BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saham merupakan instrumen permodalan yang wajib dimiliki perusahaan dengan berbadan hukum perseroan terbatas (PT). Modal saham terdiri dari berbagai macam jenis saham yang dapat diperjual belikan, baik dengan mekanisme perdagangan perdana atau IPO ( Initial Public Offering ) maupun melalui mekanisme bursa saham (perdagangan selanjutnya). Dalam kegiatan jual beli tersebut, akan timbul selisih harga saham. Selisih tersebut dapat berbentuk positif atau keuntungan dan/atau mungkin dapat berbentuk negatif atau kerugian. Bank syariah pertama yang go public dan mencatatkan sahamnya di bursa efek e fek adalah ada lah PT Bank Panin Syariah S yariah Tbk, yaitu pada tanggal t anggal 15 Januari 2014. Saat ini, ada banyak bank syariah yang telah go public, public, salah satunya adalah PT Bank Syariah Mandiri Tbk. Pada laporan keuangan neraca bank syariah yang telah go public akan tercantum rekening atau pos agio/disagio saham yang diposisikan pada sisi pasiva. Agio atau disagio saham merupakan komponen ekuitas. Agio secara umum diartikan sebagai keuntungan dari kenaikan harga aset yang dijual. Sebaliknya, disagio adalah kerugian dari penurunan harga aset yang yang dijual.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini: 1. Apa definisi agio dan disagio saham? 2. Bagaimana peraturan perbankan Indonesia tentang agio/disagio saham dan bagaimana perlakuan akuntansinya? akuntansinya? 3. Bagaimana mekanisme perolehan agio/disagio saham? 4. Apa urgensi agio/disagio saham dalam struktur permodalan bank syariah?
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Agio dan Disagio Saham
Menurut kamus Otoritas Jasa Keuangan (OJK), agio adalah selisih lebih yang diperoleh dari pertukaran uang logam emas atau perak dengan uang kertas dalam valuta dengan nilai nominal yang sama. Dalam pengertian lain, agio adalah selisih lebih antara nilai yang sebenarnya dengan nilai nominal sekuritas atau nilai tukar alat pembayaran luar negeri, ataupun penyusutan nilai mata uang logam karena aus. 1 Dalam kamus ekonomi dan bisnis, agio adalah keuntungan dari kenaikan harga saham atau aset lain. Disagio adalah lawan kata agio, berarti nilai atau harga jual saham yang berada di bawah nilai nominal (menimbulkan kerugian). 2 Menurut peraturan BAPEPAM nomor Kep-35/PM/2003, agio saham adalah selisih lebih setoran pemegang saham di atas nilai nominalnya, dalam hal saham dikeluarkan dengan nilai nominalnya. 3 Agio Saham adalah kekayaan bersih perusahaan yang berasal dari penilaian atau penjualan saham di atas harga nominal. Nilai nominal saham adalah nilai yang tercantum dalam setiap lembar saham. Dalam laporan keuangan, agio saham biasanya disebut sebagai tambahan modal disetor, yaitu mencatat kelebihan pembayaran harga saham oleh pembeli saham diatas nilai nominal. Kelebihan pembayaran harga saham diatas nilai nominal merupakan bagian dari modal disetor dan pemegang saham secara individual tidak mempunyai klaim yang lebih besar dibanding pemegang saham lainnya atas jumlah tersebut. Sebaliknya, disagio saham mencatat kekurangan pembayaran harga saham dibawah nilai nominalnya.
1
http://www.jelasberita.com/2015/02/18/memahami-makna-agio-saham/ http://www.kamusbisnis.com/arti/disagio-saham/ 3 http://www.sahamok.com/agio-saham/ 2
2
B. PBI dan PSAK tentang Agio dan Disagio Saham
Pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum disebutkan agio saham dan disagio saham dalam dua pasal, yaitu: Pasal 14 ayat (1), cadangan tambahan modal (disclosed reserve) terdiri atas: a) Faktor penambah, yaitu: 1. Agio; 2. Modal sumbangan; 3. Cadangan umum; 4. Laba tahun-tahun lalu 5. Laba tahun berjalan; 6. Selisih lebih penjabaran laporan keuangan; 7. Dana setoran modal, yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. telah disetor penuh untuk tujuan penambahan modal, namun belum didukung dengan kelengkapan persyaratan untuk dapat digolongkan sebagai modal disetor seperti pelaksanaan rapat umum pemegang saham maupun pengesahan anggaran dasar dar i instansi yang berwenang, b. ditempatkan pada rekening khusus (escrow account) yang tidak diberikan imbal hasil, c. tidak boleh ditarik kembali oleh pemegang saham/calon pemegang saham dan tersedia untuk menyerap kerugian; dan 8. Penggunaan dana harus dengan persetujuan Bank Indonesia;waran yang diterbitkan sebagai insentif kepada pemegang saham Bank yang diakui sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai wajar dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. instrumen yang mendasari adalah saham biasa; b. tidak dapat dikonversi ke dalam bentuk selain saham; dan c. nilai yang diperhitungkan adalah nilai wajar dari waran pada tanggal penerbitannya; 9. Opsi saham (stock option) yang diterbitkan melalui program kompensasi
pegawai/manajemen
berbasis
saham
3
(employee/management stock option) yang diakui sebesar 50% (lima puluh persen), dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.
