AKTIVITAS ZAT RADIOAKTIF Risma Amaliah, Andi Nurfitri Syarif, Masniati, Aris Kumongle, Muh Imran Abu Bakar Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Dalam percobaan aktivitas zat radioaktif, digunakan s umber radiasi alfa, beta, dan gamma, untuk mengenal karakteristik pancaran zat radioaktif, untuk mengetahui daya tembus dari sinar-sinar radioaktif (sinar alfa, beta, dan gamma), hubungan antara jarak sumber radioaktif dengan aktivitas sumber yang dikenal dengan hukum kebalikan kuadrat. Sinar gamma memiliki daya tembus yang paling besar diantara sinar-sianar radioaktif. Semakin tinggi aktivitas dari suatu sumber radioaktif, semakin besar pula radiasi yang dihasilkan (dipancarkan). Semakin jauh jarak sumber radioaktif dengan detector, cacahan yang diperoleh semakin kecil. Dan begitu sebaliknya, semakin dekat jarak sumber radioaktif dengan detector, cacahan yang diperoleh semakin besar. Radioaktivitas ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1896. pada tahun1898 Pierre Curie dan Marie Curie telah menemukan bahwa Polonium dan Radium juga memancarkan radiasi-radiasi yang radioaktif. Radiasi-radiasi radioaktif yang dipancarkan oleh elemen-elemen itu mengandung partikel-partikel atau sinar-sinar alfa, beta dan gamma.
Abstrak.
KATA KUNCI:
hukum kebalikan kuadrat, radioaktifitas, sinar alfa beta dan gamma
PENDAHULUAN
Radioaktivitas mula-mula ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1896. Istilah keradioaktifan pertama kali diciptakan oleh Marie Curie (1867 - 1934), seorang ahli kimia asal Prancis. Marie dan suaminya, Pierre Curie (1859 - 1906), berhasil menemukan unsur radioaktif baru, yaitu polonium dan radium. Ernest Rutherford (1871 -1937) menyatakan bahwa sinar radioaktif dapat dibedakan atas sinar alfa yang bermuatan positif dan si nar beta yang bermuatan negatif. Paul Ulrich Villard (1869 - 1915), seorang ilmuwan Prancis, menemukan sinar radioaktif yang tidak bermuatan, yaitu yaitu sinar gamma. gamma. Radioaktivitas adalah peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron), atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik gelombang pendek). Sinar-sinar yang dipancarkan tersebut disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar radioaktif disebut dengan zat radioaktif. Satuan radiasi ini merupakan satuan pengukuran yang yang digunakan untuk menyatakan menyatakan aktivitas suatu radionuklida dan dosis radiasi ionisasi. Satuan SI untuk radioaktivitas adalah becquerel (Bq), merupakan merupakan aktivitas sebuah radionuklida yang meluruh dengan laju ratarata satu transisi nuklir spontan per sekon. Jadi, 1 Bq = 1 peluruhan/sekon
Satuan yang lama adalah curie (Ci), di mana 1 curie setara dengan 3,70 × 10 , atau 1 Ci = 3,7 × 10 . Pada percoban kali ini, untuk kegiatan pertama yaitu mengamati mengamati sumber radiasi alfa, beta, gamma, gamma, dan radiasi latar belakang pada kegiatan pertama dengan tujuan mengenal karakteristik pancaran zat radioaktif, dan untuk kegiatan kedua mengukur daya tembus sinar alfa, beta, dan gamma dengan tujuan menyelidiki menyelidi ki dan membandingkan daya tembus dari sinar-sinar radioaktif tersebut dan menyelidiki kemampuan berbagai material ( Pb dan Al) dalam menyerap radiasi. Kegiatan ketiga yaitu hukum kebalikan kuadrat dengan tujuan menyelidiki hubungan antara jarak sumber radioaktif dengan aktifitas sumber. TEORI
