris pada makalah ini menyimpulkan bahwa obligasi INDF layak untuk dimiliki oleh investor, jika dianalisis melalui peringkat obligasi serta kinerja keuangan INDF. Penerbitan obligasi INDF juga memberikan manfaat ekonomi yang positif bagi investor dan pemerintah. Sedangkan bagi perusahaan, adanya penerbitan obligasi ini akan dapat memperkuat struktur str uktur modalnya.
Kata Kunci: Obligasi, Peringkat Obligasi dan Kinerja Keuangan
Page |2
I.
pendek, menengah, maupun jangka
PENDAHULUAN
Dalam
menjalankan
panjang. Dalam kondisi kebutuhan dana
operasionalnya, suatu perusahaan kerap
yang besar dan tidak dapat diharapkan
berhadapan
permasalahan
dapat berputar dalam waktu yang cepat,
tentang bagaimana mendanai kegiatan
maka opsi untuk melakukan utang
operasionalnya, sehingga dari konsep
jangka panjang adalah yang paling ideal
tersebut muncul apa yang dinamakan
untuk
struktur
finansiil
Biasanya durasi utang jangka panjang
tercermin pada keseluruhan passiva
adalah lebih dari lima tahun, sehingga
pada
perusahaan memiliki cukup kesempatan
dengan
finansiil.
neraca,
Struktur
dimana
keseluruhan
ditempuh
oleh
perusahaan.
komponen dalam passiva merupakan
untuk
cara
tersebut dalam meraih pendapatan.
bagaimana
membiaya Struktur
suatu
perusahaan
keseluruhan
aktivanya.
ini
juga
mencerminkan
mengoptimalkan
utang-utang
Salah satu jenis utang jangka panjang
yang
sering
dilakukan
perimbangan antara keseluruhan modal
perusahaan adalah dengan menerbitkan
asing (liabilitas) dengan modal sendiri
obligasi. Secara sederhana, obligasi
(ekuitas). Bagian yang lebih kecil dari
merupakan suatu surat berharga yang
struktur
dikeluarkan
finansiil
disebut
sebagai
oleh
penerbit
( issuer )
struktur modal yang mencerminkan
kepada investor ( bondholder ), ), dimana
perimbangan
jangka
penerbit akan memberikan suatu imbal hasil
antara
hutang
panjang
dengan
modal
sendiri.
Sehingga
dapat
dibedakan
antara
(return)
berupa
kupon
yang
dibayarkan secara berkala dan nilai
struktur finansiil yang mencerminkan
pokok
seluruh passiva, sedangkan struktur
tersebut jatuh tempo ( Keown : 2005 ).
modal mencerminkan hanya komponen
Sehingga dari definisi tersebut dapat
utang jangka panjang dan ekuitas
disimpulkan
(Riyanto : 2001 ).
obligasi akan mendapatkan dana segar
Keterbatasan modal sendiri yang bisa
disediakan
oleh
( principal)
bahwa
ketika
pihak
obligasi
penerbit
dari investor untuk dapat menjalankan
pemilik
operasional dan membiayai aktivanya,
perusahaan, seringkali harus ditutupi
sedangkan investor akan memperoleh
dengan jalan kebijakan modal asing
sejumlah
(eksternal), baik yang bersifat jangka
bunga.
pendapatan
tetap
berupa
Page |3
Dengan
oligasi
dimaksudkan untuk membayar sejumlah
maka perusahaan tidak perlu harus
kewajiban yang telah jatuh tempo di
memindahkan
tahun 2012 ini ( kolom Pro Bisnis,
kepada
menerbitkan
sebagian
investor
kepemilikan
sebagaimana
yang
harian Riau Pos, Senin 23/1/2012 ).
berlaku pada kebijakan pembiayaan
Dalam
melalui saham, walaupun perusahaan
menerbitkan utang baru dalam bentuk
juga harus menanggung suatu beban
obligasi untuk membayar utang-utang
bunga obligasi tetap dalam kondisi
lamanya, yang biasa disebut sebagai
untung maupun rugi yang menjadi titik
kebijakan
kelemahan
kembali).
obligasi
dibandingkan
arti
kata,
INDF
akan
(pembiayaan
refinancing
dengan saham. Kelebihan lain obligasi
Obligasi yang akan diterbitkan
adalah pada prosesnya yang lebih
sebesar Rp 2 triliun ini merupakan
mudah daripada meminjam dari bank,
kelanjutan dari obligasi IV tahun 2007
sebab penerbit tidak harus menyediakan
yang berdurasi 5 tahun dengan bunga
sejumlah
10,015% yang telah jatuh tempo untuk
jaminan/agunan
untuk
mendapatkan kucuran dana segar dari
dibayarkan
investor. Reputasi dan kinerja keuangan
investor.
serta operasional perusahaan penerbit
kebijakan
sudah cukup menjadi jaminan bagi
secara
investor untuk memutuskan apakah
daripada
ingin membeli obligasi tersebut atau
mengangsur utang pokok. Dampaknya
tidak.
adalah, pada tahun 2012 ini seluruh Tampaknya
kelebihan
yang
dimiliki oleh obligasi tersebut menjadi alasan mengapa PT Indofood Sukses
secara INDF
penuh
memang
membayar
sekaligus
kepada memilih
utang
kepada
pokok investor
memilih
kebijakan
nilai principal obligasi IV tersebut telah jatuh tempo pada tahun 2012 ini. Utang
pokok
obligasi
Makmur, Tbk (selanjutnya akan disebut
sebenarnya
sebagai INDF) sebagai emiten di pasar
jangka panjang, apabila telah memasuki
modal berniat menerbitkan obligasi
masa jatuh tempo akan berubah menjadi
untuk kesekian kalinya kepada calon
kewajiban
investor.