instrumen yang mendasari adalah saham biasa;
b. tidak dapat dikonversi ke dalam bentuk selain saham; dan c. nilai yang diperhitungkan adalah nilai wajar dari stock option pada tanggal pemberian kompensasi; 10. Pendapatan komprehensif lainnya berupa potensi keuntungan yang berasal
dari
peningkatan
nilai
wajar
aset
keuangan
yang
diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan 11. Saldo surplus revaluasi aset tetap. b) Faktor pengurang, yaitu: 1. disagio; 2. rugi tahun-tahun lalu; 3. rugi tahun berjalan; 4. selisih kurang penjabaran laporan keuangan; 5. pendapatan komprehensif lainnya berupa potensi kerugian yang berasal dari penurunan nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual; 6. selisih kurang antara Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset produktif dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas aset produktif. 7. selisih kurang antara jumlah penyesuaian terhadap hasil valuasi dari instrumen keuangan dalam Trading Book dan jumlah penyesuaian berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku; dan 8. PPA non produktif Pasal 20 ayat (1), modal pelengkap meliputi: a) instrumen modal dalam bentuk saham atau dalam bentuk lainnya yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal b) agio atau disagio yang berasal dari penerbitan instrumen modal yang tergolong sebagai modal pelengkap;
4
c) cadangan umum PPA atas aset produktif yang wajib dihitung dengan jumlah paling tinggi sebesar 1,25% (satu koma dua puluh lima persen) dari ATMR untuk Risiko Kredit; dan d) cadangan tujuan. Dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), agio dan disagio saham dinyatakan dalam beberapa pernyataan sebagai berikut: 4 1. PSAK 21 pasal 12 : “Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsur penambah modal, seperti ; agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga yang lebih rendah dari pada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor dan lain sebagainya”. 2. PSAK 21 pasal 15 : “Pengeluaran saham dicatat sebesar nilai nominal yang bersangkutan. Bila jumlah yang diterima dari pengeluaran saham tersebut lebih besar dari pada nilai nominalnya, selisih yang terjadi dibukukan pada akun Agio Saham”. 3. PSAK 21 pasal 19 : “Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai harga perolehan kembali, disajikan sebagai pengurang akun Modal Saham, untuk saham sejenis, disajikan dalam jumlah lembar dan nilai nominal. Kemudian, selisih harga perolehan kembali dengan nilai nominal disajikan sebagai pengurang atau penambah akun Agio Saham, disajikan per jenis saham dan rupiah, dengan judul Tambahan (pengurang) Agio Modal Dari Perolehan Kembali Saham. Apabila agio saham menjadi defisit (disagio) karena transaksi perolehan kembali, deficit tersebut dibebankan pada saldo laba”. 4. PSAK 21, pasal 20 : “Saham yang diperoleh kembali, kemudian akan dikeluarkan lagi. Saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar nilai nominal saham yang bersangkutan dan disajikan sebagai pengurang akun Modal Saham. Apabila saham yang diperoleh kembali tersebut semula 4
Astarani, Juanda dan Noviyanti, Desember 2013, “Kajian Teoritis Perlakuan Akuntansi Untuk Agio dan Disagio Saham”. Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. Vo2. 1, No. 2, Desember 2013 Hal. 105-136.
5
dikeluarkan dengan harga diatas pari, akun Agio Saham akan didebit dengan agio saham yang bersangkutan”. 5.
PSAK 21, pasal 24 : “Konversi agio menjadi saham digolongkan sebagai Modal Disetor sebesar nilai nominal. Konversi agio menjadi saham tidak boleh digolongkan sebagai pembagian dividen”.
