IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH ( Sebuah Harapan Harapan dan Tantan Tantangan gan )
A. Pend Pendah ahul ulua uan n
Kebi Kebijak jakan an nasio nasiona nall pend pendid idik ikan an kara karakte kterr meru merupa paka kan n bagi bagian an yang yang tida tidak k dapa dapatt dipisahkan dari kebijakan nasional pembangunan karakter bangsa yang diamanatkan oleh Presiden RI pada acara puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional, 11 Mei 21! Kebijakan nasion nasional al pendid pendidika ikan n karakt karakter er dilaku dilakukan kan dalam dalam rangka rangka me"uju me"ujudka dkan n tujuan tujuan pendid pendidika ikan n nasion nasional al yaitu yaitu untuk untuk berkem berkemban bangny gnyaa potens potensii peserta peserta didik didik agar agar menjad menjadii manusi manusiaa yang yang beriman dan bertak"a kepada #uhan $ang Maha %sa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreati&, kreati&, mandiri, mandiri, dan menjadi "arga negara negara yang demokratis demokratis serta bertanggung bertanggung ja"ab! Pada &ase &ase a"al a"al,, pend pendid idik ikan an kara karakt kter er di&o di&oku kusk skan an pada pada pemb pemben entu tuka kan, n, pemb pembin inaa aan, n, dan dan pengembangan nilai jujur, cerdas, tangguh, dan peduli! 'apat juga ditambahkan nilai(nilai lain yang yang rele)an rele)an dan kontek kontekstu stual al sesuai sesuai dengan dengan keperl keperluan uan!! Pada Pada &ase beriku berikutny tnyaa dapat dapat dikembangkan berbagai nilai antara lain bertanggung ja"ab, kreati&, disiplin, suka menolong! Program Program pendidi pendidikan kan karakter karakter ini merupa merupakan kan intensita intensitass yang yang benar( benar(ben benar ar harus harus deng dengan an seng sengaj ajaa diren direncan canak akan an,, dilak dilaksan sanak akan an,, dan dan die) die)al alua uasi! si! Prog Program ram terse tersebu butt haru haruss mempunyai mempunyai dampak langsung langsung *bukan *bukan dampak pengiring+ pengiring+ terhadap pembentukan pembentukan karakter! karakter! Kegiatan pendidikan karakter yang yang terintegrasi dengan pelaksanaan kegiatan pendidikan lain ,dira ,diranc ncan ang g deng dengan an enam enam struk struktu turr prog program ram sepe sepert rtii yang yang terse tersebu butt di atas atas mulai mulai dari dari harmonisasi harmonisasi kebijakan kebijakan pendidikan pendidikan karakter karakter sampai dengan implementasi implementasi dan diseminasi diseminasi pendidikan karakter! Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai bangsa yang memiliki kebudayaan adiluhung! Masyarakatnya hidup rukun, ingat semboyan negara -hinneka #unggal Ika. yang diambil dari sesanti pada /aman Majapahit -hinneka #unggal Ika #an Hana 'harma 0angr"a. menunjukkan hidup penuh toleransi antar "arga negara yang berbeda(beda! Hubungan sosial dihiasi dihiasi perilaku perilaku sopan dan santun, saling menghargai, menghargai, dan tenggang tenggang rasa! Namun kita dapat menyaksikan sendiri bah"a akhir(akhir ini begitu banyak sosok manusia Indonesia yang tampil penuh pamrih, tidak tulus ikhlas, tidak bersungguh(sungguh, semu, semakin lekat dengan dengan tradisi yes tradisi yes man, man, dan si&at(si&at buruk lainnya!i&at dan sikap yang demikian itu akan termani&estasikan pada perilaku yang suka menyalahkan orang lain, senang menghujat menghujat dan tidak tidak dapat dapat dipega dipegang ng janjiny janjinya, a, menjadi menjadi sosok sosok yang yang pemarah pemarah,, penden pendendam dam,, tidak tidak tolera toleran, n, perilaku buruk dalam berkendaraan, praktik korupsi, premanisme, perang antar kampung dan suku dengan tingkat kekejaman yang sangat biadab, menurunnya penghargaan kepada para pemimpin, dan sebagainya! ebih jauh lagi kini antar anak bangsa saja sudah saling curiga mencurigai, misalnya dengan yang berbeda etnis, agama, dan kelas sosial! Mahatm Mahatmaa 3hand 3handii *dalam *dalam oedar oedarson sono, o, 21+ 21+ mengur mengurai ai sebagai sebagai 4tujuh 4tujuh dosa dosa yang yang mematikan5 *the *the seven deadly sins+ sins + yaitu *1+ semakin semakin merebaknya merebaknya nilai(nil nilai(nilai ai dan perilaku perilaku memperoleh kekayaan tanpa bekerja *wealth * wealth without work); *2+ work); *2+ kesenangan tanpa hati nurani * pleasure pleasure without conscience+6 conscience+6 *7+ *7+ peng penget etah ahua uan n tanp tanpaa kara karakt kter er *knowledge knowledge without without character +6 +6 *8+ bisnis bisnis tanpa moralitas moralitas *commerce * commerce without ethic); *9+ ethic); *9+ ilmu pengetahuan tanpa kemauan kemauan * science science without humanity+6 humanity+6 *:+ *:+ agam agamaa tanpa tanpa peng pengor orba bana nan n *religion religion without without
sacrifice+6 dan *;+ politik tanpa prinsip (politic without principle). Pertanyaan yang muncul adalah apa yang salah dengan bangsa kita ini<.! Kondisi yang demikian itu merupakan indikasi hilangnya karakter yang akan mengarah pada kehilangan segalanya! =leh karena itu, perlu disadari oleh seluruh pemangku kepentingan * stake-holder + termasuk seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan perhatian yang cukup signi&ikan untuk memulai kembali membangun karakter bangsa!