Werianty
liabilities), sehingga merubah struktur
modal dari perusahaan. INDF pun
Direktur
INDF,
Setiawan,
menyatakan
bahwa
penerbitan
obligasi
tersebut
menghadapi
merupakan
yang
jangka
kewajiban
pendek
permasalahan
( current
harus
Page |4
menyediakan
segar
pengembalian utang pokoknya pada
untuk memenuhi kewajiban ini. Belum
saat jatuh tempo. Ada sejumlah resiko
lagi utang-utang jangka pendek dan
yang
menengah dari beberapa bank nasional
investor
dan asing dimana INDF meminjam
memutuskan
dana. Sebut saja, Rp 2,59 triliun kepada
Apabila salah dalam mengkalkulasi,
Bank Mandiri, Tbk yang akan jatuh
baik
tempo
finansiil,
di
Rabobank
sejumlah
bulan
Juni
dana
2012.
dipertimbangkan
di
pasar
modal
pembelian
aspek
finansiil maka
oleh untuk
obligasi.
maupun
investor
non akan
Indonesia
mengalami suatu kondisi default atau
sebesar US$ 44 ribu pada Juli 2012.
kegagalan perusahaan penerbit obligasi
Dari HSBC Corporation sebesar Rp 100
dalam membayar utang pokok obligasi
miliar yang juga jatuh tempo pada bulan
dan bunganya secara utuh maupun
Juli 2012. Dalam jangka waktu yang
sebagian. Hal ini pernah terjadi di tahun
lebih dekat yakni bulan Maret 2012,
1998 ketika krisis ekonomi melanda
utang dari Citibank sebesar 125 juta
Indonesia,
dolar AS juga akan jatuh tempo ( kolom
obligasi mengalami default sehingga
Pro Bisnis, harian Riau Pos, Senin
harus
23/1/2012).
melalui BPPN.
kewajiban
International
Dari
harus
Dengan yang
banyaknya
harus
dimana
dibail
banyak
out oleh
penerbit
pemerintah
segera
Dari uraian tersebut di atas,
diselesaikan oleh INDF, maka langkah
maka makalah ini ditujukan untuk
terbaik yang harus dilakukan adalah
menjawab dua pertanyaan utama terkait
dengan menerbitkan obligasi baru di
dengan rencana penerbitan obligasi Rp
tahun 2012 ini.
2 triliun oleh INDF yaitu sebagai
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
bahwa
reputasi
suatu
berikut: 1.
Bagaimanakah
kelayakan
perusahaan menjadi suatu jaminan bagi
obligasi yang akan ditebitkan
investor yang akan membeli obligasi
oleh
(surat utang) yang hendak diterbitkan
Makmur, Tbk sebesar Rp 2
oleh perusahaan yang bersangkutan.
triliun pada tahun 2012 ini?
Investor tentu saja mengharapkan agar bisa memperoleh keuntungan ( yield ) dari
obligasi
sekaligus
terjamin
2.
PT
Indofood
Sukses
Bagaimana dampaknya terhadap stake holders INDF?
Page |5
Obligasi
II. PEMBAHASAN
Pilihan investasi dalam bentuk
mendapatkan
biasanya pemeringkatan
akan secara
obligasi mengandung resiko kerugian
berkala yang dikeluarkan oleh lembaga
bagi
pemeringkat
investor
apabila
perusahaan
resmi.
Di
Indonesia,
penerbit obligasi mengalami default.
lembaga pemeringkat nasional yang
Oleh karena itu sejumlah pertimbangan
paling
perlu dianalisis secara cermat oleh
dipergunakan oleh banyak emiten di
investor sebelum memutuskan untuk
pasar modal adalah PT Pemeringkat
membeli obligasi dari INDF. Beberapa
Efek
pertimbangan akan dibahas pada bagian
melakukan
selanjutnya untuk menilai kelayakan
Pefindo memiliki sejumlah indikator
obligasi INDF.
sebagai berikut:
populer
Indonesia
dan
(Pefindo).
pemeringkatan
banyak
Dalam ( rating),
A. Ditinjau dari peringkat obligasi INDF Tabel 1 : Peringkat Obligasi AAA
Peringkat tertinggi yang didukung dengan kemampuan obligor (penerbit) yang superior relatif dibandingkan entitas di Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban jangka panjang sesuai yang dijanjikan
AA
Sedikit di bawah AAA, didukung dengan kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya
A
Didukung kemampuan obligor yang kuat untuk memenuhi kewajiban jangka panjang, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan
BBB
Kemampuan obligor memadai dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, namun kemampuan itu diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan
BB
Kemampuan obligor agak lemah dibandingkan entitas Indonesia lainnya, serta peka terhadap keadaan bisnis dan da n perekonomian yang tidak menentu
B
Peringat obligor sangat lemah meskipun kemampuan keuangannya memadai untuk memenuhi kewajiban jangka panjang, namun diperburuk dengan keadaan bisnis dan perekonomian.
CCC
Menunjukkan obligor tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung dari perbaikan keadaan eksternal
Page |6
Menunjukkan efek utang yang macet. Obligor dalam keadaan berhenti
D
beroperasi Sumber: Pefindo (dalam Manurung, dkk : 2009) Dalam menentukan peringkat
AA+ atau hampir mendekati AAA.
obligasi suatu perusahaan, sejumlah
Menurutnya, prospek peringkat tersebut
indikator internal dan eksternal dihitung
adalah stabil. Lebih jauh dijelaskan
secara
bahwa
kenaikan
peringkat
INDF
didukung
oleh
cermat
sampai
untuk
sejauh
menunjukkan
mana
tingkat
obligasi
membaiknya
kemampuan obligor dalam memenuhi
proteksi arus kas perusahaan yang
kewajiban
didorong oleh marjin usaha yang lebih
jangka
Manurung
dkk
penelitiannya
panjangnya. (2009)
dalam
baik dan penurunan tingkat leverage
menyatakan
bahwa
keuangan
perusahaan.
pendapatan, arus kas, struktur utang,
tersebut
struktur modal, likuiditas, Return on
pasar perusahaan yang sangat kuat di
Assets, Total Assets Turnover, current
industri
ratio, kondisi ekonomi, situasi pasar,
portofolio usaha yang terdiversifikasi
dan
dengan baik dan terintegrasi secara
kualitas
manajemen
obligor
juga
Peringkat
mencerminkan
makanan
dalam
posisi
kemasan,
memiliki pengaruh dalam menentukan
vertikal
peringkat suatu obligor. Sementara itu
(http://www.mediaindonesia.com,
dalam penelitian Sejati (2010), faktor
Rabu, 4/5/2011).