Pada tahun 1896, Antoni Henri Becquerel ahli fisika dari perancis mengumumkan penemuan radioaktivitas. Pada tahun 1895 sinar x telah diketemukan oleh Roentgen dan diketahui bawha bawha sinar X berasal berasal dari dinding-dinding tabung lucutan yang terpendar sehingga diduga bawha fluorisensi dan fossforisensi fossforis ensi merupakan penyebab terjadinya sinar x. Becquerel mengetahui bahwa garam uranium bercahaya bilamana terkena cahaya matahari , dan ia telah mendengar mendengar bahwa radiasi-radiasi berfosfor dari garam-garam teraktivasi ini dapat menemmbua benda-benda gelap . dengan mempelajari mempelajari efek efek ini ia menemukan bahwa radiasi-radiasi
uranium teraktivasi cahaya dapat membentuk bayang-bayang benda logam pada pelat-pelat fotografis yang terbungkus kertas hitam, penemuan Becquerel tersebut menunjukkan bahwa radiasi yang berasal dari uranium tetap terjadi meskipun uranium ini tidak tereksitasi oleh cahaya. Ia juga menemukan bahwa uranium yang telah diproteksi selama berbulan bulan masih tetap memancarkan radiasi tanpa pelemahan yang dapat teramati. Ia mengakui bahwa kemiripan penemuannya dengan penemuan sinar x dam ia menemukan bahwa jenis radiasi baru ini dapat melucuti benda benda bermuatan listrik. Ia menyadari bahwa radiasi ini tidak bisebabkan oleh fluorisensi melainkan dari sumber uranium itu sendiri.
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak stabil untuk memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti yang stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan, dan inti atom yang tak stabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif. Radioaktivitas melibatkan transmutasi unsur-unsur. Peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif dari sebuah inti atom yang tidak mantap secara spontan disebut radioaktivitas. Gejala radiokativitas sangat berperan dalam pengembangan Fisika nuklir. Detektor Geiger Muller adalah alat pencacah radiasi yang berfungsi untuk mendeteksi dan mencacah radiasi. Detektor Geiger terdiri dari tabung silinder yang pada pusatnya memanjang dipasang kawat anoda dan pada selubung silinder bagian dalam dipasang kulit sebagai katoda. Detektor Geiger Muller berfungsi untuk menentukan atau mencacah banyaknya radiasi sinar radioaktif. Cara kerja dari detektor Geiger Muller adalah mendeteksi radiasi dari suatu sumber atau bahan radioaktif.[1] Inti radioaktif adalah inti yang memancarkan sinar radiokatif (sinar α, β, atau γ). Akibat pemancaran sinar ini, inti radioaktif makin lama makin kecil (meluruh). Laju perubahan inti radioaktif dinamakan aktifitas inti. Semakin besar aktifitasnya semakin banyak inti atom yang meluruh tiap detiknya (catatan aktifitas hanya berhubungan dengan jumlah peluruhan tiap detik, tidak tergantung pada sinar apa yang dipancarkan). Satuan aktifitas inti adalah curie; 1 curie (Ci) = 3,7 x 10 10 peluruhuan /detik.
Salah satu sifat unik dari inti atom adalah kemampuannya bertransformasi sdari satu inti dengan nilai Z dan N tertentu ke inti yang lain. Ada tiga jenis radiasi yaitu radiasi α,β dan γ.Partikel- partikel α adalah atom helium yang terionisasi rangkap yaitu atomatom helium tanpa kedua elektron. Jadi suatu partikel α bermuatan dua kali muatan inti atom hidrogen dan diberi simbol Sinar-sinar β terdiri dari elektron-elektron biasa dengan massa sama dengan dari massa suatu proton. Partikel β membawa suatu muatan negatif dan massanya dapat diabaikan dan diberi simbol Sinar-sianr γ adalah gelombang-gelombang elektromagnetik yang mempunyai frekuensi lebih tinggi dari sinar x dan tidak bermuatan. Sifat-sifat umum dari radiasi-radiasi radioaktif,Radiasi-radiasi ini mempunyai daya tembus yang tinggi, radiasiradiasi itu mempengaruhi plat-plat fotografi, menyebabkan sintilasi pada layar-layar