Pendidikan Karakter Bangsa di atas pada prinsipnya, merupakan pengembangan budaya dan karakter bangsa yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. Namun dalam kenyataanya masih banyak persoalan yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter itu sendiri, harapannya pendidikan karakter tidak hanya kebijakan sesaat yang digaungkan begitu hebat tapi dalam pelaksanaan khususnya dalam proses pembelajaran tidak tersentuh sama sekali karakter apa yang akan dikembangkan dan dicapai. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengupas persoalan ini, khususnya dalam perspektif analisis kebijakan pendidikan. Makalah ini akan mengupas lebih dalam mengenai seluk beluk mengenai konsep pendidikan karakter, dan apakah pelaksanaan pendidikan karakter terkesan berjalan begitu saja, ataukah dalam pelaksanaannya dapat berhasil dengan baik! 'alam hal ini pembatasan pembahasannya akan dikaitkan dengan berbagai teori kei!akan "ulik khususnya mengenai i#"le#enta$i kei!akan! 'engan demikian analisis dalam artikel ini sangat penting sekali untuk dilakukan , sehingga ada feedback untuk memperbaiki pelaksanaan dari kebijakan mengenai pendidikan karakter itu sendiri! B. Pe#aha$an %. I#"le#enta$i Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter telah menjadi polemik di berbagai negara! Pandangan pro dan kontra me"arnai diskursus pendidikan karakter sejak lama! ejatinya, pendidikan karakter merupakan bagian esensial yang menjadi tugas sekolah, tetapi selama ini kurang perhatian! >kibat minimnya perhatian terhadap pendidikan karakter dalam ranah persekolahan, sebagaimana dikemukakan ickona telah menyebabkan berkembangnya berbagai penyakit sosial di tengah masyarakat! Idealnya, sekolah tidak hanya berke"ajiban meningkatkan pencapaian akademis, tetapi juga bertanggung ja"ab dalam membentuk karakter peserta didik! Namun,tuntutan ekonomi dan politik pendidikan menyebabkan penekanan pada pencapaian akademis mengalahkan idealitas peran sekolah dalam pembentukan karakter! Pendidikan karakter diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development *usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah untuk membantu pengembangan karakter dengan optimal+! Hal ini berarti untuk mendukung perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh komponen di sekolah baik dari aspek isi *the content of the curriculum+, proses pembelajaran *the
procces of instruction+, kualitas hubungan *the quality of relationships+, penanganan mata pelajaran *the handling of discipline+, pelaksanaan akti)itas ko(kurikuler, serta etos seluruh lingkungan sekolah *?ubaedi, 211@18+ ! Menurut 'a)id %lkind dan Areddy "eet *dalam ?ubaedi, 211@19 ) character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical value *pendidikan karakter adalah usaha sengaja *sadar+ untuk membantu manusia memahami, peduli, dn melaksanakan nilai(nilai etika inti+! Ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita inginkan bagi anak(anak, maka jelas bah"a kita mengharapkan mereka mampu menilai apakah kebenaran, peduli secara sungguh(sungguh terhadap kebenaran, dan kemudian mengerjakan apa yang diyakini sebagai kebenaran, bahkan ketika menghadapi tekanan dari luar dan upaya dari dalam! Pendidikan karakter menurut Ratna Mega"angi *28@B9+, merupakan sebuah usaha untuk
mendidik anak(anak
agar dapat
mengambil
keputusan
dengan
bijak dan
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari(hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positi& kepada lingkungannya! 'e&inisi lain dikemukakan oleh Aakry 3a&&ar *21@1+ bah"a pendidikan karakter merupakan trans&ormasi nilai(nilai kehidupan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu! 'alam grand desain pendidikan karakter, pendidikan karakter merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan nilai(nilai luhur dalam lingkungan satuan pendidikan *sekolah+, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat! Nilai luhur ini berasal dari teori pendidikan , psikologi pendidikan, nilai(nilai sosial budaya, ajaran agama, Pancasila dan CC' 89, dan CC No!2 tahun 27 tentang istem Pendidikan Nasional, serta pengalaman terbaik dan praktik nyata dalam kehidupan sehari(hari! Proses pembudayaan dan pemberdayaan nilai(nilai luhur ini juga didukung oleh komitmen dan kebijakan pemangku kepentingan serta pihak(pihak terkait lainnya termasuk dukungan sarana dan prasarana yang diperlukan! Karakter dide&inisikan oleh Ryan dan -ohlin *dalam >hmad #a&sir, 211+ mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan * knowing the good +, mencintai kebaikan *loving the good +, dan melakukan kebaikan *doing the good +! 'alam pendidikan karakter kebaikan itu sering kali dirangkum dalam sederet si&at(si&at baik! 'engan demikian, maka pendidikan karakter adalah upaya untuk membimbing perilaku manusia menuju standar baku! Cpaya ini juga memberi jalan untuk menghargai persepsi dan nilai(nilai pribadi yang ditampilkan di sekolah! Aokus pendidikan karakter adalah pada tujuan etika, tetapi praktiknya meliputi penguatan kecakapan yang penting yang mencakup perkembangan sosial sis"a! Homby dan Parn"ell *dalam >hmad #a&sir, 211+ karakter adalah kualitas mental, kekuatan moral, nama atau reputasi! Herma"an Kertajaya mende&inisikan karakter adalah ciri khas. yang dimiliki oleh suatu benda atau indi)idu! Diri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau indi)idu tersebut dan merupakan mesin pendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu!
Istilah karakter dan kepribadian atau "atak sering digunakan secara bertukar(tukar , tetapi >lport menunjukkan kata "atak berarti normati&, serta mengatakan bah"a "atak adalah pengertian etis dan menyatakan bah"a character is personality evaluated and personality is character
devaluated *"atak adalah kepribadian dinilai, dan kepribadian
adalah "atak yang tak dinilai+! Karakter adalah "atak, si&at, atau hal(hal yang memang sangat abstrak yang ada pada diri seseorang! 'inamika pemahaman pendidikan karakter berproses melalui tiga momen@ momen historis, momen re&lekti&, dan momen praktis! Momen historis, yaitu usaha mere&leksikan pengalaman umat manusia yang bergulat dalam menghidupi konsep dan praksis pendidikan khususnya dlam jatuh bangun mengembangkan pendidikan karakter bagi anak didik sesuai dengan konteks /amannya! Momen reflektif , sebuah momen yang melalui pemahaman intelektualnya manusia mencoba melihat persoalan metodologis, &iloso&is, dan prinsipil yang berlaku bagi pendidikan karakter! Momen praktis, yaitu dengan bekal pemahaman teroretis konseptual itu, manusia mencoba menemukan secara e&ekti& agar proyek pendidikan karakter dapat e&ekti& terlaksana di lapangan *Masnur Muslich, 211+! Meminjam terminologi yang dipergunakan 'a)id Kerr *1BBB+, pada saat menjelaskan isi dan modus iti!enship "ducation, maka proses pembelajaran pendidikan karakter hendaknya dilakukan secara inklusi& pada pembelajaran semua mata pembelajaran di kelas, luar kelas, satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat! Pengembangan proses pembelajaran yang demikian dimaksudkan untuk menghindarkan pendidikan karakter dari si&at yang eksklusi& dimana upaya pembinaan karakter hanya dilakukan oleh mata pelajaran tertentu sementara pelajaran maupun program pendidikan lain di sekolah maupun luar sekolah termasuk di keluarga dan masyarakat tidak menyentuhnya sama sekali! -erikut ini beberapa implementasi pendidikan karakter di sekolah! a. Ke&iatan Pendidikan Karakter di Kela$
