LAPORAN PRAKTIKUM PENCELUPAN 1
PROSES PENCELUPAN KAPAS DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN Nama Anggota
: Amelia P!"ita!a#i Ri#in Ri+,i N#aeni
$1%&'&&-&*
T.a#i Ag!tini
$1%&'&&-)*
Amelia P!"ita Sa#i
$1%&'&&-(*
G#o"
: 'K/
Kelom"o,
:1
Do!en 0 A!i!ten Do!en
: M I2.3an4 AT4MSEng AT4MSEng I# Ell5 K4 6, Te,! P#iatna
Tanggal P#a,ti,m
$1%&'&&()*
: 1% A"#il '&1)
POLITEKNIK STTT 6ANDUNG '&1)
PROSES PENCELUPAN KAPAS DENGAN ZAT WARNA REAKTIF PANAS I
MAKSUD : Agar praktikan mengetahui, memahami, dan mempelajari perencanaan dan
melakukan proses pencelupan kapas dengan zat warna reaktif dingin. TU7UAN : Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruhdalam proses pencelupan kapas • -
dengan zat warna rekatif dingin, diantaranya : Zat warna reaktif dingin zat pembantu konsentrasi yang digunakan ondisi proses !suhu, waktu, p"# Memahami keunggulan dan kekurangan tiap metoda celup yang berbeda • $apat melakukan proses pencelupan dengan hasil celupan yang rata dan tahan • •
luntur yang baik $apat menge%aluasi dan menganalisa hasil proses pencelupan
II
TEORI DASAR II1Se#at Ka"a!
apas adalah salah satu jenis serat tumbuh-tumbuhan yang banyak dipergunakan dalam industri tekstil, baik sebagai &'' ( serat kapas maupun sebagai campuran serat lainnya. )ebagai bahan campuran serat kapas dapat memperbaiki kekurangan dari serat lainnya seperti daya tahan panas dan daya serat air, karena kedua sifat tersebut sangat baik pada serat kapas. )erat kapas terutama terutama tersusun dari zat selulosa, oleh karena itu sifat kimia dan fisika serat kapas tergantung pada sifat kimia dan fisika selulosa. Zat-zat selain selulosa yang terdapat dalam serat kapas harus dihilangkan. *ara menghilangkannya itu adalah dengan cara pemasakan dalam larutan +a". )emua zat kecuali pigmen dan selulosa akan hilang. igmen dihilangkan dengan proses pengelantangan yang menggunakan zat oksidator seperti +a*l, *a*l dan sebagainya. &. )truktur serat kapas a. Morfologi
enampang Melintang /entuk penampang serat kapas sangat ber%ariasi dari pipih sampai
bulat tetapi pada umumnya berbentuk seperti ginjal. )erat kapas dewasa, penampang lintangnya terdiri dari 0 bagian. 8 Kti,la
Merupakan lapisan terluar yang mengandung lilin, pektin dan protein. Adanya lilin menyebabkan lapisan ini halus, sukar tembus air dan zat pewarna. /erfungsi melindungi bagian dalam serat. 8 Din9ing "#ime#
Merupakan dinding tipis sel yang asli, terutama terdiri dari selulose tetapi juga mengandung pektin, protein, dan zat-zat yang mengandung lilin. Selulose dalam dinding primer berbentuk benang yang sangat halus yang tidak
tersusun
sejajar
mengelilingisumbu serat.
sepanjang
serat
tetapi
membentuk
spiral
- La"i!an anta#a Merupakan lapisan pertama dari dinding sekunder dan strukturnya sedikit berbeda dengan dinding primer. 8 Din9ing !e,n9e#
Merupakan lapisan-lapisan selulose, yang merupakan bagian utama serat kapas. $inding ini juga merupakan lapisan benang yang halus yang membentuk spiral mengelilingi sumbu serat. Arah putarannya berubahubah. - Din9ing lmen $inding lumen lebih tahan terhadap zat kimia tertentu dibanding dinding sekunder. 8 Lmen
Merupakan ruang kosong di dalam serat. /entuk dan ukurannya ber%ariasi dari serat ke serat lain maupun sepanjang satu serat. 1ambar &. berikut adalah penampang serat kapas.
Melintang
Membujur
b. omposisi kimia &. )elulosa Analisa serat kapas menunjukkan bahwa serat kapas terutama tersusun dari zat selulosa. $erajat polimerisasi selulosa serat kapas kirakira &'.''' dan berat molekulnya kira-kira &.23'.'''.