6. PSAK 21, pasal 25 : “Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuaidengan ketentuan pada akta pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan yang ada”. 7. PSAK 21, pasal 26 : “Modal dasar, modal yang ditempatkan dan disetor, nilai nominal dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham harus dinyatakan dalam neraca”. 8. PSAK 30, pasal 30 : “Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiaban. Bentuk penyajiannya sesuai Akta Pendirian Badan Usaha tersebut, misalnya : saham adalah penyertaan modal dalam kepemilikan Perseroan Terbatas”. 9.
PSAK 21, pasal 41 : “Saham yang diperoleh kembali, metode nilai pari ( par value), sebagai pengurang saham beredar (yaitu modal disetor) sejenis. Selisih nilai perolehan kembali dan nilai pari dijumlahkan atau dikurangkan pada Agio Saham sejenis. Lembar saham yang diperoleh kembali dan dipegang perusahaan harus diungkapkan”.
10. PSAK 21, pasal 42 : “Pengungkapan bagian lain Ekuitas (seperti saldo laba, agio, selisih penilaian kembali aktiva tetap dan cadangan) harus dilakukan secara terpisah, meliputi : perubahan selama periode akuntansi dan batasan distribusi”.
C. Studi Kasus: Agio Saham Bank Syariah
Agio dan disagio saham bisa dinilai dari modal saham yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai agio dan disagio saham ini akan terlihat ketika perusahaan akan mengeluarkan saham atau pada saat terjadinya initial public offering (IPO) karena pada saat itu perusahaan akan menawarkan dan menjualkan kepada para investor. Ketika saham telah terjual kepada para investor, maka perusahaan akan mengetahui berapa banyak lembar saham yang telah terjual
6
dan berapa nominalnya. Sehingga akan mengetahui berapa banyak nilai agio dan disagio saham yang ada. 5 Mekanisme Perolehan Agio dan/atau Disagio Saham dapat dijelaskan dalam Sebuah Ilustrasi berikut:
Enam orang pengusaha sukses, yaitu Nura, Juli, Chaca, Ihsan, Ilham, dan Fauzy berencana untuk mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di sekt or perbankan. Perusahaan berbentuk PT dan diberi nama Bank Syariah Mumtaz (sebuah bank umum). Mereka menghendaki agar perusahaan ini memiliki modal dasar sebesar 3 triliun rupiah. Kemudian, masing-masing dari mereka menyetorkan modal sebesar 300 milyar rupiah, sehingga jumlah modal disetor adalah sebesar 1,8 triliun rupiah atau sebesar 60% dari total keseluruhan modal dasar. Modal tersebut berbentuk saham yang diberi nilai nominal 1.000 rupiah per lembar saham. Setelah memiliki akta notaris, maka persentase kepemilikan saham dan saham beredar adalah sebagai berikut, Pemegang Saham Modal disetor ( juta rupiah) Nominal per lembar saham (rupiah) Jumlah lembar saham yang dimiliki masing-masing pemegang saham ( juta lembar ) Persentase kepemilikan Total modal disetor (rupiah) Total saham beredar (lembar )
Ihsan
Fauzy
Ilham
Nura
Juli
Chaca
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
300
300
300
300
300
300
16,67%
16,67%
16,67%
16,67%
16,67%
16,67%
1.800.000.000.000 1.800.000.000
5
Astarani, Juanda dan Noviyanti, Desember 2013, “ Kajian Teoritis Perlakuan Akuntansi Untuk Agio dan Disagio Saham”. Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. Vo2. 1, No. 2, Desember 2013 Hal. 105-136.