'i kelas dapat dilakukan dalam pelajaran Pendidikan Ke"arganegaraan *PKn+ maupun pelajaran lain! Khusus bagi PKn yang secara teoretik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi(dimensi kogniti&, a&ekti&, dan psikomotorik yang bersi&at kon&luen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral hendaknya melahirkan dua dampak sekaligus, yakni dampak instruksional maupun dampak pengiring! 'ampak instruksional adalah pengaruh langsung dari proses belajar dan pembelajaran yang biasanya dirumuskan dalam tujuan pembelajaran! Misalnya setelah peserta didik mempelajari topik demokrasi mereka dapat *1+ mengidenti&ikasi dasar(dasar demokrasi * foundation of democracy+ secara uni)ersal yang dapat diterima semua negara di dunia *ranah kogniti&+6 *2+ membedakan praktik demokrasi di berbagai negara berdasarkan latar belakang sejarah, ideologi, dan tujuan nasional masing(masing *ranah kogniti&+6 *7+ meyakini keunggulan sistem pemerintahan demokrasi dibandingkan dengan sistem pemerintahan otoritarianisme maupun sistem pemerintahan komunisme *ranah a&ekti&+6 *8+ menerapkan pola hidup demokratis dalam proses pengambilan keputusan *ranah psikomotor+! 'ampak pengiring adalah pengaruh ikutan setelah peser ta didik melakoni pengalaman belajar tertentu, seperti misalnya menjadi lebih peka terhadap masalah yang ada di lingkungannya, menjadi lebih toleran terhadap pandangan yang beragam, lebih kreati&, dan ino)ati&! 'ampak pengiring akan lahir jika dan hanya jika peserta didik memiliki pengalaman
belajar *learning e#perience+ optimal yang mampu merangsang seluruh potensi kogniti&, a&ekti&, dan psikomotor! >tas dasar pandangan demikian maka proses pembelajaran kon)ensional yang memposisikan peserta didik laksana botol kosong yang harus diisi ilmu pengetahauan dan pendidik bertindak sebagai satu(satunya sumber belajar, serta belajar hanya dibatasi oleh dinding kelas, tidak memberikan cukup pengalaman belajar! Pada konteks perlunya melahirkan dampak pengiring itulah kita mendambakan lahirnya model pembelajaraan ino)ati& dengan meman&aatkan berbagai sumber belajar yang ada di kelas dan di luar kelas! -erikut ini beberapa contoh implementasi pendidikan karakter di kelas! %. $ealtier food in school *#im C> '
Para sis"a sekolah menengah dari kota Eancou)er, C> ini menyadari adanya masalah berkenaan dengan makanan yang tidak sehat yang mereka konsumsi sehari(hari, termasuk yang terdapat di kantin sekolah! Mereka berasumsi bah"a makanan yang tidak sehat seperti itulah yang mengakibatkan semakin banyaknya orang >merika yang kegemukan! -ukan hanya itu mereka pun mengkha"atirkan bah"a karena kebanyakan mengkonsumsi makanan yang mereka namakan %unk &ood tersebut berbagai penyakit mematikan pun kerapkali muncul, seperti penyakit jantung koroner dan kanker! elanjutnya mereka membentuk tim peneliti untuk melakukan sur)ai guna memperoleh ja"aban untuk memecahkan masalah tersebut! Mula(mula tim peneliti melakukan "a"ancara dengan ahli gi/i sekolah untuk memperoleh ja"aban bagaimana menyiapkan makanan sehat di sekolah, bukan Funk Aood! Cntuk memperoleh dukungan dari masyarakat, tim peneliti pun melakukan "a"ancara dengan sejumlah anggota masyarakat dari berbagai kalangan! Hasilnya sungguh menggembirakan, hampir sebagian besar anggota masyarakat menyetujui gagasan untuk melarang kantin sekolah menyajikan %unk &ood ! elanjutnya diadakan kunjungan terhadap pejabat dinas pendidikan setempat untuk memberikan dorongan agar mengeluarkan kebijakan publik yang mengikat sekolah agar menyajikan makanan sehat! Proyek belajar ini sangat menarik karena memberikan pengalaman belajar langsung kepada para sis"a! 'ampak pengiring dari proses pembelajaran ini adalah melatih kepekaan sis"a terhadap persoalan( persoalan yang terdapat di lingkungannya dan melatih keterampilan berpartisipasi! 2. 'estore historic monuments *#im India+
Para sis"a dari India menyajikan proyek belajarnya dengan topik memperbaiki monumen bersejarah! 'i kota tempat mereka tinggal, Ne" 'elhi terdapat sejumlah monumen bersejarah yang terlantar, tidak tera"at dan sepertinya tidak ada pihak yang bertanggung ja"ab memeliharanya! Mereka kemudian mengunjungi sejumlah pejabat setempat yang diperkirakan memiliki kaitan dengan keberadaan monumen tersebut untuk meminta perhatiannya agar melakukan langkah(langkah untuk memperbaikinya! Namun ja"aban tidak memuaskan tim peneliti, semuanya serba klise dan saling lempar tanggung ja"ab! Para pejabat daerah mengatakan bah"a tugas mera"at dan memperbaiki monumen bersejarah berada di tangan pemerintah pusat! elanjutnya tim melakukan "a"ancara dengan anggota masyarakat untuk memperoleh tanggapan tentang perlunya mencari solusi untuk menyelesaikan persoalan tersebut! Cmumnya mereka sependapat bah"a pemerintah mesti bertanggung ja"ab terhadap keberadaan monumen bersejarah tidak boleh menterlantarkannya! Para sis"a justru memeberikan pemahaman lain bah"a dalam menghadapi persoalan seperti itu anggota masyarakat tidak boleh tinggal diam, harus bahu( membahu bersama pemerintah untuk memperbaiki monumen bersejarah yang terlantar itu! elanjutnya tim melakukan kegiatan pembinaan pada anak(anak sekolah dasar untuk mencintai monumen bersejarah di daerahnya melalui lomba menggambar dengan objek monumen bersejarah! Melalui kegiatan ini para sis"a belajar bagaimana menjadi bagian dari
solusi bukan bagian dari persoalan! osok generasi muda yang demikianlah yang dapat menatap masa depan lebih optimis! 7! cces to clean water *#im enegal+ #im sis"a dari sebuah desa kecil Ross -ethio, enegal ini mengajukan masalah kesulitan memperoleh air bersih! Mereka menyaksikan keadaan dimana masyarakat mengambil air untuk keperluan hidup sehari(hari dari sebuah kubangan air yang jaraknya sekitar 2: kilometer dari desa mereka! 'isamping jaraknya yang jauh, sumber air itupun tidak sehat karena terkontaminasi oleh sampah dan kotoran he"an! >kibatnya banyak anggota masyarakat yang terjangkit berbagai penyakit, seperti kolera, kudis, dan penyakit kulit lainnya! Para sis"a menyadari bah"a persoalan tersebut perlu dipecahkan dan selanjutnya mereka melakukan sur)ai untuk mencari solusi terbaik! Pertama(tama tim peneliti berkunjung pada tokoh agama setempat untuk memperoleh dukungan! elanjutnya mereka berkunjung kepada otoritas setempat untuk menanyakan apa yang telah dan akan dilakukan pemerintah untuk menanggulangi masalah tersebut! Para sis"a memperoleh in&ormasi bah"a pemerintah telah mulai membangun to"er air untuk menyuplai air ke Ross -ethio, namun proyek tersebut terbengkalai dan tak kunjung selesai "alaupun sudah berlangsung bertahun(tahun lamanya dengan alasan tidak cukup dana! Cntuk memberi tekanan kepada pemerintah setempat agar serius menyelesaikan pembangunan to"er air, tim mengorganisasikan sebuah demontrasi damai yang diikuti seluruh sis"a pada sekolah mereka menuju kantor otoritas Ress -ethio! 'engan kegigihan yang luar biasa dalam meyakinkan pemerintah bah"a solusi terbaik untuk memperoleh akses air bersih adalah penyelesian pembangunan to"er air, akhirnya otoritas setempat memulai lagi mengerjakan proyek tersebut! 'ari kegiatan ini para sis"a memperoleh pengalaman belajar bah"a dengan kegigihan dan kerja keraslah sesuatu dapat diraih! 