ANALISIS JURNAL “PENGARUH PENCUCIAN LUKA ANTARA LARUTAN NaCl 0.9% DENGAN KOMBINASI LARUTAN NaCl 0.9% DAN REBUSAN DAUN SIRIH MERAH 40% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETES”
Analisis jurnal berdasarkan tinjauan kasus klien dengan post amputasi ulkus diabetes meilitus di Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul
Disusun Oleh: KELOMPOK VB
Fatiatul Sulastri Wahyuni A. Nining Kumala Sari Rifqi Alifa Bestari Dina Hikmiyati
(24.18.1211) (24.18.1212) (24.18.1213) (24.18.1214) (24.18.1215)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL YOGYAKARTA 2019
i
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXII
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disahkan Analisa jurnal: Pengaruh Pencucian Luka antara Larutan Nacl 0.9% dengan Kombinasi Larutan Nacl 0.9% dan Rebusan Daun Sirih Merah 40% terhadap Proses Penyembuhan Luka Kaki Diabetes guna memenuhi tugas kelompok Stase Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Profesi Ners Stikes Surya Global Yogyakarta tahun 2018 di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tanggal 19 November 2018 – 12 Januari 2019. “
”
Yogyakarta, Desember 2018
Disusun oleh: KELOMPOK V B Fatiatul (24.18.1211) Sulastri Wahyuni A. (24.18.1212) Nining Kumala Sari (24.18.1213) Rifqi Alifa Bestari (24.18.1214) Dina Hikmiyati (24.18.1215)
Disahkan oleh, Pembimbing Akademik,
Pembimbing Klinik,
(Suib., S.Kep.,Ns.,M.Kep)
(Eko Widodo ., S.Kep.,Ns )
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan tu gas ini yang berjudul “Analisis Jurnal:
Pengaruh Pencucian Luka antara Larutan Nacl 0.9% dengan
K ombinasi Larutan Nacl 0.9% dan R ebusan Daun Sirih Merah 40% terhadap Proses Penyembuhan Luka Kaki Diabetes”. Adapun penyusunan tugas ini, sehubungan dengan pemenuhan adanya tugas yang harus di kerjakan terkait presentasi jurnal stase keperawatan medikal bedah yang dibimbing oleh Bapak Suib., S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Bapak Eko Widodo, S.Kep., Ns selaku Precept or Klinik. Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya, dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai update ilmu tentang tatalaksana keperawatan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan ulasan demi perbaikan makalah yang telah kami buat. Mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun. Dan akhir kata tim penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada preceptor klinik dan dosen pembimbing akademik, karena berkat bimbingan beliaulah kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Yogyakarta, Desember 2018
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI .......................................................................................................
i ii iii iv
BAB I Pendahuluan ............................................................................................ BAB II Skenario Klinis ....................................................................................... BAB III Rumusan Masalah ................................................................................. BAB IV Strategi Penelusuran Bukti ................................................................... BAB V Hasil Penelusuran Bukti ......................................................................... BAB VI Telaah Kritis ........................................................................................ BAB VII Diskusi ................................................................................................. BAB VIII Kesimpulan dan Saran .......................................................................
1 3 4 5 7 8 12 14
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
BAB I PENDAHULUAN BAB II SKENARIO KLINIS
Ny. M berusia 47 tahun merupakan pasien di Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan riwayat penyakit diabetes meilitus. Pasien post dilakukan tindakan amputasi digiti pedis I dan II dextra pada tanggal 15 Desember 2018 atas indikasi nekrosis jaringan pada ulkus diabetikum di dorsalis pedis dextra. Setiap pagi di Ruang Melati dilakukan medikasi perawatan luka menggunakan NaCl 0,9% dan kemudian ditutup dengan dressing (sufratul, kassa dan perban). Saat dilakukan perawatan luka tampak luka berwarna kemerahan, terdapat eksudat dan kaki pasien bengkak. Pasien mengeluh nyeri, terutama apabila kakinya tersenggol atau bergerak pasien menggatakan nyerinya bertambah. Berikut ini adalah kondisi luka pasien pada H+1 operasi:
1
BAB III RUMUSAN MASALAH
A. Problem (Deskripsi pasien atau masalah utama) Bagaimana perawatan luka yang tepat untuk pasien dengan ulkus diabetikum di kaki?
