LAPORAN HASIL PENILAIAN Program Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
2010
Pollution
PROPER environmental
Rating
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. 1.2. BAB II
Latar Belakang Kriteria penilaian PROPER
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
01
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
02
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
04
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
06 08 09
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
10
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
11 11 13
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
14 15 20
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
21
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
24
HASIL PENILAIAN PROPER 2009‐2010
2.1. 2.2.
BAB III
Peringkat Umum Peringkat Kinerja Berdasarkan Sektor 2.2.1. Sektor Manufaktur 2.2.2. Sektor Agroindustri 2.2.3. Sektor Pertambangan, Energi dan Migas 2.2.4. Sektor Kawasan dan Jasa ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PROPER TAHUN 2009‐2010
3.1. 3.2. 3.3.
3.4.
3.5. BAB IV
Jumlah peserta PROPER Kinerja Penaatan Perusahaan Perbandingan Penaatan Perusahaan Lama untuk PROPER 2008‐2009 dengan PROPER 2009‐2010 Analisis per peringkat 3.4.1 Peringkat Emas 3.4.2 Peringkat Hijau 3.4.3 Perusahaan Berpredikat Hitam 2 (Dua) Kali Berturut turut. Analisis berdasarkan Jenis Permodalan PENUTUP
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
i
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. 1.2. BAB II
Latar Belakang Kriteria penilaian PROPER
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
01
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
02
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
04
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
06 08 09
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
10
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
11 11 13
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
14 15 20
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
21
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
24
HASIL PENILAIAN PROPER 2009‐2010
2.1. 2.2.
BAB III
Peringkat Umum Peringkat Kinerja Berdasarkan Sektor 2.2.1. Sektor Manufaktur 2.2.2. Sektor Agroindustri 2.2.3. Sektor Pertambangan, Energi dan Migas 2.2.4. Sektor Kawasan dan Jasa ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PROPER TAHUN 2009‐2010
3.1. 3.2. 3.3.
3.4.
3.5. BAB IV
Jumlah peserta PROPER Kinerja Penaatan Perusahaan Perbandingan Penaatan Perusahaan Lama untuk PROPER 2008‐2009 dengan PROPER 2009‐2010 Analisis per peringkat 3.4.1 Peringkat Emas 3.4.2 Peringkat Hijau 3.4.3 Perusahaan Berpredikat Hitam 2 (Dua) Kali Berturut turut. Analisis berdasarkan Jenis Permodalan PENUTUP
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan YME, bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dapat kembali mengumumkan
peringkat
kinerja
perusahaan‐perusahan
dari
berbagai
sektor
industri.
Pengumuman ini sengaja dilaksanakan setiap tahun yang dikemas dalam suatu program tahunan yang dinamakan PROPER (Program Peringkat Kinerja Perusahaan) dengan penambahan jumlah perusahaan setiap tahunnya. Program ini melibatkan 3 aspek penilaian yaitu limbah cair, emisi gas buang dan pengelolaan limbah B3, disamping aspek lainnya seperti pelaksanaan AMDAL dll. Pada awal pelaksanaannya hanya menyertakan 85 perusahaan, dan pada tahun periode penilaian saat ini (2009‐2010) telah melibatkan 690 perusahaan yang berasal dari sektor agro industri, manufaktur, jasa, manufaktur, jasa, pertambangan, energi dan migas dan direncanakan akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Pelaksanaan PROPER tahun ini telah menggunakan dasar acuan UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan. Peringkat kinerja perusahaan yang akan diumumkan kepada masyarakat meliputi kategori taat dan tidak taat terhadap peraturan‐peraturan yang berlaku juga menyesuaikan dengan UU tersebut. Sehingga saat ini hanya terdapat lima warna dengan menghilangkan warna Biru Minus dan Merah Minus sehingga terdiri dari Emas, Hijau, Biru, Merah dan Hitam. Dalam pelaksanaan PROPER periode 2009‐2010 kali ini seperti tahun‐tahun sebelumnya juga melibatkan pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota, sedangkan dalam penilaian tahap akhir telah dievaluasi oleh DEWAN PROPER yang beranggotakan dari berbagai kalangan masyarakat seperti akademisi, LSM, wartawan, politikus dan juga unsur pemerintah. Sehingga prinsip pelaksanaan PROPER seperti keadilan, transparansi, akuntabel dapat tetap terjaga. Harapan dari diumumkannya hasil pelaksanaan PROPER periode 2009‐2010 kali ini adalah agar masyarakat pada umumnya dan
khususnya kalangan‐kalangan tertentu dapat menggunakan
informasi ini sebaik‐baiknya, demi kemajuan pembangunan bangsa dengan mengedepankan pembangunan yang berkelanjutan. Akhir kata, Kementerian Lingkungan Hidup mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam dalamnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mensukseskan pelaksanaan PROPER periode 2009‐ 2010.
Jakarta , 26 Nopember 2010
Sekretariat PROPER
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 2002 telah meluncurkan Pogram Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan lingkungan (PROPER) sebagai pengembangan dari PROPER PROKASIH. Sejak dikembangkan, PROPER telah diadopsi menjadi instrumen penaatan di berbagai negara seperti China, India, Filipina, dan Ghana, serta menjadi bahan pengkajian di berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Tujuan penerapan instrumen PROPER adalah untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Guna mencapai peningkatan kualitas lingkungan hidup. Peningkatan kinerja penaatan dapat terjadi melalui efek insentif dan insentif dan disinsentif reputasi disinsentif reputasi yang timbul akibat pengumuman peringkat kinerja PROPER kepada publik. Para pemangku kepentingan (stakeholders) akan memberikan apresiasi kepada perusahaan yang berperingkat baik dan memberikan tekanan dan atau dorongan kepada perusahaan yang belum berperingkat baik. PROPER sebagai instrumen penaatan, untuk periode 2009‐2010 kali ini telah menerapkan dasar hukum Undang ‐undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sehingga dalam pelaksanaannya termasuk kriteria saat ini disesuaikan dengan UU tersebut. Pelaksanaan PROPER diharapkan dapat memperkuat berbagai instrument pengelolaan lingkungan yang ada, seperti penegakan hukum lingkungan, dan instrumen ekonomi. Disamping itu penerapan PROPER dapat menjawab kebutuhan akses informasi, transparansi dan partisipasi publik dalam 1 pengelolaan lingkungan . Pelaksanaan PROPER saat ini dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 18 tahun 2010 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan 2 dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup . Mengingat keberhasilan PROPER sebagai instrumen penaatan sangat tergantung kepada sikap proaktif dan proaktif dan kritis para pemangku pihak dalam mensikapi hasil kinerja penaatan yang telah dilakukan oleh perusahaan, maka diharapkan para pemangku kepentingan agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam mensikapi hasil pengumuman peringkat kinerja penaatan perusahaan PROPER. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh pemangku kepentingan untuk lebih meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan oleh perusahaan terkait dengan pelaksanaan PROPER, antara lain memberikan penghargaan kepada perusahaan yang berkinerja baik dan secara konsisten mendorong perusahaan yang belum menunjukkan kinerja yang baik untuk lebih dapat meningkatkan kinerja pengelolaan 1
2
Pasal 65 ayat (2) dan (4) UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, “terkait dengan akses dan peran setiap orang dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup” Pelaksanaan PROPER sejalan dengan penerapan pasal 42 dan pasal 43 UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 43 (3), “Insentif dan/atau “Insentif dan/atau disinsentif ….. antara lain diterapkan dalam bentuk: (h). sistem penghargaan kinerja dalam bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup”.
