DASAR-DASAR KEINSTRUKTURAN By Dipa Nusantara Suryawan
I.
PENDAHULUAN Dalam penulisan materi ini penulis tidak mengkaji sebuah dasar-dasar keinstrukturan
dalam pendekatan yang pure akademik, namun penulisan ini nsya Allah akan lebih ditekankan kepada pendekatan yang praktis (skill). Disini tidak menemukan (dibahas) mengenai sejarah keinstrukturan maupun pembahasan keinstrukturan yang mendalam. Materi ini hanya menyajikan garis-garis besar (dasar) yang harus dimiliki (diperlukan) oleh individu dalam usaha menghadapi audience (baik personal maupun massa) disaat membawakan sebuah tema bahasan. Semoga penulisa yang sederhana ini mampu menghantarkan kita kepada sebuah pebentukan skill dalam hal keinstrukturan (minimum sebagai batu loncatan).
II.
DEFINI DEFINISI SI KEINS KEINSTR TRUKT UKTURA URAN N Sebelum mengarah kepada pengertian tentang sebuah keinstrukturan (yang berarti sebuah
sifat/bidang) maka terlebih dahulu kita akan menarik sebuah pengertian dari kata bendanya, instruksi, menurut kamus yaitu Instruktur. Dari makna etimologinya ‘instruktur’ berasal dari kata instruksi, Oxford Dictionary ----> In – Struct – Struct – yang berarti: teach a scholl subject , a skill skill -- give order or direction
(mengajarka (mengajarkan n
sebuah
pelajaran pelajaran
dan
memberikan memberikan
perintah
atau
arah
(pengertian/pemahaman) yang berarti seorang instruktur adalah orang yang memberikan atau ∗
mengajarkan sebuah pelajaran , perintah (instruksi) dan arahan. Untuk Untuk membaha membahass arti arti keinst keinstruk ruktur turan an secara secara lebih lebih empiri empirisny snya, a, maka maka kita kita mencoba mencoba membahas sebuah tema keinstrukturan melalui pendekatan disiplin ilmu komunikasi. Keinstrukturan adalah suatu bidang dimana tujuan dari bidang ini adalah memberikan pengertian-pengertian terhadap suatu masalah atau materi sekaligus menginternalisasikan pengert pengertian ian-pe -penger ngertia tian n terseb tersebut ut kepada kepada audien audiencen cenya ya dan biasan biasanya ya dalam dalam waktu waktu yang yang relati relatif f singkat. “Bagaimana dengan seorang guru ?”, mungkin selama ini masih ada yang menyamaratakan pengertian antara guru dan instruktur dan untuk menghindari ini maka penulis akan mencoba menguraikan perbedaannya. Guru adalah seorang pendidik yang memiliki pola penyampaian pesan (school subject) yang intens dan gradual, biasanya dalam jangka waktu yang cukup lama karena tujuan guru * )bentuk pelajaran disini bukan hanya dalam artian pelajaran sekolah (akademik) namun dalam bentuk pelajaran yang luas. ∗
1
adalah tujuan pendidikan (kurikulum) yang berarti mengarah kepada pembentukan dan perubahan tingkah laku atau karakter insan didiknya. Sedangkan instruktur memiliki pengertian yang lebih sempit dari itu. Pola penyampaian instruktur lebih singkat dan biasanya mengarah kepada sistem modul (TIU dan TIK) untuk setiap penyampaian pesannya, dikarenakan durasi penyampaian pesan semaksimal mungkin. Oleh karena itu sebagai seorang instruktur diharapkan mampu memiliki skill dan physikologi (mental) yang kuat demi suksesnya penyampaian pesan tersebut (proses komunikasi).
III.
