ALOKASI FREKUENSI OPERATOR GSM DI INDONESIA Alokasi Frekuensi GSM yang dipakai di Indonesia sama dengan yang dipakai di sebagian negara di dunia terutama di Eropa yaitu 900Mhz yang kita kenal dengan GSM900Mhz dan 1800Mhz yang kita kenal dengan GSM1800 (Digital Communication System)
Gambar 1 Pada Gambar 1 dijelaskan tentang Frekuensi Downlink dan Frekuensi Uplink, Frekuensi Downlink adalah Frekuensi yang dipancarkan oleh BTS untuk berkomunikasi dengan MS (Mobile Station) yaitu handset atau HP yang kita gunakan. Frekuensi Uplink adalah Frekuensi yang digunakan oleh MS agar bisa terhubungan ke jaringan. Untuk Uplink alokasi frekuensi GSM900 dari 890Mhz - 915Mhz, sedangkan Downlink 935Mhz-960Mhz. kita lihat dalam frekuensi MHz, baik uplink maupun downlink memiliki alokasi frekuensi yang berbeda, namun dengan penomoran kanal ARFCN keduanya sama karena kedua-duanya adalah pasangan kanal dupleks yang dipisahkan selebar 45 MHz. Pita Spektrum GSM900 memiliki lebar 25Mhz dan penomoran kanal ARFCN nya dimulai dari 0 dan seterusnya. Lebar pita perkanalnya adalah 200Khz atau 0,2Mhz, jadi jumlah total kanal GSM900 adalah 25/0,2=125 kanal, namun demikian tidak semua kanal digunakan, ada 2 kanal yang akan digunakan sebagai System Guard band pada kedua ujung batas spektrum, untuk batas bawah yaitu ARFCN 0 dan batas atas ARFCN 125. Untuk GSM1800 (DCS) alokasi frekuensi uplink-nya dari 1710 MHz-1785 MHz sedangkan downlink dari 1805 MHz sampai 1880 MHz dimana alokasi frekuensi antara uplink dan downlink terpisah selebar 95 MHz. jadi berbeda dengan GSM900, GSM1800 memiliki lebar pita kurang lebih 3 kali lebih lebar dibanding GSM900. untuk GSM1800 penomoran kanal ARFCN-nya dimulai dari 511 dan berakhir 886 (375 kanal total, 3 kali lebih banyak dari GSM900) dimana 511 dikorbankan sebagai system guard band pada ujung bawah dan 886 dipakai sebagai system guard band pada ujung atas. Di Indonesia, kita tahu ada lima operator GSM (Telkomsel, Indosat, XL, Axis dan Three) yang memiliki ijin operasi. Alokasi frekuensinya ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3 (sumber:http://opensource.telkomspeedy.com).
Gambar 2
Gambar 3 kita lihat pada gambar diatas ada tiga operator yang mendapat alokasi frekuensi untuk pita GSM900 sedangkan untuk pita GSM1800 didapat oleh semua operator . Tabel 1 berikut menunjukkan total alokasi frekuensi yang dimiliki masing-masing operator GSM di tanah indonesia.
Tabel 1
Terlihat bahwa Telkomsel dan Indosat memiliki jumlah frekuensi terbanyak sedangkan Three paling sedikit, dengan rasio 3:1.
