BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1.
KOLANG-KALING
Pohon aren atau enau ( Arengan pinnata) merupakan pohon yang menghasilkan bahanbahan industri. Hampir semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan karena nilai ekonomi. Tanaman aren di Indonesia banyak terdapat hampir di seluruh nusantara tanaman ini sudah lama dikenal masyarakat luas. Tanaman Aren dapat diandalkan sebagai salah satu sumber devisa negara dan meningkatkan nilai ekonomi. Tanaman aren bermanfaat juga untuk pengawetan sumber daya alam (tanah) dan kelestarian lingkungan hidup. Di berbagai daerah di Indonesia nama tanaman aren bermacam-macam, yakni anau dan bakjuk di Aceh, onau di Minangkabau, onao di Toraja. Honau di Bali dan kawung di Jawa Barat. Pohon aren dapat berbuah , buahnya bergelantung di pohonnya. Bentuk buahnya bulat atau lonjong dengan ujungnya ke dalam. Jika buah aren yang belum terlalu matang dipotong akan terlihat bijinya yang kenyal berwarna bening. Pada saat buah masih muda dengan kulit luarnya berwarna hijau, biji aren mempunyai tekstur yang lembek dan berwarna bening, kulitnya berwarna kuning dan tipis, bentuk bijinya lonjong biji muda inilah yang dinamakan kolang kaling. Gambar Biji buah aren yang masih muda dan yang masak.
Pengantar Teknik Industri
1
2.
POHON NANGKA
Nangka tumbuh dengan baik di iklim tropis sampai dengan lintang 25˚ utara maupun selatan, walaupun diketahui pula masih dapat berbuah hingga lintang 30˚. Tanaman ini menyukai wilayah dengan curah hujan lebih dari 1500 mm pertahun di mana musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka kurang toleran terhadap udara dingin, kekeringan dan penggenangan. Pohon nangka yang berasal dari biji, mulai berbunga pada umur 2-8 tahun. Sedangkan yang berasal dari klon dari klon mulai berbunga di umur 2-4 tahun. Di tempat yang cocok, nangka dapat berbuah sepanjang tahun. Akan tetapi di Thailand dan India panen raya terjadi antara Januari – Agustus, sementara di Malaysia antara April – Agustus atau September – Desember. Varian nangka amat banyak jenisnya, baik dengan melihat perawakan pohon dan bagian bagian tanamannya, rasa dan sifat-sifat buahnya, maupun sifat-sifat yang tak mudah dilihat seperti kemampuan tumbuhnya terhadap variasi-variasi lingkungan. Dari segi sifat-sifat buahnya, umum mengenal dua kelompok besar yakni:
nangka bubur (Indonesia dan Malaysia), Malaysia), yang disebut pula sebagai khanun lamoud (Thailand), (Thailand), vela (Srilangka) (Srilangka) atau koozha chakka (India selatan); dengan daging buah tipis, berserat, lunak dan membubur, rasanya asam manis, dan berbau harum tajam. nangka salak (Ind.), nangka belulang (Mal.), khanun nang (Thai), varaka (Srilangka), atau koozha pusham (India selatan); dengan daging buah tebal, keras, mengeripik, rasa manis agak pahit, dan tak begitu harum.
Nangka dapat berkawin silang dengan cempedak secara alami. Hasil silangannya dinamai nangka cempedak.
Pengantar Teknik Industri
2
3.
LAYANG-LAYANG
Layang-layang, layangan, atau wau (di sebagian wilayah Semenanjung Malaya) merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan, layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual, alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif. Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari Cina sekitar 2500 Sebelum Masehi. Penemuan sebuah lukisan gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, pada awal abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain layang-layang menimbulkan spekulasi mengenai tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan Nusantara. Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di Cina dan di Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan. Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari Sejarah Melayu (Sulalatus Salatin) (abad ke-17) yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan. Dari Cina, permainan layang-layang menyebar ke Barat hingga kemudian populer di Eropa. Layang-layang terkenal ketika dipakai oleh Benjamin Franklin ketika ia tengah mempelajari petir.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah proses produksi pembuatan kolang-kaling? 2. Bagaimanakah proses analitik pada pohon nangka? 3. Bagaimanakah proses sintetik pada layang-layang? C.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui proses-proses produksi pembuatan kolang-kaling. 2. Untuk mengetahui proses analitik pada pohon nangka. 3. Untuk mengetahui proses sintetik pada layang-layang.
