Makalah Fraud Prevention Kasus CitibankFull description
dituduh ingkar janji Widodo dilaporkan polisi
dituduh ingkar janji Widodo dilaporkan polisi
Deskripsi lengkap
Descrição: EMERSON EDUARDO RODRIGUES SETIM CV
UTW Manager KasusDeskripsi lengkap
encephalitisDeskripsi lengkap
farmakologiDeskripsi lengkap
merupakan analisa kasus EY
analisa kasus yang berdasarkan standar Case Report internasional. menggunakan tinjuan pustaka yang dibandingkan dengan keadaan nyata yang ditemui di lapangan. analisa kasus mengenai Idiopat…Deskripsi lengkap
keperawFull description
keperawDeskripsi lengkap
PajakFull description
Slide Presentasi Dennies
Analisa Kasus Tata MotorsFull description
analisisi kasusFull description
analisisi kasusFull description
ANALISA KASUS MELINDA DEE MANTAN SENIOR RELATION MANAGER CITIBANK
Oleh : Hj. Euis Sopiah S.Pd, M.Pd
Kasus pembobolan dana nasabah Citibank senilai Rp. 40 Miliar oleh Inong Melinda alias Melinda Dee yang menjabat sebagai Relation Manager Citigold di bank itu meruapakan salah satu kasus hokum paling bnyak menyita perhatian di tahun 2011. Selain nilai kejahatan yang fantastis kasus ini merembet ke masalah privat karena gaya hidup mewahnya bersama suaminya yang juga artis Andhika Gumilang.
Pembobolan simpanan nasabah oleh Melinda Dee selama kurang lebih tiga tahun berakhir di 23 Maret 2011. Setelah delapan bulan penyidik dari Direktorat Ekonomi dan Badan Kriminal Markas Besar Polri menangkap Melinda di Apartemennya. Dalam keterangan saksi di pengadilan modus yang digunakan Melinda , yakni dengan menyalah gunakan kepercayaan para nasabah terhadap dirinya. Oleh Melinda para nasabah dikelabui dengan pemberian blangko kosong
untuk ditandatangani agar mudah bertransaksi. Namun ternyata Melinda mencuri uang itu sedikit demi sedikit.
Jaksa penunutut umum mendakwa Melinda melakukan pencucian uang dan penggelapan dalam kurun waktu 22 Januari 2007 hingga Februari 2011. Berdasarkan kesaksian mantan citigold Executive Head di Citibank Indonesia, Reniawati Hamid, Melinda mengalirkan dana nasabah ke empat perusahaan miliknya yaitu PT. Sarwahita Global Manajemen, PT. Porta Axel Amitte, PT. Qodeeera Agilo Resouses dan PT.Axom Intoteco Centro. Dari keempat perusahaan ini Melinda kembali menarik uangnya untuk kepentingan pribadinya.
Andhika Gumilang yang merupakan suami muda Melinda pun ikut terseret ke muka pengadilan, Andhika didakwa melanggar pasal 6 ayat (1) huruf a,b,d, f UU Tindak Pencucian Uang Juncto pasal 65 ayat (1) KUHP dan pasal 5 ayat (1) UU pencegahan dan Pemeberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Juncto pasal 263 dengan ancaman maksimal hukuman penjara selama 15 tahun.
Sementara itu, jaksa menjerat Melinda dengan pasal berlapis yaitu pasal pencucian uang. Pertama dia dijerat pasal 49 ayat 1 dan 2 UU no 7 tahun 1992
sebagaimana diubah dengan UU no.10 tahun 1998 tentang Perbankan juncto pasal 55 ayat 1 dan 65 KUHP.
Kedua, pasal 3 ayat 1 UU no.15 2002 sebagaimana diubah dengan UndangUndang no 25 tahun 2003 tentang pidana pencucian uang juncto pasal 63 KUHP. Ketiga pasal 3, Undang-Undang no 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uangjuncto pasal 65 ayat 1 KUHP.
Fakta lain yang cukup menarik adalah keterlibatan wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (LemHaNas) Marsekal Madya TNI Rio Mendung Thalieb. Dia menjadi komisaris utama PT.Sarwita Group Manajemen. Terkait kasus ini Bank Indonesia menyatakan menghentikan untuk sementara (Suspend) penghimpunan nasabah baru di segmen prioritas Citibank Indonesia ( Citi Indonesia), yaitu Citigold Wealth Management Banking (Citigold). Hal itu dilakukan sebagai sanksi administrative atas kasusu pembobolan nasabah. Pihak Citi Indonesia pun telah mengakuinya, pihaknya memang sudah menghentikan penghimpunan nasabah baru citigold sesuai permintaan BI. Selain karena adanya praktek kolusi untuk
membobol dana nasabah, sanksi tersebut juga diberikan atas kelalaian Citi Indonwesia melakukan rotasi secara berkala untuk menghindarkan potensi fravol.
Melinda Dee sendiri menurut informasi yang beredar divonis selama 8 tahun dan didenda 10 Milyar , terkait pengawasan BI secara umum terhadap individu bank masing-masoing, salah satu potewnsi risiko yang perlu diamati adalah operasional terutama Standard Operasional Procedure (SOP), Sumber daya manusia dan system informasi.
Kendati Bi telah mengaturnya dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang anti pencucian uang dan pembiayaan terosime. Namun, justr banyak pelaku pencucian uang yang tidak memilih segmen priority banking dan lebih memilih segmen perbankan biasa.