Mapping Frekuensi ke Nomor Kanal ARFCN Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mendapatkan nomor Kanal ARFCN: -
pertama kita tentukan frekuensi batas bawah dari pita spectrum kedua menentukan nomor kanal ARFCN untuk frekuensi batas bawah tersebut Gunakan rumus berikut untuk melakukan mapping: ARFCN = kanal ARFCN untuk frekuensi batas bawah + (frekuensi MHz – frekuensi batas bawah dalam MHz)/lebar pita per kanal dalam MHz (0.2 MHz) Untuk GSM900 rumus di atas dapat ditulis sebagai berikut: Uplink……: ARFCN = 0 + (fMhz – 890)/0.2 Downlink: ARFCN = 0 + (fMHz – 935)/0.2 Sedangkan untuk GSM1800: Uplink……: ARFCN = 511 + (fMhz – 1710)/0.2 Downlink: ARFCN = 511 + (fMHz – 1805)/0.2 Dimana fMHz adalah kanal frekuensi dalam MHz yang akan dicarikan nomor kanal ARFCNnya. Contoh 1 (GSM900): Cari nomor kanal ARFCN untuk frekuensi 900.2 MHz (uplink): 1) Frekuensi batas bawah GSM900 = 890 MHz 2) Nomor kanal ARFCN untuk frekuensi 890 MHz = 0 3) Menggunakan rumus: ARFCNuplink = 0 + (900.2-890)/0.2 = 0 + 10.2/0.2 = 51. Pasangan nomor kanal ARFCN dupleks downlink-nya adalah sebagi berikut: Karena diketahui frekuensi uplink = 900.2 MHz; maka, frekuensi downlink-nya = frekuensi uplink + 45 MHz = 900.2 + 45 = 945.2 MHz. Dengan frekuensi batas bawah downlink = 935 MHz, maka: ARFCNdownlink = 0 + (945.2-935)/0.2 = 0 + 10.2/0.2 = 51. Jadi frekuensi 900.2 dan 945.2 MHz akan memiliki nomor kanal ARFCN 51. Contoh 2 (GSM1800): Cari nomor kanal ARFCN untuk frekuensi 1745.2 MHz (uplink); sesuai penjelasan sebelumnya:
1) Frekuensi batas bawah GSM1800 = 1710 MHz 2) Nomor kanal ARFCN untuk frekuensi 1710 MHz = 511 3) Menggunakan rumus: ARFCNuplink = 511 + (1745.2-1710)/0.2 = 511 + 35.2/0.2 = 511 + 176 = 687
Pasangan nomor kanal ARFCN dupleks downlink-nya adalah sebagi berikut: Karena diketahui frekuensi uplink = 1745.2 MHz; maka, frekuensi downlink-nya = frekuensi uplink + 95 MHz (bukan 45 MHz seperti GSM900) = 1745.2 + 95 = 1840.2 MHz. Dengan frekuensi batas bawah downlink = 1805 MHz, maka: ARFCNdownlink = 511 + (1840.2-1805)/0.2 = 511 + 35.2/0.2 = 511+ 176 = 687
Jadi frekuensi 1745.2 dan 1840.2 MHz akan memiliki nomor kanal ARFCN 687. Alokasi Frekuensi Operator GSM Dalam ARFCN Mengikuti langkah-langkah ini, alokasi frekuensi operator GSM di Indonesia sebagaimana yang ditunjukkan oleh Tabel 2 and 3 dapat di-mapping-kan ke nomor kanal ARFCN sebagai berikut: Alokasi frekuensi GSM900: Tabel 2
Tabel 2: Mapping frekuensi GSM900 MHz-Nomor Kanal ARFCN Operator GSM Indonesia Jika langsung di-mapping-kan dari alokasi frekuensi awal, Indosat akan memiliki kanal ARFCN 0 sampai 50, Telkomsel 50 sampai 87.5 dan XL 87.5 sampai 125. Namun dengan hasil ini, paling tidak ada 3 masalah yang akan muncul: pertama, seperti dijelaskan sebelumnya, kanal 0 dan kanal 125 harus dikorbankan sebagai system guard band (pada kebanyakan peralatan kanal ARFCN 0 dan kanal 125 secara otomatis dihilangkan); kedua, dua operator tidak bisa memiliki kanal ARFCN yang sama dan ketiga tidak ada nomor kanal ARFCN dalam bilangan pecahan desimal (fractional decimal); nomor kanal ARFCN harus dalam bilangan cacah (positive ineteger plus zero). Sehingga, untuk menghindari potensi tiga masalah tersebut, alokasi frekuensinya dikoreksi sebagai berikut: Indosat kanal ARFCN 1 sampai 49, Telkomsel kanal ARFCN 51-87 dan XL 88 sampai 124, seperti ditunjukkan oleh Tabel 2 pada baris “Koreksi ARFCN”. Perhatikan, kanal ARFCN 50 harus dikorbankan oleh Indosat dan Telkomsel untuk menjadi guard band mereka sehingga ARFCN 50 tidak bisa digunakan oleh salah satu atau kedua operator ini. Karena tidak ada ARFCN 87.5 maka Telkomsel harus mundur menjadi 87 dan XL 88. Alokasi frekuensi GSM1800:
Tabel 3
Tabel 3: Mapping frekuensi GSM1800 MHz-Nomor Kanal ARFCN Operator GSM Indonesia Jika langsung di-mapping-kan dari alokasi frekuensi awal, XL akan memiliki kanal ARFCN 511 sampai 548.5; Indosat 548.5-573.5, 711-786; Telkomsel 573.5-611, 686-711, 786-836; Axis 611-686 dan Three 836 sampai 886. Seperti dijelaskan pada bagian GSM900, untuk menghindari permasalahan legal dan teknis, alokasi nomor kanal ARFCN-nya dikoreksi menjadi seperti Tabel 3 pada baris “Koreksi ARFCN”, yaitu: XL ARFCN 512 (511, system lower guard band) sampai 548; Indosat 549573, 712-785; Telkomsel 574-610, 687-710, 787-835; Axis 612-685 dan Three 837 sampai 885 (886, system upper guard band). Menarik, dari Keputusan Direktur Jenderal Pos Dan Telekomunikasi No. 73/DIRJEN/2001 tertanggal 10 Mei 2001 telah ditetapkan kanal ARFCN 611, 711, 786 dan 861 sebagai guard band. Tiga guard band pertama telah masuk pada koreksi pada Tabel 3 di atas kecuali ARFCN 861 yang sebenarnya tidak perlu, pada kondisi alokasi saat ini, karena baik ARFCN 860 and 862 (frekuensi tetangga dari 861) adalah milik Three sendiri.
SENIN, 10 SEPTEMBER 2012 Penggunaan Alokasi Pita Frekuensi di Indonesia 18.49
Manajemen Telekomunikasi
Alokasi frekuensi merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam industri telekomunikasi. Terutama untuk komunikasi mobile, frekuensi menjadi sumber daya utama yang harus tersedia. Tetapi pentingnya alokasi frekuensi tersebut tidak didukung dengan jumlahnya yang sangat terbatas. Di Indonesia. Hampir semua alokasi frekuensi untuk kebutuhan seluler telah digunakan untuk berbagai macam teknologi. Berikut ini adalah beberapa gambaran mengenai kondisi saat ini untuk beberapa alokasi frekuensi di Indonesia. Pita frekuensi 700 MHz. Pada gambar dibawah ini memperlihatkan kondisi pita frekuensi di 700 MHz. Pita frekuensi ini digunakan untuk analog TV. Dengan lebar pita selebar 336 MHz dan digunakan oleh beberapa stasiun broadcast TV. Saat ini telah ada kebijakan pemerintah untuk mengganti analog TV menjadi digital TV. Dengan kebijakan ini maka penggunaan frekuensi untuk broadcast TV akan semakin kecil sehingga dapat menyisakan alokasi frekuensi yang nantinya akan dapat digunakan untuk layanan mobile broadband. Alokasi frekuensi yang dapat digunakan untuk mobile broadband sangat besar yaitu sekitar 112 MHz. Alokasi selebar ini akan dapat digunakan untuk implementasi LTE tetapi masalahnya harus menunggu hingga tahun 2018 dan pada tahun tersebut perkembangan teknologi broadband akan lebih berkembang lagi.
Pita frekuensi 850 MHz. Pada gambar dibawah ini memperlihatkan kondisi saat ini di pita frekuensi 850 MHz. Pita frekuensi ini digunakan untuk layanan FWA CDMA. Operator yang menggunakan frekuensi ini ada 4 operator dengan memiliki lebar alokasi frekuensi yang berbeda beda. Lebar pita untuk keseluruhan alokasi frekuensi ini adalah 20,25 MHz. Dengan melihat perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini dimana semakin lama membutuhkan lebar pita frekuensi yang semakin lebar maka frekuensi ini belum dapat memenuhi kebutuhan lebar pita frekuensi di masa mendatang.
