mengisahkan tentang bagaimana anatomi hidung dan penyakit corpus alienum pada anakDeskripsi lengkap
mengisahkan tentang bagaimana anatomi hidung dan penyakit corpus alienum pada anak
sopDeskripsi lengkap
Sop Corpus Alineum Telinga-hidungFull description
SOP Benda Asing
sopFull description
referatFull description
Deskripsi lengkap
referatDeskripsi lengkap
PENANGANAN FURUNKEL PADA HIDUNG
SOP
UPTD PUSKESMAS KEDUNGREJO
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit
: :0 : 5 AGUSTUS 2016
Halaman
: 1/2 Kepala UPTD Puskesmas Kedungrejo
Dr. FERDAUS NIP. 19700530 200701 1 008
1. Pengertian
Furunkel adalah infeksi dari kelenjar sebasea atau folikel rambut yang melibatkan jaringan subkutan. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat data spesifik yang menunjukkan prevalensi furunkel. Furunkel umumnya terjadi paling banyak pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penangananFurunkel pada hidung
3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor penanganan Furunkel pada hidung.
4. Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer . 1. Petugas melakukan anamnesa pasien dengan keluhan nyeri di hidung, seperti ada benjolan. 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik. 3. Petugas menegakkan diagnosa 4. Petugas melakukan tindakan pada pasien dengan furunkel dengan cara sebagai berikut: a. Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya. b. Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya. c. Berikan pengobatan topikal dengan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam
5. Prosedur
tentang
untuk mencegah penularan ke daerah lain. d. Jika memungkinkan untuk membuka furunkel, maka lakukanlah dengan cara berikut : - Beri penjelasan pada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan atau berikan inform consent. - Ambillah sebilah pisau bedah steril dan insisi furunkel dengan segera pada puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya untuk membuat jalan keluar bagi pus. - Tutuplah luka dengan kasa kering. Usahakan agar satu sudut dari kasa dimasukkan agar jalan tetap terbuka dan pus dapat keluar. - Berikan analgesik, misalnya aspirin atau parasetamol. - Bersihkan alat-alat. - Ingatkan keluarga untuk mengganti perbannya secara periodik. - Terapi antbiotik lokal dan antiseptik dibrikan tergantung pada luas dan beratnya penyakit, misalnya dengan pemberian achromycin 250mg sebanyak 34x/hari. - Jika disertai demam berika antibiotik sistemik. - Terapi antimikrobial harus dilanjutkan sampai semua inflamasi berkurang. 5. Petugas memberikan Konseling dan Edukasi individu dan keluarga. - Jaga kebersihan tubuh sepanjang hari. - Upayakan lingkungan selalu bersih. - Ventilasi udara di ruangan harus cukup. - Asupan gizi harus terpenuhi
6. Diagram Alir
Anamnesa : Keluhan nyeri di hidung, sepertiada benjolan.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaanpenunjan g Diagnosa
Terapi : a. b. c.
d. -
-
-
Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya. Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya. Berikan pengobatan topikal dengan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan ke daerah lain. Jika memungkinkan untuk membuka furunkel, maka lakukanlah dengan cara berikut : Beri penjelasan pada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan atau berikan inform consent. Ambillah sebilah pisau bedah steril dan insisi furunkel dengan segera pada puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya untuk membuat jalan keluar bagi pus. Tutuplah luka dengan kasa kering. Usahakan agar satu sudut dari kasa dimasukkan agar jalan tetap terbuka dan pus dapat keluar. Berikan analgesik, misalnya aspirin atau parasetamol. Bersihkan alat-alat. Ingatkan keluarga untuk mengganti perbannya secara periodik. Terapi antbiotik lokal dan antiseptik dibrikan tergantung pada luas dan beratnya penyakit, misalnya dengan pemberian achromycin 250mg sebanyak 3-4x/hari. Jika disertai demam berika antibiotik sistemik. Terapi antimikrobial harus dilanjutkan sampai semua inflamasi