DELTA SUNGAI MUSI Delta merupakan garis pantai yang menjorok ke laut, terbentuk oleh adanya sedimentasi sungai yang memasuki laut, danau atau laguna dan pasokan sedimen lebih besar daripada kemampuan pendistribusian kembali oleh proses yang ada pada cekungan pengendapan. pengend apan. Bentang alam delta ini terbentuk akibat adanya sediment yang tertransport ke muara sungai dan terakumulasi membentuk delta. Pembentukan bentang alam di muara sungai ini dipengaruhi oleh dua proses yaitu proses marine dan proses fluvial. Kemudian dalam bentang alam delta ini dikenal pula istilah proses marine, proses marine merupakan proses yang merusak sedimentasi karena adanya arus air laut yang menyebabkan hancurnya sedimen yang terakumulasi di muara sungai tersebut. Proses yang kedua yaitu proses fluvial, merupakan proses yang membangun sedimentasi. Hal ini disebabkan karena sedimen yang terakumulasi di muara sungai tidak terkikis oleh arus air laut. Seperti kebanyakan sungai – sungai besar yang ada di Indonesia, sungai Musi cenderung mentransport sedimen ke muara sungai dalam jumlah yang relatif besar sehingga delta yang terbentuk tersebut dapat dijadikan tempat pemukiman penduduk dan kawasan konservasi alam. Delta sungai Musi terbagi menjadi tiga delta yaitu Delta Telang, Delta Upang, dan Delta Saleh. Ketiga delta ini terletak di Selat Bangka. Sehingga, perkembangan bentang alam yang terjadi didominasi oleh proses fluvial. Hal ini dikarenakan arus air laut yang berasal dari Laut Cina Selatan yang mengarah ke delta sungai Musi relatif kecil akibat terhalang oleh Pulau Bangka sehingga kecenderungan akumulasi sedimen di muara sungai lebih besar dan optimal. Berdasarkan penjelasan di atas, ketiga delta sungai Musi dapat diklasifikasikan ke dalam tipe High – Constructive Delta yang memiliki high sediment input. Secara fisiografis, delta dibagi menjadi tiga yaitu Upper Delta Plain, Lower Delta Plain, dan Sub – aqueous Delta. Upper Delta Plain adalah delta yang tidak dipengaruhi oleh arus air laut dan datarannya didominasi oleh alluvial atau sedimen
yang terakumulasi oleh sungai. Lower Delta Plain adalah delta yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Ketika air laut pasang, delta ini akan tenggelam. Sebaliknya, ketika air laut surut, delta akan timbul kembali. Ini adalah hasil dari proses fluvial dan proses marine. Sedangkan Sub – aqueous Delta adalah delta yang berada di bawah permukaan laut, dan karakter delta ini dipengaruhi oleh proses marine. Jadi, delta sungai Musi ini apabila dilihat dari segi fisiografisnya, maka delta sungai Musi termasuk ke dalam Upper Delta Plain, yang mana delta ini dipegaruhi oleh proses fluvial dan tidak dipengaruhi oleh arus air laut. Menurut klasifikasi Galloway, delta sungai Musi ini termasuk dalam Bird Food Delta yang mana proses fluvial pada delta ini sangat dominan. Kemudian litologi dari delta sungai Musi ini dapat diiterpretasikan adalah batuan sedimen. Batuan sedimen ini terbentuk akibat adanya proses fluviatil dari sungai Musi tersebut. Kemungkinan batuan sedimen tersebut adalah batupasir, batulanau, dan batulempung.
Gambar 1.1 Delta Sungai Musi
PANTAI NUSA DUA BALI Pantai adalah suatu jalur yang membatasi antara darat dan laut, yang memiliki ciri geosfer yang khusus, ke arah darat dibatasi oleh sifat fisik laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan arah ke laut dibatasi oleh proses alami serta akibat kegiatan manusia terhadap lingkungan di darat. Pada umumnya, beberapa lokasi pantai yang terdapat di selatan pulau Bali memiliki variasi garis pantai yang membentuk pola semacam ”teluk” dan ”tanjung” yang berselang-seling. Untuk Pantai Nusa Dua memiliki bentuk pantai yang merupakan sebuah tanjung yang terdapat di selatan pulau Bali. Pantai ini memiliki panjang 4 kilometer. Gelombang merupakan pergerakan air yang naik turun dan tidak mengalami pergerakan baik maju maupun mundur. Angin merupakan faktor yang penting dalam munculnya gelombang, yaitu terutama oleh gesekan dan tekanan. Makin kencang angin bertiup gelombang yang ditimbulkan semakin besar, sehingga gerakan air laut yang berupa gelombang tersebut dapat mempengaruhi perkembangan pantai. Karakteristik gelombang yang ada di Pantai Nusa Dua mempunyai gelombang air laut yang cukup besar karena terletak di selatan pulau Bali. Daerah ini merupakan jalur subduksi yaitu pertemuan dua lempeng (lempeng Samudra Hindia dan benua Australia). Penunjamann dicirikan oleh palung dalam samudra, lereng depan curam, jalur busur luar dan jalur volkanik. Pesisir dan pantai jalur ini umumnya dibentuk oleh perbukitan terjal dengan tebing lereng depan curam tanpa tutupan tumbuhan. Pantai umumnya menerima langsung hempasan gelombang dan erosi, sementara teluk terbentuk dikontrol oleh struktur geologi yang rumit dan batas antar litologi. Pasir pantai terbentuk di dataran sempit hasil akumulasi sedimen sungai. Di pantai Nusa Dua termasuk dalam pantai yang berpasir putih dan berjenis tanah alluvial yang berasal dari endapan laut. Pantai berpasir merupakan
pantai yang didominasi oleh hamparan atau dataran pasir, baik yang berupa pasir hitam, abu-abu atau putih. Kemudian geomorfologi selatan Bali terdiri dari batu gamping yang merupakan plato-plato yang terbentuk karena pengangkatan dan dataran aluvial pantai, keadaan yang seperti ini banyak di jumpai di daerah yang terdapat dekat muara-muara sungai. Pada pantai selatan yang berbatu gamping banyak terbentuk cliff (dinding terjal) dan terjadi abrasi membentuk lereng yang sangat curam. Perbukitan kapur banyak terdapat singkapan batuan gamping terumbu karang yang mengandung fosil dari formasi palasari. Pantai bertebing terjal, yang terjadi karena abrasi laut yang sangat kuat sedang batuan induknya breksi vulkanik. Beting gisik dan sand dunes terdapat di pantai selatan Bali. Pantai Nusa Dusa termasuk dalam jenis pantai landai yang menempati bagian mintakat kraton stabil atau cekungan belakang. Absennya gejala geologi berupa pengangkatan dan perlipatan atau volkanisme, pembentukan pantai dikendalikan oleh proses eksogen cuaca dan hidrologi. Estuari lebar menandai muara dengan tutupan tebal bakau. Bagian pesisir dalam ditandai dataran rawa atau lahan basah. Sedimentasi kuat terjadi di perairan bila di hulu mengalami erosi. Progradasi pantai atau pembentukan delta sangat lazim. Kompaksi sedimen diiringi penurunan permukaan tanah, sementara air tanah tawar sulit ditemukan.
Gambar 1.2 Pantai Nusa Dua Bali
Gambar 1.3 Pantai Nusa Dua Bali