Pita Frekuensi 900 MHz. Pada gambar dibawah ini memperlihatkan kondisi saat ini di pta frekuensi 900 MHz. Pita frekuensi ini digunakan untuk layanan GSM 2G. Operator yang terdapat pada frekuensi ini ada 3 operator. Masing-masing operator memiliki lebar pita yang berbeda, Indosat memiliki 10 MHz, Tsel dan XL memiliki 7,5 MHz. Lebar pita secara keseluruhan pada alokasi frekuensi ini adalah 25 MHz. Dengan jangkauan yang lebih luas, frekuensi 900 Mhz diharapkan mampu mengusung layanan mobile broadband. Sebagai contoh, Saat ini 3G di Indonesia berjalan di frekuensi 2100 Mhz dengan bandwidth 5 Mhz. Sedangkan bila 3G diadopsi pada frekuensi yang lebih rendah, 900 Mhz, maka jangkauan akan meningkat lebih jauh. Dengan kelebihannya itu, 3G di 900 Mhz mulai banyak diadopsi operator di luar negeri. Berdasarkan rilis dari GSA (Global mobile Suppliers Association) tahun 2010 lalu, sudah 10 operator yang mengadopsi solusi ini. Elisa dari Finlandia menjadi yang pertama meluncurkan 3G 900 Mhz pada tahun 2007, dan terakhir Digitel dari Venezuela pada tahun 2009. Untuk wilayah Asia, beberapa operator di Thailand, Singapura, Filipina dan Hong kong juga sudah mulai mengadaptasi 3G 900 Mhz.
Pita Frekuensi 1800 MHz. Pada gambar dibawah ini memperlihatkan kondisi pada pita frekuensi 1800 MHz. Pita frekuensi ini digunakan untuk layanan GSM 2G dengan 5 operator yang beroperasi pada alokasi frekuensi ini. Lebar pita secara keseluruhan adalah 75 MHz. Untuk masing-masing operator mempunyai lebar pita yang berbeda, XL memiliki 7,5 MHz, Tsel memiliki total 22,5 MHz dengan 3 blok frekuensi yang terpisah, Isat memiliki total 20 MHz dengan 2 blok frekuensi yang terpisah, HCPT-Tri memiliki total 10 MHz dan Axis Memiliki 15 MHz.
Pita Frekuensi 2100 MHz. Pada gambar dibawah ini merupakan kondisi pada pita frekuensi 2100 MHz. Pita frekuensi ini digunakan untuk layanan UMTS dan terdapat 5 operator yang menggunakan frekuensi ini dengan masing-masing memiliki lebar pita 10 MHz atau 2 blok alokasi frekuensi. Total lebar pita frekuensi ini adalah 60 MHz. Pita frekuensi ini memiliki 12 blok frekuensi dengan masing-masing lebar pita 5 MHz. Dari 12 blok frekuensi ini masih terdapat 2 blok frekuensi yang masih kosong. HCPT(3), NTS (Axis), XL, Indosat dan Telkomsel masing-masing
memiliki 2 blok frekuensi sebesar 2 x 5 MHz. Lokasi frekuensi ini berdasarkan pemetaan hasil lelang tahun 2006-2008. Pemberian blok frekuensi kedua telah dilakukan pada tahun 2009 kepada Telkomsel dan Indosat dan pada tahun 2010 untuk XL. Pada bulan Desember 2011 lalu pemerintah memberikan blok frekuensi kedua untuk HCPT (3) dan Axis. Adanya pengalokasian gabungan antara PCS-1900 (Smart Telcom) yang beroperasi sejak tahun 2007 dan UMTS ini akan berpotensi terjadi interference.
Pita frekuensi 2300 MHz. Berdasarkan Peraturan Menkominfo nomor 08/PER/M.KOMINFO/01/2009 tanggal 19 Januari 2009 tentang Penetapan Pita Frekuensi Radio Untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel Pada Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz ditetapkan bahwa pita ini menggunakan moda TDD (Time Division Duplex)yang terdiri dari 15 nomor blok dimana nomor blok 1 sampai dengan nomor blok 12 masing-masing lebar frekuensinya 5 MHz sedangkan nomor blok 13 dan nomor blok 14 masing-masing lebar frekuensinya 15 MHz dan nomor blok 15 lebar frekuensinya 10 MHz. Pada blok 13 dan 14 ini telah digunakan untuk layanan WiMAX yang telah dilakukan tender untuk beberapa wilayah regional.