8! chool violence *#im Fordan+ Para sis"a sekolah menengah di kota >l Karak, Fordan mengangkat topik untuk proyek belajar mereka adalah kekerasan di sekolah! Para sis"a mengamati bah"a di daerahnya sering kali terjadi peristi"a tersebut, utamanya di sekolah dasar baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh temannya di sekolah! Pertama(tama mereka melakukan sur)ei ke sekolah( sekolah untuk memperoleh keterangan sekitar ada atau tidak adanya kekerasan di sekolah melalui serangkaian "a"ancara mendalam dengan para sis"a! elanjutnya tim menyebarkan angket kepada orang tua sis"a untuk menjaring data mengenai kasus kekerasan di sekolah yang menimpa anak(anak mereka! Hasilnya sangat mengejutkan bah"a banyak dari orang tua kerapkali mendapatkan anak(anak mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar memperoleh perlakuan yang tidak semestinya dari gurunya terutama pada saat mereka diberi hukuman! #im peneliti pun melakukan "a"ancara kepada anggota masyarakat untuk menggali pandangan masyarakat mengenai solusi apa yang dapat dipilih untuk memanggulangi kekerasan di sekolah tersebut! 'ari kegiatan ini para sis"a memperoleh keyakinan bah"a dalam memberikan hukuman perlu dipilih yang si&atnya mendidik *edukati&+, tidak menggunakan hukuman &isik maupun non&isik yang dapat menyaiki badan maupun ji"a anak! 'isamping itu mereka pun belajar bagaimana memberi rasa empati kepada penderitaan orang lain! is"a yang memperoleh hukuman &isik maupun non&isik yang tidak mendidik akan mengalami luka hati maupun luka badan yang serius! =leh karena itu, dengan berempati mereka akan lebih memiliki kepekaan untuk memperlakukan orang lain lebih baik dan lebih manusia"i! . Ke&iatan Pendidikan Karakter di luar kela$
Pembinaan karakter sis"a jangan hanya dilakukan di dalam kelas ketika pelajaran berlangsung, melainkan harus dilanjutkan di luar kelas melalui kegiatan pembiasaan hidup berkarakter! Program inklusi yang dilakukan semua mata pelajaran di kelas tampaknya perlu dilanjutkan hingga di luar kelas dengan cara melakukan pembagian tanggung ja"ab pembinaan perilaku untuk setiap mata pelajaran! -eberapa contoh berikut dapat dijadikan sekedar model pembagian tanggung ja"ab dimaksud! 1! 3uru PKn berkonsentrasi untuk membina sis"a agar berperilaku tertib pada saat mengikuti upacara bendera! #indakan nyata yang perlu dilakukan adalah memberikan pemahaman makna upacara bendera, menga"asi pada saat pelaksanaannya, hingga berpartisipasi dalam melatih petugas upacara bendera! 2! 3uru Pendidikan >gama berkonsentrasi untuk membina sis"a agar taat melaksanakan ibadat di sekolah! #indakan nyata yang perlu dilakukan adalah menjadi teladan dalam menjalankan ibadat di sekolah, menyiptakan suasana kondusi& bagi pelaksanaan ibadat di sekolah, dan sebagainya! 7! 3uru -iologi berkonsentrasi untuk membina sis"a agar memiliki kesadaran lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan6 tidak mencoreti bangku, dinding sekolah, dan dinding 0D6 tidak mengganggu tanaman, bunga, dan pohon! #indakan nyata yang dapat dilakukan adalah mempelopori pembuatan taman sekolah dimana setiap kelas memiliki taman binaannya masing(masing6 menga"asi kebersihan kelas dan lingkungan6 dan sebagainya! 8! 3uru Aisika berkonsentrasi terhadap upaya pengembangan daya kreati&itas sis"a! #indakan nyata yang haraus dilakukan adalah mengubah gaya mengajarnya yang dedukti& pada gaya mengajar yang indukti&! Kreati&itas akan muncul mengikuti gaya indukti& dimana para sis"a dibiasakan memecahkan suatu persoalan dari data yang disajikan bukan sebaliknya pembelajaran dia"ali dari mengha&al hukum atau dalil! 9! 3uru osiologi berkonsentrasi untuk membina sis"a agar pandai bergaul dan beradaptasi di sekolah! #indakan nyata yang perlu dilakukan adalah menga"asi pergaulan sis"a di sekolah, utamanya kelompok(kelompok teman sebaya jangan sampai muncul geng(geng yang destrukti& seperti geng motor! :! 3uru %konomi berkonsentrasi terhadap upaya pembinaan sis"a agar menjadi insan yang jujur dan memiliki ji"a ke"irausahaan! #indakan nyata yang perlu dilakukan adalah menggagas berdirinya Kantin Kejujuran dan kegiatan(kegiatan lain yang dapat memupuk ji"a ke"irausahaan! ;! 3uru Pendidikan Fasmani dan =lah Raga Kesehatan berkonsentrasi untuk membina sis"a agar memiliki kepeduliaan terhadap kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungannya! #indakan nyata yang perlu dilakukan seperti menggagas perlombaan usaha kesehatan sekolah, kompetisi olah raga kesehatan, dan sebagainya! G! 3uru Matematika berkonsentrasi untuk membina sis"a agar memiliki kekonsistenan penalaran logis(matematis, berbahasa yang tidak ambigo istilah, ungkapan, de&inisi, pernyataan! #indakan nyata yang perlu dilakukan adalah membuat terobosan(terobosan program tentang keberguaan matematika di luar matematikadapat dipakai untuk kebutuhan ilmu dan pengetahuan lain! B! 3uru bahasa Indonesia berkonsentrasi terhadap upaya membina sis"a agar mahir berbahasa Indonesia baku, berbahasa santun, dan sebagainya! #indakan nyata yang dapat dilakukan seperti menyekenggarakan bulan bahasa yang diisi dengan berbagai perlombaan berbahasa yang baik! . )aktor * )aktor +an& #e#"en&aruhi Keerha$ilan dan Ke&a&alan Pendidikan
Karakter
Keberhasilan pendidikan karakter dapat diketahui melalui beberapa &aktor pendukung sebagai berikut@ Mengamalkan ajaran agama sesuai dengan tahap perkembangan remaja, Memahami kekurangan dan Kelebihan diri sendiri, Menunjukkan sikap percaya diri, Mematuhi aturan aturan sosial yang berlaku di lingkungan yang lebih luas, Menghargai keberagaman beragama, Menunjukkan kemampuan berpikir logis,kritis, dan kreati&, #erbentuknya budaya sekolah yang kondusi&! Namun demikian ada beberapa &aktor penghambat sebagai bagian dari kegagalan pendidikan karakter, antara lain@ >danya pengaruh negati& #ele)isi, 'ampak pergaulan bebas, 'ampak buruk tempat "isata, Mengaungkan Hedonisme, Hilangnya ji"a perjuangan dan pengabdian, ebih suka menjadi konsumen dari pada produsen, uka memburu tren negati&! ,. Kon$e" I#"le#enta$i Kei!akan Menurut Fones yang dikutip Ean Meter * 1BB8 @ :; + Implementasi diartikan sebagai 3etting the job done and doing it ! Menurut Fones untuk melaksanakan implementasi diperlukan adanya syarat antara lain adanya orang atau pelaksana , uang , dan kemampuan organisasional, yang mana hal ini sering disebut sebagai resources ! ebih lanjut Fones mengemukakan batasan implementasi sebagai process o& getting additional resources so as to &igure out "hat is to be done! 'alam hal ini implementasi merupakan proses penerimaan sumber daya tambahan , sehingga dapat menghitung apa yang harus dikerjakan! 'e&inisi implementasi tersebut kurang lebih merupakan suatu tahap dari kebijaksanaan yang terdiri dari dua macam tindakan yaitu, pertama 6 merumuskan tindakan yang dilakukan, kedua 6 melaksanakan tindakan apa yang telah dirumuskan tadi! edangkan menurut Ean Meter dalam * -udi 0inarno, 22 @ 1 + memberikan batasan de&inisi implementasi sebagai berikut@ Policy implementation encompasses those actions by public and pri)ate indi)iduals * or group + that are directed at the achie)ement o& objecti)es set &ort in prior policy decisions! #his includes both one time e&&orts to trans&orm decisions into operasional term , as "ell as continuing e&&orts to achie)e the large and small change mandated by policy decisions!
