KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan hidayah Nya, sehingga laporan mengenai Sanitasi Terminal Osowilangun Surabaya ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Rusmiati, SKM., M.Si selaku dosen mata kuliah Sanitasi Tempat-Tempat Umum yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini. Tidak lupa kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini. Laporan ini kami susun dengan dasar tugas praktikum Sanitasi Tempat-Tempat Umum untuk membuat laporan dan mempresentasikan materi mengenai Sanitasi Terminal Osowilangun Surabaya. Dengan laporan ini diharapkan mahasiswa dapat mengenali dan memanfatkan pengetahuan sesuai dengan kekhasannya masing-masing. Akhir kata, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, namun tetap besar harapan kami materi yang akan kami berikan dapat bermanfaat, dan memberi wawasan serta pengetahuan baru bagi pembacakhususnya para mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya.Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Surabaya, 02 April 2018
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan angkutan umum semakin meningkat dan berpengaruh pada pola atau jarinagna kota, serta didalam lingkup kerja masyarakat.Dalam hal ini dibutuhkan suatu bangunan arsitektur yang mampu mewadahi pergerakan masyarakat dengan mewujudkan suatu prasarana yang sesuai kebutuhan pada saat ini dan masa yang akan datang seperti sebuah terminal yang mampu menanggulangi permasalahan tersebut .Terminal dibuat untuk mendukung transportasi khususnya transportasi darat yang banyak digunakan oleh masyarakat pada umumnya sehingga mengharuskan pada setiap provinsi harus mempunyai terminal yang memadai. Terminal merupakan tempat berkumpul manusia dari berbagai tempat untuk datang dan pergi. Dengan itu maka terminal merupakan tempat yang paling cocok untuk menyebarnya segala penyakit yang dibawa oleh orang-orang yang keluar masuk disana maupun yang berasal dari terminal itu sendiri. Terutama yang penyebarannya melalui media udara, air, makanan, minuman maupun kontak manusia satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, sanitasi di terminal harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sehingga terminal dapat melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat terutama masyarakat terminal itu sendiri. Mengingat betapa pentingnya terminal dalam sistem transpotasi terutama transportasi darat dan yang paling banyak dipakai atau sudah umum dengan masyarakat, maka sanitasi maupun kebersihannya harus diperhatikan.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Lokasi dan kontruksi Bangunan Terminal ? 2. Bagaimana Fasilitas Sanitasi yang ada di Terminal ? 3. 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui mengetahui lokasi dan kontruksi kontruksi Bangunan Bangunan terminal 2. Untuk mengetahui Fasilitas Sanitasi yang ada di terminal
1.4 Manfaat 1. Mahasiswa mampu memahami lokasi dan kontruksi bangunan terminal 2. Mahasiswa mampu memahami fasilitas sanitasi yang berada di terminal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat dihindari. Sehingga dapat dikatakan bahwa sanitasi adalah suatu usaha pengendalian factor-faktor lingkungan untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang disebabkan oleh faktor lingkungan tersebut, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat optimal (Depkes RI, 2002). Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977). Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut : a) Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum boleh keluar masuk ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar. b) Harus ada gedung/ tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana masyarakat melakukan aktivitas tertentu. c) Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempattempat umum tersebut. d) Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tempat-tempat umum.
Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Untuk mencegah akibat yang timbul dari tempat-tempat umum. Sasaran khusus yang harus diberikan dalam pengawasn tempat-tempat umum meliputi : a) Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum maupun personal hygiene) b) Alat-alat kebersihan c) Tempat kegiatan
2.2 Definisi terminal
Menurut PP No 41 tahun 1993 tentang angkutan jalan, Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi 2.3 Klasifikasi terminal
Menurut PP No 43 tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan terminal terdiri dari: 1. Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Menurut PP No 43 tahun 1993 terminal penumpang di kelompokkan menjadi: a) Terminal Tipe A Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar provinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Terminal tipe A merupakan terminal penumpang
yang
memiliki
fasilitas
paling
lengkap,
disamping
itu
pembangunannya membutuhkan lahan yang cukup luas sekurang-kurangnya 5 hektar. Syarat lokasi terminal tipe A yaitu:
Terletak di ibu kota provinsi, kabupaten, dalam jaringan trayek antar kota a ntar provinsi dan atau angkutan lintas batas negara.