Pita Frekuensi 2600 MHz. Pada gambar dibawah ini menunjukkan kondisi pita frekuensi 2600 MHz. Pita ini digunakan untuk layanan broadcasting service satelite (BSS) yang dilaksanakan oleh Indovision dan terdapat alokasi untuk layanan BWA. Lebar pita untuk frekuensi ini secara keseluruhan adalah 184 MHz. Total lebar pita tersebut terbagi yaitu pada pita frekuensi 2520 – 2670 MHz (150 MHz) digunakan untuk penyelenggaraan infrastruktur telekomunikasi bagi layanan penyiaran berbayar melalui satelit Indostar II yang dilaksanakan oleh MNC Sky Vision dan pada pita 2500 – 2518 (18 MHz) dan 2670 – 2686 MHz (16 MHz) digunakan untuk keperluan BWA.
PEMERINTAH punya empat target ambisius di triwulan pertama tahun ini, yang harapannya membuat industri telekomunikasi makin efisien. Tidak hanya menyelesaikan masalah interkoneksi yang diprotes keras Kelompok Telkom (PT Telkom dan PT Telkomsel), tetapi juga menyatukan semua operator BWA (broadband wireless access/ akses nirkabel pita lebar), dari lima operator di tujuh regional menjadi satu operator saja, serta lelang frekuensi tersisa. Lima operator BWA itu adalah PT Telkom, PT Indosat Mega Media (IM2), PT Jasnita, Internux/Bolt (Kelompok Lippo), dan Berca Hardaya Perkasa (Kelompok Murdaya). Dari kelimanya hanya kelompok Mudaya dan Lippo yang beroperasi dan menguasai beberapa regional, sementara Telkom, IM2, dan Jasnita belum beroperasi. Mereka bekerja di pita selebar 30 MHz di spektrum 2300 MHz, selebar milik Smartfren dari Kelompok Sinar Mas. Pada spektrum selebar 100 MHz ini tersisa 30 MHz yang setelah dikurangi milik Smarfren dan BWA serta 10 MHz untuk USO (universal service obligation) ini, rencananya akan dilelang bersamaan dengan 10 MHz di kanal 11 dan kanal 12 di spektrum 2100 MHz. Operator GSM menggunakan spektrum 850 MHz, 900 MHz, 1800 MHz, dan 2100 MHz yang berteknologi FDD (frequency division duplex – dua pita masingmasing 10 MHz unggah dan unduh bersamaan). Sementara frekuensi 2300 MHz berteknologi TDD (time division duplex– satu pita tadi digunakan bergantian untuk unggah dan unduh). Secara hitungan teknis, operator GSM yang memiliki lebih dari 40 MHz atau 20 MHz unggah dan 20 MHz unduh setara dengan 120 MHz di spektrum 2300 MHz. Itu sebabnya spektrum 2300 MHz ini secara bisnis timpang dalam bersaing dengan operator GSM, termasuk yang dialami PT Smartfren yang digusur dari penguasaannya di rentang 1900 MHz yang mengganggu (interference) spektrum 2100 MHz di kanal 11 dan kanal 12. Smartfren harus mengeluarkan biaya sampai Rp 7 triliun untuk mengganti handset 1900 MHz pelanggannya ke handset 2300 MHz. Perlu upaya lebih keras Walaupun demikian, ketika satu operator GSM memenangi lelang 2300 MHz, mereka dapat memanfaatkannya untuk CA (carrier aggregation). Teknologi CA adalah menggabungkan dua spektrum berbeda, misalnya pita selebar 10 MHz di spektrum 1800 MHz dan 10 MHz di 2100 MHz, didapat kecepatan akses data lebih dari dua kali lipat dibanding kalau 20 MHz di masing-masing spektrum. Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara mengatakan sudah berkomunikasi dengan pemilik Kelompok Lippo dan Berca (James Riady dan Murdaya) dan berharap konsolidasi ini diselesaikan dengan skema B2B (business to business). Namun konsolidasi di BWA ini tampaknya akan alot karena dua pemegang lisensi untuk beberapa regional yang sudah dioperasikan
akan mempertahankan valuasi masing-masing selain biaya modal operator BWA yang rata-rata tinggi. Tidak sederhana untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin, apakah Lippo atau Murdaya, walau mungkin kelompok Telkom yang banyak uang akan turun tangan membeli lisensi operator lain, termasuk milik IM2 dan Jasnita. Dari sisi teknis konsolidasi tidak berhenti hanya pada penggabungan namun terlebih pada operasional, kecuali kalau kemudian pemegang lisensi tadi akhirnya memutuskan bergabung, merger atau diakuisisi operator GSM. Lelang dua kanal di 2100 MHz dan 30 MHz di spektrum 2300 MHz pada triwulan pertama ini pastinya hanya akan memenangkan tiga operator dari empat operator yang berminat: PT Telkomsel, PT Indosat, PT XL Axiata dan PT Hutchison Tri Indonesia (HTI). Rentang frekuensi favorit adalah dua kanal di 2100 MHz, karena begitu lelang selesai dan dilakukan pengaturan penempatan kembali (rearrangement) pemilikan kanal, spektrum 2100 MHz akan ditetapkan pemerintah sebagai teknologi netral yang dapat digunakan untuk layanan 4G LTE. Dari 12 kanal di pita 2100 MHz, kanal pertama dan kedua dimiliki oleh PT HTI, kanal 3, kanal 4 dan kanal 5 dimiliki PT Telkomsel, kanal 6 dan kanal 7 punya PT Indosat dan kanal 8, kanal 9 dan kanal 10 milik PT XL Axiata. Dari ketiga operator itu, kebutuhan paling mendesak akan frekuensi ada pada PT Telkomsel, yang hanya punya 57,5 MHz untuk melayani 16 juta pelanggannya, sementara PT XL Axiata yang “hanya” punya 45 juta pelanggan menguasai 52,5 MHz, PT Indosat dengan 80 juta pelanggan punya 50 MHz sementara PT HTI hanya punya 20 MHz, di spektrum 1800 MHz dan spektrum 2100 MHz. Kabar mengatakan, harga tiap kanal di 2100 MHZ atau 30 MHz di 2300 MHz sekitar Rp 500 miliar yang akan masuk ke kas Kementerian Kominfo sebagai PNBP (penerimaan negara bukan pajak) dan semua operator menyatakan sanggup memenangkannya. Namun pemerintah juga memasukkan pertimbangan kebutuhan operator yang mendesak (lapar frekuensi), sehingga tampaknya PT Telkomsel akan memenangkan lelang salah satu kanal di 2100 MHz. Operator GSM yang lain, baik PT Indosat, HTI atau XL Axiata punya kesempatan menang, kalau tidak di 2100 MHz ya di 2300 MHz. Namun kembali, upaya bagi pemenang di 2300 MHz lebih keras untuk mengoperasikan spektrum itu dibanding operator yang memenangi kanal 2100 MHz, meski terbuka untuk digabungkan dengan frekuensi GSM di FDD yang sudah mereka miliki.