PERAN PERAN DAN FUNGSI FUNGSI INSTRUKT INSTRUKTUR UR
Mungkin peran instruktur sedikit banyak telah diuraikan dalam pembahasan diatas dan pada segmen segmen penuli penuliss akan mencob mencobaa menyaj menyajika ikan n secara secara sistem sistemati atis. s. Instr Instrukt uktur ur berper berperan an dan berfungsi sebagai komunikator (penyampai materi) yang menggunakan penyampaian dengan durasi durasi dan estima estimasi si waktu yang cukup cukup singkat singkat dan dihara diharapka pkan n mampu mampu
untuk untuk member memberikan ikan
sebuah internalisasi internalisasi terhadap audiencenya, audiencenya, yang berarti berarti harus mengetahui kondisi hadapannya. hadapannya. Dalam proses komunikasi, komunikator (instruktur) mempunyai sebuah perang yang cukup vital dalam lencar atau tidaknya proses penyampaian pesan (komunikasi). Seorang instruktur akan efektif dalam menyampaikan pesannya jika ia; berorientasi (interest) kepada audience, memiliki kredibilitas, percaya diri, meyakinkan dan mengenal nilai kebudayaan dan status sosial audiencenya.
3.1 Kemampuan yang harus harus Dimiliki Dimiliki Instruktur Instruktur Dalam menunjang dan mendukung performance seorang instruktur dia harus memiliki kemamp kemampuanuan-kem kemamp ampuan uan (skil (skill), l), secara secara prakti praktisny snyaa adalah adalah dibagi dibagi menjad menjadii bebera beberapa pa bagian, bagian, diantaranya : Percaya diri, yaitu mampu memebrikan sugesti awal pada diri sendiri bahwa kitalah yang
paling tahu dan kitalah tempat mereka bertanya. Yang mendukung kepercayaan diri kita adalah penampilan diri, kondisi fisik, dan kondisi mental. Tata bahasa (retorik) yang baik, yaitu kemampuan untuk memformulasikan bahasa dalam
berbagai berbagai kondisi kondisi dan menggunakan menggunakan pendekatan-pe pendekatan-pendekat ndekatan an terhadap terhadap kalimat-kal kalimat-kalimat imat yang dianggap penting. Penguasaan materi (pesan yang disampaikan), bertujuan agar pembicaraan instruktur mudah
dipahami oleh audience, maka materi atau pesan tersebut harus disusun sedemikian rupa 2
sehingga dapat menimbulkan perhatian. Pesan atau materi harus dirumuskan sedemikian rupa, sehingga ia mencakup pengertian yang sama dan dengan lambang-lambang yang dapat dimengerti. Memperhatikan audience, penerima (audience) yang baik adalah harus sehat jasmani dan
ruhani, menjadi pendengar yang baik dan bersikap positip. Disamping itu instruktur juga harus mengenal karakteristik audiencenya dengan baik dan juga siapa dihadapannya. Hal ini dapat disesuaikan, pola apa yang akan dipakai. Memiliki wawasan yang luas, jika wawasan seorang instruktur luas maka dengan mudah ia
dapat melakukan inovasi dan variasi (improvisasi) dalam penyampaian materinya. Kemudian Kemudian instruktur instruktur juga perlu memperhatikan memperhatikan bagaimana agar penyajian penyajian materi materi itu dapat lancar, efektif, komunikatif, komunikatif, dan menimbulkan simpatik simpatik untuk itu diperlukan beberapa hal : a. Tahu pokok pembicaraan (kuasai materi), kita kita perlu mengetahui apa yang menjadi pokok pembicaraan. Jika kita mengetahui pokok pembicaraan maka penyampaian akan lancar. b. Kenali siapa sasaran sasaran (lawan bicara), bicara), dalam penyampaian penyampaian materi kita sebisa mungkin mengetahui latar belakang, status sosial, hobby, kesenangan, suku, dan sebagainya yang berhubungan dengan audience. Jika kita mengetahui semua latar belakang yang ada dalam proses penyampainya akan lancar. c. Jadila Jadilah h pendenga pendengarr yang yang baik, baik, seoran seorang g instru instruktu kturr menjad menjadii pendenga pendengarr