BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang PT. DUTA HITA JAYA merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang fabrikasi rangka baja. Produk-produk yang dihasilkan antara lain tiang lampu taman, tower, konstruksi jembatan, konstruksi bangunan, dll Perusahaan ini sudah berdiri cukup lama, perusahaan ini berdiri pada tahun 1999 yang hingga saat ini masih harus terus berkembang untuk menjadi perusahaan yang lebih baik lagi. Pada mulanya perusahaan ini terletak di Taman Pegangsaan Indah, Jakarta Utara. Dan PT. Duta Hita Jaya ini menjadi suplier perusahaan-perusahaan umum. Untuk mengikuti perkembangan infrastruktur yang ada di Indonesia. Perusahaan ini mulai memproduksi, tiang listrik dan tiang telepon, accesoris tiang, siku, bantalan rangka, dll. Kemudian untuk memenuhi permintaan pasar, pada tahun 2008 perusahaan ini memperluas pabriknya yang berlokasi di Jl. Kampung Bulu no 29 Desa Setia Mekar Tambun Bekasi, dengan luas area 50.400m². Hal ini untuk memudahkan DHJ untuk menanggulangi produksi yang memiliki kapasitas besar setiap bulannya dan untuk memproduksi segala jenis fabrikasi rangka baja. Seperti, rangka bangunan, rangka jembatan, tanki, tower, dll. Hingga saaat ini PT. Duta Hita Jaya masih melakukan pembaharuan disana-sini guna meningakatkan efisiensi dan efektifitas produksi perusahaanya. Untuk memenuhi nilai praktik Manajemen Industri, maka mahasiswa program praktik industri (PPI), maka mahasiswa melakukan observasi lingkungan sekitar di tempat mahasiswa melaksanakan program praktik industri dengan berdasarkan ruang lingkup pokok bahasan pada mata kuliah manjemen industri yang telah ditentukan dan hasil dari observasi dituliskan dalam bentuk makalah.
1
1. 2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah manajemen industri ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen industri. 2. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki di PT. Duta Hita Jaya. 3. Untuk mencari solusi dari hal-hal yang perlu diperbaiki tersebut. 4. Untuk bisa mengetahui tindakan yang harus dilakukan setelah mendapatkan solusi dari hal-hal yang perlu diperbaiki. 5. Untuk bisa memberikan usulan tindakan dari hal-hal yang perlu diperbaiki tersebut.
2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan PT. Duta Hita Jaya (DHJ) didirikan sejak tahun 1999 yang awalnya sebagai Supplier Perusahaan Umum, yang memiliki alamat di Taman Pegangsaan Indah - Jakarta Utara. Tetapi dengan berjalannya waktu DHJ berusaha untuk memenuhi infrastruktur yang sedang berkembang di negara Indonesia, DHJ mengembangkan ke lapangan fabrikasi untuk memproduksi tiang telekomunikasi, tiang listrik, accesoris tiang, siku, bantalan rangka dan tiang lampu di tahun 2000. Alamat bengkel awal terletak di Pegangsaan Dua no. 66 A - Jakarta Utara. Yang dalam 5 tahun terakhir telah memproduksi jenis braket, tiang dan kerangka dasar untuk mendukung bisnis telekomunikasi seluler. Tetapi untuk memenuhi permintaan pasar yang ada, PT. Duta Hita Jaya memperluas pabriknya Pada bulan Juni 2008, yang berlokasi di Tambun - Bekasi. Alamatnya tepatnya adalah Jl. Kampung Bulu No. 29 Desa Setia Mekar Tambun Bekasi yang sampai saat ini masih aktif berproduksi. Workshop
yang
berlokasi
di
Tambun
ini
bertujuan
untuk
menanggulangi produksi produk-produk yang memiliki kapasitas volume dan kuantitas yang besar.
Produk yang diproduksi disini antara lain rangka
bangunan, rangka jembatan, tanki, menara, struktur peralatan mekanis. Hingga saat ini PT. Duta Hita Jaya masih melakukan pembaruan disana-sini
guna
meningkatkan
efisiensi
an
efektifitas
produksi
perusahaannya.
3
2.2 Profil Perusahaan a. Nama Peusahaan
: PT. Duta Hita Jaya
b. Jenis Perusahaan
: Perseroan Terbatas
c. Bidang Usaha
: Fabrikasi
d. Visi dan Misi
:
Visi
: Menjadikan DHJ sebagai perusahaan pilihan utama bagi pelanggan yang membutuhkan fabrikasi dan konstruksi baja berkualitas di Indonesia.