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
1
lingkungannya. Salah satu contoh adalah pihak perbankan dapat menjadikan kinerja PROPER sebagai pertimbangan dalam penentuan kredit yang diajukan oleh perusahaan. Pada saat ini pelaksanaan PROPER difokuskan kepada perusahaan yang memenuhi kriteria, antara lain; perusahaan yang berdampak besar terhadap lingkungan hidup, perusahaan yang berorientasi
lingkungannya. Salah satu contoh adalah pihak perbankan dapat menjadikan kinerja PROPER sebagai pertimbangan dalam penentuan kredit yang diajukan oleh perusahaan. Pada saat ini pelaksanaan PROPER difokuskan kepada perusahaan yang memenuhi kriteria, antara lain; perusahaan yang berdampak besar terhadap lingkungan hidup, perusahaan yang berorientasi ekspor dan/atau produknya bersinggungan langsung dengan masyarakat, serta perusahaan publik. Mengingat keterbatasan sumber daya yang ada, pada saat ini baru sebagian kecil perusahaan dapat dimasukkan dalam penilaian, yaitu 689 perusahaan. Jumlah ini naik 10% dibandingkan tahun lalu yaitu 627 perusahaan. Namun jumlah ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan total 8.000 ‐ 10.000 perusahaan yang berpotensi untuk dijadikan peserta PROPER. 1.2. Kriteria penilaian PROPER
Penilaian kinerja penaatan perusahaan dalam PROPER dilakukan berdasarkan atas kinerja perusahaan dalam memenuhi berbagai persyaratan ditetapkan dalam peraturan perundang‐undangan yang berlaku dan kinerja perusahaan dalam pelaksanaan berbagai kegiatan yang terkait dengan kegiatan pengelolaan lingkungan yang belum menjadi persyaratan penaatan (beyond compliance). (beyond compliance). Pada saat ini, penilaian kinerja penaatan difokuskan kepada penilaian penaatan perusahaan dalam aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan pengelolaan limbah B3 serta berbagai kewajiban lainnya yang terkait dengan AMDAL. Untuk sektor pertambangan, belum dilakukan penilaian kinerja perusahaan terkait dengan upaya pengendalian kerusakan lingkungan, khususnya kerusakan lahan. Sedangan penilaian untuk aspek beyond compliance dilakukan terkait dengan penilaian terhadap upaya‐upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Konservasi dan Pemanfaatan Sumber daya, serta kegiatan Corporate Social Responsibilty Social Responsibilty (CSR) termasuk kegiatan Community Development . Mengingat hasil penilaian peringkat PROPER ini akan dipublikasikan secara terbuka kepada publik dan stakeholder lainnya, maka kinerja penaatan perusahaan dikelompokkan ke dalam peringkat warna. Melalui pemeringkatan warna ini diharapkan masyarakat dapat lebih mudah memahami kinerja penaatan masing‐masing perusahaan. Sejauh ini dapat dikatakan bahwa PROPER merupakan sistem pemeringkatan yang pertama kali menggunakan peringkat warna. Seperti telah disebutkan di atas bahwa pelaksanaan PROPER periode 2009‐2010 kali ini telah menerapkan Undang Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sehingga dalam peringkat kinerja penaatan dikelompokkan dalam 5 (lima) peringkat warna, sehingga tidak ada lagi peringkat Biru (‐) atau Biru minus dan Merah (‐) atau Merah Minus seperti pelaksanaan PROPER tahun lalu. Masing‐masing peringkat warna mencerminkan kinerja perusahaan. Kinerja penaatan terbaik adalah peringkat emas, dan hijau, selanjutnya biru, dan kinerja penaatan terburuk adalah peringkat hitam. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.18 Tahun 2010 Tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, kriteria yang digunakan dalam pemeringkatan tersebut adalah sebagai berikut:
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
Tabel 1.1. Kriteria Peringkat PROPER PERINGKAT
2
Tabel 1.1. Kriteria Peringkat PROPER PERINGKAT WARNA
DEFINISI
Emas
untuk usaha dan atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.
Hijau
untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R ( Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev) dengan baik.
Biru
untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Merah
upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan dalam tahapan melaksanakan sanksi administrasi
Hitam
untuk usaha dan atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tidak melaksanakan sanksi administrasi
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
BAB II HASIL PENILAIAN PROPER 2009‐2010
3
BAB II HASIL PENILAIAN PROPER 2009‐2010 2.1. Peringkat Umum
PROPER pada periode kali ini yaitu 2009‐2010 dilakukan terhadap 690 perusahaan, yang terdiri dari 258 perusahaan sektor manufaktur (37,4%), 215 perusahaan sektor agroindustri (31,2%), 201 perusahaan sektor pertambangan energi dan migas (29,0%), 16 perusahaan sektor kawasan/jasa (2.3%). Berdasarkan sektor‐sektor tersebut di atas perusahaan manufaktur adalah yang paling banyak, diikuti dengan sektor agroindustri, lalu sektor pertambangan , energi dan migas, dan terakhir adalah perusahaan sektor kawasan/jasa. Distribusi jumlah peserta PROPER periode 2009‐2010 berdasarkan jenis sektor dalam tabel adalah seperti dalam tabel berikut: Tabel 2.1. Distribusi Peserta PROPER 2008‐2009 (Berdasarkan Sektor Industri) No
Sektor
Jumlah
1
Manufaktur
258
2
Agroindustri
215
3
Pertambangan, Energi dan Migas
201
4
Kawasan industri & Jasa Pengolah Limbah
16 TOTAL
690
Dari jumlah tersebut di atas, terdapat perusahaan yang baru mengikuti program PROPER untuk pertama kalinya. Adapun distribusi penyebaran industri lama dan baru untuk setiap sektor adalah sebagaimana tercantum dalam grafik di bawah ini:
Gambar 2.1a. Jumlah Industri Peserta PROPER Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
4
Dari gambar di atas terlihat bahwa peserta PROPER baru terbanyak adalah dari sektor manufaktur 48 perusahaan sedangkan dari sektor PEM (pertambangan, energi, dan migas) 25 perusahaan.
Dari gambar di atas terlihat bahwa peserta PROPER baru terbanyak adalah dari sektor manufaktur 48 perusahaan sedangkan dari sektor PEM (pertambangan, energi, dan migas) 25 perusahaan.
Gambar 2.1b. Tingkat Penaatan untuk Perusahaan Secara Umum Gambar 2.1 menunjukkan hasil penilaian PROPER 2009‐2010 secara umum, yaitu 71% taat, sedangkan 29% tidak taat. Tingkat penaatan 71% menunjukkan bahwa penaatan perusahaan cukup baik karena sebagian besar perusahaan telah memenuhi persyaratan dalam pengelolaan lingkungan. Dari data secara umum tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut ke dalam peringkat warna seperti tercantum dalam gambar di bawah ini.
Gambar 2.1c. Peringkat Warna Perusahaan secara umum. Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
5
Terlihat dari gambar di atas bahwa 2 (dua) perusahaan mendapatkan peringkat Emas. Perusahaan yang mendapat emas tersebut adalah Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Unit Panas Bumi Darajat dan PT Holcim Indonesia Tbk‐Cilacap. Sedangkan Perusahaan yang mendapatkan Hijau sebanyak 54
Terlihat dari gambar di atas bahwa 2 (dua) perusahaan mendapatkan peringkat Emas. Perusahaan yang mendapat emas tersebut adalah Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Unit Panas Bumi Darajat dan PT Holcim Indonesia Tbk‐Cilacap. Sedangkan Perusahaan yang mendapatkan Hijau sebanyak 54 perusahaan. Biru 435 perusahaan, Merah sebanyak 152 perusahaan, dan Hitam adalah 47 perusahaan. 2.2. Peringkat Kinerja Berdasarkan Sektor
Distribusi peringkat kinerja perusahaan untuk masing‐masing sektor industri dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 2.2.a Tingkat Penaatan PROPER Setiap Sektor Secara garis besar tingkat penaatan sektor pertambangan, energi dan migas adalah paling tinggi yaitu 83%, kemudian manufaktur 72%, kawasan dan jasa 69% dan agro adalah terendah 59%. Secara detil persektor dapat dijabar dalam uraian berikut.
Sektor Manufaktur
Sebagaimana dijelaskan di atas, sektor industri manufaktur mempunyai jumlah peserta PROPER terbanyak yaitu 258 perusahan meningkat dibanding tahun lalu yaitu 220 perusahaan.. Kinerja penaatan PROPER ke 258 perusahaan tersebut selama periode 2009‐2010 ini adalah sebagaimana terlihat dalam gambar dibawah ini.
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
6
Gambar 2.2.a. Tingkat Penaatan untuk Sektor Industri Manufaktur Dari keseluruhan perusahaan sektor manufaktur sebanyak 258, yang dievaluasi melalui PROPER tahun ini, sejumlah 72% taat (186 perusahaan). Penjabaran peringkat dari hasil penaatan sektor manufaktur dapat dilihat gambar di bawah ini.
