Analisis Pembiayaan Bunga Krisan I. LATAR BELAKANG
Krisan atau Chrysanthenum dik enal dan banyak disukai Disa mping
rupakan salah satu j enis tana man hias yang t elah la ma
me
asyarakat serta
m
punyai nilai
mem
konomi yang tinggi.
e
iliki k eindahan kar ena k eraga man bentuk dan warnanya. bunga krisan juga
mem
iliki k es egaran yang r elatif lama dan
mem
udah dirangkai. K eunggulan lain yang di miliki
m
adalah bahwa pembungaan dan pan ennya dapat diatur menurut k ebutuhan pasar. Sebagai bunga potong, krisan digunakan s ebagai bahan dekorasi ruangan, ja mbangan (vas) bunga dan rangkaian bunga. S ebagai tanaman pot krisan dapat digunakan untuk nghias
me
ja kantor, ruangan hot el, r estaurant dan ru mah t empat tinggal. S elain digunakan
me
sebagai tana man hias, krisan juga berpotensi untuk digunakan s ebagai tumbuhan obat tradisional dan p enghasil racun s erangga (ha ma). Krisan atau dik enal juga dengan s eruni bukan
rupakan tana man asli Indonesia.
me
Menurut Ruk mana dan Mulyana (1997), t erdapat 1000 vari etas krisan yang tu mbuh di dunia. Beberapa varietas krisan yang dik enal antara lain adalah C. daisy, C. indicum, C. coccineum, C. frustescens, C. maximum, C. hornorum, dan C. parthenium. Varietes krisan yang banyak
ditana m di Indonesia umumnya diintroduksi dari luar n egeri, t eruta ma dari Belanda, Amerika Serikat dan J epang. Bunga krisan sangat popul er di
asyarakat kar ena banyaknya j enis,
m
bentuk dan warna bunga. S elain bentuk mahkota dan ju mlah bunga dala m tangkai, warna bunga juga
njadi pilihan konsu men. Pada umumnya konsu men lebih
me
nyukai warna
me
rah, putih dan kuning, s ebagai warna dasar krisan. Na mun sekarang t erdap rd apat berbagai
me
aca m warna yang merupakan hasil persilangan di antara warna dasar tadi.
m
Bunga krisan digolongkan dala m dua jenis yaitu jenis spray dan standard. Krisan j enis spray dala m satu tangkai bunga t erdapat 10 ² 20 kuntu m bunga berukuran k ecil . Sedangkan jenis standard pada satu tangkai bunga hanya t erdapat satu kuntum bunga berukuran besar. Bentuk bunga krisan yang biasa dibudidayakan s ebagai bunga b erukuran besar. Bentuk bunga krisan yang bisa dibudidayakan s ebagai bunga potong adalah Tunggal, An emone, Pompon, Dekoratif, Bunga besar (Hasyi m dan R ez Wisudiast uti, 1999). Bunga potong yang eza dala m Wisudiastuti, banyak di minati adalah bunga yang
kar s empurna, penampilan yang s ehat dan s egar serta
me
punyai tangkai batang yang t egar dan k ekar, sehingga bunga potong
mem
tahan la ma. Krisan
njadi awet dan
me
rupakan salah satu j enis bunga potong p enting di dunia. Pada
me
perdagangan tana man hias dunia, bunga krisan
rupakan salah satu bunga yang banyak
me
diminati oleh beberapa negara Asia seperti Jepang, Singapor e dan Hongkong, s erta Eropa seperti Jer man, Perancis dan Inggris (Wisudiastuti, 1999). Krisan
n
pati urutan k edua setelah bunga
awar. Dari waktu k e waktu
me em
m
per mintaan terhadap bunga krisan baik dala m bentuk bunga potong
aupun dala m pot
m
ngala mi k enaikan. Sebagai gambaran proyeksi k ebutuhan bunga potong di Jakarta pada
me
tahun 1999 berju mlah 58.992.100 tangkai bunga, 20 p ers en diantara adalah krisan (Ruk mana dan Mulyana, 1997). S elain itu dij elaskan l ebih lanjut bahwa Belanda,
me
1997
ningkat dari 68
Fl ower
Counci l of Holl and,
ra malkan konsumsi bonga potong dan tana man pot dunia pada p eriode 1993 ±
me
ilyar
njadi 78
m
me
ilyard gulden. Sekalipun telah banyak
m
dibudidayakan di Indon esia, tetapi tanaman krisan
asih belum dapat
m
meme
nuhi k ebutuhan
dala m negeri terl ebih lagi untuk k ebutuhan ekspor. II. TUJUAN
1. Memberikan infor masi tentang budidaya bunga krisan. 2. Memberi ga mbaran t entang peluang dan prosp ek usaha agribisnis bunga krisan. 3. Mendorong dan
numbuh k embangkan usaha agribisnis.
