AKTIVITAS BELAJAR SISWA 1.
Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman 2007).
Selama kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu terkait. Sebagai contoh seseorang itu sedang belajar dengan membaca. Secara fisik kelihatan bahwa orang tadi membaca menghadapi suatu buku, tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju buku yang dibaca. Ini menunjukkan tidak ada keserasian antara aktivitas fisik dengan aktivitas mental. Kalau sudah demikian, maka belajar itu tidak akan optimal. Begitu juga sebaliknya kalau yang aktif itu hanya mentalnya juga kurang bermanfaat. Misalnya ada seseorang berpikir tentang sesuatu, tetapi kalau tidak disertai perbuatan atau aktivitas fisik misalnya dituangkan pada tulisan atau disampaikan kepada orang lain, juga pemikiran tadi tidak ada gunanya. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan menjadi visual activities, oral activities listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities (Sardiman 2007). Diskusi inkuiri disertai penerapan media PowerPoint bila mengacu pada Diedrich dapat mengukur aktivitas siswa berupa: a) oral aktivities (kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan, kemampuan siswa dalam menjawan pertanyaan, kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, dan kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi), b) mental activities (kemampuan siswa dalam menemukan jawaban sendiri, ketepatan siswa dalam menarik kesimpulan), c) emotional activities (kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran, kerapian siswa, keaktifan siswa, sikap siswa terhadap teman yang membutuhkan bantuan, tanggung jawab siswa dan melakukan aktivitas lain yang tidak mendukung proses pembelajaran). Nasution (2000) menyatakan bahwa salah satu ciri terpenting terjadinya proses belajar adalah ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Aktivitas siswa dalam belajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat, hendaknya mencakup aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) dan mental (rohani). Rohani (2004) menyatakan ada 177 macam kegiatan siswa dalam belajar yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut; a. Visual activities, aktivitas yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi maupun percobaan atau pekerjaan orang lain
b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi
17 c. Listening activities, sebagai contoh yaitu mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, dan interupsi d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram f. Motor activities, yang termasuk didalamnya yaitu melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun, dan berternak g. Mental activities, misalnya mengingat, memecahkan soal, menganalisis, membuat hubungan, dan mengambil keputusan h. Emotional activities, misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat, berani, tenang, dan gugur. Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dengan berbagai aktivitas yang telah diuraikan, akan menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan, dan nantinya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Anni et al. (2006) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar yaitu siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya (Sudjana 2004). Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. 1. Aktivitas Siswa Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat, berfikir kiritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Yamin 2007). Aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain (a) kegiatan visual antara lain membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain, (b) kegiatan lisan (oral) antara lain mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, wawancara, diskusi, dan interupsi, (c) kegiatan mendengarkan antara lain mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio, (d) kegiatan menulis antara lain menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket, (e) kegiatan menggambar yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola, (f) kegiatan metrik yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun, (g)
kegiatan mental yaitu merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, membuat keputusan, (h) kegiatan emosional yaitu minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain (Paul D. Dierich dalam Yamin 2007). Dewey dalam Yamin (2007), menerapkan prinsip belajar “lerning by doing” yaitu siswa perlu melakukan sesuatu, terlibat dan berpartisipasi secara langsung dan spontan. Keinginan siswa terhadap hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam suatu proses pembelajaran. Guru berperan menyediakan sarana dan prasarana bagi siswa untuk dapat belajar. Peran siswa dan guru dalam pembelajaran aktif akan tercipta suatu pengalaman yang bermakna sehingga dapat membentuk “siswa sebagai manusia seutuhnya”.
A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan siswa yang dilakukan selama proses mengajar berlangsung, baik aktivits yang besifat fisik/jasmani/rohani (Sardiman 2005). Aktivitas siswa dapat berupa aktivitas visual seperti membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demontrasi, melihat orang bekerja; aktivitas oral seperti mengemukakan pendapat, menghubungkan kejadian, bertanya dan berdiskusi; aktivitas mendengar seperti mendengarkan dalam diskusi, mendengarkan pecakapan; aktivitas menulis seperti menulis laporan, menulis cerita dan menulis kejadian; aktivitas mental seperti merenung, mengingat memecahkan masalah dan analisis; serta aktivitas emosional seperti minat, berani dan tenang. Keaktifan siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa (Darsono 2000). Yamin (2007), keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan
bakat
yang
dimilikinya,
berfikir
kiritis,
dan
dapat
memecahkan
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga dapat merencanakan sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Paul D. Dierich dalam Yamin (2007), aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain sebagai berikut; a. Kegiatan visual Membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. b. Kegiatan lisan Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajikan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan iterupsi.
c. Kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio. d. Kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket. e. Kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
f. Kegiatan mental Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, dan membuat keputusan. g. Kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari, dan berkebun. h. Kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar (Anni et al. 2004). Hasil belajar dapat mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitan, dan menyarankan kegiatan remidial atau perbaikan (Hamalik 2001).