bukan bukan berart berartii menjadi pasif. Tapi diperlukan kesabaran supaya dalam feed backnya akan lebih tepat, dan menjadi pendengar yang baik akan menimbulkan rasa simpatik dari audience. d. Selami Selami pikiran dan perasaan lawan lawan (empathi), (empathi), dalam penyampaian penyampaian materi kita dipacu untuk mengetahui mengetahui pikiran pikiran dan perasaan perasaan lawan bicara, sehingga apa yang diinginkannya diinginkannya kita sudah ketahui lebih dahulu. Jika hal ini sudah terjadi maka dalam penyampaian materinya kita akan disebut sebagai penolong. e. Teramp Terampil il dalam dalam mengaj mengajukan ukan pertan pertanyaa yaan, n, merupa merupakan kan sebuah sebuah hal yang yang sangat sangat pentin penting g dalam sebuah forum. Dengan mengajukan mengajukan pertanyaan pertanyaan kita dapat mengetahui mengetahui kebutuhan kebutuhan seseor seseorang ang dan juga juga hal-ha hal-hall yang yang tidak tidak disuka disukainy inya. a. Disamp Disamping ing itu pertan pertanyaa yaan n dapat dapat menghidupkan suasana forum. f. Mampu memberik memberikan an tanggapan tanggapan (feed back), back), artinya artinya kita mengulang mengulang kembali apa yang yang dikatakan oleh lawan bicara dengan menggunakan kata-kata kita sendiri dan menanyakan yang dimaksud olehnya. g. Jangan mengkriti mengkritik k audience (pendapat). (pendapat). Apabila Apabila anda dalam penyampaian penyampaian materi materi sering 3
melakukan kritik terhadap pendapat audience, berarti anta tidak membuat hubungan yang harmonis, anda boleh saja tidak setuju dengan pendapat audience, tetapi gunakan cara yang lebih halus untuk mengatakan pendapat anda. h. Latih Latih diri diri untuk untuk bisa bisa humor, humor, percakapa percakapan n yang yang slelau slelau serius serius bisa bisa membua membuatt audience audience merasa tegang. Humor diprulukan untuk membuat suasana percakapan menjadi riang, hidup dan berahabat. Bila perlu anda perhatikan, jangan sampai humor tersebut menjadi bumerang atau membuat audience kecewa. i.
Jangan Jangan memonopol memonopolii pembic pembicara araan an dalam dalam jangka jangka waktu waktu yang yang lama. lama. Jangan Jangan sekali-k sekali-kali ali menguasai atau memonopoli pembicaraan tanpa memberikan kesempatan kepada audience. Jika anda memiliki tipe seperti ini, sebisa mungkin anda latih untuk menjadi pendengar yang baik.
j.
Jangan Jangan memoto memotong ng pembic pembicara araan an audience audience,, dalam dalam proses proses pemberian pemberian materi materinya nya jangan jangan sampai kita memotong pembicaraan audience disamping tidak etis, juga terkesan anda tidak menghargai lawan bicara.
k. Selalu Selalu menyebut nama diri lawan bicara bicara apabila dalam penyampaian penyampaian materi. materi. Usahakan untuk menyebut nama lawan bicara bicara kita (audience), (audience), sebab seseorang seseorang jika sering dipang dipanggil gil dengan dengan nama nama dia (audie (audience nce)) akan merasa merasa diperh diperhati atikan, kan, sepert sepertii kata kata Dale Dale Carnegie: “bahwa nama bagi seseorang adalah kata terindah dan terpenting”. l.
Tunjukkan antusiasme dalam membawakan materi, apabila apabila anda berbicara tanpa antusi antusiasm asme, e, maka maka anda sedang sedang mengkom mengkomuni unikas kasika ikan n suatu suatu sikap sikap bahwa bahwa anda tidak tidak tertarik atau anda tidak ingin berbicara lama-lama.
m. Tunjukkan Tunjukkan sikap bersahabat, bersahabat, dalam forum anda harus menunjukkan persahabatan, persahabatan, yaitu dengan kata-kata yang lembut dan enak didengar. Maka proses penyampaian materi akan lebih terasa harmonis.