Terletak antara dua terminal penumpang tipe A sekurang-kurangnya 20 km di pulau Jawa, 30 km di pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya lainnya
Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurangkurangnya berjarak 100 meter di pulau Jawa dan 50 meter dipulau lainnya.
b) Terminal Tipe B Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan. Terminal tipe B adalah terminal penumpang yang berada setingkat di bawah terminal tipe A. Pembangunan terminal tipe ini membutuhkan lahan sekurang-kurangnya 3 hektar untuk terminal di pulau Jawa dan Sumatera dan 2 hektar di pulau lainnya. Syarat lokasi terminal tipe B yaitu:
Terletak di ibu kota kabupataen atau kota dalam jaringan trayek antar kota dalam provinsi.
Terletak di jalan kolekter dengan kelas jalan jal an sekurang-kurangnya kelas III B.
Jarak antara dua terminal penumpang tipe B sekurang-kurnagnya 15 km dipulau Jawa, 30 km di pulau lainnya.
Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di pulau Jawa dan Sumatra dan 2ha di pulau lainnya.
Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurangkurangnya berjarak 50 meter di Pulau Jawa dan 30 meter di pulau lainnya.
c) Terminal Tipe C Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Terminal Tipe C adalah terminal penumpang yang berada setingkat dibawah terminal tipe B. Syarat lokasi terminal tipe C yaitu:
Terletak di dalam wilayah kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan pedesaan.
Terletak dijalan kolektor atau lokal dengan kelas jal an paling tinggi III A.
Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.
Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal. Sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
2. Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi. 2.4 Fasilitas sanitasi terminal
Menurut Menteri Perhubungan No 31 Tahun 1995 tentang terminal transportasi jalan, fasilitas terminal terdiri dari: 1) Fasilitas Utama a. Jalur pemberangkatan kendaraan umum b. Jalur kedatangan kendaraan umum c. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk didalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum d. Bangunan kantor terminal e. Tempat tunggu penumpang atau pengantar f. Loket penjualan karcis
g. Rambu-rambu dan papan informasi yang didalamnya memuat petunujuk jalan dan jadwal pemberangkatan h. Pelataran parkir kendaraan pengantar atau taksi 2) Fasilitas Penunjang a. Kamar kecil/toilet b. Musholla c. Kantin d. Ruang pengobatan/P3K e. Ruang informasi f.
Telepon umum
g. Tempat penitipan barang h. Taman 2.5 Persyaratan Persyaratan sanitasi terminal
1) Letak Terminal Menentukan letak untuk membangun terminal harus disesuaikan dengan perencanaan tata kota. 2) Bagian Luar Terminal a. Tempat Parkir Persyaratan minimal hygiene sanitasi yang berlaku adalah sebagai berikut:
Bersih dari sampah dan genangan – genangan – genangan genangan air. Tempat parkir yang bersih dari sampah dan genangan – genangan air akan menguntungkan dari segi estetik dan kesehatan. Apabila tempat parkir kotor dengan sampah – sampah sampah dan genangan air, akan dapat menimbulkan kecelakaan dan juga dapat menjadi sarang berbagai serangga dan tikus. Adanya genangan air tersebut akan menciptakan tempat hidup dan berkembangnya nyamuk. Sedangkan kita ketahui bahwa nyamuk merupakan serangga yang dapat menyebarkan berbagai macam penyakit pada manusia seperti: malaria, demam berdarah, penyakit kaki gajah dan sebagainya.
Berlantai aspal atau beton. Lantai aspal dan beton penting agar tempat tersebut tidak lekas rusak sehingga tidak menimbulkan lubang – lubang yang dapat menjadi tempat genangan – genangan air, juga agar menyenangkan bagi penumpang karena tidak terjadi goncangan – goncangan kendaraan. Disamping itu, tempat parkir tidak akan
menjadi becek bila turun hujan, dan juga mudah dibersihkan dari sampah – sampah yang mengotori tempat tersebut. Tersedia tanda – tanda – tanda tanda yang jelas.
Adanya tanda – tanda tanda akan memudahkan dalam pengaturan parkir kendaraan, sehingga tidak terjadi kesemrawutan parkir kendaraan. b. Pembuangan Sampah Tersedianya tong sampah di rempat-tempat tertentu yang mudah dijangakau
oleh setiap penumpang Tong sampah harus kedap air dan tertutup agar baunya tidak keluar dan tidak
merusak pemandangan atau estetika. Disamping itu bau tersebut bisa mengundang kedatangan serangga dan tikus sebagai vektor penyakit menular. c. Penerangan Penerangan di bagian luar bagunan terminal sangat lah penting. Khususnya pada tempat parkir, pintu masuk dan pintu keluar terminal perlu di beri penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan. Sehingga hal – hal yang tidak diinginkan seperti saling tabrakan/bersenggolan tidak terjadi. 3) Bagian Dalam terminal a. Ruang Tunggu
Yang penting diperhatikan mengenai ruang tunggu terminal agar tidak meninggalkan masalah – masalah – masalah masalah kesehatan adalah:
Lantai dibuat dari bahan kedap air dan tidak licin. Hal tersebut dimaksudkan agar kotoran yang ada mudah dibersihkan dibers ihkan juga agar tidak membahayakan bagi orang karena kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat licinnyapermukaan lantai.