D. MANFAAT 1. Dapat menambah wawasan penulis dan mahasiswa tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses produksi pembuatan Kolang-Kaling, proses analitik Pohon Nangka, dan proses sintetik Layang-Layang. 2. Mahasiswa dapat mengetahui : Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan kolang-kaling. Skema dari proses analitik pohon nangka, dan Skema dari proses sintetik layang-layang.
Pengantar Teknik Industri
3
BAB II PEMBAHASAN
1 . PROSES PRODUKSI PEMBUATAN KOLANG-KALING A. KONSEP Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus untuk mengeluarkan intinya, dan kemudian inti-inti biji itu direndam dalam air kapur beberapa hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun. Cara lainnya, buah muda dikukus selama tiga jam dan setelah dikupas, inti bijinya dipukul gepeng dan kemudian direndam dalam air selama 10-20 hari. Inti biji yang telah diolah itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep (buah atap) atau kolangkaling. Kolang-kaling (buah atap) adalah nama cemilan kenyal berbentuk lonjong dan
berwarna putih transparan dan mempunyai rasa yang menyegarkan. Kolang kaling yang dalam bahasa Belanda biasa disebut glibbertjes ini. Kolang-kaling memiliki kadar air sangat tinggi, hingga mencapai 93,8% dalam setiap 100 gram-nya. Kolang kaling juga mengandung 0,69 gram protein, empat gram karbohidrat, serta kadar abu sekitar satu gram dan serat kasar 0,95 gram. Ditilik dari sisi nutrisi, kolang kaling kaya akan serat dan mineral. Setiap 100 g kolangkaling mengandung energi 27 kkal, protein 0,4 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 6 g, serat 1,6 g, kalsium 91 mg, fosfor 243 mg dan zat besi 0,5 mg. Tingginya kandungan mineral seperti kalsium, besi dan fosfor akan menjaga tubuh tetap bugar dan sehat selama berpuasa. Kandungan karbohidrat kolang kaling bisa memberikan rasa kenyang bagi orang yang mengkonsumsinya, selain itu juga menghentikan nafsu makan dan mengakibatkan konsumsi makanan jadi menurun. Selain memiliki rasa yang menyegarkan, mengkonsumsi kolang kaling juga membantu memperlancar kerja saluran cerna manusia. Kandungan karbohidrat yang dimiliki kolang kaling bisa memberikan rasa kenyang bagi orang yang mengkonsumsinya, selain itu juga menghentikan nafsu makan dan mengakibatkan konsumsi makanan jadi menurun, sehingga cocok dikonsumsi sebagai makanan diet. Kolang-kaling disukai sebagai campuran es, manisan atau dimasak sebagai kolak. Teristimewa sebagai hidangan berbuka puasa di bulan Ramadhan.
Pengantar Teknik Industri
4
B. SKETSA Kolang-kaling adalah makanan khas yang disajikan saat bulan Ramadhan. Makanan ini biasa digunakan sebagai menu pembuka saat buka puasa. Dengan kolang-kaling, banyak warga mengais rezeki. Biasanya masyarakat terasa kurang pas apabila di bulan puasa ini tak ada kolangkaling. Namun, berbeda untuk warga di Kampung Cisongok, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Di sini, kolang-kaling merupakan sumber rezeki. Masyarakat di kampung tersebut sudah menjadi biasa mengais rezeki di bulan Ramadhan dengan membuat kolang-kaling. Bagi mereka, berjualan kolang-kaling bisa meraup untung yang sangat besar. Seperti yang dituturkan oleh salah seorang pembuat kolang-kaling di daerah tersebut, Uhah (45), ia dan bersama delapan perajinnya setiap bulan Ramadhan mendapatkan order yang besar dari pembuatan kolang-kaling ini. SUKABUMI, KOMPAS.com
Pengantar Teknik Industri
5
C.