me
III. DAYA DUKUNG POTENSI KRISAN DI KABUPATEN CIANJUR
Kabupat en Cianjur sebagai daerah agraris yang b ertu mpu pada s ektor pertanian iliki kondisi lahan dan agrokli mat yang sangat s esuai bagi pertu mbuahan tana man
mem
pertanian, khususnya tana man hias di wilayah Cianjur Utara. Berbagai banyak dihasilkan dari wilayah ini. S ektor pertanian
aca m tana man hias
m
b rikan sumbangan sebesar
mem e
42,93% t erhadap PDRB. Disa mping itu, t erdapat 63,52% t enaga k erja di s ektor pertanian. Dengan
p rhatikan pada k eunggulan yang di miliki serta jarak lokasi yang r elatif dekat
mem e
dengan pasar (Jakarta),
aka pengembangan usaha bunga potong krisan
m
b rikan
mem e
prospek yang menjanjikan.
IV. PELUANG PASAR
Bunga potong krisan
punyai peluang pasar yang sangat luas. Pasar pot ensial
mem
yang dapat diharapkan adalah pasar-pasar yang ada di kota-kota b esar, seperti Jakarta, Bandung, Malang dan D enpasar. P er mintaan untuk k ebutuhan bahan dekorasi r estorant, kantor, hot el
aupun ru mah tempat tinggal. Perilaku
m
nyambut hari-hari spesial
me
asyarakat di kota besar dala m
m
aupun hari-hari besar Natal, Tahun Baru dan L ebaran
m
buat per mintaan terhadap bunga krisan dan bunga potong lainnya s emakin berta mbah.
mem
Sebagai ga mbaran dapat dij elaskan bahwa untuk wilayah Jakarta p er mintaan bunga potong ningkat rata-rata 10% (Rukh mana dan Mulyana, 1997). Dis ebutkan pula bahwa pada
me
tahun 1991 nilai p erdagangan bunga potong di DKI Jakarta Selain dala m negeri, pasar luar negeri 1993 Indonesia
ncapai RP. 1 Milyar per bulan.
me
punyai pot ensi yang b esar. Pada tahun
mem
ngekspor bunga potong krisan s ebanyak 198,3 ton s enilai US$ 243,7 ribu
me
k e negara Hongkong, J epang, Malaysia dan Singapura (Rhuk mana dan Mulyana, 1997). Hal ini
nunjukan bahwa usaha bunga krisan dan bunga potong lainnya s emakin
ngala mi
me
peningkatan s ejalan dengan s emakin berta mbahnya jumlah penduduk, hidup
me
ningkatnya taraf
me
asyarakat sebagai akibat dari pertu mbuhan ekonomi dan s emakin tingginya budaya
m
asyarakat.
m
Merujuk pada data-data t ers ebut diatas dapat dikatakan bahwa usaha p engembangan bunga potong krisan
iliki prospek yang cerah.
mem
V. SKALA USAHA
Mengingat su mberdaya lahan yang t erbentang luas dan s emakin k etra mpilan dan pengalaman petani bunga potong, dik embangkan dala m skala k ecil dan
ningkatnya
me
aka usaha bunga krisan dapat
m
n ngah. Untuk k eperluan ka mar domestik,
me e
pengembangan usaha krisan dapat dica mpur dengan jenis bunga potong lainnya. Pada skala ini pengadaan bahan sarana produksi t erlebih lagi k eters ediaan lahan sebagai asih dapat diupayakan, dengan
m
k eperluan
nggunakan
me
dia tumbuh
me
anajemen yan r elatif sederhana. Untuk
m
kspor pengembangan usaha bunga krisan dapat dik embangkan dala m skala
e
n ngah sa mpai besar. Na mun, pada skala ini yang perlu
me e
ndapat perhatian khusus adalah
me
asalah status lahan yang digunakan. J enis bunga potong yang akan ditana m tergantung pada
m
besarnya per mintaan untuk s etiap jenis bunga potong.
VI. ALTERNATIF LOKASI
Tanaman krisan pada u mumnya banyak diju mpai pada da erah yang k etinggian 700 ² 1.200
punyai
mem
. suhu udara antara 18 °C ² 22 °C d engan kondisi k elembaban
m
udara tinggi. Selain dari itu untuk memperoleh bunga yang b erkualitas baik, tana man krisan butuhkan cahaya yang I ebih la ma untuk merangsang pros es p embungaan.
mem
Berdasarkan hal-hal t ersebut diatas
aka
m
da erah-daerah yang s esuai bagi
pengembangan usaha bunga potong krisan adalah da erah yang t erletak di wilayah Cianjur bagian
Utara.