yang floresen, menimbulkan panas dan menghasilkan perubahan-perubahan kimia bila radiasi telah dipancarkan maka terbentuklah elemen-elemen baru yang biasanya juga bersifat radioaktif Pemancaran dari radiasi-radiasi adalah spontan pemancaran tidaklah selalu segera tapi dapat meliputi suatu priode waktu. Radiasi α,β dan γ mempunyai kemampuan menembus bahan yang berbeda-beda. Radiasi inti dapat dipandang sebagai pancaran peluruhan. Karena kemampuan menyerap energi dari inti akan berbeda antara bahan yang satu dengan bahan yang lainnya Saat terjadi peluruhan maka akan terpancarkan sinar radioaktif yaitu radiasi sinar alfa, Beta dan Gamma. Radiasi ini mempunyai kemampuan menembus bahan yang berbeda beda untuk tiap jenisnya daya tembus radiasi ini umumnya menggunakan persamaan. = . − Dimana = aktifitas zat radioaktif tanpa penghalang, = aktifitas zat radioaktif tanpa penghalang, t = tebal bahan penghalang = koefisien daya tembus bahan. Salah satu hukum alam yang paling umum adalah hukum kebalikan kuadrat. Seorang saintis menyatakan bahwa hukum kebalikan kuadrat merupakan karakteristik dari apa saja yang berasal dari sumber titik dan bergerak lurus secara kontinu. Cahaya dan
bunyi berperilaku menurut hukum kebalikan kuadrat ketika keduanya keluar dari sebuah sumber titik. Intensitas cahaya dan bunyi menjadi seperempat kali lebih kecil bila kita bergerak sejauh 2 kali dari sumber. Inilah sebabnya mengapa relasi tersebut dikenal dengan hukum kebalikan kuadrat[2].
METODOLOGI EKSPERIMEN
Pada percobaan Aktivitas zat radioaktif ada beberapa alat yang digunakan yaitu Tabung Geiger-Muller atau GM tube, ratemeter, Komputer, Sumber radiokatif ( sumber sinar , β, dan sinar γ) Sampel holder, Beberapa bahan penyerap dengan tebal yang berbeda, dan Mikrometer Sekrup. perlu diperhatikan tegangan operasional (tegangan kerja) pada detektor GM tersebut agar detektor berfungsi dengan baik. Tegangan kerja alat ini dapat dipilih dalam rentang tegangan pada daerah plateau yaitu 400 volt – 900 volt. Daerah ini disebut daerah discharge. Jadi agar detektor ini bekerja dengan baik dan aman, pilihlah tegangan kerja sekitar 500 volt atau 25% di sekitar daerah bawah plateau. Selanjutnya menyalakan ratemeter dengan memutar tombol ratemeter dari posisi off ke posisi HV dan aktifkan program radiation detection pada komputer. Kemudian memutar tombol pengatur tegangan pada ratemeter sampai diperoleh penunjukan tegangan 500 volt pada skala ratemeter. kemudian pada program radiation detektor di komputer, kemudian pilih com 1 lalu tekan enter dan pilih count pada layar dan tekan enter. menekan tombol ESC pada keyboard komputer untuk kembali ke scaler. menekan tombol F1 untuk mengisi waktu pencacahan (misalnya 1 sekon atau 2 sekon), kemudian enter. Dan menekan F2 untuk mengisi jumlah data yang diinginkan (misalnya 30 kali). Untuk kegiatan pertama yaitu mengenal aktifitas zat radioaktif langkah pertama yaitu memastikan komputer telah dalam keadaan siap merekam data. Kemudian meletakkan sumber latar belakang ( tanpa sumber radiasi) pada rak sampel. kemudian memutar tombol HV ratemeter ke posisi count. Kemudian menekan enter pada komputer agar cacahan terekam pada komputer kemudian mencatat hasil yang tertulis pada komputer ke dalam tabel pengamatan kemudian mengulangi