GAMBAR KERJA
1. Pohon enau yang berbuah.
2. Buah yang muda, dipanen sebagai bahan kolang-kaling
3. Mengumpulkan dan merebus buah enau di kebun
4. Merebus (mengukus) buah enau
Pengantar Teknik Industri
6
5. Mengupas buah enau
6. Buah yang telah dikukus dan dikupas, menampakkan inti biji (endosperma)
7. Memukul pipih inti biji enau, sebelum merendamnya di air selama beberapa hari
8. Hasil perendaman berupa kolang-kaling, siap diolah lebih lanjut menjadi kolak dll
Pengantar Teknik Industri
7
D. MODEL
Kolang-kaling yang belum diolah.
Kolang-kaling yang diolah menjadi sate kolang-kaling.
Kolang-kaling yang diolah menjadi manisan kolang-kaling.
Pengantar Teknik Industri
8
E.
MODIFIKASI DAN PERBAIKAN MODEL
Kolang-kaling yang sudah di ubah warnanya (dari putih menjadi kuning).
Kolang-kaling yang sudah di ubah warnanya (dari putih menjadi berbagai macam warnanya)
Kolang-kaling yang sudah di ubah warnanya dan menjadi manisan kolang-kaling
Pengantar Teknik Industri
9
F. ALAT DAN BAHAN
ALAT PENGOLAHAN KOLANG-KALING Peralatan yang diperlukan dalam pengolahan kolang-kaling adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bakul atau karung goni untuk menempatkan buah aren Pisau atau sabit untuk mengupas buah aren Panci atau belanga untuk merebus dan merendam buah aren Kompor atau tungku Telenan kayu Sendok besar ciduk dan serok Baskom plastic Palu
BAHAN PENGOLAHAN KOLANG KALING Bahan-bahan yang diperlukan dalam pengolahan kolang-kaling adalah sebagai berikut : 1. Buah aren 2. Air bersih 3. Air kapur
Pengantar Teknik Industri
10
G. PROSES PEMBUATAN KOLANG-KALING Dalam proses pengolahan kolang-kaling dari buah aren diperlukan beberapa tahapan antara lain sebagai berikut :
1.
Pemilihan Bahan. Pengolahan kolang kaling diawali dengan pemilihan bahan (buah aren) yang masih setengah masak yang ditandai dengan warna kulit buah yang masih hijau segar. Buah-buah aren dilepas satu persatu dari untaiannya dan dimasukkan ke dalam bakul.
2.
Pembakaran atau Perebusan Buah Aren. Ada dua cara mengolah kolang kaling yaitu dengan membakar aren atau merebus aren. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lendir buah yang menyebabkan rasa sangat garatal apabila menyentuh kulit. a. Pembakaran Caranya dengan menumpukkan buah aren diatas bara api sehingga daging buah menjadi agak hangus namun bijinya tidak hangus. b. Perebusan Dengan melakukan tahap-tahap sebagai berikut :
Siapkan belanga, wajan, kuali atau drum bekas. Belanga belanga atau kuali tersebut diisi air secukupnya hinggahungga seluruh buah aren yang akan diperoses menjadi kolang kaling iti dapat terendam air. Belangga diletakan diatas kompor minyak atau tungku. Perebusan dilakukan sampai airnya mendidih 1-2 jam kemudian didiamkan sampai airnya dingin. Satu persatu buah aren yang sudah direbus itu dikeluarkan untukdiambil bijinya
3.
Pengambilan biji aren. Caranya dengan mengiris atau membelah buah aren yang sudah direbus atau dibakar.
4.
Pelepasan kulit biji aren. Kulit biji yang berwarna kuning dilepaskan dengan menggunakan pisau secara hatihati. Biji yang terlepas dalam keadaan utuh dicuci dengan air bersih.
5.
Pemukulan biji aren. Sebelum direndam biji aren yang sudah terpisah dari kulit dipukul-pukul ringan dengan palu satu per satu. Tujuannya agar bentuknya lebih pipih dan sedikit lebar.
Pengantar Teknik Industri
11
6.