Misi
: Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan memproduksi barang yang berkualitas baik, penyerahan tepat waktu, harga yang kompetitif serta pelayanan yang memuaskan.
e. Data Personalia
:
Jam Kerja
: Senin – Jum’at (08.00-16.00) : Sabtu (08.00 – 14.00)
Jumlah Tenaga Kerja
f. Alamat Perusahaan 1. Plant Tambun
: 606 Orang (Plant Tambun)
: : Jl. Kampung Bulu No.29, Desa Setia Mekar, Tambun Bekasi.
2. Plant Setu
: Jl. Raya Setu No.9, Desa Telajung, Setu – Cibitung.
3. Office
: Taman Pegangsaan Indah Blok A No. 3-5. Jl. Pegangsaan Dua, Jakarta Utara.
4
2.3 Struktur Organisasi PT. Duta Hita Jaya
5
2.4 Contoh Produk dan Project
HIGH MAST POLE
FLOOD LIGHTNING POLE
6
TELECOMMUNICATION TOWERS
DECORATIVE POLE
STREET LIGHTNING POLE
7
TRANSMISSION TOWERS
HIGH WAY SAFETY
SHEARING, BENDING, ROLLING AND WELDED BEAM
8
2.5 Project Experience
9
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi PPC Production Planning and Control (PPC) dapat diartikan dengan banyak pengertian. Namun bila dilihat dari susnan katanya, PPC dapat diartikan sebagai suatu sistem pengendalian proses produksi dengan dilakukannya perencanaan, pengaturan, dan pemeriksaan setiap aspek dalam
kegiatan
produksi.
Menurut
suatu
artikel
yang
berjudul
Pendahuluan Perencanaan dan Pengaturan Produksi , definisi PPC dapat disimpulkan sebagai proses perencanaan dan pengendalian arus produksi
untuk
dicapainya
penghematan
dalam
biaya
bahan,
pemanfaatan sumber daya baik fasilitas, tenaga kerja atau waktu yang optimal untuk tercapainya keuntungan yang optimal. Untuk itulah pada setiap proses produksi selalu ada Production Planning and Control (PPC).
Dengan harapan dapat menekan proses produksi untung mencapai keuntungan maksimal tanpa membebani kapasitas produksi dan tidak memberikan efek negatif bagi proses produksi itu sendiri. Adapun ruang lingkup PPC yaitu, meliputi kegiatan perencanaan dan pengendalian proses produksi mulai dari, penjadwalan, penyediaan material, penghitungan material, dan mengontrol kegiatan produksi agar tercapai sesuai target. Semua kegiatan itu sangatlah penting pada setiap proses produksi agar proses produksi tidak terhambat. Namun pada pelaksanaannya, PPC sangatlah dipengaruhi oleh divisi yang saling berhungan dengan PPC baik divisi yang di atas ataupun yang di bawah pada struktur organisasi. Jadi dapat dikatakan PPC tidak dapat dilaksanakan secara tunggal atau berdiri sendiri.
10
3.2 Tujuan PPC Secara umum yaitu untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas dalam suatu proses produksi baik barang maupun jasa sehingga dapat
memuaskan
permintaan
pembeli
atau
pengguna
dan
menghasilkan keuntungan bagi investoratau pihak perusahaan. Dilihat dari tujuannya yang sangat berpengaruh bagi pihak internal maupun dengan eksternal atau konsumen/pembeli, maka pelaksanaannya haruslah tepat sasaran dan tepat guna. Baik atau tidaknya proses pelaksaan PPC langsung mempengaruhi proses produksiya.
3.3 Fungsi PPC Fungsi dari PPC yang utama yaitu agar dapat menentukan peramalan
permintaan/penjualan untuk periode yang akan dating,
perencanaan produksi agar tidak terjadi bentrokan proses produksi, penjadwalan produksi agak tepat sesuai target yang telah ditetapkan, dan pengendalian persediaan, agar terjaminnya kelancaran proses produksi. Perencanaan dan pengendalian produksi (PPC) pada industri manufaktur apapun akan memiliki fungsi yang sama. Fungsi atau aktivitas-aktivitas yang ditangani oleh departemen PPC atau PPIC secara umum adalah sebagai berikut :
1. Mengelola pesanan (order) dari pelanggan. Para pelanggan memasukkan pesanan- pesanan untuk berbagai produk. Pesanan-pesanan ini dimasukkan dalam jadwal produksi utama, ini bila jenis produksinya make to order.
2. Meramalkan permintaan. Perusahaan biasanya berusaha memproduksi secara lebih independent terhadap fluktuasi permintaan. Permintaan ini perlu diramalkan agar skenario produksi dapat mengantisipasi fluktuasi permintaan tersebut. Permintaan ini harus dilakukan bila tipe produksinya adalah make to stock.