Tempat duduk bersih. Tempat duduk yang bersih dan bebas dari kutu busuk, akan membuat orang senang mendudukinya karena orang tidak perlu cemas pakaiannya akan kotor. Tempat duduk tersebut jadi harus bebas dari kutu busuk sebab orang akan merasa terganggu dengan adanya gigitan kutu busuk.
Ruang tunggu harus dan tersedia tempat – tempat tempat sampah yang tertutup dan kedap air. Ruang tunggu yang bersih akan menyenangkan orang dan membuat orang betah di tempat tersebut untuk menunggu keberangkatan dan kedatangan dari
terminal bus. Untuk itu perlu dijaga kebersihan dan perlu tersedia tempat pengumpul sampah yang tertutup dan kedap air. Bila tempat tersebut tidak bersih dan menimbulkan bau yang tidak sedap dapat menimbulkan rangsangan pada penumpang untuk meludah/berdahak sembarangan di lantai. Hal ini akan menyebabkan ruang tunggu tersebut akan menjadi kotor lagi. Diantara mereka ini mungkin ada yang berpenyakit menular misalnya TBC yang digilirannya akan dapat menular kepada orang lain. Disamping itu bau tersebut bisa mengundang kedatangan serangga dan tikus sebagai vektor penyakit menular.
Penerangan yang cukup. Di ruang tunggu terminal bus perlu diberi penerangan secukupnya agar menerangi semua sudut ruang bagi orang – orang – orang orang di tempat itu, sehingga hal – hal – hal hal yang tidak diinginkan seperti saling tabrakan/bersenggolan, barang barang tertukar, te rtukar, pencurian dan sebagainya tidak t idak terjadi. Adapun penerangan minimal yang disyaratkan adalah 5 footcandles.
Sekeliling bangunan harus ada saluran pembuangan air kotor.
Ventilasi yang cukup. Ventilasi yang cukup berguna untuk memberikan angin segar yang berasal dari pertukaran udara kepada penumpang yang berada di ruang tunggu. Hal ini dimaksudkan agar penumpang tidak merasa gerah.
Selalu dijaga kebersihannya.
b. Kantor dan Loket
Kantor merupakan tempat bekerja karyawan yang melakukan pekerjaan ketata usahaan untuk pengelolaan terminal yang bersangkutan. Untuk itu perlu dipenuhi syarat – syarat sanitasi yang berlaku. Adapun persyaratan minimal hygiene sanitasi yang berlaku untuk kantor dan loket diterminal adalah:
Keadaan bersih dan teratur. Karena kantor merupakan tempat bekerja, maka kantor perlu dijaga kebersihannya serta barang – barang seperti meja, kursi, lemari dan sebagainya. Selain itu juga harus diatur dengan rapi. Hal ini disamping memberikan pemandangan yang menyenangkan, juga dapat menambah kegairahan kerja bagi karyawan.
Tersedia kotak-kotak sampah.
Adanya kotak -kotak sampah dimaksudkan untuk menampung semua sampah kantor berupa kertas – kertas dan sebagainya agar kertas – kertas tersebut tidak berserakan di dalam kantor. Di samping itu juga dapat menimbulkan kesan jorok. Sampah tersebut dapat pula menimbulkan beberapa masalah seperti tempat persembunyian serangga dan tikus serta bahaya kebakaran.
Ventilasi udara yang baik. Ventilasi udara baik dimaksudkan untuk mengadakan pertukaran cahaya dalam ruang kantor sehingga udara di dalam ruangan tetap bersih. Apabila ventilasi tidak baik, maka pertukaran udara dalam ruangan tidak baik sehingga dapat kekurangan udara segar. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kegairahan kerja bahkan lebih parah lagi dapat mengakibatkan “heat strook” dan pingsan. Untuk itu maka ventilasi harus diatur dengan baik sehingga pertukaran udara dalam ruangan kantor tersebut dapat berjalan baik pula.