. ektat ektat adalah suatu karbihidrat dengan berat molekul yang tinggi. )truktur molekulnya seperti struktur molekul selulosa. ektat terutama tersusun oleh susunan linier sisa-sisa asam galakturonat dalam garamgaram kalsium dan besi yang tidak larut. 4. 5ilin arena adanya lilin, maka akan mengurangi gaya gesekan sehingga kekuatan benang akan lebih rendah. 6. Zat-zat yang mengandung rotein Zat-zat protein yang dalam kapas diduga berasal dari sisa-sisa protoplasma kering yang tinggal dalam lumen setelah selnya mati. 2. Abu Zat abu terutama terdiri dari garam-garam magnesium, kalsium atau kalium pospat, sulfat atau khlorida. 1aram-garam karbonat merupakan bagian yang paling besar. 0. igmen dan zat lainnya. omposisi kimia serat kapas mentah tercantum dalam tabel dibawah ini. omposisi imia )erat apas Mentah. Macam Zat
( terhadap berat kering
)elulosa
76
rotein
&,4
ektat
&,
5ilin
',0
Abu
&,
igmen dan zat lainnya
&,8
andungan air
3
. )elulosa )elulosa merupakan bagian pokok serat kapas, oleh karena itu untuk mengetahui mekanisme pencelupan serat kapas dengan zat warna direk diperlukan keterangan mengenai selulosa. Zat-zat selain selulosa yang terdapat dalam serat kapas merupakan kotoran dan harus dihilangkan karena akan mengganggu proses pencelupan. otoran tersebut dapat dihilangkan dengan proses pemasakan dalam larutan +a", semua kotoran kecuali pigmen dan selulosa akan hilang sehingga persentase kotoran dalam serat kapas menjadi sangat kecil. igmen dapat dihilangkan dengan proses pengelantangan yang menggunakan oksidator seperti +a*l, *a*l dan sebagainya. a. )truktur molekul selulosa )elulosa adalah sebuah polimer karbohidrat yang mempunyai berat molekul yang tinggi, selulosa tersusun dari monomer d-glukosa yang dihubungkan satu sama lain oleh suatu ikatan 9 & 6 glikosida, sehingga membentuk suatu rantai yang sangat panjang. $erajat polimerisasi selulosa serat kapas kira-kira &'.''' sedangkan berat molekulnya kira-kira &.23'.'''. ;umus empiris selulosa yang asli adalah ! * 0"&0 # n ! n & # ". tetapi oleh karena n merupakan bilangan yang sangat besar maka satu dapat diabaikan terhadap n, sehingga rumus empiris selulosa dapat ditulis menjadi ! *0"&'0 #n. b. )truktur fisika selulosa olimer selulosa tersebut kemudian bergabung satu sama lain oleh suatu ikatan hidrogen diantara gugus-gugus hidroksil, sehingga membentuk zat yang besar yang menyebabkan serat selulosa dapat terlihat oleh mata. /erdasarkan penyelidikan dengan menggunakan sinar < oleh Meyer penggabungan rantai-rantai molekul selulosa tersebut terdiri dari dua bentuk yaitu :
&. /agian yang berbentuk ristalin /agian ini terdiri dari gabungan rantai-rantai molekul yang tersusun secara teratur, yaitu rantai-rantai molekul tersebut sejajar satu sama lain. . /agian yang berbentuk Amorf. =erdiri dari gabungan rantai-rantai molekul selulosa yang susunannya tidak beraturan. /agian yang kristalin tidak dapat dimasuki air atau pereaksi-pereaksikimia lainnya,sedangkan bagian amorf dapat dimasukinya. leh karena itu kecepatan pencelupan selulosa tergantung dari banyak sedu>ikitnya selulosa tersebut, mengandung bagian yang amorf. )elulosa serat kapas mengandung 8' 3' ( bagian yang kristalin dan sisanya yaitu ' 4' ( merupakan bagian amorf. 4. )ifat-sifat serat kapas a. )ifat ?isika
@arna )erat kapas berwarna putih kekuning-kuningan
ekuatan ekuatan serat kapas cukup tinggi, kekuatan dalam keadaan basah lebih tinggi daripada kekuatan dalam keadaan kering, sehingga sangat menguntungkan
untuk
proses
pencelupan,
karena
pada
proses
pencelupan akan ada tarikan-tarikan pada kain kapas tersebut
Mulur Mulur serat kapas 6 &4 (
andungan Air $alam keadaan standart, serat kapas mengandung 8 3,2 ( air terhadap berat kering.