langkah 1 sampai 5 untuk sumber radiasi beta dan gamma. Untuk kegiatan kedua yaitu mengukur daya tembus sinar α, β, dan γ. Langkah pertama yaitu komputer masih dalam program radiation detection program dan posisi siap merekam data. Kemudian meletakkan sumber radiasi beta pada rak sampel dengan spesifikasi SR 90 dan waktu paruh 28,6 y dan aktivitas mula-mula 0.1 dengan jenis pengalang timbal (Pb) dimulai dari penghalang yang paling tipis (Pb 1, Pb 2, Pb 3) dengan terlebih dahulu mengukur ketebalan penghalang penghalang yang akan Anda gunakan dengan menggunakan mikrometer. Kemudian memutar tombol ratemeter ke posisi HV. memutar secara perlahan tombol HV adjust sampai jarum menunjukkan angka tegangan 500 V kemudian memindahkan tombol ratemeter ke posisi count lalu menekan tombol enter dan mencatat hasil yang tampil pada komputer ke dalam tabel pengamatan, mengulangi langkah 3 – 6 untuk bahan Pb2 dan Pb 3. Dan mengulangi langkah 3 – 7 dengan mengganti Pb dengan aluminium (Al1, Al2, Al3). Selanjutnya mengulangi langkah 2 – 8 dengan menggunakan sumber radiasi gamma dan alfa. Untuk kegiatan ketiga yaitu hukum kebalikan kuadrat langkah pertama yaitu memastikan bahwa komputer dengan program radiation detection dalam posisi siap merekam data. Kemudian meletakkan sumber radiasi beta pada rak sampel posisi 1. Terlebih dahulu mengukur jarak sampel dari ujung tabung GM. Ratemeter dalam posisi HV. memutar secara perlahan tombol HV adjust sampai jarum menunjukkan angka tegangan 500 V memindahkan tombol ratemeter ke posisi count lalu menekan enter untuk memulai pencacahan pada computer. Kemudian mengulangi langkah 2 – 4 dengan mengubah posisi rak sampel dari 1 ke 3, 5, dan 7. mengulangi langkah 2-5 untuk sumber gamma dan alfa. Mencatat hasilnya pada tabel pengamatan.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA
Kegiatan I : Mengenal Aktifitas Zat Radioaktif Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dperoleh data dan grafik histogram sebagai berikut.
2.
Grafik hubungan antara ketebalan penghalang (Pb) dengan cps rata-rata sumber radiasi beta . GAMBAR
GAMBAR 1.
Grafik sumber radiasi Beta, Gamma dan latar belakang. Berdasarkan hasil percobaan untuk sumber radiasi beta diperoleh besarnya nilai aktivitas maksimum adalah 21, aktivitas ratarata adalah 15,50 dan standar deviasi 3357,50 . Untuk sumber radiasi gamma, besarnya nilai aktivitas maksimum adalah 47, aktivitas ratarata 31,63 dan standar deviasinya adalah 14026,03. Begitu juga untuk sumber radiasi latar belakang, nilai aktivitas maksimum adalah 4, aktivitas rata-rata adalah 2,26 dan untuk standar deviasi adalah 72,01. Berdasarkan hasil analisis grafik diatas terlihat bahwa plot grafik berwarna merah yaitu sumber radiasi gamma adalah material yang lebih aktif berdasarkan teori, radiasi gamma lebih aktif (besar) dibandingkan sumber radioaktif alfa dan beta. Semakin tinggi aktivitas yang dimiliki oleh sumber radioaktif, semakin besar radiasi yang dipancarkan. Hal ini dikarenakan semakin besar aktivitasnya semakin banyak inti atom yang meluruh tiap detiknya sehingga inti atom tersebut akan terus memancarkan radiasi sampai atom tersebut berada dalam keadaan yang stabil. Kegiatan II : Mengukur Daya Tembus Sinar , , . Pada kegiatan kedua digunakan 2 jenis penghalang yaitu Pb dan Al dengan ketebalan yang berbeda-beda, dan 3 jenis sumber radiasi. Berikut akan disajikan grafik pengukuran daya tembus dari ketiga jenis sumber radiasi. Untuk sember radiasi radiasi beta dengan spesifikasi Sumber radiasi SR 90, waktu paruh 28,6 y, aktivitas mula-mula 0,1 ci , Nst micrometer 0,01 mm, dan jenis penghalang Pb dan Al.
2.7 2.6 a t 2.5 a r a t 2.4 a r s 2.3 p c 2.2
y = -0.1667x + 2.7556 R² = 0.75
2.1 0
1
2
3
4
ketebalan penghalang(mm)
Grafik hubungan antara ketebalan penghalang (Al) dengan cps rata-rata sumber radiasi beta GAMBAR
3.