pertumbuhan
usaha
( growth)
Kenaikan
peringat
obligasi
perusahaan juga memiliki dampak yang
INDF menunjukkan bahwa penggunaan
positif
dana
dan
menentukan
signifikan peringkat
dalam obligasi
perusahaan.
utang
dialokasikan perusahaan,
dari
investor
secara baik
untuk
baik
mampu oleh
kebutuhan
Sehubungan dengan itu, analis
operasional, refinancing, maupun untuk
Pefindo Vonny Widjaja dalam siaran
ekspansi usaha. Obligasi IV/2007 dan
persnya menyatakan bahwa peringkat
V/2009 memberikan pengalaman yang
obligasi IV/2007 dan obligasi V/2009
positif bagi investor dimana INDF
yang diterbitkan oleh PT Indofood
mampu
Sukses
dari
pembayaran kupon (bunga obligasi)
menjadi
tetap yang menjadi pendapatan bagi
Makmur,
sebelumnya
Tbk
peringkat
naik AA
menyelesaikan
kewajiban
Page |7
investor, serta memberikan jaminan
“gali lubang tutup lubang”, namun jika
bagi investor bahwa INDF mampu
melihat bagaimana peringkat obligasi
membayar lunas seluruh utang pokok
INDF yang sangat tinggi tersebut, maka
obligasinya.
dapat disimpulkan bahwa obligasi seri
Memang persentase return yang
VI/2012 INDF sebesar Rp 2 triliun
diperoleh investor tidak terlalu besar,
sangat layak untuk dibeli oleh para
sebab INDF hanya memberikan kupon
investor
± 10% pertahun dengan durasi selama
pemeringkatan yang dilakukan Pefindo
lima tahun. Namun hal ini sejalan
terhadap
dengan hasil penelitian empiris yang
(signaling)
dilakukan oleh Ibrahim (2008) yang
obligasi INDF “aman dan layak” untuk
menyatakan
dijadikan
bahwa
semakin
baik
yang
berminat.
INDF
Adanya
memberikan
kepada
investor
portofolio
sinyal bahwa
investasi. Pefindo
Itu
peringkat obligasi suatu perusahaan,
disebabkan
karena
maka nilai return/yield akan semakin
melakukan
analisis
rendah, dan sebaliknya, semakin rendah
mengkalkulasi indikator finansiil dan
peringkat obligor maka investor akan
non finansiil yang cermat sehingga
meminta yield yang semakin tinggi.
sampai pada kesimpulan strategis untuk
Obligasi yang memiliki peringkat tinggi
menaikkan peringkat obligasi INDF
memiliki resiko default yang lebih
menjadi AA+.
terukur
telah dengan
rendah, sehingga tingkat kepercayaan
Lagipula, kebijakan menerbitkan
investor juga menjadi tinggi pada
obligasi untuk kebutuhan refinancing
obligasi dimaksud. Rendahnya resiko
juga sudah menjadi aksi korporasi yang
tersebut menyebabkan investor tidak
wajar di pasar modal. Salah satu
menuntut persentase yield yang tinggi,
contohnya
karena mereka merasa cukup aman
menerbitkan obligasi yang dilakukan
investasinya.
oleh BUMN PT Jasa Marga, Tbk dalam
Sebaliknya,
obligasi
adalah
berperingkat rendah mengandung resiko
rangka
yang juga tinggi, sehingga ada tuntutan
sekaligus digunakan untuk memperbaiki
yield yang lebih tinggi pula.
struktur modal perusahaan, serta alokasi
pada
mendanai
kebijakan
Jadi meskipun ada kecurigaan
pendanaan
kebijakan
(http://www.inilah.com,
penerbitan
obligasi
untuk refinancing sebagai kebijakan
15/9/2011).
untuk
refinancing
ekspansi
dan
bisnis tanggal
Page |8
B. Ditinjau Dari Kinerja Keuangan
Sebenarnya
keuangan INDF secara langsung dengan
pemeringkatan
mendasarkannya pada laporan keuangan
obligasi yang dilakukan oleh Pefindo
yang telah dipublikasikan di Bursa Efek
sebagaimana yang diuraikan di atas
Indonesia dalam periode 2005 hingga
telah cukup mewakili fakta bahwa
2009.
kinerja keuangan INDF telah dipandang
Pertama-tama akan kita lihat
baik, sehingga wajar untuk dinaikkan
dari aspek penjualan bersih ( net sales)
peringkat obligasinya. Namun untuk
perusahaan
memuaskan
bagaimana kemampuan INDF dalam
keingintahuan
penulis,
maka ada baiknya jika dibuktikan
yang
mengindikasikan
menjaga pertumbuhan penjualannya.
sendiri secara empiris mengenai kinerja
Penjualan Bersih (dalam miliar rupiah) 45,000,000
38,799,279
40,000,000 35,000,000
37,140,830
30,000,000
27,858,304
25,000,000
18,764,650
20,000,000
21,941,558
15,000,000 10,000,000 5,000,000 2005
2006
2007
2008
2009
Penjualan Bersih (dalam miliar rupiah)
Gambar 1
Sumber
: Grafik Perkembangan Penjualan Bersih INDF 2005-2009 : Indonesian Capital Market Directory 2009 dan 2010
Gambar memperlihatkan
1 grafik
di
atas
bersih selama tahun 2005 hingga 2008,
pertumbuhan
dan sedikit terkoreksi negatif (turun)
penjualan bersih INDF selama periode 2005 hingga 2009. Garis pada grafik tersebut secara umum memperlihatkan adanya rata-rata kenaikan penjualan
pada periode 2009.
Page |9
Tabel 2 : Tingkat Pertumbuhan (Growth) Penjualan Bersih INDF Tahun
Nilai Penjualan Bersih (miliar rupiah)
Pertumbuhan (%)
2005
18,764,650
-
2006
21,941,558
16.93
2007
27,858,304
26.97
2008
38,799,279
39.27
2009
37,140,830
-4.27
Rata-rata pertumbuhan penjualan bersih (%)
19.72
Sumber: Data olahan (berdasarkan ICMD 2009-2010) Tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa
tahun
2005
2008
untuk berbagai keperluan, salah satunya
penjualan perusahaan tumbuh secara
adalah membayar kupon yield obligasi
positif.
kepada para investor.