3.2 Beberapa Beberapa Metode Metode Dialog Dialog
Dialog dapat diartikan sebagai pembicaraan antara dua pihak atau lebih yang dilakukan melalui tanya jawab dan didalamnya terdapat kesatuan topik atau tujuan pembicaraan. Dengan demikian dialog dialog merupa merupakan kan jembat jembatan an yang yang menghub menghubungk ungkan an pemiki pemikiran ran seseor seseorang ang dengano denganoran rang g lain. lain. Sebuah dialog akan melahirkan paling tidak dua kemungkinan: kedua belah pihak terpuaskan dan hanya pihak tertentu saja yang terpuaskan. Bagaimanapun hasilnya, dialog sangat menguntungkan menguntungkan orang ketiga, ketiga, yaitu yaitu si penyimak atau pembaca (contoh: jika komunikan sedang 4
membaca membaca atau mendengarkan mendengarkan hasil dari forum sumbang saran). Lewat dialog seorang seorang pembaca pembaca yang yang betulbetul-bet betul ul memper memperhat hatika ikan n materi materi dialog dialog akan akan memper memperole oleh h nilai nilai lebih, lebih, baik baik berupa berupa penambahan wawasan atau penegasan identitas diri. Keuntungan yang diperoleh pihak pembaca sangat berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki dialog, yaitu:
Pertama, Pertama, biasanya topik dialog tersaji secara sistematis karena kedua belah pihak “menarik dan mengulur” mengulur” materi sehingga tidak membosankan. membosankan. Bahkan kondisi itu akan mendorong pembaca mengikuti seluruh pembicaraan.
Kedua, Kedua, lewat metode dialog, pembicara akan tertuntut untuk mengikuti dialog hingga selesai agar dia dapat mengetahui kesimpulan apa yang dihasilkan dari dialog tersebut. Dan biasanya, keinginan untuk mengetahui kesimpulan merupakan penetral rasa bosan atau jenuh.
Ketiga, Ketiga, lewat dialog, perasaan dan emosi lawan bicara (pembaca/pendengar) akan terbangkitkan dan terarah sehingga idealismenya terbina danpola pikirnya betul-betul merupakan pancaran jiwa.
Keempat , topik pembicaraan disajikan secara realistis dan manusiawi sehingga dapat menggiring manusia pada kehidupan dan perilaku yang lebih baik lagi. Proses seperti sangat menunjang terwujudnya tujuan sebuah pendidikan/pengajaran khususnya pendidikan Islam/pengajaran islami (dakwah). Kemudian dibawah ini penulis akan menyajikan beberapa macam metode dialog yang akan dibahas secara praktis dan lebih dikontekskan kepada Alqur’an dan As sunnah.
1) Dialog Dialog Deskriptif Deskriptif Dalam bahasa Indonesia Indonesia deskriptif deskriptif berarti berarti : menggambarkan menggambarkan secara gamblang gamblang dan objektif. objektif. Dialog deskriptif disajikan dengan deskripsi atau gambaran orang yang tengah berdialog. Pendes Pendeskri kripsi psian an itu melipu meliputi ti gambar gambaran an kondis kondisii hidup hidup dan psikol psikologi ogiss orangorang-ora orang ng yang yang berdialog sehingga kita dapat memahami kebaikan dan keburukan. Selain itu, pendeskripsian itu berpengaruh juga pada mentalitas seseorang sehingga perasaan ketuhanan atau perilaku positip manusia akan berkembang. Dan Al qur’an sangat banyak memberikan contohnya, antara lain: surat Ash-shaffat, 20-32. Melalui deskripsi ayat diatas maka kita dapat menyimpulkan dampak edukatip dari dialog deskriptif itu adalah: 5
Dialog Dialog deskri deskripti ptiff menyaj menyajika ikan n kehidu kehidupan pan psikol psikologi ogiss penghun penghunii neraka neraka dan penghun penghunii surga. surga. Dialog Dialog terseb tersebut ut memeber memeberika ikan n citra citra kepada kepada pembaca pembacanya nya tentan tentang g gambar gambaran an pengaku pengakuan an para para ahli ahli surga surga dan neraka neraka,, sehing sehingga ga dapat dapat menimbulkan perasaan ketuhanan dan mampu menyentuh mentalitas pembac pembacany anyaa (dengan (dengan gambar gambaran an yang yang cukup cukup jelas) jelas) yang yang nantiny nantinyaa dapat dapat memberikan pemahaman bagi diri mereka manakah deskripsi yang mereka ambil ?