Pengertian serta Perbedaan Jaringan GSM dan CDMA DimensiData Networking 9,649 Views
Kelebihan serta Kekurangan GSM dan CDMA Dalam Jaringan dan Internet – Pada zaman sekarang ini dimana teknologi sudah berkembang dengan pesat dan minat masyarakat yang cukup tinggi pada dunia telekomunikasi seluler, membuat kita sering mendengar beberapa istilah dari sinyal jaringan internet. Sebut saja seperti istilah GSM dan CDMA. Dari dua istilah tersebut, apabila anda disuruh memilih, banyak dari anda yang pasti lebih memilih GSM. Pertanyaannya adalah apakah Pengertian, Perbedaan, Kelebihan serta Kekurangan dari Jaringan GSM dan CDMA? Nah, untuk tahu lebih lanjutnya, mari kita simak informasi dibawah ini. Pengertian Jaringan GSM dan CDMA Sebelum berbicara lebih jauh mengenai kelebihan dan kekurangan sinyal GSM dan CDMA dalam jaringan internet, maka akan lebih baik jika kita mengupas terlebih dahulu mengenai apakah sebenarnya arti kepanjangan dari sinyal jaringan GSM dan CDMA itu sendiri. GSM merupakan kepanjangan dari Global System for Mobile. Ini merupakan sebuah jaringan komunikasi yang dapat bekerja dengan mengirimkan data pada sebuah slot waktu tertentu. Kemudian hal ini akan membentuk jalur untuk setiap sambungan yang ada dengan timeslot atau rentang paket waktu yang sangat cepat. Metode yang digunakan untuk pengiriman data pada GSM adalah TDMA atau Time Division Multiple Access. Metode ini menggunakan waktu sebagai sebuah perantara untuk akses. Jika waktu ini telah digunakan oleh seorang user atau pengguna, maka pengguna lain pun tidak akan dapat mengaksesnya. Sedangkan CDMA kepanjangan dari Code Division Multiple Access adalah sebuah cara komunikasi yang mengirimkan data dengan bentuk kode yang unik. Kode unik inilah yang nantinya akan melakukan pengaturan pada paket data yang akan dikirim. Untuk dapat memahami dengan cara yang mudah, CDMA ini seperti sebuah kapal terbang yang ditumpangi oleh banyak orang yang memiliki kode, identitas dan tiket yang berbeda. Jika mereka ingin melakukan sebuah koneksi, maka kode ini akan membuat akses yang berbeda untuk setiap orang sehingga pengguna akan dengan bebas berkomunikasi dengan orang lain.
Kini setelah mengetahui arti dari GSM dan CDMA, maka selanjutnya penting bagi kita untuk mengetahui apakah kelebihan dan kekurangan dari sinyal GSM dan CDMA dalam jaringan internet supaya anda lebih mudah untuk memilih salah satunya. Kelebihan dan Kekurangan GSM Kita mulai dari GSM, kelebihan dari GSM adalah:
Sinyal yang ada atau dimiliki oleh GSM biasanya lebih stabil dan juga kuat serta memiliki jaringan yang lebih luas di Indonesia.
Tersedia lebih banyak pilihan provider di Indonesia.
Jaringan GSM memiliki kualitas suara yang lebih jelas serta lebih jernih saat terjadi sebuah koneksi. Selain beberapa kelebihan tersebut, Jaringan GSM juga memiliki beberapa kekurangan. Beberapa kekurangan tersebut adalah:
Terdapat kode dan juga digunakan secara bergantian
Informasi yang ada pada jaringan GSM mudah diketahui atau mudah disadap oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab.
Sistem informasi yang terdapat dalam jaringan GSM mudah bocor.
Biasanya jaringan GSM memiliki tarif atau harga yang cenderung lebih mahal. Kelebihan dan Kekurangan CDMA Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan GSM seperti yang telah dijelaskan di atas, maka tidak lengkap jika kita tidak meninjau mengenai CDMA. Kelebihan CDMA adalah:
Biaya atau tarif untuk melakukan komunikasi dan data biasanya lebih murah
Memiliki sistem keamanan yang lebih baik
Produk CDMA, missal Handphone CDMA, memiliki harga yang jauh lebih terjangkau. Sementara itu, kekurangan dari CDMA adalah:
Kualitas suara yang dimiliki CDMA biasanya kurang baik
Karena digunakan secara multy, biasanya dalam berkomunikasi akan sering mengalami gangguan atau kurang lancar
Sinya dan jaringannya pun masih terbatas. Biasanya hanya terdapat pada kota-kota besar di Indonesia. Itulah informasi pengertian, kelebihan serta kekurangan sinyal GSM dan juga CDMA dalam Jaringan dan Internet. Pada umumnya, kita dapat memilih operator jaringan yang akan kita gunakan, sesuai dengan kebutuhan kita. Setiap jaringan memilikki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Pengertian dan Fungsi Jaringan GSM Oleh : Tedi Mulyadi Pengertian dan Fungsi Jaringan GSM – Menurut statistik yang dikumpulkan
oleh sebuah organisasi yang dikenal sebagai GSM Association, sekitar 80 persen dari semua ponsel di seluruh dunia merupakan bagian dari jaringan ini. Jaringan Global System for Mobile Communications (GSM) adalah sistem standar yang digunakan oleh sebagian besar jaringan telepon seluler di seluruh dunia. baik sistem yang menggunakan jaringan selular berbasis di sekitar stasiun siaran atau teknologi satelit yang terhubung ke sinyal dari orbit, keduanya dapat menjadi bagian dari jaringan GSM. Telepon pada jaringan jenis ini menggunakan Subscriber Identity Module (SIM) card, sedangkan pada teknologi pesaing utamanya yaitu Code Division Multiple Access (CDMA), tidak.