/erat enis
/erat jenis serat kapas &,2 &,20
Bndeks /ias Bndeks bias sejajar sumbu serat &,23. Bndeks bias melintang sumbu serat &,24.
b. )ifat imia
ksidasi )erat kapas dapat teroksidasi membentuk oksiselulosa sehingga kekuatan serat akan turun.
Asam )erat kaps akan terhidrolisa oleh asam membentuk hidroselulosa. $egradasi serat kapas akan lebih cepat didalam asam kuat dan pekat.
Alkali )erat kapas tahan akan alkali, alkali kuat dengan konsentrasi yang tinggi hanya
akan menggelembungkan serat. leh karena itu, alkali
dipergunakan untuk proses merserisasi.
amur dan /akteri $alam kondisi yang lembab dan temperatur yang hangat, jamur dan bakteri akan menyerang serat kapas.
''
Zat Wa#na Rea,ti Dingin
Zat warna reaktif adalah zat warna yang dapat bereaksi dengan seratselulosa secara ko%alen. leh karenanya mempunyai ketahanan luntur yangsangat baik. Zat warna ini terdiri dari dua jenis yaitu reaktif panas dan reaktif dingin.;eaktif dingin mempunyai gugus reaktif yang lebih banyak sehinggakurang memerlukan suhu tinggi !jenis triklorotriazin# sedang reaktif panasmemerlukan suhu tinggi dalam penggunaannya.roses fiksasi zat warna ini berlangsung dengan bantuan alkali, untukitu dipilih medium pengental yang tahan terhadap
alkali.Zat
warna
reaktif
adalah
suatu
zat
warna
yang
dapat
mengadakanreaksi dengan serat sehingga zat warna tersebut merupakan bagian
dariserat. leh karena itu, hasil celupan zat warna reaktif mempunyai ketahanancuci yang sangat baik. $emikian pula karena berat molekul zat warna reaktif kecil maka kecerahan warnanya akan lebih baik dari pada zat warna direk. hromofor zat warna reaktif mempunyai berat molekul yang kecil agardaya serap terhadap serat tidak besar sehingga zat warna yang tidak bereaksidengan serat mudah dihilangkan. 1ugus penghubung dapat mempengaruhidaya serap dan ketahanan zat warna terhadap asam atau basa. Agar reaksidapat berjalan dengan baik diperlukan penambahan alkali misalnya +atrium)ilikat dan " karena apabila telah dikerjakan dengan alkali bahan akantahan pencucian dan penyabunan. $isamping terjadi reaksi antara zat warnadengan serat yang membentuk ikatan pseude ester dan eter, molekul air juga Sifat Zat Warna Reaktif Zat Wa#na Rea,ti Dingin
Cang termasuk zat warna reaktif dingin adalah rocion M dengan system reaktif diklorotriazin !$*=# dan drimarene engan system reaktif dyfluoromonokhlro-pirimidin. eduannya termasuk zat warna reaktif yang bereaksi dengan serat melalui mekanisme substitusi nukleofilik. ereaktifan zat warna reaktif dingin sangat tinggi sehingga proses pencelupannya dapat dilakukan pada suhu 4' o* 6' *. leh karena itu kromogen zat warna reaktif dingin relati%e kecil sehingga warnannya lebih cerah dari zat warna reaktif panas. "al yang sangat perlu dilakukan diperhatikan dalam proses pencelupannya adalah zat warnanya sangat kurang stabil, sangat mudah rusak terhidrolisis, sehingga perlu dilakukan usaha-usaha guna menguirangi terjadinnya reaksi hidrolisis. )alah satu cara mengurangi terjadinya hidrolisis zat warna reaktif dingin adalah pada proses persiapan larutan celup, persiapan larutan alkali dan zat warna dipisah pada tangki yang berbeda, dari resep pencelupan biasanya dibuat dengan perbandigan 6 : & dan keduannya baru dicampurkan sesaat ketika hendak dipakai. $ibanding dengan zat warna reaktif panas, karena lebih reaktif maka pemakaiannya alkali untuk zat warna reaktif dingin lebih sedikit !hamper setengahnya dari jumlah alkali untuk zat warna reaktif panas #, selain itu kecerahan zat warna reaktif dingin lebih cerah dari zat warna reaktif panas karena kromogennya !$# lebih kecil dari kromogen zat warna reaktif panas.