Gambar 2.2.b Prnjabaran Tingkat Penaatan untuk Sektor Manufaktur Pada periode penilaian ini terdapat 1 (satu) perusahaan sektor manufaktur dengan peringkat emas yaitu PT Holcim Indonesia Tbk‐Cilacap. Sedangkan persentase perusahaan berdasarkan pada peringkat sebagai berikut Hijau 6,2% (16 perusahaan), Biru 66% (169 perusahaan), Merah 24,% (63 perusahaan), dan Hitam 4% (10 perusahaan) Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
7
Dari penilaian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dari 258 perusahaan manufaktur yang dilakukan evaluasi melalui PROPER tahun ini sejumlah 185 perusahaan telah taat dalam aspek penaatan pengendalian pencemaran air, udara dan pengelolaan limbah Berbahaya dan Beracun sedangkan sisanya sejumlah 73 perusahaan belum taat.
Dari penilaian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dari 258 perusahaan manufaktur yang dilakukan evaluasi melalui PROPER tahun ini sejumlah 185 perusahaan telah taat dalam aspek penaatan pengendalian pencemaran air, udara dan pengelolaan limbah Berbahaya dan Beracun sedangkan sisanya sejumlah 73 perusahaan belum taat. Sektor Agroindustri
Berdasarkan jumlah perusahaan peserta PROPER dari sektor Agroindustri mencapai 215 perusahaan, meningkat dari tahun lalu 209 perusahaan. Jumlah ini merupakan nomor dua setelah sektor manufaktur. Distribusi peringkat kinerja perusahaan sektor Agroindustri dapat dilihat pada Gambar 2.3. di bawah ini.
Gambar 2.3.a Tingkat Penaatan Sektor Agroindustri Dari gambar di atas terlihat bahwa 59% perusahaan dari sektor ini dalam kondisi taat dan sisanya tidak taat. Penjabaran lebih lanjut dalam peringkat warna dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.3.b. Penjabaran Tingkat Penaatan untuk Sektor Industri Agroindustri Sebagaimana tergambarkan di atas, pada penilaian PROPER periode ini terdapat 3 perusahaan (2%) mendapat peringkat Hijau, 123 perusahaan (57%) mendapat peringkat Biru, 56 perusahaan (26%) mendapat peringkat Merah, 33 perusahaan (15%) mendapat peringkat Hitam. Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
8
Dari penilaian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dari 215 perusahaan Agroindustri yang mengikuti PROPER, mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam hal penaatan dari 59% dibanding tahun lalu yang hanya 20% tingkat ketaatan.
Dari penilaian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dari 215 perusahaan Agroindustri yang mengikuti PROPER, mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam hal penaatan dari 59% dibanding tahun lalu yang hanya 20% tingkat ketaatan. Dari 129 perusahaan (59%) perusahaan yang sudah taat tersebut telah memenuhi aspek penaatan pengendalian pencemaran air, pegendalian pencemaran udara dan pengelolaan limbah bahan, berbahaya dan beracun, sedangkan sisanya yaitu 89 perusahaan (49%) dikategorikan belum taat. Sektor Pertambangan, Energi dan Migas (PEM)
Jumlah perusahaan dari sektor Pertambangan, Energi dan Migas yang dinilai kinerja peringkat PROPER tahun 2009‐2010 sebanyak 201 meningkat dari tahun lalu 183 perusahaan. Tingkat kinerja penaatan perusahaan PROPER 2009‐2010 dapat dilihat sebagaimana dalam gambar dibawah ini.
Gambar 2.4.a. Tingkat Penaatan untuk Sektor Pertambangan, Energi, Migas Dari perusahaan yang taat dan tidak taat tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut dalam peringkat warna sebagaimana tersebut dalam gambar di bawah ini.
Gambar 2.4.b
Penjabaran Tingkat Penaatan untuk Sektor Pertambangan, Energi dan Migas
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
9
Pada periode penilaian ini satu perusahaan mendapat peringkat emas yaitu Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Unit Panas Bumi Darajat. Sedangkan 35 perusahaan (17%) mendapat peringkat Hijau, 131 perusahaan (65%) mendapat peringkat Biru, 29 perusahaan (14%) mendapat peringkat Merah, 5
Pada periode penilaian ini satu perusahaan mendapat peringkat emas yaitu Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Unit Panas Bumi Darajat. Sedangkan 35 perusahaan (17%) mendapat peringkat Hijau, 131 perusahaan (65%) mendapat peringkat Biru, 29 perusahaan (14%) mendapat peringkat Merah, 5 perusahaan (4%) mendapat peringkat Hitam. Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 201 perusahaan untuk sektor Pertambangan, Energi dan Migas yang mengikuti PROPER tahun ini, 167 perusahaan (83%) sudah taat dalam aspek penaatan pengendalian pencemaran air, udara dan pengelolaan limbah Berbahaya dan Beracun, sedangkan sisanya yaitu 34 perusahaan (17%) dikategorikan belum taat. Secara garis besar jumlah perusahaan yang taat untuk sektor ini bertambah banyak dibanding tahun lalu dari 151 perusahaan menjadi 165 perusahaan tahun ini. Sektor Kawasan dan Jasa
Jumlah perusahaan dari sektor Kawasan dan Jasa yang dinilai tingkat penaatannya pada periode 2009‐2010 adalah sebanyak 16 perusahaan dengan tingkat penaatan sebagaimana dalam gambar 2.5 dibawah ini.
Gambar 2.5. Tingkat Penaatan untuk Sektor Industri Kawasan Industri dan Jasa Pengolah Limbah Penaatan untuk sektor ini mencapai 69% seperti terlihat di gambar atas. Adapun untuk penilaian PROPER tahun ini sektor Kawasan dan Jasa tidak ada yang mendapatkan peringkat hijau, sedangkan tahun lalu satu perusahaan. Dan juga tidak ada yang berperingkat hitam, kondisi ini sama dengan tahun lalu. Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 16 perusahaan untuk sektor Kawasan dan Jasa peserta PROPER, 11 perusahaan (69%) dikategorikan taat dalam aspek penaatan pengendalian pencemaran air, udara dan pengelolaan limbah Berbahaya dan Beracun, sedangkan sisanya yaitu 5 perusahaan (31%) dikategorikan belum taat.
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PROPER TAHUN 2009‐2010
10
BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PROPER TAHUN 2009‐2010 3.1. Jumlah peserta PROPER
Jumlah perusahaan PROPER merupakan salah satu faktor kunci untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan PROPER. Semakin besar jumlah perusahaan PROPER maka dampak peningkatan kinerja penaatan perusahaan PROPER terhadap peningkatan kualitas lingkungan akan signifikan. Pada saat ini jumlah perusahaan PROPER memang masih kecil dibandingkan dengan dengan total jumlah perusahaan yang berpotensi untuk dilakukan penilaian peringkatnya, yaitu 8.000 – 10.000 perusahaan. Untuk mencapai peningkatan kualitas lingkungan yang signifikan maka secara bertahap jumlah perusahaan PROPER akan ditingkatkan. Pada periode penilaian PROPER 2009‐2010 jumlah perusahaan PROPER mencapai 690 perusahaan. Jumlah ini meningkat 10% dari tahun sebelumnya yaitu 627 perusahaan dan 22% dari pelaksanaan PROPER dari 2 tahun lalu yaitu 516 perusahaan. Hal ini sesuai dengan target pelaksanaan PROPER bahwa akan ada kenaikan jumlah peserta PROPER setiap tahunnya. Peningkatan perusahaan peserta PROPER selama tahun 2002‐2009 dan rencana tahun depan 2010‐2011 dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:
Gambar 3.1. Peningkatan Jumlah Perusahaan Peserta PROPER
3.2. Kinerja Penaatan Perusahaan
Sebagaimana dijelaskan pada Bab II, secara umum peringkat penaatan perusahaan pada tahun 2009‐ 2010 adalah 71% yang berarti naik 1% dari tahun lalu dan jumlah perusahaannya pun meningkat. Sehingga secara keseluruhan hal ini mengalami peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan terhadap Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
11
perusahaan pserta PROPER. Kinerja penaatan tertinggi pada sektor PEM (83%) dan Manufaktur (72%), diikuti sektor kawasan dan jasa (69%) dan agro industri (59%).
perusahaan pserta PROPER. Kinerja penaatan tertinggi pada sektor PEM (83%) dan Manufaktur (72%), diikuti sektor kawasan dan jasa (69%) dan agro industri (59%).