Meskipun
hingga
yang bisa dipergunakan perusahaan
di
tahun
2009
penjualan sedikit menurun, namun jika dirata-ratakan,
maka
membukukan
rata-rata
dengan
melihat
tren
masih
pertumbuhan positif pada penjualan
pertumbuhan
bersih INDF, dapat direkomendasikan
positif pada penjualan bersihnya sebesar
bahwa obligasi INDF layak untuk
19,72%
Indeks
dimiliki oleh investor. Di lain pihak
pertumbuhan ini tergolong tinggi jika
bagi perusahaan sendiri, adanya tren
mengingat persaingan yang ada pada
penjualan positif ini juga semakin
industri
memberikan
setiap
INDF
Maka
tahun.
makanan
dalam
kemasan.
keyakinan
bahwa
Sehingga wajar jika kemudian Pefindo
perusahaan memiliki kemampuan untuk
menyatakan
melunasi kewajiban obligasinya, baik
bahwa
INDF
masih
memiliki posisi pasar yang sangat kuat
berupa pembayaran kupon maupun
dalam industri.
mengakumulasi
Sebagaimana diketahui bahwa tingkat
penjualan
perusahaan
akan
dalam
memperoleh
untuk
menyelesaikan utang pokok obligasi pada akhir periode pinjaman.
menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan
dana
Indikator bagi efektivitas kinerja keuangan perusahaan akan tercermin
pendapatan operasional dari usahanya.
dari
Semakin tinggi penjualan yang bisa
pertumbuhan laba bersih (EAT). Pada
didapatkan, maka akan semakin tinggi
bagian berikut ini akan disajikan tingkat
pula
pertumbuhan EAT INDF selama 2005
pendapatan.
Selanjutnya,
dari
pendapatan akan diperoleh sejumlah kas
kemampuannya
hingga 2009 berikut ini:
menghasilkan
P a g e | 10
Laba Bersih (dalam miliar rupiah) 2,500,000 2,075,861 2,000,000 1,500,000 980,357 1,000,000 1,034,389
661,210
500,000 124,018 2005
200 6
2007
20 08
2009
Laba Bersih (dalam miliar rupiah)
Gambar 2
Sumber
: Grafik Perkembangan Perolehan Laba Bersih INDF 2005-2009 : Indonesian Capital Market Directory 2009 – 2010
Dapat dilihat dari Gambar 2 di
menjadi
sangat
menggiurkan
bagi
atas bahwa INDF berhasil mencetak
investor, karena mencerminkan bahwa
tren positif pertumbuhan pencapaian
meskipun
laba bersihnya setiap tahun secara
obligasi yang cukup besar pada struktur
signifikan. Bahkan di tahun 2009 INDF
modalnya, namun manajemen mampu
mampu
melakukan alokasi dana secara efektif
membukukan
pertumbuhan
INDF
dan
Bahkan dari data yang dirilis oleh BEI
manajemen
di tahun 2011, pencapaian laba bersih
operasionalnya,
INDF hingga bulan September 2011
mencetak laba yang bertumbuh secara
melesat hingga ke Rp 3,72 triliun.
fantastis setiap tahunnya.
laba
sejak
dikeluarkannya
Obligasi
dengan
utang
hampir dua kali lipat dari tahun 2008.
Artinya jika kita hitung pertumbuhan
didukung
memiliki
kemampuan menggerakkan
sehingga
dapat
Dalam manajemen keuangan, kemampuan
perusahaan laba
dalam
IV/2007 dan Obligasi V/2009 hingga
menghasilkan
dikenal
laba di bulan September 2011, maka
sebutan rasio profitabilitas ( Kasmir :
indeks pertumbuhan laba rata-rata INDF
2010 ). Tujuan akhir yang ingin dicapai
adalah sebesar ± 280% atau hampir tiga
perusahaan
kali lipat. Tentu saja pencapaian ini
memperoleh
adalah laba
yang
dengan
bagaimana maksimal
P a g e | 11
sehingga
perusahaan
akan
semakin
menghasilkan
laba
bersih
dari
mampu untuk memakmurkan pemegang
pemanfaatan
saham. Oleh karena itu, manajemen
secara optimal (Kasmir (Kasmir : 2010). 2010 ). Rasio
perusahaan
ini menunjukkan efisiensi perusahaan
memenuhi
dituntut target
harus
laba
mampu
yang
telah
ditetapkan.
dalam
modal
menggunakan
internalnya
Rasio profitabilitas memberikan
sendiri
sendiri
pendanaan
dalam
mengelola
operasional. Semakin tinggi rasio ini
ukuran tingkat efektivitas manajemen
maka
yang
kepemilikan yang semakin kuat.
ditunjukkan
dihasilkan
oleh
dari
pendapatan
laba
yang
penjualan
dan
investasi.
memberikan
sinyal
bahwa
EAT Equity
ROE =
Intinya,
Indikator profitabilitas lainnya
penggunaan rasio profitabilitas akan perusahaan
adalah laba per lembar saham (EPS)
memanfaatkan investasi dan aktivanya
yang disebut juga sebagai rasio nilai
dalam menghasilkan laba ( Kasmir :
buku
2010). Secara umum, rasio profitabilitas
mengukur
diukur dengan menggunakan indikator
dalam
Return on Investmet (ROI), Return on
pemegang saham (Kasmir (Kasmir : 2010). 2010 ).