Zat Pem;ant "en2el"an !ello!a 9engan +at 3a#na #ea,ti 9ingin
Zat pembantu yang perlu ditambahkan pada larutan celup antara lain elektrolit !+a)6, +a*l#, +a*4, dan pembasah. )elain itu dapat juga ditambahkan zat pelunak air, zat anti crease mark dan zat anti reduksi. )etiap zat pembantu tekstil mempunyai fungsi masing-masing yang dapat memperlancar proses pencelupan. Adapun mekanisme pencelupan terdiri dari tiga tahap yaitu : Pertama : Difusi zat warna dalam larutan Molekul zat warna dalam larutan yang selalu bergerak pada temperatur tinggi pergerakan tersebut lebih cepat. emudian bahan tekstil dimasukan kedalam larutan celup. Kedua : Adsorpsi edua molekul zat warna yang mempunyai tenaga yang cukup besar dapat mengatasi gaya-gaya tolak dari permukaan serat, sehingga molekul zat warna dapat terserap menempel pada permukaan serat. Ketiga : Fiksasi enyerapan atau difusi zat warna dari permukaan serat ke pusat serat secara bersamaan, sehingga zat warna yang terserap dapat menyebar secara merata. 1ugusan hidroksil dalam molekul selulosa memegang peranan penting pada pencelupan dengan zat warna direk. Apabila atom hydrogen dari gugusan hidroksil tersebut diganti dengan gugusan asetil maka serat tak dapat mencelup zat warna direk lagi. "al tersebut disebabkan karena gugusan hidroksil dalam molekul selulosa dapat mengadakan ikatan hidrogen dengan gugusan-gugusan hidroksil, amina dan azo dalam molekul zat warna.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Pengaruh elektrolit engaruh elektrolit akan memperbesar jumlah zat warna yang terserap oleh zat warna, meskipun zat warna mempunyai kepekaan yang berbeda. Dlektrolit yang digunakan adalah garam dapur !+a*l#. Zat warna dengan gugus sulfonat yang banyak akan lebih mudah ditolak oleh serat dari pada yang sedikit, sehingga perlu ditambahkan elektrolit.
Pengaruh Temperatur ada umumnya termasuk proses pencelupan eksotermis yang pada keadaan setimbang jika temperaturnya tinggi penyerapannya akan rendah dibanding pada temperatur rendah. leh karena itu pencelupan zat warna direk ini diperlukan temperatur yang tinggi untuk mempercepat reaksi. )ehingga apabila temperaturnya tinggi, maka jumkah zat warna yang terserap lebih besar, kemudian berkurang kembali. Pengaruh pH Zat warna direk digunakan dalam suasana netral. Apabila dilakukan penambahan alkali, maka akan memperhambat penyerapan. )ehingga sering ditambahkan abu soda 4( untuk mengurangi kesadahan air atau untuk memper%aiki kelarutan zat warna. Pengaruh Perbandingan Larutan erbandingan larutan celup artinya perbandingan antara besarnya larutan terhadap berat bahan tekstil yang di proses. $alam kur%a isoterm terlihat bahwa kenaikan konsentrasi zat warna dalam larutan akan menambah besarnya penyerapan. ada dasarnya dilakukan untuk memperkecil zat warna yang terbuang atau hilang. )ehingga dapat mengurangi pemborosan dalam pemakaian zat warna. $an hanya mempergunakan larutan simpan bekas celupan dengan menambahkan zat warna baru pada larutan tersebut, maka dapat diperoleh larutan celup dengan konsentrasi seperti semula Maka untuk mencelup warna-warna tua di usahakan untuk memakai perbandingan laruta celup yang kecil sehingga zat warna yang terbuang hanya sedikit.