B. Intervention (Penatalaksanaan yang dilakukan) Adakah intervensi yang efektif untuk meningkatkan proses kesembuhan luka ulkus diabetikum di kaki?
C. Comparation (Pembanding terhadap intervensi) Bagaimana efektivitas proses pencucian luka penggunaan NaCl 0.9% dibandingkan kombinasi NaCl 0,9% dan rebusan daun sirih merah 40% dengan proses kesembuhan pasien dengan ulkus diabetikum di kaki?
D. Outcome (Outcome yang diharapkan) Apakah terdapat perbedaan antara pencucian luka menggunakan larutan NaCl 0,9% dengan kombinasi larutan NaCl 0,9% dengan rebusan daun sirih merah 40% terhadap proses penyembuhan luka ulkus diabetikum di kaki?
2
BAB IV STRATEGI PENELUSURAN BUKTI BAB V HASIL PENELUSURAN BUKTI
A. Judul Jurnal Pengaruh Pencucian Luka antara Larutan Nacl 0.9% dengan Kombinasi Larutan Nacl 0.9% dan Rebusan Daun Sirih Merah 40% terhadap Proses Penyembuhan Luka Kaki Diabetes
B. Penulis 1. Imran Pashar (Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Keperawatan FIKKES UNIMUS) 2. Yunie Armiyati (Dosen keperawatan medikal bedah FIKKES UNIMUS) 3. Satriya Pranata (Dosen keperawatan medikal bedah FIKKES UNIMUS)
C. Tahun terbit Juni – September 2018
D. Penerbit Jurnal Luka Indonesia
3
BAB VI TELAAH KRITIS
Critical appraisal yang digunakan untuk menkritis jurnal menggunakan instrumen VIA yang terdiri dari validity, Importance dan applicability seperti sebagai berikut:
A. Validity 1. Desain penelitian
: Quasy experimental pre post with control group
Apabila penelitian adalah tentang keefektifan atau keamanan suatu intervensi sebaiknya desain penelitian yang digunakan menggunakan desain RCT (Randomized Control Trial) sehingga mampu menghasilkan nilai bukti yang lebih kuat.
2. Tehnik pengambilan Sampel :
Tidak di jelaskan tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada jurnal penelitian.
3. Besar Sampel : Sampel berjumlah 76 orang (38 orang kelompok intervensi dan 38 orang kelompok control).
Jumlah populasi dari sampel tidak dijelaskan dalam jurnal, sehingga belum diketahui apakah besaran sampel yang digunakan sudah sesuai dengan ukuran populasi atau belum.
4. Kriteria Inklusi dan eksklusi :
Peneliti tidak menjelaskan adanya penggunaan kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian.
Varibel perancu (confounding factor) belum mampu dikendalikan oleh peneliti. Seperti yang telah disebutkan oleh Nursalam (2013) bahwa salah satu elemen utama untuk mengendalikan variable perancu adalah dengan adanya kriteria inklusi, sedangkan pada penelitian ini tidak dicantumkan penggunaan kriteria inklusi.
5. Randomisasi
:-
Tidak dijelaskan adanya penggunaan randomisasi dalam jurnal, sehingga tidak di ketahui apakah pembagian kelompok kontrol dan kelompok 4
intervensi yang di tetapkan dengan randomisasi atau dipilih berdasarkan pilihan peneliti.
6. Uji statistik
: Analisis statistik yang dipergunakan univariat dan bivariat dengan analisis dependent t-test, independent t-test, chi square, uji wilcoxon dan uji man whitney.
