PEMISAHAN DAN PEMBAGIAN
Nomor : 20
Pada hari ini, Senin, tanggal 15-8-1974 (lima belas Agustus seribu sembilan ratus tujuh puluh empat) Jam 10.00 WIB (sepuluh Waktu Indonesia Barat) Menghadap kepada saya, ELLYNA DWIHARYANI, Sarjana Hukum, Notaris di Kota Jakarta, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, notaris kenal dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini : 1. Tuan B, lahir di Jakarta, pada tanggal 10-10-1925 (sepuluh Oktober seribu sembilan ratus dua puluh lima), Wiraswasta, Warga Negara Indonesia, Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 3204005006700003, Bertempat tinggal di Kota Jakarta, Jalan Jati Bening, Nomor 5, Rukun Tetangga 01, Rukun Warga 01, Kelurahan Cipinang, Kecamatan Kebayoran Baru. - menurut keterangannya dalam hal ini bertindak : a. untuk diri sendiri; b. selaku wali ayah sebagai orang tua yang hidup terlama dan sebagai demikian berdasarkan undang-undang sah bertindak untuk dan atas nama anak-anaknya yang masih dibawah umur, yang masing-masing bernama :
1. Nona D, lahir di Jakarta, pada tanggal 7-101964 (tujuh Oktober seribu sembilan ratus enam puluh empat), sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Kelahiran tertanggal 9-10-1964 (sembilan Oktober seribu sembilan ratus enam puluh empat) Nomor: 98/XI/1964, yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jakarta, yang fotokopinya telah disahkan kecocokan dengan aslinya bermeterai cukup dilekatkan pada minuta akta ini; 2. Nona E, lahir di Jakarta, pada tanggal t anggal 11-111965 (sebelas November seribu sembilan ratus enam puluh lima), sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Kelahiran tertanggal 13-11-1965 (tiga belas November seribu sembilan ratus enam puluh lima) Nomor : 100/VI/1965, yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jakarta, yang fotokopinya telah disahkan kecocokan dengan aslinya bermeterai cukup dilekatkan pada minuta akta ini; 3. Tuan F, lahir di Jakarta, pada tanggal 3-81966 (tiga Agustus seribu sembilan ratus enam
puluh enam), sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Kelahiran tertanggal 5-8-1966 (lima Agustus seribu sembilan ratus enam puluh enam), Nomor : 54//IV/1966, yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jakarta, yang fotokopinya telah disahkan kecocokan dengan aslinya bermeterai cukup dilekatkan pada minuta akta ini; 4. Tuan G, lahir di Jakarta, pada tanggal 2-61967 (dua Juni seribu sembilan ratus enam puluh tujuh), sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Kelahiran tertanggal 4-6-1967 (empat Juni seribu sembilan ratus enam puluh tujuh), Nomor : 36/V/1967, yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jakarta, yang fotokopinya telah disahkan kecocokan dengan aslinya bermeterai cukup dilekatkan pada minuta akta ini; 5. Tuan H, lahir di Jakarta, pada tanggal 1-51968 (satu Mei seribu sembilan ratus enam puluh delapan), sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Kelahiran tertanggal 3-5-1968 (tiga Mei seribu sembilan ratus enam puluh delapan), Nomor : 22/X/1968, yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jakarta, yang fotokopinya telah disahkan kecocokan dengan aslinya bermeterai cukup dilekatkan pada minuta akta ini; 6. Nona I, lahir di Jakarta, pada tanggal 6-61969 (enam Juni seribu sembilan ratus enam puluh sembilan), sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Kelahiran tertanggal 8-6-1969 (delapan Mei seribu sembilan ratus enam puluh sembilan), Nomor : 90/V/1969, yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jakarta, yang fotokopinya telah disahkan kecocokan dengan aslinya bermeterai cukup dilekatkan pada minuta akta ini. 2. Tuan C, lahir di Jakarta, pada tanggal 4-10-1952 (empat Oktober seribu sembilan ratus lima puluh dua), Karyawan Badan Usaha Milik Negara, Warga Negara Indonesia, Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 4506004353210008, bertempat tinggal di Kota Jakarta, Jalan Cimanggis, Nomor 31, Rukun Tetangga 02, Rukun Warga 01, Kelurahan Cinere, Kecamatan Kelapa Gading - menurut keterangan mereka dalam hal ini mereka merupakan segenap yang berhak atas persekutuan harta