Gambar 3.2.a. Perbandingan prosen penaatan antar sektor Jika dilihat lebih jauh lagi sebaran penaatan untuk industri yang baru ikut PROPER pertama kalinya (selanjutnya disebut industri baru) dibanding dengan industri yang telah lebih dari satu kali ikut PROPER (selanjutnya disebut industri lama), juga menarik untuk dicermati. Beberapa hal dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Perbandingan penaatan perusahaan lama lebih baik dibanding dengan perusahaan baru, yaitu 73% untuk penaatan industri lama sedangkan industri baru adalah 56%. Hal ini menunjukkan bahwa konsep pembinaan yang diterapkan dalam PROPER dari tahun ke tahun cukup berhasil. Sehingga diharapkan industri lama yang semakin banyak jumlahnya dari waktu ke waktu akan semakin mentaati peraturan yang berlaku. (lihat gambar di bawah)
Gambar 3.2.b Status penaatan Industri Lama dan Baru
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
12
b. Dari gambar di bawah ini, 56% perusahan baru yang taat tersebut ( total berjumlah 48 perusahaan) manufaktur memiliki jumlah terbanyak yaitu 26 perusahaaan, kemudian sektor pertambangan, energi dan migas yaitu sejumlah 16 perusahaan, sektor agroindustri 5 perusahaan dan terakhir sektor jasa dan kawasan 1 perusahaan. Hal ini sesuai dengan
b. Dari gambar di bawah ini, 56% perusahan baru yang taat tersebut ( total berjumlah 48 perusahaan) manufaktur memiliki jumlah terbanyak yaitu 26 perusahaaan, kemudian sektor pertambangan, energi dan migas yaitu sejumlah 16 perusahaan, sektor agroindustri 5 perusahaan dan terakhir sektor jasa dan kawasan 1 perusahaan. Hal ini sesuai dengan banyaknya perusahaan baru dari sektor masing‐masing yang ikut PROPER pertama kalinya. (lihat gambar di BAB II tentang “Jumlah Industri Peserta PROPER”) Secara keseluruhan tentang informasi perusahaan baru dan lama ini dapat dilihat seperti tercantum di gambar berikut ini.
Gambar 3.2.c Status Penaatan Industri PROPER 2010 Berdasarkan Keikutsertaannya 3.3
Perbandingan Penaatan Perusahaan Lama untuk PROPER 2008‐2009 dengan PROPER 2009‐ 2010
Seperti telah disebutkan di dalam Bab II jumlah perusahaan yang taat 71% (491 perusahaan) sedangkan yang tidak taat adalah 29% (199 perusahaan). Dikarenakan jumlahnya dari tahun ke tahun semakin meningkat maka untuk perbandingan dengan tahun lalu terkait dengan penaatan perusahaan, maka berikut akan diambil analisis untuk perusahaan yang sama dengan tahun lalu. Hasil yang didapat adalah seperti tercantum dalam gambar di bawah ini.
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
13
Gambar 3.3 Perbandingan penaatan untuk perusahaan yang sama Terlihat bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan (+/‐ 50%) untuk jumlah perusahaan yang sama, naik peringkatnya dari tidak taat menjadi taat (302 perusahaan). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan secara kontinyu melakukan perbaikan‐perbaikan terkait dengan pengelolaan lingkungannya. 3.4
Analisis per peringkat
3.4.1
Peringkat Emas
Peringkat emas yang merupakan peringkat tertinggi, untuk PROPER tahun ini diraih oleh 2 (dua) perusahaan , yaitu PT Holcim Indonesia Tbk‐Cilacap dari sektor manufaktur dan Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Unit Panas Bumi Darajat dari sektor pertambangan, energi dan migas. Pertama kalinya peringkat emas untuk PROPER 2009‐2010 kali ini dapat diraih oleh 2 perusahaan dimana pada dua tahun sebelumnya hanya satu perusahaan. Peringkat emas dapat diraih oleh 2 perusahaan tersebut karena mencapai ketaatan penuh terhadap peraturan perundang‐undangan sesuai dengan kriteria penilaian dan memperoleh nilai tertinggi pada aspek lebih dari taat (beyond compliance) yang meliputi 3 aspek pokok penilaian yaitu Sistem Manajemen Lingkungan, Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Limbah serta Pengembangan Masyarakat. Beberapa contoh kegiatan dari kegiatan keseluruhan yang berkontribusi terhadap pencapaian peringkat Emas untuk 2 perusahan tersebut antara lain: I. a)
PT Holcim Indonesia Tbk‐Cilacap
perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya dalam hal ini limbah B3 dalam jumlah yang cukup signifikan dan kontinyu. Misalnya fly ash dan bottom ash (abu batubara dari PLTU batubara) sebanyak 3800 ton/bulan fly ash dan 4200 ton/perbulan. Disamping itu juga dapat Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
b)
14
memanfaaatkan sludge IPAL (sludge hasil pengelolaan dari air limbah) sebanyak 29 ton/bulan serta 217 ton/bulan oil sludge. Hal lain juga perusahaan ini memanfaatkan limbah non B3 seperti sekam padi dll. mereklamasi 17 ha lahan bekas galian bahan semen (quarry ) dengan penanaman 26 jenis
b) c)
d) e)
memanfaaatkan sludge IPAL (sludge hasil pengelolaan dari air limbah) sebanyak 29 ton/bulan serta 217 ton/bulan oil sludge. Hal lain juga perusahaan ini memanfaatkan limbah non B3 seperti sekam padi dll. mereklamasi 17 ha lahan bekas galian bahan semen (quarry ) dengan penanaman 26 jenis tanaman lokal. memiliki program pengembangan masyarakat yang dihubungkan dengan MDG’s melalui 4 aspek pendidikan yaitu kesehatan, ekonomi, kesehatan dan lingkungan. Membentuk kelompok mikro ekonomi dengan membentuk kelompok usaha bersama produk unggulan Cilacap seperti jamur tiram, kepiting soka, ikan kerapu, minyak kayu putih dan kambing etawa. Sehingga konsep community driven development berjalan dengan baik. menyediakan beasiswa untuk anak‐anak yang berprestasi Memiliki sistem manajemen lingkungan yang terstruktur secara konseptual dan tersistem dengan baik. Sehingga pengelolaan lingkungan berjalan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. II. Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Unit Panas Bumi Darajat
a)
b)
c) d)
e)
Perusahaan berhasil mengembangkan program “Business Local Development ” yang merupakan penjabaran langsung dari konsep community driven development , sehingga masyarakat dapat mandiri berkembang ikut menggerakkan roda ekonomi di tingkat lokal seiring dengan program program yang digalakkan oleh pemerintah daerah setempat. Dalam program ini perusahaan membina kelompok masyarakat untuk dapat berbisnis secara profesional. Seperti untuk pelatihan kontrak tender, yang dengan pengembangan skill dan juga modal sampai kelompok masyarakat itu dapat mandiri dan mengikuti tender di suatu perusahan. Penerapan sistem manajemen lingkungan yang computerized yang dapat link langsung ke seluruh departemen di dalam perusahaan. Sehingga dapat dimonitor progress, penyimpangan atau pecapaian target secara seksama. Sistem ini dikemas dengan nama “Operational Excellence Management System (OEMS)” yang disertifikasi oleh Lloyd’s Register Quality Assurance Amerika. Berhasil mendapatkan proyek Clean Development Mechanism (CDM) penurunan emisi CO2 sebesar 90.804 ton. Perusahaan ini dapat menerapkan efisiensi energi dengan baik terbukti dengan penggunaan uap air dalam operasionalnya yaitu 5.8 ton/jam per MW di bawah rata rata penggunaan uap untuk perusahaan yang sama (geothermal) di beberapa negara misalnya Jepang, Kenya, Filipina, Italia, Islandia yaitu 6‐11 ton/jam per MW. Perusahaan juga melakukan penghijauan seluas 450 Ha sejak tahun 1997.
3.4.2
Peringkat Hijau
Tabel di bawah ini menjelaskan gambaran perjalanan kinerja perusahaan dengan peringkat Hijau pada tahun 2009‐2010, baik yang secara konsisten menjaga peringkat Hijau, maupun yang secara bertahap meningkatkan kinerjanya dari peringkat Merah dan Biru menuju peringkat Hijau.