Uji statitsik yang digunakan sesuai dengan tujuan dari penelitian yaitu mengetahui pengaruh terapi Social Skills Training (SST) dan Terapi Suportif terhadap Keterampilan Sosialisasi pada Klien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi. Uji wilcoxon untuk mengetahui pengaruh dari pemberian terapi tersebut pada data dengan distribusi tidak normal dan uji t- test untuk distribusi data yang normal, namun penggunaan uji statistik chi square tidak ada hubungannya, dimana seharusnya uji statistik chi square adalah untuk menegtahui hubungan dari kedua variabel.
7. Hasil Penelitian
: Terdapat peningkatan yang tidak bermakna setelah dilakukan terapi SST dan terapi suportif (p>0.05). Peningkatan kemampuan sosialisasi lebih tinggi pada kelompok yang mendapat terapi SST dan suportif dibanding kelompok yang tidak mendapatkan terapi.
Nilai
signifikansi berdasarkan hasil stastistik pada hasil penelitian
menunjukkan tidak ada perbedaan sebelum maupun sesudah diberikan intervensi.
B. Importance 1. Penelitian yang digunakan penting karena hasil penelitian berguna dalam penerapannya secara langsung bagi pasien di tempat praktik klinis. 2. Intervensi ini cukup penting jika dilihat dari perubahan klinis yang terjadi, dimana pasien setelah diberikan intervensi sosial skill therapy dan terapi suportif mengalami perubahan keterampilan sosial dan kemampuan sosialisasi menjadi lebih baik dibandingkan tidak diberikan intervensi. Meskipun berdasarkan kemaknaan statistik masih di dapatkan hasil yang tidak signifikan, 5
yaitu p value 0,694, dimana p value masih >0,05. Hasil statistik yang tidak signifikan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jumlah sampel yang tidak memenuhi kriteria populasi, confounding factors yang tidak terkontrol dan lamanya (frekuensi dan intensitas) intervensi yang diberikan kurang (Nursalam, 2013). Hal ini disebutkan oleh peneliti dimana pelaksanaan terapi Social Skill sebanyak 13 % tidak tuntas dan 87 % tuntas dilakukan. Kemudian dari 4 sesi terapi suportif yang dilakukan hanya 3 sesi yang dilakukan dan 100% tuntas.
C. Applicability 1. Karakteristik populasi
Populasi dari penelitian merupakan pasien dengan skizofrenia yang mengalami masalah sosialisasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi. Karakteristik klien yang dijadikan sampel rata-rata berusia 31 tahun untuk intevensi dan 34 tahun untuk kontrol dengan pendidikan terakhir SD adalah terbesar (65,8%), pekerjaan terbesar adalah tidak bekerja sebanyak (63,2%), dan sebanyak (57,9%) klien tidak menikah.
Karakteristik populasi pada penelitian tidak dijelaskan secara detail pasien tersebut adalah pasien skizofrenia pada saat kapan dan hingga rentang waktu kapan, sehingga hanya di ketahui bahwa karakteristik populasi adalah pasien dengan skizofrenia yang mengalami masalah sosialisasi.
2. Akseptabilitas dan kepatuhan pasien
Pasien yang menjadi responden mampu menerima intervensi yang diberikan dan seluruh pasien mampu mengikuti prosedur penelitian dari awal hingga akhir.
Dalam penelitian ini terapi SST yang dilakukan hanya 1x per sesi, terapi SST juga tidak dapat tuntas dilakukan karena masih ada responden yang harus dirangsang maupun lupa pada saat dilanjutkan sesi selanjutnya.
3. Keamanan (jangka pendek maupun jangka panjang)
Intervensi yang diberikan pada penelitian aman, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang karena intervensi yang digunakan tidak mengancam nyawa pasein (tidak ada prosedur tindakan invasif atau suatu
6
prosedur medis). Intervensi yang diberikan hanya berfokus pada perbaikan sikap.