Untuk sumber radiasi alfa dengan spesifikasi sebagai berikut : Sumber radiasi Po 210, Waktu paruh 138 d, Aktivitas mulamula 0,1 ci , Nst micrometer 0,01 mm dan jenis penghalang Pb dan Al. 2.05 2 a t a 1.95 r a t a r s 1.9 p c
y = -0.05x + 2.0333 R² = 0.2498
1.85 1.8 0
1
2
3
4
ketebalan pengahalang(mm)
Grafik hubungan antara ketebalan penghalang (Pb) dengan cps rataratasumber radiasi alfa . GAMBAR
2.2 2.18 a t 2.16 a r - 2.14 a t a r 2.12 s p 2.1 c
y = -0.05x + 2.2334 R² = 0.7502
2.08 2.06 0
1
2
3
ketebalan penghalang (mm)
4
4.
Grafik hubungan antara ketebalan penghalang (Al) dengan cps rata-rata sumber radiasi gamma. Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan, pada kegiatan kita dapat melihat bahwa jenis sumber radiasi yang memiliki daya tembus yang paling besar adalah sinar dan yang paling kecil adalah sumber radiasi . Selain itu terdapat pengaruh antara ketebalan penghalang dengan daya tembus radiasi dimana semakin tebal bahan yang digunakan semakin kecil daya tembusnya, dan sebaliknya GAMBAR
14 12 10 a t a r - 8 a t a r 6 s p c 4
y = -1.1779x + 12.926 R² = 0.8538
2 0 0
1
2
3
4
7.
ketebalan pengahalang(mm) 60
Grafik hubungan antara ketebalan penghalang (Pb) dengan cps rataratasumber radiasi alfa. Untuk sumber radiasi gamma memiliki spesifikasi Co60, waktu paruh 5,27 y, aktivitas mula-mula 1 ci , Nst micrometer 0,01 mm, dan Jenis penghalang Pb dan Al. GAMBAR
5.
50 a t 40 a r a t 30 a r s 20 p c 10
y = -6.745x + 48.805 R² = 0.85
0 0
2
4
6
8
jarak sumber(cm) 2.5
Berdasarkan grafik ketebalan penghalang dengan cps rata-rata maka diperoleh nilai koefisien daya tembus untuk setiap sumber radiasi, untuk sumber radiasi dengan jenis
2 a t a r - 1.5 a t a r s 1 p c
y = 0.2667x + 1.4889 R² = 0.7967
penghalang Pb sebesar 0,43 0,11 ,dan jenis penghalang Alsebesar 0,45 0,11 ,
0.5
selanjutnya untuk sumber radiasi dengan jenis penghalang Pb sebesar 0,43 0,43
0 0
1
2
3
4
ketebalan pengahalang(mm)
,
dan
Grafik hubungan antara ketebalan penghalang (Pb) dengan cps rata-rata sumber radiasi gamma
6.
14
y = -1.3667x + 16.056 R² = 0.9332
2 0 0
1
2
3
ketebalan penghalang(mm)
Al
sebesar
jenis
penghalang
Pb
sebesar
0,62 0,13 dan jenis penghalang Al sebesar 0,21 0,03 . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktifitas radioaktif tergantung pada jenis penghalang dalam menyerap radiasi dimana koefisien daya tembus yang paling besar yaitu pada jenis penghalang Al sehingga aktivitas radioaktif yang lebih besar terjadi pada radiasi gamma dan juga memiliki daya temmbus yang lebih besar.
16
12 a t a 10 r a t 8 a r s 6 p c 4
pengahalang
0,46 0,06 dan untuk sumber radiasi dengan
GAMBAR
jenis
4
Pada kegiatan kedua ini yaitu mengukur daya tembus sinar alfa, beta dan gamma berdasarkan data dan grafik sinar gamma memiliki daya tembus yang besar dan sinar alfa memiliki daya tembus yang paling kecil atau lemah diantara ketiga sinar radioaktif. Berdasarkan data dan grafik dari jenis penghalang yang digunakan pada praktikum ini dapat diketahu bahwa semakin tebal bahan atau jenis penghalang yang digunakan maka daya tembusnya semakin kecil. Begitu pula sebaliknya semakin tipis jenis penghalang yang digunakan maka daya tembus akan semakin besar. Kegiatan III : Hukum Kebalikan Kuadrat. Tabel 1. Tabel hubungan antara
sumber
beta
Cps rata-rata
1 3 5 7
1 9 25 49
27.63
Cps ratarata x (D2) 27.63
8.70
78.30
6,93 3,93
160.83 192.73
1
1
48.83
48.83
3
9
20.66
186
5
25
10.56
264.16
7
49
7.23
354.43
1
1
1.83
1.83
3
9
1.73
15.59
5
25
2.23
55.83
1.53
75.13
7
25 a t 20 a r a t 15 a r s p 10 c
y = -3.6683x + 26.348 R² = 0.7669
5 0 0
2
4
6
8
jarak sumber (cm)
Grafik hubungan antara cps ratarata dengan jarak sumber sinar gamma.