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
1 7
1 6
1 5
1 4
1 3
1 2
P
P
P
P
P
P
1 1
1 0
9
8
7
6
5
4
3
2
1
S P P
P
P
P
P
P
P
P
P C
P
N o
15
1 7
1 6
1 5
1 4
1 3
1 2
1 1
1 0
P T . T o b a P u l p L e s t a r i , T b k .
P T . T r i P o l y t a I n d o n e s i a , T b k .
P P T T . . T N I i T p A p N o P n e S h t r o o k k u i m b a i a i N I n d u o s a n n e t s a i a r a
P T . C h a n d r a A s r i
P T . B l u e S c o p e S t e e l I n d o n e s i a
S P u T n . t e T o r y I o P t l a a n M t o t o r M a n u f a c t u r i n g I n d o n e s i a
P T . A s t r a D a i h a t s u M o t o r A s s y P l a n t ‐
9
8
7
6
5
4
3
P T . Y K K Z i p p e r I n d o n e s i a
P T . Y K K A P I n d o n e s i a
P T . U n i l e v e r I n d o n e s i a , T b k
P T . U n i l e v e r I n d o n e s i a , T b k
P T . N e s t l e I n d o n e s i a
P T . S a r i A d i t y a L o k a I
P a b r i k R u n g k u t
P a b r i k C i k a r a n g
P P C P T a h T . n e . E a v H r s r o n B o l a c n i D u m G m j e u i o I l D t n i a h d o w a r e n a a j r m e t i a s t a i ( a L l , y I n T m b d a o k n n G e C s r i l i o a a u c , p L a p t ) d P . U l a n n i t t
M a n u f a k t u r
M a n u f a k t u r
‐
‐
M a n u f a k t u r
M a n u f a k t u r
M a n u f a k t u r
M a n u f a k t u r
M a n u f a k t u r
M a n u f a k t u r
M a n u f a k t u r
M a n u f a k t u r
P u l p
P e t r o k i m i a
P e t r o k i m i a
P e t r o k i m i a
P e t r o k i m i a
l o P g e a l a m p i s a n
O t o m o t i f
O t o m o t i f
B a n t e n
B a n t e n
B a n t e n
B a n t e n
B a n t e n
D K I J a k a r t a
D K I J a k a r t a
J a w a B a r a t
B a n t e n
J a w a T i m u r
P M A
P M A
P M A
P M A
P M A
P M A
P M A
P M A
P M A
U t a r a
S u m a t e r a
P M D N
L a p o r a n H a s i l P e n i l a i a n P R O P E R 2 0 1 0
1 6
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
B I R U
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
H I J A U
B I R U
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
B I R U
B I R U
M a n u f a k t u r ( R i t s l u i t i n g )
M a n u f a k t u r
L p a r i n o f i l e a l i ) n ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
L a i n l a i n ( A l ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐
A g r o i n d u s t r i
P E M
M a n u f a k t u r
S u s u
S a w i t
P l y w o o d
G E e n o e r t h g e i r m a l
S e m e n
J a w a B a r a t
J a w a T i m u r
J a m b i
P M A
P M A
P M A
P M D N
H I J A U
H I J A U
G o o d s
C o n s u m e r
G o o d s
C o n s u m e r
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
M E R A H
H I J A U
H I J A U
M E R A H
M E R A H
H I J A U
H I J A U
H I J A U
B I R U
B I R U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
B I R U
H I J A U
H I J A U
M E R A H
B I R U
H I J A U
H I J A U
B I R U
H I J A U
H I J A U
B I R U
B I R U
B I R U
H I J A U
B I R U
B I R U
B I R U
B I R U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
‐
‐
‐
A g r o i n d u s t r i
B I R U
‐
1
A g r o i n d u s t r i
H I J A U
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐
K e j a y a n F a c t o r y
2
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
B a r a t
K a l i m a n t a n
P M D N
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
J a w a B a r a t P M A
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
T e n g a h
J a w a
P M A
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
N o
N a m a P e r u s a h a a n
S e k t o r S u b S e k t o r P r o v i n s i P e m o d a l a n 2 0 0 3
2 0 0 2 ‐
H I T A M
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
B I R U
B I R U
2 0 0 4
2 0 0 3 ‐
B I R U
H I J A U
B I R U
2 0 0 5
2 0 0 4
B I R U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
2 0 0 7
2 0 0 6
B I R U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
2 0 0 9
2 0 0 8
H I J A U
H I J A U
H I J A U
E M A S
E M A S
2 0 1 0
2 0 0 9
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
G a m b a r a n P e r i n g k a t H i j a u p a d a p e n i l a i a n t a h u n 2 0 0 2 2 0 1 0 ‐
B I R U
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
T a b e l 3 .1
‐
‐
‐
‐
9 0 1 0 0 0 2 2
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
8 9 0 0 0 0 2 2
U A J I H
S A M E
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U R I B
U R I B
U R I B
U R I B
U A J I H
U R I B
U A J I H
U A J I H
U R I B
U R I B
7 6 0 0 0 0 2 2
U A J I H
U A J I H
U R I B
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
S A M E
U A J I H
U R I B
U A J I H
U R I B
U A J I H
U A J I H
U R I B
U R I B
4 5 0 0 0 0 2 2
U A J I H
U A J I H
U R I B
U R I B
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U R I B
U R I B
U R I B
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
U R I B
U A J I H
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
4 3 0 0 0 0 2 2
U R I B
U A J I H
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
U R I B
U R I B
U R I B
U R I B
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
U R I B
U A J I H
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
H 2 3 A 0 0 R 0 0 E 2 2 M
U A J I H
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
U R I B
U R I B
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐
‐
‐
‐
‐
‐
n a l a d o m e P i s n i v o r P r o t k e S b u S r o t k e S
o N
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
U R I B
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
A M P
N M U B
A M P
N M U B
N M U B
A M P
A M P
N M U B
N M U B
N M U B
N M A U M B P
u a i R
t a r a B a w a J
t a r a B a w a J
r u m i T a w a J
t a r a B a w a J
t a r a B a w a J
i s e w a a r l a u t S U
t a r a B a w a J
i s n e a w t a l a l u e S S
r u m i T a w a J
a t r a k a J I K D
t a r a B a w a J
r t a n u a a t r r t m a i n a B T k a r a m u a a i j i l m I . . g w w l a o a i a a J J B D Y K T
P T L P i g r e n E
P T L P i g r e n E
M E P
M M M E E E P P P
& r p e l p u a P p
n e m e S
n e m e S
n e m e S
r u t k a f u n a M
r u t k a f u n a M
r u t k a f u n a M
r u t k a f u n a M
k i . . r k k b b b a T T P , , a a . s s k r r a a b T k k , a a ) r r o P P r l l e a a s g g r g g e n n P u u ( T p T n i k t u t a s n e n n e e r e a r m u m G i e m l n e e t c i c a e o C o P m d k d k e n n i n i a r I r S I . b . b . b T a T a T u P P P P P T