Seperti halnya dialog sindiran, dialog deskriptifpun bertumpu pada pemberian sugesti. Ayatayat diatas memberikan peringatan kepada kita melalui deskripsi tempat kembali orangorang orang dzalim. dzalim. Sepert Sepertii yang yang telah telah disebut disebutkan kan tadi tadi pengar pengarush ush sugest sugestii ebih ebih besar besar daripa daripada da pemberitahuan yang langsung. Namun dalam pemberiannya tak salah jika kita menanyakan langsung kepada audience, misalnya tempat kembalinya kaum kafir dari segala penyebabnya. Hal ini dilakukan agar dapat menjadi ukuran sampai sejauh mana mereka menyimak dan memahami gambaran yang kita berikan. Dan hal ini dituntut agar sang sang penyaji mampu untuk mengem mengemban bangkan gkan perasa perasaan an dan emosi emosi audien audience. ce. Selain Selain menyaj menyajika ikan n deskri deskripsi psi mengen mengenai ai penghun penghunii neraka, neraka, Alqur’ Alqur’an an juga juga menyaj menyajika ikan n deskri deskripsi psi mengena mengenaii penghun penghunii surga, surga, dan pendeskripsian ini berguna agar audience mampu melihat alternatif yang disajikan (surga) sebagai jalan keluar (solusi) yang terbaik untuk menentukan sikapnya. Contoh: surat As Shaffat, 50-57.
2) Dialog Dialog Naratif Naratif Dialog naratif berarti pemberian sebuah alur cerita yang jelas (dramatik). Dialog ini berarti memeberikan sebuah alur cerita terhadap pokok bahasan bagi audience yang nantinya dapat memberikan perhatian. Dalam penyajian naratif naratif ini biasanya audience lebih dapat mengerti tentang tentang pembahasan pembahasan karena penyajiannya penyajiannya lebih fleksibel. fleksibel. Dan tentunya tentunya penyajian penyajian secara narati naratif, f, diakhi diakhirr cerita cerita diberi diberikan kan sebuah sebuah penjela penjelasan san tentan tentang g pokok pokok pelaja pelajaran ran yang yang harus harus diambil/ secara tersurat (bisa juga secara tersurat/implisit). Sebagai contohnya biasa dilihat dalam surat Hud, 84-95. Dialog naratif memberikan dampak edukatif yang sangat menakjubkan, disamping dapat memeprngaruhi penalaran, dialog naratifpun mampu mempengaruhi mentalitas daya tahan seseorang. Dalam ayat diatas dialog naratif memberikan kesimpulan yang jelas sehingga jelas pulalah 6
tempat tempat kembal kembalii orangorang-ora orang ng yang yang dzalim dzalim dan orang-o orang-oran rang g yang yang berima beriman n kelak kelak melalu melaluii dialog dan tahapan yang terjalin kuat dan utuh. Hal tersebut ini akan memotivasi audience/pembaca untuk menyimak kisah tersebut untuk merenungkan makna yang terdapat didalamnya. Melalui dialog tersebut audience dapat dibengkitkan dalam hal jiwa maupun pemikiran dan imaji ketuhanan, terutama yang berhubungan dengan persoalan dunia dan ikatan kehidupan kemasyarakatan.
3) Dialog Dialog Argumentati Argumentatif f Dialog argumentatif berarti mengadakan sebuah proses dialog yang didasari dengan argumen-argumen yang kuat (hujjah), yang nantinya mampu menghasilkan pengertian yang lebih dapat dipertanggungjawabkan (karena disertai dengan bukti-bukti yang jelas). Kita mengad mengadakan akan dialog dialog argume argumenta ntatif tif dengan dengan landas landasan an Qur’an Qur’an maka maka kita kita akan akan menemu menemukan kan diskusi atau perdebatan yang diarahkan kepada pengokohan argumen (hujjah) atas kaum musyrikin (jahiliyah) agar mereka mengakui pentingnya keimanan dan keesaanNya serta mengakui bahwa Islam adalah agama yang Haq. Sebagai contohnya kita dapat lihat surat An Najm, 1-18, 19-20, 21-23. Dalam prosesnya dialog argumentatif memiliki memiliki dampak edukatif berikut ini (sesuai dengan ayat diatas): a) Dialog argumentatif membina semangat untuk membela yang h aq, dan memilih kebenar kebenaran an dan senant senantias iasaa mencar mencarii argume argumenta ntasi si yang yang betulbetul-bet betu u kuat dalam dalam setiap setiap pernyataan ketuhanannya (da’wah). Hal inilah yang harus dikembangkan. b) Melalui Melalui pemberian pemberian sugesti, dialog argumentatif argumentatif mampu mendidik mendidik penyimaknya penyimaknya untuk membenci kebathilan, ide-ide kemusyrikan, atheisme, serta kedunguan dan kebathilan ide-ide tersebut (pengauatan Hujjah). c) Dialog argumentatif dapat membina akal agar manusia dapat berfikir sehat dan mencapai berbagai kebenaran melalui metode yang valid berikut ini ;
Pertama, metode konklusi (penyimpulan). Jika kita menemukan sebuah premis yang memliki tiga buah preposisi lantas ternyata prreposisi yang pertam pertamaa dan kedua kedua gugur, gugur, pasti pastilah lah bahwa bahwa preposi preposisi si yang yang ketiga ketiga yang yang benar dan harus dipertimba dipertimbangkan ngkan lebih jauh lagi. Contoh: surat At Thur : 35-37.
