PEMERINTAH KEBUPATEN KLATEN DINAS KESEHATAN PUSKESMAS JATINOM Alamat : Tanjunganom, Krajan , Jatinom, Klaten Telpon (0272) 337321 Email :
[email protected] [email protected] Kode Pos 57481
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK KHUSUS DEWASA DENGAN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINOM
A. Tinjauan Literatur 1. Pengertian
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan da n prestasi kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan.
Masa
kemandirian.Menurut
dewasa
ditandai
kemampuan
produktif
dan
Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat
di bagi dalam beberapa pase a. Fase Dewasa awal Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal yaitu. 1) mereka mendapat pengawasan dari orang tua 2) mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan hubungan yang intim di
luar
3) mereka membentuk seperangkat nilai pribadi 4) mereka mengembangkan rasa identitas pribadi 5) mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja b. Fase Dewasa tengah Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan hygiene yang baik. c. Teori-teori tentang masa dewasa tengah 1) Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang utama pada
usia
baya
adalah
mencapai
generatifitas
(Erikson,
1982).
Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat. 2) Teori Havighurst Perkembangan Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa untuk orang dewasa
tengah (Havighurst, 1972). Tugas perkembangan tersebut
meliputi: a) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan b) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia c) Mengembangkan aktivitas luang d) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu e) Menerima
dan
menyesuaikan
perubahan
fisiologis
pada
usia
pertengahan f) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia. g) Tahap-tahap perkembangan Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang paling
terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan
pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini. d. Perkembangan kognitif Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan e. Perkembangan psikosial Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam
pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa. f.
Fase dewasa akhir Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap. Masalahmasalah yang mungkin timbul yaitu: 1) Menurunnya keadaan jasmaniah 2) Perubahan susunan keluarga 3) Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu 4) Penurunan fungsi tubuh Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan ini, individu mengalami PPS. Misalnya penghalangnya adalah: 1) Tingkat perkembangan yang mundur 2) Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan 3) Tidak ada motivasi 4) Kesehatan yang buruk 5) Cacat tubuh 6) Tingkat kecerdasan yang rendah 7) Tingkat adaptasi yang jelek
g. Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindromAdanya penyakit kronis Tingkat ketidakmampuan dan persepsi klien pada penyakit dan ketidakmampuan menentukan sampai mana perubahan gaya hidup akan terjadi. 1) Tingkat kesejahteraan
Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasa tengah. Pengkajian tersebut member arah untuk merencanakan asuhan keperawatan dan berguna dalam mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan. 2) Membentuk kebiasaan sehat yang positif Kebiasaan adalah sikap atau perilaku seseorang yang biasa dilakukan. Pola perilaku ini didorong oleh seringnya pengulangan sehingga menjadi cara perilaku individu yang biasa. h. Tugas perkembangan masa dewasa awal 1) Memilih pasangan hidup 2) Belajar hidup dengan suami atau istri 3) Memulai kehidupan berkeluarga 4) Membimbing dan merawat anak 5) Mengolah rumah tangga 6) Memulai suatu jabatan 7) Menerima tanggung jawab sebagai warga negara 8) Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik i.