11
3. Mengelola persediaan. Tindakan pengelolaan persediaan berupa melakukan transaksi persediaan, membuat kebijakan persediaan pengaman, kebijakan kuantitas pesanan, dan mengukur performansi keuangan dari kebijakan yang dibuat. 4. Menyusun rencana agregat (penyesuaian permintaan dengan kapasitas). Pesanan pelanggan dan atau ramalan permintaan harus dikompromikan dengan sumber daya perusahaan (fasilitas, mesin, tenaga kerja, keuangan, dan lain-lain). Rencana
agregat
bertujuan
untuk
membuat
skenario
pembebanan kerja untuk mesin dan tenaga kerja (Reguler, lembur, dan subkontrak) secara optimal untuk keseluruhan produk dan sumber daya secara terpadu (tidak per produk). 5. Membuat Jadwal Induk Produksi (JIP). JIP adalah suatu rencana terperinci mengenai apa dan berapa unit yang harus diproduksi pada suatu periode tertentu untuk setiap item produksi. JIP dibuat dengan cara (salah satunya) memecah (disagregat) rencana agregat kedalam rencana produksi (apa, kapan, dan berapa) yang akan direalisasikan JIP ini apabila telah dikoordinasikan dengan seluruh departemen akan jadi dasar dalam PPC. JIP ini akan di-”review” secara periodik atau bila ada kasus. JIP ini dapat berubah bila ada hal yang harus diakomodasikan. 6. Merencanakan kebutuhan. JIP yang telah berisi apa dan berapa yang harus dibuat selanjutnya harus diterjemahkan ke dalam kebutuhan komponen, sub-assembly, dan bahan penunjang
untuk
penyelesaian
produk.
Perencanaan
kebutuhan material bertujuan untuk menentukan, apa, berapa, dan kapan komponen, sub-assembly, dan bahan penunjang yang harus disiapkan. Untuk membuat perencanaan kebutuhan diperlukan informasi lain berupa struktur produk (Bill of Material) 12
dan catatan persediaan. Bila hal ini belum ada, maka tugas departemen PPC untuk membuatnya. 7. Melakukan penjadwalan pada mesin atau fasilitas produksi. Penjadwalan
ini
meliputi
penyelesaian
pesanan,
urutan
kebutuhan
pengerjaan, waktu
waktu
penyelesaian,
prioritas pengerjaan, dan lain-lainnya. 8. Monitoring dan
pelaporan pembebanan kerja dibanding
kapasitas produksi. Kemajuan tahap demi tahap dimonitor dan dibuat laporannya untuk dianalisis. Apakah pelaksanaan sesuai rencana yang telah dibuat? 9. Evaluasi skenario pembebanan dan kapasitas. Bila realisasi tidak sesuai rencana, maka rencana agregat, JIP, dan penjadwalan dapat diubah/disesuaiakan kebutuhan. Untuk jangka panjang, evaluasi ini dapat digunakan untuk mengubah (menambah) kapasitas produksi.
3.4 Proses Pengendalian Produksi Proses produksi merupakan suatu sistem pemanfaatan sumber daya yang tersedia yang kemudian di organisir dan di integrasikan untuk mentransformasikan inputmenjadioutput melalui proses penambahan nilai padainputtersebut. Proses produksi terlaksana karena adanya fungsi-fungsi produksi yang terintegrasi yang membentuk suatu sistem yang saling keterkaitan. Hal ini yang mengakibatkan dalam suatu proses produksi diperlukan adanya pengendalian produksi. Dimana tujuannya yaitu untuk mengarahkan dan mengatur fungsi-fungsi produksi agak berjalan sesuai dengan rencana kerja yang telah diputuskan.
Proses pengendalian produksi dapat dilakukan dalam beberapa aspek. Misalnya dalam masalah, jadwal, sumber daya manusia, peralatan, material, dan proses pengerjaan. Semua aspek itu harus bisa 13
dipastikan sesuai dengan target yang telah ditentukan pada proses perencanaan produksi. Hal ini untuk terwujudnya kualitas kerja yang baik dan kualitasoutput produk yang dikeluarkan.
Berikut ini merupakan beberapa kegiatan perencanaan dan pengendalian dalam proses produksi berlangsung : 1. Peramalan kuantitas permintaan 2. Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu 3. Perencanaan persediaan: jenis, jumlah, dan waktu 4. Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas 5. Penjadwalan produksi dan tenaga kerja 6. Penjaminan kualitas 7. Monitoring aktivitas produksi 8. Pengendalian produksi 9. Pelaporan dan pendataan
14
BAB VI Kesimpulan
6.1 Kesimpulan PPC dapat diartikan sebagai suatu sistem pengendalian proses produksi dengan dilakukannya perencanaan, pengaturan, dan pemeriksaan setiap aspek dalam kegiatan produksi. Dalam hal pengaturan dan pemeriksaan sangat diperlukan koordinasi yang baik antara pihak manajemen, pihak produksi, dan pihak quality control. Hal ini untuk mencegah terjadinya miss komunikasi yang dapat mengakibatkan kerugian terhadap perusahaan
15