Kedua, metode analogi (perumpamaan) yang shahih. Contoh: surat Al 7
Isra: 49-51.
Ketiga, metode berfikir yang topikal dan realistis serta penarikan argumentasi dari hal-hal yang konkret untuk ememcahkan sesuatu hal yang ghoib. Contoh peristiwa Ibrahim dengan raja Namrudz dalam surat Al Baqarah: 258. sebagai contoh konkretnya lagi dengan menjelaskan fenomena-fenomena alam yang ada; karena hal tersebut pasti diatur oleh kekuatan di luar batas kemampuan manusia, dengan hal ini manusia diajak untuk berfikir logis bahwa ada sebuah kekuatan besar di balik semua itu, yaitu Tuhan.
Dengan Dengan bebera beberapa pa metode metode dialog dialog yang yang mampu mampu member memberika ikan n sebuah sebuah intern internali alisas sasii secara secara mendal mendalam, am, sebena sebenarny rnyaa masih masih ada lagi lagi beberap beberapaa metode metode dialog dialog yang yang belum belum dijela dijelaska skan, n, diantaranya adalah: dialog Ta’abudi dan Khitabi (karena lebih spesifik masuk ke dalam Islam), Islam), dialog dialog persuasif persuasif (pendekatan emosional) emosional) dan dialog dialog Nabawi (lebih dispesifi dispesifikasik kasikan an kepada teladan nabi Muhammad sebagai pengejawantahan nilai-nilai Qur’an). Untuk lebih jelasnya anda dapat membaca buku pendidikan Islam di rumah, Sekolah dan Masyarakat (pengarang: Abdurrahman An Nahlawi --- Gema Insani Press).
IV.
ASPEK-A ASPEK-ASPE SPEK K YANG YANG HARUS HARUS DICAPA DICAPAII
Setelah panjang lebar kita sama-sama memahami sebuah peran dan fungsi seorang instruktur dan mengetahui sebagian trik-trik dalam hal komunikasi terhadap lawan bicara, tentunya ada sebuah target yang diharapkan diharapkan dari proses proses penyampaian penyampaian tersebut. tersebut. Aspek-aspek Aspek-aspek apa sajakah sajakah yang harus kita capai dalam proses komunikasi sebagai seorang instruktur terhadap audience. Ada tiga buah aspek yang harus kita capai agar proses keinstrukturan tersebut berhasil, yaitu: 1) Aspe Aspek k kogin koginit itif if
: yang yang bera berart rtii mamp mampu u memb member erik ikan an pema pemaha hama man n terh terhad adap ap lawa lawan n
bicara terhadap materi yang kita tawarkan. 2) Aspek affektif affektif
:
yang
berarti berarti
dalam
membawakan membawakan
materi, materi,
kita
mampu
memberikan memberikan sebuah kerangka kerangka pemahaman pemahaman yang nantinya akan merangsang merangsang audience untuk memikirkan, menelaah lagi, terhadap materi yang kita sampaikan. Singkatnya lagi kita mampu memberikan sebuah internalisasi (penyadaran diri). 3) Aspek motorik: motorik: yang merupakan wujud dari kedua aspek diatas, diatas, yaitu dimana audience 8
melakukan tindakan yang selaras sebagaimana diharapkan dengan penyampaian materi/pes materi/pesan an tersebut,; tersebut,; yaitu untuk melakukan melakukan atau untuk tidak melakukan. melakukan. Atau secara dekatnya kita bisa melihat sebuah tujuan dari d ari setiap proses komunikasi, yaitu adalah : Menciptakan pengertian yang sama atas setiap lambang-lambang yang
disampaikan. Merangsang Merangsang pemikiran pihak receptor receptor organisme organisme untuk memikirkan memikirkan pesan
dan ransangan yang ia terima. Melakukan Melakukan sesuatu sesuatu tindakan tindakan yang selaras selaras sebagaimana sebagaimana diharapkan diharapkan dengan
penyampaian pesan tersebut, yaitu melakukan atau untuk tidak melakukan. Mempengaruhi
komunikan untuk bertindak sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh kominikator. Agar terjadi komunikan komunikan timbal balik atau dua arah yang dinamis. Jika ketiga ketiga
aspek diatas tercapai maka sebuah proses penyampaian materi akan mencapai sebuah tanggapan yang maksimal dan sebagai instruktur maka dia mampu melakukan peran dan fungsinya secara sukses….