7
dalam neraca perusahaan pada sisi ekuitas akan tercatat: Ekuitas a. Modal saham
1.800.000.000.000
b. Laba Ditahan
0
c. Agio saham
0
Total Ekuitas
1.800.000.000.000
Karena para pendiri perusahaan menghendaki modal dasar sebesar 3 triliun rupiah, maka perusahaan masih memiliki kekurangan modal dasar sebesar 1,2 triliun rupiah atau sebesar 40% yang belum disetor. Modal belum disetor tersebut adalah saham belum beredar dengan jumlah 1.200 juta lembar saham dan nilai nominal 1.000 rupiah per lembar. Saham belum beredar ini biasanya disebut sebagai saham dalam partopel (laci). Setelah beroperasi selama 3 tahun, PT Bank Syariah Mumtaz (BSM) membukukan keuntungan bersih sebesar 450 milyar rupiah. Dari keuntungan tersebut belum ada yang dibagikan kepada pemegang saham sehingga neraca PT BSM pada sisi ekuitas mengalami perubahan sebagai berikut: Ekuitas a. Modal saham
1.800.000.000.000
b. Laba Ditahan
450.000.000.000
c. Agio saham Total Ekuitas
0
2.250.000.000.000
Perkembangan bisnis perbankan pada PT BSM berjalan pesat dan menunjukkan nilai yang positif, sehingga pihak manajemen perusahaan mengajukan proposal untuk melakukan ekspansi usaha kepada keenam pemegang saham. Nilai investasi atau dana segar yang dibutuhkan manajemen mencapai 975 milyar rupiah. Namun, keenam pemegang saham menolak untuk menyuntikan modal tambahan. Mereka sepakat untuk menjual saham sebanyak 1.200 juta lembar yang dalam partopel
8
(laci). Dengan mempertimbangkan kondisi dan prospek bisnis yang baik dimasa yang akan datang dan perhitungan keuntungan perusahaan, pemegang saham PT BSM sepakat untuk menjual saham portopel dengan harga 1.500 rupiah per lembar saham, sehingga muncul agio sebesar 500 rupiah/lembar saham dari harga nominal saham semula, yaitu 1.000 rupiah/lembar. Penjualan saham partopel dilakukan melalui mekanisme IPO dan PT BSM mendapatkan hasil penjualan sebesar 1,8 triliun. Dengan demikian, PT BSM mendapatkan tambahan ekuitas sebagai berikut: *)Modal tambahan (hasil IPO)
=
1.200 juta lembar X Rp 1.000 = 1,2 triliun
*)Total modal
=
2,25 triliun + 1,2 triliun = 3,45 triliun
*)Agio saham (hasil IPO)
=
1.200 juta lembar X Rp 500 = 0.6 triliun
dan neraca BSM sisi ekuitas menjadi, Ekuitas d. Modal saham
3.450.000.000.000
e. Laba Ditahan
450.000.000.000
f.
600.000.000.000
Agio saham
Total Ekuitas
4.500.000.000.000
Setelah melalui mekanisme IPO, maka PT BSM resmi menjadi perusahaan yang go public sebagai PT Bank Syariah Mumtaz Tbk. Komposisi kepemilikan modal saham menjadi, Pemegang Saham Modal disetor (juta rupiah) Nominal per lembar saham (rupiah) Jumlah lembar saham yang dimiliki masing-masing pemegang saham (juta lembar)
Ihsan
Fauzy
Ilham
Nura
Juli
Chaca
Publik
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
1.200.000
1.000
1.000
1000
1000
1000
1000
1.000
300
300
300
300
300
300
1.200
9
Persentase kepemilikan Total modal disetor (rupiah) Total saham beredar (lembar)
10%
10%
10%
10%
10%
10%
40%
3.000.000.000.000 3.000.000.000
Dampak lain dari perdagangan saham melalui IPO adalah penurunan persentase kepemilikan modal saham perorangan dari 16,67% menjadi 10% untuk masing-masing pendiri perusahaan.
D. Urgensi Agio/Disagio Saham dalam Struktur Permodalan Bank Syariah
Laporan keuangan konsolidasi yang dipublikasikan bank umum syariah memuat pos agio/disagio saham pada sisi ekuitas. Pos agio/disagio dicatat sebagai pos tambahan modal disetor. Dengan membandingkan laporan keuangan konsolidasi dua entitas perbankan yang berbeda, yaitu PT Bank Panin Syariah Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk, urgensi agio saham dalam sistem permodalan bank syariah dapat dirumuskan. (laporan keuangan terkait dan catatan atas laporan keuangan terlampir) Berdasarkan analisis terhadap neraca konsolidasi PT Bank Panin Syariah Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk, dan dengan memperhatikan pasal-pasal pada PBI Nomor 15/12/PBI/2013 tentang agio/disagio saham, dapat dirumuskan urgensi agio/disagio saham dalam sistem permodalan bank syariah sebagai berikut: 1. Secara tidak langsung Modal bank pada prinsipnya memiliki tiga macam fungsi utama yaitu fungsi operasional, fungsi perlindungan dan fungsi pengaturan. Menurut Johnson and Johnson, modal bank mempunyai tiga fungsi. Pertama, sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Dalam fungsi ini modal memberikan perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank dan perlindungan terhadap kepentingan para deposan. Kedua, sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum pemberian pembiayaan. Ketiga, modal juga menjadi dasar