Konsep keperawatan Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional
dalam
memenuhi
kebutuhan
dasar
manusia
yang
dapat
ditunjukkan kepada individu,keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS DEWASA DENGAN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINOM
B. Penerapan Proses Keperawatan 1) Pengkajian a. Kisi-kisi pengkajian 1. Data Inti
Puskesmas Jatinom merupakan daerah yang terletak dibawah kaki gunung merapi yang memiliki 9 Desa binaan yang berpenduduk 824 orang, degnan distribusi Laki-laki sebanyak 409 orang (49%) dan perempuan sebanyak 415 orang (51%) No
Jumlah Penduduk
Frekuensi
Persentas
1
Desa Bonyokan
233
28%
2
Desa Cawan
198
24%
3
Desa Gedaren
393
48%
4
Desa Glagah
5
Desa Jatinom
6
Desa Jemawan
7
Desa Krajan
8
Desa Pandeyan
9
Desa Puluhan
Jenis Kelamin Wilayah Kerja Puskesmas Jatinom 51%
49% Laki-Laki Perempuan
Kegiatan asuhan keperawatan komunitas dimulai dengan tahap persiapan yang merupakan tahap awal dari semua kegiatan yang akan dilakukan oleh Tim Puskesmas Jatinom ,selama melakukan keperawatan Komunitas. Tahap persiapan diawali dengan sosialisasi dengan masyarakat yaitu dengan cara pendekatan dengan tokoh masyarakat baik formal maupun informal. Tahap persiapan ini dimulai tanggal 26 November 2016, yaitu mempersiapkan perencanaan pengkajian kelompok khusus dewasa : 1. Menyiapkan aspek – aspek yang akan di kaji ke kelompok khusus dewasa 2. Memilih metode atau instrumen pengkajian komunitas yang akan digunakan 3. Membuat kuesioner pengkajian kelompok khusus dewasa 1. kisi-kisi kajian Aspek
Riwayat penyakit
Nutrisi
Pengetahuan
Gaya hidup
Pelayanan kesehatan
Sub. Aspek
Lama menderita penyakit Diabetes Mellitus Riwayat keluarga menderita Diabetes Mellitus Penanganan saat muncul tanda-tanda Diabetes Mellitus Kebiasaan makan Jenis makanan Makanan favorit Jumlah konsumsi makan dalam 1 hari Pengetahuan tentang penyakit yang dialami: pengertian Penyebab Tanda dan gejala & Komplikasi Penatalaksanaan Kebiasaan hidup tidak sehat (konsumsi kopi, rokok, alcohol, dll) Akttifitas olahraga atau senam. Aktif menggunakan pelayanan kesehatan atau tidak Pelayanan kesehatan di dusun setempat Akses pelayanan kesehatan
Metode
Sumber
Wawancara
Warga
Wawancara
Warga
Wawancara
Warga
Wawancara
Warga
Wawancara
Warga, Bidan, Ketua RW.
2. Hasil kajian
Dari hasil pengkajian wawancara yang dilakukan pada warga usia dewasa dan wawancara kader didapatkan informasi sebagai berikut : 1) Data Sekunder Jumlah dewasa : Jumlah dewasa dari hasil pengkajian RW 02 dusun Gintungan berjumlah 455 orang. Hasil pengkajian dari jumlah populasi 455 Dewasa didapatkan jumlah sempel 82 menggunakan rumus slofi dengan RUMUS: Ket:
=
N 1+N.e2
n: Jumlah sempel N: Jumlah populasi e: Batas toleransi 10%
a. Keluhan & penyakit yang dirasakan oleh dewasa Dari pengkajian terdapat 17 orang yang hasil tekanandarah nya diatas normal, atau termasuk kategori Hipertensi, 13 orang menderita diabetes milutus, 3 orang yang menderita asam urat, 1 orang yang menderita sakit gigi, lain-lain 48 orang. No
Masalah Kesehatan
Jumlah
Persentasi
1
Hipertensi
17 Orang
21%
2
Diabetes Melitus
13 Orang
16%
3
Asama Urat
3 Orang
4%
4
Sakit Gigi
1 Orang
1%
5
Lain-lain
48 Orang
58%
Masalah Kesehatan RT 01, RT 02, RT 03
21%
Hiepertensi 58%
16%
Diabetes Melitus Asama Urat Sakit Gigi
4% 1%
Lain-lain
2) Data Subyektif a. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kader kesehatan
dusun
Gintungan banyak yang mengalami penyakit Diabetes Melitus. b. Dari Hasil Wawancara dengan ketua Dusun Gintungan, mengatakan bahwa di Desa Gigik Dusun Gintungan belum pernah di lakukan penyuluhan kesehatan terutama di kalangan dewasa.
3) Data Obyektif a. Riwayat Penyakit Hasil Pengkajian yang dilakukan kepada warga dusun Gintungan dari 13 memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus, 7 diantaranya memiliki riwayat keturunan dan 6 diantaranya dikarenakan pola hidup yang tidak sehat.
Riwayat Penyakit Faktor Genetik
44% 56%
Pola Hidup Yang Tidak Sehat
Hasil pengkajian yang dilakukan kepada warga dusun Gintungan dari 13 yang memiliki riwayat Diabetes Melitus, 6 orang diantaranya mengeluh sering merasa kelelahan dan kesemutan, 7 diantaranya jarang merasakan hal tersebut.
Riwayat Penyakt 44% 56%
Merasakan Tandatanda Diabetes Melitus Tidak Merasakan Tanda-tanda Diabetes Melitus
b. Pengetahuan dewasa dan keluarga tentang penyakit Dari hasil Kuesioner didapatkan 63 dewasa dan keluarganya mengatakan tidak mengetahui tentang cara mengatasi penyakit dan keluhan yang diderita oleh dewasa pada keluarga tersebut, sedangkan 19 orang diantaranya menyatakan cukup tahu tentang cara merawat keluarga yang sakit.