Implementasi kebijakan menekankan pada suatu tindakan tindakan, baik yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun indi)idu * atu kelompok + s"asta, yang diharapkan untuk mencapai tujuan tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan kebijakan sebelumnya! #indakan tindakan ini , pada suatu saat berusaha untuk mentrans&ormasikan keputusan keputusan menjadi pola pola operasional , serta melanjutkan usaha usaha tersebut untuk mencapai perubahan baik yang besar maupun yang kecil yang diamanatkan oleh keputusan keputusan kebijakan tertentu. ! Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik! uatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan! Menurut Fames P! ester dan Foseph te"art *-udi 0inarno , 22 @ 11+ menyatakan bah"a@ Implementasi kebijakan dapat dipandang dalam pengertian yang luas , yang merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai &aktor, organisasi , prosedur, dan teknik yang bekerja bersama sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan , sedangkan implementasi pada sisi lain merupakan &enomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai proses , keluaran * output + maupun sebagai hasil!
ementara itu , Ean Meter dan Ean Horn * -udi 0inarno, 22 @ 12+ membatasi Implemntasi kebijakan sebagai tindakan tindakan yang dilakukan oleh indi)idu indi)idu atau kelompok kelompok pemerintah maupun s"asta yang diarahkan untuk mencapai tujuan tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan keputusan kebijakan sebelumnya ! 'ari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bah"a implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang melibatkan sejumlah sumber sumber yang di dalamnya termasuk manusia, dana , dan kemampuan, organisasioanal , yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah maupun s"asta * indi)idu dan kelompok + , untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya! -! Model Pro$e$ I#"le#enta$i Kei!akan Ean Meter dan Ean Horn * -udi 0inarno, 22 @ 111+ mena"arkan suatu model proses Implementasi Kebijakan yang mempunyai enam Eariabel yang membentuk ikatan * linkage + antara kebijakan dan pencapaian * per&ormance + ! Eariabel )ariabel tersebut dijelaskan sebagai berikut @ a+! Ckuran ukuran dasar dan tujuan kebijakan Eariabel ini didasarkan pada kepentingan utama terhadap &aktor &aktor yang menentukan pencapaian kebijakan! Ckuran ukuran dasar dan tujuan kebijakan berguna di dalam menguraikan tujuan tujuan keputusan kebijakan secara menyeluruh! 'i samping itu Ckuran ukuran dasar dan tujuan kebijakan merupakan bukti itu sendiri dan dapat diukur dengan mudah dalam beberapa kasus! b+! umber sumber kebijakan umber sumber layak mendapat perhatian karena menunjang keberhasilan implementasi kebijakan ! umber sumber yang dimaksud mencakup dana atau perangsang * incenti)e + lain yang mendorong dan memperlancar implementasi yang e&ekti&! c+! Komunikasi antar organisasi dan kegiatan kegiatan pelaksanaan ! Komunikasi di dalam dan antara organisasi organisasi merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan sulit dalam meneruskan pesan pesan keba"ah dalam suatu organisasi atau dari suatu organisasi ke organisasi lainnya, para komunikator dapat menyimpannya atau menyebarluaskannya baik secara sengaja maupun tidak sengaja! d+! Karakteristik badan badan pelaksana Karakteristik badan badan administrati& berkaitan dengan struktur birokrasi yakni karakteristik karakteristik, norma norma dan pola pola hubungan yang terjadi berulang ulang dalam badan eksekuti& yang mempunyai hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa yang mere ka miliki dengan menjalankan kebijakan! e+! Kondisi kondisi ekonomi , sosial dan politik Kondisi kondisi ekonomi , sosial dan politik merupakan pusat perhatian yang besar dalam mengidenti&ikasikan pengaruh )ariabel )ariabel lingkungan dari hasil hasil kebijakan! &+! Kecendrungan pelaksana * implementers + -erkaitan dengan kemampuan dan keinginan dari pelaksana kebijakan dalam menerapkan kebijakan itu sendiri, seperti6 kognisi * komprehensi, pemahaman + tentang kebijakan , macam tanggapan * penerimaan, netralitas, penolakan+ dan intensitas tanggapan itu!
. Mekani$#e Kei!akan Pulik Menurut >min Ibrahim * 28 @ 7 ( 8 + ada berbagai acuan yang digunakan dalam menentukan kebijakan publik antara lain@ 1+! Perundang undangan yang berlaku 2+! Harus memperhatikan beberapa prinsip antara lain @ a+! Re ( In)enting 3o)ernment , yaitu dengan@ *1+ Pemerintah harus mampu mengarahkan ketimbang mengayuh! *2+ Pemerintah milik masyarakat *memberi "e"enang ketimbang melayani +! *7+ Pemerintah yang kompetiti& * menyuntikkan persaingan kedalam pemberian pelayanan +! *8+ Pemerintah yang digerakkan oleh misi! *9+ Pemerintah yang berorientasi pada hasil! *:+ Pemerintah dengan prinsip "irausaha * ketimbang membelanjakan +! *;+ Pemerintahan antisipati& * mencegah dari pada mengobati +! *G+ Pemerintahan 'esentralisasi! *B+ Pemerintahan yang berorientasi pada pasar * mendongkrak perubahan melalui pasar +! b+! 3ood 3o)ernance *1+! Mengikutsertakan semua! *2+! #ransparan dan bertanggungja"ab! *7+! %&ekti& dan adil! *8+! Menjamin adanya supremasi hukum! *9+! Menjamin bah"a prioritas di bidang politik , sosial , ekonomi , didasarkan pada konsensus masyarakat! *:+ Memperhatikan kepentingan mereka yang paling miskin dan lemah dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut alokasi sumber dana pembanguanan! *;+ Eisi strategis pemimpin serta masyarakat yang mampu melihat ke depan dari suatu pemerintahan yang baik , bah"a pembangunan adalah untuk manusia * kelayakan sosial +! c+! 'emokratis * ejauh mungkin mengikut sertakan stakeholder pembangunan baik dalam proses pelaksanaan maupun penga"asannya+! >tau lebih bersi&at -ottom Cp * -ottom Cp dan #op 'o"n bertemu disuatu titik dengan lebih banyak memperhatikan aspirasi masyarakat +! d+! Kondisi lingkungan strategis! *1+! Kecendrungan dalam negeri! *2+! Kecendrungan regional J ka"asan! *7+! Kecendrungan global! e+! >spirasi yang berkembang dalam masyarakat &+! =tonomi 'erah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia!