l l i M r e p a P d n a p l u P n a l a d n A u a i R . T P 8 1
M E P
M E P
M E P
. d t L , k a l a S l a m r e h t o e G n o r v e h C
g n a j o m a K a e r A l a m r e h t o e G a n i m a t r e P . T P
a e r A y g r e n E l a m r e h t o e G a n i m g a n o t r d e n P e . T h a P L
. d t L ) u d n i W g n a y a W ( l a m r e h t o e G y g r e n E r a t S
2 2
3 2
4 2
5 2
‐
‐
9 1
0 2
1 2
M E P
M E P
M E P
M E P
g n a k g n e S y g r e n E . T P
U G T L P i t a r G k a r e P P B U r e w o P a i s e n o d n i I t . a T r P G
k o i r P P B U r e w o P a i s e n o d n I . T P
6 2
7 2
8 2
‐
0 3
N M U B
U T i i i L s s s P u u u i s b b b s s i i i g r a t r a t r r a g t g s i g s e i s i i i i n E M D M D M D
P P T T L L P P t t i i n n u u g g n n a a j j o o m m a a K K P P B B U U r r e e w w o o r P P e k a a i a w i s l s o a e g P e S n n n a o g o a w d n d j a n u I n o J I . n . m . u T T a T P G P K P 9 2
N M U B
U R I B
A M P
l l l l a a a a m m m m r r r r e i e i e i e i i h U i U i U h h h g g g g t g t g t g r t r r r r r r G G G o o o o e e e e e e e e e T e T e T n n n n n L n L n L E G E G E G E G E P E P E P
N M U B
1 3
i a R h a r u g N U P P D a n i m a t r e P . T P 2 3
M E P
M E P
u l u w e R I I g e R D & S a n i m a t r e P . T P
n a g g n i p e S U P P D V I g e R D & S a n i m a t r e P . T P
‐
3 3
7 1
‐
A M P
‐
n a a h a s u r e P a m a N
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
U R I B
U A J I H
‐
4 3
0 1 0 2 R E P O R P n a i a l i n e P l i s a H n a r o p a L
5 1
5 0
4 9
4 8
4 7
4 6
4 5
4 4
4 3
P T . A d a r o I n d o n e s i a
P T . P e r t a m i n a ( P e r s e r o ) R U I V
P T . B a d a k N G L
P T . A r u n N G L
V i c o I n d o n e s i a , L L C . L a p a n g a n N i l a m
V i c o I n d o n e s i a , L L C . L a p a n g a n B a d a k
T o t a l E & P I n d o n e s i e
T o t a l E & P I n d o n e s i a
C P A
N P U
( E T M A C P P S e e r m t a b m e i n r a a h ) P T . S e m b e r a h P e r s a d a O i l
P E M
P E M
P E M
P E M
P E M
L M M N i g i G g a a / L s s P E G P
M i g a s E P
M i g a s E P
M i g a s E P
M i g a s E P
‐
‐
K i l a n g C i l a c a p P E M
L a p o r a n H a s i l P e n i l a i a n P R O P E R 2 0 1 0
1 8
P E M
P E M
B T M a a i t u m g b b a s a a n U r a g P
L M N i G g a / L s P G
S e l a t a n
T i m u r
K T a e n l i m g a a n h t a n
J a w a
P M D N
B U M N
B I R U
H I T A M
B I R U
M E R A H
M E R A H
K a l i m a n t a n
B U M N
P E M
N A D
K a l i m a n t a n
T i m u r
K a l i m a n t a n
‐
T i m u r
K a l i m a n t a n
‐
T i m u r
K a l i m a n t a n
3 9
P P T T . . P M e e r d t a m c o i E n & a E P P I n R d e o g n i e o s n i a J a B w l o a k F K i e a l d m S p a u b r a ( L n i r g i k )
P T . M e d c o E & P I n d o n e s i a
P E M
P E M
P E M
P E M
P E M
P E M
P E M
P E M
M i g a s E P
M M i g i g a a s s E E P P
M i g a s E P
M i g a s E P
M i g a s E P
M i g a s E P
M i g a s E P
S u b S e k t o r
J a m b i
J a w a B a r a t
R i a u
R K e i a p u u l a u a n
J a w a T i m u r
J a m b i
P r o v i n s i
B U M N
B U M N
P M D N
P M A
P M A
P M A
‐
T i m u r
K a l i m a n t a n
B U M N
P T . P e r t a m i n a E P U n i t B i s n i s E P J a m b i A r e a ‐
P M A
P M A
P M A
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
B I R U
B I R U
B I R U
B I R U
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
B I R U
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
B I R U
B I R U
B I R U
B I R U
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
B I R U
B I R U
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
B I R U
B I R U
B I R U
B I R U
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
H I J A U
H I J A U
H I J A U
M E R A H
H I J A U
B I R U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
B I R U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
3 8 S u m a t e r a E x t e n s i o n
‐
‐
R i m a u A s s e t
S e l a t a n
S u m a t e r a
P M D N
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
P T . M e d c o E & P I n d o n e s i a
3 7
3 6
3 5
P r e m i e r O i l N a t u n a S e a B V
K o d e c o E n e r g y C o . L t d .
O C p o e n o r a c t o i o p n h . i l l i p s ( S o u t h J a m b i ) , L t d . P S C G a s
N o
4 0
S e l a t a n
4 1
P M A
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
B U M N
T i m u r
‐
4 2
B l o k S o u t h
S e l a t a n
S u m a t e r a
P M D N
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
B I R U
B I R U
B I R U
N a m a P e r u s a h a a n
‐
S e k t o r
P e m o d a l a n 2 0 0 3
2 0 0 2
2 0 0 4
2 0 0 3
B I R U
2 0 0 5
2 0 0 4
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐
‐
B I R U
M E R A H
B I R U
B I R U
B I R U
B I R U
B I R U
B I R U
B I R U
B I R U
B I R U
H I J A U
B I R U
B I R U
2 0 0 7
2 0 0 6
B I R U
B I R U
H I J A U
B I R U
H I J A U
B I R U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
2 0 0 9
2 0 0 8
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
H I J A U
2 0 1 0
2 0 0 9
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐
‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐
‐
‐
‐
9 0 1 0 0 0 2 2
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
U A J I H
8 9 0 0 0 0 2 2
U A J I H
U R I B
U A J I H
U A J I H
U A J I H
7 6 0 0 0 0 2 2
U R I B
U R I B
U R I B
U A J I H
U A J I H
4 5 0 0 0 0 2 2
U R I B
U R I B
U R I B
U R I B
U A J I H
4 3 0 0 0 0 2 2
U R I B
H A R E M
U R I B
U R I B
U R I B
2 3 0 0 0 0 2 2
U R I B
U R I B
U R I B
U A J I H
n a l a d o m e P
N D M P
N M U B
N M U B
A M P
t a r a B a w a J
B T N
‐
‐
‐
‐
‐
‐
i s n i v o r P r o t k e S b u S r o t k e S
n a a h a s u r e P a m a N
o N
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
N D M P
n n a t a a t r n n n e n a a a r t a a t t u m m i a i a l l l m m l a e a i u e K S K T S S
g a g a g a g l g l n r n r n r n n a a a a a a b a b a a a r r b b b b b b e e u u u n m t m t m t m m n a a a a a a a i a i T B T B T B T M T M
M E P
n i k a n e S g n a b m a T a i s e n o d n I n i m t u r A . T P 2 5
M E P
n a g n u n i B e t i S l a o C u a r e B . T P
‐
3 5
M E P
M E P
s i n s t i i n B U t i . n r k m U o b i T n . k g ) E k n o b o r g n T P e , s u r j g s a e n n a m P a ( T b E n m n a m a a a g s T g n A n a a a t i b k b k m e m u a n a B t A r . r . t T e T e P P P P ‐