antara penghadap Tuan B tersebut dan Almarhumah Nyonya A yang telah meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 12-12-1973 (dua belas Desember seribu sembilan ratus tujuh puluh tiga, demikian berdasarkan Surat Keterangan Ahli Waris tertanggal 1-8-1974 (satu Agustus seribu sembilan ratus tujuh puluh empat) Nomor : 124/SKAW/1974 yang telah dikeluarkan oleh Camat Kecamatan Kebayoran Baru, yang sebuah fotokopinya telah disahkan kecocokan dengan aslinya, bermeterai cukup dilekatkan pada minuta akta ini. 3. Tuan RIDHO, lahir di Yogyakarta, pada tanggal 7-1-1937 (tujuh Januari seribu sembilan ratus tiga puluh tujuh), Pegawai Negeri Sipil, Warga Negara Indonesia, Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk Kependudukan 4505007002310045, bertempat tinggal di Kota Jakarta, Jalan Rawamangun, Nomor 45, Rukun Tetangga 01, Rukun Tetangga 01, Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Pulo Gadung. - menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya sebagai wali pengawas dari Balai Harta Peninggalan Kota Jakarta demikian berdasarkan Surat Keputusan tertanggal 10-8-1974 (sepuluh Agustus seribu sembilan ratus tujuh puluh empat) Nomor : 111/SK/BHP/1974 yang telah dikeluarkan oleh Ketua Balai Harta Peninggalan Kota Jakarta untuk memenuhi ketentuan dalam Pasal 417 dan Pasal 1072 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Para penghadap telah saya, Notaris kenal Para penghadap untuk dirinya sendiri dan dalam kedudukan tersebut diatas menerangkan hendak melakukan pemisahan dan pembagian atas persekutuan harta perkawinan terhadap Tuan B tersebut dalam mana termasuk harta peninggalan Almarhumah Nyonya A dan untuk itu terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut : -
Bahwa Nyonya A, untuk selanjutnya dalam akta ini akan disebut
-
“pewaris”
telah
meninggal
dunia
di
Jakarta,
tempat tinggalnya yang terakhir, pada tanggal 12-121973 (dua belas Desember seribu sembilan ratus tujuh puluh tiga) sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Kematian tertanggal 15-12-1973 (lima belas Desember seribu sembilan ratus tujuh puluh tiga) Nomor : 18/AKM/XI/1974 yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jakarta; Bahwa pewaris semasa hidupnya untuk pertama kalinya telah menikah di Kota Jakarta dengan Tuan X demikian sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Perkawinan tertanggal 1-2-1950 (satu Februari seribu sembilan ratus lima puluh) Nomor: 45/AP/X/1950 yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jakarta, tanpa membuat perjanjian kawin juncto
-
-
-
-
-
Kutipan Akta Kematian tertanggal 4-2-1960 (empat Februari seribu sembilan ratus enam puluh) Nomor : 34/AKM/X/1960 yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jakarta; Bahwa dari pernikahan pewaris dengan Tuan X tersebut telah dilahirkan 1 (satu) orang anak yang bernama : 1. Tuan C tersebut. Bahwa pewaris semasa hidupnya untuk kedua dan terakhir kalinya telah menikah di Jakarta dengan Tuan B tersebut sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Perkawinan tertanggal 4-4-1962 (empat April seribu sembilan ratus enam puluh dua) Nomor: 56/AP/V/1962 yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jakarta, tanpa membuat perjanjian kawin sehingga dalam perkawinan tersebut terjadi persekutuan harta; Bahwa dari pernikahan pewaris dengan Tuan B tersebut telah dilahirkan 6 (enam) orang anak yang masing-masing bernama : 1. Nona D tersebut; 2. Nona E tersebut; 3. Tuan F tersebut; 4. Tuan G tersebut; 5. Tuan H tersebut; dan 6. Nona I tersebut. Dan disamping anak-anak tersebut diatas, pewaris tidak meninggalkan anak-anak lain baik anak sah (termasuk anak angkat), maupun anak luar kawin yang diakui yang telah meninggal dunia terlebih dahulu daripada pewaris, dengan meninggalkan keturunannya yang sah; Bahwa menurut surat keterangan dari Direktur Perdata atas nama Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 15-8-1974 (lima belas Agustus seribu sembilan ratus tujuh puluh empat)Nomor: 20/WST/Dir.Pdt.AHU/1974 dalam buku register seksi Daftar Wasiat Sub Direktorat Harta Peninggalan, Direktorat Perdata, terdapat suatu pendaftaran akta wasiat atas nama pewaris, tertanggal 2-2-1969 (dua Februari seribu sembilan ratus enam puluh sembilan), Nomor: 8, yang dibuat dihadapan ANTON Sarjana Hukum, Notaris di Kota Jakarta; Bahwa wasiat dari pewaris tersebut berbunyi sebagai berikut: “Saya cabut dan anggap tidak berlaku lagi semua suratsurat wasiat dan semua surat-surat yang mempunyai kekuatan sebagai surat wasiat, yang saya, buat sebelum surat wasiat ini, tidak ada yang dikecualikan. I. Saya kesampingkan sebagai ahli waris saya yaitu : Suami saya, yaitu Tuan B, lahir di Jakarta, pada tanggal 10-10-1925 (sepuluh Oktober seribu sembilan ratus dua puluh lima), Bertempat tinggal