Equity (ROE), dan laba per lembar
Semakin besar rasio ini menunjukkan
Earnings per Share (EPS). ROI saham/
semakin
menunjukkan hasil ( return) atas jumlah
pemegang saham, yang juga merupakan
aktiva
investor
menunjukkan
efisiensi
yang
digunakan
dalam
yang
merupakan
rasio
keberhasilan
mencapai
tinggi
manajemen
keuntungan
kemakmuran
perusahaan.
untuk
bagi
bagi
Kemakmuran
perusahaan. ROI juga menunjukkan
investor yang tercermin dari laba per
suatu
efektivitas
lembar saham juga memberikan sinyal
mengelola
positif
ukuran
manajemen
tentang dalam
bagi
investor
yang
ingin
investasinya (Weaver, et al : 2007 )
memperoleh keuntungan dari setiap
yang dihitung dengan:
produk investasi yang dikeluarkan oleh
ROI =
perusahaan
EAT Total Assets
termasuk
ROE atau hasil pengembalian ekuitas mengukur
merupakan kemampuan
rasio
yang obligasi.
bersangkutan, EPS
dihitung
dengan:
untuk
perusahaan
EPS =
Laba saham biasa Saham biasa yang beredar
P a g e | 12
Dalam penelitian Sembel &
suatu bentuk utang, namun banyak
Dewitifa (2004) menyimpulkan bahwa
investor yang merasa optimis bahwa
pengumuman
perusahaan yang menerbitkan obligasi
penerbitan
obligasi
merupakan kabar baik baik investor
akan
baru dan memberikan dampak positif
strategis
pada
keuntungan bagi perusahaan itu sendiri
peningkatan
return
saham
perusahaan. Hal ini mengindikasikan
mampu
melakukan
yang
bisa
tindakan
memberikan
dan juga kepada investor.
bahwa meskipun obligasi merupakan 300 236
250 200 150 118
104 100
70 20.44
50
13
0
2.88
0.84 2 0 05
13.13
12.07
13.76
5.14 4.06 2006 ROI
3.32 2007 ROE
2.61 2008 EPS
Gambar 3
: Grafik Profitabilitas INDF Tahun 2005 – 2009
Sumber
: Data olahan ICMD 2009 – 2010
Gambar
3
memperlihatkan
200 9
Demikian pula pada ROE pada tahun
bagaimana kemampuan INDF mencetak
2005
sebesar
2,88%
melesat
jauh
laba dengan memanfaatkan investasi
sebesar 609,72% atau lebih dari enam
(dalam bentuk keseluruhan total aktiva)
kali lipat menjadi 20,44% di tahun
dan ekuitasnya. Pertumbuhan ROI (atau
2009.
biasa juga disebut dengan ROA) INDF
Performa kemampulabaan yang
menunjukkan tren positif, yang bahkan
ditunjukkan oleh INDF tentu saja sangat
jika dihitung sejak tahun 2005 dimana
menggoda
ROI sebesar 0,84% meningkat 511,90%
berkenan
atau lima kali lipat pada tahun 2009.
obligasi yang dikeluarkan oleh INDF.
banyak membeli
investor saham
untuk maupun
P a g e | 13
Hal ini pula yang tampaknya menjadi
kemampuan itu melesat 1715% atau 17
alasan mengapa Pefindo memutuskan
kali lipat menjadi 236% di tahun 2009.
untuk menaikkan peringkat obligasi
Memang sedikit terjadi anomali pada
INDF. Demikian pula penelitian Sejati
tahun
(2010)
perusahaan justru mengalami sedikit
yang
menyimpulkan
profitabilitas
bahwa
memiliki
dampak
2009,
penurunan.
dimana
penjualan
Tampaknya
penurunan
signifikan dalam menaikkan peringkat
penjualan bersih di tahun 2009 itu tidak
obligasi
Dengan
mempengaruhi kebijakan INDF untuk
rating obligasi yang semakin baik,
menaikkan rasio EPS kepada pemegang
maka semakin layak pula bagi investor
saham, sebab laba bersih perusahaan
untuk membeli obligasi dari perusahaan
sendiri
yang bersangkutan.
signifikan
suatu
perusahaan.
Kemakmuran pemegang saham INDF
tercermin
dari
kemampuan
saham
tahun
2009,
yang
investasi non operasional. Uraian
tentang
INDF
EPS
maka
menguatkan keyakinan penulis bahwa
menunjukkan kemakmuran pemegang
obligasi yang diterbitkan oleh INDF
saham yang semakin tinggi pula. Jika
memang
melihat bagaimana growth INDF dalam
investor. Performa unggul INDF dalam
sisi penjualan tampaknya menjadi wajar
menghasilkan
jika kemudian tingkat pengembalian
kemampuan
investasi
semakin
mengelola setiap pendanaannya secara
yang
efektif, sehingga memberikan jaminan
meningkat,
tinggi
saham
rasio
juga
sebagaimana
dikonsepkan oleh Weaver dkk (2007). Sebagaimana yang dapat dilihat
bahwa
tersebut
profitabilitas
pemiliknya.
Semakin
kepada
di
peningkatan
diakibatkan keuntungan dari pendapatan
perusahaan memberikan dividen per lembar
mengalami
di
layak
untuk
laba
semakin
dibeli
oleh
menunjukkan
manajemen
perusahaan
memberikan
atas
dalam
akan
mampu
keuntungan
kepada
pada Gambar 3, dapat disimpulkan
investor yang mempercayakan dananya
bahwa
kepada mereka.
INDF
selalu
mampu
meningkatkan EPSnya setiap tahun
Sementara
itu,
kekhawatiran
kepada pemegang saham. Jika di tahun
investor pada kemampuan perusahaan
2005 INDF hanya mampu membukukan
untuk
EPS sebesar 13% maka, di tahun 2009
ditunjukkan dengan rasio solvabilitas
menyelesaikan
kewajibannya
P a g e | 14
yang diartikan sebagai kemampuan
tambahan
perusahaan untuk membayar seluruh
dikhawatirkan perusahaan tidak mampu
kewajibannya,baik
menutupi utang-utangnya dengan aktiva
jangka
pendek
pinjaman
maupun jangka panjang kepada pihak
yang
lain apabila perusahaan dilikuidasi atau
digunakan adalah ( Kasmir : 2010 ):
ditutup/berhenti
(Kasmir
:
sebelum
memutuskan
Formulasi
yang
2010 ).