4 5
5 5
M E P
a r a g g n e T a s u N t n o m w e N . T P 6 5
9 1
0 1 0 2 R E P O R P n a i a l i n e P l i s a H n a r o p a L
3.4.3 Perusahaan Berpredikat Hitam 2 (Dua) Kali Berturut turut.
Tabel di bawah ini akan menjabarkan nama‐nama perusahaan yang secara berturut‐turut mendapat peringkat hitam yaitu pelaksanaan PROPER tahun lalu (2009‐2010) dan PROPER tahun ini (2009‐2010). Perusahaan yang masuk dalam daftar ini keseluruhan berasal dari sektor agroindustri. Kaitannya dengan perusahaan‐perusahaan tersebut Kementerian Lingkungan Hidup akan menindak‐lanjuti dengan melakukan tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Karena perusahaan tersebut telah secara sengaja dalam operasionalnya tidak melakukan kewajiban yang dipersyaratkan dalam peraturan yang berlaku terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup. Khususnya dalam melakukan 3 (tiga) hal yaitu pengelolaan limbah cair, pengelolaan limbah emisi gas buang, dan pengelolaan limbah B3 nya. Tabel 3.2 Daftar Peruahaan Berpredikat Hitam 2 (dua) kali berturut turut. Nama Perusahaan
Sektor
Regional
2008‐2009
2009‐2010
1
PT. Centram
Agroindustri
Jawa
HITAM
HITAM
2
PT. Perkebunan Nusantara VIII Perkebunan Cikumpai
Agroindustri
Jawa
HITAM
HITAM
3
CV. Pasific Harvest
Agroindustri
Jawa
HITAM
HITAM
4
PT. Avila Prima Intra Makmur
Agroindustri
Jawa
HITAM
HITAM
5
PT. Bali Maya Permai
Agroindustri
Bali Nusra
HITAM
HITAM
6
PT. Bitung Mina Utama
Agroindustri
Sumapapua
HITAM
HITAM
7
PT. Blambangan Raya Foodpackers Indonesia
Agroindustri
Jawa
HITAM
HITAM
8
PT. Deho Canning Company
Agroindustri
Sumapapua
HITAM
HITAM
9
PT. Manadomina Citrataruna
Agroindustri
Sumapapua
HITAM
HITAM
10
PT. Maya Muncar
Agroindustri
Jawa
HITAM
HITAM
11
PT. Rex Canning Indonesia
Agroindustri
Jawa
HITAM
HITAM
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
12
PT. Sinar Pure Foods International
Agroindustri
Sumapapua
HITAM
HITAM
20
12
PT. Sinar Pure Foods International
Agroindustri
Sumapapua
HITAM
HITAM
13
PT. Sumber Yalasamudera
Agroindustri
Jawa
HITAM
HITAM
14
PT. Inne Dong Wha Development
Agroindustri
Kalimantan
HITAM
HITAM
15
PT. Intracawood Manufacturing
Agroindustri
Kalimantan
HITAM
HITAM
16
PT. Kayu Lapis Asli Murni
Agroindustri
Kalimantan
HITAM
HITAM
17
PT. Sari Bumi Kusuma
Agroindustri
Kalimantan
HITAM
HITAM
18
PT. Agri Andalas ‐ PMKS Sukaraja
Agroindustri
Sumatera
HITAM
HITAM
19
PT. Bintang Harapan Desa
Agroindustri
Kalimantan
HITAM
HITAM
20
PT. Mitra Austral Sejahtera
Agroindustri
Kalimantan
HITAM
HITAM
21
PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) PKS Bunut
Agroindustri
Sumatera
HITAM
HITAM
22
PT. SIME Indo Agro
Agroindustri
Kalimantan
HITAM
HITAM
23
PT. Wana Sawit Subur Lestari
Agroindustri
Kalimantan
HITAM
HITAM
24
PT. Sumatera Telaga Tapioka
Agroindustri
Sumatera
HITAM
HITAM
3.5 Analisis berdasarkan Jenis Permodalan
Berdasarkan jenis permodalan, perusahaan PROPER dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penamanan Modal Dalam Negeri (PMDN). Keikutsertaan perusahaan PROPER menurut jenis pemodalan adalah seperti terlihat di gambar di bawah ini.
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
21
Gambar 3.5.a Jumlah Peserta PROPER berdasar Status Pemodalan Berdasarkan jumlah peserta PROPER, terbesar berasal dari perusahaan PMDN 261 perusahaan, kemudian PMA 232 Perusahaan, dan terakhir BUMN 197 perusahaan. Dari sekian banyak perusahaan tersebut distribusi penaatan berdasarkan pemodalan adalah seperti terlihat di dalam gambar di bawah ini. Status Pemodalan
PMDN 0
PMA 2
Total
Emas
BUMN 0
Hijau
18
9
27
54
Biru
132
160
143
435
Merah
38
65
49
152
Hitam
9
27
11
47
Total
197
261
232
690
2
Tabel 3.5.b Distribusi penatan PROPER berdasar Status Pemodalan Berdasarkan data peringkat kinerja perusahaan PROPER, tingkat penaatan perusahaan PMDN paling rendah yaitu 64%, dibandingkan dengan PMA 74% dan yang tertinggi adalah perusahaan BUMN yang mencapai 76%. Hal ini berbeda dengan PROPER tahun lalu dimana PMA menduduki tempat teratas dengan 80%, diikuti BUMN 68% dan terakhir PMDN 63%. Namun terkait dengan kinerja Beyond Compliance untuk peringkat Hijau dan Emas, perusahaan PMA masih memimpin di urutan teratas dengan memperoleh peringkat Hijau paling banyak yaitu 27 perusahaan dan yang mendapatkan peringkat tertinggi yaitu emas terdapat 2 (dua) perusahaan. Sementara PMDN memperoleh peringkat Hitam paling banyak yaitu mencapai 27 perusahaan.
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
22
Tabel 3.5 Distribusi Peringkat PROPER berdasar Pemodalan . Keadaan yang sama juga terjadi tahun lalu (24 perusahaan) dimana PMDN paling banyak berperingkat hitam. Namun demikian, masih ada beberapa perusahaan PMA dan BUMN yang mendapatkan peringkat Hitam, masing‐masing PMA 11 perusahaan dan BUMN 9 perusahaan. Perusahaan PMDN yang memperoleh peringkat hitam antara lain berasal dari jenis industri pengolahan ikan, karet, plywood, sawit, yang sebagian besar berasal dari sektor agroindustri. Diharapkan pada periode penilaian berikutnya, perusahaan baru ini dapat meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya.
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
BAB IV PENUTUP
23
BAB IV PENUTUP
Penyampaian peringkat PROPER kepada publik ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh sekaligus terinci mengenai tingkat kesadaran, kepedulian serta komitmen perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Di tengah kondisi makin meningkatnya pencemaran, kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, sementara makin terbatasnya ketersediaan sumberdaya alam dan masih tingginya tekanan dari krisis keuangan global, dorongan terhadap peningkatan penaatan menjadi semakin penting. Perusahaan‐perusahaan yang memperoleh peringkat taat (Biru, Hijau dan Emas) menunjukkan kemampuan untuk terus berusaha dengan tetap menjaga lingkungan. Adanya peningkatan perusahaan yang memperoleh peringkat Hijau dan Emas selama 3 tahun terakhir menunjukkan konsistensi komitmen perusahaan mengintegrasikan aspek usahanya sebagai bagian dari masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam konteks tripple bottom line. Inovasi kegiatan pengembangan masyarakat, penerapan sistem manajemen lingkungan secara lebih terukur dan pemanfaatan limbah dan konservasi sumberdaya alam seperti energi dan air akan tetap didorong melalui pengembangan pelaksanaan PROPER selanjutnya. Adanya ketidaktaatan oleh perusahaan merupakan tantangan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan internal, baik dari komitmen pimpinan puncak, aspek manajemen, teknologi dan sebagainya. Bagi pemerintah, termasuk pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, ketidaktaatan ini menjadi masukan bagi penyediaan berbagai kebijakan dan peraturan serta pengawasan yang teratur untuk mendukung peningkatan penaatan. Bagi masyarakat, baik sebagai konsumen maupun sebagai masyarakat umum, diharapkan dapat lebih berperan dalam mendorong perusahaan sebagai produsen yang lebih bertanggung‐ jawab. Diharapkan penilaian penaatan melalui PROPER yang dilakukan secara terus‐menerus dapat lebih mendorong perusahaan untuk lebih berupaya dalam memenuhi seluruh peraturan lingkungan.