Model perumusan kebijaksanaan negara tidak hanya satu, tapi ada berbagai macam sesuai dengan kerangka berpikir pembuat model tersebut ! 'ari masing masing model yang akan dikemukakan , tidak akan dianggap paling baik , karena masing masing model memberikan &okus perhatiannya pada aspek kehidupan politik yang berbeda! $ehe/kel 'ror yang dikutip oleh Ir&an Islamy * 2 @ 79 + mrngemukakan ada ; * #ujuh + macam model pembuatan keputusan , yaitu @ a. Pure Rationalit+ Model Model ini memusatkan perhatiannya pada pengembangan suatu pola pembuatan keputusan yang ideal secara uni)ersal , dimana keputusan keputusan tersebut harus dibuat setepat tepatnya!
. E/ono#i/all+ Rational Model Model ini sama dengan model yang pertama tetapi lebih ditekankan pada pembuatan keputusan yang paling ekonomis dan paling e&esien! /. Se0uental * De/i$ion Model Model ini memusatkan perhatiannya pada pembuatan eksperimen dalam rangka menentukan pelbagai macam alternati& sehingga dapat dibuat suatu kebijaksanaan yang paling e&ekti&! d. In/re#ental Model Model yang keempat ini berasal dari teorinya Dharles %! inblom yang terkenal dengan sebutan muddling through menjelaskan bagaimana kebijaksanaan itu dibuat ! Kebijaksanaan dibuat atas dasar perubahan yang sedikit dari kebijaksanaan kebijaksanaan yang telah ada sebelumnya ! Fadi kebijaksanaan kebijaksanaan yang lama dipakai sebagai dasar J pedoman untuk membuat kebijaksanaan yang baru! e. Sati$1l+in& Model Model ini didasarkan atas teori satis&icing dari Herbert >! imon ! Pendekatannya dipusatkan pada proses pemilihan alternati& kebijaksanaan pertama yang paling memuaskan dengan tanpa bersusah payah menilai alternati& alternati& lain! 1. E2tra * Rational Model Model ini didasarkan atas proses pembuatan keputusan yang sangat rasional untuk menciptakan metode pembuatan kebijaksanaan yang paling optimal! &. O"ti#al Model Ini adalah merupakan suatu model yang integrati& * gabungan + yang memusatkan perhatiannya pada pengidenti&ikasian nilai nilai, keguanaan praktis daripada kebijaksanaan dan masalah masalahnya! emuannya itu ditujukan untuk mengatasi masalah masalah dengan memperhatikan alokasi sumber sumber , penentuan tujuan yang hendak dicapai , peramalan hasil hasil dan penge)aluasian alternati& alternati& terbaik ! Keputusan keputusan dibuat atas dasar pilihan pilihan alternati& yang dapat diterima * acceptable +! 3. Model Pendekatan Anali$i$ Kei!akan Pulik. 'alam menentuan kebijakan publik ada beberapa model pendekatan analisis kebijakan publik, sebagaimana yang dikemukakan oleh -udi 0inarno * 22 @ 7: 7G +, yaitu@ 1+ Pendekatan Kelompok ecara garis besar ini menyatakan bah"a pembuatan kebijakan pada dasarnya merupakan hasil dari perjuangan antara kelompok kelompok dalam masyarakat !uatu kelompok merupakan kumpulan indi)idu indi)idu yang diikat oleh tingkah laku atau kepentingan yang sama! Kebijakan publik pada suatu "aktu tertentu dalam pandangan ini merupakan euilibrium yang dicapai dalam perjuangan berbagai kelompok! %uilibrium ini ditentukan oleh pengaruh relati& dari kelompok kelompok kepentingan yang diharapkan akan menghasilkan perubahan perubahan dalam proses pembuatan kebijakan publik ! 2+ Pendekatan proses &ungsional Harold ass"el * -udi 0inarno, 22@ 81 + mengemukakan tujuh kategori analisis &ungsional yang dapat digunakan sebagai dasar bagi pembahasan teori &ungsional, yaitu@ a+ Intelegensi, bagaimana in&ormasi tentang masalah masalah kebijakan yang mendapat perhatian para pembuat keputusan keputusan kebijakan dikumpulkan dan diproses!
b+ Rekomendasi, bagaimana rekomendasi rekomendasi atau alternati& alternati& untuk mengatasi suatu masalah tertentu dibuat dan dikembangkan! c+ Preskripsi, bagaimana peraturan peraturan umum dipergunakan atau diterapkan dan oleh siapa! d+ Permohonan, siapa yang menentukan apakah perilaku tertentu bertentangan dengan peraturan peraturan atau undang undang dan menuntut penggunaan peraturan atau undang undang! e+ >plikasi, bagaimana undang undang atau peraturan sebenarnya diterapkan atau diberlakukan! &+ Penilaian, bagaimana pelaksanaan kebijakan , keberhasilan atau kegagalan itu dinilai! g+ #erminasi, bagaimana peraturan peraturan atau undang undang semula dihentikan atau dilanjutkan dalam bentuk yang berubah atau dimodi&ikasi! 7+ Pendekatan kelembagaan * institusionalisme + uatu kebijakan tidak menjadi kebijakan publik sebelum kebijakan itu ditetapkan dan dilaksanakan oleh suatu lembaga pemerintah! embaga lembaga pemerintah memberi dua karakteristik yang berbeda terhadap kebijakan publik ! Perta#a , Pemerintah memberi legitimasi kepada kebijakan kebijakan! Kedua4 Kebijakan kebijakan pemerintah memerlukan uni)ersalitas ! 8+ Pendekatan peran serta "arganegara 'engan keikutsertaan "arganegara dalam masalah masalah masyarakat , maka para "arganegara akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman , mengembangkan rasa tanggung ja"ab social yang penuh , dan menjangkau pers&ekti& mereka diluar batas batas kehidupan pribadi ! >papun model pendekatan yang hendak dipilih dalam menganalisis kebijakan publik adalah pada aspek tujuan dari perumusan kebijakan publik itu sendiri , yaitu untuk kesejahteraan rakyat! 5. Anali$i$ terhada" Per#a$alahan I#"le#enta$i Pendidikan Karakter
Cntuk mencapai tujuan di bidang pendidikan, pemerintah pusat mengeluarkan sejumlah kebijaksanaan, yang kemudian kebijakan tersebut menjadi bagian untuk dilaksanakankan oleh pemerintah daerah! Program pendidikan karakter ini merupakan intensitas yang benar(benar harus dengan sengaja direncanakan, dilaksanakan, dan die)aluasi! Pada tataran "rakti$ di la"an&an, keberhasilan implementasi kebijakan pendidikan karakter dapat diukur melalui : )ariabel untuk menilai kebijakan sebagaimana disebutkan oleh Ean Meter dan Ean Horn * -udi 0inarno, 22 @ 111+, yaitu sebagai berikut@ a! Ckuran ukuran dasar dan tujuan kebijakan b! umber sumber kebijakan c! Komunikasi antar organisasi dan kegiatan kegiatan pelaksanaan! d! Karakteristik badan badan pelaksana! e! Kondisi kondisi ekonomi , sosial , dan politik! &! Kecendrungan pelaksana * implementers +! >dapun aplikasi masing masing )ariabel tersebut dapat penulis jabarkan berdasarkan analisis implementasi pendidikan karakter sebagai berikut@ a! Ckuran ukuran dasar dan tujuan kebijakan Eariabel ini didasarkan pada kepentingan utama terhadap &aktor &aktor yang menentukan pencapaian kebijakan! Ckuran ukuran dasar dan tujuan kebijakan berguna di dalam menguraikan tujuan tujuan keputusan kebijakan secara menyeluruh! 'i samping itu