Perendaman biji aren. Siapkan belanga atau baskom yang berisi air kapur, lalu biji-biji aren yang sudah bersih direndam dalam air kapur tersebut selama 2 s.d 3 hari. Air kapur berfungsi untuk mengemdapkan segala kotoran dan dapat mengenyalkan biji buah aren setelah selesai perendaman tampaklah biji-biji buah aren yang berwarna putih bersih atau bening yang disebut kolang-kaling. Setelah itu biji dicuci bersih jika akan dipasarkan biji itu harus dalam keadaan diremdam dalam air.
Pengantar Teknik Industri
12
H. GAMBAR KERJA UNTUK PRODUKSI 1. GAMBAR ALAT DAN BAHAN a. Alat produksi kolang-kaling.
karung goni untuk menempatkan buah aren.
Pisau atau sabit untuk mengupas buah aren
Panci atau belanga untuk merebus dan merendam buah aren.
Pengantar Teknik Industri
13
Kompor atau tungku.
Telenan kayu.
Sendok besar
Pengantar Teknik Industri
Ciduk
14
Serok
Baskom plastic
Palu
Pengantar Teknik Industri
15
b. Bahan-bahan produksi kolang-kaling.
Buah aren
Air putih
Air kapur sirih
Pengantar Teknik Industri
16
2. GAMBAR PROSES PEMBUATAN KOLANG-KALING
1. Buah aren adalah bahan utamanya, dipilih yang masih setengah masak. Biasanya warna kulit buahnya masih hijau segar.
2. Setelah dipisahkan dari tangkainya. Buah aren dibakar dahulu agar getahnya hilang. Proses pembakaran dilakukan dengan menumpuk buah di atas bara api hingga daging buah sedikit hangus.
Pengantar Teknik Industri
17
3. Tujuan perebusan buah aren juga sama dengan proses pembakaran. Proses ini dilakukan selama 1-2 jam lamanya.
4. Mengiris atau membelah buah aren yang sudah direbus atau dibakar.
Pengantar Teknik Industri
18
5. Kulit biji yang berwarna kuning dilepaskan dengan menggunakan pisau secara hati-hati.
6. Biji aren yang sudah terpisah dari kulit dipukul-pukul ringan dengan palu satu per satu.
Pengantar Teknik Industri
19
7. Setelah bersih langsung direndam bersama air kapur selama 2-3 hari. Gunanya untuk menghilangkan kotoran dan mengenyalkan biji aren. Jika warnanya sudah berubah menjadi bening maka jadilah kolang-kaling. Saat dipasarkan biji kolang-kaling juga harus tetap direndam air.
Pengantar Teknik Industri
20
I.
HASIL JADI
Buah aren yang sudah menjadi kolang-kaling.
Kolang-kaling yang sudah siap untuk dijadikan makanan-makanan lain.
Pengantar Teknik Industri
21
2. PROSES ANALITIK : POHON NANGKA
Nangka diyakini berasal dari India, yakni wilayah Ghats bagian barat, di mana jenisjenis liarnya masih didapati tumbuh tersebar di hutan hujan di sana. Kini nangka telah menyebar luas di berbagai daerah tropik, terutama di Asia Tenggara. Skema Proses Analitic pada Pohon Nangka :
MAKAN LANGSUNG
DI CAMPUR DALAM ES DAGING MATANG MAKANAN DAERAH
BUAH
PENGHARUM ES KRIM DAN MINUMAN
BUAH MUDA
NANGKA
BIJI
MAKANAN BERKARBOHIDRAT
DAUN
MAKANAN TERNAK
KULIT BATANG
BAHAN TALI
SAYUR
MENANGKAP BURUNG GETAH MENANBAL PERAHU
PERKAKAS RUMAH TANGGA KAYU KONTRAKSI BANGUNAN
Pengantar Teknik Industri
22
Keterangan proses analitik pada pohon nangka :
Buah nangka dibagi 2 yaitu buah muda dan daging matang. Buah nangka yang muda biasanya dapat dijadikan sayuran. Sedangkan daging nangka yang sudah matang biasanya dapat dimakan langsung dalam keadaan segar, dicampur dalam es, dapat dijadikan makanan daerah, dan juga dijadiakan pengharum es krim dan minuman.