Pengetahuan Dewasa dan Keluarga Tentang Penyakit Cukup Tahu
23%
Tidak Tahu 77%
c. Nutrisi dewasa Dari hasil Kuesioner diperoleh data bahwa 64 dewasa menyatakan tidak mengetahui makanan yang tidak dianjurkan dan yang dianjurkan sedangkan
18
dewasa
cukup
mengetahui
makanan
yang
dianjurkandantidakdianjurkan untuk penderita Diabetes Melitus.
Pengetahuan Tentang Nutrisi Tahu
22%
Tidak Tahu
78%
d. Pemanfaatan pelayanan kesehatan Sebagian besar warga dewasa saat mengeluh ada tanda-tanda penyakit menyatakan berobat ke bidan setempat yaitu sebanyak 40 warga lainnya menyatakan membeli obat diwarung sebanyak 22 orang dan 20 menyatakan tidak berobat (dibiarkan saja)
Pemanfaatan YanKes Berobat Ke Bidan
25% 48%
27%
Membeli Obat di Warung Dibiarkan
C. Diagnosa Keperawatan
1. Analisis data dan rumusan diagnosis NO
1
DATA SUBYEKTIF
Ketua
Rw
DATA OBYEKTIF
Didapatkan
yang
MASALAH KEPERAWATAN
Resiko
tinggi
ETIOLOGI
Kurang
setempat
menderita
peningkatan
menyatakan bahwa
Hipertensi
penyakit DM di penyakit (DM)
keluhan
atau
sebanyak 17 orang,
Dusun
penyakit
yang
13 orang DM, 3
Gintungan
sering
terjadi
orang
asam
pengetahuan ttg
urat
dimasyarakat
dan 1 orang sakit
dusun
Gintungan
gigi, lain-lain 48
adalah
DM,
Hipertensi,
asam
orang.
Urat.
Kepala
Dusun
Gintungan menyatakan belum pernah
ada
penyuluhan tentang kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan a.
Resiko tinggi peningkatan penyakit Diabetes Melitus di RW 2 Dusun Gintungan Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat, Kab. Semarang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit di tandai: -
Kepala Dusun Gintungan menyatakan belum pernah ada penyuluhan tentang kesehatan
-
Didapatkan yang menderita Hipertensi sebanyak 17 orang, 13 orang DM, 3 orang asam urat dan 1orang sakait gigi, lain-lain 48 orang
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Satu diagnosis keperawatan yang ditemukan pada kelompok dewasa dengan resiko DM akan diselesaikan dengan jangka waktu berdasarkan program Puskesmas yaitu satu tahun program (juni 2015 – juni 2016) dengan berbagai jenis intervensi yang meliputi: pencegahan primer, pencegahan sekunder, pencegahan tertier, kerjasama lintas sektor, kerjasama lintas program dan pemberdayaan masyarakat. Rencana keperawatan tergambar dalam table berikut: Perencanaan Keperawatan Pada Kelompok Dewasa Dengan Resiko DM No Dx
1
Tujuan
Diagnosa Keperawatan Komunitas
Resiko peningkatan Diabetes
Jangka Panjang
tinggi
Setelah
penyakit
asuhan
Melitus
di
Jangka Pendek
diberikan
keperawatan
pada
RW 2 (RT 1, RT 2, RT
dewasa
3) Dusun Gintungan,
resiko DM di RW
Desa
2,
Gogik,
Kecamatan
Ungaran
dengan
Gintungan,
Desa
Gogik, Kecamatan
berhubungan
Ungaran
kurangnya tentang
informasi
penyakit
di
selama
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama
1X
diharapkan
Criteria
Mandiri: .
a. Ajarkan latihan fisik
1
x
2
minggu,
tandai dengan tidak ada
diharapkan
tidak
penyuluhan kesehatan,
terjadi peningkatan
dan masyarakat tidak penyakit DM pada
Kognitif
%
dengan
dewasa resiko
minggu
( senam DM ) pada
DM mampu:
dewasa
dewasa
1. Mempraktikan
dengan resiko DM di
dengan
resko DM.