10
perhitungan bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif untuk menghasilkan keuntungan. 6 Agio/disagio saham berimplikasi pada tambahan modal dari pihak pertama atau modal inti. Hal ini dikarenakan dalam PBI Nomor 15/12/PBI/2013 pasal 14, agio/disagio saham merupakan komponen cadangan tambahan modal. Agio menjadi faktor penambah cadangan dan disagio menjadi faktor pengurang cadangan. Pada pasal 20, disebutkan bahwa penerbitan instrumen modal berwujud agio saham digolongkan sebagai modal pelengkap. Selain itu, agio/disagio saham berpengaruh secara positif terhadap tingkat solvabilitas dan likuiditas bank karena agio/disagio saham menjadi komponen ekuitas pemegang saham atau total ekuitas bank. 2. Secara langsung Pada catatan atas laporan keuangan (calk) PT Bank Mandiri Tbk nomor 33b, secara implisit Bank Mandiri telah melaksanakan mekanisme kuasi reorganisasi. Kuasi reorganisasi adalah prosedur akuntansi untuk merstrukturisasi perusahaan dengan cara mengeliminasi saldo defisit tanpa melalui proses reorganisasi secara hukum untuk me restart perusahaan dengan modal yuridis baru tanpa perlu dibebani defisit yang diharapkan kedepannya bank dapat survive atau sehat dan melanjutkan usahanya dengan lebih baik serta dapat membagikan deviden bagi para pemegang saham. Kuasi organisasi dapat dilakukan dengan jalan rekapitalisasi atau program penyuntikan modal.Dari rekapitalisasi melalui penjualan saham, maka terbentuk tambahan atau agio saham yang selanjutnya disebut kelebihan rekapitalisasi. Kelebihan rekapitalisasi sebesar 168.801.315.000 rupiah dibukukan sebagai agio dalam struktur permodalan
bank.
Kemudian,
saldo
rugi/defisit
sebelum
kuasi
reorganisasi sebesar 162.874.901.000 rupiah dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham. PT Bank Panin Syariah Tbk juga melakukan kuasi reorganisasi dengan mengeliminasi defisdit sebesar 15.738.581.000 menggunakan tambahan modal disetor/agio saham. 66
Laporan Manajemen Permodalan Bapak Ahmad Nasiruddin.Universitas Negeri Surabaya.2012
11
Dengan kata lain, tujuan dan manfaat pelaksanaan kuasi reorganisasi bagi bank adalah memperbaiki struktur ekuitas bank sehingga defisit telah dieliminasi dengan share premium reserve (agio saham). Pada laporan neraca dan catatan atas laporan keuangan nomor 21 -22 PT Bank Panin Syariah Tbk, tercatat bahwa agio saham dapat dikapitalisasi sebagai saham bonus sebesar 27.414.194.000 rupiah yang menambah jumlah saham beredar secara keseluruhan dalam konteks kecukupan modal untuk kesehatan bank.
12
BAB III KESIMPULAN
Agio saham adalah kelebihan pembayaran harga saham oleh pembeli saham diatas nilai nominal. Disagio saham adalah kekurangan pembayaran harga saham dibawah nilai nominalnya. Agio/disagio saham diatur dalam PBI nomor 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, yaitu pada pasal 14 dan pasal 20. Perlakuan akuntansi pada agio/disagio saham termuat pada PSAK pasal 12, 15,19, 20, 24, 25, 26, 30, 41, dan 42. Agio/disagio saham bisanya diperoleh melalui mekanisme penjualan saham publik pada IPO dan perdagangan selanjutnya. Urgensi agio/disagio saham terlihat dalam catatan atas laporan keuangan. Agio/disagio saham mempengaruhi modal bank, baik secara langsung maupun tidak langsung.
13
Daftar Pustaka
Baker, Richard E. 2010. Akuntansi Lanjutan: Perspektif Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Manzilati, Asfi. 2012. Modul Panduan Pemodal: Saham sebagai Pilihan Investasi. Fakultas Ekonomi-Universitas Brawijaya. Astarani, Juanda dan Noviyanti, Desember 2013, “Kajian Teo ritis Perlakuan Akuntansi Untuk Agio dan Disagio Saham”. Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. Vo2. 1, No. 2, Desember 2013. Laporan Manajemen Permodalan Bapak Ahmad Nasiruddin. 2012. Universitas Negeri Surabaya.
http://www.jelasberita.com/2015/02/18/memahami-makna-agio-saham/ http://www.kamusbisnis.com/arti/disagio-saham/ http://www.sahamok.com/agio-saham/
14