ANAFILAKTIK ANAFILAKT IK SYOK SYOK Fredy Luki Lukiawan awan Yunita Y unita Krisnawati H. Yustin Y ustin i!ta"u# $.
(01.12. 021) (01.12.021) (01.12.055) (01.12.05%)
&'FINISI
Anaflaksis adalah suatu reaksi alergi yang bersiat akut,menyeluruh dan bisa menjadi berat. Anaflaksis terjadi pada seseorang yang sebelumnya telah mengalami sensitisasi akibat pemaparan terhadap suatu alergen. ( Brunner dan Suddarth.200!. Anaflaksis adalah reaksi sistemik yang mengan"am ji#a dan mendadak terjadi pada pemajanan substansi tertentu. Anaflaksis diakibatkan oleh reaksi hipersensiti$itas tipe % , dimana terjadi pelepasan mediator kimia dari sel mast yang mengakibatkan$asodilatasi massi, peningkatan permeabilitas kapiler, dan penurunan peristalti"
'TIOLOI Anaflaksis bisa tejadi sebagai respon terhadap berbagai alergen.&enyebab yang sering ditemukan adalah' . . igitan)sengatan serangga. 2. 2. Serum kuda (digunakan pada beberapa jenis $aksin!. *. *. Alergi makanan +. +. Alergi obat Serbuk sari dan alergen lainnya jarang menyebabkan anaflaksis. . Anaflaksis mulai terjadi ketika alergen masuk ke dalam alirandarah dan bereaksi dengan antibodi %g. -eaksi ini merangsangselsel untuk melepaskan histamin dan /at lainnya yang terlibatdalam reaksi peradangan kekebalan. Beberapa jenis obatobatan(misalnya polymyin, morfn, /at #arna untuk rontgen!, padapemaparan pertama bisa menyebabkan reaksi anaflaktoid (reaksiyang menyerupai anaflaksis!.
ANIF'STASI KLINIS
. 2. *. +. 3. 4. 5. 6. 7.
atal di seluruh tubuh 1idung tersumbat esulitan dalam bernaas Batuk ulit kebiruan, juga bibir dan kuku &using, berbi"ara tidak jelas denyut nadi yang berubahubah jantung berdebardebar (palpitasi! mual, muntah dan kulit kemerahan.
. K*+,#ikasi . 1enti jantung ("ardia" arrest! dan naas. 2. Bronkospasme persisten. *. 8edema 9aryn (dapat mengakibatkan kematian!. +. -elaps jantung dan pembuluh darah (kardio$askuler!. 3. erusakan otak permanen akibat syok. 4. :rtikaria dan angoioedema menetap sampai beberapa bulan
. -at*si*#*/i Sistem kekebalan melepaskan antibodi. ;aringan melepaskanhistamin dan /at lainnya. 1al ini menyebabkan penyempitan saluranudara, sehingga terdengar bunyi mengi (bengek!, gangguan pernaasan
. -e+eriksaan &ia/n*stik &emeriksaan laboratorium diperlukan karena sangat membantu menentukan diagnosis, memantau keadaan a#al, dan beberapa pemeriksaan digunakan untuk memonitor hasil pengbatan serta mendeteksi komplikasi lanjut. 1itung eosinofl darah tepi dapat normal atau meningkat, demikian halnya dengan %g total sering kali menunjukkan nilai normal. &emeriksaan ini berguna untuk prediksi kemungkinan alergi pada bayi atau anak ke"il dari suatu keluarga dengan derajat alergi yang tinggi. &emeriksaan lain yang lebih bermakna yaitu %g spesifk dengan RAST (radio-immunosorbent test ! atau ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay test !, namun memerlukan biaya yang mahal.
&emeriksaan se"ara in$i$o dengan uji kulit untuk men"ari alergen penyebab yaitu dengan uji "ukit ( prick test !, uji gores (scratch test !, dan uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (skin end-point titration/SET !. :ji "ukit paling sesuai karena mudah dilakukan dan dapat ditoleransi oleh sebagian penderita termasuk anak, meskipun uji intradermal (S>! akan lebih ideal. &emeriksaan lain sperti analisa gas darah, elektrolit, dan gula darah, tes ungsi hati, tes ungsi ginjal, eses lengkap, elektrokardiograf, rontgen thorak, dan lainlain
-enan/anan Sy*k Ana#aktik
1. Tera,i +edika+ent*sa &rognosis suatu syok anaflaktik amat tergantung dari ke"epatan diagnose dan pengelolaannya. .Adrenalin merupakan drug o "hoi"e dari syok anaflaktik. 1al ini disebabkan * aktor yaitu ' Adrenalin merupakan bronkodilator yang kuat , sehingga penderita dengan "epat terhindar dari hipoksia yang merupakan pembunuh utama. Adrenalin merupakan $asokonstriktor pembuluh darah dan inotropik yang kuat sehingga tekanan darah dengan "epat naik kembali. Adrenalin merupakan histamin bloker, melalui peningkatan produksi "y"li" A?& sehingga produksi dan pelepasan "hemi"al mediator dapat berkurang atau berhenti.
Dosis dan cara pemberiannya. 0,* @ 0,3 ml adrenalin dari larutan ' 000 diberikan se"ara intramuskuler yang dapat diulangi 3 @ 0 menit. osis ulangan umumnya diperlukan, mengingat lama kerja adrenalin "ukup singkat. ;ika respon pemberian se"ara intramuskuler kurang eekti, dapat diberi se"ara intra$enous setelah 0, @ 0,2 ml adrenalin dilarutkan dalam spoit 0 ml dengan a=l fsiologis, diberikan perlahanlahan. &emberian subkutan, sebaiknya dihindari pada syok anaflaktik karena eeknya lambat bahkan mungkin tidak ada akibat $asokonstriksi pada kulit, sehingga absorbsi obat tidak terjadi.
2.Aminoflin apat diberikan dengan sangat hatihati apabila bronkospasme belum hilang dengan pemberian adrenalin. 230 mg aminoflin diberikan perlahanlahan selama 0 menit intra$ena. apat dilanjutkan 230 mg lagi melalui drips inus bila dianggap perlu.
*. Antihistamin dan kortikosteroid. ?erupakan pilihan kedua setelah adrenalin. edua obat tersebut kurang manaatnya pada tingkat syok anaflaktik, sebab keduanya hanya mampu menetralkan "hemi"al mediators yang lepas dan tidak menghentikan produksinya. apat diberikan setelah gejala klinik mulai membaik guna men"egah komplikasi selanjutnya berupa serum si"kness atau prolonged eCe"t. Antihistamin yang biasa digunakan adalah dienhidramin 1=l 3 @ 20 mg %D dan untuk golongan kortikosteroid dapat digunakan deksametason 3 @ 0 mg %D atau hidro"ortison 00 @ 230 mg %D.
2. Tera,i su,,*rti!
&emberian 8ksigen &osisi >rendelenburg (kursi! &emberian inus -esusitasi ardio &ulmoner
-'N'AHAN e#aspadaan >es kulit &emberian antihistamin dan kortikosteroid &engetahuan, keterampilan, dan peralatan yg memadai dari tim medis.
T'IAKASIH