Buah matang.
Buah muda.
Biji nangka, dikenal sebagai "beton", dapat direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan.
Biji nangka.
Daun-daun nangka merupakan pakan ternak yang disukai kambing, domba maupun sapi.
Daun nangka. Pengantar Teknik Industri
23
Kulit batangnya yang berserat, dapat digunakan sebagai bahan tali dan pada masa lalu juga dijadikan bahan pakaian.
Kulit batang nangka.
Getahnya digunakan dalam campuran untuk memerangkap burung, untuk memakal (menambal) perahu dan lain-lain.
Getah nangka.
Kayunya berwarna kuning di bagian teras, berkualitas baik dan mudah dikerjakan. Kayu ini cukup kuat, awet dan tahan terhadap serangan rayap atau jamur, serta memiliki pola yang menarik, gampang mengkilap apabila diserut halus dan digosok dengan minyak. Karena itu kayu nangka kerap dijadikan perkakas rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, konstruksi kapal sampai ke alat musik.
Kayu/batang nangka.
Pengantar Teknik Industri
24
3. PROSES SINTETIK : LAYANG-LAYANG
Layang-layang adalah salah satu permainan tradisional yang sampai sekarang banyak digemari oleh berbagai kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa. Permainan ini pada dasarnya adalah terdiri dari 2 jenis yaitu layang-layang hias dan layang-layang laga. Untuk layang-layang hias tentu saja lebih menekankan pada keindahan design seperti layang-layang berbentuk hewan, berbentuk pesawat, manusia dan lain sebagainya. Sedangkan untuk layanglayang laga lebih menekan pada ketajaman benang gelasan dan teknik untuk mengalahkan lawan, di mana siapa yang mampu bertahan atau benang tidak putu dialah pemenangnya. Skema Proses Proses Sintetik pada Layang-Layang :
BAMBU
RUSUK/KERANGKA LAYANG
BENANG
PENGIKAT RUSUK/KERANGKA LAYANG-LAYANG
LEM KERTAS
PENEMPEL KERTAS DENGAN KERANGKA
KERTAS TIPIS/KERTAS MINYAK
KERTAS LAYANGLAYANG
Keterangan proses sintetik pada layang-layang :
Bambu, di potong menjadi tipis dan kemudian diraut hingga berbentuk rusuk layang.
Bambu/rusuk.
Pengantar Teknik Industri
25
Benang, digunakan untuk mengikat antara satu rusuk dengan rusuk yang lain hingga menjadi kerangka layang-layang.
Benang layang-layang.
Lem kertas, digunakan untuk melengketkan kertas layang-layang dengan kerangka layang-layang.
Lem kertas.
Kertas tipis/kertas minyak atau juga bisa plastik kertas, di potong sesuai kerangka layang-layang. Namun pada setiap sisi kertas harus lebih besardari pada kerangka kirakira 1 cm, untuk mengelem dengan kerangka agar bisa terpasang.
Kertas.
