Studi Cross-Sectional (Studi (Studi Prevalensi)
Stud Studii Cross-Sectional suatu suatu bentuk studi observasional (non-eksperimental) yang paling sering dilakukan. Studi Cross-Sectional adalah dengan mencari hubungan antara variab variabel el bebas bebas (fakto (faktorr risiko) risiko) dengan dengan variab variabel el tergan tergantun tung g (efek) (efek) dengan dengan melaku melakukan kan pengukuran sesaat (Soeparto dkk, 1998). 1998). asi asill pen pengama gamata tan n Cross-Sectional untu untuk k meng mengid iden enti tifik fikasi asi fakto faktorr risik risiko o ini ini kemudi kemudian an disusu disusun n dalam dalam table table !"!. !"!. #ntuk #ntuk desain desain ini biasany biasanyaa dihitu dihitung ng adalah adalah rasio rasio prevalence, yakni perbandingan antara prevalens suatu penyakit atau efek pada subyek kelompok yang mempunyai faktor risiko, dengan prevalens penyakit atau efek pada subyek yang tidak mempunyai faktor risiko. $asio prevalens menun%ukkan peran faktor risiko dalam ter%adinya efek pada studi Cross-Sectional (Sastroasmoro Sudigdo dkk, !&11). !&11). a.
'ang 'angka kahh-lan langk gkah ah pada pada stud studii kasus kasus-k -kel elol olaa (Case-control ( Case-control ) 1) erumus erumuskan kan pertan pertanya yaan an dan hipote hipotesis sis ertanyaan penelitian yang akan di%a*ab harus dikemukakan dengan %elas, dan dirumuskan hipotesis yang sesuai, sehingga perlu dicari hubungan antar variabel yang diteliti (Sastroasmoro Sudigdo dkk, !&11). Faktor risiko dan efek diperiksa pada saat yang sama a - Efek (+) b - Efek (-) Faktor risiko c - Efek (+) d - Efek (-) 2ambar 1. Struktur studi Cross-Sectional +alam menghitung rasio prevalens $ a(ab) / c(cd). !) engidenti engidentifikasi fikasi variabel variabel penelitian penelitian
Semua variabel harus diidentifikasi dengan cermat. 0aktor yang mungkin merupakan risiko namun tidak diteliti perlu diidentifikasi, agar dapat disingkirkan atau paling tidak dikurangi pada *aktu pemilihan subyek penelitian (Sastroasmoro Sudigdo dkk, !&11).
) enetapkan enetapkan suby subyek ek penelitian penelitian enetapkan subyek penelitian tergantung pada tu%uan penelitian, maka ditentukan dari populasi-ter%angkau mana subyek penelitian akan dipilih, apakah dari rumah sakit ataukah dari masyarakat umum.
1
enetapan besar sampel untuk penelitian cross-sectional yang mencari rasio prevalens sama dengan penetapan besar sampel untuk studi kohort yang mencari risiko relatif 3) elaksanakan pengukuran arus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengukuran baik pengukuran faktor risiko maupun pengukuran efek (penyakit). 4) enganalisis data 5nalisis hubungan atau perbedaan prevalens antar kelompok yang diteliti dilakukan setelah validasi dan pengelompokkan data. 5nalisis dapat berupa u%i hipotesis maupun analisis untuk memperoleh risiko relative. 6ang dimaksud dengan risiko relative pada studi cross-sectional adalah perbandingan antara prevalens penyakit pada kelompok dengan risiko dengan prevalens efek pada kelompok tanpa risiko. 7nterpretasi hasil akan didapat %ika / a)
ila nilai rasio prevalens 1, maka variabel yang diduga sebagai faktor risiko
b)
tidak ada pengaruhnya dalam ter%adinya efek, atau bersifat netral ila nilai rasio prevalens 1 dan rentang kepercayaan tidak mencakup 1,
c)
maka variabel tersebut merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit ila nilai rasio prevalens : 1 dan rentang kepercayaan tidak mencakup 1,
d)
maka faktor yang diteliti merupakan faktor protektif bukan faktor risiko. ila nilai interval kepercayaan rasio prevalens mencakup angka 1, maka berarti pada populasi yang di*akili oleh sampel tersebut masih mungkin nilai rasio prevalensnya 1. (Sastroasmoro Sudigdo dkk, !&11).
;abel 1.
•
emastikan adanya urutan
•
•
ke%adian enghindari
besar baik untuk • ;idak
bias
pengukuran predictor
pada
Sering membutuhkan sampel keluaran
yang %arang 2
•
enghindari
•
kesintasan +apat
bias mempela%ari
beberapa keluaran insidens, • enghasilkan
=ross sectional
•
risiko relative Seleksi dari subyek dan
•
pengukuran-pengukuran •
dapat lebih dipantau 'ebih murah dan
lebih
*aktu pan%ang •
pendek •
erguna
• •
seleksi subyek dan pengukuran apabila
kohort
•
populasi
meneliti
beberapa
keluaran +apat memantau
seleksi
dari subyek $elative pendek 'angkah yang baik dan
kohort enghasilkan
•
;idak
•
ke%adian ;erdapatnya
erguna
bagi
penelitian
•
keadaan yang %arang ter%adi $elative murah dan membutuhkan %umlah yang kecil enghasilkan
menentukan bias
dua
urutan potensial
•
kesintasan (survival) ;idak baik untuk keadaan yang
%arang ter%adi dapat • ;idak
menghasilkan
insidens atau risiko relative
•
murni 5danya bias potensial ;idak dapat menentukan
•
urutan ke%adian ias potensial
•
pengukuran rasio odds
(perkiraan yang baik dari
sampel
dalam mengukur predictor dan
prevalens,
•
•
bias potensial dari
paparan yang berbeda dan
prevalens relative
5danya
pengambilan
pertama bagi suatu studi •
yang berbeda mempunyai
%arang • +apat •
'ebih mahal dan memakan
predictor
dalam dan
•
survival ;erbatas pada satu variabel
•
keluaran ;idak menghasilkan prevalens,
risiko relative)
insidens. (Soeparto dkk, 1998) 3
Daftar Pustaka
Sastroasmoro Sudigdo dkk. (!&11). Dasar-dasar Metodologi Klinis (11th ed.). >akarta/ Sagung Seto. Soeparto dkk. (1998). Epidemiologi Klinik. Surabaya/ 2$57< 0< #?57$.
4