III
PERCO6AAN III1
Re!e"
Re!e" Pen2el"an
ZW Rea,i Dingin $< o3* Zat "em;a!a. $mL0L* Na'CO% $g0L* NaCl $g0L* =lot $1:>* Wa,t $menit* U#ea $g0L* Zat Mig#a!i $g0L* WPU $<* D#5ing $⁰C* 6a,ing $⁰C* 6at2.ing $7am* Steaming $⁰C* S,ema
Re!e" 1
Re!e" '
Re!e" %
Re!e" /
&
&,2
&,2
&,2
& &' 4' & : ' 0' 2 B
& &' 2' 2 3' !&''⁰*,&E# !&7'⁰*,&E# BB
& &' 2 2 3' 3 BBB
& &' 2 2 3' !&''⁰*,&E# !&'4⁰*,6E# BF
Re!e" Pen22ian Re!e" 1 & & 3' &2 & : '
Sa;n $g0L* Na'CO% $g0L* S. $?C* Wa,t $menit* =lot $1:>*
III'
Re!e" ' & & 3' &2 & : '
Re!e" % & & 3' &2 & : '
Re!e" / & & 3' &2 & : '
Diag#am Ali#
ersiapan 5arutan *elupdan ersiapan 5arutan /ahan *elup roses encelupan roses encucian )abun anas /ilas $ry D%aluasi erataan warna
etuaan warna
III'1 Pen2el"an 2a#a "e#en9aman $e>.a!t*
ersiapanIII'' lar. celup roses"enge#ingan8 pencelupan "emanggangan roses pencucian Meto9a #en9am "e#a!8 1 ta.a" $"a989#58;a,e*
ad larutan Z@ emanggangan engeringan encucian G alkali !curingHbaking# III'% Meto9a #en9am "e#a!8 "eme#aman 1 ta.a" $"a98;at2.* ad larutan Z@ emeraman !/atching# encucian G alkali III'/ Meto9a #en9am "e#a!8"enge#ingan8 "eng,!an 1 ta.a" $"a98 9#5 !team*
)teaming ad larutan Z@ G alkali
engeringan
engukusan !steaming#
encucian
III% S,ema P#o!e! III%1 Pen2el"an 2a#a "e#en9aman $e>.a!t*
NaCl
Na2CO3
30°C
40
10
60
menit
III%' Meto9a #en9am "e#a!8"enge#ingan8"emanggangan 1 ta.a" $"a98 9#58;a,e*
Padding
Dry
Baking
Washing hot
Dry
III%% Meto9a #en9am "e#a!8 "eme#aman 1 ta.a" $"a98;at2.*
Padding
olling
Baking !" #am$
III%/ Meto9a #en9am "e#a!8 "enge#ingan8 "eng,!an 1 ta.a" $"a98 9#58!team*
Padding
III/
&. . 4.
%teaming
Dry
Washing hot
Dry
Fng!i Zat Na2 CO 3 : untuk fiksasi zat warna
embasah : untuk meratakan dan mempercepat proses pembasahan kain Irea : sebagai zat higroskopis berfungsi untuk menjaga kelembaban kain !mencegah terjadinya o%er drying yang menimbulkan pergerakan zat warna
6.
dipermukaan kain#. Zat anti migrasi
: pengikat s ementara z at w arna dipermukaan bahan
untuk menghindarkan terjadinya migrasi ketika proses pengeringan pada 2.
mesin pengering hot flue dryer, sehingga tidak menimbulkan belang +a*l : proses pencelupan cara perendaman berfungsi untuk mendorong penyerapan zat warna, sedangkan pada pencelupan cara pad tahap !pada larutan alkali# berfungsi sebagai penjenuh larutan alkali guna mencegah
0.
terjadinya pelunturan zat warna reaktif pada larutan alkali )abun : proses pencucian setelah proses pencelupan guna menghilangkan zat warna reaktif yang terhidrolisis yang ada dalam kain hasil celupan. III)
Alat 9an 6a.an
No 1 ' % / ) @ ( - 1& 11 1' III@ 8
Alat iala orselen 1elas iala 1elas Ikur ipet engaduk 1unting /unsen Mesin stenter Mesin padding Mesin pad-steamer =imbangan lastik pembungkus
6a.an ain kapas Z@ ;eaktif dingin embasah +a*4 +a*l )abun Irea Zat anti migrasi
P#o!e9#
Memilih satu zat warna reaktif dingin untuk pencelupan serat kapas yang warna dan tahan lunturnya sesuai target.
8
Membuat rencana proses pencelupannya meliputi, penyusunan diagram alir proses, pembuatan skema proses, pemilihan zat pembantu dan penyusunan resep pencelupan.
8
Menghitung kebutuhan bahan, zat warna, air, zat pembantu pencelupan sesuai dengan resep yang dibuat.
8
Melakukan proses pencelupan sesuai skema proses.
8
Menge%aluasi dan menganalisa hasil pencelupan.
