Jenis Hubungan Pada Belitan Transfo ransformator rmator Tiga Phasa Ph asa Dipakai Bersama Bersama3 Sebenarnya artikel ini adalah artikel dasar yang menarik untuk diulas kembali disini. Karena pembahasan tentang transformator 3 phasa yang umum dipakai diindustri atau sistem distribusi listrik PLN ini, banyak sekali terdapat cabang keilmuannya. Antara lain adalah tentang polaritas, polaritas, vektor grup, grup, name plate, plate, sistem proteksi dan lainnya, yang apabila dibahas secara utuh akan lumayan l umayan memakan banyak waktu dan pikiran.
Khusus kali ini saya hanya akan membahas tentang jenis-jenis hubungan pada belitan transformator 3 phasa, yang terkadang membuat bingung bagi yang baru mempelajarinya.
Pada prinsipnya metode atau cara merangkai belitan kumparan di sisi primer dan sekunder Transformator, umumnya dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubungan bintang, hubungan delta, dan hubungan zig zag. 1. Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y) Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing termi nal dihubungkan secara
bintang. Titik netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang kecil,pada transformator tegangan tinggi
Gambar 6 Trafo Hubungan Bintang Bintang
2. Trafo Hubung Segitiga-Segitiga Segitiga-Segitiga (Δ - Δ) Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan.
Gambar 7 Trafo Hubungan Delta Delta
3. Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - Δ) Pada hubung ini, kumparan pafa sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi dimana tegangan nantinya akan diturunkan (Step- Down). Perbandingan tegangan jala- jala 1/√3 kalinper bandingan lilitan transformator. Tegangan sekunder tertinggal 300 dari tegangan primer.
Gambar 8 Trafo Hubungan Bintang Delta
4. Trafo Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y) Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan tegangansekunder mendahului sebesar 30° dari tegangan primernya.
Gambar 9 Trafo Hubungan Delta Bintang
5. Hubungan Zig Zag Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.Untuk menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan menghubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zigzag. Dalam hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan secara khusus (lihat gambar)
Gambar 10 Trafo Hubungan Zig Zag
Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan sedemikian rupa, supaya arah aliran arus didalam tiap-tiap kumparan menjadi bertentangan. Karena e1
tersambung secara berlawanan dengan gulungan e2, sehingga jumlah vektor dari kedua tegangan itu menjadi : eZ1 = e1 – e2 eZ2 = e2 – e3 eZ3 = e3 – e1 eZ1 + eZ2 + eZ3 = 0 = 3 eb Tegangan Titik Bintang eb = 0 e1 = e/2 nilai tegangan fasa ez = e/2 √3 sedangkan tegangan jala jala
Ez = ez √3 = e/2 √3
6. Transformator Tiga Fasa dengan Dua Kumparan Selain hubungan transforamator seperti telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, ada transformator tiga fasa dengan dua kumparan. Tiga j enis hubungan yang umum digunakan adalah :
V - V atau “ Open Δ “ “ Open Y - Open Δ “ Hubungan T – T
Hubungan Open Delta Ini dimungkinkan untuk mentransformasi sistem tegangan 3 fasa hanya menggunakan 2 buah trafo yang terhubung secara open delta. Hubungan open delta identik dengan hubungan delta delta tetapi salah satu trafo tidak dipasang. Hubungan ini jarang digunakan karena load capacity nya hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya. Sebagai contoh: Jika dua buah trafo 50 kVA dihubungkan secara open delta, maka kapasitas terpasang yangseharusnya adalah 2 x 50 = 100 kVA. Namun, kenyatannya hanya dapat menghasilkan 86.6 kVA, sebelum akhirnya trafo mengalami overheat. Dan hubungan open delta ini umumnya digunakan dalam situasi yang darurat.
Gambar 11 Trafo Hubungan open Delta / V – V
Kekurangan Hubungan ini adalah :
Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira kira 86,6% dari faktor daya beban seimbang. Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban bertambah.