Jarak kuadrat (D2)
alfa
30
GAMBAR 6.
Jarak (D) (cm)
gamma
Grafik hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber sinar beta. 5.
Selanjutnya, plot grafik cps rata-rata hubungannya dengan jarak kebalikan kuadrat
) 0.3 m c 0.25 ( t a r a 0.2 d a u k 0.15 k a r 0.1 a j n 0.05 a k i l a 0 b e 0 k
y = -0.0073x + 0.225 R² = 0.7489
10
Berdasarkan tabel diperoleh grafik seperti berikut :
20
30
cps rata-rata
Grafik hubungan antara cps rata-rata sumber radiasi beta dengan kebalikan GAMBAR
2.5
8.
2 a t a r - 1.5 a t a r s 1 p c
250
y = 28.892x - 0.6919 R² = 0.975
200 a t a r - 150 a t a r 100 s p c 50
y = -0.02x + 1.9133 R² = 0.0308
0.5
0
0 0
2
4
6
jarak sumber (cm)
8
0
2
4
6
Jarak Sumber (cm)
8
Grafik hubungan antara cps rata-rata sumber radiasi gamma dengan kebalikan jarak kuadrat (1/D2) GAMBAR
9.
logaritma hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber sinar gamma. GAMBAR
12.Grafik
100 0.16 ) m0.14 c ( t 0.12 a r d 0.1 a u0.08 k k 0.06 a r 0.04 a j n0.02 a k 0 i l a 0 b e k
y = -0.0024x + 0.1282 R² = 0.7743
-20 20
40
y = 13.007x - 14.927 R² = 0.9658
80 a t 60 a r a t 40 a r s 20 p c 0 0
2
4
6
8
jarak sumber (cm)
60
logaritma hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber sinar alfa. GAMBAR
cps rata-rata
Grafik hubungan antara cps rata-rata sumber radiasi alfa dengan kebalikan jarak kuadrat (1/D2)
13.Grafik
GAMBAR 10.
Selanjutnya plot grafik logaritma cps rata-rata hubungannya dengan jarak sumber.
y = 49.748x + 14.365 R² = 0.984
300 a t a 250 r a t 200 a r s 150 p c 100
0 2
4
6
Semakin tinggi aktivitas dari suatu sumber radioaktif, semakin besar pula radiasi yang dihasilkan (dipancarkan). Daya tembus
sumber radioaktif dengan detector, cacahan yang diperoleh semakin kecil. Dan begitu sebaliknya, semakin dekat jarak sumber radioaktif dengan detector, cacahan yang diperoleh semakin besar
50 0
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sinar beta lebih aktif disbanding dengan sinar gamma
sinar gamma lebih besar daripada daya tembus sinar Beta dan sinar alfa. Daya serap sinar radioaktif terhadap bahan Al lebih besar dari pada bahan Pb, sedangkanaktivitas radioaktif sinar alfa beta dan gamma berbanding terbalik dengan jarak sumber, Semakin jauh jarak
400 350
SIMPULAN
8
Jarak sumber(cm) REFERENSI
Grafik logaritma hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber sinar beta. GAMBAR 11.
[2]Subaer, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika I Unit Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA UNM.
400
y = 49.748x + 14.365 R² = 0.984
a t 300 a r a t 200 a r s p100 c
[1] Sumardi Yos, 1994. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Terbuka
.
0 0
2
4
6
Jarak sumber(cm)
8