Investor perlu untuk menghitung rasio ini
dimiliki.
karena
Total Debt Total Assets
DAR =
untuk
Ukuran lain dari solvabilitas
membeli obligasi dari suatu perusahaan, karena adanya potensi terjadi default
adalah Debt to Equity Ratio (DER)
(gagal
yaitu rasio yang membandingkan nilai
bayar)
dari
obligor
yang
utang dengan ekuitas yang dimiliki.
mengalami kesulitan. Dalam prakteknya, perusahaan
Rasio ini dipakai untuk mengetahui
yang memiliki rasio solvabilitas yang
jumlah
tinggi akan berdampak timbulnya resiko
kreditur/investor
kerugian yang lebih besar, tetapi juga
perusahaan.
memiliki
semakin besar rasio ini akan semakin
kesempatan
untuk
dana
yang
disediakan
dengan
Bagi
oleh
pemilik
kreditur/investor,
mendapatkan laba yang lebih besar.
tidak
Sebaliknya, apabila rasio solvabilitas
semakin
yang rendah, maka ia akan memiliki
ditanggung
resiko kerugian yang lebih rendah,
mungkin terjadi di perusahaan. Namun
terutama pada saat kondisi ekonomi
bagi perusahaan justru semakin besar
yang menurun (resesi) ( Kasmir : 2010 ).
rasio solvabilitas ini maka akan semakin
Ukuran solvabilitas yang biasa
baik
menguntungkan besar
karena
akan
yang
harus
kegagalan
yang
resiko
atas
dampaknya
bagi
perusahaan,
digunakan adalah Debt to Asset Ratio
karena rasio solvabilitas yang semakin
(DAR)
rendah
akan
besar
pemilik
yaitu
digunakan
rasio untuk
utang
yang
mengukur
menyebabkan perusahaan
harus
perbandingan antara total utang dengan
menyediakan
total aktiva. Apabila rasionya tinggi,
(ekuitas). Formulasi yang digunakan
artinya
adalah (Kasmir (Kasmir : 2010): 2010 ):
pendanaan
dengan
utang
pendanaan
semakin
semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh
DER =
Total Debt Equity
sendiri
P a g e | 15
Satu lagi rasio solvabilitas yang
Long Term Debt Equity
LTDtER =
bisa digunakan adalah Long Term Debt yang
Berdasarkan data dari ICMD
mengukur seberapa besar kemampuan
2009-2010 dapat diukur solvabilitas
ekuitas pemilik dapat menjamin utang-
INDF sebagai berikut:
to
Equity
Ratio
(LTDtER)
utang jangka panjangnya. Formulasinya adalah (Kasmir (Kasmir : 2010): 2010 ): Tabel 3 : Perkembangan Rasio Solvabilitas INDF Tahun 2005 - 2009 Komponen
2005 14,786,084 10,042,582 5,639,712 4,308,449 67.9% 233.1% 130.9%
Total Aktiva Total Utang Total Utang Jk Panjang Total Ekuitas DAR DER LTDrER
Nominal (dalam miliar rupiah) 2006 2007 2008 16,267,483 29,527,466 39,591,309 10,575,307 18,679,042 26,432,369 4,251,006 5,902,677 10,170,208 5,034,463 7,126,596 8,571,533 65.0% 63.3% 66.8% 210.1% 262.1% 308.4% 8 4 .4 % 82.8% 118.7%
Total
2009 40,382,953 24,886,781 13,727,819 10,155,495 61.6% 245.1% 135.2%
140,555,295 90,616,081 39,691,422 35,196,536 64.5% 257.5% 112.8%
Sumber: Data olahan ICMD Tahun 2009 – 2010 Dari Tabel 3 diketahui bahwa secara
agregat
rasio
DAR
INDF
dari obligasi menjadi pilihan yang tepat mengingat
kemudahan
persyaratan.
sepanjang tahun 2005 hingga 2010
Pada penerbitan obligasi, INDF tidak
adalah 64,5%. Ini menunjukkan bahwa
harus menyediakan sejumlah jaminan
hanya 35,5% aktiva INDF yang dibiayai
berupa
sendiri dalam ekuitas, sedangkan 64,5%
kepada
dibiayai dari utang, baik jangka pendek
reputasi serta performa keuangan yang
maupun jangka panjang. Dari hasil ini
baik
maka dapat disimpulkan bahwa INDF
penerbit obligasi kepada investor yang
menerapkan kebijakan struktur modal
ingin
yang
(utang)
perusahaan sendiri, rasio DAR yang
untuk membiayai investasinya. Secara
tinggi ini sangat menguntungkan karena
teoritis maka cukup sulit bagi INDF
kewajiban menyetorkan ekuitas (modal
untuk mendapatkan utang eksternal dari
sendiri) juga semakin rendah.
berorientasi
perbankan
sebab
eksternal
para
sudah
maupun
collateral
investornya,
menjadi
menanamkan
jaminan
dananya.
karena
bagi
Bagi
resiko
Dalam cakupan yang lebih kecil,
Oleh
total rasio DER INDF adalah 257,5%.
karena itu opsi untuk menangguk utang
Hal ini menunjukkan bahwa nilai total
solvabilitasnya
tingkat
agunan
cukup
tinggi.
P a g e | 16
utang INDF 2,57 kali lebih besar dari
INDF. Rasio kemampuan total aktiva
yang
dan ekuitas INDF adalah 1,94 kali lebih
mampu
dijamin
oleh
ekuitas
perusahaan. Demikian pula pada total
besar
rasio LTDtER sebesar 112,8% yang
kemampuan membayar utang INDF >
menunjukkan
1. Belum lagi jika dinilai dari ukuran
bahwa
utang
jangka
dari
panjang INDF 1,12 kali lebih besar dari
perusahaan,
yang
reputasi
mampu
dijamin
oleh
ekuitas
total
utangnya,
paten,
goodwill,
perusahaan
serta
kinerja
keuangan
pandang kreditur/investor, tentu saja
tumbuh
rasio ini cukup beresiko, karena jika
dikatakan,
terjadi likuidasi (penutupan usaha) oleh
sebenarnya INDF memiliki kemampuan
INDF, maka ekuitas yang ada tidak
untuk
akan mampu membayar utuh seluruh
utangnya,
kewajiban
mengkombinasikan
baik
jangka
pendek maupun jangka panjang.
yang
dan
perusahaan. Jika dipandang dari sudut
perusahaan,
INDF
atau
signifikan. dari
positif Maka
sisi
membayar meskipun
dan dapat
solvabilitas,
seluruh
utang-
harus
dengan
antara
ekuitas
dengan total aktiva yang dimiliki.