Gambar 13 Trafo hubungan Open Y open Delta
Hubungan Open Y - Open Δ diperlihatkan padaGambar diatas, ada perbedaan dari hubungan V - V karena penghantar titik tengah pada sisi primer dihubungkan ke netral (ground). Hubungan ini bisa digunakan pada transformator distribusi. Hubungan Scott atau T - T Hubungan ini merupakan transformasi tiga fasa ke tiga fasa dengan bantuan dua
buah transformator (Kumparan). Satu dari transformator mempunyai “Centre Taps “ pada sisi primer dan sekundernya dan disebut “ Main Transformer“. Transformator yang lainnya mempunyai “0,866 Tap“ dan disebut “Teaser Transformer “. Salah satu ujung dari sisi primer dan sekunder “teaser Transformer” disatukan ke “ Centre Taps” dari “ main transformer “. “ Teaser Transformer” beroperasi hanya 0,866 dari kemampuan tegangannya dan kumpa ran “ main transformer “ beroperasi pada Cos
30 ° = 0,866 p.f, yang ekuivalen dengan “ main transformer “ bekerja pada 86,6 % dari kemampuan daya semunya
Gambar 12 Hubungan Scott atau T-T
Kesimpulannya adalah Transformator 3 fasa banyak di aplikasikan untuk menangani listrik dengan daya yang besar. Terdapat berbagai macam hubungan pada trafo tiga fasa yang dalam penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan rating tegangan yang akan dipikulnya. Salah satu hubungan pada trafo tiga fasa yang sering di pakai adalah Hubungan Delta Bintang dan Bintang Delta, kedua jenis hubungan ini biasanya dipakai dalam sistem tenaga listrik khususnya pada bagian transmisi listrik untuk menaikkan tegangan (Δ-Y) dan menurunkan tegangan (Y - Δ ). Untuk suatu keadaan darurat, trafo hubung delta dapat dibuat menjadi open delta namun dengan kapasiatas hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya.
Sumber: Sumardjati, Prih, dkk & http://electric-mechanic.blogspot.com
Hubungan Transformator Tiga Phasa dan Rumus October 14, 2015 suprianto Leave a comment
Sekarang saya akan berbagi masalah hubungan transformator, hubungan transformator
biasanya hanya terdapat Δ dan Y saja, ternyata ada juga hubungan zigzag yaa.. hhe, disini juga akan berbagi tentang rumus-rumus perhitungannya dan jenis-jenis transformator 3 fasa. Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu : Hubungan Bintang (Y)
hubungan
Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC masing-masing berbeda 120°. Transformator tiga phasa hubungan bintang. Dari gambar diperoleh bahwa : IA = IB = IC = IL IL = Iph VAB = VBC = VCA = VL-L VL-L = Vph Dimana : VL-L = tegangan line to line (Volt) Vph = tegangan phasa (Volt) IL = arus line (Ampere) Iph = arus phasa (Ampere) Hubungan Segitiga/ Delta (Δ)
Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-masing berbeda 120°. Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta. Dari gambar diperoleh bahwa : IA = IB = IC = IL IL = Iph VAB = VBC = VCA = VL-L VL-L = Vph Dimana : VL-L = tegangan line to line (Volt) Vph = tegangan phasa (Volt) IL = arus line (Ampere) Iph = arus phasa (Ampere) Hubungan Zigzag
Transformatorzig – zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik netral. Pada transformator zig – zag masing – masing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian dan masing – masing dihubungkan pada kaki yang berlainan. Transformator tiga phasa hubungan zig-zag. Perbandingan Rugi- rugi untuk tiap kumparan yang terhubung Y, Δ, Zig -zag adalah:
Dimana : iY = arus pada kumparan yang terhubung Y
ρ = hambatan jenis tembaga
LY = panjang kumparan yang terhubung Y AY = Luas penampang kumparan yang terhubung Y
AΔ = Luas penampang kumparan yang terhubung Δ
AZZ = Luas penampang kumparan yang terhubung Zig-zag
J enis-Jenis H ubungan Transformator Tiga Phasa Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan kombinasi Y-Y, Y- Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat dihubungakan secara berliku-liku (zig- zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ -Z, dan Y-Z. Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini digunakan untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara bintang dengan beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini pembahasan hubungan transformator tiga phasa secara umum :
Hubungan Wye-wye (Y-Y)
Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya. Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder pada transformator hubungan Y-Y adalah :
Gambar Transformator 3 phasa hubungan Y-Y.