Fungsi GSM Salah satu fungsi utama dari jaringan GSM adalah untuk memfasilitasi akses yang lebih mudah pada platform seluler dan satelit di seluruh jalur internasional. Menggunakan teknologi digital, baik melalui suara dan saluran data dalam sistem. Minimal, saluran ini beroperasi pada jaringan generasi kedua (2G), tetapi banyak menggunakan sistem generasi ketiga (3G) atau lebih tinggi untuk menawarkan layanan yang memuaskan kepada klien. Hal ini memungkinkan pertukaran informasi data berkecepatan tinggi melalui satelit dan menara seluler di seluruh jaringan dan perusahaan. Sebagai contoh, seseorang di Tokyo dapat pesan teks dari seseorang di Toronto melalui sistem Jepang, melalui jaringan di antara negara, sampai akhirnya tiba di perangkat mobile penerima di Kanada. Secara khusus, jaringan telah penting dalam membangun akses di seluruh dunia untuk layanan telepon darurat dengan menggunakan angka satusatu dua (112), mengarahkan lalu lintas telepon global untuk responden darurat di dekat pengguna. Hal ini juga bertanggung jawab untuk membangun teknologi pesan teks selama tahun 1990-an.
Sejarah dan Asal GSM
Penciptaan jaringan GSM terjadi pada tahun 1982 dengan pertemuan antara para ahli komunikasi tingkat tinggi pada Konferensi European Conference of Postal and Telecommunications Administrations. Tujuan aslinya adalah untuk mengatasi infrastruktur seluler di Eropa, tapi dengan cepat meluas ke negara-negara lain. Banyak standar dan prosedur operasional jaringan GSM ini diterbitkan dalam jurnal tahunan. Pakar industri ini membantu merampingkan protokol komunikasi dari satu sistem ke sistem lain.
Frekuensi yang Digunakan GSM Jaringan GSM beroperasi pada frekuensi yang berbeda tergantung pada sistem yang digunakan, apakah 2G atau 3G. Setiap frekuensi kemudian dibagi lagi menjadi saluran yang berbeda yang memungkinkan untuk pengiriman singkat informasi digital yang akan dikirim melalui koneksi GSM. Jaringan di Amerika Utara beroperasi pada frekuensi yang berbeda dari yang di Eropa atau Asia. Sebagian besar ada hubungannya dengan volume penggunaan ponsel di bagian-bagian tertentu di dunia, dan fakta bahwa Kanada dan Amerika Serikat telah mengalokasikan frekuensi tertentu untuk keperluan lain.
Kartu SIM GSM
Telepon pada jaringan GSM biasanya menggunakan kartu SIM.
Telepon pada jaringan GSM biasanya menggunakan kartu SIM, yang menyimpan data tentang telepon dan pengguna, yang memungkinkan informasi untuk dapat dengan mudah ditransfer ke perangkat yang berbeda. Banyak penyedia GSM menggunakan “penguncian SIM” untuk menjaga di jaringan tertentu selama periode kontrak waktu. Setelah kontrak selesai, maka kartu tersebut dapat digunakan dalam telepon baru atau pada jaringan yang berbeda. Teknologi pesaing yaitu CDMA, tidak menggunakan kartu ini dan membutuhkan data yang tersimpan pada ponsel yang akan ditransfer secara manual atau melalui sambungan.
GSM Global System for Mobile Communication atau yang biasa disingkat dengan GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi ini memamfaatkan glombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan diseluruh dunia. GSM dikenal sebagai teknologi 2G.