Maka dalam perspektif investor
Dengan demikian maka ditinjau
yang sempit dan konservatif (pesimis),
dari sisi kinerja keuangan perusahaan,
sebenarnya niat membuat utang baru
obligasi INDF layak untuk dibeli oleh
melalui instrumen obligasi oleh INDF
investor, sekaligus juga layak untuk
pantas untuk disikapi secara hati-hati.
diterbitkan oleh
Namun demikian, jika kita memperluas
Makmur,
cakupan kemampuan INDF dalam hal
kebijakan pendanaan eksternalnya.
total ekuitas dan total aktiva terhadap total utangnya, maka akan diperoleh: (Total Aktiva + Ekuitas) / Total Utang = (140.555.295 + 35.196.536) / 90.616.081 = 1,94. 1,94 . Artinya adalah, jika pun ekuitas INDF tak mampu menutupi total utangnya, namun defisit itu bisa ditutupi dari konversi/penjualan seluruh aktiva perusahaan, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap yang dimiliki
C.
Tbk
Dampak
PT Indofood Sukses sebagai
bagian
Penerbitan
dari
Obligasi
Bagi Stakeholders INDF Dalam makalah ini, stakeholders yang dimaksudkan adalah perusahaan itu sendiri, pasar modal (dalam hal ini adalah investor) dan juga pemerintah. Dampak yang akan didiskusikan adalah mengenai
serangkaian
manfaat
ekonomis yang bisa diperoleh oleh masing-masing stakeholders dimaksud.
P a g e | 17
1. Bagi
PT
Indofood
Sukses
kepada investor.
Makmur, Tbk Telah bahwa
dinyatakan
rencana
sebesar
Rp
2
perusahaan melalui penerbitan saham
sebelumnya
penerbitan triliun
obligasi
yang
akan
Perubahan struktur modal ini dikenal
dengan
debt
istilah
readjustment yang
juga
merupakan
dilakukan INDF dimaksudkan untuk
bagian dari capital restructuring yang
melakukan refinancing utang obligasi
diartikan
V/2007 yang telah jatuh tempo pada
mengubah utang-utang jangka pendek
tahun
menjadi
2012
sejumlah
ini,
serta
kewajiban
membayar
jangka
sebagai
utang
langkah
jangka
untuk
panjang,
pendek
mengganti utang lama dengan utang
kepada beberapa bank yang menjadi
baru. Karena pengubahan jenis utang ini
kreditur INDF. Utang obligasi yang
tidak memberikan tambahan dana tunai
telah jatuh tempo pada kenyataannya
kepada INDF, karena seluruh dana
juga menjadi utang jangka pendek yang
obligasi akan digunakan untuk menutup
mendesak untuk dibayarkan. Dalam
utang-utang lama, maka kebijakan debt
struktur modal, utang jangka pendek
adjustment
sangat
refinancing.
membebani
keuangan
ini
disebut
Tujuan
sebagai
utama
dari
perusahaan, karena harus menyediakan
refinancing adalah untuk memperbaiki
sejumlah besar kas/tunai yang akan
posisi
dibayarkan,
terlebih
perusahaan serta membantu perusahaan
melakukan
kebijakan
INDF
tidak
penerbitan
likuiditas
dalam
dan
mendapatkan
solvabilitas
dana
eksternal
obligasi konversi, dimana utang dari
untuk membiayai investasinya (Riyanto
investor obligasi dapat dikonversikan
: 2001). 2001).
menjadi saham yang akan berdampak
Kemudian,
dengan
tingkat
pada struktur kepemilikan perusahaan.
solvabilitas INDF yang cukup beresiko
Dengan
demikian
dari sisi kreditur, maka perusahaan bisa
obligasi
bagi
maka,
INDF
adalah
manfaat untuk
memperoleh
utang
tanpa
memperbaiki struktur permodalannya
direpotkan
menjadi
harus
kebijakan ketat dari perbankan apabila
menyuntikkan ekuitas tambahan atau
ingin mendapatkan dana melalui kredit
menyerahkan
perbankan. Obligasi merupakan jenis
lebih
baik,
sebagian
tanpa
kepemilikan
sekuritas
dengan
baru
yang
prosedur
sangat
dan
disukai
P a g e | 18
perusahaan
karena
menerbitkannya
biaya
relatif
untuk
lebih
murah
investor memilih mengalihkan dananya ke instrumen keuangan obligasi yang
daripada menerbitkan saham (Keown ( Keown :
menjanjikan
2005). 2005). Selain itu, obligasi juga memiliki
(Haryanti : 2003). 2003 ).
efek tax efek tax shield bagi penerbitnya (Suta (Suta :
pendapatan
Dalam
tetap
beberapa
literatur
2000). 2000). Dari sisi cost of fund (biaya
disebutkan bahwa berinvestasi pada
modal), biaya bunga yang harus dibayar
obligasi memiliki sejumlah kelebihan
perusahaan hanya sekitar 10%, jauh
dibandingkan dengan berinvestasi pada
lebih murah daripada bunga yang harus
saham.
dibayar perusahaan apabila mengajukan
bahwa obligasi lebih disukai karena
kredit
volatilitas
obligasi
(Sejati : 2010). 2010 ).
daripada
saham
2. Bagi Investor
menawarkan tingkat pengembalian yang
perbankan
sekitar
17%-18%
Di antara pasar keuangan yang
Faerber
(2000)
menyatakan
lebih serta
rendah obligasi
positif dengan pendapatan tetap ( fixed fixed
ada, saat ini investasi pada obligasi
income). income). Sejalan dengan itu, Darmadji
mengalami perkembangan yang cukup
dan
baik.
menyatakan bahwa pemegang obligasi
Pada
Pengawas
laporan Pasar
tahunan
Modal
Badan
(Bapepam)
akan
Fakhruddin
menerima
(2006)
pendapatan
juga
berupa
tahun 2002 menunjukkan nilai emisi
bunga secara rutin selama berlakunya
obligasi
besar
obligasi dan para investor juga dapat
dibandingkan nilai emisi saham, yang
menghasilkan pendapatan atas kenaikan
disebabkan oleh penurunan suku bunga
nilai
dan
premium pada pasar sekunder.
perusahaan
pengetatan
lebih
peluncuran
kredit
perbankan nasional (Sejati (Sejati : 2010). 2010 ).