ukuran ukuran dasar dan tujuan kebijakan merupakan bukti itu sendiri dan dapat diukur dengan mudah dalam beberapa kasus! 'ari hasil analisa penulis bah"a sasaran atau &okus kebijakan beserta tujuan yang akan dicapai dengan dikeluarkannya kebijakan pendidikan karakter untuk penyelenggaraan otonomi pendidikan dan desentralisasi pendidikan elu# #erata! Hal ini terlihat untuk sekolah sekolah yang ada di daerah pinggiran belum secara merata diadakan sosialisasi tentang penerapan pendidikan karakter, sementara untuk sekolah sekolah yang ada di daerah perkotaan nyata secara e&&ekti& mendapatkan sosialisasi dari pemerintah daerah setempat melalui berbagai kegiatan seperti "orkshop, seminar, dan pelatihan pelatihan yang bertemakan karakter! b! umber sumber kebijakan umber sumber layak mendapat perhatian karena menunjang keberhasilan implementasi kebijakan! umber sumber yang dimaksud mencakup dana atau perangsang *incentive+ lain yang mendorong dan memperlancar implementasi yang e&ekti&! Hal ini akan menopang pelaksanaan pendidikan karakter itu sendiri, misalnya sarana dan prasarana penunjang yang ada di sekolah! Kesenjangan antara sekolah yang memiliki sarana dan prasarana penunjang lengkap jelas terlihat, misalnya bagaimana sekolah mengalokasikan sumber daya yang ada dalam menerapkan pendidikan karakter didukung oleh sarana penunjang yang telah tersedia di sekolah menjadikan penerapan kebijakan tersebut dipandang cukup e&&ekti&, sebaliknya untuk yang tidak terpenuhinya sarana dan prasarana maka dipandang kurang e&&ekti& dilakukan!
c! Komunikasi antar organisasi dan kegiatan kegiatan pelaksanaan! Komunikasi di dalam dan antara organisasi organisasi merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan sulit dalam meneruskan pesan pesan keba"ah dalam suatu organisasi atau dari suatu organisasi ke organisasi lainnya, para komunikator dapat menyimpannya atau menyebarluaskannya baik secara sengaja maupun tidak sengaja! >nalisa penulis harus dilakukan $i$te# #onitorin& sebagai salah satu "ujud komunikasi antar organisasi dalam hal ini antara sekolah dengan 'ikpora dan kegiatan yang dilakukan melalui pengiriman penga"as dari 'ikpora untuk menge)aluasi seluruh kegiatan yang dilakukan pihak sekolah dalam rangka pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter di sekolah masing ( masing! d! Karakteristik badan badan pelaksana! Karakteristik badan badan administrati& berkaitan dengan struktur birokrasi yakni karakteristik karakteristik, norma norma dan pola pola hubungan yang terjadi berulang ulang dalam badan eksekuti& yang mempunyai hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa yang mereka miliki dengan menjalankan kebijakan! Menurut penulis hal ini akan terkait dalam menilai karakteristik karakteristik, norma norma dan pola pola hubungan yang terjadi berulang ulang dalam badan eksekuti& yang mempunyai hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa yang mereka miliki dengan menjalankan kebijakan tidak terlihat dengan begitu jelas justru yang ada hanyalah penilaian terhadap kelengkapan sarana dan prasarana penunjang sehingga birokrasi sebagai institusi yang dominan dalam pelaksanaan program kebijakan, yang tingkat kepentingannya berbeda untuk masing masing tahap tidak terlalu menganggu dalam proses implementasi kebijakan karakter tersebut! e! Kondisi kondisi ekonomi, sosial, dan politik! Kondisi kondisi ekonomi, sosial, dan politik merupakan pusat perhatian yang besar dalam mengidenti&ikasikan pengaruh )ariabel
)ariabel
lingkungan dari hasil hasil
kebijakan! -erikut ini adalah dasar hukum sebagai landasan kebijakan pendidikan karakter menurut Famal M *211@ 81+, antara lain@ 1! Cndang Cndang 'asar 1B89 2! Cndang Cndang No! 2 #ahun 27 #entang istem Pendidikan Nasional 7! Peraturan Pemerintah No! 1B #ahun 29 #entang tandar Nasional Pendidikan 8! Permendiknas No! 7B #ahun 2G #entang Pembinaan Kesis"aan 9! Permendiknas No! 22 #ahun 2: #entang tandar Isi :! Permendiknas No! 27 #ahun 2: #entang tandar Kompetensi ulusan ;! Rencana Pemerintah Fangka Menengah Nasional #ahun 21 ( 218 G! Renstra Kemendiknas #ahun 21 218 Menurut penulis kesiapan yang dilakukan masih di"arnai keterbatasan yang ada! Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh belum jelasnya aturan yang me"adahi yang disusun dalam sebuah instrumen hukum dalam hal ini adalah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional * Kepmendiknas + dan Peraturan Pemerintah yang hingga saat ini belum dikeluarkan sebagai dasar pijakan pelaksanaan kurikulum 2: untuk semua jenjang pendidikan! &! Kecendrungan pelaksana * implementers +! -erkaitan dengan kemampuan dan keinginan dari pelaksana kebijakan dalam menerapkan kebijakan itu sendiri, seperti6 kognisi * komprehensi, pemahaman + tentang kebijakan , macam tanggapan * penerimaan, netralitas, penolakan+ dan intensitas tanggapan itu! Menurut analisa penulis menunjukkan Kecenderungan pelaksana yang terkait dengan kemampuan dan keinginan dari pelaksana kebijakan dalam menerapkan kebijakan itu sendiri, seperti6 kognisi * komprehensi, pemahaman + tentang kebijakan, macam tanggapan * penerimaan yang bersi&at proakti& + lebih kecil dan intensitas tanggapanlebih besar! Hal ini dikarenakan masing masing Kepala ekolah berusaha melaksanakan kebijakan dari atasannya! Melihat kondisi tersebut khususnya praktek pelaksanaan ketentuan dari atasan para kepala sekolah masih bersi&at pattern clien ! Maka dengan sendirinya tidak terlepas dari kondisi dan situasi yang ada pada setiap ekolah, misalnya jumlah dan kualitas guru, jenis re&erensi yang digunakan dan kesiapan guru dalam melaksanakan pendidikan karakter! Hal tersebut dipengaruhi juga adanya ketidakjelasan dan kelemahan pada sisi hukum, karena kebijakan mengenai pelaksanaan pendidikan karakter belum ada payung hukum yang langsung mengatur