III(
Pe#.itngan
Re!e" 1 ZW Rea,i
&( J 6,&' K ','6& 100 mL ','6& J K 1 gr
Re!e" Pen2el"an Re!e" ' Re!e" % 12,5 mL J 2' m5 12,5 mL 1000 J 2' m5 K 1000
Dingin $<
K 6,& m5
o3* Zat "em;a!a.
100
J 3 K ','3
12,5 mL
J 2' m5 K
1000
',02 gr
',02 gr
',02 gr 1
1
Re!e" /
1000
1
J 2'm5 K
1000
J 2'm5 K
1
J 2'm5 K ','2
1000
$mL0L*
','2
','2
10
Na'CO% $g0L*
10 1000
J 3 K ','3
1000
J 2' m5 K
10 1000
10
J 2' m5 K ',2
J 2' m5 K ',2
1000
',2 30
NaCl $g0L* =lot $1:>* Wa,t $menit*
J 3 K ,60
-
-
-
6,&' J ' K 3 m5
-
-
-
0'E
-
-
-
1000
50
U#ea $g0L*
-
1000
25
J 2' m5 K
1000
,2 5
Zat Mig#a!i
-
$g0L* WPU $<* D#5ing $⁰C0menit* 6a,ing $⁰C0menit* 6at2.ing $⁰C07am* Steaming $⁰C0menit* S,ema
25
J 2' m5 K &,2
5
1000
J 2' m5 K
1000
1000
J 2' m5 K &,2
5
J 2' m5 K
1000
J 2' m5 K
',2
',2
',2
3'
3'
3'
3'
-
&''c , &E
-
&''c , &E
-
&6'c , &E
-
-
-
-
3
-
-
-
-
&'4c ,6E
B
BB
BBB
BF
Sa;n $g0L*
Na'CO% $g0L* S. $?C* Wa,t $menit* =lot $1:>*
Re!e" 1 1g 1000 mL J 3 K
Re!e" Pen22ian Re!e" ' 1g 1000 mL J 7',3
Re!e" % 1g 1000 mL J 32, K
Re!e" / 1g 1000 mL J &'',0
','3 1g 1000 mL J 3 K
K ','7'3 1g 1000 mL J 7',3
','32 1g 1000 mL J 32, K
K ',&''0 1g 1000 mL J &'',0
','3 8' &2 6,&' J ' K 3 m5
K ','7'3 8' &2 6,26 J ' K 7',3 m5
','32 8' &2 6,0 J ' K 32, m5
K ',&''0 8' &2 2,'4 J ' K &'',0 m5
III- Data Ba!il 9an Eala!i
;esep &
*ontoh Iji
;esep
;esep 4
;esep 6
I=
DISKUSI $alam proses pencelupan kapas dengan zat warna reaktif dingin banyak
faktor yang harus diperhatikan seperti ketepatan pemilihan dan konsentrasi zat pembantu, suhu, waktu, dan skema proses yang digunakan. ?ungsi +a*l untuk mendorong penyerapan zat warna sedang +a*4 untuk fiksasi zat warna. enambahan urea bertujuan untuk menjaga kelembaban kain. $alam percobaan kali ini kami membandingkan hasil percobaan dengan skema yang berbeda. erbandingan antara skema B !eJhaust# dan BB !pad-baking# ada skema B penambahan +a*l dilakukan pada &' menit pertama setelah kain direndam dalam larutan celup pada suhu 4' '*, dan penambahan +a *4 pada menit ke 6'. )edangan pada skema BB tidak ada penambahan larutan +a*l hanya ada penambahan +a*4. +amun pada skema BB larutan zat warna dan larutan alkali dibuat terpisah dengan perbandingan 6:& untuk memperkecil hidrolisis yang terjadi. ika dilihat dari ketuaan warna, kain dengan menggunakan metode pad-baking menghasilkan warna yang lebih pekat dibandingkan dengan kain yang menggunakan metode eJhaust. arena penggunaan air lebih sedikit sehingga hidrolisis yang terjadi sangat kecil dan larutan yang digunakan lebiih pekat, yang menghasilkan warna kain lebih tua. enggunaan urea yang berlebih pada proses pad-baking bertujuan untuk melembabkan kain, sehingga setelah kain melalui proses drying akan tetap lembab dan zat warna mudah berpenetrasi ke dalam serat. ika dilihat dari kerataan warna, kain dengan menggunakan metode eJhaust lebih baik karena pada proses ini menggunakan suhu kamar sehingga adsopsi zat warna lambat dan fiksasi zat warna tinggi yang mengakibatkan kain lebih rata namun ketuaannya buruk karena hidrolisisnya tinggi. •