RT 2, RT 3) desa gogik
resko
kecamatan
bisa
Barat barat
Standar
90
senam
Dusun dusun gintungan (RT 1, b. Jika dewasa dengan
Barat, Kab. Semarang dengan
Rencana Evaluasi Rencana Intervensi
ungaran kabupaten
DM
Kognitif
belum
DM
yang baik dan benar.
melakukan
2. Mampu
senam DM dengan
menyebutkan
semarang, mampu:
efektif
anjurkan
pengertian,
a. Meningkatnya
untuk
membuat
tanda
pengetahuan Dewasa resiko DM
dengan
gejala,
jadwal rutin senam
komplikasi
DM
DM dan diit
c. Berikan penyuluhan
Kognitif
yang
tepat
mengetahui
tentang
Diabetes Melitus.
dewasa di dusun b. Mengatur
gaya
kesehatan
Gintungan RT 1,
hidup (pola makan,
dewasa
RT 2, RT 3
diit) untuk penderita
resiko DM
resiko DM
penyakit
untuk DM.
dengan
d. Berikan pengobatan
c. Mengetahui tentang resiko
pada
tradisional
Kognitif
untuk
DM
Diabetes Melitus Psikomotor
Kelompok
Motivasi dengan untuk
dewasa resiko
DM
mempraktikan
senam DM di rumah setiap hari.
Psikomotor
Kerjasama
Bekerja sama dengan kader kesehatan dalam upaya
meningkatkan
pengetahuan senam DM.
tentang
E. PLAN OF ACTION Masalah Kesehatan
Resiko
Kegiatan
tinggi A. Penyuluhan
peningkatan
penyakit
kesehatan, pengertian,
Diabetes Melitus di RW
penyebab, tanda dan
2 ( RT 1, RT 2, RT 3)
gejala, kompilasi dan
Dusun Gintungan Desa
penanganan DM
Gogik, Ungaran
Waktu
Tempat
Dana
Dewasa dengan
Minggu,
RT 02
Individu
RT 01
Individu
RT 03
Individu
RT 01
Individu
Resiko DM
03-01-2016 16.30
Kecamatan Barat,
Kab. B. Berika
Semarang berhubungan dengan
pengobatan
tradisional untuk DM
kurangnya
informasi di
tandai
tidak
adanya
Sabtu, 09-01-2016 16.00
tentang C. Ajarkan Senam DM
penyakit dengan
Sasaran
pada penderita resiko DM
Minggu, 10-01-2016 07.00
penyuluhan kesehatan, dan masyarakat tidak D. Memberikan mengetahui Diabetes Melitus
tentang
konseling
Minggu, pada
dewasa dengan resiko DM
10-01-2016 19.00
Penanggung Jawab
Defriano B. Tafuli
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hasil Implementasi Keperawatan Komunitas Di Dusun Gintungan Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang No. Hari/tgl Diagnosa Tindakan Keterangan Hasil 1.
Senin, 22
Resiko tinggi peningkatan F. Penyuluhan
kesehatan,
Juni 2015
penyakit Diabetes Melitus di
pengertian,
penyebab,
13.30 WIB
RW 2 ( RT 1, RT 2, RT 3)
tanda
Dusun
kompilasi
Gintungan
Desa
Gogik, Kecamatan Ungaran Barat,
Kab.
dan
Terlaksana
gejala,
ASI
dan
eksklusif
penanganan DM
2. Sebanyak
dengan
3. Sebanyak
tidak
pemberian
penyuluhan
kesehatan, dan masyarakat tentang
tentang
pemberian ASI yang baik.
mengerti
mengetahui
dan
90% ibu bayi
mengerti
penyakit di tandai dengan
tidak
pengertian
penyimpanan ASI
kurangnya informasi tentang
adanya
80% ibu bayi
mengetahui
Semarang
berhubungan
1. Sebanyak
70% ibu bayi tentang ASI
esklusif
pada ibu yang bekerja Terlaksana
Diabetes Melitus 90 % Ibu termotivasi untuk memberikan
ASI
eksklusif
selama 6 bulan tanpa adanya makanan
maupun
pendamping
minuman
Terlaksana
2.
Selasa 30
Resiko tinggi peningkatan
85
Juni 2015
penyakit Diabetes Melitus di
memahami ASI esklusif dan
14.00WIB
RW 2 ( RT 1, RT 2, RT 3)
peyimpanannya
Dusun
Gintungan
%
ibu
mengerti
dan
Desa
Gogik, Kecamatan Ungaran Barat,
Kab.