4. Biaya
Biaya yang digunakan dalam penelitian ini tidak banyak, hanya saja dibutuhkan keterampilan dari seorang terapis, agar prosedur terapi yang diberikan dapat secara efektif memberikan perubahan sikap bagi klien.
5. Perbandingan dengan alternatif intervensi lainnya
Di dalam penelitian terdapat 2 intervensi yang diberikan yaitu social skill therapy dan terapi suportif, dimana terapi ini baiknya digunakan secara bersamaan, tidak digunakan salah satu agar lebih efektif meningkatkan perubahan keterampilan sosial pada klien dengan skizofrenia yang mengalami maslaah sosialisasi.
7
BAB VII DISKUSI
A. Kemampuan sosialisasi Berdasarkan tinjauan kasus yang telah digambarkan penulis dalam skenario kasus tampak klien tidak dapat memulai pembicaraan, mudah merasa binggung dan baru dapat makan jika menyendiri. Hal ini sesuai dengan yang digambarkan dalam jurnal penelitian bahwa isolasi sosial adalah suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang mengancam. Klien yang mengalami isolasi sosial akan cenderung muncul perilaku menghindar saat berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka menyendiri terhadap lingkungan agar pengalaman yang tidak menyenangkan dalam berhubungan dengan orang lain tidak terulang kembali (Harkomah, 2018). Oleh karena kondisi klien dengan masalah sosialisasi tersebut maka dalam penelitian ini telah dibahas alternatif intervensi yang akan diberikan. Dimana k eterampilan sosial yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan perilaku dan sosial. Setelah intervensi diberikan aspek perilaku yang ditunjukkan oleh responden setelah mendapat terapi SST dan suportif akan diamati.
B. Efektivitas intervensi Sesuai dengan kasus yang diambil di ruang flamboyan, klien telah diberikan intervensi menggunakan strategi pelaksanaan (SP) 1 isolasi sosial yaitu dengan cara melatih klien untuk berkenalan dengan perawat dan pasien lain. Kemudian dilanjutkan pada pertemuan ketiga melaksanakan SP II isolasi sosial, karena pada pertemuan ke 2 klien masih mengulang SP 1. Klien baru dapat menyelesaikan SP 1 selama 2 hari, hal ini karena membutuhkan waktu yang cukup lama agar klien mampu untuk melakukan interaksi berupa berkenalan dengan orang baru. Seperti halnya dalam jurnal disampaikan evaluasi dari pelaksanaan terapi Suportif terdapat 100% klien mampu mengidentifikasi masalah dan menggunakan sumber pendukung dalam kelompok. Social skills training merupakan hal penting untuk meningkatkan kemampuan seseorang berinteraksi dalam suatu lingkungan.
8
Adanya kemampuan berinteraksi menjadi kunci untuk memperkaya pengalaman hidup, memiliki pertemanan, berpartisipasi dalam suatu kegiatan dan bekerjasama dalam suatu kelompok. Social skills training sendiri merupakan salah satu pendekatan psikoeduaksional untuk memperbaiki kekurangan pada beberapa kemampuan interpersonal dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam penelitian ini terapi SST yang dilakukan hanya 1x per sesi, sehingga walaupun meningkat sebesar 0.42 tetapi tidak ada perbedaan secara signifikan. Hal ini disebabkan karena peneliti hanya melakukan 1 kali per sesi, selain itu terapi SST tidak tuntas karena masih ada responden yang harus dirangsang maupun lupa pada saat dilanjutkan sesi selanjutnya. Sehingga memang membutuhkan waktu yang tidak singkat agar terapi ini dapat menghasilkan outcome yang diinginkan. Hasil pengkajian aspek sosial klien setelah dilakukan terapi didapatkan responden masih merasakan tidak aman berdekatan dengan orang lain, masih merasa kesepian, sudah terdapat beberapa responden yang mulai mampu mengucapkan terima kasih saat dibantu dan masih sulit membina hubungan dengan orang lain. Hasil penelitian ini didukung dengan belum tuntasnya terapi SST yang diberikan seperti latihan berkenalan sebanyak 6%, latihan menjalin persahabatan 11%, latihan menghadapi situasi sulit 13%.
