Pada praktikum kali ini, dilakukan pengukuran terhadap kuat ar us, pengukuran beda potensial/tegangan, pengukuran tahanan dalam sebuah miliamperemeter, dan pengukuran tahanan dalam voltmeter. Alat-alat yang digunakan di antaranya adalah sumber tegangan (power supply) yang dihubungkan ke sumber listrik, amperemeter (untuk mengukur kuat arus dan dipasang secara seri pada rangkaian), untuk skala yang lebih kecil digunakan miliamperemeter, milivoltmeter untuk mengukur tegangan dengan skala yang lebih kecil, hambatan tetap dan hambatan box (Rbox). Dalam percobaan pengukuran kuat arus, komponen-komponen dirangkai sesuai gambar 1-a, power supply dihubungkan ke sumber listrik lalu dihubungkan ke Rbox dan ke amperemeter. Nilai R box diatur dari 1100-200 ohm, kemudian nilai yang tertunjuk oleh jarum di amperemeter dicatat sebagai nilai kuat arus. Sedangkan nilai Vbox didapat dengan mengalikan nilai I dengan nilai Rbox.
Pengukuran kuat arus dilakukan dua kali, yang kedua, komponen disusun sesuai dengan gambar 1-b. Nilai R box ditentukan oleh asisten yakni dengan skala 10-100 ohm. Nilai hambatan tetap j uga ditentukan yaitu sebesar 10 ohm. Sumber tegangan diatur pada posisi minimal, kemudian nilai yang tertera pada amperemeter dicatat sebagai nilai I box. Untuk nilai tegangan box (Vbox) ditentukan dengan mengalikan nilai R box dengan I box.
Untuk hasil pengukuran yang diperoleh langsung dari alat, ketelitiannya sudah ditentukan. Di antaranya adalah delta V = 1 mV = 0,001 V, untuk delta I = 0,015 mA = 0,015 x 10-3, dan untuk delta Rbox = 0,5 ohm. Sedangkan untuk hasil pengukuran yang diperoleh dengan cara tidak langsung, ketelitiannya harus dicari dengan cara memasukkannya ke rumus. Grafik tegangan terhadap hambatan geser geser (Tabel 1) menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan yang stabil. Nilai cenderung naik dan turun, hal ini bisa saja dikarenakan oleh kekurangtelitian pengamat dalam mengamati nilai yang tertera pada amperemeter. Sedangkan pada nilai Vbox di tabel 2 cenderung naik, sehingga ketika digambarkan pada grafik, nilai cenderung naik. Dari hal ini bisa dikatakan bahwa nilai R box berbanding lurus dengan nilai Vbox, di mana semakin besar nilai hambatan box yang diberikan, maka tegangan box (Vbox) juga akan semakin besar. Pada percobaan pengukuran beda tegangan, komponen disusun seperti gambar 2. Nilai Rbox yang digunakan berkisar dari skala 120-870. Kemudian nilai yang tertera pada amperemeter dan voltmeter dicatat. Nilai Ibox dihitung dengan cara membagi nilai V dengan Rbox dan didapatkan hasil berupa nilai yang cenderung naik seiring dengan menurunnya nilai Rbox. Jadi nilai Rbox berbanding terbalik dengan nilai I box, sehingga ketika digambarkan di grafik (Kuat arus box terhadap hambatan geser) yang berupa garis lengkung yang cenderung turun.
Percobaan keempat adalah mengukur tahanan dalam sebuah miliamperemeter. Pertama-tama rangkaian disusun seperti gambar 3, pengukuran kuat arus dilakukan langsung dengan menggunakan miliamperemeter kemudian mencatat kedudukannya sebagai arus total (I total) tanpa menggunakan Rbox. Kemudian nilai R box dipasang pada nilai 600 ohm, setelah itu arus diukur lagi dan dicatat kedudukannya sebagai Ia. Nilai Ra ditentukan dengan memasukkannya ke rumus (tulis rumusnya)~ Untuk percobaan pengukuran tahanan dalam sebuah voltmeter, rangkaian disusun seperti gambar 4. Nilai Vt sudah ditentukan, yaitu berkisar antara 10-90 volt, nilai Rbox juga ditentukan yaitu sebesar 100 ohm. Kemudian tegangan dihitung menggunakan voltmeter langsung, dan mencatat kedudukannya sebagai Va. Nilai Va yang didapat berbanding lurus dengan kenaikan Vt, yaitu semakin besar nilai Vt maka nilai Va akan semakin besar juga. Nilai hambatan dalam sebuah voltmeter dihitung dengan rumus :