Semarang
berhubungan
dengan
kurangnya informasi tentang penyakit di tandai dengan tidak
adanya
penyuluhan
kesehatan, dan masyarakat tidak
mengetahui
tentang
Diabetes Melitus
3.
Senin, 22
Resiko tinggi peningkatan
Juni 2015
penyakit Diabetes Melitus di
mengetahui
13.30 WIB
RW 2 ( RT 1, RT 2, RT 3)
payudara ( breast
Dusun
Gintungan
Desa
Terlaksana
Terlaksana
Sebanyak
Sebanyak
80%
ibu
cara
80
bayi
perawatan
care)
%
ibu
bayi
Gogik, Kecamatan Ungaran
bersedia membuat jadwal rutin
Barat,
perawatan payudara jika ASI
Kab.
Semarang
berhubungan
dengan
belum lancar
kurangnya informasi tentang penyakit di tandai dengan tidak
adanya
penyuluhan
Terlaksana
Sebanyak 75 % ibu bersedia
kesehatan, dan masyarakat
mengkonsumsi
tidak
untuk memperlancar ASI
mengetahui
tentang
daun
katu
Diabetes Melitus
4.
Selasa,30
Resiko tinggi peningkatan
Juni 2015
penyakit Diabetes Melitus di
melakukan perawatan paudara
14.00 WIB
RW 2 ( RT 1, RT 2, RT 3)
di rumah
Dusun
Gintungan
Desa
Gogik, Kecamatan Ungaran Barat,
Kab.
berhubungan
Semarang dengan
kurangnya informasi tentang penyakit di tandai dengan tidak
adanya
penyuluhan
kesehatan, dan masyarakat
Terlaksana
Sebanyak70 % ibu bersedia
tidak
mengetahui
Diabetes Melitus
tentang
G. EVALUASI HASIL KEGIATAN
Penyuluhan
kesehatan,
HARI/TGL/ JAM Minggu, 14-
pengertian,
penyebab,
juni-2015
No. 1
Kegiatan
tanda
dan
kompilasi
gejala,
18.30
dan
RESPON MASYARAKAT Evaluasi struktur
a. Kegiatan telah direncanakan seminggu sebelum kegiatan dilaksanakan b. Undangan penyuluhan disebarkan satu hari
penanganan DM ( Diit
sebelum acara dilaksanakan
DM )
c. Kegiatan ini dikoordinatori oleh Penanggung jawab kelompok khusus dewasa yaitu Haeroni Evaluasi proses
a. Kegiatan berlangsung dengan lancar meskipun jumlah undangan yang datang tidak semuanya sesuai undangan yang disebarkan b. Kegiatan pendidikan kesehatan ini dikuti oleh para dewasa. c. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dikediaman ibu kadus Dusun Manikmoyo d. Kegiatan ini difokuskan pada para dewasa yang mengalami hipertensi agar dapat memanfaatkan buah
wortel
sebagai
sarana
obat
untuk
membantu menurunkan tekanan darah. Evaluasi hasil
a. Sasaran sudah sedikit paham tentang hipertensi dan cara penangannya dengan menggunakan jus wortel, buah melon dan buah mentimun. b. Sasaran sudah mengetahui cara menggunakan jus wortel, melon dan buah mentimun. untuk menurunkan tekanan darah.
2
Ajarkan pada DM
Senam
penderita
DM resiko
Jumat 19-06-2015 15.00
Evaluasi struktur
a. Penanggungjawab kegiatan ini adalah hendra julianto
b. Undangan disebar 1 hari sebelum kegiatan Evaluasi proses
a. Kegiatan berlangsung dengan lancar
Evaluasi hasil
Para
peserta
mengerti
diit
hipertensi.
Warga dusun Manikmoyo Sangat Antusias.
3
Memberikan pada
dewasa
resiko DM
konseling dengan
Senin, 22-06-2015 15.00
Evaluasi struktur
a. Kegiatan telah direncanakan seminggu sebelum kegiatan dilaksanakan b. Penanggung jawab kegiatan ini adalah haeroni c. Kegiatan dilaksanakan di Rumah Pak hamim. Evaluasi proses
a. Kegiatan berlangsung dengan lancar b. Kegiatan
penanganan
untuk
mencegah
terjadinya hipertensi di ikuti oleh para warga dusun
manikmoyo
yang
menderita
memiliki riwayat hipertensi. Evaluasi hasil
a. Pasien sangat antusias dan mengikuti kegiatan dengan baik.
-
atau