Hubungan Wye-delta (Y-Δ)
Transformator hubungan Y- Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik tegangan. Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio setiap trafo. Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y -Y atau trafo Δ-Δ. Hubungan transformator Y-Δ dapat dilihat pada Gambar Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa primer (VLP=√3VPhP), dan tegangan kawat ke ka wat sekunder sama dengan tegangan phasa (VLS=VphS), sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada hubungan Y- Δ adalah :
Gambar Transformator 3 phasa hubungan Y- Δ.
Hubungan Delta-wye (Δ-Y)
Transformator hubungan Δ -Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan transmisi ke tegangan rendah. Transformator hubungan Δ -Y dapat dilihat pada Gambar Pada hubungan Δ -Y, tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer (VLP=VphP ), dan tegangan sisi sekundernya ( VLS=√3VphS), maka perbandinga n tegangan pada hubungan Δ-Y adalah :
GambarTransformator 3 phasa hubungan Δ -Y.
Hubungan Delta – delta (Δ-Δ)
Pada transformator hubungan Δ -Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka perbandingan tegangannya adalah :
Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ -Δ adalah : IL=√3Ip Dimana : IL = arus line to line IP = arus phasa
Sekian dulu Listrik tentang transformator terimakasih sudah mau membaca. Semoga bermanfaat
Transformator (trafo) 3 Fasa Elektronika, Transformator (Trafo)
Sejauh ini kita telah melihat konstruksi dan operasi fasa tunggal, dua transformator tegangan berliku yang dapat digunakan untuk meningkatkan atau menurunkan tegangan sekundernya sehubungan dengan tegangan supply primer. Tapi tegangan transformator juga dapat dibangun untuk koneksi ke tidak hanya satu fasa tunggal, tapi untuk dua fasa, tiga fasa, enam f asa dan bahkan kombinasi yang rumit hingga 24 fasa untuk beberapa transformator rektifikasi DC. Jika kita mengambil trafo tiga fasa tunggal dan menghubungkan gulungan primer mereka satu sama lain dan gulungan sekundernya satu sama lain dalam konfigurasi tetap, kita dapat menggunakan transformator pada supply tiga fasa. Tiga fasa, juga ditulis sebagai supply 3- fasa atau 3φ digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, transmisi, dan distribusi, serta untuk semua keperluan industri. Supply tiga fasa memiliki banyak keunggulan listrik dibanding daya fasa tunggal dan ketika mempertimbangkan trafo tiga fasa, kita harus menghadapi tiga tegangan bolak-balik dan arus yang berbeda dalam fasa-waktu sebesar 120 derajat s eperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Tiga (3) Fasa Tegangan dan Arus
Dimana: VL adalah tegangan line-to-line, dan V P adalah tegangan fasa ke netral. Transformator tidak dapat bertindak sebagai perangkat yang mengubah fasa dan mengubah fasa tunggal menjadi tiga-fasa atau tiga-fasa menjadi fasa tunggal. Untuk membuat koneksi transformator yang kompatibel dengan persediaan tiga fasa, kami perlu menghubungkannya secara bersamaan dengan cara tertentu untuk membentuk Konfigurasi Transformator Tiga Fasa .
Sebuah trafo 3 fasa atau 3φ transformator dapat dibangun baik dengan menghubungkan bersama-sama tiga transformator fasa tunggal, sehingga membentuk apa yang disebut trafo 3 fasa , atau dengan menggunakan satu pra-rakitan, dan seimbang yang terdiri dari tiga pasang tunggal gulungan fasa dipasang pada satu inti laminasi tunggal. Keuntungan membangun trafo 3 fasa tunggal adalah bahwa untuk nilai kVA yang sama, akan lebih kecil, lebih murah dan lebih ringan dari tiga transformator fasa tunggal yang dihubungkan bersamaan karena inti tembaga dan besi digunakan lebih efektif. Metode untuk menghubungkan gulungan primer dan sekunder sama, baik dengan menggunakan satu trafo 3 fasa atau tiga Transformator fasa Tunggal yang terpisah . Pertimbangkan rangkaian di bawah ini:
Konfigurasi Rangkaian Hubungan Trafo 3 Fasa
Gulungan primer dan sekunder dari transformator dapat dihubungkan dalam konfigurasi yang berbeda seperti yang ditunjukkan untuk memenuhi hampir semua kebutuhan. Dalam kasus gulungan trafo 3 fasa , tiga bentuk sambungan dimungkinkan: "bintang" , "delta" dan "bintang saling berhubungan" (zig-zag). Kombinasi dari tiga gulungan dapat dihubungkan dengan delta-terhubung primer dan bintang-terhubung sekunder, atau star-delta, star-star atau delta-delta, tergantung pada
penggunaan Transformator . Ketika Transformator digunakan untuk menyediakan tiga atau lebih fasa, mereka umumnya disebut sebagai Transformator Polyphase .