9
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Isolasi sosial merupakan suatu keadaan perubahan yang dialami klien skizofrenia. Isolasi sosial adalah suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang mengancam. Hal tersebut menyebabkan klien mengalami maslaah sosial yaitu kegagalan individu dalam melakukan interaksi dengan orang lain sebagai akibat dari pikiran negatif dan pengalaman yang tidak menyenangkan sebagai ancaman terhadap individu. 2. Rekomendasi intervensi yang diberikan untuk penatalaksanaan klien dengan isolasi sosial adalah kolaborasi antara social skill therapy dan terapi suportif. 3. Berdasarkan perbandingan intervensi yang ada dalam jurnal di dapatkan h asil tidak adanya perbedaan keterampilan sosial pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah diberikan terapi mengalami p- value 0.694. Hasil statistik yang tidak
signifikan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jumlah sampel yang tidak memenuhi kriteria populasi, confounding factors yang tidak terkontrol dan lamanya (frekuensi dan intensitas) intervensi yang diberikan kurang. 4. Secara klinis pemberian terapi social skill dan terapi suportif dapat meningkatkan kemampuan klien secara bertahap dalam keterampilan sosialisasi. Namun berdasarkan hasil statistik didapatkan hasil yang tidak signifikan yaitu p value >0,05, sehingga artinya tidak ada perbedaan setelah diberikan terapi social skill dan terapi suportif pada kelompok intervensi maupun kontrol yang tidak diberikan intervensi.
B. Kritik dan Saran 1. Bagi peneliti a. Diksi yang digunakan oleh peneliti sangat terbelit-belit, sehingga baiknya peneliti bisa menggunakan diksi yang singkat, padat namun tetap mampu menjelaskan dari maksud yang diinginkan. b. Sebaiknya peneliti lebih memperhatikan kembali penulisan jurnal penelitian, karena sangat banyak kesenjangan data yang ditampilkan dan beberapa proses penelitian yang tidak ditampilkan secara detail, seperti: populasi, tehnik sampling, dsb.
10
c. Dalam jurnal ditampilkan penggunaan uji statistik yang sangat banyak, namun dalam sajian hasil penelitian tidak semua hasil uji statitsik ditampilkan secara jelas, sehingga hal tersebut membinggungkan pembaca dalam memahami hasil dari penelitian. d. Topik penelitian yang dipilih peneliti sangat baik dan menarik, namun sangat disayangkan peneliti tidak mampu menampilkan hasil penelitiannya dengan lengkap di dalam jurnal. Peneliti juga tidak mengontrol confounding factor dalam penelitian serta banyak data senjang disajikan di hasil penelitian. 2. Bagi Rumah Sakit a. Social skill therapy dan terapi suportif menjadi rekomendasi yang baik untuk dilaksanakan dirumah sakit, khusunya pada RSJD Dr. RM. Soedjarwadi agar dapat memaksimalkan social skill therapy yang sebelumnya telah biasa dilakukan. b. Rumah sakit hendaknya dapat meningkatkan frekuensi pelaksanaan terapi tersebut, karena hal ini dapat meningkatkan prognosis kesembuhan klien dengan isolasi sosial.
11
DAFTAR PUSTAKA
Pashar Imran, Armiyati Yunie, Pranata Satriya. 2018. Pengaruh pencucian luka antara larutan nacl 0.9% dengan kombinasi larutan nacl 0.9% dan rebusan daun sirih merah 40% terhadap proses penyembuhan luka kaki diabetes. Jurnal luka indonesia. 4 (2): 57-65