-
-
di Kota Jakarta, Jalan Jati Bening, Nomor 5, Rukun Tetangga 01, Rukun Warga 01, Kelurahan Cipinang, Kecamatan Kebayoran Baru. Atas seluruh harta peninggalan saya. II. Saya angkat sebagai pelaksana wasiat ini, saudara kandung saya, yang bernama, Nyonya Z, lahir di Bogor, pada tanggal 2-4-1930 (dua April seribu sembilan ratus tiga puluh), Wiraswasta, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Kota Bandung, Jalan Kemuning, Nomor 39, Rukun Tetangga 01, Rukun Warga 02, Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, kepada pelaksana wasiat tersebut saya berikan segala hak, wewenang dan kekuasaan yang seluas-luasnya yang oleh Hukum/Undang-Undang diberikan kepada pelaksana wasiat terutama hak, wewenang dan kekuasaan untuk mengambil, menguasai dan mengurus segala sesuatu yang termasuk dalam harta peninggalan saya hingga kepadanya tentang hal tersebut diberikan pengesahan, pembebasan serta pelepasan tanggung jawab sepenuhnya oleh segenap ahli waris saya tanpa upah .”; Bahwa oleh karena Pewaris dalam surat wasiatnya telah mengesampingkan Tuan B sebagai ahli warisnya atas seluruh harta peninggalan pewaris maka penghadap Tuan B sebagai suami pewaris tidak termasuk ahli waris dari pewaris; Bahwa dalam persekutuan harta pewaris dengan penghadap Tuan B tersebut terdapat harta peninggalan pewaris sebagai berikut : Aktiva : Uang Tunai
Rp. 860.000.000
Passiva : Tidak ada beban atas harta peninggalan pewaris Rp. 0 -
-
Bahwa semasa hidupnya pewaris telah menghibahkan uang tunai kepada Tuan C tersebut sebesar Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah)dengan ketentuan Tuan C tersebut dibebaskan dari kewajiban untuk memasukkan (inbrengen) hibahan tersebut ke dalam harta peningggalan Nyonya A; Bahwa akibat dari pembebasan inbreng maka Tuan C mewaris sejumlah yang sama seperti anak-anak lain; Berdasarkan hal-hal tersebut diatas para penghadap mengadakan pemisahan dan pembagian sebagai berikut : Aktiva : Harta Bawaan pewaris
Rp. 860.000.000
Harta Bawaan B NIHIL Persekutuan Harta pewaris dan Tuan B pada waktu pewaris Rp. 860.000.000 pada waktu A meninggal dunia Hibah semasa hidup pewaris kepada C Rp. 100.000.000 Passiva :
NIHIL Rekapitulasi
Aktiva : Passiva :
-
-
Rp. 860.000.000 NIHIL +
Saldo Harta Peninggalan Pewaris Rp. 860.000.000 Bahwa dengan demikian, yang berhak atas harta peninggalan pewaris yaitu : 1. Tuan C, Rp. 860.000.000 (delapan ratus enam puluh juta rupiah) dikurangi hibahan sebesar Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) yaitu Rp. 760.000.000 (tujuh ratus enam puluh juta rupiah) dan untuk sebesar 1/8 bagian dari saldo harta peninggalan pewaris sebesar Rp. .000.000 (tujuh ratus enam puluh juta rupiah) atau Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta rupiah; 2. Nona D, untuk sebesar 1/7 bagian dari saldo harta peninggalan pewaris sebesar sebesar Rp. 665.000.000 (enam ratus enam puluh lima juta rupiah) atau Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta rupiah; 3. Nona E, untuk sebesar 1/7 bagian dari saldo harta peninggalan pewaris sebesar Rp. 665.000.000 (enam ratus enam puluh lima juta rupiah) atau Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta rupiah; 4. Tuan F, untuk sebesar 1/7 bagian dari saldo harta peninggalan pewaris sebesar Rp. 665.000.000 (enam ratus enam puluh lima juta rupiah) atau Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta rupiah; 5. Tuan G, untuk sebesar 1/7 bagian dari saldo harta peninggalan pewaris sebesar Rp. 665.000.000 (enam ratus enam puluh lima juta rupiah) atau Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta rupiah; 6. Tuan H, untuk sebesar 1/7 bagian dari