Loket berbatas kaca dengan lubang sempit. Adanya kaca pada loket yang membatasi antara penjual dan pembeli karcis dimaksudkan agar disamping memberikan cahaya yang cukup ke dalam loket, juga untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit secara langsung antara penjual dan pembeli karcis. Bila tidak dibatasi kaca, maka dapat terjadi penularan penyakit melalui tetesan ludah halus (droples infection) seperti penyakit Tuberculosa, Diptheri, Pertussis.
Penerangan. Penerangan secukupnya di dalam kantor dan loket dimaksudkan agar karyawan yang bekerja di lokasi dapat penerangan dengan baik, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik pula. Apabila penerangan kurang, akan
dapat
menyebabkan
kerusakan/penyakit
mata padakaryawan.
Penerangan minimal yang di ijinkan dalam kantor dan loket adalah 10 – 20 footcandles. Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit secara langsung dari karyawan terminal terhadap masyarakat pengunjung, maka karyawan terminal terutama karyawan loket harus dalam keadaan sehat, mempunyai sertifikat kesehatan, yang menunjukkan tidak menderita penyakit jalan pernafasan yang menular dan tidak berpenyakit kulit atau mata.
c. Fasilitas P3K
Tempat umum seperti terminal kemungkinan terjadi kecelakaan adalah besar sekali. Untuk itu perlu tersedia fasilitas P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), minimal tersedia kotak P3K. Fasilitas tersebut penting untuk menolong orang yang mengalami kecelakaan di terminal. Adapun tujuan dari pertolongan ini adalah:
Mencegah bahaya maut.
Mencegah kecelakaan.
Mencegah terjadinya infeksi
Agar
dapat
memberikan
pertolongan yang
layak
kepada
orang
yang
mengalami kecelakan,sebelum si korban di bawa ke Rumah Sakit, perlu diperhatikan:
Adanya petugas yang terlatih dalam memberikan pertolongan pertama.
Adanya peralatan dan obat-obatan P3K yang baik dan cukup.
Adanya pengeras suara.
Ketersediaan pengeras suara penting di terminal guna memberikan pengumuman pengumuman atau perintah kepada karyawan terminal . Selain itu pengemudi juga dapat menggunakannya untuk memberikan pengumuman. d. Pagar Terminal
Sekeliling terminal perlu diberi pagar yang cukup tinggi dan kuat.Selain dimaksudkan untuk menunjukkan batas-batas terminal, pagar juga perlu untuk menjaga keamanan. Adanya pagar akan memperkecil kemungkunan terjadinya kecelakaan seperti ditabrak kendaraan yang disebabkan oleh seseorang yang masuk terminal melalui sembarangan tempat dan ia akan menyeberangi jalan raya ditempat yang bukan semestinya. s emestinya. Selain fungsi diatas, pagar juga perlu untuk mencegah masuknya hewan peliharaan seperti anjing, kambing, ayam dan sebagainya ke dalam terminal. e. Pemadam Kebakaran
Untuk mencegah kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran diterminal, maka di tempat tersebut perlu tersedia alat pemadam kebakaran yang selalu siap digunakan. Pada
alat
tersebut
perlu
dilengkapi
dengan
cara
penggunaannya. Penempatan Penempatan alat pemadam kebakaran harus sedemikian rupa
sehingga mudah dilihat dan dicapai agar segera cepat digunakan apabila terjadi peristiwa kebakaran. f.