Konfigurasi Trafo 3 Fasa Hubungan Star dan Delta Tapi apa yang kita maksud dengan "bintang" dan "delta" saat berhadapan dengan koneksi trafo 3 fasa. Sebuah trafo 3 fasa memiliki tiga set gulungan primer dan sekunder. Bergantung pada bagaimana rangkaian gulungan ini saling berhubungan, tentukan apakah sambungan tersebut adalah konfigurasi bintang atau delta. Tiga voltase yang tersedia, yang masing-masing terlantar dar i yang lain dengan 120 derajat kelistrikan, tidak hanya memutuskan jenis koneksi listrik yang digunakan pada kedua sisi primer dan sekunder, namun tentukan aliran arus transformator. Dengan Transformator tiga fasa tunggal yang dihubungkan bersama, fluks magnetik pada tiga Transformator berbeda dalam fasa 120 derajat. Dengan satu t ransformator tiga fasa ada tiga fluks magnetik yang berada pada inti yang berbeda dalam fasa-waktu 120 derajat. Metode standar untuk menandai tiga gulungan transformator fasa adalah memberi tiga label gulungan primer diberi label huruf kapital (huruf besar) A , B dan C , yang digunakan untuk mewakili tiga fasa individual MERAH, KUNING dan BIRU. Gulungan sekunder diberi label dengan huruf kecil (huruf kecil) a , b dan c . Setiap lilitan memiliki dua ujung yang biasanya diberi label 1 dan 2 sehingga, misalnya, gulungan kedua primer telah berakhir yang akan diberi label B1 dan B2, sedangkan gulungan ketiga dari sekunder akan diberi label c1 dan c2 s eperti yang ditunjukkan.
Konfigurasi Rangkaian Transformator Star dan Delta
Simbol umumnya digunakan pada transformator tiga fasa untuk menunjukkan tipe atau jenis koneksi yang digunakan dengan huruf besar Y untuk hubungan star , D untuk hubungan delta dan Z untuk gulungan primer bintang yang saling berhubungan, dengan huruf kecil y , d dan z untuk masing-masing sekunder. Kemudian, Star Star akan diberi label Yy , Delta -Delta akan diberi label Dd dan star yang saling berhubungan dengan star yang saling berhubungan akan menjadi Zz untuk jenis Transformator terhubung yang sama.
Identifikasi Lilitan Transformator (trafo) Hubungan
Gulungan Primary
Gulungan Sekunder
Delta Bintang (star) Saling terhubung
D Y Z
d y z
Kita sekarang tahu bahwa ada empat cara yang berbeda di mana tiga Transformator fasatunggal dapat dihubungkan bersama antara rangkaian tiga-fasa primer dan sekundernya. Keempat konfigurasi standar ini diberikan sebagai: Delta-Delta (Dd), Star-Star (Yy), StarDelta (Yd), dan Delta-Star (Dy). Transformator untuk operasi tegangan tinggi dengan koneksi s tar memiliki keuntungan untuk mengurangi tegangan pada transformator individual, mengurangi jumlah putaran yang diperlukan dan peningkatan ukuran konduktor, membuat gulungan kumparan lebih mudah dan murah untuk diisolasi dari pada Transformator delta. Hubungan delta-delta tetap memiliki satu keuntungan besar atas konfigurasi bintang-delta, karena jika satu transformator dari tiga kelompok ada yang salah atau cacat, kedua yang tersisa akan terus memberikan daya tiga fasa dengan kapasitas yang sama dengan sekitar dua pertiga dari output asli dari unit transformator.