erbandingan antara skema BB dan BBB ada skema BB tidak ada penambahan +a*l hanya ada penambahan +a *4. +amun pada skema BB larutan zat warna dan larutan alkali dibuat terpisah dengan perbandingan 6:& untuk memperkecil hidrolisis yang terjadi. ika dilihat dari ketuaan warna, kain dengan menggunakan metode pad-baking menghasilkan warna yang lebih pekat dibandingkan dengan kain yang menggunakan metode pad-batching. arena penggunaan urea yang berlebih pada proses pad-baking bertujuan untuk melembabkan kain, sehingga setelah kain melalui proses drying akan tetap lembab dan zat warna mudah berpenetrasi
ke dalam serat. )uhu yang digunakan pada proses pad-baking lebih tinggidibandingkan proses pad-batching. ika dilihat dari kerataan warna •
erbandingan skema BBB dan BF ada skema BBB dan BF tidak ada penambahan +a*l hanya ada penambahan +a*4. uga pada skema BBB dan BF larutan zat warna dan larutan alkali dibuat terpisah dengan perbandingan 6:& untuk memperkecil hidrolisis yang terjadi. ika dilihat dari ketuaan warna, kain dengan menggunakan metode pad-batching menghasilkan warna yang lebih pekat dibandingkan dengan kain yang menggunakan metode pad-dry-steam dan jika dilihat dari kerataan warna, kain dengan menggunakan metoda pad-bacthing menghasilkan warna yang lebih rata dibandingkan dengan menggunakan metoda pad-dry-steam, karena suhu yang digunakan pada metoda pad-batching suhu rendah sehingga proses adsorpsi berjalan lambat dan waktu yang digunakan pada proses pad-batching lebih lama sehingga ikatan zat warna dengan serat lebih maksimal.
•
erbandingan skema BF dan B )kema BF dilakukan dengan proses padding dan skema B dengan proses eJhaust. ada proses padding pemberian zat warna dan alkali tidak boleh secara bersamaan dikhawatirkan akan terjadi reaksi hidrolisis, begitu pula dengan skema B setelah 6' menit kemudian diberikan alkali, hanya saja pada skema BF pemberian alkali tidak tergantung waktu tetapi hendak akan di padding baru diberikan alkali, hal ini menghindari reaksi hidrolisis sekecil mungkin. =etapi pada skema B pemberian alkali yang dibiarkan ' menit menyebabkan fiksasinya tinggi dan hidrolisisnya tinggi sehingga skema B hasil kain sangat muda dibanding kain yang di proses padding dan kerataan pada skema B terlihat lebih rata karena perendaman yang lama. ada skema BF proses dry-steam menyebabkan migrasi pada saat dikenai hembusan udara, oleh karena itu diberikan zat anti migrasi untuk mencegah terjadinya belang pada saat proses pengeringan berlangsung.
=
KESIMPULAN $ari perobaan proses pencelupan kapas dengan zat warna reaktif dingin
dapat disimpulkan bahwa metoda yang paling bagus untuk proses ini adalah metoda rendam peras- pengeringan- pemanggangan & tahap !pad-dry-bake#.
=I
DAFTAR PUSTAKA
8
Sm;e# 9a#i ;, : aryana,$ede.''2.LD+*D5IA+ BL./andung.)ekolah =inggi =eknologi =ekstil
8
Sm;e# 9a#i inte#net : @idiarty,@iwiet.Zat @arna ;eaktifL.&3 April '&2.
8
-
-
https://superakhwat08wordpress!om/"0#$/##/#%/#&0/ ;amadhani,/agus.LZat @arna ;eaktifL.&3 April '&2. http://boroshblogspot!om/"0#$/0"/'at(warna(reakti)(smk(tekstil( te*ma!ohtml encelupan kapas dengan zat warna reaktif dinginL.&2 April '&2. http://wwws!ribd!om/do!/8+#,+-+,/Proses(Pen!elupan(Kapas(.engan(at( arna(1eakti)(.ingin2s!ribd =eori dasar zat warna reaktifL.&2 April '&2. http://wwws!ribd!om/do!/+,+-+-0"/Teori(.asar(w(1eakti)(.ingin2s!ribd