Laporan praktikum biologi dasar, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang
Deskripsi lengkap
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan, kita membutuhkan energi untuk melakukan segala aktivitas kita, makanan merupakan sumber energi bagi tubuh kita. Akan tetapi makanan tersebut baru bisa berubah menjadi energi setelah melalui proses respirasi, yaitu suatu proses perombakan sehingga diperoleh energi dan gas sisa pembakaran berupa gas karbondioksida (CO2).
Oksigen yang digunakan untuk proses respirasi diperoleh melalui pernapasan. Pernapasan merupakan proses pertukaran gas yang berasal dari mahluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya. Proses pertukaran gas mencangkup dua proses, yaitu proses penganbilan gas dari lingkungan ke dalam tubuh yang disebut inspirasi dan proses pengeluaran gas sisa perombakan dari dalam tubuh ke lingkungan yang disebut ekspirasi.
Maka dari itu dalam laporan ini akan membahas tentang pengukuran kadar karbondioksida udara ekspirasi, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia.
Rumusan masalah
1. Apakah respirasi membutuhka n oksigen dan menghasilkan kar bondioksida?
2. Bagaimana pengaruh aktivita s yang dilakukan terhadap frek uensi respirasi?
TUJUAN
1. Mengetahui respirasi membut uhkan oksigen dan menghasilkan karbon dioksida
2. Mengetahui pengaruh aktivit as terhadap frekuensi respiras i
MANFAAT
1. Dapat mengukur kecepatan ekspirasi pada waktu istirahat dan pada waktu mengadakan kegiatan
2. Bisa menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi sel adalah proses proses penguraian zat organik menjadi molekul yang lebih kecil dan membebaskan energi. Salah satu hasil respirasi ialah karbon dioksida atau CO2. Kita dapat mengukur kecepatan respirasi secara tidak langsung dengan mengukur kadar CO2 udara ekspirasi. Udara ekspirasi adalah udara yang dihembuskan sebagai hasil respirasi (pernapasan), selain aktifitas umur, jenis kelamin, suhu tubuh dan posisi tubuh juga ikut memberi pengaruh jumlah kafasitas pernapasan seseorang.
CO2 bereaksi dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3). Air menjadi lebih asam jika CO2 bertambah. Keasaman larutan dapat dinetralkan dengan suatu basa misalnya NaOH. Anda dapat menentukan terjadinya penetralan dengan menambahkan indikator ke dalam larutan. Fenolftalein merupakan suatu indikator pH yang berwarna merah muda atau merah dalam larutan basa. Penetralan larutan asam ditunjukkan jika fenolftalein dalam larutan mulai berubah dari bening menjadi berwarna. Dengan menghitung volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam dapat diketahui volume CO2 dalam larutan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur kecepatan ekspirasi pada waktu istirahat dan pada waktu mengadakan kegiatan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia.
BAB III
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Beaker
2. Sedotan
3. Pengaduk
Bahan
1. H2O
2. PP
3. NaOH 0.04%
Langkah
1. Mengambil aquades sebanyak 200 ml ke dalam gelas beker
2. Meneteskan 5 tetes PP ke dalam aquades
3. Meneteskan NaOH 0.04% hingga larutan berwarna merah muda
4. Membagi larutan menjadi 2 gelas, dengan ukuran 100 ml
5. Meniup salah satu larutan menggunakan sedotan hingga larutan menjadi bening
6. Meneteskan NaOH 0.04% ke dalam larutan bening hingga larutan berwarna merah muda seperti awal
7. Menghitung jumlah tetesan NaOH 0.04%
8. Mengulang langkah 3-7 sebanyak 3 kali
9. Mecatat jumlah tetesan
10. Melakukan aktivitas naik-turun tangga selama 5 menit
11. Melakukan langkah 5- 9
12. Melakukan aktivitas lari-lari kecil selama 5 menit
13. Melakukan langkah 5-9
PENGAMATAN
Pada praktikum ini kami mengamati apakah respirasi membutuhkan oksigen dan karbondioksida dengan mengamati perubahan warna pada aquades yg telas ditetesi NaOH dan ditiup menggunakan sedotan. Kami juga mengamati apakah aktivitas mempengaruhi respirasi dengan menggunakan metode yg sama
Tabel Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dari pengaruh latihan terhadap karbon dioksida udara ekpirasi
c) Keadaan Aktivitas ( lari 5 menit )
Pengamatan
Jumlah tetesan
1
22 tetes
2
28 tetes
3
25 tetes
Rata-rata tetesan
25 tetes
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan keterkaitan landasan teori dengan hasil praktikum pengukuran kadar CO2 ekspirasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernafasan, Pada kegiatan Pengukuran kadar CO2 yang dipergunakan dalam satu kali respirasi, udara yang dikeluarkan setiap pratikan untuk mengubah NaOH yang bersifat basa dan bereaksi dengan CO2 sehingga membentuk asam karbonat (H2CO3) dan gas Hidrogen (H2), rerata pratikan pada saat istirahat mengeluarkan 4,1 ml udara sedangkan pada saat beraktifitas (lari-lari selama 5 menit) rerata pratikan mengeluarkan 5 ml udara, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa aktifitas bias mempengaruhi frekuensi pernapasan, semakin besar aktifitas yang dikerjakan maka makin besar pula udara yang dibutuhkan dalam berespirasi
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. CO2 yang ditiupkan dapat digunakan untuk mengukur kecepatan respirasi sel
2. Berat tidaknya aktiviraa mempengaruhi respirasi dan co2 yg dihasilkan
SARAN
Dari kesimpulan di atas maka kami sarankan:
1. Mengatur pernafasan dengan baik supaya bisa mengatur kebutuhhan energi secara teratur
2. Untuk praktikum yang selanjutnya diusahakan perbedaan umur pratikan memiliki rentang yang cukup jauh sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi respirasi dengan faktor umur dapat dibuktikan
DAFTAR PUSTAKA
1. Aryulina Diah.2004.Biologi Sma Untuk KelasXI.Jakarta:ESIS.
2. AY, Suroso.2003.Ensiklopedi Sains & Kehidupan.Jakarta:CV.Tarity Samudra Berlian.
3. Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas. Bandung: Grafindo Media Pratama.