Pengantar Teknik Industri
26
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Proses produksi pada Kolang-Kaling yaitu Dalam proses pengolahan kolang-kaling dari buah aren diperlukan beberapa tahapan antara lain sebagai berikut :
Pemilihan Bahan. Pengolahan kolang kaling diawali dengan pemilihan bahan (buah aren) yang masih setengah masak yang ditandai dengan warna kulit buah yang masih hijau segar. Buahbuah aren dilepas satu persatu dari untaiannya dan dimasukkan ke dalam bakul. Pembakaran atau Perebusan Buah Aren. Ada dua cara mengolah kolang kaling yaitu dengan membakar aren atau merebus aren. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lendir buah yang menyebabkan rasa sangat garatal apabila menyentuh kulit. a. Pembakaran Caranya dengan menumpukkan buah aren diatas bara api sehingga daging buah menjadi agak hangus namun bijinya tidak hangus. b. Perebusan Dengan melakukan tahap-tahap sebagai berikut : Siapkan belanga, wajan, kuali atau drum bekas. Belanga belanga atau kuali tersebut diisi air secukupnya hinggahungga seluruh buah aren yang akan diperoses menjadi kolang kaling iti dapat terendam air. Belangga diletakan diatas kompor minyak atau tungku. Perebusan dilakukan sampai airnya mendidih 1-2 jam kemudian didiamkan sampai airnya dingin. Satu persatu buah aren yang sudah direbus itu dikeluarkan untukdiambil bijinya. Pengambilan biji aren. Caranya dengan mengiris atau membelah buah aren yang sudah direbus atau dibakar. Pelepasan kulit biji aren. Kulit biji yang berwarna kuning dilepaskan dengan menggunakan pisau secara hatihati. Biji yang terlepas dalam keadaan utuh dicuci dengan air bersih. Pemukulan biji aren. Sebelum direndam biji aren yang sudah terpisah dari kulit dipukul-pukul ringan dengan palu satu per satu. Tujuannya agar bentuknya lebih pipih dan sedikit lebar. Perendaman biji aren. Siapkan belanga atau baskom yang berisi air kapur, lalu biji-biji aren yang sudah bersih direndam dalam air kapur tersebut selama 2 s.d 3 hari. Air kapur berfungsi untuk mengemdapkan segala kotoran dan dapat mengenyalkan biji buah aren setelah selesai perendaman tampaklah biji-biji buah aren yang berwarna putih bersih atau bening yang disebut kolang-kaling. Setelah itu biji dicuci bersih jika akan dipasarkan biji itu harus dalam keadaan diremdam dalam air.
Pengantar Teknik Industri
27
2. Keterangan dari Proses Analitik pada Nangka yaitu
Buah nangka dibagi 2 yaitu buah muda dan daging matang. Buah nangka yang muda biasanya dapat dijadikan sayuran. Sedangkan daging nangka yang sudah matang biasanya dapat dimakan langsung dalam keadaan segar, dicampur dalam es, dapat dijadikan makanan daerah, dan juga dijadiakan pengharum es krim dan minuman. Biji nangka, dikenal sebagai "beton", dapat direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan. Daun-daun nangka merupakan pakan ternak yang disukai kambing, domba maupun sapi. Kulit batangnya yang berserat, dapat digunakan sebagai bahan tali dan pada masa lalu juga dijadikan bahan pakaian. Getahnya digunakan dalam campuran untuk memerangkap burung, untuk memakal (menambal) perahu dan lain-lain. Kayunya berwarna kuning di bagian teras, berkualitas baik dan mudah dikerjakan. Karena itu kayu nangka kerap dijadikan perkakas rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, konstruksi kapal sampai ke alat musik.
3. Keterangan dari Proses Sintetik pada Layang-Layang yaitu Bambu, di potong menjadi tipis dan kemudian diraut hingga berbentuk rusuk layang. Benang, digunakan untuk mengikat antara satu rusuk dengan rusuk yang lain hingga menjadi kerangka layang-layang. Lem kertas, digunakan untuk melengketkan kertas layang-layang dengan kerangka layang-layang. Kertas tipis/kertas minyak atau juga bisa plastik kertas, di potong sesuai kerangka layang-layang. Namun pada setiap sisi kertas harus lebih besar dari pada kerangka kira-kira 1 cm, untuk mengelem dengan kerangka agar bisa terpasang.
B. SARAN Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai proses-proses produksi pada KolangKaling, proses analitik pada Nangka, dan proses sintetik pada Layang-Layang ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan wawasan penulis terhadap proses-proses yang sebenarnya. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya tugas mata kuliah Pengantar Teknik Industri ini dan dan penulisan tugas-tugas di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga tugas ini berguna bagi penulis pada khususnya, masyarakat, dan juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Pengantar Teknik Industri
28
DAFTAR PUSTAKA http://arengasugar.multiply.com/journal/item/176/Kolang-Kaling http://arenindonesia.wordpress.com http://guruprofesional.wordpress.com/ Minggu, Mei 3 2009 http://wapedia.mobi/id/Kolang-kaling Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pengantar Teknik Industri
29