V.
PENUTUP
“Demi masa………………..s masa………………..sesunggu esungguhnya hnya manusia manusia itu benar-benar benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salah….” (Al Ashr, 1-3).
Semoga dalam materi ini kita sama-sama mampu meningkatkan kualitas diri kita dalam hal keinst keinstruk ruktur turan an dan juga juga semoga semoga kita kita sama-s sama-sama ama memaha memahami mi bahwa bahwa setela setelah h membac membacaa dan mere merenu nung ngii mate materi ri ini ini kita kita akan akan lebi lebih h bera berani ni lagi lagi untu untuk k tamp tampil il di masy masyar arak akat at kit kit dala dalam m menyampaikan amanah dan sebagai aktualisasi dan keimanan kita dan juga hal yang perlu kita tanamkan benar-benar. “ Bahwa keimanan kita berbanding lurus dengan amal ibadah kita dalam masyarakat kita”. Billahi taufik walhidaah wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”
Penulis, 14 Agustus 1996
9
REFERENSI
Etika Komunikasi, pengarang: Drs. Poniman dan Drs. Darlin Turnip.
Pendid Pendidika ikan n Islam Islam di Rumah, Rumah, Sekola Sekolah, h, dan Masyar Masyaraka akat, t, pengara pengarang: ng: Abdurra Abdurrahma hman n An Nahlawi, Gema Insani Press.
Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of of Current English, pengarang: AS. Hornby, Oxford.
Tafsir Alqur’an terbitan Deparemen Agama.
WAKTU
:
3 jam
TUJUAN MATERI :
Member Memberika ikan n pemaha pemahaman man mengen mengenai ai dasardasar-das dasar ar keinst keinstruk ruktur turan an sebagai sebagai dasar dasar aktual aktualisa isasi si di masyarakat.
TIU
:
1. Peserta dapat memahami definisi keinstrukturan. 2. Peserta dapat memahami memahami peran dan fungsi seorang instruktur. instruktur. 3. Peserta Peserta dapat mengetahui mengetahui aspek-aspek aspek-aspek yang harus dicapai dicapai dalam keinstrukturan. 4. Pesert Pesertaa dapat dapat memaha memahami mi bahwa bahwa Al qur’an qur’an (Islam) (Islam) merupa merupakan kan konsep pengajaran yang jelas dan benar.
TIK
:
1. Peserta Peserta dapat membedakan membedakan peran antara guru dan instruktur. 2. Peserta Peserta dapat menjelaskan menjelaskan peran peran dan fungsi instruktur. 3. Peserta Peserta dapat menguasa menguasaii kemampuan kemampuan dasar dasar yang harus dimiliki seorang instruktur. 4. Pesert Pesertaa dapat dapat memahami memahami peran dan fungsi fungsi dialog dalam kientrukturan. 10
5. Peserta Peserta dapat menjadikan al qur’an dan sunnah sebagai landasan keinstrukturan 6. Pesert Pesertaa dapat dapat memaha memahami mi aspekaspek-asp aspek ek dari dari tujuan keinstrukturan.
Selamat mencoba
11