Laporan Hasil Penilaian PROPER 2010
24
S A M
S A M E
0 1 0 2 R E P O R P
0 1 0 2 R E P O R P
n a i a l i n e n P a l a i h s a a s H u r e n P a r | o 2 p | a s L a
m n E a r t a i p k g i m n a r e L P
n a i a l i n e P l i s a H n a r o p a L
n a r i p m a L
2 C h e v r o n G e o t h e r m a l I n d o n e s i a , L t d . U n i t P a n a s B u m i D a r a j a t
1 P T . H o l c i m I n d o n e s i a , T b k
N o
C i l a c a p P l a n t
N a m a P e r u s a h a a n
G e o t h e r m a l
S e m e n
J e n i s I n d u s t r i
J a w a B a r a t
J a w a T e n g a h
P r o v i n s i
G a r u t
C i l a c a p
K a b . / K o t a
P P M M A A
S t a t u s P e m o d a l a n
E M A S
‐
E 2 M 0 1 A 0 S
P e r i n g k a t P R O P E R 2 0 0 9 ‐
U A J I H
0 1 0 2 R E P O R P
0 1 0 2 R E P O R P n a i a l i n e P l i s a H n a r o p a L n a r i p m a L
n a i a l i n e P l i s a H n a r o p a L
n a r i p m a L
n a a h a s u r e P | 4 5 | u a j i H t a k g n i r e P
0 1 0 2
0 1 0 2 9 0 0 2 R E P O R P t a k g n i r e P
U A J I H
n a l a d o m e P s u t a t S
N N D M M U P B
N A M M U P B
m a i t n o u E K a / a . r e r b B a a u K M
r o g o B
t a r a B a w a b m u S
‐
U A J I H
U A J I H
U A J I H
i s n i v o r P
r u m i T n a t n a m i l a K
n a t a l e S a r e t a m u S
t a r a B a w a J
t a r a B a r a g g n e T a s u N
i r t s u d n I s i n e J
a r a b u t a B g n a b m a T
a r a b u t a B g n a b m a T
l a r e n i M g n a b m a T
l a r e n i M g n a b m a T
m i n E g n u j n a T n a g n a b m a t r e P t i n U . k b T ) o r e s r e P ( m a s A t i k u B . T P 2 5
r o k g n o P s a m E n a g n a b m a t r e P s i n s i B t i n U . k b T , g n a b m a T a k e n A . T P 3 5
a r a g g n e T a s u N t n o m w e N . T P 4 5
n a a h a s u r e P a m a N
n a g n u n i B e t i S l a o C u a r e B . T P 1 o 5 N ‐
‐
P e r i n g k a t B i r u | 4 3 5 | P e r u s a h a a n
L a m p i r a n L a p o r a n H a s i l P e n i l a i a n P R O P E R 2 0 1 0
B I R U
L a m p i r a n L a p o r a n H a s i l P e n i l a i a n P R O P E R 2 0 1 0
4 4 3 3 5 4
4 3 3
4 4 4 3 3 3 2 1 0
4 2 9
4 4 4 2 2 2 8 7 6
N o
4 4 3 3 5 4 P P T T . . A A n v e o k c a e T t B a o m l b a a a n n g g , M T o b n k g . o U n B d P o P w L o g a m M u l i a ‐
T a m b a T n g a m P b e a n n g g o l a M h i a n n e a M r l i n e r a l
D K I J a k a r t a
4 3 3 P T . A n e k a T a m b a n g , T b k . U n i t B i s n i s P e r t a m b a n g a n N i k e l P o m a l a a
4 4 3 3 2 1 P P T T . . I n F r t e e e r n p a o r t i o t n n I a d l o N n e i c k s a e i l I n d o n e s i a ( I N C O ) S o r o w a k o , T b k .
T a m b a n g M i n e r a l
T T T a a a m m m b b b a a a n n n g g g M M M I n n i n i e e e r a r a a r l l l
T a m b a n g M i n e r a l
T T T a a a m m m b b b a a a n n n g g g M M M i n i n n i e e e r a r a r a l l l
S u l a w P e a s i p S u e a l a t a n
M a l u k u U t a r a
M a l u k u U t a r a
K K e e p K p e .B .B p a a u n n l a g g u k k a a a n B B R e e i l a l i t u i u t u n n g g
H a L l m u M w a h u i e T m r i i k m a a U u t r a r a
H a l m a h e r a T i m u r
B B e K a i n l a g t u r k n i m a g B T u a n r i m a u t r
‐
S S u u l a l a w w e e s i s i T U e n t a g g r a a r a
K o B t a o a A l d a n m g . M J a o k n a g r t a o n T d i m o w u r
K o l o k a , P o m a l a
N o
4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 0 9 8 7 6 P U P P P P T t T T T T . a . . . . N r A T T T i i n a u a m m m ( s B e a a u k b a a a h h H l i ( T n a ) a g P ( P l e m m T e r r a s s i b m e e h a r r e a n o o r g h ) a , ) , , M T T K T b u b b i k k n k n . d . . e r u U U a U l n r n n i i t i t t W W B i s i i l n a a l i y y s a a P h h e T P r t a r a m o m d b b a u k a n n g s i g B D e a n a l i r t N a u i t n k J e e g l b M u s a l u k u ‐
‐
‐
N a m a P e r u s a h a a n
‐
J e n i s I n d u s t r i
P r o v i n s i
K a b . / K o t a
S t a t u s P e m o d a l a n
B B B B B B U P U P P P U U U U M M M M M M M M M M N A N A A A N N N N
B B I R I R U U
B I R U
B B B I I R I R R U U U
B I R U
2 0 B B B 0 9 I I R I R R 2 U U U 0 1 0 ‐
P e r i n g k a t P R O P E R
H A R E M
0 1 0 2 R E P O R P
0 1 0 2 R E P O R P n a i a l i n n a a e h P a l i s s u r a e H P | n 2 a r 5 1 o | p h a a L r e n M a t r a i k p g n m i r a e L P
n a i a l i n e P l i s a H n a r o p a L
n a r i p m a L
0 1 0 2 9 0 0 2 R E P O R P t a k g n i r e P
‐
H H H H H H H H A A A A A A A A R R R R R R R R E E E E E E E E M M M M M M M M
H A R E M
H H H A A A R R R E E E M M M
n a l a d o N N N N N N m A A M M M D D D e M M U U U M M M P P P B B B P P P s u t a t S
N D M P
N A A D M M M P P P
a t o K / . b a K
, a a r t a r a a y a r s m u s a u y a g i a e d u u y i l i l t r n a U R R a n m n a E a L a i i k k a r T b g k u g m t a l i g a g h n r a i a n a S n r r n u a a m t a t n u r o u e a d e k u a u K a r u K u B I i S n B g n T a K M M e M t B u K
i s n i v o r P
n h n a a t a t a g n l t a l a l e e u S e r u T a u k u u S B n a i a r a g n a i a t a i R R t R n t e a n e a n w a a J a B m i m m i l l u a a S K K
r u m i T n a t n a m i l a K
h r n a a u t g a m l n i e e T T S n n n a a a t t n n t a a n a m m m i l i i l l a a a K K K
i r t s u d n I s i n e J
a r a r a r a a a b b b s t u t u t u s s s s a a a a a a a a g i g B B B g i g i g i i M M M M M g g g n n P P P P P n a a a E E E U U b b b m m m a a a T T T
a r a b u t a B g n a b m a T
a l r l a a r a r b e e u i n i n t a M B M g g g n n n a a a b b b m m m a a a T T T
i g r e n E i r u d i a B t i k u B . T P 9 4 1
) O L I S ( s e r O c i t a l i a r e n a o t a c C L n a n e K m o i r r o r P I u u k m i u m o t l b d a e n K S I . . . T T T P P P 0 1 2 5 5 5 1 1 1
n a a h a s u r e P a m a N
h t u o g S n n i t a n h g k g . n a i d L o P t l l L a a i i r O , B e e i a g S t y s a v e n g a n m a l a l u e n o i K i S H d K n I I a i a I i n l e V I i s s k U n a e e i U p R R i r n n S e o o ) ) M i n o d d n o a M r r n n e e e I I d m a c c l s a h r s r i f i f o e e t i a r a P c i c G P r ( r a a a a ( G a u P P i B n a n n i n u a a n n m i n d o r o a m m S r a n a a t u t v v r t t i h e e e r r k a r a h h P e e u C C P P B W M . . B . . . . . T T O T T T T T P P J P P P P P 1 2 3 4 5 6 7 8 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1
‐ ‐
o N
‐ ‐
P e r i n g k a t H i t a m | 4 7 | P e r u s a h a a n
L a m p i r a n L a p o r a n H a s i l P e n i l a i a n P R O P E R 2 0 1 0
H I T A M
L a m p i r a n L a p o r a n H a s i l P e n i l a i a n P R O P E R 2 0 1 0
4 4 4 7 6 5
N o
4 7 P T . M a n d i r i I n t i P e r k a s a
N o
4 4 6 5 P P T T . . T P r L a N n s ( P P a e c r s i e f i r c o P ) e S e t r o k c t o h r e K m a i c p a u l a s I n A d r o e t a a m S e a i R a y a
N a m a P e r u s a h a a n
T a m b U a P n g M B i a g a t u s b a r a
P L T U
J e n i s I n d u s t r i
K a l i m a n t a n T I m u r
J a w a T i m u r
K a l i m a n t a n B a r a t
P r o v i n s i
B u l u n g a n
T u b a n
K u b u R a y a
K a b . / K o t a
P P B M M U M D N A N
S t a t u s P e m o d a l a n
2 H H H 0 0 I T I T I T 9 A A A 2 M M M 0 1 0 ‐
P e r i n g k a t P R O P E R