Pencahayaan
Di terminal terutama di tempat parkir, pintu masuk dan pintu keluar terminal perlu diberi pencahayaan yang cukup. Untuk tempat ini penerangan minimal yang dianjurkan adalah 5 footcandles. g. Bangunan Tempat Ibadah
Persyaratan sanitasi bagi rumah ibadah hampir sama dengan bangunan lain,akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah penyediaan air yang cukup serta pemeliharaan kebersihan bangunan. 2.6 Ruang Lingkup Kesling di Terminal a) Penyediaan Air Bersih
Air merupakan kebutuhan pokok manusia,karena dapat digunakan untuk minum, mandi dan keperluan lainnya, tetapi air dapat pula merupakan media untuk
hidup
dan
berkembangbiaknya
bakteri
yang
dapat
menimbulkan
penyakit.Oleh karena itu air bersih dalam terminal sangat penting sekali untuk keperluan warung-warung, cuci dan pembersih kakus/wc umum. Yang dimaksud dengan penyediaan air bersih disini adalahusaha penyediaan air yang bebas dari kotoran-kotoran serta bebas bibit penyakit yang mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Kebutuhan akan air bersih ini sebaiknya dipenuhi dari sumber air PAM, karena air dari sumber ini kebersihannya terjamin. Apabila hal ini tidak mungkin, dapat pula diperoleh dari sumur pompa atau sumur galian asal memenuhi syarat kesehatan. b) Sarana Pembuangan Tinja/Urinoir dan Kamar Mandi Umum
Yang dimaksud dengan kakus umum adalah kakus yang diperuntukkan bagi umum dan jumlahnya lebih banyak dan bentuknya lebih besar, disesuaikan dengan kapasitas daya tampung. Urinoir adalah suatu bangunan yang khusus sebagai tempat kencing untuk pria. Diterminal, WC umum penting perannya guna melayani para pengunjung yang ingin membuang kotoran,tetapi apabila fasilitas ini tidak memenuhi syarat kesehatan
akan
mudah
menyebabkan
terjadinya
penyebaran
penyakit
menular.Disamping bahaya pencemaran penyakit, WC yang tidak memenuhi syarat kesehatan juga dapat menimbulkan bahaya kecelakaan, misalnya
tergelincir. Agar bahaya kesehatan itu dapat dihindari, maka yang penting diperhatikan mengenai WCumum diterminal adalah:
WC harus memakai leher angsa. WC umum
di
terminal
perlu
memakai
leher
angsa
karena
dengan
menggunakan leher angsa tersebut, maka bau tidak bisa keluar karena ditahan oleh air yang tetap ada disitu. Maka, tidak akan mengundang kedatangan lalat dan binatang lainnya.
Tersedia air bersih yang cukup. Untuk membersihkan kotoran harus tersedia air pembersih yang cukup. Bila air
pembersih
tidak
cukup
maka
kotoran
tidak
akan
tergelontor
sehingga WC akan bau, hal ini mengundang kedatangan lalat dan binatang lain yang kemudian binatang tersebut dapat menghinggapi kotoran. Keadaan ini akan menimbulkan penyakit seperti kolera, tyhus perut dan sebagainnya. Penyakit ini dapat dipindahkan lalat keorang lain melalui makanan atau minuman serta alat-alat yang dihinggapi.
Tersedia tempat cuci tangan dan sabun. Adanya perlengkapan ini dimaksudkan untuk mencuci dan membersihkan tangan bagi orang-orang yang baru selesai menggunakan WC. Hal ini penting terutama bagi
para
penjaja makanan
untuk
umum.
Dengan
demikian
tanganmereka tidak mencemari makanan. Makanan yang tercemar akan berbahaya bagi masyarakat konsumen makanan tersebut.
Tersedia tempat khusus untuk memelihara dan merawatnya. Untuk menjaga kebesihan WC tersebut maka perlu ada petugas khusus untuk menjaga kebersihannya. Ini dimaksudkan agar WC umum itu tetap terpelihara kebersihannya dan tidak menjadi licin atau mampet. Bila lantainya licin akan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan karena tergelincir. Apabila lubang WC mampet, maka fasilitas tersebut tidak t idak akan berfungsi lagi.
Ada pemisah antara WC wanita dan WC pria. Pemisah ini perlu, karena bila tidak ada pemisah akankurang baik dari segi tatasusila/kesopanan.
Jumlah WC disesuaikan dengan jumlah pengunjung.
Untuk tempat umum, pembangunan WC umum perlu disesuaikan dengan jumlah pengunjung yang datang. Jumlah wc yang ideal ide al tempat umum adalah 1 WC untuk 40 pengunjung wanita dan satu WC urinoir untuk 60 pria. Untuk
sebuah
terminal, syarat tentang WC umum
yang
harus
dipenuhi
menurut Direktorat Higiene SanitasiDepartemenKesehatan yaitu:
Jamban memakai leher angsa.
Jumlah jamban minimal 2 buah, 1 buah untuk pria dan 1 buah lagi untuk wanita.
Urinoir bersih.
Jumlah urinoir minimal 1 buah untuk setiap 25 pengunjung pria rata-rata/hari.
Pencahanyaan jamban dan urinoir dianjurkan minimal 1 footcandles.
Terlindung dari pandangan orang lain.
c) Pembuangan Air Kotor
Air kotor dalam terminal umumnya berasal dari air hujan dan air warung-warung, rumah makan, air kakus/urinoir. Agar terminal tidak becek maka sebaiknya diberi saluran air disekeliling bangunan. Beberapa hal yang bersifat umum pada saluran kotor diterminal yang perlu diperhatikan:
Jangan menimbulakan genangan air terutama untuk air hujan dihalaman.