Daerah
yang
di maksud
antara
lain
adalah
k eca matan
Cugenang,
Warungkondang, pac et dan Sukar es mi. Saat ini wilayah ini
rupkan sentra sayuran dan
me
tana man hias. VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis Investasi
Analisis dilakukan untuk satu unit skala 2000
2 m
, per musim (6 ² 8 bulan) yang
ditangani ol eh satu t enaga k erja tera mpil. K ebutuhan biaya investasi didasarkan pada penggunaan sist em tana m bangunan rumah plastik atau g reenhouse. Biaya Investasi
Dala m analisis ini sist em usaha diasumsikan s ebagai perusahaan financial bunga krisan potong d engan luas 2000
2 m
urni. Hasil analisis
m
dapat dilihat pada la mpiran. Adapun
komponen biaya agribisnis bunga potong krisan t erdiri dari biaya inv estasi, biaya operasional sebagai
odal k erja. K ebutuhan investasi
m
ncangkup pembuatan rumah
me
plastic/gr een hous e, gudang, instalasi listrik, r es ervoir dan sist em irigasi, pompa air dan peralatan Iainnya. Untuk unit usaha s eluas 2000
2 m
diperlukan investasi sebesar Rp.
178.605.000,- di luar p engadaan lahan. Diasu msikan bahwa lahan dip erol eh dengan sist em sewa.
Biaya Operasional (1 kali musim tanam 6 ² 8 bulan)
Biaya operasional yang diperlukan
liputi s ewa lahan, pengadaan sarana produksi,
me
tenaga k erja, distribusi, dan k emasan. K ebutuhan biaya produksi s etiap kali tana m s ebesar Rp. 176.700.000,-
Proyeksi Keuntungan
Agribisnis t elah mulai dapat
b rikan k euntungan bersih s ejak tahun perta ma. Laba bersih
mem e
setelah dipotong pajak berkisar mulai Rp. 38.404.764,82 hingga Rp. 56.349.245,40
Analisis Kelayakan
Dalam aspek analisis k elayakan agribisnis bunga krisan potong, digunakan b eberapa asumsi yaitu (1) Modal usaha s ebagian berasal dari pinja man kr edit Bank, (2) Produksi bunga s ela ma periode 5 tahun adalah konstan, (3) Harga bunga potong t erbagi dala m 3 k elas, dan konstan. R ekapitulasi perhitungan atau p enentuan krot eria investasi agribisnis bunga krisan potong dengan
nggunakan tingkat suku bunga 21% p er tahun dapat dilihat pada Tab el 4.
me
Tabel 4. Rekapitulasi Kriteria Investasi Agribisnis Bunga Krisan Potong No. Kriteria
Nilai
1. Net Pr esent Value (f = 21% tahun)
92.021.420,27
2. Internal Rat e of r eturn (%)
344,5
3. Payback period (tahun)
1,28
4. R eturn on invest ment (%)
40,20
5. B / C
9,78
Hasil perhitungan krit eria investasi potong pada skala 2000 yang positif,
2 m
wujudkan bahwa agribisnis bunga krisan
me
layak untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari nilai NPV
nunjukan bahwa ini
me
k euntungan. Tingkat pengembalian
punyai k ema mpuan untuk
mem
nghasilkan
me
odal cukup c epat dengan pacback period sela ma 1,28
m
tahun. Analisis s ensitivitas digunakan untuk melihat pengaruh perubahan berbagai variabel usaha t erhadap : (a) K enaikan biaya investasi sebesar 10%, (b) K enaikan biaya variabel sebesar 105, 9c) P enurunan produksi bunga potong krisan s ebesar 10%, dan (d) P enurunan harga jual bunga potong s ebesar 10%.
Dari hasil analisis sensitivitas, s eperti yang diringkaskan pada Tab el 5, terlihat bahwa jika terjadi berbagai perubahan variabel usaha, baik yang dis ebabkan kar ena terjadi k enaikan biaya investasi atau biaya produksi naik s ebesar 10% atau kar ena terjadinya penurunan produksi bunga potong s ebesar 10%, usaha agribisnis ini
asih
m
nunjukan indikator
me
k elayakan yang cukup baik. Na mun usaha agribisnis bunga potong krisan sangat s ensitif k elayakan yang cukup baik. Na mun usaha agribisnis bunga potong krisan sangat s ensitif apabila terjadi penurunan harga potong krisan s ebesar 10%.
DAFTAR PUSTAKA
http://forum.linux.or.id/viewtopic.php?f=2&t=2179
http://www.kebonkembang.com/panduan-dan-tip-rubrik-35/173.html
http://www.kebonkembang.com/panduan-dan-tip-rubrik-35/173.html
Seputar Indonesia, 28 Oktober 2008. 108 Pengembang Tampil di Real Estate Expo 2008.