Rangkaian Transformator Hubungan Delta dan Delta
Dalam delta terhubung ( Dd ) kelompok transformator, tegangan line, V L adalah sama dengan tegangan supply , V L = VS . Tapi arus di setiap fasa gulungan diberikan sebagai: 1/√3 × IL dari garis arus, di mana IL adalah line/garis arus. Salah satu kelemahan dari delta yang terhubung dengan trafo 3 fasa adalah bahwa setiap transformator harus dilumasi untuk tegangan full-line, (pada contoh di atas 100V) dan untuk 57,7 persen, arus line. Semakin banyak belokan di belitan, bersamaan dengan insulasi di antara belokan, diperlukan kumparan yang lebih besar dan lebih mahal daripada hubungan bintang/star. Kerugian lain dengan delta terhubung trafo 3 fasa adalah bahwa tidak ada "netral" at au koneksi umum. Dalam susunan bintang bintang ( Yy ), setiap transformator memiliki satu terminal yang terhubung ke persimpangan umum, atau titik netral dengan tiga ujung tersisa dari gulungan primer yang terhubung ke supply listrik tiga fasa. Jumlah belokan pada belitan transformator untuk hubungan bintang adalah 57,7 persen, yang dibutuhkan untuk hubungan delta. Hubungan star/bintang memerlukan penggunaan tiga trafo/transformator , dan jika ada satu transformator yang menjadi salah atau cacat, keseluruhan kelompok mungkin menjadi cacat. Namun demikian, bintang yang terhubung trafo 3 fasa sangat nyaman dan ekonomis dalam sistem distribusi tenaga listrik, sehingga kawat keempat dapat dihubungkan sebagai titik netral, ( n ) dari tiga bintang yang terhubung sekunder seperti ditunjukkan.
Rangkaian Transformator Hubungan Star dan Star
Tegangan antara garis/line manapun dari trafo 3 fasa yang disebut “tegangan”, V L , sedangkan tegangan antara setiap line dan titik netral transformator bintang terhubung disebut “tegangan fasa ”, VP . Tegangan fasa ini antara titik netral dan salah satu sambungan garis adalah 1/√ 3 × VL dari tegangan line. Kemudian di atas, tegangan fasa sisi primer, VP diberikan sebagai.
Arus sekunder pada setiap fasa dari kelompok bintang-terhubung transformator adalah sama dengan yang untuk arus line dari supply, maka I L = IS . Kemudian hubungan antara line dan tegangan fasa dan arus dalam sistem tiga fasa dapat diringkas sebagai berikut:
Tegangan dan Arus 3 (tiga) Fasa Hubungan
Fasa Tegangan
Star Delta
VP = VL ÷ √3 VP = VL
Line Tegangan VL
= √3 × VP VL = VP
Fase Arus
Line Arus
IP = IL IP = IL ÷ √3
IL = IP IL = √3 × IP
Dimana lagi, VL adalah line-ke-tegangan line, dan V P adalah tegangan-fasa ke netral pada sisi primer atau sekunder. Hubungan lain yang mungkin untuk trafo 3 fasa adalah star-delta Yd , dimana belitan primer saling terhubung dan sekundernya adalah delta-terhubung atau delta-star Dy dengan primer delta-tehubung dan sekunder yang terhubung dengan star/bintang. Transformator terhubung Delta-star banyak digunakan dalam distribusi daya rendah dengan gulungan primer yang menyediakan beban seimbang tiga-kawat ke perusahaan utilitas
sementara gulungan sekunder memberikan sambungan ke-4 kawat netral atau ground yang dibutuhkan. Bila primer dan sekunder memiliki tipe koneksi belitan, bintang atau delta yang berbeda, rasio belitan keseluruhan transformator menjadi lebih rumit. Jika trafo tiga fasa dihubungkan sebagai delta-delta ( Dd ) atau star-star ( Yy ) maka transformator berpotensi memiliki rasio belitan 1:1 . Itu adalah tegangan input dan output untuk gulungan yang sama. Namun, jika trafo 3 fasa terhubung dalam star-delta, ( Yd ) masing-masing primer starterhubung berliku akan menerima tegangan fasa , V P dari supply, yang sa ma dengan 1/√ 3 × VL . Kemudian masing-masing lilitan sekunder yang sesuai kemudian akan memiliki tegangan yang sama yang diinduksi di dalamnya, dan karena belitan ini terhubung dengan delta, voltase 1/√ 3 × V L akan menjadi tegangan jalur sekunder. Kemudian dengan rasio belitan 1:1 , transformator yang terhubung dengan star- delta akan memberikan rasio √ 3:1 tegangan line step-down. Kemudian untuk transformator yang terhubung dengan star-delta ( Yd ), rasio belitannya menjadi:
Star-Delta Mengubah Rasio (turns-ratio)
Demikian juga, untuk transformator terhubung delta-star ( Dy ), dengan rasio belitan 1:1 , transformator akan memberikan rasio 1:√3 tegangan line step-up. Kemudian untuk transformator terhubung delta-star rasio belitan menjadi:
Delta-Star Mengubah Rasio (turns-ratio)
Kemudian untuk empat konfigurasi dasar dari trafo 3 fasa, kita dapat mencantumkan tegangan dan arus Transformator sekunder berkenaan dengan tegangan line primer, V L dan arus arus line primer IL seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tegangan dan Arus Trafo 3 Fasa Konfigurasi Primer-Sekunder Delta – Delta
Line Voltase Primer atau Sekunder
Line Arus Primer atau Sekunder
Delta - Star
Star - Delta
Star - Star
Dimana: n sama dengan Transformator “turn-ratio” (T.R) dari jumlah gulungan sekunder N S , dibagi dengan jumlah gulungan primer N P . ( NS/NP ) dan V L adalah tegangan line-to-line dengan VP sebagai tegangan fasa ke netral.
Contoh Trafo 3 Fasa Gulungan primer trafo 50VA delta-star ( Dy ) terhubung dengan supply 100 volt, 50Hz tigafasa. Jika transformator memiliki 500 putaran pada belitan primer dan 100 pada gulungan sekunder, hitung tegangan dan arus sisi sekunder. Data yang diberikan: nilai transformator, 50VA , tegangan supply , 100V , putaran primer 500 , putaran sekunder, 100 .
Kemudian sisi sekunder dari transformator memasok tegangan line, V L sekitar 35v memberikan tegangan fasa, V P dari 20v pada 0,834 Ampere.
Konstruksi Trafo 3 Fasa Kami telah mengatakan sebelumnya bahwa transformator/trafo 3 fasa secara efektif adalah tiga transformator fasa tunggal yang saling berhubungan pada satu inti laminasi tunggal dan penghematan biaya, ukuran dan berat yang cukup dapat dicapai dengan menggabungkan tiga gulungan ke rangkaian magnetik tunggal seperti yang ditunjukkan. Sebuah Trafo 3 Fasa umumnya memiliki tiga rangkaian magnetik yang saling terkait untuk memberikan distribusi fluks dielektrik yang seragam antara belitan tegangan tinggi dan rendah. Pengecualian terhadap peraturan ini adalah transformator tipe 3 fasa . Dalam konstruksi jenis shell, meskipun ketiga inti itu saling berdekatan, keduanya tidak sali ng terkait.
Konstruksi Rangkaian Trafo 3 Fasa
Transformator tiga fasa tiga-lapis jenis-inti adalah metode yang paling umum untuk konstruksi Trafo 3 Fasa yang memungkinkan fasa dihubungkan secara magnetis. Fluks dari masing-masing anggota badan menggunakan dua lapis/anggota badan lainnya untuk jalur kembalinya dengan tiga fluks magnetik pada inti yang dihasilkan oleh voltase line yang berbeda dalam fasa waktu 120 derajat. Dengan demikian fluks di inti tetap hampir sinusoidal, menghasilkan tegangan supply sekunder sinusoidal. Konstruksi Trafo 3 Fasa lima-lapis jenis-shell ini lebih berat dan lebih mahal untuk dibangun daripada tipe inti. Inti lima lapis/anggota badan umumnya digunakan untuk transformator daya yang sangat besar karena dapat dibuat dengan tinggi yang berkurang. Bahan inti transformator tipe shell, gulungan listrik, penutup baja dan pendinginan sama seperti tipe fasa tunggal yang lebih besar.