Saluran air pembuangan pembuangan kotor harus diusahakan sedemikian rupa sehingga air kotor dapat mengalir dengan baik dan lancar.
Saluran-saluran air kotor harus tertutup dan rapat dariser angga dan tikus.
Disamping ruji-ruji atau gawang-gawang pada pangkal dan ujung saluran untuk mencegah masuknya kotoran dan sampah dari halaman, kamar mandi yang dapat berupa daun-daun dan kertas, plastik dan lain-lain sehingga dapat menyebabkan tersumbatnya saluran tersebut.
d) Sarana Pembuangan Sampah
Sampah diterminal umunya berasal dari warung-warung, rumah makan atau kioskios, penjual keliling, penumpang dan para karyawan. Untuk menghindari pengotoran oleh sampah sebaiknya disediakan tong-tong atau bak sampah untuk penyimpanan sementara yang dibuat dari bahan tahan karat dan memenuhi syarat sebagai tempat sampah yang saniter, dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penempatannya hendaknya didekat sumber sampah. Dan sebaiknya juga harus ada tempat pengumpulan sementara untuk menampung sampah yang
belum terangkut dalam sehari. Kebersihan terminal hendaknya hendaknya diperhatikan dengan menyapu dua sampai tiga kali sehari. Pembuangan sampah diterminal yang baik hendaknya dipenuhi dengan memperhatikan tiga segi yaitu: 1) Segi Estetika Cara pembuangan sampah harus dapat mengurangi dan menghilangkan pemandangan yang tidak enak enak serta bau-bauan yang tidak sedap. 2) Segi Ekonomi Pembuangan sampah harus mengurangi kerusakan yang mengakibatkan perlunya tambahan t ambahan pengeluaran/biaya untuk perbaikan dan pengeluaran yang lain sehubungan dengan akibat tidak baiknya pembuangan sampah (misalnya kerusakan jaringan pipa air, karyawan yang sakit). 3) Segi Hygiene dan Sanitasi Pembuangan
sampah
harus
dapat
dicegah
terjadinya
perkembangbiakan serangga dan tikus di terminal, serta tidak mengotori persediaan air minum. Cara pembuangan sampah selanjutnya se lanjutnya diterminal ada 3 tahap/fase pembuangan sampah yaitu:
Tempat Sampah/Penampungan Sampah Jenis sampah yang berasal dari terminal dapat dibedakan menjadi dua jenis sampah yaitu sampah kering dan sampah basah. Oleh karena itu tempat penampungannya harus disesuaikan dengan jenis sampah tersebut. Untuk sampah kering bisa dari papan biasa, sedangkan dari logam yang tidak mudah berkarat untuk tempat penampungan sampah basah. Selain itu syarat-syarat untuk tempat sampah ini adalah sebagai berikut:
Mempunyai konstruksi yang kuat.
Mudah dibersihkan, pengisian dan pengosongan sampah. Untuk hal ini perlu dihilangkan adanya sudut lancip.
Tidak menyulitkan dalam pengangkutan selanjutnya.
Mempunyai tutup, murah dan tidak sulit untuk mendapatkannya.
Pengumpulan Sampah Tempat sampah ini biasanya diletakkan dibagian-bagian tertentu yang sesuai dengan keadaannya. Hal tersebut berguna untuk menampung sementara sement ara sampah yang berasal dari tempat penyimpanan sampah sementara yang untuk
selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan sampah yang telah disediakan oleh pemerintah. Untuk pembuangan sampah di terminal bus, yang penting diperhatikan adalah disamping tempat sampah yang perlu memenuhi syarat, juga diperhatikan agar tempat sampah itu tersedia dalam jumlah yang cukup untuk menampung volume sampah yang ada. Penempatannya juga harus sedemikian rupa, sehingga memudahkan bagi orang untuk menggunakannya dan mudah juga bagi petugas sampah mengangkutnya. mengangkutnya. Pembuangan Sampah ke Tempat Akhir
Dalam
tahap
ini
fasilitas
yang
digunakan
oleh
pemerintah
dengan
menggunakan kendaraan pengangkutan sampah (truk) yang pengangkutannya dilakukan 1-2 hari sekali dimana sampah tersebut selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan sampah resmi yang telah ditentukan oleh dinas kebersihan. e) Fasilitas Lainnya
Tempat cuci tangan. Harus tersedia tempat cuci tangan yang baik minimal 1 buah yang dilengkapi dengan sabun dan serbet kain.