saldo harta peninggalan pewaris sebesar Rp. 665.000.000 (enam ratus enam puluh lima juta rupiah) atau Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta rupiah; 7. Nona I, untuk sebesar 1/7 bagian dari saldo harta peninggalan pewaris sebesar Rp. 665.000.000 (enam ratus enam puluh lima juta rupiah) atau Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta rupiah; Bahwa dengan demikian mereka yang berhak atas persekutuan harta antara pewaris dan Tuan B dalam mana termasuk harta peninggalan pewaris yaitu sebagai berikut : 1. Tuan C sebagai ahli waris, untuk sebesar Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) ditambah Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta rupiah) sehingga
seluruhnya berjumlah Rp. 195.000.000 (seratus sembilan puluh lima juta rupiah); Nona D sebagai ahli waris, untuk sebesar Rp. 95.000.000 (sembilan puluh juta rupiah); Nona E sebagai ahli waris, untuk sebesar Rp. 95.000.000 (sembilan puluh juta rupiah); Tuan F sebagai ahli waris, untuk sebesar Rp. 95.000.000 (sembilan puluh juta rupiah); Tuan G sebagai ahli waris, untuk sebesar Rp. 95.000.000 (sembilan puluh juta rupiah); Tuan H sebagai ahli waris, untuk sebesar Rp. 95.000.000 (sembilan puluh juta rupiah); Nona I sebagai ahli waris, untuk sebesar Rp. 95.000.000 (sembilan puluh juta rupiah);
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Bahwa para penghadap dalam kedudukannya tersebut diatas menerangkan bahwa
dengan
ini
telah
memisahkan
dan
membagikan
persekutuan-
persekutuan harta tersebut diatas dengan para penghadap mendapatkan bagian-bagian pembagian
sebagaimana
tersebut
telah
telah
disebutkan
berlangsung
diatas, menurut
pemisahan
dan
kehendak
dan
persetujuan mereka, oleh karena itu mereka dengan ini masing-masing melepaskan
hak
mereka
untuk
menuntut
diadakannya
perhitungan
kembali. Bahwa
semua
yang
berhak
menerima
bagian
telah
sama-sama
memperkirakan hak bagiannya antara yang satu terhadap yang lainnya dan dengan ini saling memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya (equit et de chrage) serta telah menerima hak yang menjadi bagiannya mengenai pemisahan dan pembagian tersebut. Bahwa
biaya
pemisahan
akta
dan
ini
dan
pembagian
biaya
ini
lainnya
ditanggung
yang dan
berkaitan
wajib
dengan
dibayar
oleh
penghadap Tuan B tersebut. Bahwa surat-surat dan atau dokumen-dokumen yang mengenai hak atas bagian ahli waris telah diterima oleh yang berhak, sedangkan suratsurat atau dokumen-dokumen umum mengenai pemisahan dan pembagian ini disimpan Pasal Bahwa
oleh
penghadap
1082 Kitab
mengenai
memilih
Tuan
B
tersebut,
guna
memenuhi
ketentuan
Undang-undang Hukum Perdata. akta
domisili
ini
hukum
dan
segala
yang
tetap
akibat dan
hukumnya,
sesungguhnya
para di
pihak Kantor
Panitera Pengadilan Negeri Kota Jakarta. ---------------------- DEMIKIAN AKTA INI -------------------------
Dibuat
dan
diselesaikan
di
Kota
Jakarta
pada
hari
dan
tanggal
tersebut pada awal akta ini, dengan dihadiri oleh : 1. Nyonya
VITA,
Januari
lahir
seribu
Indonesia,
Magelang,
sembilan
Pemegang
Kependudukan Jakarta,
di
Kartu
ratus Tanda
43020010089032001,
Jalan
Bougenvile,
Nomor
pada
tanggal
empat
puluh),
Penduduk
Warga
dengan
Bertempat 34,
7-1-1940
Rukun
(tujuh Negara
Nomor
Induk
tinggal
di
Kota
Tetangga
01,
Rukun
Warga 02, Kelurahan Cawang, Kecamatan Condet; 2. Nyonya WATI, lahir di Serang, pada tanggal 1-3-1940 (satu Maret seribu
sembilan
Pemegang
Kartu
ratus Tanda
empat
puluh),
Warga
Penduduk
dengan
Nomor
Negara Induk
Indonesia,
Kependudukan
43020010089032001, Bertempat tinggal di Kota Jakarta, Jalan Hayam Wuruk, Nomor 34, Rukun Tetangga 01, Rukun Warga 02, Kelurahan Slipi, Kecamatan Cinangka. keduanya pegawai kantor Notaris sebagai saksi-saksi. Segera setelah akta
ini
dibacakan oleh saya , notaris, kepada para
penghadap dan para saksi, maka segera para penghadapm para saksi dan saya, Notaris menandatangani akta ini serta untuk memenuhi ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2014
Tentang
Perubahan
Undang-Undang
Nomor
30
Tahun
2004
Tentang Jabatan Notaris maka penghadap juga membubuhkan sidik jari pada lembaran tersendiri untuk dilekatkan pada minuta akta ini. Dibuat tanpa memakai tambahan, gantian maupun coretan.