nominal
obligasi
ke
harga
Maka dapat disimpulkan bahwa,
Selain perusahaan penerbit (emiten) itu
dengan
sendiri, pasar obligasi juga disukai oleh
utang baru melalui obligasi yang akan
investor
beberapa
dilakukan oleh INDF, akan memberikan
keuntungannya. Perkembangan obligasi
kesempatan kepada masyarakat yang
yang pesat ini antara lain disebabkan
berkeinginan
oleh
sejumlah
karena
rendahnya
Suku
Bunga
Bank
Indonesia (SBI) dan tingkat bunga deposito yang rendah sehingga banyak
adanya
rencana
untuk
keuntungan
pasar modal. 3. Bagi Pemerintah
bisa
penerbitan
menikmati
finansiil
dari
P a g e | 19
Sistem
kapitalisasi
dan
tahun dan durasi pembayaran kupon
dipraktekkan
oleh
selama lima tahun, maka besaran pajak
dari
bunga obligasi yang bisa didapatkan
dan
pemerintah adalah sekitar Rp 30 milyar
menjadikan
setiap tahun, atau Rp 150 miliar dalam
perkembangan yang terjadi di pasar
lima tahun durasi obligasi. Itu hanya
modal sebagai salah satu indikator
dari satu penerbitan obligasi, sedangkan
pertumbuhan
INDF
neoliberal
yang
pemerintah
Indonesia,
segala
terlepas
kontroversi
ketidakadilannya,
ekonomi
kondisi
dan
menjadi
mengeluar
obligasi
makro
sebanyak 5 kali sejak mereka pertama
nasional secara keseluruhan. Adanya
kali masuk ke pasar modal ((listing listing))
pasar
pada
signaling
modal
ekonomi
telah
sekaligus
pemerintah
dalam
kebutuhan
pendanaan
menyediakan
perusahaan-perusahaan sehingga
membantu
operasional di
Indonesia
dapat
tahun
1994.
Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa penerbitan obligasi oleh
perusahaan
akan
memberikan
manfaat finansiil dari sisi fiskal
bagi
mendorong
pemerintah, dan membawa efek domino
pertumbuhan PDB (Produk Domestik
pada perputaran roda perekonomian
Bruto) yang lebih tinggi. Keterbatasan
secara umum.
keuangan pemerintah untuk membantu
III. KESIMPULAN & SARAN
para pelaku industri menyebabkan pasar modal menjadi alternatif bagi banyak emiten
yang
ingin
mendapatkan
sokongan dana agar bisa menggerakkan roda
perusahaan,
termasuk
salah
satunya dengan cara menerbitkan surat utang (Obligasi).
juga
menjadi
sumber
pendapatan bagi negara dalam bentuk pajak
bunga
kinerja keuangan yang dimiliki oleh Indofood
Sukses
Makmur,
Tbk
memberikan kelayakan yang tinggi bagi perusahaan untuk membuat utang baru melalui
penerbitan
obligasi,
karena
secara finansial, perusahaan memiliki
Selain itu, secara fiskal, pasar obligasi
Baiknya peringkat obligasi serta
obligasi
yang
tarif
pajaknya adalah 15%. Jika diasumsikan nilai obligasi INDF adalah sebesar Rp 2 triliun dengan suku bunga 10% s per
kemampuan
untuk
membayar
kewajiban pembayaran kupon obligasi serta
membayar
obligasinya. penilaian
Bagi
utang
pokok
investor,
adanya
keuangan
yang
positif
terhadap obligasi INDF, menjadi dasar yang layak bagi investor yang ingin
P a g e | 20
membeli
obligasi
yang
Maturity Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004 – 2006. Tesis Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang
dikeluarkan
INDF. Tingginya
peringkat
obligasi
INDF menyebabkan nilai yield obligasi INDF agak rendah jika dibandingkan emiten lainnya, sebab tingkat resiko default obligasi default obligasi INDF yang juga rendah. Oleh karena itu disarankan kepada manajemen INDF untuk memberikan bunga yang lebih tinggi kepada investor agar menjadi daya tarik yang lebih besar.
Penambahan
jumlah
bunga
obligasi yang lebih besar juga sebagai antisipasi apabila terjadi peningkatan suku bunga perbankan mengingat durasi obligasi INDF cukup panjang yang memungkinkan segala perubahan bisa terjadi dengan cepat.
Indonesian Capital Market Directory, tahun 2009 dan 2010 Kasmir, 2010. Analisis Rajawali Keuangan. Jakarta
Keown, Arthur J, et al, 2005. Financial Prentice-Hall. Management. Inc., New Jersey Manurung. A., D. Silitonga, dan W.R.L. Tobing, 2009. Hubungan 2009. Hubungan Rasio Rasio Keuangan Dengan Rating Obligasi. Karya penelitian tidak diterbitkan. Riau Pos, kolom Pro Bisnis, hari Senin tanggal 23 Januari 2012 Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4, BPFE UGM, Yogyakarta Sejati,
DAFTAR PUSTAKA Darmadji, Tjiptono, dan H. M. Fakhruddin, 2006. Pasar Modal di Indonesia – Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat, Jakarta Faerber, Esme, 2000. Fundamental of the Bond Market. McGraw-Hill, New York Haryanti, Sri, 2003. “Euforia Itu Belum Berlalu”. Buletin Investor, edisi 85, 10 – 23 September 2003, Jakarta Ibrahim, Hadiasman, 2008. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan dan DER Terhadap Yield To
Laporan Press,
G. Putri, 2010. Analisis Akuntansi dan Non Akuntansi Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Jurnal Ilmu Manufaktur. Administrasi dan Organisasi, vol. 17. No. 1, Jan – Apr 2010, hal. 70-78
Sembel, Roy, dan J. Dewitifa, 2004. Analisa Pengaruh Pengumuman Obligasi Terhadap Return Saham di BEJ Periode 2000 – 2004. Jurnal Ekonomi, No. 36, vol. XIV, September – Oktober 2004, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta Suta, I Putu Gede Ary, 2000. Menuju Pasar Modal Moders. Yayasan Sad Hatria Bhakti, Jakarta
P a g e | 21
Weaver, S.C., dan J.F. Weston, 2007. Finance and Accounting for Nonfinancial Managers. Terjemahan Emil Salim. Buana Ilmu Populer, Jakarta http://www.mediaindonesia.com, tanggal 4 Mei 2011 http://www.inilah.com, September 2011
tanggal
15