Telepon umum. Telepon umum dalam terminal perlu sekali untuk pengunjung dan sewaktuwaktu
digunakan
dalam
keadaan
bahaya
Penempatannya sebaiknya di dekat ruang tunggu.
misalnya
kebakaran.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Praktikum
Tanggal
: 30 April 2018
Pukul
: 15.30 WIB
Lokasi
:Terminal Tambak Osowilangun Surabaya
3.2 Alat dan Bahan
Alat Tulis
Instrumen Penilaian Sanitasi Lingkungan Terminal
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan Laporan Penilaian Sanitasi Lingkungan Terminal Tambak Osowilangun Surabaya adalah sebagai berikut : a. Observasi Pengamatan dilakukan secara langsung di lokasi Terminal Tambak Osowilangun Surabaya untuk dapat lebih memahami kondisi Bangunan lingkungan dan Fasilitas yang ada di Terminal Osowilangun Os owilangun Surabaya. b. Wawancara Melakukan tanya jawab secara langsung kepada pengelola Terminal mengenai itemitem yang diperiksa.
3.4 Prosedur Kerja
1. Menentukan lokasi Terminal yang dituju. 2. Membuat instrumen Penilaian Sanitasi Lingkungan Terminal. 3. Menuju ke lokasi Terminal. 4. Melakukan Observasi, wawancara dan mengisi instrumen sesuai dengan data yang didapat. 5. Kembali kekampus untuk melakukan perhitungan skoryang didapat dan dibuat laporan.
3.5 Petunjuk Pengisian Instrumen
A. Pengisian Identitas Instrumen yang meliputi Nama Terminal
:
Alamat
:
Tanggal Pemeriksaan
:
Petugas Pemeriksaan
:
B. Pemberian Nilai 1. Apabila kondisi tidak sesuai sebagaimana tercantum pada komponen penilaian, maka diberikan nilai 0. Bila sesuai sebagaimana tercantum pada komponen penilaian maka diberikan nilai sebesar angka pada kolom nilai untuk setiap komponen penilaian. 2. Tiap bagian komponen penilaian, memiliki nilai antara 0-100. 3. Perhitungan : a. Persentase skor =
b. Skor
ℎ ℎ ℎ
x100%
= nilai yang didapat per-item x bobot
4. Kategori persentase skor < 33,33%
= kurang
33,33% - 66,66%
= cukup
> 66,66%
= baik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Rekapitulasi Penilaian Kesehatan Lingkungan Terminal
No.
1
Variabel Penilaian
Letak
Bobot
Nilai
Nilai Yg
Maksimal Diperoleh
Skor
Skor
Maksimal
Penilaian
(Bobot x
(Bobot x
Nilai
Nilai
max)
Diperoleh)
%
Kategori
1
100
100
100
100
100%
Baik
13
200
157
2600
2041
78,5%
Baik
6
100
100
600
600
100%
Baik
20
400
357
8000 8 000
7140
89,25%
Baik
Konstruksi 2
dan Bangunan
3
Fasilitas Sanitasi Total
Penilaian terhadap Kesehatan Lingkungan Terminal yang dilakukan pada Terminal Osowilangun ini memperoleh Skor penilaian sebesar 7149 (89,25%) dari total skor 8000 yang berarti Kesehatan Lingkungan Terminal Osowilangun termasuk dalam kategori Baik.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Gambaran Umum Terminal Osowilangun
Terminal Tambak Osowilangon merupakan perpindahan dari Terminal Angkutan Umum Jembatan Merah atau Sub Terminal Angkutan Umum Jayenggrono yang sudah tidak lagi memadai pada kondisi saat itu. Rencana awal perpindahan tersebut dipersiapkan di Dupak Rukun Kelurahan Genting Kecamatan Asemrowo yang merupakan tanah milik Dinas Terminal. Namun tempat tersebut sudah digunakan sebagai penampungan pedagang dan sebagian juga terpotong untuk jalan tol sehingga tidak memenuhi untuk membangun terminal.
Pemerintah Kota Surabaya akhirnya mencari alternative lain sebagai lokasi pengganti sub Terminal Jembatan Merah (Jayenggrono) dan solusinya adalah tanah yang berada di Dupak Rukun ditukar guling dengan tanah milik PT.Wisma Hartono Jaya seluas 20.000 20.000 m2 di Greges/Asemrowo Kecamatan Tandes (sekarang Kelurahan Tambak Osowilangon, Kecamatan Benowo). Dengan
luas 20.000 m 2 tanah hasil
tukar guling tersebut ditambah 30.000 m 2 menjadi 50.000 m 2 dari total luas tanah terminal 50.000 m 2 tersebut yang 30.000 m 2 digunakan untuk pembangunan terminal sedangkan yang 20.000 m 2 disewa oleh pihak Swasta.