pelaksanaan pendidikan karakter! ehubungan dengan 6ariael "elak$anaan kei!akan tersebut, masing masing Kepala ekolah di semua tingkat pendidikan akan berusaha melaksanakan kebijakan dari atasannya! Melihat kondisi di sekolah khususnya praktek pelaksanaan ketentuan dari atasan para kepala sekolah masih bersi&at pattern clien , maka dengan sendirinya tidak terlepas dari kondisi dan situasi yang ada pada sekolah, misalnya jumlah dan kualitas guru, jenis re&erensi yang digunakan dan kesiapan guru dalam melaksanakan pendidikan karakter itu sendiri! elanjutnya dilihat dari sisi #odel "e#uatan kei!akan , maka kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah termasuk kei!akan In/re#ental Model ! Model yang keempat dari ke tujuh model yang ada ini berasal dari teorinya Dharles %! inblom yang terkenal dengan sebutan muddling through menjelaskan bagaimana kebijaksanaan itu dibuat ! Kebijaksanaan dibuat atas dasar perubahan yang sedikit dari kebijaksanaan kebijaksanaan yang telah ada sebelumnya ! Fadi kebijaksanaan kebijaksanaan yang lama dipakai sebagai dasar J pedoman untuk membuat kebijaksanaan yang baru! Model mekanisme kerja yang dipakai adalah Model ke 7! Model ini merupakan )ariant dari model I , dimana pihak %ksekuti& dan egislati& secara bersama melihat pentingnya kebijakan publik baru ,atau mengubah yang lama! elanjutnya prosesnya lebih banyak dikerjakan %ksekuti& bersama tim
pakarnya ! -aik 'PR' II maupun %ksekuti& tingkat II se"aktu "aktu menerima atau mencari masukan dari masyarakat , sementara tim pakar berke"ajiban menggali aspirasi masyarakat! 7. Penutu" 1! Kesimpulan Pendidikan karakter sebagai bagian integral dari keseluruhan tatanan sistem pendidikan nasional dikembangkan dan dilaksanakan secara sistemik dan holistik dalam tiga pilar nasional pendidikan karakter, yaitu@ satuan pendidikan *sekolah, perguruan tinggi, satuanJprogram pendidikan non&ormal+, keluarga *keluarga inti, keluarga luas, keluarga orang tua tunggal+, dan masyarakat *komunitas, masyarakat lokal, "ilayah, bangsa, dan negara+! Implementasi proses pembelajaran pendidikan karakter hendaknya dilakukan secara inklusi& pada pembelajaran semua mata pembelajaran di kelas, luar kelas, satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat! Pengembangan proses pembelajaran yang demikian dimaksudkan untuk menghindarkan pendidikan karakter dari si&at yang eksklusi& dimana upaya pembinaan karakter hanya dilakukan oleh mata pelajaran tertentu sementara pelajaran maupun program pendidikan lain di sekolah maupun luar sekolah termasuk di keluarga dan masyarakat tidak menyentuhnya sama sekali! Cpaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata( mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar sekolah, tetapi juga melalui pembiasaan *habituasi+ dalam kehidupan, seperti@ religius, jujur, disiplin, toleransi, kerja keras, cinta damai, tanggung ja"ab dan sebagainya! Pembiasaan itu bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentanghal yang benar dan salah, tetapi juga mampu merasakan terhadap nilai yang baik dan tidak baik serta bersedia melakukannya denganlingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yanglebih luas di masyarakat! Nilai tersebut perlu ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi cerminan hidup bangsa Indonesia! =leh karena itu, sekolah memiliki peran yang besar dalam pengembangan pendidikan karakter karena peran sekolah sebagai pusat pembudayaan melalui pendidikan pengembangan budaya sekolah * school culture+! 2! aran #ingkat keberhasilan suatu kebijakan dapat diukur melalui suatu proses dari implementasi kebijakan tersebut, sehingga implementasi merupakan suatu proses yang paling penting dari keseluruhan proses kebijakan! Kebijakan yang telah di&ormulasikan atau yang telah dirumuskan bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu atau dengan kata lain suatu kebijakan tidak akan sukses , jika dalam pelaksanaanya tidak ada kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan! 'engan demikian implementasi kebijakan bukanlah merupakan permasalahan yang sederhana, karena bagaimanapun pada tataran pelaksanaan sebuah kebijakan di dalamnya terkait banyak berbagai dimensi, mulai dari interpretasi, organisasi , dukungan sumber daya dan sumber dana, serta mentalitas budaya dari masyarakat itu sendiri! Mengacu pada permasalahan pelaksanaan kebijakan tersebut, maka arah kebijakan pembangunan bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan peran dan &ungsi serta keikutsertaan lembaga lembaga pendidikan tinggi dalam pemecahan permasalahan yang dihadapi daerah guna mendorong akselerasi peningkatan kesejahteraan rakyat, dan pembangunan daerah disegala bidang!
DA)TAR P8STAKA
>min Ibrahim , 28! *okok + pokok nalisis ebiakan *ublik ( * ) 4 -andung @ Mandar Maju
-udimansyah, '! 21! *enguatan *endidikan ewarganegaraan ntuk Membangun arakter /angsa. -andung@ 0idya >ksara Press! Denter &or Indonesian Di)ic %ducation! 1BBB. 0emocratic iti!en in a ivil ociety1 'eport of the onference on ivic "ducation for ivil ociety! -andung@DID%'! Hasanah, >an! 2B! *endidikan /erbasis arakter. http122www.mediaindonesia.com2cetak2344526326726668692:92662*endidikan-/erbasis arakter.html. 'iakses pada 1 Funi 21! Hesel Nogi #angkilan, 27! ebiakan *ublik ang Membumi ( onsep, trategi dan asus ). $ogyakarta @ ukman =&&set Famal Ma5mur! 211! /uku *anduan
pendidikan
arakter. Fakarta@-alitbang
Kesuma,'harma! #riatna, Dhepi L Permana,Fohar! 211! *endidikan arakter1 kaian teori dan *raktik 0i ekolah. -andung@P# remaja Rosdakarya! Kusuma, 'ony! 28! Pendidikan Karakter! Fakarta@ 3rasindo! ickona, #! 1BB2. "ducating for haracter1 $ow =ur chool an >each 'espect and 'esponsibility! Ne" $ork@ imon L chuster, Inc! ickona, #! 28.haracter Matters1 $ow to $elp =ur hildren 0evelop. Ne" $ork@imon L chuster,Inc! M! Ir&an Islami, 2! *rinsip + *rinsip *erumusan ebiaksanaan ?egara. Fakarta @ -umi >ksara Muchlas amani L Hariyanto, 211! onsep dan Model *endidikan arakter. -andung@ Remaja Rosda Karya Muslich, Masnur! 211! *endidikan arakter1 Multidimensional ! Fakarta@ P# -umi >ksara!
Menawab
>antangan
risis
#a&sir, >hmad! 211! *endidikan arakter *erspektif