4.2.2
Pembahasan Hasil Penilaian
Dari hasil penilaian sanitasi terminal Osowilangun sudah termasuk kategori baik, namun meskipun begitu ada beberapa komponen yang tidak m emenuhi persyaratan, yaitu: A. Konstruksi dan Tata Ruang 1. Tempat Parkir
Meskipun
terlihat
rapi,
namun
tempat
parkir
pada
Terminal
Osowilangun masih terdapat beberapa sampah yang berserakan berupa kertas, tissue, botol bekas dan dedaunan kering. Tidak hanya itu, walaupun lantai sudah terbuat dari paving block namun ada beberapa titik yang berlumut akibat adanya genangan air hujan yang tidak meresap sempurna sehingga dapat menyebabkan pengunjung terpeleset.
2. Kantin
Pada Kantin Terminal Osowilangun walaupun tidak ada sampah yang berserakan namun tidak disediakan tempat sampah disekitar kantin tersebut yang dapat mengakibatkan pengunjung membuang sampah sembarangan disekita rkantin.
Telah tersedia wastafel/tempat wastafel/te mpat cuci tangan yang cukup namun tidak dilengkapi dengan sabun dan handuk/towel sehingga tidak menunjang kesehatan lingkungan yang baik. Tidak hanya itu, kebersihan wastafel/tempatcuci tangan kurangdijaga sehingga banyak tissue bekas dan sisa-sisa makanan yang terdapat pada wastafel tersebut yang dapat mengakibatkan saluran tersumbat.
3. Loket
Terminal Osowilangun ini tidak menyediakan loket, baik untuk pembelian tiket maupun pembayaran. Hal ini dikarenakan angkutan yang terdapat di terminal ini hanya mengantar pada jarak pendek saja, sehingga pembayaran dilakukan langsung di dalam angkutan ketika penumpang naik angkutan tersebut. Hal ini terkadang membuat beberapa penumpang dengan tujuan jarak panjang bingung dan takut tidak mendapat angkutan. Namun terminal Osowilangun ini menyediakan angkutan selama 24 jam, dan jadwal pemberangkatan angkutan telah ditetapkan dan dapat dilihat pada papan pengumuman pemberangkatan atau website resmi Terminal Osowilangun.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian terhadap Kesehatan Lingkungan Terminal yang dilakukan di Terminal Osowilangun memperoleh Skor penilaian sebesar 7149 (89,25%) dari total skor maksimal 8000. Yang berarti penilaian kesehatan lingkungan di Terminal Osowilangun Surabaya termasuk dalam kategori Baik. Perolehan skor yang didapat terminal Osowilangun Surabaya tidak bias mencapai skor maksimal karena terdapat beberapa komponen yang tidak terpenuhi, yaitu:
Pada lokasi tempat parkir masih terdapat sampah dan lumut akibat genangan air
Tidak tersedianya tempat sampah di kantin
Tidak di sediakan sabun pada wastafel/tempat cuci tangan dan kebersihan wastafel/tempat cuci tangan tidak diperhatikan dan dipelihara dengan baik
Terminal tidak menyediakan loket bagi para par a calon penumpangnya.
5.2 Saran
1. Sebaiknya di tempat parkir disediakan tempat sampah agar para penumpang atau pengguna area parkir tidak membuang sampah secara se cara sembarangan. Untuk genangan air, agar air tidak menggenang, pemasangan paving sebaiknya dibuat agak miring agar air dapa tmengalirlancar kesaluran air. 2. Pada kantin sebaiknya disediakan tempat sampah dan dipisahkan antara sampah kering dan basah, dengan masing-masing diberi penutup. 3. Disediakannya fasilitas cuci tangan bagi pengunjung kantin yang dilengkapi dengan sabun cuci tangan beserta pengering (tisu atau handuk). 4. Diharapkan para pengunjung juga dapat menjaga kebersihan dan kenyamanan terminal dengan tidak membuang sampah sembarangan dan ikut serta peduli akan sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh terminal
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Lingkungan . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat .Jakarta: .Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PL.
Kementrian Pekerjaan Umum. 2010. Pedoman Pengelolaan Terminal
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan lalu Lintas jalan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan
GAMBAR
KETERANGAN
Area Parkir Terminal Osowilangon
Kantin Osowilangon
Fasilitas Cuci Tangan
Tersedia Rambu rambu
Terdapat Tempat Sampah
Ruang Ibadah
Tersedia Air Bersih